8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
Tetanus merupakan salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi.Penyakit ini ditandai oleh kekakuan otot dan spasme yang diakibatkan oleh pelepasan
neurotoksin (tetanospasmin) oleh Clostridium tetani .
Di negara berkembang tetanus masih sering dijumpai akibat kebiasaan sosial dan
pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak memadai. Diperkirakan angka kejadian
tetanus pertahunnya sekitar satu juta kasus dengan tingkat mortalitas yang berkisar dari
6% hingga 60%. erdasarkan data dari !"#$ diperkirakan insidens tetanus di seluruh
dunia adalah sekitar 00.000 & '.000.000 kasus per tahun.
elama 0 tahun terakhir$ insiden tetanus telah menurun seiring dengan peningkatan
cakupan imunisasi. *amun demikian$ hampir semua negara tidak memiliki kebijakan
bagi orang yang telah di+aksinasi yang lahir sebelum program imunisasi diberlakukan
ataupun penyediaan booster yang diperlukan untuk perlindungan jangka lama.
Di ,ndonesia$ tetanus masih menjadi salah satu dari sepuluh besar penyebab kematian
pada anak. -eskipun insiden tetanus saat ini sudah menurun$ namun kisaran tertinggi
angka kematian dapat mencapai angka 60%. elain itu$ meskipun angka kejadiannya
telah menurun setiap tahunnya$ namun penyakit ini masih belum dapat dimusnahkan
meskipun pencegahan dengan imunisasi sudah diterapkan secara luas di seluruh dunia.
#leh karena itu$ diperlukan kajian lebih lanjut mengenai penatalaksanaan serta
pencegahan tetanus guna menurunkan angka kematian penderita tetanus.
BAB II
1
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
2/21
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tetanus berasal dari bahasa unani$ /tetanos yang artinya kontraksi. Penyakit ini
merupakan infeksi akut yang disebabkan oleh eksoto1in yang dihasilkan oleh
Clostridium tetani yang ditandai dengan peningkatan kekakuan umum dan kejang2kejang
otot rangka. pasme hampir selalu terjadi pada otot leher dan rahang$ menyebabkan
penutupan rahang$ dan melibatkan otot2otot batang tubuh serta otot ekstremitas.
3ontraksi otot bersifat nyeri$ dan bisa terjadi lokal maupun general.
2.2 EpidemiologiTetanus ditemukan di seluruh dunia$ terjadi secara sporadis atau secara outbreak dalam
skala yang kecil. aat ini di negara maju sudah jarang ditemukan$ sedangkan di negara
agraris dimana kontak dengan kotoran he4an masih dimungkinkan$ tetanus sering
ditemukan. Pada de4asa$ laki2laki lebih sering dari pada 4anita$ yaitu $5 '$ kebanyakan
pada usia produktif.
7merika mencatat kejadian tetanus tertinggi di negaranya terutama pada usia 8 0 tahun
dan 960 tahun$ serta pada pemakai narkoba suntik. "ingga tahun 00:$ Dinas 3esehatan
;a4a arat mencatat kejadian tetanus di ;a4a arat berkisar 6< kasus$ dengan angka
kematian mencapai :5%. Data penderita tetanus di andung pada tahun 005 dilaporkan
6< orang yang dira4at di rumah sakit.
2.3 Etiologi
Penyakit tetanus disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani
yang berbentuk batang dan memiliki sifat basil gram positif dengan spora pada ujungnya
sehingga berbentuk mirip seperti pemukul gendering. #bligat anaerob (berbentuk
vegetative apabila berada dalam lingkungan anaerob) dan dapat bergerak dengan
menggunakan flagella. akteri ini menghasilkan eksotoksin yang kuat dan mampu
membentuk spora ( terminal spore ) yang mampu bertahan dalam suhu tinggi$ kekeringan
dan desinfektan.
akteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di tanah$ kotoran manusia dan he4an
peliharaan serta di daerah pertanian. akteri ini peka terhadap panas dan tidak dapat
bertahan dalam lingkungan yang terdapat oksigen. ebaliknya$ dalam bentuk spora sangat
resisten terhadap panas dan antiseptik. pora mampu bertahan dalam keadaan yang tidak
2
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
3/21
menguntungkan selama bertahun2tahun dalam lingkungan yang anaerob. pora dapat
bertahan dalam autoklaf pada suhu :=$< >? (' '>@) selama '02'5 menit. pora juga
relatif resisten terhadap fenol dan agen kimia lainnya. pora dapat menyebar kemana2
mana$ mencemari lingkungan secara fisik dan biologik.
