+ All Categories
Home > Documents > Buku Ani Setyopratiwi

Buku Ani Setyopratiwi

Date post: 19-Oct-2015
Category:
Upload: adrian-scooby
View: 39 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
Buku tentang ani setyopratiwi

of 76

Transcript
  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    1/76

    BAB 00

    PENDAHULUAN

    1. TUJUAN

    Sebagai pedoman umum pihak Operasional Agronomi dalam melaksanakan kegiatan

    teknis untuk budidaya kelapa sawit secara berkelanjutan dan mencapai hasil yangterbaik (Yield dan Produktivitas) di seluruh Perkebunan PT Triputra Agro Persada

    (TAP)

    2. WEWENANG MENGELUARKAN PEDOMAN TEKNIS

    Pedoman teknis budidaya ini disusun dan diterbitkan oleh !agian Agronomy PT

    Triputra Agro Persada dan disetujui oleh "OO dan "#O

    3. RUANG LINGKUP

    a) Petunjuk$petunjuk dalam pedoman ini wajib dilaksanakan %ika ada hal yang

    kurang jelas& agar meminta penjelasan dari atasan langsung atau bagian

    Agronomyb) Apabila ada cara lain yang berbeda dari isi pedoman ini& maka harus terlebih

    dahulu mendapat persetujuan dari Agronomy "ommittee

    4. IMPLEMENTASI

    Teknik$teknik Agronomi yang tercantum dalam buku pedoman ini diimplementasikan

    oleh karyawan sta'' yang berhubungan dengan operasional mulai dari tingkat Asisten

    sampai Top anagement

    a) !uku pedoman ini merupakan milik perusahaan yang bersi'at penting dan rahasia

    b) ilarang memperbanyak sebagian atau seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari

    Agronomy "ommitteec) Sebagai petunjuk pelaksanaan di lapangan akan diberikan berupa buku saku

    kepada sta'' yang harus mengimplementasikan

    d) *aryawan yang akan berhenti dari PT Triputra Agro Persada (TAP) wajib

    mengembalikan buku saku ini ke atasan langsung

    5. PEMBAHARUAN

    Pedoman teknis budidaya tanaman kelapa sawit ini akan diperbaharui atau diralat

    apabila diperlukan

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    2/76

    BAB I

    PERENCANAAN PENANAMAN

    1. PERIZINAN LAHAN

    Peri+inan lahan merupakan tugas bagian ,egal

    2. KESESUAIAN LAHAN

    !erdasarkan hasil survey tinjau& "OO membuat perencanaan awal dan meminta

    "O-Surveyor melakukan survey kesesuaian lahan yang mencakup peta dan data .

    ,uas berdasarkan kelas kesesuaian lahan (S/& S0& S1& 2) dan in'ormasi

    topogra'i& curah hujan

    Peta kondisi vegetasi dan data taksiran luas (hutan primer& sekunder& semak

    belukar dan lalang)

    *husus untuk areal rendahan harus diin'ormasikan jaringan outlet

    3. PENGUKUHAN KAWASAN"O-Team Survey harus melaksanakan tata batas kerangka luar kawasan sesuai

    dengan i+in lokasi yang diperoleh Selanjutnya berdasarkan tata batas kerangka

    ini& bagian ,egal akan berkoordinasi dengan !adan Pertanahan 2asional (!P2)

    untuk melakukan pengukuran *adastral sebagai pengukuhan kawasan dan diikuti

    dengan pemasangan patok batas permanen *adastral oleh pihak kebun Patok

    batas permanen harus tetap dirawat oleh #state anager

    4. PERENCANAAN LOKASI SARANA PENUNJANG

    "hie' Operational O''icer ("OO) mempersiapkan !lue Print dan !isnis Plant yang

    mencakup .

    Pembetukan 3nit *ebun dan sarana penunjang kebun berdasarkan luas arealkonsesi baru yang akan dikelola

    Penyusunan Analisa engenai ampak ,ingkungan (AA,)& 3saha *elola

    ,ingkungan (3*,) dan 3saha Pemantauan ,ingkungan (3P,) termasuk

    identi'ikasi adanya 4igh "onservation 5alue 6orest (4"56) merupakan tugas

    ,egal-"O

    5. LOKASI PEMBIBITAN

    #state anager mengidenti'ikasi lokasi yang akan digunakan untuk pembibitan

    dengan mempertimbangkan persyaratan lokasi (lihat !ab 77 point 8) Setelah lokasi

    disetujui "OO& #state anager segera menyusun rencana kerja dan biaya untuk

    pembibitan

    6. LOKASI KANTOR DAN TEMPAT TINGGAL PROYEK

    #state anager (#) segera mengidenti'ikasi lokasi yang sesuai untuk bangunan

    kantor dan tempat tinggal sementara Penetapan lokasi ini diupayakan menjadi

    lokasi permanen untuk kantor& gudang dan #mplacement kebun serta P*S setelah

    mendapat persetujuan dari !O

    . LOKASI JALAN MASUK

    #state anager bersama$sama dengan ,egal-Team Survey menentukan lokasi

    jalan masuk dengan mempertimbangkan hasil survey tinjau ,ahan untuk jalanmasuk dibebaskan minimal selebar /0 m Apabila perlu& terutama jalan di luar i+in

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    3/76

    lokasi dibuat parit 0 9 0 9 /&: m sebagai parit pembatas di sepanjang sisi kiri dan

    kanan jalan

    !. LOKASI PKS

    #state anager mengusulkan beberapa alternati' lokasi rencana P*S dan

    dilanjutkan dengan survey Area mengenai kelayakan pembangunan P*S di lokasitersebut !erdasarkan masukan dari Teknik& maka "O-Team Survey dan bagian

    pabrik melakukan survey lengkap di areal P*S tersebut *emudian !O dan

    !O" akan memutuskan lokasi P*S yang akan dibangun

    ". AREAL REPLANTING

    4al$hal yang dijadikan pertimbangan untuk usulan pelaksanaan ;eplanting antara

    lain .

    a 3mur tanaman

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    4/76

    BAB II

    PEMBIBITAN

    1. TUJUAN

    3ntuk menghasilkan bibit kelapa sawit berkualitas tinggi yang harus tersedia sesuai

    dengan kebutuhan tahapan penanaman agar dapat dicapai yield yang tertinggi

    2. JENIS DAN JUMLAH BIBIT SERTA KERAPATAN TANAM

    J#$%& )*$ K#+*,*(*$ B%'%( '#+)*&*+-*$ K*& T*$*/

    %enis bibit yang digunakan harus berkualitas tinggi-teruji dan sesuai dengan jenis

    tanah

    *erapatan Tanaman Stand Per 4a (SP4) disesuaikan dengan jenis ,ahan (tanah)

    Pada tabel 0/ dapat dilihat kerapatan tanaman sesuai dengan jenis tanah

    Tabel 0/ *lasi'ikasi Tanah dan kerapatan tanaman per hektar

    K*&%%-*&%

    T*$*/

    K#+*,*(*$ T*$**$

    ,#+ H*

    S#%(%* &** &%&%

    J*+*- T#*- L+&

    *$(*+ '*+%&

    ineral /1> ?0 @?@

    Pasir /8 @>0

    Bambut />C : @1>

    *Untuk plasma kerapatan tanaman per ha (SPH) adalah 130 pokok.

    3. KEBUTUHAN KECAMBAH

    *ebutuhan kecambah sebanyak 0CC butir-4a

    4. PENENTUAN LOKASI

    6aktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pembibitan .

    a) ,okasi pembibitan berada di tengah$tengah rencana areal penanaman& hal ini untuk

    memudahkan dan mengurangi biaya transport bibit dari lokasi pembibitan ke areal

    tanam

    b) ,okasi pembibitan harus datar (C$:D) Supaya tekanan air merata& pemasangan

    pipa irigasi harus sesuai dengan kontur

    c) ,okasi bibitan harus bebas banjir sepanjang tahun

    d) %arak bibitan harus dekat dengan sumber air dan ketersediaan air cukup banyak

    dengan kualitas yang baik sepertiE p4 minimum :& tidak terkontaminasi-polusi

    sepanjang tahun *apasitas air yang harus tersedia lebih dari 0CCCCC ltr-ha-hari

    (3ntuk lebih kurang /1:CC bibit)& selama minimal 8 bulan

    e) i lokasi pembibitan tersedia tanah mineral dengan kualitas baik sehingga

    memenuhi syarat dipergunakan sebagai media tumbuh yang diisikan ke dalam

    polybag

    ') ,okasi pembibitan tidak tertutup oleh bayang$bayang bangunan atau pohon

    sehingga dapat menerima sinar matahari penuh %arak terdekat dari hutan yang ada

    disekitar tempat tersebut minimal 0C meter

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    5/76

    g) ,okasi pembibitan harus aman dari pencurian& gangguan binatang liar atau ternak

    (babi& landak& tikus& ayam& kambing& sapi& kerbau dll) serta jauh dari sumber hama

    dan penyakit (tersanitasi dengan baik)

    h) ,okasi pembibitan dekat dengan #mplacement sehingga pengawasan dapat lebih

    intensi'

    i) ,okasi pembibitan harus mudah dijangkau dan jalan ke pembibitan harus baikuntuk kegiatan supervisi& mobilisasi dan transportasi material

    j) ,okasi bibitan dan instalasi irigasi dapat diulang maksimal 1 kali

    5. PRE NURSERY

    :/ Tujuan Pre 2ursery adalah memberi waktu lebih longgar untuk membuat

    persiapan areal bibitan& mempersempit tempat pemeliharaan bibit selama s-d

    /0 minggu pertama (memiliki 1$8 helai daun) dan untuk memudahkan

    pemeliharaan yang optimal

    5.2. P#+&%*,*$ L*/*$ )*$ K#%*(*$ P#'%'%(*$ ,ahan bibitan harus sudah dalam kondisi bersih lengkap dengan instalasi air

    dan jaringan jalan sebelum penanaman kecambah dimulai

    Perusahaan hanya menerapkan cara pembibitan dua tahap (Double Stage)

    dan tidak menerapkan cara pembibitan satu tahap (Single Stage)

    5.3. S%&(# I+%*&%

    Tujuan penerapan sistem irigasi yang tepat adalah untuk menjamin bahwa

    masing$masing bibit dalampolybag memperoleh air yang cukup setiap hari

    untuk mendapatkan pertumbuhan optimal

    Penyiraman bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mist irrigation)

    Air yang digunakan harus bermutu baik dan bersih dengan p4 air minimum

    :

    5.4. U-+*$ P%,* M#&%$ )*$ P7,* A%+

    *apasitas mesin dan pompa air yang digunakan dengan sistem mist irrigation

    saling terkait dengan layout instalasi irigasi dan ukuran pipanya sesuai

    dengan kondisi di lapangan

    Beneral anager (B) dan tenaga ahli *irico harus membantu menghitung

    total head untuk menentukan kapasitas pompa dan disain layout sesuai

    dengan jumlah bibit yang akan diterima

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    6/76

    Bambar :8/ "ontoh layout 7nstalasi 7rigasi !ibitan 0C ha satu mesin pompa

    Bambar :80 ,etak Pemasangan Selang 7rigasi

    1

    3

    5

    7

    9

    10

    8

    6

    4

    2

    2

    4

    6

    8

    10

    9

    7

    5

    3

    1

    Pompa

    Jalur4

    Jalur2

    Jalur3

    Jalur1

    1 enunjukkan jam aplikasi tiap F jam

    Pipa P5" AG H

    Pipa P5" >H

    *eterangan .

