+ All Categories

Aplikom

Date post: 08-Jan-2017
Category:
Upload: fauziyah-nustyani
View: 31 times
Download: 2 times
Share this document with a friend
81
HEC-RAS
Transcript
Page 1: Aplikom

HEC-RAS

Page 2: Aplikom

Anzilirrohmah Litsaniyah 135060400111017

Fauziyah Nustyani 135060400111036Favia Veroni 135060400111042Puspita Mandasari 135060401111020

Maya Artati Kirana 135060401111052Masfufatut Thohuroh135060407111023

Page 3: Aplikom

Definisi

Fungsi Hec-Ras

Cara Pengoperasian Hec-Ras

Contoh soal dan Pembahasan

Page 4: Aplikom

DEFINISI

Hec-Ras adalah program komputer yang memodelkan sistem hidrolik aliran air melalui sungai-sungai alami dan saluran lain.

Namun, program ini satu-dimensi, yang berarti bahwa tidak ada pemodelan hidrolik yang langsung berpengaruh pada

perubahan bentuk penampang, tikungan, dan dua-dan aspek tiga dimensi aliran.

Page 5: Aplikom

FUNGSI

Page 6: Aplikom

Cara Pengoperasian HEC-RAS

Page 7: Aplikom

Pengoperasian HEC-RAS

Page 8: Aplikom

Pembuatan File Project

• pilih menu File – New Project

•Klik tombol Default Project Folder di kanan atas, klik tombol Create Folder … di sisi bawah layar, dan tuliskan nama folder

•Tuliskan judul project “ “. pada tempat yang telah disediakan di bawah Title. Perhatikan nama file project yang dituliskan secara automatis oleh HEC-RAS di bawah File Name “”

• Klik tombol OK pada layar konfirmasi tersebut.

Page 9: Aplikom

Pembuatan File Project

Layar pembuatan project baru

Page 10: Aplikom

Peniruan Geometri Saluran Alur Saluran

• Aktifkan layar editor data geometri dengan memilih menu Edit | Geometric Data … atau mengklik tombol Edit/Enter geometric data.

Layar editor data geometri

Page 11: Aplikom

Peniruan Geometri Saluran

• Pada layar yang muncul, isikan “Sederhana” sebagai nama River dan “Grafika” sebagai nama Reach. Klik tombol OK.\

• Setelah langkah di atas, pada layar editor data geometri tampak sebuah denah alur saluran (“Sederhana”) yang memiliki satu ruas (“Grafika”). Sisipkan peta situasi alur saluran dengan mengklik tombol Add/Edit background pictures for the schematic.

Page 12: Aplikom

Peniruan Geometri Saluran

Skema Saluran Sederhana ruas Grafika

Page 13: Aplikom

Peniruan Geometri Saluran Tampang Lintang

• Aktifkan layar editor tampang lintang dengan mengklik tombol Cross Section (ikon ke-2 dari atas pada papan tombol kiri).

• Tuliskan data tampang lintang (cross section), urut dari tampang di ujung hilir sampai ke ujung hulu. Untuk menuliskan data tampang lintang, pilih menu Options | Add a new Cross Section …, tuliskan nomor tampang lintang “0”.

• Pada isian Description, isikan keterangan mengenai tampang lintang (River Sta), yaitu “Batas hilir ruas Grafika Sta 0 m”.

• Tuliskan koordinat titik-titik tampang lintang, urut dari titik paling kiri ke kanan; Station adalah jarak titik diukur dari kiri dan Elevation adalah elevasi titik. Untuk River Sta “0”, data koordinat (Station,Elevation) adalah sebagai berikut: (0,2), (2,0), (4,0), (6,2).

Page 14: Aplikom

Peniruan Geometri Saluran

Layar editor tampang lintang setelah langkah pemberian nama dan deskripsi tampang lintang River Sta 0

Page 15: Aplikom

Peniruan Geometri Saluran • Data selanjutnya adalah jarak tampang “0” ke tampang tetangga di sisi hilir (Downstream Reach Lengths), yaitu jarak antar bantaran kiri (left overbank, LOB), jarak antar alur utama (main channel, Channel), dan jarak antar bantaran kanan (right overbank, ROB).