Tetanus juga dapat terjadi akibat beberapa komplikasi kronik seperti ulkus dekubitus$
abses dan gangren. Dapat juga terjadi akibat frost bite $ infeksi telinga tengah$
pembedahan$ persalinan$ dan pemakaian obat2obatan intra+ena atau subkutan. Tempat
masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan lokal$ tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah$
lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah$ trauma pada jari
tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan.
2. P!tofisiologi
Pada dasarnya tetanus adalah penyakit yang terjadi akibat pencemaran lingkungan oleh
bahan biologis (spora) sehingga upaya kausal menurunkan attack rate adalah dengan cara
mengubah lingkungan fisik atau biologik. Port d’entree tak selalu dapat diketahui dengan
pasti$ namun diduga melalui
a. Auka tusuk$ patah tulang$ komplikasi kecelakaan$ gigitan binatang$ luka bakar yang luas.
b. Auka operasi$ luka yang tidak dibersihkan ( debridement ) dengan baik.
c. #titis media$ karies gigi$ luka kronik.
d. Pemotongan tali pusat yang tidak steril$ pembubuhan puntung tali pusat dengan
kotoran binatang$ bubuk kopi$ bubuk ramuan$ dan daun2daunan merupakan
penyebab utama masuknya spora pada puntung tali pusat yang menyebabkan
terjadinya kasus tetanus neonatorum.
pora C. tetani masuk ke dalam tubuh melalui luka. pora yang masuk ke dalam tubuh
tidak berbahaya sampai dirangsang oleh beberapa faktor (kondisi anaerob)$ sehingga
berubah menjadi bentuk +egetatif dan berbiak dengan cepat tetapi hal ini tidak
mencetuskan reaksi inflamasi. Bejala klinis sepenuhnya disebabkan oleh toksin yang
dihasilkan oleh sel +egetatif yang sedang tumbuh. C. tetani menghasilkan dua eksotoksin$
yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Tetanolisin menyebabkan hemolisis tetapi tidak
berperan dalam penyakit ini. Bejala klinis tetanus disebabkan oleh tetanospasmin.
Tetanospasmin melepaskan pengaruhnya di keempat sistem saraf (') motor end plate di
3
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
4/21
otot rangka$ ( ) medula spinalis$ (C) otak$ dan (:) pada beberapa kasus$ pada sistem saraf
simpatis. Diperkirakan dosis letal minimum pada manusia sebesar $5 nanogram per
kilogram berat badan (satu nanogram satu milyar gram)$ atau ' 5 nanogram pada orang
dengan berat badan 0 kg.
"ipotesis bah4a toksin pada a4alnya merambat dari tempat luka le4at motor end plate
dan aksis silinder saraf tepi ke kornu anterior sumsum tulang belakang dan menyebar ke
susunan saraf pusat lebih banyak dianut daripada le4at pembuluh limfe dan darah.
Pengangkutan toksin ini mele4ati saraf motorik$ terutama serabut motorik. Eeseptor
khusus pada ganglion menyebabkan fragmen @ toksin tetanus menempel erat dan
kemudian melalui proses perlekatan dan internalisasi$ toksin diangkut ke arah sel secara
ekstra aksional dan menimbulkan perubahan potensial membran dan gangguan enFimyang menyebabkan kolin2esterase tidak aktif$ sehingga kadar asetilkolin menjadi sangat
tinggi pada sinaps yang terkena. Toksin menyebabkan blokade pada simpul yang
menyalurkan impuls pada tonus otot$ sehingga tonus otot meningkat dan menimbulkan
kekakuan. ila tonus makin meningkat akan menimbulkan spasme terutama pada otot
yang besar.