    Arah Pengaliran Sumisansui

    Pipa P5" 8H

    Pipa

    Primer/Seconder

    Pipa PVC 2

    Inch

    Pol!a

    "

    #a$e

    Val%e

    Selan"/$u!e

    iri"a&i

    Val%e

    Val%e

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    7/76

    5.5. U-+*$ P78'* )*$ P#$8%,*$*$

    3kuranpolybag*ecil (T 9 , 9 Tb) adalah 01 cm 9 /: cm 9 C&C@: mm (/C

    polybag-kg)& lay flat(setelah diisi akan berdiameter I/C cm dan tinggi I /@&:

    cm)

    !erwarna hitam dengan 0 baris lubang per'orasi berjarak 1 cm 9 1 cm ,etak

    lubang dimulai dari /-1 bagian atas kantong plastik

    Tidak dibenarkan menggunakan polybag yang dibuat dari bahan plastik

    recycle

    Penyimpanan polybag harus di dalam gudang& di tempat yang terlindung dari

    panas matahari langsung

    5.6. M#)%* T*$*

    edia tanam menggunakan top soil (kedalaman maksimum 1C cm) tanah

    mineral dengan tekstur lempung

    *husus areal anoderma& media tanam jangan menggunakan tanah yang

    berasal dari lokasi terserang anoderma edia tanah harus diayak memakai saringan /C cm 9 /C cm untuk

    mencegah masuknya gumpalan$gumpalan tanah& serta bersih dari sampah dan

    kotoran lainnya

    edia tanam harus dicampur dengan :C kg ;P-I 0 m 1tanah (I /CCCpolybag

    kecil)

    5.. P#$%&%*$ P78'*

    "ara Pengisian Polybag *ecil .

    #mpat (8) minggu sebelum penanaman kecambah& plybag harus sudah diisi

    mineral dalam jumlah cukup Buncang Polybag waktu pengisian untuk memadatkan tanah dan diisi sampai

    mencapai ketinggian / cm dari bibir polybag

    Polybag disiram air setiap hari sampai tanah jenuh sebelum dilakukan

    penanaman dan isi kembali dengan tanah bila diperlukan

    5.!. P#$8&$*$ P78'*

    Persiapkan bedengan dengan lebar /0C cm dan panjang yang disesuaikan

    dengan kondisi areal (/C$/: meter)& jarak antar bedengan @C cm Tanah

    bedengan ditinggikan I : cm dengan mengikis tanah dari area antar

    bedengan& sehingga air tidak akan tergenang di bedengan i pasang papan

    lebar /C cm atau bambu di sepanjang pinggir bedengan untuk menahan agar

    polybagtidak tumbang

    Polybag disusun secara rapat pada bedengan alam / bedeng area pre!

    nurserydapat disusun sebanyak /CCC s-d /CCpolybagkecil

    5.". P#$#9#-*$ P#$*'%*$ )*$ P#$**$*$ K#9*'*/ )*+% S'#+ -#

    L7-*&%

    3ntuk memastikan kedatangan kecambah ke lokasi& maka terlebih dahulu

    dilakukan pengecekan di sumber kecambah tersebut Selanjutnya apabila

    kecambah sudah tersedia& dilakukan pengambilan dengan pengamanan yang

    standar sepert point :/C

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    8/76

    5.10. P#$#+%**$ )*$ P##+%-&**$ -#9*'*/ )% 7-*&%

    Antisipasi terhadap kerusakan dan kehilangan kecambah dilakukan oleh personil

    perusahaan (*T3-Sta' ,ogistic-petugas yang ditunjuk) dengan melakukan

    pengecekan dan memeriksa semua dokumen pengiriman barang (O) yang

    terdiri dari . emeriksa SP! (Surat Pengantar !arang) dari produsen kecambah

    emeriksa SP! (Surat Pengantar !arang) dan SP% (Surat Perintah %alan)

    dari e9pedisi

    emeriksa Serti'ikat kecambah dan kelengkapan surat$suratnya

    Serti'ikat dan surat$surat asli dikirim ke 4O bagian Agronomy dan

    copunya ditinggal di kebun

    5.10.1. M##+%-&* -7(*-:,#(% -#9*'*/

    *elengkapan& keaslian dan keutuhan segel yang dipasang pada

    setiap kotak emeriksa kondisi 'isik kotak kecambah yang diterima berikut

    semua segel dan seal yang terpasang sesuai ketentuan (baik&

    cacat-rusak& bekas benturan& bekas dibongkar atau ditukar)

    embuat berita acara pemeriksaan segel J seal& dilaporkan pada

    hari itu juga ke 4O (Agronomi-Procurement-7nternal Audit) melalui

    'aksimile atau message

    enghitung jumlah kotak yang diterima dan mencocokkan dengan

    surat pengantar barang

    emeriksa keberadaan dan keaslian segel yang menempel pada

    kantong plastik& apakah nomor urut sesuai dengan nomor yangdikirim dari %akarta (4O)

    emeriksa dan menghitung jumlah kecambah yang rusak dan

    abnormal& hal ini untuk mengetahui jumlah kecambah normal yang

    siap mendapat perlakuan berikutnya

    5.10.2. J*);* )*$

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    9/76

    anager& tidak boleh didelegasikan ke pekerja *riteria kecambah

    abnormal.

    a !elum jelas radikula (berwarna putih) dan-atau plumula (berwarna

    kuning)

    b "adi#ulaatauplumulayang busuk

    c "adi#uladanplumulayang searahd Adanya pertumbuhan jamur

    e !entuk yang tidak normal atau rusak

    ' "adi#ula yang terlalu panjang (< : cm) dan jumlah < 1 D bisa

    diclaim ke supplier kecambah dengan disertai 'oto dan dokumen

    #mbrio yang sedang berkembang masih terlampau lemah dan harus

    diperlakukan dengan hati$hati *ecambah harus selalu berada pada

    tempat yang terlindungi sejak diterima sampai selesai ditanam Apabila

    plumulakembar& maka yang lebih lemah harus dibuang dan kecambah

    ditanam seperti biasa

    Tabel :/C1/ Standard seleksi kecambah

    Tahap Seleksi A'kir (D) "iri$ciri A'kir

    KECAMBAH I 0

    a bakal akar atau daun patah

    b bakal akar atau daun tidak tumbuh

    c bakal akar atau daun membengkok

    d bakal akar dan daun tumbuh satu arah

    e bakal akar atau daun pendek-tumpul

    ' bakal akar dan daun busuk berwarna

    coklat terserang cendawan (brown germ)

    g #ndosperm (biji) yang terlalu kecil

    5.11. P#$*$**$ K#9*'*/

    Siram tanah di polybag sampai jenuh sebelum kecambah ditanam

    *antong plastik kecambah dibuka dengan hati$hati dan letakkan kecambah

    di baki yang beralaskan goni basah yang telah direndam dalam larutan

    'ungisida $hiramdengan konsentrasi C&0D

    Selanjutnya kecambah diseleksi dan dihitung

    Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radi#ula yang akan

    diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan diposisikan ke atas

    dalam posisi datar

    *ecambah ditanam dengan kedalaman sekitar 0 cm di bawah permukaan

    tanah polybag 4indarkan penanaman kecambah yang terlalu dalam atau

    terbalik

    Polybagdisiram sampai jenuh setelah penanaman kecambah

    5.12. P#$8%+**$

    Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari selama 1C menit atau setara

    dengan >$ mm curah hujan untuk setiap penyiraman

    !ila malam hari ada curah hujan

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    10/76

    !ila pagi hari turun hujan

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    11/76

    !ibit yang pertumbuhan vegetati'nya jauh lebih kecil dibanding bibit sehat

    seumurnya Perkembangan helai daun tampak kerdil dan sempit 4al ini

    disebabkan 'aktor genetik

    d aun menyempit dan tegak (#uteerre#t leaf)!ibir dengan daun menyempit dan tegak

    e aun yang menggulung ("olled leaf)

    4elai daun dari bibit tidak membuka secara normal& tetapi tergulung di

    sepanjang batang daun sehingga menyerupai bentuk tombak Bejala berat

    disebabkan oleh 'aktor genetik

    ' aun berkerut-keriput (rinkle leaf)

    !entuk daun ini memperlihatkan berbagai lingkaran kerutan dan pada

    tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebit pecah menyilang

    Bejala berat disebabkan oleh 'aktor genetik

    g aun melipat (ollante)

    4elai daun dari bibit tidak membuka secara normal& tetapi menciut lengket

    seperti melipat dan menggulung Bejala ini timbul akibat kekurangan air

    h himaera

    Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris

    kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan

    yang normal Bejala ini adalah genetik

    i !ibit dengan serangan Penyakit !erat

    Sebagai tambahan dari karakteristik yang dikemukakan di atas& bibit yang

    terserang penyakit bercak daun yang disebabkab oleh jamur ur+ularia& dan

    penyakitnthra#nose(daun membusuk mulai dari pinggir) yang disebabkan

    oleh jamur antara lain,otriodiplodia&-elan#onium elaidis dan lomerella

    singulataharus dimusnahkan dengan dibakar termasuk polybagnya

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    12/76

    5.15. P#$*$*$*$ P78'* B#-*&

    Polybag bekas tidak ditinggalkan dilapangan tetapi harus dikumpulkan untuk

    dimusnahkan dan dibakar

    6. MAIN NURSERY

    6.1. T+*$&,*$(%$

    Transplanting ke polybag besar (-ain &ursery) dilakukan pada bibit yang

    berumur $/0 minggu atau memiliki 1$8 helai daun yang sempurna

    3kuran polybag (T 9 , 9 Tb) :C cm 9 8C cm 9 C&/: mm dengan bahan

    berkualitas baik berwarna hitam Setelah diisi tanah diameterpolybag0> cm

    dan tinggi 1 cm (/polybagper kg)

    edia tanam . top soil mineral diayak dan dicampur pupuk ;P /CC gram per

    polybag Tanah sebaiknya ber tekstur remah dan porous (lempung liat

    berpasir) %arak tanam ?C cm 9 ?C cm 9 ?C cm segitiga sama sisi

    6.2. U-+*$ P78'*

    3kuran%arge Polybag adalah :C cm 9 8C cm 9 C&/: mm& (setelah diisi tanah

    diameter polybag 0> cm dan tinggi 1 cm (/ polybagper kg) !erwarna

    hitam dengan 8 (empat) baris lubang per'orasi berjarak : cm ,etak lubang

    per'orasi berdiameter : mm dalam barisannya& di mulai dari /: cm bagian

    atas kantong plastik ke arah bawah sebanyak : lubang dengan jarak masing$

    masing lubang : cm Total lubang per'orasi sebanyak C buah

    3ntuk sisipan dicadangkan sebanyak / bibit AP per hektar ditanam pada

    polybag ukuran C&/ mm 9 :C cm 9 >C cm

    *etebalan polybag harus merata& hal ini dapat dilihat dengan cara

    mengamatinya dibalik sinar matahari& spesi'ikasi ini harus dicantumkan

    dalam SP! agar menjadi perhatian petugas yang melakukan pembelian

    (!agian Pembelian) !agian Pembelian harus memastikan bahwa polybag

    yang dibeli bukan merupakan hasil daur ulang

    6.3. M#)%* T*$*

    Penjelasan mengenai media tanam (lihat point :>)

    Tanah / m1cukup untuk ::polybag

    Tanah di %arge Polybagharus dilubangi dan selanjutnya dimasukkan /CC gpupuk"o#k Phosphate(;P) ke lubang%arge Polybagsebelum bibit ditanam

    6.4. P#$%&%*$ P7%'*

    Polybag harus sudah siap diisi tanah minimal 8 minggu sebelum pemindahan

    bibit dari Pre 2ursery& untuk mendapatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil

    setelah dilakukan penyiraman setiap hari

    "ara Pengisian ,arge Polybag .

