+ All Categories
Home > Documents > SUMBER DAM AIR - IPB University

SUMBER DAM AIR - IPB University

Date post: 01-Nov-2021
Category:
Upload: others
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
9
Kodefikasi Sistem lnformasi Geografis Sumber Daya Air SUMBER DAM AIR William M. Putuhena dan Ade Karma Puslitbang Sumber Daya Air, Balitbang PU; JI. Ir. H. Juanda No. 193, Bandung (40135) Telp. (022) 2500507,2501554, Fax (022) 2500163; e-mail: [email protected] Abstrak Sistem lnformasi Ceografis Sumber Daya Air (SIC - SDA) memberikan informasi berkaitan dengan SDA yang berbasis pulau, wilayah sungai dun DAS. Masing-masing basis seperti pulau, wilayah sungai otau daerah aliran sungai mengorganisasikan obyek-obyek yang berada d i dolomnyo berdasarkan lokasi- lokasi dari obyek tersebut dengan menggunakan SlG. Sistem ini menyimpan semua informasi deskriptif objek tersebut sebagai atribut -atribut dalam basisdata. Kemudian SIC membentuk dun menyimpannya dalam tabel-tabelyang relasional, sehingga, atribut -atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi obyek di peta dun sebaliknya, obyek d i peta juga dapat diakses rnelalui atribut-atributnya. SIC menyatukan sekumpulanobyeksejenis berikut atribut-atributnya dalam satu kesatuan yangdisebut layer. Kelompok sungai, bangunan/infrastruktur yang diklasifikasikan dalam jenis, batas-batas administrati$ tataguna lahan, daerah irigasi don lain-lain merupakan contoh-contoh layer. Kumpulan dari layer akan membentuk basisdata. Dengan demikian, perancangan basisdata merupakan ha1yang esensial dalam SlG. I. Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai banyak pulau yang tersebar mulai dari Sabang hingga Merauke. Penyebaran pulau tersebut menyebabkan perbedaan kondisi hidrologis dan potensi SDA yang berbeda - beda pula. Keanekaragaman karakteristik SDA tersebut perlu diinventarisasi agar dapat dilakukan perencanaan sistem pengelolaan SDA yang baik di masa mendatang. lnventarisasi tersebut dapat diwujudkan melalui Sistem lnformasi Pengelolaan DAS yang berbasis SIC. SIC-SDA terdiri atas komponen karakteristik dan infrastruktur SDA. Karakteristik SDA adalah komponen yang terdiri atas kondisi SDA baik hasil analisis maupun hasil survey di lapangan. Contoh dari karakteristik SDA tersebut diantaranya: peta jaringan sungai wadukdan danau berikut karakteristikdan potensi alirannya, peta cekungan airtanah, peta kekeringan, peta rawan banjir, dll. Sedangkan Infrastruktur SDA adalah komponen yang terdiri atas bangunan-bangunan pengelola SDA atau infrastruktur yang digunakan untuk rnengelola SDA, seperti: bendung, bendungan, pos hujan, pos klimatologi, pos debit, dan lainnya. Bagian dari komponen - komponen tersebut disatukan dalam satu peta yangdisebut layer. Masing-masing komponen tersebut juga perlu diberikan identitas yang spesifik agar dapat rnemudahkan pencarian data pada saat informasi suatu objek dibutuhkan. Objek disini dirnaksudkan sebagai setiap bentuk titiklgarislpoligon yang mewakili infrastruktur atau karakteristik dalam satu layer. Pemberian identitas tersebut dapat berupa pemberian kodefikasi pada setiap objek. Kodefikasi tersebut harus rnemuat aturan tertentu sehingga dapat secara umum hkalah Diskusi Kelompok 1 6 3
Transcript
Page 1: SUMBER DAM AIR - IPB University

Kodefikasi Sistem lnformasi Geografis Sumber Daya Air

SUMBER DAM AIR

William M. Putuhena dan Ade Karma Puslitbang Sumber Daya Air, Balitbang PU; JI. Ir. H. Juanda No. 193, Bandung (40135) Telp. (022) 2500507,2501554, Fax (022) 2500163; e-mail: [email protected]