Dampak toksin antara lain
'. Dampak pada ganglion pra sumsum tulang belakang disebabkan karena
eksotoksin memblok sinaps jalur antagonis$ mengubah keseimbangan dan
koordinasi impuls sehingga tonus otot meningkat dan otot menjadi kaku.
. Dampak pada otak$ diakibatkan oleh toksin yang menempel pada gangliosida
serebri diduga menyebabkan kekakuan dan spasme yang khas pada tetanus.
C. Dampak pada saraf otonom$ terutama mengenai saraf simpatis dan menimbulkan
gejala keringat yang berlebihan$ hipertermia$ hipotensi$ hipertensi$ aritmia$ heart
block $ atau takikardia.
2." #!nifest!si Klinis
erdasarkan manifestasi klinisnya$ tetanus terklasifiasi menjadi C macam yaitu C
a. Tetanus lokal
Tetanus lokal merupakan bentuk penyakit tetanus yang ringan dengan angka
kematian sekitar '%. Bejalanya meliputi kekakuan dan spasme yang menetap
disertai rasa sakit pada otot disekitar atau proksimal luka. Tetanus lokal dapat
berkembang menjadi tetanus umum.
b. Tetanus sefal
4
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
5/21
entuk tetanus lokal yang mengenai 4ajah dengan masa inkubasi '2 hari$ yang
disebabkan oleh luka pada daerah kepala atau otitis media kronis. Bejalanya
berupa trismus$ disfagia$ rhisus sardonikus dan disfungsi ner+us kranial. Tetanus
sefal jarang terjadi$ dapat berkembang menjadi tetanus umum dan prognosisnya biasanya jelek.
c. Tetanus umum
entuk ini merupakan tetanus yang paling sering ditemukan. Bejala klinis dapat
berupa berupa trismus$ iritable$ kekakuan leher$ susah menelan$ kekakuan dada
dan perut (opisthotonus)$ fleksi2abduksi lengan serta ekstensi tungkai$ rasa
sakit dan kecemasan yang hebat serta kejang umum yang dapat terjadi
dengan rangsangan ringan seperti sinar$ suara dan sentuhan dengan kesadaran
yang tetap baik.
2.$ Di!gnosis
Penentuan derajat pada tetanus penting dilakukan untuk dapat menentukan prognosis dan
terapi yang akan dilakukan. Grading dilakukan menggunakan kriteria Pattel ;oag.
T!%el 1 . Grading berdasarkan Pattel ;oag. C
3riteria 'Eahang kaku$ spasme terbatas$ disfagia dan kekakuan otot tulang
belakang3riteria pasme saja tanpa melihat frekuensi dan derajatnya3riteria C ,nkubasi antara hari atau kurang3riteria : !aktu onset adalah :< jam atau kurang
3riteria 53enaikan suhu rektal sampai '00G? atau a1ial sampai ==G?
( C $6G@)
Dari kriteria di atas dapat disusun tingkatan derajat sebagai berikut C
Derajat ' 3asus ringan minimal ' kriteria 3' atau 3 $ mortalitas 0%Derajat 3asus sedang$ minimal kriteria (3'H3 )$ biasanya inkubasi lebih
dari hari$ onset lebih dari hari$ moralitas '0%Derajat C 3asus berat$ adanya minimal C kriteri$ b iasanya inkubasi kurang
dari hari$ onset kurang dari hari$ mortalitas C %Derajat : 3asus sangat berat$ minimal : kriteria$ mortalitas 60%Derajat 5 ila terdapat 5 kriteria$ termasuk tetanus neonatorum dan tetaus
puerpurium$ mortalitas
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
6/21
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
7/21
mgJkg Jjam$ kemudian dilanjutkan dengan $5 mgJkg
setiap 6 jam.
• 7nti tetanus serum
Dosis anti tetanus serum yang digunakan adalah 50.0002'00.000
unit$ setengah dosis diberikan secara ,- dan setengahnya lagi
diberikan secara ,K$ sebelumnya dilakukan tes hipersensitifitas
terlebih dahulu. Pada tetanus neonatorum diberikan '0.000 unit ,K.