    Polybag dapat dibalik sebelum diisi tanah agar polybag dapat berdiri tegak

    dan silendris

    edia tanah harus disaring melalui saringan /&: cm 9 /&: cm untukmenghindari adanya gunpalan$gumpalan tanah& sampah& akar tanaman& dll

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    13/76

    Persiapkan media tanam dan isikan ke dalam polybag 4indarkan pemadatan

    tanah dalam polybag dengan cara menekan kuat ke arah bawah

    Buncang polybag pada waktu pengisian untuk memadatkan tanah dan

    mencegah agar tidak ada bagian yang mengkerut-terlipat 7silah sampai

    mencapai ketinggian 0&: cm dari bibir polybag

    Pengisian tanah sampai 0&: cm dari bibir polybag dan dilakukan pemadatan

    serta penyiraman setiap hari Pastikan agar posisi polybag tegak lurus dan

    lubang tanam berada di tengah

    Alat$alat yang harus disiapkan . keranjang kotak& pelubang tanah dan ayakan

    6.5. P#$8&$*$ P78'*

    !ibit ditanam dengan jarak ?C cm segitiga sama sisi& sedangkan / bibit AP

    untuk sisipan ditanam dengan jarak /:C cm segitiga sama sisi

    3ntuk dapat menempatkan polybag dengan rapi& terlebih dahulu dilakukan

    pemancangan di dua sisi petak memakai alat meteran dan kawat licin atau tali

    ra'ia& dengan menggunakan bahan cat dan anak pancang Sewaktu penyusunan polybag kedua tangan pekerja harus berada pada dasar

    polybag

    6.6. T+*$&,*$(%$ -# L*+# P78'*

    Tata cara pelaksanaan transplanting dari polybag kecil ke ,arge Polybag

    dilakukan sebagai berikut .

    Pastikan ,arge Polybag sudah tersusun benar dengan posisi tegak dan telah

    diisi tanah

    Satu hari sebelum transplanting& siram tanah di %arge Polybagsampai jenuh

    air& guna memudahkan pembuatan lubang tanam pada keesokan harinya !uat lubang di tengah polybag dengan menggunakan alat pelubang yang

    sudah dipersiapkan *edalaman lubang dibuat I 0C cm atau disesuaikan

    dengan tinggi tanah di polybag kecil

    Siram bibit diPre &urserysebelum dipindahkan

    3ntuk memindahkan dari ,aby Polybag ke %arge Polybag& kita padatkan

    tanah di ,aby Polybag& sehingga longgar dan mudah dicabut dari ,aby

    Polybaguntuk dipindahkan ke%arge Polybag

    ,akukan penyiraman secukupnya segera sesudah transplanting

    6.. P##%/*+**$ Perawatan bertujuan membersihkan gulma yang tumbuh di dalam maupun di

    luar di antara polybag

    Semua peralatan yang dipakai untuk kegiatan perawatan seperti alat semprot&

    ember& takaran dan pengaduk& harus diberi tulisan K*husus 4erbisidaH secara

    jelas dengan warna merah dan disimpan terpisah dari peralatan lainnya&

    sehingga dipastikan bahwa peralatan ini tidak digunakan untuk kegiatan

    penyemprotan pupuk daun& maupun pengendalian hama dan penyakit

    6.!. P#$8%+**$

    Penyiraman mist irrigationsetara dengan mm curah hujan untuk setiap kali

    penyiraman Penyiraman harus dilakukan pagi dan sore

    Penjelasan lebih lanjut lihat butir pada Pre 2ursery (point :/0)

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    14/76

    6.". K7$&7%)*&% '%'%(

    Penambahan tanah di dalam polybag dilakukan seperlunya untuk

    mempertahankan permukaan tanah I 0 cm di bawah bibirpolybag

    6.10. S##-&% B%'%(

    Seleksi pada ain 2ursery dilaksanakan dengan tahapan .

    a Pada umur bibit > bulan

    b Pada umur bibit ? bulan

    c Pada umur bibit /0 bulan

    d Pada saat persiapan pengiriman bibit ke lapangan

    C*+* ,#*-&*$**$ #-&% '%'%( >

    a !erikan tanda silang (L) dengan cat warna putih di polybag setiap bibit

    a'kir-abnormal

    b "atat dan buat berita acara semua bibit yang dia'kir dan didokumentasikandiceking oleh # dan disetujui oleh B

    c !ibit a'kir dikeluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan& jumlah bibit a'kir

    selama di ain 2ursery antara /C$/:D

    d Apabila bibit a'kir

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    15/76

    Akibat 'aktor genetik& daun yang baru tumbuh dengan ukuran yang makin

    pendek dari daun yang lebih tua& sehingga tajuk bibit terlihat rata

    e. Short internode

    %arak antara anak daun pada tulang pelepah (ra#his) terlihat sangat dekat

    dan bentuk pelepah tampak pendek

    f. Wide internode

    %arak antara anak daun pada tulang pelepah (ra#his) terlihat sangat lebar!ibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi dari normal

    . A$*- )*$ 8*$ ,%( Narrow leaf

    !entuk helai anak daun tampak sempit dan tergulung sepanjang alur

    utamanya (lidi) sehingga berbentuk seperti jarun Anak daun ini biasanya

    tumbuh membentuk sudut yang tajam dengan rachis

    /. A$*- )*$ (%)*- ,#9*/ Juvenille

    4elai anak daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak pecah dalam waktu :

    bulan

    %. D*$ '#+-#+( Crinle leaf

    !entuk daun ini memperlihatkan berbagai tingkatan kerutan dan pada

    tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebut pecah menyilang

    Bejala berat disebabkan oleh 'aktor genetik& dan gejala ringan disebabkan

    oleh kekurangan air ('ater stress)

    !. Chimaera

    Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah menjadi pucat atau

    bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dari

    jaringan yang normal

    -. B%'%( (#++*$ Crown Di"ea"e

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    16/76

    Akibat 'aktor genetik& pelepah menjadi bengkok& melintir dan mudah patah

    . B*&(

    !ibit biasanya berubah secara progresi' kearah coklat dan mati perlahan$

    lahan dimulai dari daun yang lebih tua dan bergerak ke atas ke daun yang

    lebih muda

    . B%'%( 8*$ (#++*$ '#+*( 7#/ /** )*$ ,#$8*-%(

    !ibit yang terserang busuk pucuk dan hama penyakit lainnya harus

    dipisahkan

    6.11. P#+&%*,*$ P#%$)*/*$ B%'%( -# L*,*$*$

    6.11.1. U+ '%'%( (#+'*%- 8*$ &%*, (*$* )% *,*$*$ *)**/ "?14 '*$.

    6.11.2. P#(*+*$ B%'%(

    !ibit diputar pada tempatnya 0 (dua) minggu sebelum dikirim ke

    lapangan Setelah bibit diputar harus disiram dengan air yang cukup

    setiap hari sampai waktu pengiriman ke lapangan

    6.11.3. P#+*-*$ B%'%( '# ,#$*$-(*$

    !ibit harus diangkat dengan cara menempatkan satu tangan di dasarpolybagdan satunya lagi menggenggam pangkal batang

    Tidak boleh mengangkat bibit dengan cara menarik daunnya

    !ibit tidak boleh dilempar atau dibanting& karena akan mengakibatkan

    polybagpecah

    !ibit disusun satu lapis di atas truk dan disiram sebelum berangkat ke

    lapangan

    6.11.4. A)@*$9# P*$(%$ M*(#+%*

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    17/76

    dari selang harus dipertahankan pada C kg-cm0& dengan jarak

    barisan /&1 m maka selang irigasi diletakkan pada setiap dua

    baris !ilamana pertumbuhan bibit cukup tinggi maka

    penyemprotanpolybagakan terhalangi& namun pengairan harus

    terus dilakukan sampai kelembaban tanah di areal pembibitan

    terpenuhi 4al ini dilakukan karena akar bibit kelapa sawitsudah penetrasi kedalam tanah

    6.12. S##-&% MN

    alam keadaan normal seleksi harus diselesaikan pada bulan ke /0

    !ila bibit tertahan di pembibitan untuk jangka waktu yang lebih lama& suatu

    tahap seleksi 'inal harus dilakukan sebelum dimuat dan diangkut ke lapangan

    Pada waktu penanaman di lapangan& semua bibit kelapa sawit yang sudah

    diseleksi untuk dipindah tanamkan harus dalam keadaan sehat dan segar

    6.13. P#*$-*&*$ P##,*/ Pemangkasan pelepah kerucut biasanya pertama kali dilakukan ketika bibit

    mencapai umur / bulan di pembibitan utama

    Galaupun demikian pemangkasan perlu diatur waktunya agar berlangsung 8

    bulan sebelum rencana tanggal penanaman di lapangan

    7ni berarti& untuk bibit yang akan ditanam 08 bulan setelah penanaman di

    pembibitan maka pemangkasan kerucut dilakukan pada umur 0C bulan

    6.13.1. C*+* P#*$-*&*$.

    Pemangkasan secara kerucut pada semua pelepah dengan ketinggian

    /0C cm pada pelepah terluar sampai dengan /:C cm pada pucuk dari

    permukaan tanah di dalam polybag

    Parang yang digunakan harus tajam

    6.13.2. P#$8%+**$

    Penyiraman yang cukup dibutuhkan sesaat setelah dilakukan

    pemangkasan kerucut

    *ekurangan air dapat menimbulkan berbagai dampak negati' pada

    bibit yang telah dipangkas

    6.14. P#*$-*&*$ A-*+

    Tiga bulan sebelum penanaman di lapangan& harus dilakukan pemangkasanakar dengan cara memutar polybag dengan arah yang berlawanan

    Penyiraman yang teratur akan memastikan bahwa bibit$bibit akan pulih

    kembali

    Tiga minggu setelah pemangkasan akar& polybag harus diputar kembali untuk

    mencegah pertumbuhan akar ke dalam tanah

    Pada sore hari sebelum pemindahan tanaman& bibit harus disiram dengan air

    yang cukup gun mengurangi resiko kekurangan air pada saat transportasi dan

    penanaman di lapangan

    6.15. P#*$-*&*$ P##,*/ K#)* -*%

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    18/76

    !ilamana bibit akan tertahan di pembibitan hingga 1C bulan atau lebih& harus

    dilakukan pemangkasan kerucut kedua kalinya dengan menggunakan teknik

    yang sama yaitu 8 (empat) bulan sebelum penanaman di lapangan

    Pemangkasan kerucut kedua kalinya harus diikuti oleh pemangkasan akar

    berikutnya seperti (point >/8)