• Nilai koefisien kekasaran dasar, Manning’s n Values, adalah 0.02 untuk semua bagian tampang: LOB, Channel, dan ROB karena tampang lintang saluran merupakan tampang tunggal, bukan tampang majemuk.

• Isian selanjutnya, Main Channel Bank Stations

• Data Cont\Exp Coefficients dibiarkan sesuai dengan nilai default yang ada di dalam HEC-RAS

Page 16: Aplikom

Peniruan Geometri Saluran

• Klik tombol Apply Data untuk menyimpan data ke dalam HEC-RAS.

• Untuk menuliskan data tampang yang kedua di ujung hulu ruas Grafika, pilih Options | Copy Current Cross Section … dan isikan “1000” sebagai identifikasi/nomenklatur River Sta.

Page 17: Aplikom

Peniruan Geometri Saluran

Tampang lintang pada River Sta 0

Page 18: Aplikom

Peniruan Geometri Saluran Pada layar yang muncul (Gambar 10), isikan “Sederhana” sebagai nama River dan “Grafika” sebagai nama Reach. Klik tombol OK.

Peniruan Geometri Saluran • Pada isian Description, isikan keterangan mengenai tampang lintang (River Sta), yaitu “Batas hulu ruas Grafika Sta 1000 m”.

• Isikan jarak tampang River Sta “1000” ke tampang di sebelah hilirnya (Downstream Reach Lengths).

• Isian Manning’s n Values, Main Channel Bank Stations, serta Cont\Exp Coefficients tidak perlu diubah.

• Klik tombol Apply Data.

• Pilih menu Exit | Exit Cross Section Editor untuk kembali ke layar editor data geometri.

• . Untuk menampakkan seluruh tampang lintang, perbesar layar dengan memilih menu View | Set Schematic Plot Extent …. Isikan nilai “1.2” dan “-0.2” berturut-turut pada Top Extent dan Bottom Extent.Klik OK

Page 19: Aplikom

Peniruan Geometri Saluran Pada layar yang muncul (Gambar 10), isikan “Sederhana” sebagai nama River dan “Grafika” sebagai nama Reach. Klik tombol OK.

Peniruan Geometri Saluran • Apabila layar terlalu besar, aturlah ukuran layar pilih menu View | Zoom In, tarik (drag) kursor mengelilingi alur sungai.

Layar pengaturan schematic plot extent pada editor data geometri

Page 20: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas)

• Aktifkan layar editor data aliran permanen dengan memilih menu Edit | Steady Flow Data … atau mengklik tombol Edit/Enter steady flow data

• Isikan besaran debit di batas hulu (RS 1000) “4” pada PF1 dan “6” pada PF2

• Klik tombol Reach Boundary Conditions …. Dengan posisi kursor pada Downstream, klik tombol Known W.S.

Page 21: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas)

Layar editor data aliran permanen untuk pengaturan syarat batas hulu

Page 22: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas)

Layar editor data aliran permanen untuk pengaturan syarat batas hilir

Page 23: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas)• Klik tombol Apply Data

• Isikan pada Title “Debit aliran 4 dan 6 m3/s” sebagai judul data aliran permanen.

Layar utama HEC-RAS setelah data aliran permanen selesai dituliskan

Page 24: Aplikom

Hitungan Hidraulika

• Aktifkan layar hitungan aliran permanen dengan memilih menu Run | Steady Flow Analysis

• Buat file Plan baru dengan memilih menu File | New Plan dan isikan pada Title “Hitungan profil aliran permanen” sebagai judul plan.

• Isikan “S01” pada layar yang muncul, yang meminta short plan identifier.

Page 25: Aplikom

Hitungan Hidraulika

Layar hitungan aliran permanen

Page 26: Aplikom

Hitungan Hidraulika

• Aktifkan modul hitungan hidraulika dengan mengklik tombol Compute.