• "uman Tetanus ,mmunuglobulin ("T,B)
"uman tetanus imunoglobulin merupakan pengobatan utama pada
tetanus dengan dosis C00026000 unit secara ,-$ "T,B harus
diberikan sesegera mungkin. 3err dan palding ('=
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
8/21
?enobarbital intra+ena dapat diberikan segera dengan dosis 5
mgJkg $ kemudian ' mgJkg yang diberikan tiap '0 menit
sampai otot perut relaksasi dan spasme berkurang. ?enobarbital dapat
diberikan bersama2sama diaFepam dengan dosis '0 mgJkg Jharidibagi 2C dosis melalui selang nasogastrik.
• ?enotiaFin
3lorpromaFin diberikan dengan dosis 50 mg ,- : kali sehari
(de4asa)$ 5 mg ,- : kali sehari (anak)$ ' $5 mg ,- : kali sehari
untuk neonatus. ?enotiaFin tidak dibenarkan diberikan secara ,K
karena dapat menyebabkan syok terlebih pada penderita dengan
tekanan darah yang labil atau hipotensi.
• aclofen
ampai saat ini$ laporan menunjukkan bah4a lebih dari 6 orang
de4asa dengan tetanus berat telah diobati dengan baclofen intratekal
untuk mengelolah kekakuan otot dan kejang. Dosis diberikan ' 50
mcg per hari.
b. Pera4atan umumPenderita perlu dira4at dirumah sakit$ diletakkan pada ruang yang tenang pada
unit pera4atan intensif dengan stimulasi yang minimal. Pemberian cairan dan
elektrolit serta nutrisi harus diperhatikan. Pada tetanus neonatorum$ letakkan
penderita di ba4ah penghangat dengan suhu C6$ 2C6$5 o@ (C62C o@)$ infus ,K
glukosa '0% dan elektrolit '002' 5 mlJkg Jhari.
Trakheostomi dilakukan bila saluran nafas atas mengalami obstruksi oleh spasme
atau sekret yang tidak dapat hilang oleh pengisapan. Trakheostomi dilakukan
pada bayi lebih dari bulan. Pada tetanus neonatorum$ sebaiknya dilakukan
intubasi endotrakhea.
antuan +entilator diberikan pada
a. emua penderita dengan tetanus derajat ,K
b. Penderita dengan tetanus derajat ,,, dimana spasme tidak terkendali
dengan terapi konser+atif dan Pa# .
8
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
9/21
c. Terjadi komplikasi yang serius seperti atelektasis$ pneumonia dan lain2
lain.
c. erdasarkan tingkat penyakit tetanus
i) Tetanus ringan (derajat ')
Penderita diberikan penaganan dasar dan umum$ meliputi pemberian
antibiotik$ "T,BJanti toksin$ diaFepam$ membersihkan luka dan pera4atan
suportif seperti diatas.
ii) Tetanus sedang (derajat )
Penanganan umum seperti diatas. ila diperlukan dilakukan intubasi
atautrakeostomi dan pemasangan selang nasogastrik delam anestesia
umum. Pemberian cairan parenteral$ bila perlu diberikan nutrisi secara
parenteral.
iii) Tetanus berat (derajat C dan :)
Penangan dapat dilakukan apabila spasme sangat hebat dapat diberikan
pankuronium bromid 0$0 mgJkg ,K diikuti 0$05 mgJkgJdosis diberikan
setiap 2C jam. ila terjadi akti+itas simpatis yang berlebihan dapat diberikan
beta bloker seperti propanolo atau alfa dan beta bloker labetolol.
2.) Di!gnosis B!ndingDistonia akut yang diinduksi oleh obat seperti metoklopramid$ proklorperaFin$ yang
meliputi otot kepala dan leher. Pada distonia ini tidak terdapat kekakuan dan spasme
okulogirik. ,njeksi benFtropin mg akan memberikan kesembuhan secara cepat pada
kasus ini.
7bses gigi ataupun masalah pada sendi temporomandibular akan memberikan gambaran
klinis menyerupai trismus.
