+ All Categories
Home > Documents > ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

Date post: 12-Nov-2021
Category:
Upload: others
View: 5 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
12
28 ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PROFESIONALISME DOSEN STKIP PGRI PASURUAN. Dies Nurhayati, Suchaina, Moch. Nasikhin. ProgramStudi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Pasuruan [email protected] [email protected] [email protected] Abstrak: Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat menentukan dan dominan dalam suatu organisasi. tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh secara parsial dan secara simultan tentang pengaruh masa kerja, beban mengajar dan iklim organisasi terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui TMT dosen mengabdi, jumlah SKS yang dipegang oleh dosen, bagaimana iklim organisasi yang ada, dan seberapa besar tingkat kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan, serta untuk mengetahui pengaruh antara masa kerja, beban mengajar, dan iklim organisasi terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan. Dalam Penelitian ini, Masa Kerja merupakan variabel (X1), Beban Mengajar (X2), Iklim Organisasi (X3) dan Kinerja Profesionalisme Dosen (Y). Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara masa kerja, beban mengajar, dan iklim organisasi terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan secara simultan. Dan adanya hubungan yang signifikan antara masa kerja terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan secara parsial. Tidak adanya hubungan antara beban mengajar terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan secara parsial. Adanya hubungan yang signifikan antara iklim organisasi terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan secara parsial. Kata Kunci: Masa Kerja, Beban Mengajar, Iklim Organisasi, Kinerja profesionalisme Dosen. PENDAHULUAN Tingkat kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pendidikan yang berkualitas untuk melahirkan penerus bangsa yang siap menghadapi tantangan dunia internalisasinasional di era globalisasi ini sangat tinggi. Salah satu tantangan tersebut adalah Masyarakat Ekonomi Asia (MEA), sehingga masyarakat Indonesia harus benar-benar siap untuk bisa bersaing, tidak hanya sebagai penonton akan tetapi berkontribusi sebagai pemain yang handal di dalamnya. Adapun cara yang bisa digunakan menghadapi tantangan tersebut salah satunya adalah melalui pendidikan. Beberapa faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan di Perguruan Tinggi adalah kinerja dosen, mahasiswa, dan saranaprasarana yang mendukung. Faktor-faktor tersebut saling tergantung dan mempengaruhi satu sama lain dalam melaksanakan proses, hasil dan evaluasi pembelajaran dalam hal ini adalah dosen. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat menentukan dan dominan dalam suatu organisasi. Agar SDM lebih berdaya guna, diperlukan suatu pengembangan dalam rangka menyiapkan individu agar bertanggung jawab terhadap pekerjaan sekaligus dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi sehingga karir dapat berjalan dengan baik.
Transcript
Page 1: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

28

ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, DAN IKLIM

ORGANISASI TERHADAP KINERJA PROFESIONALISME DOSEN STKIP PGRI

PASURUAN.

Dies Nurhayati, Suchaina, Moch. Nasikhin.

Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Pasuruan

[email protected]

[email protected]

[email protected]

Abstrak: Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang sangat menentukan dan

dominan dalam suatu organisasi. tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh secara

parsial dan secara simultan tentang pengaruh masa kerja, beban mengajar dan iklim

organisasi terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan. Penelitian ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui TMT dosen mengabdi, jumlah SKS yang

dipegang oleh dosen, bagaimana iklim organisasi yang ada, dan seberapa besar tingkat

kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan, serta untuk mengetahui pengaruh

antara masa kerja, beban mengajar, dan iklim organisasi terhadap kinerja profesionalisme

dosen STKIP PGRI Pasuruan. Dalam Penelitian ini, Masa Kerja merupakan variabel (X1),

Beban Mengajar (X2), Iklim Organisasi (X3) dan Kinerja Profesionalisme Dosen (Y).

Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara masa kerja, beban

mengajar, dan iklim organisasi terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI

Pasuruan secara simultan. Dan adanya hubungan yang signifikan antara masa kerja

terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan secara parsial. Tidak

adanya hubungan antara beban mengajar terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP

PGRI Pasuruan secara parsial. Adanya hubungan yang signifikan antara iklim organisasi

terhadap kinerja profesionalisme dosen STKIP PGRI Pasuruan secara parsial.

Kata Kunci: Masa Kerja, Beban Mengajar, Iklim Organisasi, Kinerja

profesionalisme Dosen.

PENDAHULUAN

Tingkat kebutuhan masyarakat

Indonesia terhadap pendidikan yang

berkualitas untuk melahirkan penerus

bangsa yang siap menghadapi tantangan

dunia internalisasinasional di era

globalisasi ini sangat tinggi. Salah satu

tantangan tersebut adalah Masyarakat

Ekonomi Asia (MEA), sehingga

masyarakat Indonesia harus benar-benar

siap untuk bisa bersaing, tidak hanya

sebagai penonton akan tetapi

berkontribusi sebagai pemain yang

handal di dalamnya. Adapun cara yang

bisa digunakan menghadapi tantangan

tersebut salah satunya adalah melalui

pendidikan.

Beberapa faktor yang menjadi tolak

ukur keberhasilan pendidikan di

Perguruan Tinggi adalah kinerja dosen,

mahasiswa, dan sarana–prasarana yang

mendukung. Faktor-faktor tersebut saling

tergantung dan mempengaruhi satu sama

lain dalam melaksanakan proses, hasil dan

evaluasi pembelajaran dalam hal ini adalah

dosen.

Sumber Daya Manusia (SDM)

merupakan aspek yang sangat menentukan

dan dominan dalam suatu organisasi. Agar

SDM lebih berdaya guna, diperlukan suatu

pengembangan dalam rangka menyiapkan

individu agar bertanggung jawab terhadap

pekerjaan sekaligus dalam menghadapi

perubahan-perubahan yang terjadi

sehingga karir dapat berjalan dengan baik.