Abstrak Sistem lnformasi Ceografis Sumber Daya Air (SIC-SDA) memberikan informasi berkaitan dengan SDA yang berbasis pulau, wilayah sungai dun DAS. Masing-masing basis seperti pulau, wilayah sungai otau daerah aliran sungai mengorganisasikan obyek-obyek yang berada d i dolomnyo berdasarkan lokasi- lokasi dari obyek tersebut dengan menggunakan SlG. Sistem ini menyimpan semua informasi deskriptif objek tersebut sebagai atribut-atribut dalam basisdata. Kemudian SIC membentuk dun menyimpannya dalam tabel-tabel yang relasional, sehingga, atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi obyek di peta dun sebaliknya, obyek d i peta juga dapat diakses rnelalui atribut-atributnya. SIC menyatukan sekumpulan obyeksejenis berikut atribut-atributnya dalam satu kesatuan yangdisebut layer. Kelompok sungai, bangunan/infrastruktur yang diklasifikasikan dalam jenis, batas-batas administrati$ tataguna lahan, daerah irigasi don lain-lain merupakan contoh-contoh layer. Kumpulan dari layer akan membentuk basisdata. Dengan demikian, perancangan basisdata merupakan ha1 yang esensial dalam SlG.

I. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai banyak pulau yang tersebar mulai dari Sabang hingga Merauke. Penyebaran pulau tersebut menyebabkan perbedaan kondisi hidrologis dan potensi SDA yang berbeda-beda pula. Keanekaragaman karakteristik SDA tersebut per lu diinventarisasi agar dapat dilakukan perencanaan sistem pengelolaan SDA yang baik d i masa mendatang. lnventarisasi tersebut dapat diwujudkan melalui Sistem lnformasi Pengelolaan DAS yang berbasis SIC.

SIC-SDA terdir i atas komponen karakteristik dan infrastruktur SDA. Karakteristik SDA adalah komponen yang terdir i atas kondisi SDA baik hasil analisis maupun hasil survey di lapangan. Contoh dari karakteristik SDA tersebut diantaranya: pe ta jaringan sungai wadukdan danau berikut karakterist ikdan potensi alirannya, pe ta cekungan airtanah, peta kekeringan, peta rawan banjir, dll. Sedangkan Infrastruktur SDA adalah komponen yang terdir i atas bangunan-bangunan pengelola SDA atau infrastruktur yang digunakan untuk rnengelola SDA, seperti: bendung, bendungan, pos hujan, pos klimatologi, pos debit, dan lainnya.

Bagian dari komponen-komponen tersebut disatukan dalam satu peta yangdisebut layer. Masing-masing komponen tersebut juga perlu diberikan identitas yang spesifik agar dapat rnemudahkan pencarian data pada saat informasi suatu objek dibutuhkan. Objek disini dirnaksudkan sebagai setiap bentuk titiklgarislpoligon yang mewaki l i infrastruktur atau karakteristik dalam satu layer.

Pemberian identitas tersebut dapat berupa pemberian kodefikasi pada setiap objek. Kodefikasi tersebut harus rnemuat aturan te r ten tu sehingga dapat secara u m u m

hkalah Diskusi Kelompok 1 6 3

Page 2: SUMBER DAM AIR - IPB University

Prosiding Lokakarya "Sistem Informasi Pengelolaan DAS: Inisiatif pengembangan fnfrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007

memetakan dan memudahkan pencarian objek yang diinginkan. Pada makalah ini akan dibahas Sistem Kodefikasi SDA berdasarkan batas hidrologis, didesain agar dapat mencakup seluruh data yang diperlukan dalam pencarian, misalnya: lokasi (gugus pulau, wilayah sungai, DAS dan sungai tempat infrastruktur dipasang), urutan penempatannya pada sungai yangdirnaksud, pengelola dan jenis infrastrukturnya.

Apabila pemakaian Sistem Kodefikasi SDA ini disosialisasikan kepada yang berkepentingan maka akan mempermudah identifikasi data dan informasi SDA bahkan yang terletak pada sungai tak bernama sekalipun (belurn teridentifikasi namanya). Pencarian dapat dilakukan pada sungai utama dan anak-anak sungainya beserta infrastruktur yang ada pada sungai-sungai tersebut. Sistem pencarian tersebut dapat menggunakan query yangada pada software SIC.

lnformasi yang disusun portal Pusat Litbang SDA rnerupakan gabungan berbagai ekstraksi data atau informasi yang dikemas dalam bentuk layer-layer data spasial yang disinkronkan konfigurasinya guna menunjang kinerja portal SIG-SDA. Layer-layer tersebut disimpan dalam server basisdata yang dikelola oleh sistem manajemen basisdata. Untuk mengelola basisdata SIC-SDA in diperlukan suatu sistem yang mampu mengorganisasikan dan mengelola data dalam jumlah besar. Sistem ini memungkinkan untuk akses data secara simultan atau bersamaan dalam fungsi multi-tasking dan multi-user. Untuk memenuhi tuntutan tersebut maka digunakan perangkat lunak ArclMS, ArcCIS dan ArcSDE. SIG-SDA rnerupakan sistern basisdata yang dapat mengolah dan menggunakan sistem kodefikasi.

