i
]LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISA KANDUNGAN TOTAL LIPID
Oleh :
Kelompok
1. Arya Widya Kunthi Savitri (161510501277)
2. Renjana Dyahpastika Ametis (161510501281)
3. Tata Eka Romadina (161510501282)
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Benih merupakan biji tanaman yang akan digunakan dengan tujuan untuk
memperbanyak suatu tanaman. Biji tanaman akan terbentuk dengan adanya
perkembangan pada bakal biji. Secara umum, biji/benih yang sudah masak
tersusun atas embrio, pelindung biji/benih, dan jaringan yang berfungsi sebagai
cadangan makanan. Dalam biji/benih juga terdapat senyawa-senyawa organik,
salah satunya yaitu adanya lipid.
Lipid merupakan sekelompok senyawa organik yang terdapat pada setiap
makhluk hidup. Lipid memiliki peran penting terhadap struktur dan fungsi sel
yang ada. Lipid termasuk kedalam golongan senyawa hidrokarbon alifatik
nonpolar dan hidrofobik dimana lipid mempunyai sifat tidak larut dalam pelarut
polar seperti air, akan tetapi lipid dapat larut terhadap pelarut nonpolar seperti
benzene, kloroform, etil eter, dll. Lipid dapat diperoleh dengan cara
mengekstraksi jaringan tumbuhan menggunakan pelarut nonpolar.
Pada tanaman, lipid tidak memiliki rumus molekul yang sama, akan tetapi
terdiri atas beberapa golongan yang berbeda. Berdasarkan kemiripan
strukturnya, lipid dibagi menjadi tiga golongan yaitu asam lemak, lemak, dan
fosfolipid. Lemak dapat diartikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol.
Lipid sederhana terdiri atas 3 jenis yaitu lemak dengan struktural dalam suhu
kamar, minyak yang strukturnya cair dalam suhu kamar, dan lilin yang
merupakan ester asam lemak dan alkohol. Kandungan lipid campuran dari
fosfolipid ester mengandung asam lemak serta gugus lain yang terikat misalnya
fosfolipid dan glikolipid.
Lipid (minyak dan lemak) mempunyai fungsi sebagai nutrisi dan merupakan
sumber energi utama yang dapat digunakan sebagai cadangan makanan yang
disimpan pada jaringan adiposa. Cadangan makanan tersebut disimpan dalam
bentuk lipoprotein fosfalipid yang berfungsi untuk mengangkut zat yang
melewati membran sel. Lipid dapat dibedakan menjadi tiga yaitu trigliserida,
2
fosfolipid, dan steroid. Steroid merupakan senyawa yang memiliki fungsi seperti
kolestrol yang berperan dalam mengangkut lemak dalam tubuh.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengukur kandungan total lipid pada benih.
2. Untuk mengetahui metode Bligh dyer untuk menganalisis kandungan total
lipid.
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Lipid merupakan lemak yang dapat larut pada pelarut yang bersifat
organik. Lipid pada tanaman memiliki pengaruh yang besar dalam proses
pertumbuhan tanaman. Lipid memiliki fungsi sebagai penyusun membran sel pada
tanaman. Menurut Dwidjoseputro (1962), Lipid memerlukan oksigen lebih
banyak pada saat melakukan oksidasi karena jumlah unsur C pada lipid yang lebih
besar di bandingkan jumlah unsur O pada lipid.
Menurut Loebis dkk. (2017), kadar lemak pada jenis variertas yang
berbeda akan memiliki kadar lemak yang berbeda pula, seperti pada kadar lemak
beras mocaf 70% lebih tinggi pada kadar lemak pada jenis beras lainnya.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh jenis varietas padi, tempat penanaman, dan
suhu lingkungan.
Beras hitam memiliki khasiat lebih baik daripada beras merah dan beras
lainnya. Menurut Mangiri (2016), beras hitam memiliki khasiat meningkatkan
daya tahan tubuh, memperbaiki kerusakan sel hati, mencegah gangguan fungsi
ginjal, mencegah kanker atau tumor. Menurut Rozi (2016), untuk mendapatkan
lemak pada benih perlu dilakukan ekstraksi sebelum melakukan injeksi metil ester
sehingga mampu mendapatkan hasil endapan lemal dan terdeteksi oleh
kromatografi gas.
Penentuan kandungan lipid pada tanaman dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode. Menurut Berndmeyer et al. (2014), metode yang
dapat digunakan pada proses perhitungan lipid yaitu dengan metode Blight and
Byer yang didapatkan dengan melakukan ekstraksi pelarutan. Perlakuan pertama
dilakukan dengan menimbang sampel yang ingin di amati dan diekstrak dan
menambah beberapa larutan seperti methanol dan kloroform. Larutan kloroform
juga digunakan pada perlakuan terakhir guna mengetahui kandungan lipid yang
ada pada sampel.