    6.16. A'*(%7$

    !ibit yang tertahan di pembibitan selama lebih dari 08 bulan diperkirakan

    sudah berbunga

    !unga ini harus dibuang pada saat pemangkasan pelepah

    6.1. P#+&%*,*$ '# B%'%( )%(*$* )*$ P#$*$**$

    !ilamana terjadi penundaan antara pengangkutan ke lokasi dan penanaman di

    lapangan& bibit kelapa sawit harus disiram lagi hingga mencapai kejenuhan

    Selama proses penanaman& harus diteliti bahwa tanah di sekeliling bibit telah

    dipadatkan Saat pemadatan tanah& tali ra'ia yang digunakan dilepaskan sehingga

    pelepah$pelepah dapat kembali ke posisi alaminya

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    19/76

    BAB III

    PERSIAPAN SEBELUM PENANAMAN

    1. PENINJAUAN LAPANGAN DAN TATA BATAS

    *egiatan ,and "learing harus mempertimbangkan konservasi tanah& air dan tingkat

    kesuburan lahan

    Semua ini akan mempengaruhi pencapaian pertumbuhan tanaman yang baik dan

    produkti'itas tinggi

    2. AREA DARAT

    Areal darat dibagi berdasarkan tingkat kemiringan lahan untuk keperluan

    penentuan konservasi

    Tabel 0/ *lasi'ikasi *emiringan dan keperluan teras

    *emiringan *eterangan

    =?D =:o itanam dengan jarak standar& tidak perlu teras?$/8D :o$o Teras konservasi air lebar minimal 0&C m& dengan

    interval 1:$:C m

    /:$0/D ?o$/0o ,ebar teras 8 m

    00$8CD /1o$00o ,ebar teras minimal 1&C m& bergantung kondisi

    tanah dan kedalaman tanah

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    20/76

    rainase tergantung topogra'i dan jenis tanah

    ,angkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan drainase adalah

    menentukan lokasi outlet dari areal dan meluruskan parit alam sehingga aliran

    air akan mengikuti kemiringan areal

    alam membuat perencanaan sistem drainase& harus dipertimbangkan agar

    areal gambut tidak mengalami o+erdrain

    Pada areal dengan lapisan Pyrire& harus diketahui kedalamannya supaya

    senantiasa berada di bawah level air yang perlu dipertahankan& yaitu >C cm di

    bawah permukaan tanah 4al ini diperlukan untuk menghindari pyrite

    teroksidasi menjadi sul'at masam dan meningkatkan kemasaman tanah

    3ntuk areal gambut& sistem 'ater management (pengelolaan air) adalah

    prioritas utama

    Tabel 0// %enis Parit

    J#$%& P*+%( K#(#+*$*$

    Outlet rain Parit yang mengumpulkan air dari ain rain danmengalirkannya ke sungai

    ain rain Parit yang mengumpulkan air dari collection drain

    "ollection rain Parit yang mengumpulkan air dari 'ield drain

    6ield rain Parit yang mengalirkan air dari dalam blok ke collection drain

    Tabel 0/0 3kuran Parit

    J#$%& P*+%( L#'*+ A(*& L#'*+ B*;*/ K#)***$

    Outlet rain 8C 1C 8C

    ain rain 1C 0: 1C

    "ollection rain 0C /: 0C

    6ield rain /C C@: /C

    K#'(/*$ =%#) D+*%$ >

    3ntuk tanah gambut dan areal rendahanield /rain dibuat .

    / . /> / .

    / . 8

    / . 0 jalur tanam& disesuaikan dengan kebutuhan

    PERAWATAN PARIT

    Pencucian parit di areal mineral disesuaikan dengan kebutuhan& sedangkan

    pencucian parit dari endapan di areal gambut dan rendahan dilakukan dengan

    ketentuan .

    a) Tahun pertamafield drain dicuci :CD& dipilih bergantian

    b) Tahun keduafield drain dicuci :CD sisanya

    c) -ain drain dan #olle#tion drain dicuci setiap tahun atau sesuai

    kebutuhan

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    21/76

    2.2. RENDAHAN MINERAL TIDAK MENGANDUNG SUL=AT

    MASAM

    Pada areal pertemuan antara rendahan dan areal berbukit& harus dibuat parit

    memanjang kaki bukit& untuk drainase ke collection atau -ain /rain (lihat

    Bambar 00/) 3kuran parit bergantung pada kemiringan dan luas areal berbukit yang

    berbatasan dengan rendahan Parit kaki bukit harus berhubungan dengan 'ield

    drain untuk menghindari tanaman sawit dari genangan dan K'et footH

    7ntensitas parit bergantung pada volume air dan hujan di areal tersebut

    Bambar 00/ Parit di kaki bukit

    2.3. RENDAHAN MINERAL MENGANDUNG PYRITE P7(#$(%* S*(

    M*&*

    3ntuk menghindari terbentuknya sul'at masam sebagai akibat pyrite

    teroksidasi& permukaan ketinggian air di atas lapisan pyrite harus

    dipertahankan

    3ntuk memonitor ketinggian permukaan air tanah& harus dipasang Pie+ometer&

    lihat Bambar :/

    Bambar 01/ Tinggi air yang harus dipertahankan

    Pohon sawit

    Parit kaki bukit

    ;endahan

    6ield drain

    Areal berbukit

    >C cm

    >C cm

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    22/76

    3ntuk mempertahankan tinggi permukaan air& parit utama harus dibendung dengan sekat$

    sekat di beberapa tempat dengan menggunakan bekas karung pupuk yang terlah diisi

    tanah

    %umlah bendungan di sepanjang parit bergantung pada level air yang harus

    dipertahankan

    Selama musim hujan semua pintu air dan bendungan harus dibuka untuk

    mengurangi keasaman air dan pada akhir musim hujan harus ditutup kembali

    3. AREAL PASANG SURUT#real pa"ang "urut tida direomenda"ian untu ditanam.

    4. AREAL GAMBUT

    Tabel 8/ *lasi'ikasi Bambut berdasarkan kedalamannya

    *lasi'ikasi Bambut *edalaman

    angkal M / m

    Sedang < / m dan = 1 m& sesuai Principle dan "riteria

    ;SPO

    o Sebelum dilakukan penanaman di areal gambut yang berupa hamparan& harusdilakukan pemadatan (#ompa#tion) dengan menggunakan alat yang sesuai

    Pastikan alat berat yang melakukan pemadatan tidak menggunakan gambangan

    pada saat melakukan pemadatan

    o ;encana pembukaan areal gambut harus disetujui terlebih dahulu oleh

    !O-!O"

    ,angkah yang harus dilakukan dalam persiapan tanam .

    Team Survey melakukan survey guna menentukan level permukaan air yang akan

    digunakan untuk membuat rencana pembukaan outlet dan-ain drain

    utlet dan -ain /rain harus sudah dibuka minimum /0 bulan sebelum ,"

    dimulai ater management (pengelolaan air) perlu diterapkan dengan baik untuk tanah

    gambut supaya tidak terjadi penurunan permukaan air yang berlebihan sehingga

    lapisan atas mengalami pengeringan (irre+ersible)

    5. PIEZOMETER

    Pie+ometer adalah salah satu alat ukur tinggi rendahnya air dari permukaan tanah

    ,angkah$langkah pembuatan pie+ometer sebagai berikut .

    a Pie+ometer dibuat dari pipa paralon diameter 1H dengan panjang /C cm

    b Salah satu ujung paralon disumbat dengan material yang permeable (mudah

    ditembus air) berada di bagian bawah

    c inding pipa sepanjang I /CC cm dibuat lubang$lubang kecil dengan diameter :mm

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    23/76

    d Pipa ditanam dengan kedalaman /:C cm dan sisa 1C cm berada di atas permukaan

    tanah

    e istar (dari kayu ringan-bambu) berukuran 0CC cm dengan dasar kayu diberi

    gabus (agar bisa mengapung) istar tersebut dibuat skala yang dimulai dari

    perbatasan ujung pipa yang tidak tertanam (angka nol)

    ' istar dimasukkan dalam pipa paralon dan ditutup dengan penutup yangmempunyai lubang ditengahnya sehingga mistar bisa bergerak naik turun

    g *etinggian air permukaan tanah dapat langsung diketahui sesuai dengan angka

    yang berada sejajar dengan permukaan paralon yang tidak tertanam

    h Pengamatan dilakukan seminggu sekali (8 kali sebulan) Apabila ketinggian air

    dalam blok turun

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    24/76

    o !endungan terbuat dari balok broti sebagai cerucuk yang kemudian ditimbun

    dengan karung yang telah diisi tanah merah dan disusun rapi

    o Tinggi bendungan dibuat sama dengan permukaan blok dan diberi pintu air (tinggi

    >C cm dan lebar :C cm dari permukaan tanah blok) %umlah bendungan bergantung

    pada ketinggian air dalam parit

    o embuka pintu bendungan atau menurunkan ketinggian karung bendungan padamusim hujan untuk mengeluarkan kemasaman ('lushing) pada tanah gambut

    o enutup pintu bendungan atau mengembalikan ketinggian karung bendungan

    sebelum akhir musim hujan& dengan maksud untuk mengatur ketinggian air di

    parit$parit setinggi >C cm dari permukaan tanah *elebihan air& akan over'low di

    atas pintu bendungan&

    o

    BAB I

    JALAN DAN JEMBATAN

    1. KEBUTUHAN JALAN

    %alan ber'ungsi sebagai penghubung dari dan keluar kebun-pabrik& jalur transportasi

    T!S serta sebagai pembatas blok

    *ebutuhan jalan disesuaikan dengan kondisi lahan Pada areal datar panjang ain

    ;oad (;)& /C m per ha dan "ollection ;oad (";)& 11&1 m per ha Pembangunan

    jalan dibuat dengan sistem segi empat beraturan (Brid System)& mengikuti denah blok

    yang berukuran 1CC m 9 /CCC m Pembangunan jalan di areal berbukit kebutuhannya

    lebih banyak dan dibuat dengan sistem jalan kontur

    2. JENIS JALAN

    A99#&& R7*) AR

    erupakan jalan penghubung dari jalan negara ke kebun dengan lebar badan

    jalan sekitar /0 m

    M*%$ R7*) MR

    ibangun arah 3tara$Selatan dengan jarak antar ; /CCC m dan lebar badan

    jalan ? m 3ntuk areal gambut-rawa jalan dibuat dengan sistem tanggulan

    minimal satu parit pada sisi badan jalan

    C7#9(%7$ R7*) CRibangun arah Timur$!arat dengan jarak antar "; 1CC m dan lebar badan

    jalan @ m 3ntuk areal gambut-rawa jalan dibuat dengan sistem tanggulan

    minimal satu parit pada sisi badan jalan

    J**$ P+%$*$

    ibangun sepanjang pringgan kebun yang ber'ungsi sebagai pembatas kebun

    dengan areal luar kebun

    J**$ K7$(+

    %alan yang dibangun pada areal berbukit& dibuat mengikuti kontur dengan lebar

    > m

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    25/76

    3. PEMBUATAN JALAN

    3.1. P#'*(*$ J**$ ,*)* *+#* D*(*+:D*+*(

    o Pembuatan jalan dan jembatan dilakukan bersama$sama pada saat T! dan

    diperhitungkan sebagai satu kesatuan biaya

    o embuat disain jalan bersamaan dengan pembuatan blok

    o Pembuatan jalan menggunakan bulldo2erminimal setara dengan tipe D:D!5o %ika perlu pembuatan parit pada kedua sisi badan jalan dapat dilakukan baik

    pada ; maupun ";

    o Pembentukan badan jalan dengan -otor rader harus cembung (amber)

    pada bagian tengah badan jalan agar air tidak tertahan di badan jalan

    o Pembuatan tali air ("un ff) pada kiri dan kanan jalan harus dibuat secara

    berselang$seling (2ig!2ag) %umlah tali air ("un ff) ditentukan berdasarkan

    tingkat kelandaian jalan

    o Pemadatan badan jalan menggunakan "oad "olleribrating ompa#tor /

    ton& setara dengan BW212atau S 512

    3.2. P#'*(*$ J**$ ,*)* A+#* G*'(:R*;*

    ibuat sistem tanggulan dengan membuat parit pada satu sisi jalan Tahap

    pembuatannya .

    o Pembuatan disain jalan bersamaan dengan pembuatan blok

    o Pembuatan jalan dengan cara menggali parit pada satu sisi jalan menggunakan

    #9cavator dan tanah hasil galian ditimbunkan pada badan jalan Setelah

    timbunan tanah mengering& diratakan dengan !ulldo+er dan selanjutnya

    dilakukan penimbunan dengan tanah mineral !adan jalan dibentuk dengan

    otor Brader dan harus cembung pada bagian tengah badan jalan agar tidak

    tertahan di badan jalan

    Bambar 10/ %alan areal gambut

    3.3. P#'*(*$ J**$ K7$(+

    %alan kontur harus dibangun sebelum pembuatan teras 4al$hal yang diperhatikan

    dalam pembuatan jalan kontur .

