TUGAS AKHIR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KETIDAKLULUSAN OWL
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari
Durmstrang Institute and Persona
DISUSUN OLEH
Lee Mijoo
@Ieemijuliet
B6730
DURMSTRANG INSTITUTE AND PERSONA
WYNEGARD
2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis senantiasa dapat menyelesaikan
tugas akhir yang berupa karya ilmiah dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KETIDAKLULUSAN OWL”, dimana tugas akhir yang dipaparkan
penulis merupakan bentuk wajib yang ditugaskan kepada siswa/siswi grade 6 Durmstrang
Institute and Persona.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan saran, dorongan, serta
bimbingan dari berbagai pihak baik teman maupun kerabat penulis. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Erald Sensei selaku kepala sekolah Durmstrang Institute dan Persona, serta
pembimbing tugas akhir.
2. Uta Sensei dan Matt Sensei selaku Headmaster Dracheseith.
3. Yu Sensei selaku koordinator Jurusan Persona User.
4. Para sensei yang sudah mengajar saya sejak grade 1 sampai grade 6 di Jurusan
Persona User.
5. Teman-teman di jurusan Persona User.
6. Teman-teman di Dracheseith yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
7. Tristain family, Levi, Gaby, Hoya, dan Lynn.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini jauh dari sempurna, hal ini
dikarenakan keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak. Semoga karya ilmiah ini dapat menjadi masukan dan dapat
mengurangi tingkat ketidaklulusan siswa saat OWL.
Wynegard, November 2016
Lee Mijoo
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah ..........................................................................................1
1.4 Tujuan Penelitian ..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................2
2.1 Metode Penelitian…..........................................................................................2
2.2 Hasil dan Pembahasan Penelitian......................................................................2
2.2.1 Hasil.......................................................................................................2
2.2.2 Pembahasan............................................................................................5
BAB III PENUTUP .................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................7
3.2 Saran .......................................................................................................................7
LAMPIRAN .............................................................................................................................9
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ujian merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan
belajar siswa. Pada umumnya ujian ini dilakukan untuk syarat menuju ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi maupun sebagai alat ukur kelulusan dari jenjang pendidikan
tertentu.
Sedangkan OWL atau Ordinary Wizarding Level merupakan ujian yang dilakukan
sebagai syarat kenaikan grade murid Durmstrang Institute and Persona. Pada ujian ini,
murid harus bisa mendapatkan nilai minimal “A” atau “Acceptable” untuk bisa naik ke
grade yang lebih tinggi.
Sejauh ini, jarang sekali terjadi kelulusan 100% untuk OWL. Hal ini membuat
penulis mengangkat tema ini sebagai bahasan dalam tugas akhir, dengan menyoroti
masalah-masalah yang dialami siswa baik sebelum maupun saat ujian yang bisa
menyebabkan ketidaklulusan sewaktu OWL.
1.2 Batasan Masalah
1. Teknis pelaksanaan OWL
2. Materi OWL
3. Waktu pengerjaan OWL
4. Nilai batas kelulusan OWL
4.1 Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab utama ketidaklulusan OWL?
2. Bagaimana tingkat pemahaman murid tentang sistem ujian?
3. Bagaimanakah kesesuaian soal ujian dan materi yang diajarkan saat kelas?
4.2 Tujuan Penelitian
1. Mengatahui penyebab utama tidaklulusnya peserta OWL.
2. Mengetahui tingkat pemahaman murid tentang sistem ujian.
3. Mengetahui kesesuaian soal ujian dan materi yang diajarkan saat kelas.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Metode Peneilitan
Metode penelitian berupa survey yaitu dengan menyebarkan angket pada 23 siswa
Durmstrang Institute Persona yang sudah pernah melakukan OWL, baik lulus maupun
tidak. Angket disebarkan secara acak kepada siswa di semua asrama, grade, dan jurusan.
2.2 Hasil dan Pembahasan Penelitian
2.2.1 Hasil
Setelah dilakukan penyebaran angket ke berbagai asrama dan jurusan secara acak,
didapatkan total 23 responden dari ketiga jurusan dan asrama. Dari total 23 responden
tersebut, 6 orang atau 30,4% diantaranya pernah gagal dalam OWL. Hal ini ditunjukkan
pada diagram di bawah ini.
Gambar 1. Diagram presentase siswa yang pernah gagal dalam OWL
Menurut pendapat mereka, yang menyebabkan kegagalan dalam OWL adalah
kurangnya waktu ujian. Hal ini terlihat pada diagram, 43.5% atau 10 orang menjawab
bahwa waktu ujian yang masih kurang. Sedangkan 8 orang lainnya atau 34.8%
menjawab bahwa materi ujian terlalu sulit. Dan sisanya, 5 orang atau 21.7% menjawab
bahwa kurang memahami peraturan adalah penyebab utamanya.