T!%el 3 . Diagnosis banding dari Tetanus
Pen*!+it ,!m%!(!n diffe(enti!l
9
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
10/21
,*?M3 ,
-eningoencephalitis
Polio
EabiesAesi oropharyngeal
Peritonitis
Demam$ trismus tidak ada$ sensorium depresi$ abnormal @ ?
Trismus tidak ada$ paralise tipe flaccid$ abnormal @ ?
Bigitan binatang$ trismus tidak ada$ hanya oropharyngealspasm
"anya lokal$ rigiditas seluruh tubuh atau spasme tidak ada
Trismus atau spasme seluruh tubuh tidak ada3MA7,*7*
-MT7 #A,3
Tetany
3eracunan trychine
Eeaksi PhenothiaFine
"anya carpopedal dan laryngeal spasm$ hypocalcemia
Eelaksasi komplet diantara spasm
Dystonia$ merespon baik dengan diphenhydramine
PM* 73,T @*
tatus Mpileptikus
"emorrhage atau tumor
ensorium depresi
Trismus tidak ada$ sensorium depresi3MA7,*7* P 3,7TE,
"ysteria Trismus inkonstan$ relaksasi komplet diantara spasm
2.& Kompli+!si
a. Eespirasi
3omplikasi ini sangat sering terjadi$ terutama hipoksia dan gagal nafas pada
pasien tetanus yang berat. Eigiditas otot dan spasme dinding dada$ diafragma$
dan perut menyebabkan retriksi nafas. Penurunan kemampuan untuk batuk akibat
rigiditas$ spasme maupun sedasi menyebabkan atelektasis dan resiko terjangkit
pneumonia menjadi meningkat. 3etidak mampuan menelan sali+a yang
disebabkan oleh spasme faring$ peningkatan tekanan intraabdomen$ dan stasis
gaster secara keseluruhan menyebabkan peningkatan resiko aspirasi.
"iper+entilasi dapat terjadi akibat rasa takut$ gangguan otonom$ atau perubahanfungsi batang otak.
b. -iokarditis dan gangguan kardio+askuler lain
-iokarditis merupakan respon infeksi terhadap otot jantung yang dapat
berkembang menjadi dilated cardiomyopathy. Bejala klinis berupa mudah lelah$
demam$ dyspnea dNeffort$ takikardi$ dan takipneu.
10
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
11/21
c. Bastrointestinal
Perdarahan lambung sering terjadi dan dapat diatasi dengan pemberian antasida
secara teratur terutama pada pasien tetanus dengan derajat berat. Puasa lambung
sebaiknya tidak dilakukan jika perdarahan lambung tidak terlalu berat.
d. Eenal dan elektrolit
Bangguan ginjal seringkali disebabkan oleh kondisi hipo+olemia dan kehilangan
darah yang dapat dikoreksi dengan infus intra+ena atau transfuse darah.
Bangguan yang dapat terjadi adalah hipokalemi dan hiponatremia.
e. -iscellaneous
3etidakmampuan dalam menelan menyebabkan penurunan berat badan sering
terjadi pada pasien tetanus. elain itu perubahan otonom yang menginduksi
perubahan fungsi gastrointestinal$ peningkatan kecepatan metabolik akibat
pireksia dan akti+itas muskuler juga berujung pada penurunan berat badan.
T!%el . 3omplikasi tetanus berdasarkan sistem organ.