Page 2: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

29

Pengembangan karir SDM merupakan

serangkaian aktivitas kerja yang terpisah

namun terdapat hubungan yang

memberikan kelangsungan kedudukan dan

arti dalam riwayat hidup seseorang.

Pendidikan merupakan upaya

manusia untuk memperluas cakrawala

pengetahuan sekaligus membentuk nilai,

sikap dan perilaku manusia. Pendidikan

juga merupakan salah satu kebutuhan

pokok manusia yang dijadikan tempat

untuk memenuhi harapan hidup. Namun

pendidikan saat ini dirasakan belum dapat

memenuhi harapan. Hal ini disebabkan

banyak lulusan pendidikan formal yang

belum dapat memenuhi kriteria tuntutan

lapangan kerja yang tersedia, apalagi

menciptakan lapangan kerja baru. Kondisi

ini merupakan gambaran masih kurangnya

kualitas pendidikan.

Pada setiap instansi, kegiatan

evaluasi terhadap kinerja karyawan

merupakan kegiatan yang umum

dilakukan. Demikian juga dalam intitusi

Perguruan Tinggi, baik yang terdaftar

sebagai Universitas, Institut, maupun

Sekolah Tinggi dianggap perlu untuk

memajukan institutnya. Dosen merupakan

sumber yang utama dalam

mentransformasi ilmu yang diberikan oleh

pihak institusi kepada mahasiswa. Selain

itu Dosen merupakan tenaga akademik

yang bertugas melaksanakan Tri Dharma

Perguruan Tinggi, yang meliputi

pendidikan dan pengajaran, penelitian dan

pengembangan IPTEK, serta pengabdian

pada masyarakat dan kegiatan penunjang

lainnya.

Dosen adalah orang yang

berdasarkan pendidikan dan keahliannya

diangkat oleh penyelenggara Perguruan

Tinggi dengan tugas utama mengajar.

Menurut Undang–Undang Guru dan Dosen

nomor 14 tahun 2005, Dosen adalah

pendidik profesional dan ilmuwan dengan

tugas utama mentransformasikan,

mengembangkan dan menyebarluaskan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

melalui pendidikan, penelitian dan

pengabdian masyarakat. Faktor utama

penyebab rendahnya kualitas pendidikan

adalah kondisi pengajar yaitu

kualifikasinya tidak layak atau mengajar

tidak sesuai bidang keahliannya.

Tantangan yang terkait dengan kualitas

pendidik mencakup tantangan pribadi,

kompetensional pribadi maupun

keterampilan pendidik dalam

melaksanakan tugasnya.

Tugas guru atau dosen adalah

membantu peserta didik agar mampu

melakukan adaptasi terhadap berbagai

tantangan kehidupan serta tantangan

yang berkembang dalam dirinya.

Pemberdayaan peserta didik meliputi

aspek‐aspek kepribadian terutama aspek

intelektual, sosial, emosional, dan

keterampilan. Tercapainya tujuan proses

belajar mengajar dalam suatu Perguruan

Tinggi tidak terlepas dari peranan dosen

dan mahasiswa. Keaktifan para dosen

dalam memberikan perkuliahan dan

keaktifan mahasiswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar menjadi kunci

utama suksesnya proses belajar

mengajar. Suksesnya proses belajar

mengajar bagi mahasiswa, dapat dilihat

dengan alat ukur berupa assessment yang

dilakukan oleh dosen mulai dari proses

selama perkuliahan sampai pada nilai

akhir yang diperoleh mahasiswa.

Sedangkan kesuksesan bagi dosen adalah

dari kompetensi yang dimilikinya, dalam

hal ini adalah kompetensi profesional.

Kompetensi guru atau dosen

merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tercapainya tujuan

pembelajaran dan pendidikan, namun

kompetensi guru atau dosen tidak berdiri

sendiri, tetapi dipengaruhi oleh latar

belakang pendidikan, pengalaman

mengajar, dan lamanya mengajar.

Kompetensi ini meliputi kompetensi

pedagogik, profesional, kepribadian dan

sosial. Kompetensi guru atau dosen

dapat dinilai penting sebagai alat seleksi

dalam penerimaan calon guru atau

dosen, juga dapat dijadikan sebagai

pedoman dalam rangka pembinaan dan

Page 3: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

30

pengembangan tenaga guru atau dosen

(Prasetya, 2011).

Selain beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap kinerja

profesionalisme dosen di atas terdapat

faktor lain yang berpengaruh pada

kinerja profesionalisme dosen, yaitu

masa kerja, beban mengajar dan iklim

organisasi.

Masa kerja/tahun masa tugas

(TMT) merupakan waktu atau lama kerja

dimana seorang dosen awal diangkat oleh

yayasan dan pemerintah dengan bukti

berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang

diselenggarakan oleh masyarakat dapat

ditempatkan pada jabatan struktural serta

mengabdi pada instansi terkait dan

menerapkan tri dharma sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia yakni pada usia 65 tahun, dan

profesor yang berprestasi dapat

diperpanjang sampai 70 tahun

(wikipedia.org.id, diunggah pada 24

Oktober 2014).