lnformasi dalam SIC-SDA ditampilkan berbasis pulau, WS (Wilayah Sungai) atau DAS. Pulau dan DAS merupakan batas-batas karakteristik alam sedangkan batas WS yang digunakan dalam SIC-SDA mengikuti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 1iAIPRTIM12oo6 yang menetapkan batas Wilayah Sungai dan pengaturan kewenangan pengelolaan.

Penelitian ini bertujuan untuk meiakukan pengembangan basisdata dan sistem - informasi yang memudahkan pencarian informasi SDA beserta infrastrukturnya.

Metode yang digunakan adalah analisa kebutuhan informasi yang menjadi komponen pengkodean (kodefikasi). lnformasi tersebut didapat dari hasil mempelajari kepustakaan tentang pengkodean dan diskusi-diskusi dengan pihak yang berkompetensi dalam pengelolaan SDA.

j. Masil dan Pembahasan

Dalam kegiatan pembentukan basisdata berbasis SIC untuk SDA, sangat dibutuhkan adanya sistem kodefikasi dimana akan dilakukan penomoran kode gugus pulau, wilayah sungai (WS), DAS, jaringan sungai (sungai orde I , 2, 3 dst ), danaulwaduk, mata air dan obyek-obyek atau infrastruktur iainnya seperti bendungan, bendung, daerah irigasi, pos duga air, dsb.

64 Kerjasama IPB dan CIFOR

Page 3: SUMBER DAM AIR - IPB University

-~nSunq!,-ue~u!l!r, SM yelepe nelnd s o ~ o d eped epelaq uep !~!y Su!ledSuef; SM 'e~npew uep e~ef-nelnd s n 8 n ~ eped yo~uo:, !e2eqag +we! wn~e! qeJeas ue3nJnJaq Bun$!y!p eilujnyyaq SM uep nelnd so~od ~e!e!as !~!y Su!ied epe Sueh ehuye3al ueyJesepJaq ueyn$ua$!p ro -ON uesuap SM 'nelnd sn%> de!g welep ueynyelip uep to ~ o l u o u pep !elnu SM J O ~ O N -SM (enp qnjnd enp) zz cueiep !Seq~a:, empew ,d uep eMer .d yn3un .!ezuns q e f ; e l ! ~ gzt !pe!ualu !Seq~a$ e!sauopui yehe! !~ ynJnlas g o o z / w / l . j d / ~ ~ t :-ON wnwn ueel~ayad !Jasuaw ueJnaeJad ueyJesepJag

:(E uep z ay $!%!a "SN\ JOWON) ~eSifuns q e l l e l ! ~ !sey!japox -q

'I laqeleped $ey!l!p ~edep ehuapoy uep nelnd snSn8 Jeqea -e/;usn~a~as uep khu~eqyas nelnd-nelnd uep eMey .d 'eXu~e~!yas !p nelnd -nelnd uep eJa$euinS -d eAules!lu 'nelnd yodwolax/snSn> edn~aq eilupnsyelu 'nelnd

Ti: OZ 611 811 , Y 9T 'a3 @TCI

Page 4: SUMBER DAM AIR - IPB University

Prosiding Lokakarya "Sistern Inforrnasi Pengelotaan DAS: Inisiatif pengembangan Infrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007

c. Kodefikasi Kewenangan (Digit keq)

Kode Kewenangan ini berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) No.: 1iA/PRT/M/2oo6 yang dikonversi menjadi nurnerik agar rnernudahkan dalam kodefikasi. Konversi kode tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Konversi kode kewenangan rnenurut PERMEN menjadi kodefikasi numerik

d. Kodefikasi BAS (Nornor DAS, Digit k e 5,6 dan 7)

DAS maksudnya secara fisik alamiah DAS tersebut ditandai dengan adanya rnuara dari sungai-sungai yang langsung ke laut. Kodefikasi DAS ini juga merupakan Kodefikasi lnduk Sungai a tau sungai Ordo-1.