Sistem -(g!n Kompli+!si
;alan nafas
7spirasi
AaringospasmeJobstruksi
#bstruksi yang berkaitan dengan sedati+e
Eespiratori
7pnea
"ypo1ia
Tipe , (atelektasis$ aspirasi$ pneumonia) dan tipe ,, respiratory
failure (laryngeal spasm$ prolonged truncal spasm$ sedasi yang
berlebih)
7ED
3omplikasi dari pemakaian +entilasi yang berkepanjangan
(pneumoni)
3omplikasi dari tracheostomy (stenosis trakea)
3ardio+askuler
Takikardia$ hipertensi$ iskemi
"ipotensi$ bradikardi
Takiaritmia$ bradiaritmia
7sistole
@ardiac failure
11
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
12/21
Eenal
"igh output renal failure
#liguric renal failure
Lrinary stasis and infection
Bastrointestinal
Bastric stasis,leus
Diare
"emorrhage
-iscellaneous
!ight loss
Thromboembolus
epsis dan multiple organ failure
3omplikasi dari spasme berupa fraktur +ertebra dan a+ulsi tendon
2.) P(ognosis
Prognosis pada pasien tetanus ditentukan oleh beberapa faktor$ antara lain masa inkubasi
yang kurang dari hari$ usia yang sangat muda atau neonatus serta usia lanjut$ frekuensi
kejang yang tinggi$ kenaikan suhu tubuh yang tinggi$ pengobatan yang terlambat$ dan
adanya komplikasi terutama spasme otot2otot pernafasan dan obstruksi jalan nafas.
Tatalaksana modern mengurangi mortalitas tetanus berat dari 60% menjadi '02 0% yang
sebagian besar disebabkan oleh hiperakti+itas simpatis. Pada negara berkembang yangtidak didukung fasilitas pera4atan intensif dan +entilator$ kematian pada tetanus dengan
derajat berat dapat mencapai 50%.
T!%el ". Prognosis berdasarkan skor Phillips =
?7@T#E @#EM,ncubation time
8:< hours
25 days52'0 days
'02': days
9': days
5
:C
'ite of infection
,nternal and umbilical
"ead$ neck$ and body 4all
Peripheral pro1imal
Peripheral distal
5
:
C
12
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
13/21
Lnkno4n 'ite of protection
*one
Possibly some or maternal immuniFation inneonatal patients
Protected 9'0 years ago
Protected 8'0 years ago
@omplete protection
'0
<
:
0@omplicating factors
,njury or life threatening illness
e+ere injury or illness not immediately life
threatening illness
,njury or non life threatening illness
-inor injury or illness
7 7 grade '
'0
<
:
0-ortalitas C:% pada pasien dengan skor 9' O ''% pada skor 8' . =
BAB III
LAP- AN KASUS
3.1 Identit!s P!sien
*ama Tn 7bbdul -alik
*o. E- 6CC 5C
;enis 3elamin Aaki2laki
13
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
14/21
Lmur := tahun
7lamat Padagangan$ ET ':$ E! C$ 3ec !ringinanom Bersik
uku ;a4a
angsa ,ndonesia7gama ,slam
tatus -enikah
Pekerjaan Petani
Tanggal -E ' 7pril 0'6 Pkl. '.C0
3.2 E/!l0!si ! !l
a. 7namnesis
3eluhan utama kaku di mulut dan pinggang
Ei4ayat penyakit sekarang
Pasien datang dirujuk dari ,BD E LD ,bnu sina dengan diagnosis tetanus. Pasien
datang dengan keluhan kaku di mulut dan pinggang sejak tadi pagi sebelum masuk
rumah sakit akibat tertusuk paku sejak C hari yang lalu. Dari informasi
keluarganya kaku ini dikatakan terus2menerus. Ei4ayat sesak $ demam$ serta
kejang disangkal oleh keluarga pasien
Ei4ayat penyakit terdahulu
Ei4ayat hipertensi$ diabetes melitus$ asma$ penyakit jantung$ penyakit ginjal$ dan
alergi terhadap obat2obatan disangkal. Pasien menyangkal.
Ei4ayat penyakit keluarga
Ei4ayat hipertensi$ diabetes melitus$ asma$ penyakit jantung$ dan penyakit ginjal
pada keluarga disangkal
Ei4ayat sosial
Pasien tinggal bersama istri$ anak dan menantunya. Ei4ayat penggunaan alkohol
dan rokok disangkal. Pasien bekerja sebagai petani.