Kinerja dosen diukur berdasarkan

beban kerja yang mencakup kegiatan

pokok yaitu merencanakan

pembelajaran, melaksanakan proses

bembelajaran, melakukan evaluasi

pembelajaran, membimbing dan melatih,

melakukan penelitian, melakukan

pengabdian pada masyarakat dan

melakukan tugas tambahan. Bebankerja

dosen sepadan dengan 12 Satuan Kredit

Semester (SKS) dansebanyak banyaknya

16 Satuan Kredit Semester (SKS).

Iklim organisasi adalah suatu

persepsi atau reaksi yang umum dari

individu terhadap situasi yang

dialaminya dan menunjukan pada

seperangkat kondisi yang ada dan

mempunyai pengaruh terhadap perilaku

individu. Iklim organisasi ini akan

diukur dengan menggunakan skala yang

terdiri dari aspek kualitas kepemimpinan,

tanggung jawab dan kepercayaan, tingkat

partisipasi, komunikasi, keadilan

kompensasi dan tekanan (Denison,

dalam Amriany, 2004). Iklim organisasi

merupakan serangkaian kerja yang

dipersepsikan dan dirasakan secara

langsung atau tidak langsung oleh

pegawai dan dianggap mampu

mempengaruhi perilaku pegawai tersebut.

Dosen tetap adalah dosen yang

bekerja penuh waktu yang berstatus

sebagai tenaga pendidik tetap pada

satuan pendidikan tinggi tertentu (PP.

Nomor 37. Tahun 2009 tentang Dosen).

Sehingga penulis menetapkan dosen

tetap sebagai responden penelitian

diantaranya dosen mempunyai

kepentingan terhadap satuan pendidikan

tinggi yang berkaitan, dalam hal ini

STKIP PGRI Pasuruan, mempunyai

nomor induk dosen (NIDN), memiliki

beban mengajar yang telah ditetapkan

oleh perundang-undangan yakni 12

sampai 16 SKS, memiliki jadwal yang

valid dan pasti pada satuan pendidikan

tinggi (STKIP PGRI Pasuruan), serta

tidak terikat sebagai tenaga tetap pada

lembaga atau Institut lain di luar satuan

pendidikan tinggi tempat dosen bertugas.

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (STKIP) PGRI Pasuruan

adalah perguruan tinggi swasta yang

terdapat di kota Pasuruan yang terus

berupaya dalam peningkatan mutu

internalisasinal secara berkelanjutan agar

dapat bersaing dengan perguruan tinggi

lain. Salah satu upaya yang sudah

dilakukan adalah dengan menggunakan

Lesson Study di dalam pembelajaran

pada beberapa mata kuliah serta adanya

peningkatan kualitas pendidikan dari

unsur dosen yang melanjutkan ke

pendidikan yang lebih tinggi (gelar

Doktor). Jumlah dosen tetap STKIP

PGRI Pasuruan dalam penelitian ini

meliputi 33 orang dosen Prodi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

21 orang dosen Prodi Pendidikan

Bahasa Inggris, 16 orang dosen Prodi

Pendidikan Ekonomi, 24 orang dosen

Prodi Pendidikan Matematika, dan 8

orang dosen Prodi PPKN

Esensi kompetensi kepribadian

dosen semuanya bermuara ke dalam

internalisasi pribadi dosen. Kompetensi

Page 4: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

31

pedagogik, profesional dan sosial yang

dimiliki seorang dosen dalam

melaksanakan pembelajaran, pada

akhirnya akan lebih banyak ditentukan

oleh kompetensi kepribadian yang

dimilikinya. Tampilan kepribadian dosen

akan lebih banyak mempengaruhi minat

dan antusiasme mahasiswa dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pribadi dosen yang santun, respek

terhadap mahasiswa, jujur, ikhlas dan

dapat diteladani, mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap keberhasilan

dalam pembelajaran apapun jenis mata

kuliahnya.

Berdasarkan latar belakang di atas

terdapat beberapa masalah yang perlu

diteliti dalam penelitian ini, diantaranya

pengaruh masa kerja terhadap kinerja

profesionalisme dosen STKIP PGRI

Pasuruan, pengaruh antara beban

mengajar terhadap kinerja

profesionalisme dosen STKIP PGRI

Pasuruan, pengaruh iklim organisasi

terhadap kinerja profesionalisme dosen

STKIP PGRI Pasuruan, dan pengaruh

masa kerja, beban mengajar, dan iklim

organisasi secara simultan terhadap

kinerja profesionalisme dosen STKIP

PGRI Pasuruan. Sedangkan tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui

TMT dosen mengabdi, jumlah SKS yang

diampuh oleh dosen, bagaimana iklim

organisasi yang ada, dan seberapa besar

tingkat kinerja profesionalisme dosen

STKIP PGRI Pasuruan, serta untuk

mengetahui pengaruh antara masa kerja,

beban mengajar, dan iklim organisasi

terhadap kinerja profesionalisme dosen

STKIP PGRI Pasuruan.

TINJAUAN PUSTAKA

Dosen Dosen adalah pendidik profesional

dan ilmuwan dengan tugas utama

mentrasformasikan, mengembangkan,

dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni melalui pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat (UU No. 14 tahun 2005).

Dosen merupakan salah satu komponen

pertama dan utama dalam suatu

pendidikan di Perguruan Tinggi. Peran

tugas dan tanggung jawab dosen sangat

penting dalam mewujudkan tujuan

pendidikan (Depdiknas, 2008, 2008b).

Lebih khusus lagi dosen dalam proses

belajar mengajar memiliki multiperan,

tidak hanya terbatas sebagai pengajar,

yang melakukan trasnfer of knowledge,

tetapi juga sebagai pembimbing yang

mendorong potensi,

mengembangkan alternatif dan

mobilisasi mahasiswa dalam belajar.

Artinya seorang dosen memiliki

tanggung jawab sebagai fasilitator

terhadap pencapaian belajar. Dosen tidak

hanya dituntut menguasai ilmu yang

akan diajarkannya, tetapi juga dituntut

menampilkan kepribadian yang mampu

menjadi teladan bagi mahasiswanya.