DAS yang mempunyai No. OOI adalah DAS yang terdapat pada WS No. 01 dan terletak paling kiri pada WS tersebut. Selanjutnya penornoran Kode DAS ini dilakukan berurutan berputar seperti ]'arum jam mengelilingi suatu pulau tertentu sehingga bertemu lagi dengan Nomor Kode DAS yang pertarna dirnulai.

e. Kodefikasi Lokasi Objek(Digit k e 8 dan g)

Angka o o (nol-nol) artinya secara fisik alamiah DAS tersebut rnilik sa tu induk sungai atau muara tersebut berasal dari satu induk sungai. Angka 01 sampai dengan o g artinya secarafisikalamiah DAS tersebut merupakan kumpulan dari beberapa muara sungai-sungai kecil. Angka l o sampai dengan 9 9 merupakan nomor kodefikasi muara sungai, segmen garis pantai, drainase masuk, drainase keluar, rawa dan lainnya sesuai dengan klasifikasi kode lokasiobjeksepertiterlihat padaTabel3.

Tabel 3. Daftar kode t empa t pemasangan infrastruktur SDA

f. Kodefikasi Sungai Ordo-2 (Digit ke ro, 11 dan 12)

Penomoran Sungai Ordo-2 mulai dari Nomor 01. Sungai Ordo-2 artinya anakanak sungai yang bermuara di lnduk Sungai (sungai Ordo-I), tidak termasuk anak sungai yang kecilkecil/drainase.

6 6 Kerjasama IPB dan C m R

Page 5: SUMBER DAM AIR - IPB University

Kodefikasi Sistern Imformasi Geografis Sumber Daya Air

Penomoran Sungai Ordo-2 dilakukan berurutan rnuiai dari daerah hulu. Anaksungai yang pertama (dari hulu) masuklbermuara ke lnduk Sungai disebut Sungai Ordo-I dengan nomor kodefikasi 001. Anak sungai berikutnya yang rnasuklberrnuara ke lnduk Sungai, tanpa mernperhatikan posisi di sebelah kanan atau kiri dari aliran sungai, disebut Sungai Ordo-2 dengan nornor kodefikasi 02. Dernikian seterusnya, sampai Sungai Ordo-i yang bermuara paling hilirdi induk Sungai yang bersangkutan.

g. ~odefikasi Sungai Ordo-3 (Digit ke13,14 dan 15) Sungai Ordo-3 rnulai dari Nomor 01; Sungai Ordo-3 artinya anakanak sungai yang

berrnuara di Sungai Ordo-2, tidak termasuk anak sungai yang kecilkecil/drainase; Penornoran Sungai Ordo-3 dilakukan berurutan mulai dari daerah hulu. Anak sungai yang pertama (dari hulu) masuklbermuara ke Sungai Ordo-2 disebut Sungai Ordo-3 dengan nomor kodefikasi 01. Anak sungai berikutnya yang masukibermuara ke Sungai Ordo-2, tanpa memperhatikan posisi di sebelah kanan atau kiri dari aliran sungai, disebut Sungai Ordo-3 dengan nornor kodefikasi 02. Demikian seterusnya, sampai Sungai Ordo-3 yang paling hilir di Sungai Ordo-2 yang bersangkutan.

Ketentuan di atas juga berlaku untuk kodefikasi anak sungai dengan Ordo yang lebih tinggi (Ordoq, dst)

h. Kodefikasi Jenis Obyek (Digit ke zzdan 23)

Jenis Obyek maksudnya jenisltipe dari infrastrukturlbangunan air yang akan diberi nomor kodefikasi; untuk memudahkan mengingat-ingat dalam memberikan nornor kodefikasi, Jenis Obyek ini dibagi 2 (dua) kelornpok, yaitu kelornpok Jenis Obyek yang berada di ONSTREAM dan kelompokJenis Obyek yang berada diOFFSTREAM.

Jenis Obyek yang berada di ONSTREAM kodefikasinya rnulai dari Nomor oo sarnpai Nornor 49. Sedangkan Jenis Obyek yang berada di OFFSTREAM kodefikasinya rnulai dari Nomor 50 sarnpai dengan Nomor 99. Pengelornpokan kodefikasi jenis objek ini dapat dilihat padaTabel4 untukONSTREAM danTabel5 untuk OFFSTREAM.