Lipid merupakan senyawa organik yang bersifat non-polar. Menurut Shin
et al (2014) , lipid memiliki 2 macam jenis yaitu lipid polar dan lipid netral. Lipid
polar terdiri dari fosfolipid dan juga glikolipid, sedangkan lipid netral terdiri dari
4
asam lemak bebas, pigmen, dan hidrokarbon. Kedua jenis tersebut memiliki peran
dalam keberlangsungan hidup suatu tumbuhan.
Menurut Araujo et al., (2013), metode Blight merupakan metode yang
paling spesifik dan paling detail dalam menjaring kandungan lipid pada tanaman.
Karena pada metode ini dilakukan dengan menggunakan larutan methanol dan
kloroform yang sangat baik dalam melakukan pengendapan pada kandungan lipid.
.
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Agrobiosains acara Analisa Kandungan Total Lipid
dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 November 2017 pukul 10.30-12.00 WIB
bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas
Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pipet tetes
2. Kertas saring
3. Tabung reaksi
4. Blender
5. Mesin pemisah kulit ari
3.2.2 Bahan
1. Milk rice dan brown rice
2. Aquades
3. Kloroform metanol
3.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Menghaluskan 5 gram sampel dan setelah itu menambahkan 10 ml larutan
campuran kloroform/metanol (1/2) dan menyortex selama 10-15 menit, dan
menambahkan 3,75 ml kloroform divortex selama 1 menit dan menambahkan
3,75 ml air dan menyentrifuge.
2. Membuang bagian atas dan mengambil bagian bawah dengan menggunakan
Pasteur pipette.
3. Memfiltrasi menggunakan kertas saring dan menyentrifuge kembali dengan
menambahkan air dan kloroform bila terjadi suatu endapan atau insoluble
material sample.
6
3.4 Variabel Pengamatan
1. Persentase kandungan total lipid milk rice dan brown rice.
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengamatan selanjutnya akan diolah dengan
menggunakan analisis statistik deskriptif.
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
= 0,33 %
4.1.1 Kandungan Lipid pada Brownrice
Berdasarkan hasil pengamatan lipid didapatkan bahwa kandungan lipid
brown rice lebih rendah dibandingkan kandungan lipid milk rice. Kandungan lipid
brown rice paling rendah pada brown rice ulangan 2 dan 3, yaitu 0%.
4.1.2 Kandungan Lipid pada Milkrice
Berdasarkan hasil pengamatan lipid didapatkan bahwa kandungan lipid
milk rice lebih tinggi dibandingkan kandungan lipid brown rice. Kandungan lipid
milk rice paling tinggi pada milk rice ulangan 1, yaitu 0,66%.
4.2 Pembahasan
Kandungan lipid pada setiap tanaman memiliki nilai yang berbeda.
Kandungan lipid yang diperoleh dari beras cokelat dengan beras putih contohnya,
keduanya hal yang disebabkan oleh perbedaan terserbut salah satunya
0%
0%
0%
0%
0%
1%
1%
1%
Presentase
Presentase
8
ketersediaan air yang ada pada kawasan penanaman. Banyak masyarakat yang
keliru akan pemahaman bahwa beras putih lebih bergizi dibandingkan dengan
beras merah. Nyatanya beras merah (brown rice) lebih bergizi dibandingkan
dengan beras putih (milk rice). Hal itu disebabkan karena kandungan protein dan
kadar air dari beras merah yang cukup tinggi. Menurut Indriyani dkk. (2013),
kadar air yang terdapat pada tepung beras merah mencapai kisaran angka besar
yaitu antara 7, 395 sampai 9,680 % atau pada kisaran 9,850 sampai 10,557%.
Faktor yang mempengaruhi penentuan lipid lainnya yaitu suhu
lingkungan. Menurut Endrawati dan Ita (2013), suhu rendah dapat mempengaruhi
hasil dari kandungan lipid yang ada pada tanaman, hal ini disebabkan kurangnya
nitrogen yang mengakibatkan sel yang ada pada tanaman akan berhenti membelah
dan mengakumulasi hasil dari fotosintesis. Beras merah dan beras putih memiliki
suhu penanaman yang berbeda sehingga nilai dari kandungan lipid setelah di
amati terlihat berbeda.
9
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Hasil yang didapatkan dari saat melakukan pengamatan lipid menunjukkan
bahwa nilai kandungan lipid pada beras merah dengan beras putih
berbeda.
2. Pengukuran kandungan lipid pada beras merah da beras putih
menggunakan metode Blight Dyer.
5.2 Saran
Pelaksanaan praktikum Analisa Kandungan Total Lipid berjalan dengan
lancar, hanya saja terdapat kemunduran waktu praktikum dan bentroknya
praktikum dengan golongan lain yang membuat praktikum menjadi kurang
kondusif.