b. Pemeriksaan ?isik
3eadaan umum Aemah
14
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
15/21
3esadaran @omposmentis
Tensi '00J 0 mm"g
*adi =0 1J menit
EE '< 1J menituhu C< 0@
-ata anemis 2J2 ikterus 2J2 refle1 pupil HJH
-ulut Trismus (H) Eisus sardonikus (H)
Eespirasi Kesikular HJH 4heeFing 2J2 rhonki 2J2
3ardio+askuler ' tunggal reguler$ murmur (2)
Bastrointestinal distensi (2)$ bising usus (H) normal
Lrogenital 73 terpasang kateter$ produksi urine tampak pekat
-uskuloskeletal pasme (H) generalisata$ epistotonus (H)
c. Pemeriksaan Penunjang
Darah Aengkap
' 7pril 0'5 (Pkl. .50)
Parameter *ilai *ilai *ormal atuan 3eterangan! @ =.=6 :2'' '0 CJuA *ormalE @ C.= :25. '0 6JuA *ormal"B 'C. ' 2'6 gJdA *ormal"@T C6. C62:< % *ormal-@K ='.
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
16/21
e. 3esimpulan
Pasien dengan status fisik 7 7 ,
f. Penanganan di LBD2 ,nfus Einger Aaktat ': tpm
2 ,nj ,- Tetagam ' ampul (6 ampul pantat kiri H 6 ampul pantat kanan)
2 ,nj ,K Penicilin Procain C1'$5 juta ,L
2 ,nj ,K -etronidaFole C1500 mg
2 ,nj ,K 7ntrain C1' ampul
2 yring Pump DiaFepam 0$: cc J jam
2 Pasang *BT no '
2 Ea4at di ruang Dahlia (isolasi)
g. Penanganan di Euang Dahlia (,solasi 3- '')
Tanggal 7pril 0'6
3aku badan H kejang
# Tensi '00J60 mm"g
*adi
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
17/21
*adi = 1 Jmenit
EE '
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
18/21
BAB I
PE#BAHASAN
Pasien laki &laki umur := tahun ini datang ke ,BD E LD , *L ,*7 BME ,3
dengan keluhan kaku di mulut dan pinggang sejak tadi pagi sebelum masuk
rumah sakit akibat tertusuk paku sejak C hari yang lalu dan didiagnosis Tetanus.
"al ini sesuai dengan pengertian dari Tetanus merupakan infeksi akut yang
disebabkan oleh eksoto1in yang dihasilkan oleh Clostridium tetani yang ditandai
dengan peningkatan kekakuan umum dan kejang2kejang otot rangka. Dari
informasi ini sesuai dengan faktor risiko dari tetanus dimana tempat masuknya
kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan lokal$ tertanamnya benda asing atau sepsis dengan
kontaminasi tanah$ lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang
18
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
19/21
terkontaminasi tanah$ trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan
dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan. Dari pemeriksaan fisik
dimana terjadi penurunan kesadaran yang didapat dari B@ :56 menjadi B@
'''. elain itu pada mulut terdapat trismus serta adanya risus sardonitus danopototonus. Pada musculoskeletal terjadi spasme generalisata serta terjadi
ketegangan pada dinding perut. "al ini sesuai dengan manifestasi klinis kearah
tetanus umum. erdasarkan derajat tetanus dengan menggunakan Philip score$
diikalkulasikan sejumlah '
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
20/21
dan Human Tetanus Immunoglobulin yang bertujuan untuk memutus in+asi toksin.
-anajemen tetanus juga dibedakan berdasar tingkat keparahan penyakitnya. 3omplikasi
tetanus terutama spasme pada otot2otot pernafasan membuat mortalitas dari penyakit ini
tinggi.
DA TA PUSTAKA
uku 7jar ,lmu edah . De ;ong dkk. Md $ ;akarta$ 00:
@D@. 0'C Tetanus. 7+ailable in http JJ444.cdc.go+J+accines
JpubsJpinkbookJdo4nloadsJtetanus.pdf.7ccessed
8/15/2019 Lapsus Tetanus Fandy
21/21
!"# 0'0. @urent recommendations for treatment of tetanus during humanitarian
Mmergencies.7+ailable in
http JJ4hQlibdoc.4ho.intJhQJ 0'0J!"#R" MRB7ERD@MR 0'0. Reng.pdfS
ua '.accessed =20:2 0'6.
http JJemedicine.medscape.comJarticleJ