Masa Kerja

Masa kerja ada karena adanya

hubungan kerja. Oleh karenanya,

perhitungan masa kerja dihitung sejak

terjadinya hubungan kerja antara

pekerja dan pengusaha atau sejak

pekerja pertama kali mulai bekerja di

perusahaan tetentu berdasarkan pada

perjanjian kerja (Psl.50 UU

ketenagakerjaan). Masa kerja

merupakan lama seseorang bekerja

pada bidang tertentu. Masa kerja dosen

berkaitan dengan lama seorang dosen

telah bekerja, sejak diterima sebagai

dosen (berdasarkan SK pengangkatan)

sampai sekarang.

Hall & Louck (dalam Alim, 2004:28) melaporkan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa pengalaman mengajar berpengaruh terhadap penerapan pembaharuan pendidikan. Pengalaman mengajar ini memuat lamanya seseorang mengajar dan banyaknya ia merasakan, mendiskusikan, menerima kritik dan saran orang lain, termasuk supervisor yang kesemuanya itu akan ikut mematangkan yang

Page 5: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

32

bersangkutan untuk menghadapi tugas-tugas yang diembannya. Semakin lama menjadi dosen, maka akan semakin bertambah pengalaman dosen tersebut.

Beban Mengajar Beban tugas tenaga pengajar

adalah jumlah pekerjaan yang wajib

dilakukan oleh seorang tenaga pengajar

Perguruan Tinggi Negeri maupun

Perguruan Tinggi Swasta sebagai tugas

institusional dalam menyelenggarakan

fungsi pendidikan tinggi seperti yang

dibuat dalam Peraturan Pemerintah No.5

Tahun 1980 Pasal 26.

Beban mengajar dosen

dinyatakan dengan Ekivalensi Waktu

Mengajar Penuh (EWMP). Seorang

dosen dalam melaksanakan tugasnya

paling sedikit harus memenuhi EWMP

sebesar 12 SKS (Universitas Negeri

Malang, 2009: 1). Menurut UU No. 14

tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,

seorang dosen harus memenuhi EWMP

sebesar 12-16 SKS per semester.

Konsekuensi batasan ini seharusnya

bagi dosen yang kurang dari 12 SKS, ia

tidak berhak memperoleh tunjangan

fungsional, dan jika melebihi 16 SKS, ia

seharusnya mendapatkan tambahan

penghasilan.

Beban kerja dosen yang normal

menurut Surat Dirjen Dikti No

3298/D/T/1999 untuk pengajaran adalah

6 SKS, setara dengan 18 jam per minggu

yang terdiri dari 6 jam tatap muka dan 12

jam menyusun bahan perkuliahan.

Ketentuan ini telah dipertimbangkan dari

segi kemampuan dosen untuk

mempersiapkan pengajaran dengan baik,

memeriksa tugas-tugas mahasiswa dan

menambah pengetahuan dengan

membaca, meneliti dan sebagainya.

Beban kerja berlebih yang berlangsung

terlalu lama merupakan salah satu faktor

penyebab kelelahan. Kelelahan dapat

menurunkan kapasitas kerja dan

kelelahan kerja yang ditandai oleh

sensasi lelah, motivasi menurun, aktifitas

menurun (fitrihana, 2008).

Iklim Organisasi

Setiap organisasi memiliki

strategi dalam memanajemen SDM.

Iklim organisasi yang terbuka memacu

karyawan untuk mengutarakan

kepentingan dan ketidakpuasan tanpa

adanya rasa takut akan tindakan balasan

dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu

dapat ditangani dengan cara yang positif

dan bijaksana. Iklim keterbukaan,

bagaimanapun juga hanya tercipta jika

semua anggota memiliki tingkat

keyakinan yang tinggi dan mempercayai

keadilan tindakan.

Halpin (1971) telah

mengidentifikasikan kontinum iklim

organisasi berdasarkan hasil

penenlitiannya dengan menggunakan

Organizational Climate Description

Questionaire (OCDQ). Pada intinya,

terdapat enam klasifikasi iklim

organisasi, yaitu: (1) Open Climate, yang

menggambarkan situasi dimana para

anggota senang sekali bekerja, saling

bekerjasama, dan adanya keterbukaan;

(2) Autonomous Climate, yaitu situasi

dimana ada kebebasan, adanya peluang

kreatif, sehingga para anggota memiliki

peluang untuk memuaskan kebutuhan-

kebutuhan mereka; (3) The Controlled

Climate, yang ditandai dengan

penekanan atas prestasi dalam

mewujudkan kepuasan kebutuhan sosial,

setiap orang bekerja keras, kurangnya

hubungan antar sesama; (4) The Familiar

Climate, yaitu adanya rasa kesejawatan

tinggi antara pimpinan dan anggota; (5)

The Paternal Climate, yang bercirikan

adanya pengontrolan pimpinan terhadap

anggota; (6) The Closed Climate, yang

ditandai dengan situasi rendahnya

kepuasan dan prestasi tugas serta

kebutuhan sosial para anggota, pimpinan

sangat tertutup terhadap para anggotanya.

Berdasarkan klasifikasi iklim

organisasi tersebut, pada akhirnya Halpin

menyimpulkan iklim organisasi menjadi

dua, yaitu Open Climate dan Closed

Climate

Page 6: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

33

Iklim organisasi menurut Taquiri

dan Litwin (dalam Kholis, 2003: 32)

merupakan suatu kualitas lingkungan

internalisasinal organisasi yang dialami

oleh anggotanya, mempengaruhi

perilakunya, dan dapat dideskripsikan

dengan nilai-nilai karakteristik tertentu

suatu organisasi. Sterr dan Porter

(dalam Sunarsih, 2006: 25)

mendefinisikan iklim organisasi

sebagai sifat atau karakteristik dari

lingkungan kerja dan dirasakan oleh

para anggotanya, yang hal ini

sebagian besar diakibatkan oleh

tindakan-tindakan organisasi baik

secara sadar maupun tidak sadar serta

berpengaruh terhadap tingkah laku

berikutnya.