10
DAFTAR PUSTAKA
Araujo, G.S., L.J.B.L. Matos., J.O. Fernandes., S.J.M. Cartaxo., L.R.B. Gocalves.,
F.A.N. Fernandes., W.R.L. Farias. 2013. Extraction of Lipids from
Microalgae by Ultrasound Application : Prospection of The Optimal
Extraction Method. Ultrasonics Sonochemistry, 20 (1) : 95-98
Berndmeyer, C., V. Thiel., M. Blumenberg. 2014. Test of Microwave, Ultrasound
and Bligh & Dyer Extraction for Quantitative Extraction of
Bacteriohopanepolyols (BHPs) from Marine Sediments. Organic
Geochemistry, 68 (1) : 90-94
Dwidjoseputro, D. 1962. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia
Endrawati, H. dan I. Riniatsih. 2013. Kadar Total Lipid Mikroalga
Nannochloropsis oculata yang dikultur dengan suhu yang berbeda.
Buletin Oseanografi Marina, 1: 25 - 33
Indriyani, F., Nurhidajah., dan A. Suyanto. 2013. Karakteristik Fisik, Kimia Dan
Sifat Organoleptik Tepung Beras Merah Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan. Pangan dan Gizi, 4(8) : 27-34.
Loebis, E. H., L. Junaidi., dan I. Susanti. 2017. Karakteristik Mutu dan Nilai Gizi
Nasi Mocaf Dari Beras Analog. Biopropal Analog, 8(1) :33-46.
Mangiri, J., N. Mayulu., S. E. S. Kawengian. 2016. Gambaran Kandungan Zat
Gizi Pada Beras Hitam (Oryza sativa L.) Kultivar Pare Ambo Sulawesi
Selatan.
Shin, H.Y., J.H. Ryu., S.Y. Bae., C. Crofcheck., M. Crocker. 2014. Lipid
Extraction from Scenedesmus sp. Microalgae for Biodiesel Production
Using Hot Compressed Hexane. Fuel, 1 (1) : 1-4
Rozi, A., S. H. Suseno., dan A. M. Jacoeb. 2016. Ekstraksi dan Karakterisasi
Minyak Hati Cucut Pisang Extraction and Characterization of Liver Oil
From Silky Shark. JPHPI, 19(2) : 100-109
11
LAMPIRAN
1. Data Mentah/ACC
Gambar 1. Lembar ACC Arya Widya
12
Gambar 2. Lembar ACC Renjana D. A
13
Gambar 3. Lembar ACC Tata Eka R.
14
Gambar 4. Flowchart Arya Widya
15
Gambar 5. Flowchart Renjana D.A
16
Gambar 6. Flowchart Tata Eka R.
17
DOKUMENTASI
Gambar 7. Menimbang daun seberat 0,5 gram
Gambar 8. Menambahkan nitrogen cair
18
Gambar 9. Penambahan borate 10 mM
19
Gambar 10. Memasukkan ke eppendorf
20
Gambar 11. Penambahan etanol absolute
Gambar 12. Hasil yang didapatkan setelah di sentrifugasi
21
LITERATUR
Berndmeyer, C., V. Thiel., M. Blumenberg. 2014. Test of Microwave, Ultrasound
and Bligh & Dyer Extraction for Quantitative Extraction of
Bacteriohopanepolyols (BHPs) from Marine Sediments. Organic
Geochemistry, 68 (1) : 90-94
22
Dwidjoseputro, D. 1962. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Gramedia
23
Shin, H.Y., J.H. Ryu., S.Y. Bae., C. Crofcheck., M. Crocker. 2014. Lipid
Extraction from Scenedesmus sp. Microalgae for Biodiesel Production
Using Hot Compressed Hexane. Fuel, 1 (1) : 1-4
24
Indriyani, F., Nurhidajah., dan A. Suyanto. 2013. Karakteristik Fisik, Kimia Dan
Sifat Organoleptik Tepung Beras Merah Berdasarkan Variasi Lama
Pengeringan. Pangan dan Gizi, 4(8) : 27-34.
25
Endrawati, H. dan I. Riniatsih. 2013. Kadar Total Lipid Mikroalga
Nannochloropsis oculata yang dikultur dengan suhu yang berbeda.
Buletin Oseanografi Marina, 1: 25 - 33
26
Mangiri, J., N. Mayulu., S. E. S. Kawengian. 2016. Gambaran Kandungan Zat
Gizi Pada Beras Hitam (Oryza sativa L.) Kultivar Pare Ambo Sulawesi
Selatan.
27
Rozi, A., S. H. Suseno., dan A. M. Jacoeb. 2016. Ekstraksi dan Karakterisasi
Minyak Hati Cucut Pisang Extraction and Characterization of Liver
Oil From Silky Shark. JPHPI, 19(2) : 100-109