    o 4arus memotong teras kontur

    o !adan jalan dibuat miring ke arah tebing

    o Bradient (kemiringan sudut) di atas /:oatau 0@D dibuat kontur

    o %arak ideal antar jalan kontur adalah 0CC m tetapi dimungkinkan lebih rapat

    karena kondisi kebutuhan lapangan

    Bambar 11/ %alan *ontur dan Teras

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    26/76

    Pembuatan jalan kontur harus dilakukan dengan tahapan sebagai berikut .

    o Penentuan posisi-letak jalan yang akan dibuat melalui survei

    o Pemancangan jalan ditentukan dengan $heodolite(TC) Posisi pancang

    diletakkan di bagian tepi jalan sebelah luar dinding bukito Pembuatan jalan dengan,ulldo2erdimulai dari bawah mengarah ke atas

    Pancang yang sudah dibuat tidak boleh tumbang untuk kontrol bahwa jalan

    telah disesuaikan dengan disain

    o Pada daerah berbukit& tali air ("un ff) dibuat di sisi jalan sebelah tebing dan

    airnya disalurkan melalui slab (underpass)

    3.4. P#$%'$*$ )*$ P#$#+*&*$ J**$

    3.4.1. W*-( P#*-&*$**$

    o Perencanaan penimbunan-pengerasan jalan disesuaikan dengan

    kebutuhan kebun dengan memperhatikan iklim setempat sehinggapekerjaan dapat dilakukan bukan pada musim hujan

    o Pengajuan Permohonan Perintah *erja (PP*) penimbunan-pengerasan

    dari kebun ke "OO dan "#O sebelum pelaksanaan ata PP* yang

    harus dipersiapkan terdiri atas . surat PP*& 'orm PP*& peta jalan yang

    akan ditimbun-dikeraskan& disertai data panjang& lebar& tebal

    penimbunan (;& ";& dll) serta volume material yang akan digunakan

    P#$*)**$ )*$ K*%(*& B*/*$

    o !ahan yang digunakan diambil dari lokasi yang sudah mempunyai 7+in

    sesuai dengan peraturan pemerintah

    o 4uaryharus disurvei untuk menentukan kualitas dan kecukupan bahan

    yang dituangkan dalam !erita Acara Peninjauan (!AP) dengandilengkapi dokumentasi 'oto

    3.4.2. P#$%'$*$ J**$

    Penimbunan jalan pada semua areal dilakukan setelah jalan dibuat dan

    harus sudah selesai dengan volume sbb .

    Pada T!$/ (1CD)

    Pada T!$0 (1CD)

    Pada T!$1 (8CD)

    Pelaksanaan penimbunan .

    o !ila diperlukan& sebelum dilakukan penimbunan di daerah

    rawa-gambut& dapat menggunakan gambangan dengan kayu gelam atau

    bahan yang sesuai sebagai pondasi jalan tersebut

    o aterial untuk penimbunan jalan harus disebar merata ke permukaan

    jalan yang telah disiapkan

    o %alan yang telah ditimbun dengan tanah harus segera dibentuk diratakan

    dan dipadatkan dengan alat yang sesuai

    Tabel 180/ %enis %alan& ,ebar dan Tebal penimbunan

    J#$%& J**$ L#'*+ T%'$

    T#'* P*)*(

    7#

    ,#+ -

    Acces ;oad Bambut-;awa /0 C&1 1>CC m1; Bambut-;awa ? C&1 0@CC m1

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    27/76

    "; Bambut-;awa @ C&1 0/CC m1

    3.4.3. P#$#+*&*$ J**$

    3.4.3.1. P#$#+*&*$ J**$ T*/*, A;*

    Pengerasan jalan pertama dilakukan secara bertahap selama 1

    tahun berdasarkan panjang jalan dengan pembagian .o Tahap satu (T! /) . 1CD

    o Tahap dua (T! 0) . 1CD

    o Tahap tiga (T! 1) . 8CD

    Tabel 181// %enis dan volume material pengerasan jalan

    J#$%& J**$ J#$%&

    M*(#+%*

    L#'*+

    T#'*

    P*)*(

    7#

    ,#+ -

    Acces road Sirtu-,aterite ? C0C /CC m

    1

    ; Sirtu-,aterite @ C/: /C:C m1

    ";-%alan

    *ontur

    Sirtu-,aterite : C/: @:C m1

    atatan 5 6etebalan pada tabel di atas adalah ketebalan maksimal

    Pengerasan dilakukan sesuai dengan jadwal pembangunan jalan

    Pelaksanaan pengerasan .

    o %alan yang akan dikeraskan harus digrader terlebih dahulu agar

    membentuk kembali badan jalan sesuai dengan ketentuan

    Permukaan jalan harus merata tidak tergenang air dan bersih

    dari rumput& pelepah& potongan kayu dan lain$laino !ahan pengerasan diecer berupa tumpukan berselang$seling di

    kiri$kanan jalan dengan jumlah dan jarak yang disesuaikan

    dengan volume bahan per km

    o Selanjutnya bahan disebar merata ke permukaan jalan dengan

    menggunakan grader atau rear mining bucket& sehingga badan

    jalan berbentuk punuk sapi

    Bambar 181// Pengerasan jalan

    3.4.3.2. P#$#+*&*$ J**$ U*$

    Pengerasan ulang ##ess "oad dapat dilakukan setiap tahun

    apabila diperlukan Penentuan jumlah volume material sesuai

    persetujuan masing$masing B dan "OO

    Pengerasan ulang untuk jalan selain tersebut di atas dilakukan

    setelah 0 tahun pengerasan tahap awal ilakukan secara bertahap

    sesuai dengan kondisi di lapangan

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    28/76

    Penyisipan dilakukan pada sisi jalan yang tidak dikeraskan ulang

    *husus untuk##ess "oaddianggarkan material untuk penyisipan

    jalan setiap tahun& kecuali pada tahun dilakukan pengerasan ulang

    3.4.3.3. P#$*;*&*$ P#$#+*&*$ J**$ S#9*+* K7$(+*-

    *ebun melakukan pengawasan dengan menempatkan petugas

    sebagai veri'ikator untuk memonitor hasil pekerjaan kontraktor

    5eri'ikasi yang dilakukan dalam hal tersebut adalah . tebal dan

    panjang jalan sesuai dengan kesepakatan kontrak antara perusahaan

    dan kontraktor 4asil veri'ikasi ditandatangani oleh veri'ikator&

    diketahui # dan disetujui oleh B Penentuan *ontraktor dan

    kualitas pekerjaan harus memenuhi syarat sbb .

    a Nuary ditentukan oleh anagement

    b Pemilihan kontraktor dan spesi'ikasi kerja ditentukan oleh

    "OO dan "#O berdasarkan rupiah-km sesuai spesi'ikasi

    ketebalanc Semua veri'ikasi pekerjaan kontraktor harus diketahui dan

    ditandatangani oleh # dan B

    d isamping veri'ikasi pekerjaan kontraktor dilakukan juga

    veri'ikasi hasil pekerjaan dengan cara melakukan pengecekan

    ketebalan setiap :C m yang dilakukan oleh Assisten ,apangan&

    Askep dan diketahui oleh #

    3.4.3.3.1. D% 7-*&% ,#$#+%**$ )*$ ,#$%'$*$:,#$#+*&*$

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    29/76

    o Sirtu atau material pengerasan jalan yang berada di tepi badan

    jalan harus dikembalikan pada badan jalan

    o !entuk kembali badan jalan dan dibuat cembung (amber) serta

    tali air ("un ff) yang cukup pada tepi badan jalan

    o Pisau-otor raderjangan menggali terlalu dalam agar tanah liat

    tidak terikut terutama pada saat pembentukan kembali badan jalano 4anya dilakukan grading ringan pada jalan yang sudah padat dan

    tidak berlubang terlalu dalam

    o Pada hari hujan tidak boleh melaksanakangradingjalan

    o Pada musim hujan hanya dilakukan dengan menutup lubang pada

    badan jalan yang berlubang (sebelum digrading air harus dikeringkan

    terlebih dahulu) atau perawatan jalan dilakukan dengan menggunakan

    mining bu#ket

    o Pada musim kering grading jalan diprioritaskan pada jalan di areal

    rendahan

    o "angkang (Shell) dari P*S boleh digunakan sebagai bahan untukpengerasan jalan dan perlu dipadatkan

    3.5.2. T$*& P##,*/ J**$

    o ilaksanakan agar cahaya matahari tidak terhalang oleh pelepah yang

    menyebabkan badan jalan lambat kering pada musim hujan

    o Pekerjaan ini dilakukan pada awal musim hujan

    o 4arus dipastikan penunasan pelepah maksimum F dari panjang

    pelepah dan hanya pada 1 lingkar daun terbawah

    3.6. P#'*(*$ J#'*(*$

    o Pada awal pembukaan lahan& jembatan dan gorong$gorong dapat dibuat dari

    batang pohon Pembuatan jembatan dan gorong$gorong permanen dilakukan

    setelah T$1 secara bertahap dalam jangka waktu 1 tahun

    o Penentuan pembuatan jembatan dan bo9 "ulvert-gorong$gorong sebagai

    berikut .

    a) %embatan . %ika lebar parit < 0 m

    b) !o9 "ulvert . %ika lebar parit < /$0 m dan air parit mengalir sepanjang

    tahun

    c) Borong$gorong . %ika lebar parit M / m

    d) Perencanaan dan pembuatan jembatan& !o9 "ulvert serta gorong$gorong

    merupakan tanggung jawab kebun dengan dibantu oleh epartemenTeknik

    Bambar 1>/ !o9 "ulvert

    Bambar 1>0 %embatan *ayu

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    30/76

    Bambar 1>1 %alan Bambangan

    BAB

    PEMBUKAAN LAHAN DAN PENANAMAN

    1. PERENCANAAN TATA RUANG

    Areal yang akan dibuka harus mengikuti !lue Print yang telah disetujui oleh !O dan

    !O" alam rangka pembukaaan lahan harus menggunakan prinsip tanpa bakar (2ero

    burning)

    Tata ruang disusun berdasarkan hasil survey kesesuaian lahan yang mencakup rencana

    .

    o Sebelum pembukaan lahan harus memenuhi i+in legal

    o %aringan jalan terutama untuk jalan penghubung keluar dan masuk lokasi

    o!atas kebun dan batas kerja kontraktor

    o ,okasi bibitan

    o Outlet drainase berdasarkan kondisi lahan (darat& rawa& bukit dan sungai)

    o Pembagian blok berdasarkan kondisi lahan ,uas setiap blok 1C ha untuk

    7nti-**PA& perubahan atas luasan blok **PA harus mendapat i+in dari !O

    o ,okasi pemukiman karyawan& kantor& pabrik dan bangunan lainnya

    2. BLOCK DESIGN

    Pedoman dalam pembuatan blok dan jalan di areal datar .