• Tutup layar hitungan dengan mengklik tombol Close

Layar hitungan hidraulika setelah hitungan profil PF1 dan PF2 selesai

Page 27: Aplikom

Hitungan Hidraulika

Layar utama HEC-RAS setelah hitungan profil aliran permanen selesai

Page 28: Aplikom

Presentasi Hasil Hitungan PRESENTASI HASIL HITUNGAN DI SEBUAH TAMPANG LINTANG

• Pilih menu View | Cross-Sections

Profil muka air hasil hitungan di salah satu tampang lintang

Page 29: Aplikom

Presentasi Hasil Hitungan

• Pada layar Cross Section, pilihRiver Sta.

• Grafik disisipkan ke dalam dokumen MSWord melalui perintah Edit | Paste.

Page 30: Aplikom

Presentasi Hasil Hitungan

• Pilih menu View | Water Surface Profiles

• Kontrol terhadap tampilan grafik profil muka air dapat diatur melalui menu Options.

PRESENTASI HASIL HITUNGAN PROFIL MUKA AIR DI SEPANJANG ALUR

Profil muka air hasil hitungan di sepanjang alur

Page 31: Aplikom

Presentasi Hasil Hitungan

• Pilih menu View | General Profile Plot

• Selain profil kecepatan aliran, pemakai dapat menampilkan profil debit aliran, luas tampang aliran, dan berbagai parameter lain dengan memilihnya melalui menu Standard Plots.

PRESENTASI HASIL HITUNGAN PROFIL PROFIL VARIABEL ALIRAN DI SEPANJANG ALUR

Page 32: Aplikom

Presentasi Hasil Hitungan

PRESENTASI HASIL HITUNGAN PROFIL PROFIL VARIABEL ALIRAN DI SEPANJANG ALUR

Profil kecepatan aliran hasil hitungan di sepanjang alur

Page 33: Aplikom

Presentasi Hasil Hitungan

PRESENTASI HASIL HITUNGAN DALAM BENTUK TABEL

• Pilih menu View | Detailed Output Tables

• Tabel dapat direkam ke dalam clipboard dengan memilih menu File | Copy to Clipboard (Data and Headings), untuk kemudian dapat disisipkan ke dalam program aplikasi lain.

• Tabel hasil hitungan ditampilkan dengan memilih menu View | Profile Summary Table

Page 34: Aplikom

Presentasi Hasil Hitungan

PRESENTASI HASIL HITUNGAN DALAM BENTUK TABEL

Tabel hasil hitungan di sebuah tampang lintang

Page 35: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

• Aktifkan layar editor dengan memilih menu Edit | Unsteady Flow Data

• Klik tombol Flow Hydrograph sebagai pilihan boundary condition type pada RS 1000.

• klik tombol Interpolate Missing Values, Untuk mengisi koordinat hidrograf debit yang masih kosong.

Page 36: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

Layar editor data hidrograf debit pada untuk pengaturan syarat batas hulu (gambar kiri) dan plot hidrograf debit (gambar kanan)

Page 37: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

• Klik tombol OK untuk menutup layar editor hidrograf debit dan kembali ke layar editor data aliran tak permanen.

Layar editor data aliran tak permanen setelah pengisian data hidrograf debit sebagai syarat batas hulu di RS 1000

Page 38: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

• Bawa kursor ke kotak di kanan RS 0 dan klik kotak tersebut.

• Klik tombol Stage Hydrograph sebagai syarat batas hilir di RS 0.

• Klik tombol Interpolate Missing Values untuk mengisi koordinat hidrograf muka air yang masih kosong.

Page 39: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

Layar editor data hidrograf muka air pada untuk pengaturan syarat batas hilir (gambar kiri) dan plot hidrograf muka air

(gambar kanan)

Page 40: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

Layar editor data hidrograf muka air pada untuk pengaturan syarat batas hilir (gambar kiri) dan plot

hidrograf muka air (gambar kanan)

Page 41: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

• Klik tombol Initial Conditions untuk mengaktifkan layar editor pengaturan syarat awal.

• Klik tombol Apply Data

Page 42: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)• Simpan data aliran tak permanen dengan memilih menu File | Save Unsteady Flow Data.