1. Kinerja Profesionalisme Dosen a. Profesionalisme Dosen

Profesionalisme adalah suatu

status, metode karakateristik atau standar

tertentu untuk menghasilkan dan atau

ukuran bagi suatu kualitas karya produk

dan karya yang dihasilkan oleh seorang

yang profesional dalam menjalankan

tugas di bidangnya. Profesionalisme

berkenaan dengan sikap yang dimiliki,

dan perilaku yang ditampilkan oleh

seorang profesional.

Profesionalisme Dosen, yaitu dosen

menjalankan pekerjaannya sesuai dengan

tuntutan profesi yang terus-menerus

meningkatkan mutu karyanya secara

sadar melalui pendidikan yang lama dan

keahlian khusus. Dalam penelitan ini,

istilah profesionalisme dosen adalah

suatu standar kompetensi yang menjadi

keahlian dosen yang sekaligus

merupakan tanggung jawab

pengabdiannya kepada Perguruan Tinggi

tempatnya bekerja, masyarakat, dan

negara.

Jarvis (dalam Sagala, 2006:198)

profesional dapat diartikan bahwa

seseorang yang melakukan tugas profesi

juga sebagai ahli (expert) apabila dia

secara spesifik memperolehnya dari

belajar. Profesional merupakan sikap

yang berarti melakukan sesuatu sebagai

pekerjaan pokok sebagai profesi dan

bukan sebagai pengisi waktu luang atau

sebagai hobi belaka karena membutuhkan

keahlian.

b. Kinerja

Kinerja merupakan prestasi kerja,

yaitu perbandingan antara hasil kerja

dengan standar yang ditetapkan (Dessler,

2000: 41). Kinerja adalah hasil kerja baik

secara kualitas maupun kuantitas yang

dicapai oleh seseorang dalam

melaksanakan tugas sesuai tanggung

jawab yang diberikan (Mangkunagara,

2002: 22).

Kinerja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu

dalam melaksanakan tugas dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan, seperti

standar hasil kerja, target atau sasaran

atau kriteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu telah disepakati bersama

(Rivai dan Basri, 2005: 50).

Berdasarkan pengertian kinerja

sebagaimana tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kinerja dosen adalah unjuk kerja

atau pencapaian kerja yang dilakukan

oleh seorang dosen dalam melaksankan

tugas pekerjaan dan kebijakan lembaga

Perguruan Tinggi yang diembankan

kepadanya. Tugas pokok dosen adalah

melakasanakan Tri Dharma Perguruan

Tinggi, yaitu melaksanakan pendidikan

dan pengajaran, penelitian dan

pengembangan, dan pengabdian kepada

masyarakat.

Page 7: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

34

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kuantitaf, dengan

jumlah populasi 102 Dosen dan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan Purposive

Sampling sebanyak 32 Dosen. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan regresi linier

berganda sebagai berikut:

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3

Keterangan:

Y= Kinerja Profesionalisme Dosen

X1= Masa Kerja

X2 = Beban Mengajar

X3 = Iklim Organisasi

a = Konstanta

HASIL DAN PEMBAHASAN

Masa Kerja

Keberadaan masa kerja terjadi

karena adanya hubungan kerja antara

pemberi kerja dengan pekerja. Oleh

karena itu, perhitungan masa kerja

dihitung dari tahun masa tugas (TMT).

Dosen profesional dituntut untuk

memiliki pengetahuan yang luas

terhadap tugasnya serta memiliki sikap

dan keterampilan khusus untuk dapat

melaksanakan tugas dengan sebaik-

baiknya. Untuk menjadi dosen yang

profesional, diperlukan pengetahuan dan

pengalaman yang cukup dibidangnya.

Pengalaman merupakan hal penting

yang juga merupakan salah satu

indikator keberhasilan dalam

malaksanakan tugas- tugas dan

memanfaatkan peluang yang ada di

Perguruan Tinggi untuk

mengembangkan kemampuan diri sesuai

dengan profesinya. Pengalaman kerja

seseorang ditentukan oleh rentang waktu

lamanya seseorang menjalani pekerjaan

tertentu, yang dapat dilihat dari

banyaknya tahun, yaitu sejak tahun

pertama kali diangkat menjadi pegawai

pada suatu pekerjaan tertentu. Dengan

demikian, semakin lama masa kerja

seorang dosen, maka akan semakin

profesional dalam melaksanakan

tugasnya dan akan mewujudkan kinerja

yang profesional pula.

Semakin lama dosen mempunyai

pengalaman mengajar, maka ia akan

memiliki penguasaan materi perkuliahan

atau ilmu pengetahuan yang baik dan

maksimal pada bidang yang diajarkan

kepada mahasiswanya. Dengan masa

kerja yang cukup lama, tentunya dosen

akan mampu mengembangkan dan

menerapkan strategi pembelajarannya

dengan baik. Begitu pula sebaliknya,

dengan masa kerja yang terlalu sedikit

tentunya dosen belum mampu

mengembangkan dan menerapkan

strategi pembelajarannya dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan, diperoleh data masa

kerja dosen-dosen di STKIP PGRI

Pasuruan bersifat heterogen, yakni

dosen-dosen mempunyai masa kerja

yang berbeda mulai dari 2 tahun sampai

29 tahun. Sesuai dengan teori yang telah

dikaji dapat disimpulkan bahwa masa

kerja seorang dosen berpengaruh

terhadap kinerja profesionalisme dosen

STKIP PGRI Pasuruan diketahui bahwa

nilai Sig. adalah 0,004 < 0,05. Sehingga

Ha diterima dan H0 ditolak.