Tabel 4. Pengelompokan kode objek ONSTREAM

Page 6: SUMBER DAM AIR - IPB University

Prosiding Lokakarya "Sistern Informasi Pengelolaan DAS: Inisiatif pengembangan lnfrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007

i . Kodefikasi Nornor Obyek (Digit- 24 dan 25):

No. Obyek mulai dari Nomor 01. Nomor Obyek selalu melekat dengan Jenis Obyeknya. Dengan demikian urutan Nornor Obyek terbatas rnengikuti Jenis Obyeknya. Dengan kata lain, Nomor Obyek menyatakan jurnlah dari tiap Jenis Obyeknya. Contoh kodefikasi beberapa objekdi DAS Citarum dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabei 5. Pengelompokan kode objek OFFSTREAM

3.1. Penerapan pada aplikasi

Kodefikasi dapa t digunakan pada setiap aplikasi SIC untuk mencari sungai beserta anak sungai-sungainya dan infrastruktur yang terpasang pada sungai yang dicari dan anak sungai-sungainya tersebut. Sebagai contoh jika kita mencari Sungai Ciampel (anak Sungai Citarum Ordo-2) dan anak sungai-sungainya maka hanya dengan mengingat kode Sungai Ciampel yaitu:

9 Sungai Citarum terletakdi Pulau Jawa, berarti kode awal adalah 2

0 Sungai Citarum ada di Kode WS Cidanau-Ciujung-Cidurian-Cisadane-Ciliwung- Citarum, artinya digit3 4 berisioz

9 Sungai Citarum itu sendiri mempunyai kodeo18 9 Sungai Citarum adalah lnduk Sungai tunggal (DAS Tunggal), berati kode berikutnya

00

Kode keseluruhan Sungai Citarurn adalah 2 02 018 oo * Kode Sungai Ciampel (sungai Ordo-2 pada DAS Citarum) adalah 332

68 Kerjasama IPB dun CIFOR

Page 7: SUMBER DAM AIR - IPB University

Kodefikasi Sistern Inforrnasi Geografis Surnber Daya Air

Jika dilakukan pada aplikasi geodataset seperti ArclMS, ArcSDE + Oracle atau PostFix + PostgreSQL, hanya dengan mernbuat query sebagai berikut:

Select * from sungai where kodefikasi like bzozor800332%' Keterangan:

Select* artinya keluarkan seluruh informasi pada layer-layer yangdiinginkan = From sungai artinya layer-layer yang ingin ditampilkan adalah layer sungai,

bendungdan bendungan Where kodefikasi like '20zor80033zX' artinya kondisi pencarian adalah keluarkan informasi pada layer-layer yang diinginkan jika dalam basisdatanya terdapat atribut kodefikasi dengan nilai zozoi800~~2xxxxxxx-. Tanda % pada zozo1800% berarti apapun karakter yang muncul setelah 20201800 dapat ditampilkan. Hasil yang dilkeluarkan akan berupa daftar sungai dan anak sungai-sungainya, bendung dan bendungan yang ada di Sungai Citarum dan anak sungai-sungainya.

Selain itu query tersebut dapat dijalankan pada aplikasi CIS desktop edition seperti Mapinfo dan ArcView/ArcClS atau yang lainnya. Tampilan hasil query pada aplikasi ArclMS dapat dilihat pada Garnbar 2 4.

Cambar I. Contoh kodefikasi beberapa objek di DAS Citarum, Jawa Barat

Page 8: SUMBER DAM AIR - IPB University

Prosiding L0kakarg.a "Sistem Informasi Pengelolaan DAS: lnisiatif pengembangan Infrastruktur Data" Bogor: 5 September 2007

ODE 1

Gambar3. Tabel hasil pencarianlquery terlihat kodefikasi yang depannya bernilai 20201800332 seluruhnya keluar

Gambarq. Tampilan peta hasil pencarian terlihat seluruh sungai dibawah Sungai Ciampel terseleksi

lierjasama IPB dan CIFOR

Page 9: SUMBER DAM AIR - IPB University

Kodefikasi Sistem lnfomasi Geografis Sumber Daya Air

Dan' uraian diatas rnaka dapat ditarik kesimpulan bahwa: untuk mempemudah proses pencanan data temtama dalarn bentuk SIC maka dipedukan sistem identifikasi, seperti dalarn bidang SDA adafah ""SSTEM KODEFIWI lNFRASTRUKTURSUMBER DAYAAlR"'.

r Dibutuhkan fleksibilitas dad suatu sistem kodefikasi sehingga dapat rnenyediakan slot untuk persediaan apabila terdapat suato option yang tertinggal.

e Aturan yang mernudahkan pernakai baik secara visual maupun secara sistem, selain itu kompetibilitas dengan sistem CIS yang sekarang dan akan terns berkembang perlu diperhitungkan.

D a b r Ptastlska

Sistern lnfomasi Geografis: Tutorial Arcview, Penerbit lnfomatika Bandung, Bandung, roo4 ESRI, 61SandMappingSoftware,

2002.


Recommended