Layar editor data aliran tak permanen setelah pengisian data debit awal di RS 1000 sebagai syarat awal

Page 43: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

Layar utama HEC-RAS setelah data aliran tak permanen selesai dituliskan

Page 44: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

• Simpan data yang telah ada (syarat batas pertama) ke dalam file yang berbeda dengan memilih menu File | Save Unsteady Flow Data As

Penyimpanan data aliran tak permanen “Sederhana.u01” ke dalam file “Sederhana.u02” dengan mengubah judul data

Page 45: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

• Tuliskan koordinat hidrograf debit (t,Q) yang baru: (0,6) dan (12,6) dengan menuliskan angka “6” pada baris jam ke-0 dan ke-12. Klik tombol Interpolate Missing Values untuk mengisi nilai-nilai debit yang lain.

• Klik pada kotak di bawah Boundary Condition Type dan di kanan RS 0 yang bertuliskan Stage Hydrograph

• Aktifkan layar editor pengaturan syarat awal dengan mengklik tombol Initial Conditions.

• Klik tombol Apply Data dan simpan data ke dalam disk dengan memilih menu File | Save Unsteady Flow Data.

Page 46: Aplikom

Peniruan Hidraulika (syarat batas dan awal)

Hidrograf debit di batas hulu untuk syarat batas (kiri)dan hidrograf muka air di batas hilir untuk syarat batas (kanan)

Page 47: Aplikom

Hitungan Hidraulika• Aktifkan layar hitungan aliran tak permanen dengan memilih menu Run | Unsteady Flow Analysis

• Pada Unsteady Flow File, pilih syarat batas yang pertama, yaitu “Hidrograf debit dan muka air konstan”.

• Klik pada tiga kotak pilihan Programs to Run, yaitu Geometry Preprocessor, Unsteady Flow Simulation, dan Post Processor.

• Pada kelompok Simulation Time Window, tuliskan tanggal dan pukul awal dan akhir simulasi.

• Pada kelompok Computation Setting, pilih “15 Minutes” sebagai selang waktu hitungan.

• Simpan data hitungan ke dalam file plan dengan memilih menu File | Save Plan As

Page 48: Aplikom

Hitungan Hidraulika• Aktifkan modul hitungan hidraulika aliran tak permanen dengan mengklik tombol Compute.

Layar penyimpanan file plan

Page 49: Aplikom

Hitungan Hidraulika

Layar permintaan identitas file plan Layar editor hitungan aliran tak permanen

Page 50: Aplikom

Hitungan Hidraulika

Layar hitungan aliran tak permanen setelah hitungan plan “Sederhana.p02” selesai

Page 51: Aplikom

Hitungan Hidraulika• Tutup layar hitungan HEC-RAS Finished Computations dengan mengklik tombol Close

• Tutup pula layar Unsteady Flow Analysis dengan memilih menu File | Exit

Layar utama HEC-RAS setelah hitungan aliran tak permanen selesai

Page 52: Aplikom

Contoh Soal dan Penyelesaian Mengitung Kedalaman Bridge Scour

menggunakan aplikasi HEC-RAS

Page 53: Aplikom

SoalKedalaman bridge scour dihitung dengan debit 500 m3/s di S. Tirtaraya reach Hulu dan 110 m3/s di S. Tirtagiri reach Gunung.

Page 54: Aplikom

Penyelesaian• Buat simulation plan baru untuk keperluan hitungan

kedalaman bridge sccour ini.

1. Aktifkan layar Steady Flow Analysis. Pilih “Jembatan” pada pilihan Geometry File.

2. Aktifkan layar editor Steady Flow Data. Masukkan data debit pada setiap batas hulu reach seperti tampak pada Gambar 1. Simpan file data aliran permanen (steady flow data) yang baru dibuat ini ke dalam file dengan judul “Gerusan lokal di pilar jembatan”.

1. Definisikan syarat batas hilir di setiap reach dengan mengklik tombol Reach Boundary Conditions… yang ada pada layar editor Steady Flow Data. Pilih Rating Curve sebagai batas hilir S. Tirtaraya reach Hilir dan S. Tirtabaru reach Kanal Banjir. Masukkan angka-angka koordinat rating curve seperti tampak pada Gambar 2.