Hal tersebut diperkuat dengan

hasil observasi selama menjadi

mahasiswa ketika kuliah dan menjadi

dosen STKIP PGRI Pasuruan, yaitu

dosen-dosen senior lebih profesional

dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya. Seperti halnya

memberikan kesan dan model

pembelajaran yang menarik dalam

memberikan mata kuliah.

Beban Mengajar

Beban mengajar adalah jumlah

banyaknya jam seorang pendidik/dosen

atau guru dalam mengampu jumlah mata

kuliah atau mata pelajaran pada periode

tertentu, bisa tiap semester yang dihitung

berdasarkan Satuan Kredit Semester

(SKS) untuk dosen, dan bagi guru

Page 8: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

35

dihitung dalam kalkulasi jumlah jam

perminggu (JP).

Beban mengajar dosen dinyatakan

dengan Ekivalensi Waktu Mengajar

Penuh (EWMP). Seorang dosen dalam

melaksanakan tugasnya harus memenuhi

EWMP sebesar 12-16 SKS per semester.

Dengan beban mengajar yang terlalu

banyak merupakan salah satu faktor

penyebab kelelahan. Kelelahan dapat

menurunkan kapasitas kerja dan

kelelahan kerja yang ditandai oleh

sensasi lelah, motivasi menurun, aktifitas

menurun (fitrihana, 2008).

Setelah melakukan penelitian,

diperoleh data yang homogen, yaitu para

dosen STKIP PGRI Pasuruan

mempunyai beban mengajar dalam

kisaran 12-16 SKS dan ada yang

berkisaran lebih dari 16 SKS

persemester, sehingga dapat disimpulkan

bahwa beban mengajar tidak

berpengaruh terhadap kinerja

profesionalisme dosen STKIP PGRI

Pasuruan, hal ini dibuktikan dengan hasil

SPSS pada tabel 4.13 diketahui bahwa

nilai Sig. adalah 0,50> 0,05. Sehingga

Haditolak dan H0diterima.

Iklim Organisasi

Iklim Organisasi merupakan suatu

persepsi atau reaksi yang umum

dari

individu terhadap situasi yang

dialaminya dan menunjukan pada

seperangkat kondisi yang ada dan

mempunyai pengaruh terhadap perilaku

individu (Denison, dalam Amriany,

2004).

Iklim organisasi yang dirasakan

individu secara positif (menyenangkan)

akan memberikan tampilan kerja yang

baik dan efektif yang akan

mempengaruhi pada keberhasilan

organisasi. Iklim organisasi terjadi

disetiap organisasi dan akan

mempengaruhi perilaku organisasi dan

diukur melalui persepsi setiap anggota

organisasi.

Menurut (Davis, 1993) “Para

pegawai akan melaksanakan tugas dan

kewajibannya dengan senang hati, jika

iklim organisasi tersebut menyenangkan,

sehingga dalam pekerjaannya akan

menjadi profesional.” Iklim organisasi

yang kondusif di STKIP PGRI Pasuruan

akan mengakibatkan hubungan sosial

bagi semua lapisan struktur di dalamnya

kian membaik, sehingga disetiap

kegiatan organisasi internalisas tidak

adanya diskriminatif dan intimidasi.

Setelah melakukan penelitian,

maka diperoleh data sebesar 31,3%

menyatakan sangat setuju, 25%

menyatakan setuju, 28,1% menyatakan

kurang setuju, dan sebesar 15,6%

menyatakan tidak setuju.Selain itu bisa

dilihat dari hasil SPSS pada tabel 4.13

diketahui bahwa nilai Sig. adalah 0,000<

0,05. Sehingga Ha diterima dan H0

ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa iklim organisasi mempengaruhi

kinerja profesionalisme dosen STKIP

PGRI Pasuruan dan iklim organisasi di

STKIP PGRI Pasuruan bersifat kondusif.

Hal tersebut diperkuat oleh hasil

observasi selama menjadi dosen di

STKIP PGRI Pasuruan, yaitu iklim

organisasi STKIP PGRI Pasuruan sangat

kondusif. Yang dapat dibuktikan tidak

pernah ada konflik yang terjadi dan

adanya hubungan yang harmonis.

Kinerja Profesionalisme Dosen STKIP

PGRI Pasuruan

Kinerja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu

dalam melaksanakan tugas dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan, seperti

standar hasil kerja, target atau sasaran

atau kriteria yang telah ditentukan

terlebih dahulu telah disepakati bersama

(Rivai dan Basri, 2005: 50).

Sedangkan menurut Jarvis (dalam

Sagala, 2006: 198) profesionalisme dapat

diartikan bahwa seseorang yang

melakukan tugas profesi juga sebagai

ahli (expert) apabila dia secara spesifik

Page 9: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

36

memperolehnya dari belajar. Profesional

merupakan sikap yang berarti melakukan

sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai

profesi dan bukan sebagai pengisi waktu

luang atau sebagai hobi belaka karena

membutuhkan keahlian.

Kinerja profesionalisme adalah

hasil atau tingkat keberhasilan seorang

dosen selama periode tertentu dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya

sebagai dosen dengan keahlian yang

dimilikinya.

Dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui kinerja

profesionalisme dosen STKIP PGRI

Pasuruan, maka peneliti menyebar

angket/kuesioner kepada 32 responden

dan diperoleh hasil data sebesar 25%

menyatakan selalu, 21,87% menyatakan

sering, 34,38% menyatakan jarang, dan

18,75% menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian disimpulkan bahwa

dosen-dosen STKIP PGRI Pasuruan bisa

dikatakan cukup profesional dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Hal ini diperkuat oleh hasil

observasi peneliti di STKIP PGRI

Pasuruan, memang masih relatif sedikit

tenaga dosen yang bisa dikatakan

profesional dalam melaksanakan tugas

dan kewajibannya. Akan tetapi pada

tahun ini sudah meningkat yang bisa

membuktikan keprofesionalannya

sebagai dosen hal ini terbukti dengan

beberapa dosen STKIP yang lolos dalam

pengembangan IPTEK dan penelitian

yang diselenggarakan oleh Menristek

Dikti.