2
Gambar 2. Diagram penyebab utama ketidaklulusan dalam OWL
Dari keseluruhan responden, hanya ada 1 orang yang mengutarakan bahwa sistem
OWL saat ini agak membingungkan. Sedangkan 22 orang lainnya atau 95,7% dari
keseluruhan responden menyatakan bahwa sistem OWL saat ini sudah cukup mudah untuk
dilakukan.
Gambar 3. Diagram pendapat responden mengenai sistem OWL yang ada
Keseluruhan responden mengutarakan presentase pemahaman siswa terhadap peraturan
ujian adalah 50-100 %. Hal ini ditunjukkan oleh diagram di bawah ini. Ini juga dapat berarti
bahwa peraturan ujian tidak sulit untuk dimengerti.
Gambar 4. Diagram presentase pemahaman siswa terhadap peraturan OWL
3
17 orang responden menganggap bahwa waktu ujian saat ini kurang lama bagi mereka
untuk bisa mengerjakan soal secara maksimal. Sedangkan 6 orang lainnya menganggap
waktu yang diberikan sudah cukup untuk mengerjakan soal.
4
Gambar 5. Diagram pendapat responden mengenai waktu mengerjakan soal
Sedangkan mayoritas pendapat responden mengenai batas tuntas nilai ujian saat ini
menyatakan bahwa batas tuntas sudah cukup. Hal ini diutarakan oleh 78,3% atau 18 orang
repsonden. 21,7% atau 5 orang lainnya menyatakan bahwa batas tuntas saat ini masih terlalu
tinggi.
Gambar 6. Diagram pendapat responden mengenai waktu mengerjakan soal
Dan yang terakhir mengenai soal ujian, 82,6% responden atau 19 orang mengutarakan
bahwa antara soal ujian dan materi yang diajarkan oleh staff pengajar sudah sesuai. Tetapi
sisanya, 4 orang atau 17,4% menganggap materinya masih kurang sesuai.
Gambar 7. Diagram pendapat responden mengenai kesesuaian soal ujian
2.2.2 Pembahasan
5
Dari hasil survey yang didapat, 10 dari 23 orang responden berpendapat bahwa waktu
mengerjakan yang kurang lama. Peserta ujian tidak bisa maksimal dalam mengerjakan soal
dan menyebabkan beberapa dari mereka mendapat nilai yang tidak memenuhi syarat untuk
lulus OWL, terutama pada siswa G1 yang harus mengerjakan 15 soal dalam 20 menit berarti
rata-rata waktu mengerjakan tiap soalnya tidak sampai 2 menit dan bila siswa selesai
mengerjakannya mendekati habisnya waktu yang diberikan, mereka tidak bisa mengecek
ulang jawaban mereka. Belum lagi bila koneksi internet peserta ujian tidak terlalu bagus
sehingga membutuhkan waktu yang agak lama untuk membuka soal ujian maupun mengirim
jawaban. Ada beberapa saran dari responden antara lain seperti, untuk grade awal diberi
tambahkan waktu mengerjakan sekitar 5 menit di luar dari toleransi waktu 5 menit yang
sudah ada.
8 dari 10 orang responden mengutarakan bahwa soal ujian, terutama soal hitungan yang
terlalu sulit merupakan salah satu penyebab utama kegagalan dalam OWL. Antara soal
hitungan dan waktu mengerjakan memiliki hubungan erat. Kita membutuhkan konsentrasi
yang tinggi saat mengerjakan soal hitungan dan bila waktu yang diberikan tidak benar-benar
longgar, dapat membuat panik dan tidak bisa berkonsentrasi maksimal. Selain itu adanya soal
yang berhubungan dengan materi bulan sebelumnya juga membuat panik peserta ujian,
karena rata-rata peserta ujian hanya mempersiapkan diri untuk menghadapi soal dari materi
bulan itu saja. Hal ini bisa diantisipasi dengan memberikan kisi-kisi sebelum ujian bila
memang ada soal dari materi bulan lalu dan membuat soal hitungan agar jangan terlalu rumit
sehingga membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikannya.