    o !erdasarkan peta rencana blok& dilakukan kegiatan rintis ain ;oad (;) arah

    3tara$Selatan dan "ollection ;oad (";) arah Timur$!arat dengan menggunakan

    Theodolite (TC)

    o Panjang antar ; adalah /CCC m dan antar "; adalah 1CC m

    o ,ebar ; ? m dan "; @ m

    o !locking ditentukan berdasarkan batas jalan dan luasnya 1C ha

    3. PEMBUATAN JALAN

    o Penjelasan mengenai pembuatan jalan lihat butir Pembuatan %alan !ab 75 Point 1

    4. PEMBUKAAN EKS HUTAN MINERAL:GAMBUT

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    31/76

    4.1. I*&

    o engimas merupakan kegiatan memotong anak kayu dan tanaman merambat

    lainnya yang berdiameter di bawah /C cm dengan menggunakan parang dan

    kampak Pemotongan anak kayu harus putus dan diusahakan serendah

    mungkin atau dekat dengan tanah

    o Tujuan mengimas untuk memudahkan penumbangan pohon dan pelaksanaanperun mekanis Areal semak belukar tidak perlu diimas& langsung dilakukan

    perum mekanis

    o 5egetasi areal sepanjang aliran sungai harus dipertahankan dengan jarak :C

    m dari bibir sungai kecil dan /CC m dari sungai besar (;iparian ;eserve)

    o 3ntuk daerah sepanjang aliran sungai diberi tanda K,arangan tidak boleh

    melakukan kegiatan apapun di sepanjang Kaerah Aliran SungaiH (AS)

    4.2. T'*$

    Penumbangan pohon dengan "hainsaw dapat dilakukan setelah diimas

    Tabel 80/ *etinggian tunggul maksimum berdasarkan diameter batang

    D%*#(#+ '*(*$ D%(#'*$ )*+% ,#+-**$ (*$*/ *-&%

    $1C cm 0: cm

    1/$@: cm :C cm

    @>$/:C cm /CC cm

    bulan selesai

    pembuatan outlet dan main drain serta telah terjadi penurunan permukaan

    tanah

    4.3. P#+ M#-*$%&

    Perun mekanis dengan menggunakan ,ulldo2erdan-atau78#a+atormerupakan

    kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan matisejajar baris tanaman dengan arah 3$S

    Tabel 81/ %enis alat untuk perun mekanis

    J#$%& A*( ##(*&% T7,7+*% P7&%&%

    R,-*$

    K#+*,*(*$

    K*8

    !uldo+er

    (min @)

    4utan sekunder&

    semak belukar

    Belombang&

    darat& datar8 . / (arah 3$S) Sedang$rendah

    !uldo+er

    (min @)4utan sekunder

    atar&

    gelombang0 . / (arah 3$S) Tinggi

    !uldo+er

    (min @)

    dan#9cavator

    4utan sekunder&

    semak belukar

    !ukit&

    gelombang Antar teras Tinggi$rendah

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    32/76

    #9cavator4utan sekunder&

    semak belukar

    ;endahan&

    gambut0 . / (arah 3$S) Tinggi$rendah

    4.3.1.P*$9*$ J*+ R,-*$

    o Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang

    dan berada di gawangan matio Tinggi pancang 8 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah

    dilihat oleh Operator 78#a+ator,ulldo2er Setiap jarak I :C m

    diberikan pancang pembantu sehingga terdapat >$ pancang pembantu

    dalam jaluran

    o Pada jarak /:C m inti-plasma-**PA dibuat tanda tidak boleh dirumpuk

    karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar I 8 m&

    demikian juga dari pinggir jalan tidak ada rumpukan dengan lebar I 8

    m

    4.3.2.P#*-&*$**$ P#+$ M#-*$%&

    o Posisi ,ulldo2er atau 78#a+atorberada di gawangan hidup& kegiatan

    pengumpulan atau perumpukan kayu$kayu diatur dalam gawangan mati

    sejauh I 0&: m dari radius pohon sawit dan harus diletakkan rata di

    permukaan tanah

    o $op soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau,ulldo2er&

    posisi pisau diatur I /C cm di atas permukaan tanah dan-atau pisau

    dipasang gigi

    4.3.3.C%$9*$ J*+

    4.3.3.1. K#%*(*$ 8*$ )%*--*$ ,*)* *+#* )*(*+a embebaskan jalur tanam dari kayu dengan memotong kayu$

    kayu yang masih melintang pada jalur tanam dan disusun di

    jalur rumpukan

    b embuat jalur rintis tengah untuk jalan kontrol selebar 8 m

    arah Timur$!arat harus bebas dari kayu

    c enentukan jumlah rumpukan jalur ditetapkan sebagai

    berikut .

    o Pada areal dengan vegetasi padat penentuan ratio

    rumpukan 0 . /

    o Pada areal dengan vegetasi sedang sampai ringan& ratio

    rumpukan 8 . /

    o ,ebar rumpukan I 1 m dengan ketinggian maksimal 0 m

    4.3.3.2. K#%*(*$ 8*$ )%*--*$ ,*)* *+#* '#+'-%(

    o Penempatan rumpukan dilakukan mengikuti arah kontur&

    kayu$kayu yang melintang pada jalur kontur tanaman harus

    dipotong dan disusun di jalur rumpukan

    o 3ntuk areal rendahan& penentuan rumpukan diserahkan kepada

    kebijaksanaan "OO Perhatian utama titik tanam harus bebas

    dari kayu

    4.4. L**$

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    33/76

    4.4.1. S%&(# K%%*;%

    o #ridikasi atau pembasmian lalang dapat dilakukan secara kimia yaitu

    menggunakan gli'osat-sul'osat dengan dosis anjuran antara >$/C liter

    per hektar blankettergantung kondisi lalang dan kualitas air

    Tabel 88// *egiatan pembasmian lalangK#%*(*$ D7&%&:H* W*-(

    Semprot total > ltr-ha blanket Awal pembukaan areal

    Spot spraying / > ltr-ha J vol D 1 minggu setelah semprot total

    Spot spraying 0 > ltr-ha J vol D 8 minggu setelah spot spraying /

    7nitial wiping C&C: ltr-ha-rotasi 8 minggu setelah spot spraying 0

    6ollow$up wiping C&C: ltr-ha-rotasi ilanjutkan 0 rotasi lagi dengan

    jarak 8 minggu per rotasi

    ;outine wiping C&C: ltr-ha-rotasi ilakukan setelah 'ollow up

    wiping rotasi ke$0 dengan rotasi

    1 bulan sekali

    o Pembasmian lalang secara kimiawi dapat dilakukan dengan

    menggunakan alat-ist ,lo'er Penggunaan alat ini dapat dilakukan

    untuk areal yang datar dan telah dibersihkan dari batang$batang kayu

    sewaktu perun mekanis engan alat ini dapat dikurangi kebutuhan

    tenaga kerja dibanding apabila areal lalang tersebut disemprot dengan

    hand sprayer

    4.5. R#,*$(%$

    4arus dilakukan sensus pohon yang masih hidup& pohon tumbang dan titik

    kosong dengan menggunakanstiple #ard(orm sensus)

    Bambar 8:/ 6orm sensus replanting

    4.5.1.A+#* N7$ G*$7)#+*

    S%&(# C/%,,%$

    Sebelum melakukan chipping dilakukan peracunan pada pokok yang akan

    dichipping tersebut dengan Parauat 0 9 /CC cc di kiri kanan batang

    hippingdilakukan setelah mahkota layu dan kering (I 0 bulan) Sistem

    ini menggunakan 78#a+ator yang dilengkapi dengan #hipping bu#ket

    untuk mencacah batang menjadi bagian kecil sehingga cepat kering dan

    lapuk

    P#*-&*$**$ &%&(# %$% )%*--*$ )#$*$ 9*+* >

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    34/76

    a embuat pancang untuk menentukan jalur rumpukan dengan ratio 0 .

    / Pancang di dalam jalur dipasang setiap :C m

    b embongkar pohon yang masih tegak sampai akar$akarnya dan

    selanjutnya lubang bonggol ditutup kembali dengan tanah baru

    c encacah (#hipping) mahkota daun& batang dan bonggol dengan tebal

    maksimum /0 cm dan panjang >C cm 4asil chipping disebar merata digawangan mati minimum / meter dari jalur tanam

    d encegah (#hipping) tetap dilakukan apabila terdapat pohon yang

    mati dan dibuat lubang seperti point b dan c di atas

    4.5.2.A+#* G*$7)#+*

    K#%*(*$ '# +#,*$(%$

    a Semua titik kosong dengan-tanpa bonggol dan pokok yang terin'eksi

    serta sudah tidak produkti' harus ditumbang& digali& dibajak dan

    dijemur (ekspose) matahari setahun sebelum (replanting)

    b Apabila ada Q /C titik tanam yang mengelompok (termasuk bonggol

    yang lama) maka harus dibajak 0 kali& jika = /C titik tanam makacukup digali saja

    4.6. P*$9*$ )*$ K#+*,*(*$ T*$*

    o Pancang titik tanam dilakukan sesudah dibuat layout ; dan ";& agar arah

    barisan tanaman dapat dibuat rapi

    o Pembuatan pancang tanam diawali dengan pemasangan pancang kepala

    4.6.1. P*$9*$ )*$ T*$* A+#* D*(*+ &*,*% B#+7'*-

    o Pada areal datar sampai berombak& pancang kepala dipasang dengan

    jarak antar pancang :CC m memanjang blok dan setiap /CC m searahlebar blok

    o i antara pancang kepala dipasang anak pancang %arak antar anak

    pancang di areal datar sampai berombak ditentukan berdasarkan

    kerapatan tanamannya

    o Pola tanam segitiga sama sisi *erapatan tanaman per hektar

    didasarkan pada kondisi lahan dan pola pengelolaan

    4.6.2. P*$9*$ )*$ T*$* A+#* B#+'-%( %7# L%$%$ S8&(#

    o Sebelum kegiatan pancang tanam dilakukan& terlebih dahulu diawali

    pembuatan teras konturo alam pembuatan teras kontur& jarak hori+ontal antara teras kontur

    akan bervariasi tergantung dengan perbedaan lereng 7dealnya jarak

    hori+ontal antara teras kontur rata$rata ? m

    o 3ntuk tidak membingungkan Operator !ulldo+er& warna pancang dari

    setiap teras harus berbeda supaya tidak terjadi berpotongan

    pembuatan teras dari level satu ke lainnya

    o Apabila jarak antara pancang teras kurang dari @ m& maka

    pemancangan untuk pembuatan teras harus dihentikan dan diberi

    rambu silang Sebaliknya jika jarak antara pancang teras lebih dari /0

    m& maka harus dibuat anak teras dengan cara menambah jalur pancang

    anak teras dengan warna pancang yang berbeda

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    35/76

    o 3ntuk mendapatkan kerapatan tanaman yang merata dan standar&

    perlu dilakukan penyesuaian jarak tanam sepanjang teras kontur

    4.6.2.1. P#$#$(*$ B* L%$#

    !ase line adalah pancang kepala yang merupakan pedoman

    awal dalam melakukan leveling teras Pembuatan base lineadalah sebagai berikut .