Page 55: Aplikom

4. Kembali ke layar Steady Flow Analysis dan tambahkan kalimat seperlunya di bagian Plan Description. Simpan file Plan dengan judul “Gerusan lokal di sekitar pilar jembatan” dan ShortID “BridgeScour” (lihat Gambar 3).

Gambar 1: Syarat batas debit aliran di batas hulu setiap reach

Page 56: Aplikom

Gambar 2: Syarat batas rating curve di batas hilir S. Tirtaraya reach Hilir dan S. Tirtabaru reach Kanal Banjir

Page 57: Aplikom

Gambar 3: Layar Steady Flow Analysis pada simulasi bridge scour

Page 58: Aplikom

Flow OptimizationSyarat batas debit di hulu reach Tirtaraya Hilir adalah 366 m3/s dan di

Kanal Banjir adalah 244 m3/s. Angka ini adalah perkiraan, mengingat distribusi debit di Junction Gelang tidak diketahui. Ini berbeda dengan debit di batas hulu Tirtaraya Tengah karena Junction Tanggi merupakan pertemuan (confluence) dua anak sungai. Debit di Tirtaraya Tengah merupakan jumlah debit dari Tirtaraya Hulu dan Tirtagiri Gunung. Junction Gelang merupakan percabangan (bifurcation). Di Junction Gelang, aliran dari Tirtaraya Tengah sebagian mengalir ke Tirtaraya Hilir dan sebagian yang lain mengalir ke Tirtabaru Kanal Banjir. HEC-RAS menyediakan opsi Flow Optimizations untuk menghitung distribusi debit di tempat seperti Junction Gelang tersebut.

Page 59: Aplikom

Pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow Optimizations … dan klik pada Junction Gelang seperti tampak pada Gambar 4.

Gambar 4: Opsi flow optimization dalam hitungan debit di Juntion Gelang

Page 60: Aplikom

Dengan pengaktifan opsi ini, maka HEC-RAS akan melakukan hitungan debit di Junction Gelang secara iteratif. HEC-RAS akan menghitung distribusi debit ke Tirtaraya Hilir dan Tirtabaru Kanal Banjir sedemikian hingga tinggi energi tepat di hilir junction, yang diperoleh dari Tirtaraya Hilir dan Tirtabaru Kanal Banjir, akan sama atau selisih keduanya lebih kecil daripada nilai toleransi (default 0.02 ft).

Page 61: Aplikom

Flow DistributionSalah satu langkah penting yang harus dilakukan dalam simulasi aliran untuk menghitung kedalaman bridge scour adalah pengaktifan opsi Flow Distribution Location. Bridge scour analysis memerlukan informasi distribusi aliran di 3 tampang lintang (cross section), yaitu di tampang lintang jembatan, tampang lintang persis di hulu jembatan, dan tampang lintang di approach flow. Di Bab 3 ketiga tampang lintang ini dinamai cross section jembatan, cross section nomor 3, dan cross section nomor 4. Agar HEC-RAS menghitung distribusi aliran di suatu tampang, maka tampang lintang tersebut dibagi menjadi beberapa pias.

Page 62: Aplikom

Pada layar Steady Flow Analysis, pilih menu Options | Flow Distribution Locations … Pilih River Sungai Tirtaraya, Reach Hulu. Pilih Upstream RS 5920 dan Downstream RS 5875 (lihat Gambar 5). Pilihan ini akan menetapkan cross section nomor 5920, 5905, 5900, 5890, dan 5875 sebagai tampang lintang yang akan dihitung distribusi alirannya. HEC-RAS sebenarnya hanya memerlukan distribusi aliran di cross section 5920, 5905, dan 5900, namun tidak ada salahnya untuk melakukannya pula pada tampang lintang di hilir jembatan, yaitu cross section 5890 dan 5875. Bahkan, dapat pula dilakukan pada semua cross section. Gambar 5 menunjukkan cross section 5890 sampai 5875 dibagi menjadi 31 pias, yaitu masing-masing 7 pias di left dan right overbank, serta 17 pias di main channel. Klik tombol Set Selected Range untuk mengeksekusi pembagian cross section tersebut. Apabila ingin mengubah jumlah pias, jangan lupa untuk mengklik tombol Clear All sebelum melakukan perubahan.