Pengaruh Yang Signifikan

Antara Masa Kerja, Beban Mengajar,

Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja

Profesionalisme Dosen STKIP PGRI

Pasuruan Pendidikan merupakan

factor penting dalam proses

kemajuan suatu bangsa. Pendidikan

diharapkan mampu menghasilkan

Sumber Daya Manusia (SDM)

berkualitas sehingga dapat

mengembangkan segala potensi yang

dimiliki oleh suatu bangsa. Pendidikan

merupakan upaya manusia untuk

memperluas cakrawala pengetahuan

sekaligus membentuk nilai, sikap dan

perilaku manusia. Pendidikan juga

merupakan salah satu kebutuhan pokok

manusia yang dijadikan tempat untuk

memenuhi harapan hidup.

Dosen sebagai salah satu

komponen yang memegang peranan

penting dalam prosespembelajaran

diharapkan memiliki kinerja

profesionalisme yang tinggi, sehingga

mampu menghasilkan manusia

berkualitas tinggi terutama dalam bidang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK).

Dosen adalah pendidik profesional

dan ilmuwan dengan tugas utama

metransformasikan ,mengembangkan

dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni melalui pendidikan,

penelitian dan pengabdian masyarakat.

Namun pada akhir-akhir ini banyak

lembaga pendidikan Perguruan Tinggi

bahkan Universitas dan Dosen yang

tidak profesional bahkan tidak segan-

segan mereka bebas menjual ijazah-

ijazah palsu yang berkedok perkuliahan,

sehingga tidak heran kalau masyarakat

dengan ijazah tinggi tetapi sifat dan

sikapnya tidak mencerminkan

masyarakat berpendidikan.

Faktor utama penyebab rendahnya

kualitas pendidikan adalah kondisi

pengajar yaitu kualifikasinya tidak layak

atau mengajar tidak sesuai bidang

keahliannya. Tantangan yang terkait

dengan kualitas pendidik mencakup

tantangan pribadi, kompetensional

pribadi maupun keterampilan pendidik

dalam melaksanakan tugasnya.

Kesuksesan seorang dosen adalah dari

kompetensi yang dimilikinya, dalam hal

ini adalah kompetensi profesionalisme.

Profesionalisme merupakan sikap dari

seorang profesional (Anwar dan Sagala

2006: 101). Profesionalisme merupakan

komitmen para anggota suatu profesi

untuk meningkatkan

kemampuannya secara terus menerus

Page 10: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

37

dan memiliki sistem budaya yang

mampu memberikan pelayanan yang

memuaskan bagi yang dilayani.

Setelah dilakukan penelitian

berkaitan dengan upaya untuk

mengetahui pengaruh antara variabel X

(masa kerja, beban mengajar, iklim

organisasi) terhadap variabel Y (kinerja

profesionalisme dosen STKIP PGRI

Pasuruan) dengan menyebar

angket/kuesioner maka diperoleh data

yang dapat dipaparkan dalam bentuk

perhitungan regresi linear berganda

pada tabel 4.12 yaitu (Sign. 0,000 <

0,05). Dengan demikian Ha diterima

dan H0 ditolak. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara masa kerja, beban

mengajar, iklim organisasi terhadap

kinerja profesionalisme dosen STKIP

PGRI Pasuruan secara simultan.

SIMPULAN

Masa kerja dosen STKIP PGRI

Pasuruan bersifat heterogen, yaitu setiap

dosen mempunyai masa kerja yang

berbeda mulai dari 2 tahun sampai ada

yang selama 29 tahun, sehingga setiap

dosen mempunyai pengalaman yang

berbeda pula baik dalam merencanakan

pengajaran perkuliahan sampai sistem

yang digunakan dalam

perkuliahan.

Terdapat pengaruh yang signifikan

antara masa kerja terhadap kinerja

profesionalisme dosen STKIP PGRI

Pasuruan. dengan asumsi bahwa nilai Sig.

0,004 < 0,05. Sehingga Ha diterima dan

H0 ditolak.

Beban mengajar dosen STKIP

PGRI Pasuruan bersifat heterogen, yaitu

rata- rata dosen mempunyai beban

mengajar dosen lainnya yaitu kisaran 12-

16 SKS dan ada beberapa yang lebih dari

16 SKS persemester. Tidak terdapat

pengaruh antara beban mengajar

terhadap kinerja profesionalisme dosen

STKIP PGRI Pasuruan. Dengan asumsi

bahwa nilai Sig. 0,50 > 0,05. Sehingga

Ha ditolakdan H0 diterima.

Iklim organisasi di STKIP PGRI

Pasuruan dikatakan sangat kondusif, hal

ini diperkuat oleh data yang diperoleh

peneliti yaitu 31,3% menyatakan sangat

setuju, 25% menyatakan setuju, 28,1%

menyatakan kurang setuju, dan sebesar

15,6% menyatakan tidak setuju.Atau

84,4% beropini positif dan 15,6%

beropini negatif. Terdapat pengaruh yang

signifikan antara iklim organisasi

terhadap kinerja profesionalisme dosen

STKIP PGRI Pasuruan. dengan asumsi

bahwa nilai Sig. 0,000< 0,05. Sehingga

Ha diterima dan H0 ditolak.