    o !ase line dikerjakan bukit per bukit

    o "ari kemiringan rata$rata dimana tidak terlalu datar dan

    tidak terlalu terjal

    o Pemancangan dimulai dari lokasi-bukit tertinggi sampai ke

    kaki bukit dengan jarak antar pancang ? m hori+ontal

    dengan bantuan Theodolite

    o Pancang base line diberi warna merah& hijau dan biru

    berulang$ulang dari pancang awal sampai pancang terakhir

    di kaki bukit

    Bambar 8>0// !ase ,ine

    4.6.2.2. P#$#$(*$ P*$9*$ T#+*& L#@#%$o Pancang teras pertama dimulai dari pancang base linepada

    kemiringan ?o(derajat)

    o Pembuatan pancang teras menggunakan K7ngrangH yang

    dilengkapi dengan waterpass-bandolan& dimana tiap 1 kali

    #ngrang (I ? m) diberi pancang

    o Garna pancang teras sesuai dengan warna pancang base

    line& misalnya pada base lineberwarna merah& maka untuk

    teras tersebut adalah pancangnya berwarna merah& dan

    seterusnya

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    36/76

    o Garna pancang teras dibedakan dengan tujuan untuk

    mencegah terjadinya perpotongan antara teras oleh alat

    berat pada saat bekerja

    o Team #ngrang terdiri dari 1 orang yaitu 0 orang memegang

    #ngrang dan / orang membawa pancang dan sekaligus

    membaca 'aterpass-bandolan& memastikan posisi #ngrangsudah benar$benar datar

    o !ila jarak pancang antar teras = @ m& maka pemancangan

    dihentikan dan diberi tanda K#rossH (L)

    o Sebaliknya jika jarak pancang antar teras < /0 m& maka

    dibuat pancang anak teras dengan warna pancang yang

    berbeda

    o Pancang akan menjadi KAsH teras pada saat K,ulldo2erH

    bekerja

    Bambar 8>00/ #ngrang

    4.6.2.3. C*+* K#+

    m

    4.6.2.4. P#*$9*$*$ %7# S8&(# M7)# L

    !ahan .a Tali sling panjang 0/ m

    b "at ( warna)

    c *awat& paku

    d !atang& kayu

    e Pipa dan #lbow Paralon FH

    4.6.2.5. C*+* P#'*(*$ L P*+*7$

    a Potong paralon panjang 0C cm

    b !uat lubang pada salah satu ujung paralon

    c emasukkan (lem) paralon ke dalam elbow model R,

    d Sling dicat warna

    e Paku pada ujung batang kayu setiap 0C cm sebanyak : titik

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    37/76

    4.6.2.6. C*+* K#+

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    38/76

    dengan mempertimbangkan jarak pohon sawit yang berdekatan minimal

    > m

    4.. S#$&& S*;%(

    Perhitungan pohon sawit secara 'isik dilakukan setelah penanaman

    4.!. K7$+@*&% L*/*$

    !er'ungsi untuk .

    a embantu pertumbuhan& pemeliharaan dan panen yang e'ekti'

    b eminimalkan erosi dan aliran permukaan ("un ff)

    c eningkatkan in'iltrasi air

    d enjaga atau mempertahankan kelembaban tanah

    e engupayakan agar tanaman memperoleh cahaya yang cukup

    4.!.1. T#+*& K7$+@*&%

    Pada daerah dengan kemiringan :o o& teras konservasi dengan lebar

    0 m dibuat secara mekanis dengan jarak antar teras 1:$:C m Tapakkuda dengan rorak dapat dibuat secara selekti' jika diperlukan

    4.!.2. T#+*& K7$(+

    Pada daerah berbukit dengan kemiringan ?o$00odibuat teras kontur

    dengan lebar 8 m secara mekanis

    Bambar 80/ Teras *ontur

    4.!.3. T*,*- K)* D#$*$ R7+*-

    Pada bagian areal tertentu yang dapat ditanami tetapi tidak

    memungkinkan dibuat teras kontur& maka harus dibuat tapak kuda

    dengan lebar 0&: m mengikuti kontur yang harus dikombinasikan

    dengan rorak

    Bambar 81/ Tapak *uda engan ;orak

    4.!.4. T*$**$ K7$+@*&%

    Tanaman 5ertiver Brass sangat berman'aat untuk mencegah erosi

    karena perakaran yang dalam mencapai 1 m dan struktur

    perakarannya sangat baik& terutama untuk teras$teras yang sudah

    retak

    Pengembangan tanaman ini dilakukan dengan membagi rumpunmenjadi bagian kecil dan ditanam berjarak :C cm Agar

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    39/76

    perkembangannya lebih cepat dilakukan pemangkasan daun setinggi

    0: cm setiap bulan

    Bambar 88 !eberapa jenis tanaman 5ertiver Brass

    Bambar 8: Sistem Perakaran tanaman 5ertiver Brass

    4.". K*9*$*$

    4.".1. P#+&%*,*$ L*/*$ $(- T*$* K*9*$*$

    %alur tanam kacangan harus bebas gulma Penyemprotan herbisida untuk

    areal lalang dilakukan sebanyak 1 kali dengan interval 1 minggu&

    sedangkan areal non lalang cukup 0 kali dengan interval 8 minggu

    asalah gulma harus diselesaikan sebelum biji kacangan mulai ditanamPenanaman kacangan dapat dilakukan 0 minggu setelah penyemprotan

    terakhir

    4.".2. T*$* K*9*$*$$ucuna bracteata

    4.".2.1. P#+'*$8*-*$ )#$*$ B%

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    40/76

    o 7si baby polybag dengan media tanam 0 bagian tanah dan /

    bagian pasir& agar media tidak jenuh air yang menyebabkan

    bibit mati

    o Tanam / benih per polybag pada bagian bawah dengan

    kedalaman I C&: cm

    o ,akukan penyiraman 0 (dua) kali sehario !edengan bibitan diberi alas plastik supaya akar tidak

    tembus ke dalam tanah di luarpolybag

    o ,akukan penyemprotan apabila ada serangan hama dan

    penyakit

    o !ibitan tidak perlu diberi naungan

    4.".2.4. P#$*$**$ )*$ ,#+*;*(*$ -*9*$*$ M'

    a Penanaman di lapangan dilakukan > s-d minggu setelah

    perkecambahan

    b *ebutuhan bibit >CC bibit per hac Perawatan umur /$1 bulan dilakukan perawatan manual

    dengan membersihkan gulma di sekitar tanaman b&

    dilakukan rotasi setiap 0 minggu

    d Perawatan umur < 1 bulan dilakukan semprot di kanan kiri

    jalur b setiap bulan dan setiap 0 minggu dilakukan

    penarikan sulur yang menjalar agar tidak kena semprot

    e Setelah b menutup& untuk perawatan piringan dan pasar

    pikul menggunakan 'loroksipir C&0: ltr-ha blanket dengan

    rotasi : minggu sekali atau /C ;-tahun

    Bambar 8?08/ Penanaman b pada rumpukan / . 0

    Bambar 8?080 Tanam *acangan b pada area berteras

    4.".3. T*$* K*9*$*$ Calopogonium mucunoide")*$%ueraria !avanica

    "ampuran kacangan sebagai berikut .

    $ alopogonium mu#unoides . > kg-ha

    $ Pueraria 9a+ani#a . 8 kg-ha

    *acangan "m dan Pj sebelum ditanam dicampur dengan "o#k

    Phosphate dan pasir dengan perbandingan / . / . /

    "ontoh / 4a ("m U Pj . ;P . Pasir)

    (> kg U 8 kg . /C *g . /C *g)

    aya tumbuh kacangan yang digunakan minimum @CD

    4.".4. P#$*$**$ K*9*$*$ )% A+#* D*(*+

    Penanaman kacangan di areal datar dilakukan dengan #ompressed

    band

    "ampuran kacangan Pj dan "m ditanam sebanyak 1 jalur dengan

    jarak antar jalur 1C cm dilakukan di tengah gawangan yang tidak adarumpukan

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    41/76

    "ampuran kacangan Pj dan "m ditanam di kanan dan kiri jalur

    rumpukan dengan jarak :C cm dari rumpukan

    4.".5. P#$*$**$ K*9*$*$ )% A+#* T#+*& K7$(+

    Penanaman di areal berteras dilakukan dengan cara . "ampuran kacangan Pj dan "m ditanam dengan sistem 0 larikan

    yaitu larikan pertama ditanam di pinggir bagian dalam teras& larikan

    kedua ditanam :C cm dari pinggir teras

    !enih kacangan Pj dan "m ditanam dengan kedalaman 0 cm di

    bawah permukaan tanah Setelah benih ditabur& ditimbun kembali

    Penanaman kacangan sebaiknya di saat tanah lembab

    4.".6. P#+*;*(*$ K*9*$*$ P< )*$ C

    a Perawatan dimulai setelah kacangan berumur / bulan

    b *egiatan dangir secara manual dalam jalur compressed band selebar/&0 m selama tiga bulan dengan rotasi satu kali sebulan agar

    kacangan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik

    c ulai bulan kedua dilakukan pengendalian gulma dengan khemis

    pada kanan dan kiri baris kacangan selebar /0C cm secara bertahap

    setiap bulannya& sampai bebas gulma dan kacangan menutup areal

    secara merata

    4.".. K#(#$(*$ *%$ )** P#$*$**$ K*9*$*$

    a *acangan tidak boleh ditanam di daerah yang selalu mengalami

    banjir

    b *acangan harus ditanam secepat mungkin setelah persiapan lahanc !enih kacangan harus ditanam pada lahan dengan kondisi bebas

    gulma

    d *acangan tidak boleh ditanam di areal gambut

    4.10. P#$*$**$ K#*,* S*;%(

    4.10.1. P#+&%*,*$ P#$*$**$ )% L*/*$ *'(

    o rainase harus dibuat sesuai dengan kebutuhan (lihat !ab 777 point

    0/)

    o Setelah drainase dibuat& sebaliknya areal dibiarkan minimal /0 bulan

    agar tanah mengalami penurunan dan pemadatan secara alami

    o Pemadatan tanah pada jalur tanam dapat dilakukan secara mekanis

    dengan cara dilewati 78#a+ator P" /CC atau P" 0CC (tergantung

    kedalaman dan kematangan gambut) emikian juga hal yang sama

    dilakukan pemadatan pada jalur pasar pikul

    o Pastikan selama musim hujan tidak dilakukan pemadatan jalur tanam

    4.10.2. L'*$ T*$*

    4.10.2.1. L'*$ T*$* )% T*$*/ M%$#+*

    ,ubang tanam ukuran >C cm 9 >C cm 9 8C cm harus

    disiapkan sebelum penanaman dilakukan

    Pada areal rendahan yang terpencar dan pada musim hujantergenang air walaupun sudah ada parit drainase maka

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    42/76

    pungguhan diameter 1 m dengan tinggi sekitar >C$C cm

    harus dibuat sebelum penanaman dilakukan

    Pembuatan lubang tanam secara mekanis untuk areal yang

    datar dan jalur titik tanam relati' bersih atau telah

    dibersihkan dari batang$batang kayu sewaktu perun

    mekanis& bisa dilakukan dengan penggunaan Post Hole/igger(P4) Alat P4 dipasang di belakang traktor pada

    1 point linkage dan digerakkan oleh PTO traktor

    Post hole digger yang sesuai digunakan adalah tipe P4 8:

    dengan Auger ukuran 08H& 4P (horse power) traktor G

    direkomendasikan yang C$: 4P *edalaman lubang

    maksimum ?C cm dengan diameter lubang maksimum 08H

    Prestasi pembuatan lubang tergantung pada kecepatan

    pergerakan traktor pada kondisi lahan di jalur titik tanam

    dan keahlian Operator traktor Prestasi biasa sekitar >:

    lubang tanam per / 4 traktor& malah apabila kondisinyakondusi' @C$@: lubang per 4 dapat dicapai

    Bambar 8/C0//Post Hole /igger

    4.10.2.2. L'*$ T*$* )% T*$*/ G*'(

    a Pembuatan lubang tanam dilakukan setelah tanah padajalur tanam dipadatkan ,ubang tanam dibuat secara

    mekanis dengan Preplant "ompactor .

    b Preplant compactor dipasang pada lengan 78#a+ator

    sebagai pengganti bu#ket 78#a+ator

    c Preplant #ompa#tor diarahkan tepat pada titik tanam

    d Pancang titik tanam menjadi KAsH dari lubang titik tanam

    yang akan dibuat

    e Setelah arah preplant compactor tepat pada titik tanam&

    lengan 78#a+ator menekan Preplant ompa#tor tersebut

    sampai seluruhnya masuk ke dalam tanah& kemudian

    ditarik kembali sehingga terbentuk lubang tanam sesuaidengan ukuran yang diinginkan