Page 63: Aplikom

Jumlah pias (SubSections) di left overbank, main channel, right overbank ditentukan dengan memperhatikan bentuk tampang lintang dan pola aliran di sungai tersebut. Jumlah pias maximum dalam satu cross section adalah 45. Satu langkah yang baik dalam melakukan hitungan bridge scour adalah dengan melakukan semacam sensitivity analysis jumlah pembagian pias. Yang dicari adalah jumlah pias sedemikian hingga kedalaman bridge scour tidak berubah terhadap perubahan jumlah pias.

Page 64: Aplikom

Gambar 5: Jumlah pias untuk hitungan distribusi aliran di cross section sekitar jembatan

Page 65: Aplikom

Flow ComputationSetelah opsi Flow Distribution Location diaktifkan dan jumlah pias di cross section sekitar jembatan ditetapkan, lakukan hitungan aliran dengan mengklik tombol Compute. Jangan lupa untuk menyimpan file Plan terlebih dulu melalui menu File | Save Plan. Setelah hitungan aliran selesai, baru hitungan kedalaman bridge scour dapat dilakukan.

Page 66: Aplikom

Kedalaman Bridge Scour• Hitungan kedalaman bridge scour dilakukan melalui menu Run | Hydraulic

Design Functions … atau dengan mengklik papan tombol ke-13 dari kiri pada layar utama HEC-RAS. Apabila layar belum menunjukkan Hydraulic Design | Bridge Scour, pilih menu Type | Bridge Scour ….

• Pada layar Bridge Scour, pilih River Sungai Tirtaraya dan Reach Hulu. Layar seharusnya sudah menunjukkan Profile PF 1 dan River Sta. 5900 BR. Apabila belum, atur hingga menunjukkan Profile PF 1 dan River Sta. 5900 BR.

• HEC-RAS menyediakan 3 pilihan hitungan scour, yaitu Contraction, Pier, dan Abutment.

Page 67: Aplikom

Contraction Scour• Data yang dibutuhkan untuk menghitung contraction scour

hampir semua telah secara automatis diambil sendiri oleh HEC-RAS dari output hasil hitungan aliran di 3 cross section, yaitu di jembatan, di hulu jembatan, dan di approach flow. Data yang diinputkan oleh pengguna adalah d50 dalam satuan milimeter dan koefisien K1 (lihat Gambar 6).

Page 68: Aplikom

Gambar 6: Layar editor data hitungan contraction scour

Page 69: Aplikom

• Dalam contoh ini, diameter sedimen d50 adalah 2.1 mm, baik di left overbank, main channel, maupun right overbank. Nilai K1 dihitung oleh HEC-RAS berdasarkan nilai temperatur air yang diinputkan oleh pengguna. Klik tombol K1 … dan tuliskan 26 pada isian data Water Temp (C). HEC-RAS menghitung K1 bernilai 0.640.

• HEC-RAS menghitung contraction scour dengan persamaan Laursen versi clear-water scour atau Laursen versi live-bed scour. Pengguna dapat memilih salah satu dari kedua versi persamaan tersebut, namun sebaiknya pilihan diserahkan kepada HEC-RAS. Biarkan pilihan Equation pada posisi Default.

• Contraction scour dapat dihitung dengan mengklik tombol Compute sekarang atau setelah penginputan data untuk hitungan pier scour dan abutment scour selesai dilakukan. Saat tombol Compute diklik, HEC-RAS melakukan hitungan contraction, pier, dan abutment scour. Oleh karena itu, di sini input data untuk ketiga hitungan scour akan diselesaikan lebih dulu, baru dilakukan hitungannya.

Page 70: Aplikom

Pier Scour• HEC-RAS menghitung pier scour dengan persamaan CSU

(California State University) atau Froehlich. Dalam contoh ini, pier scour dihitung dengan persamaan CSU (lihat Gambar 7).