Kinerja profesionalisme dosen

STKIP PGRI Pasuruan dikategorikan

cukup profesional dalam mengemban

tugas dan kewajibannya pernyataan

tersebut didasarkan pada data yang

diperoleh setelah melakukan penelitian

yaitu 25% menyatakan selalu, 21,87%

menyatakan sering, 34,38% menyatakan

jarang, dan 18,75% menyatakan tidak

pernah. Atau 46,87% beropini positif dan

53,13% beropini negatif

Terdapat pengaruh yang signifikan

antara masa kerja, beban mengajar, dan

iklim organisasi terhadap kinerja

profesionalisme dosen STKIP PGRI

Pasuruan secara simultan. Hal ini

dibuktikan dengan nilai sign. 0,000 <0,05.

Saran 1. Untuk STKIP PGRI Pasuruan

Dalam merekrut dosen diaharapkan

lebih selektif dan memprioritaskan

pengalaman dan kemampuannya

serta tingkat pendidikan dan

prestasinya, sehingga terdapat

tenaga pendidik/dosen yang lebih

profesional dengan demikian dapat

melahirkan mahasiswa yang lebih

terampil dan kritis.

Mengupayakan terakreditasi A

pada setiap program studi

Dalam proses menuju Universitas

PGRI Pasuruan (UPP) diharapkan

selain merekrut tenaga pendidik/

Page 11: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

38

dosen juga lebih selektif dalam

menerima calon mahasiswa, benar-

benar memprioritaskan kualitas

selain kuantitas, sehingga

Universitas yang diharapkan dapat

bersaing dengan Universitas lain

dan lebih siap dalam dunia global

yang ditandai dengan Indonesia

mengikuti MEA (Masyarakat

Ekonomi Asia) pada bulan

Desember 2015 mendatang.

2. Untuk Dosen

Pendidikan dan pengajaran

- Gunakan model pembelajaran yang

unik dan atraktif dalam proses

belajar mengajar, jangan monoton,

sehingga mahasiswa tidak cepat

jenuh.

- Prioritaskan kepentingan kampus

dan diharapkan sesering mungkin

mengecek kemampuan

mahasiswanya.

- Tingkat pendidikan minimal S3

atau bahkan semua dosen STKIP

PGRI bertitel Profesor, sehingga

calon mahasiswa tidak ragu dengan

kemampuan para dosen

Penelitian dan pengembanan

IPTEK

- Lebih giat dan tingkatkan kegiatan

penelitian dalam bidang masing-

masing dosen dan melibatkan

mahasiswa dalam penelitian

tersebut, untuk menciptakan lulusan

yang kritis, kreatif dan berkompeten.

Pengabdian masyarakat

- Meluangkan waktu untuk melakukan

pengabdian kepada masyarakat pada

setiap semesternya, agar tri dharma

Perguruan Tinggi bisa dilaksanakan

dengan sepenuhnya oleh semua dosen

di lingkungan STKIP PGRI Pasuruan.

-

DAFTAR RUJUKAN

Alim, Nur. 2004. Hubungan Antara

Tingkat Pendidikan, Pengalaman

Kerja, Kinerja Akademik, dan

Pemahaman terhadap Tugas

dengan Kinerja Manajaerial Dosen

yang Diberi Tugas sebagai

Administrator pada STAIN di

Sulawesi. Tesis tidak diterbitkan.

Program Pasca Sarjana Univeristas

Negeri Malang.

Alim, Rahmat. 2012.

Peninjauan&evaluasiCPNS,

(Online),

(http://bkn.go.id/kanreg01/en/pros

edur-layanan-3.html),diakses

tanggal 18 Mei 2015.

Asdyanti, Raldina. 2012. Analisis

Hubungan Beban Kerja, Mental

dengan Kinerja Karyawan

Departemen Contract Category

Management Di Chevron Indonesia

Business Unit.

(http://www.digilib.FISIPUI.ac.id)

diakses tanggal 20 April 2015

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Siregar, Syofian. 2013. Statistik

Parametrik Untuk Penelitian

Departemen Pendidikan Nasional. 2005.

Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen.Jakarta:

Depdiknas.

DIKTI, Kopertis. 2011. Pedoman Beban

Kerja Dossen dan Evaluasi

Pelaksanaan Tridharma

Perguruan Tinggi. Jakarta:

Depdiknas

Jiunkpe. 2003. Beban kerja berlebihan.

(Online),

(http://digilib.petra.ac.id/junkpe/S

1/eman/2003/junkpe-ns-S1-2003-

31498055-818-stres_kerja-

chapter2.pdf), diakses tanggal 18

Mei 2015.

Kholis, Nur. 2003. Kontribusi Iklim

Organisasi,

Perilaku Kepemimpinan Rektor

dan Kemampuan Profesional

Dosen terhadap Kinerja dosen di

Universitas Swasta Kota Kediri.

Tesis tidak diterbitkan.

Malang:Program Pasca Sarjana

Universitas Negeri Malang.

Page 12: ANALISIS PENGARUH MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, …

39

Kuantitatif. Jakarta: PT Bumi Wikipedia.

2014. Manajemen Kinerja

dalam Organisasi. (Online),

(http://www.wikipediaamanajeme

nkinerjadalamorganisasi.com),

diakses tanggal 14 Oktober 2014.

Undang-undang Republik Indonesia

nomor 37 tahun 2009 tentang

dosen. 2009. Jakarta: PP RI.

Soetopo, Hendyat. 2012. Perilaku

Organisasi Teori dan Praktik Di

Bidang Pendidikan Jilid 2.

Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sunarto, H dan Riduwan. 2013.

Pengantar Statistika Untuk

Penelitian Jilid 6. Bandung: PT

Alfabeta.

Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim

Organisasi Teori Aplikasi dan

Penelitian. Jakarta: Salemba

Empat.

Yardi, Lidrus. 2005. Potret Dunia

Pendikan Menakar Sumber Daya

Manusia Indonesia, (Online),

(http://re-searchengines.com), diakses

tanggal 10 April


Recommended