Sedangkan untuk masalah kurangnya memahami peraturan OWL menurut penelitian
saya, pada umumnya terjadi pada newbie yang baru pertama kali melakukan OWL. Hal ini
terlihat sepele, tetapi pemahaman peraturan OWL sangatlah penting mengingat ada beberapa
peraturan yang bila dilanggar dapat menyebabkan kegagalan dalam OWL. Untuk masalah ini,
responden memberi saran agar pengawas ujian mengingatkan peserta untuk membaca
peraturan ujian terlebih dahulu sebelum mengerjakan, walau dengan begitu akan banyak
memakan waktu ujian. Solusi ini juga cenderung agak merepotkan pengawas ujian yang
bertugas.
6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyebab utama tidaklulusnya peserta OWL antara lain waktu mengerjakan yang
kurang, materi yang terlalu sulit, dan kurang memahami peraturan bagi para newbie. Dari
penelitian penulis bisa diambil kesimpulan bahwa waktu pengerjaan berkaitan erat
dengan beberapa hal antara lain, koneksi internet yang kurang bagus, dan juga materi.
Adanya soal dengan materi dari bulan yang sebelumnya dan soal hitungan yang terlalu
rumit membuat peserta ujian membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjawab
soal.
Tingkat pemahaman murid tentang sistem ujian sudah cukup baik, namun untuk
para newbie memang sebaiknya diadakan sosialisasi mengenai peraturan ujian dari para
senior, bisa dari asrama maupun jurusan atau bila keduanya melakukan sosialisasi maka
lebih baik. Hal ini untuk mengantisipasi bila newbie tidak memiliki inisiatif untuk
mencari tahu mengenai peraturan. Walau terlihat sepele tetapi kurang pemahaman
peraturan dapat mengakibatkan kesalahan yang fatal.
3.2 Saran
Saran dari penulis mengenai permasalahan yang ada baiknya bila peserta ujian baik
yang baru pernah melakukan ujian atau yang sudah pernah ujian sebelumnya untuk
mempersiapkan diri sebaik mungkin mulai dari memahami peraturan dan materi yang
telah diajarkan oleh staff pengajar. Siswa harus aktif bertanya bila masih ada yang tidak
dimengerti baik dari peraturan ataupun materinya. Dan dari pengalaman pribadi maupun
penelitian yang sudah saya lakukan, bila siswa benar-benar siap mengikuti ujian baik
dari segi mental maupun teknis, pasti ujian itu bisa dilewati dengan mudah. Sekolah juga
sudah menyelenggarakan 4 sesi ujian dan peserta bisa memilih sesi yang manapun
sekiranya dia bisa benar-benar siap melakukan ujian, jadi untuk mempersiapkan diri
pastinya bukan hal yang sulit.
7
Penulis juga setuju dengan saran dari responden mengenai memberikan kisi-kisi
ujian. Hal tersebut akan membantu siswa memahami materi ujian, menurut penulis bila
siswa bisa benar-benar mengusai materi, waktu yang ditentukan oleh panitia untuk
mengerjakan soal pasti cukup bahkan bisa lebih. Sedangkan untuk soal hitungan,
sebaiknya dibatasi agar tidak terlalu banyak karena menurut peelitian yang dilakukan
penulis, waktu mengerjakan soal tersita cukup banyak pada soal hitungan. Memastikan
bahwa koneksi internet peserta sudah stabil sebelum ujian juga penting, hal tersebut
dapat mengantisipasi habisnya waktu hanya untuk meload soal dan mengirim jawaban.
Peserta ujian bisa mencari alternatif seperti mengerjakan ujian di warnet bila memang
koneksi internetnya tidak memungkinkan.
Bagi para staff pengajar sebaiknya memberikan soal yang berhubungan dengan
materi bulan tersebut saja. Bila memang ada soal yang berhubungan dengan materi bulan
sebelumnya sebaiknya memberi kisi-kisi atau diatur sedemikian rupa agar siswa grade
awal terutama newbie tidak kebingungan karena mereka baru mengikuti kelas selama
satu bulan dan otomatis tidak mengetahui materi bulan-bulan sebelumnya.
8
LAMPIRAN
Hasil Survey 1
9
Hasil Survey 2
10
Hasil Survey 3
11
12
Hasil Survey 4
13
Hasil Survey 5
14
Hasil Survey 6
15
Hasil Survey 7
16
Hasil Survey 8
17
Hasil Survey 9
18
Hasil Survey 10
19
Hasil Survey 11
20
Hasil Survey 12
21
Hasil Survey 13
22
Hasil Survey 14
23
24
Hasil Survey 15
25
Hasil Survey 16
26
Hasil Survey 17
27
Hasil Survey 18
28
Hasil Survey 19
29
Hasil Survey 20
30
Hasil Survey 21
31
Hasil Survey 22
32
33
Hasil Survey 23
34