• Data yang diinputkan oleh pengguna ada 4 jenis, yaitu bentuk pilar, sudut datang aliran menuju ke pilar (Angle), bentuk dasar sungai (K3), dan diameter sedimen (D95).

• Bentuk pilar (Shape) adalah round nose. Sudut datang aliran menuju pilar (Angle) 0, bentuk dasar sungai adalah plane bed and antidune, dan diameter sedimend95 adalah 56.7 mm.

Page 71: Aplikom

Gambar 7: Layar editor data hitungan pier scour

Page 72: Aplikom

Abutment Scour• HEC-RAS menghitung abutment scour di pangkal jembatan kiri

dan kanan secara terpisah. HEC-RAS memakai persamaan HIRE atau Froehlich untuk menghitung abutment scour. Pengguna dapat memilih persamaan yang dipakai untuk menghitung abutment scour atau menyerahkan pemilihannya kepada HEC-RAS dengan menginputkan Default pada isian Equation (lihat Gambar 8).

Page 73: Aplikom

• Gambar 8: Layar editor data hitungan abutment scour

Page 74: Aplikom

• Pengguna memasukkan data jenis pangkal jembatan dengan memilih salah satu dari 3 jenis, yaitu vertical abutment, vertical abutment with wing walls, atau spill-through abutment. Selain itu, pengguna memasukkan sudut pangkal jembatan terhadap arah aliran sebagai data Skew dalam satuan derajat. Skew 90 jika pangkal jembatan menjorok ke dalam sungai tegak lurus arah aliran, < 90 apabila pangkal jembatan menjorok miring ke arah hilir, dan > 90 apabila pangkal jembatan menjorok miring ke arah hulu.Total Bridge Scour.

Page 75: Aplikom

Total Bridge ScourSetelah semua data contraction, pier, dan abutment diinputkan, hitungan

kedalaman scour di masing-masing bagian (contraction scour, scour di setiap pier, dan scour di kiri dan kanan abutment) dilakukan dengan mengklik tombol Computer.

Kedalaman scour adalah kombinasi dari setiap bagian.Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah

kedalaman scour di setiap pilar (pier scour).Kedalaman scour akibat penyempitan alur (contraction scour) ditambah dengan

kedalaman scour di setiap pangkal jembatan (pangkal jembatan kiri dan pangkal jembatan kanan).

Hasil hitungan bridge scour disajikan dalam bentuk grafis (Gambar 9) dan resume atau ringkasan (Gambar 10).

Page 76: Aplikom

Gambar 9: Presentasi grafis hasil hitungan bridge scour

Page 77: Aplikom

Gambar 10: Resume hasil hitungan bridge scour

Page 78: Aplikom

Tabel di bawah ini merangkum hasil hitungan bridge scour di atas.

Tabel 1: Estimasi kedalaman bridge scour

Scour (m) Abutment kiri Pilar #1 Pilar #2Abutment kanan

Contraction 0.30 0.18 0.18 0.30

Abutment/pier 2.60 1.35 1.35 2.60Total 2.90 1.53 1.53 2.90

Page 79: Aplikom

Hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour di semua pier sama. Hal ini disebabkan paramater aliran di setiap pier, yang diperoleh dari distribusi aliran (Flow Distribution Location) di setiap pilar adalah sama. Kedalaman scour di setiap pier tidak selalu sama, bergantung pada parameter aliran di setiap pier. Itulah sebabnya, opsi Flow Distribution Location pada simulasi steady flow analysis harus diaktfikan untuk menghitung parameter aliran di setiap pias.

Page 80: Aplikom

Demikian pula, hasil hitungan pada contoh di sini menunjukkan kedalaman scour di pangkal jembatan kiri dan kanan adalah sama. Ini disebabkan geometri pangkal jembatan kiri dan kanan (data abutment) adalah sama dan, kebetulan, parameter aliran di pias pangkal jembatan kiri dan kanan juga sama. Inilah satu alasan lagi untuk mengaktifkan opsi Flow Distribution Location pada simulasi steady flow analysis.

Page 81: Aplikom

Recommended