    ' Pada saat 78#a+ator membuat lubang tanam& kegiatan ini

    juga ber'ungsi untuk memadatkan jalur panen

    g Penanaman di areal yang tidak terlalu luas atau berpencar&

    pembuatan lubang dapat dilakukan secara manual dengan

    sistem lubang di dalam lubang (hole in hole)

    Tahap awal dibuat lubang dengan ukuran /0C cm 9 /CC cm

    9 kedalaman 1C cm Pada bagian tengah lubang dibuat

    lubang tanam dengan ukuran yang normal >C cm 9 >C cm

    9 8C cm

    Bambar 8/C00/Preplant ompa#tor

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    43/76

    4.10.3. L*$&%+ B%'%( !ibit diturunkan di "; dan selanjutnya diecer ke dalam blok dan

    segera ditanam

    3ntuk areal yang menggunakan transport air& maka bibit diturunkan

    di pinggir kanal sekunder dan selanjutnya dilangsir ke dalam blok

    4.10.4. P#$*$**$

    D%*--*$ )#$*$ (*/*,*$ >

    a Pembuatan lubang tanam

    b Pada areal rendahan atau gambut& jika pada lubang tanam masih

    terdapat genangan air& maka harus dikuras sebelum bibit ditanamc Pemberian pupuk di lubang tanam sesuai dengan dosis yang

    direkomendasikan

    d !ibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi tegak dan

    terlebih dahulupolybagdisobek

    e Penimbunan lubang tanaman dengan top soil& setelah setengah bagian

    lubang berisi tanah& lalu dipadatkan pada bagian pinggir polybag

    *emudian lubang diisi penuh dengan tanah dan dipadatkan kembali

    sampai tinggi tanah timbunan : cm di atas permukaan tanah di

    polybag Pada saat pemadatan tanah& hindari terpijaknya tanah di

    polybagdan pastikan leher tanaman rata dengan permukaan tanah

    ' *husus untuk areal gambut penimbunan lubang tanam cukupdilakukan dengan material yang ada di sekitar lubang kedua (lubang

    sebelum dalam)

    g *onsolidasi harus dilakukan untuk menegakkan tanaman yang

    miring dan menyisipkan titik tanam yang kosong

    h Polybagbekas digantung pada pokok yang sudah tertanam

    4.11. P#$77+*$ B7-

    Penomoran blok mengikuti standar survey

    Pada T! nomor blok dibuat dengan mempergunakan kayu balok yang

    berukuran 1C 9 1C cm dengan ketinggian / meter

    Pada T nomor blok dibuat pada batang pohon sawit yang pelepahnya

    sudah dipotong dengan bentuk segi empat 1C cm 9 1C cm dengan

    ketinggian / meter dari tanah

    !aris tanaman dari 3tara (3) Selatan (S)

    Penomoran blok ditulis warna putih dengan latar belakang merah& yang

    menunjukkan nomor blok& tahun tanam& hektar dan bahan tanaman sebagai

    berikut .

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    44/76

    BAB I

    HAMA DAN PENYAKIT

    EARLY WARNING SYSTEM EWS HAMA DAN PENYAKIT KELAPA SAWIT

    1. ORGANISASI EWS:DETEKSI

    onitoring keberadaan 4ama dan Penyakit seperti . 3P*S& Tikus& Tirathaba&

    Banoderma secara rutin harus dilakukan secara terorganisir& rapih dan sistematis Oleh

    karena itu diperlukan struktur organisasi meliputi .

    1.1. P#$**( *)**/ M*$)7+ R*;*( *(* *$)7+ I

    elakukan deteksi setiap hari sesuai dengan jadwal

    1.2. P#$*;*& A&%&(#$ A)

    Setiap Asisten A'd !ertindak sebagai pengawas dan bertanggung jawab terhadap

    pelaksanaan dan hasil #GS yang dilakukan oleh mandor rawat atau mandor 7

    Tugas dan wewenangnya adalah .

    enyusun rencana jadwal rotasi #GS-deteksi rutin untuk semua blok setiap

    periode selama satu bulan dan membagikannya kepada mandor paling lambat

    tgl 0 setiap bulan sebelum pelaksanaan #GS periode bulan berikutnya

    %adwal #GS dibuat sesuai skala prioritas berdasarkan hasil #GS pada bulan

    sebelumnya emastikan bahwa petugas mempunyai alat kerja yang tepat&

    seperti egrek untuk tanaman tinggi& kait untuk tanaman T!$0 T!$1

    engawasi dan menveri'ikasi pelaksanaan #GS oleh mandor

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    45/76

    enganalisa data dari mandor dan menentukan langkah$langkah selanjutnya

    apa perlu dikendalikan atau tidak

    Paling lambat 4U/ data sudah diserahkan ke kantor besar untuk diinput

    1.3. P#$*$$

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    46/76

    Pada tanaman T!& cukup dengan merundukkan pelepah dengan galah&

    sedangkan untuk tanaman yang sudah tinggi& pelepah yang dipilih harus

    dipotong dengan menggunakan egrek

    Amati jenis ulat pemakan daun dan dihitung populasi ulatnya& kepompong

    dan keberadaan telur (untuk telur ada atau tidak ada) iamati juga ukuran

    ulat yang dominan Semua hasil pengamatan dimasukkan ke dalam 'ormpengamatan

    Apabila populasi ulat tinggi (/CC$0CC ulat per pelepah)& pengamatan cukup

    dilakukan pada satu sisi pelepah saja dan hasilnya dikalikan 0 %ika

    diperkirakan populasi ulat < 0CC ulat per pelepah& maka cukup diamati V sisi

    saja dan hasilnya dikalikan 8

    Setiap hari hasil #GS direkap dalam 6orm rekapitulasi& selanjutnya

    dilaporkan kepala Asst A'deling untuk dianalisa& ditindaklanjuti dan

    dilaporkan ke # dan B

    Paling lambat 4U/ data #GS harian sudah diinput oleh bagian ata "enter

    Team Agronomy 4O& menganalisa dan memberikan solusi untuk masalah ini Team 7nternal Audit Agronomy secara berkala melakukan Audit mengenai

    hasil #GS dan kondisi 4PT di lapangan

    3.4. R7(*&% D#(#-&%:R7(*&% EWS

    3.4.1. D#(#-&%:EWS R(%$ DR

    ilakukan satu bulan sekali pada semua blok sesuai dengan jadwal yang

    telah dibuat oleh Asst A'deling

    3.4.2. D#(#-&% S,#&%* DS

    ilakukan apabila hasil deteksi rutin nilainya bervariasi sangat besar

    sehingga perlu deteksi ulang 3ntuk deteksi ulang jumlah pokok sample

    ditambah yaitu dengan memperpendek interval TS dengan selang >$@

    pokok dan interval !S menjadi selang >$@ baris Selain itu S dilakukan

    apabila pada ; ditemukan telur& kepompong atau imago dari hama

    pemakan daun kelapa sawit Pada kasus ditemukan telur atau imago

    maka waktu deteksi pada blok tersebut dipercepat menjadi paling lambat

    / inggu

    3.4.3. D#(#-&% U*$ DU

    ilakukan setelah pengendalian 4al ini untuk mengetahui e'ekti'itashasil pengendalian 3 dilakukan setelah 1$: hari setelah aplikasi

    dengan insektisida kontak (kimia) 3ntuk bioinsektisida dilakukan /C

    hari setelah aplikasi

    6low chart masing$masing deteksi seperti di bawah ini .

    3.5. P#$#(*,*$ B*(*& K+%(%& )*$ K*(#7+% S#+*$*$

    B*(*& P7,*&% K+%(%&

    Penentuan batas kritis populasi ulat pemakan daun adalah didasarkan padatingkat kerusakan luasan daun yang hilang akibat dimakan selama 'ase

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    47/76

    ulat-larva Persentase kehilangan daun tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat

    populasi ulat pemakan daun per pelepah Persentase kehilangan luasan daun

    yang tinggi akan menyebabkan penurunan produksi lebih dari :CD

    Pada tabel di bawah ini adalah batas kritis populasi beberapa jenis ulat pemakan

    daun yang sering ditemukan di lapangan

    Tabel 1:/ !atas kritis populasi beberapa jenis 3P*S

    *ategoriSerangan

    3lat api-Pelepah 3lat kantong-Pelepah

    SnitensTasigna

    TbisuraPdiducta

    trima corbeti plana Ppendula

    T! T T! T T! T T! T T! T T! T

    ;ingan =1 =@ =@ =/: =/: =1: =1 =@ =0: =:C =1C =>:

    Sedang 1$8 @$? @$? /:$/?

    /:$08

    1:$8?

    1$8 @$? 0:$18

    :C$>?

    1C$88

    >:$?

    !erat

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    48/76

    Agar hasil pengendalian dapat maksimal& maka pengawasan oleh Asst

    A'deling& Askep dan # utlak dilakukan secara ketat& baik pada saat

    persiapan pengendalian& pelaksanaan pengendalian maupun pada saat

    dilakukan evaluasi (deteksi ulang) hasil pengendalian

    Pengendalian dibuat dengan sistem isolasi& dimulai dari areal terserang

    mengarah ke daerah yang tidak terserang

    3.!. J#$%&?J#$%& P#$#$)*%*$ UPDKS

    3.". E@**&% H*&% P#$#$)*%*$

    3ntuk menentukan e'ekti'itas hasil pengendalian maka perlu dilakukan evaluasi

    terhadap tingkat populasi ulat pemakan daun kelapa sawit yang sudah

    dikendalikan dengan melakukan deteksi ulang Pelaksanaan deteksi ulang (3)

    dilakukan .

    Pengendalian dengan material !ioinsektisida baik dengan alat *00!io

    ataupun ist !lower 3 dilakukan /C hari setelah aplikasi

    4asil 3 dimasukkan dalam 6orm Pengendalian

    Pengendalian dengan sistem 7n'us akar atau 7njeksi batang 3 dilakukan

    setelah 1$: hari setelah aplikasi

    Apabila hasil 3 menunjukkan populasi ulat per pelepah masih tinggi segera

    kon'irmasikan ke bagian Agronomy untuk ditindaklanjuti

    4. HAMA TIKUS

    5. HAMA T%+*(/*'* *$)#*

    6. HAMA RAYAP

    . HAMA KUMBANG TANDUK O+89(#& +/%$79#+7&

    !. HAMA BABI S& &9+7* )*$ LANDAK H8&(+%F &,.

    ". PENYAKIT GANODERMA

    10. HAMA DAN PENYAKIT DI PEMBIBITAN

    11. PENGEMBANGBIAKAN BURUNG HANTU T8(7 *'* SEBAGAI AGEN

    PENGENDALI HAMA TIKUS

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    49/76

    BAB II

    GULMA DAN PENGENDALIANNYA

    1. GULMA

    a Bulma merupakan tumbuhan liar yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing

    bagi tanaman utama (kelapa sawit)& sehingga keberadaannya tidak dikehendaki

    karena merugikan pertumbuhan dan produksi kelapa sawit serta dapat

    mengganggu kelancaran aktivitas lainnya

    b Terdiri dari kelompok gulma rumput$rumputan& gulma berdaun lebar& gulmaberkayu& gulma pakisan& gulma teki$tekian& gulma pisang liar& keladi$keladian&

    gulma bambu$bambuan dan gulma air

    1.1. K7$, P#$#$)*%*$ G*

    a Penanganan terhadap tumbuhan pesaing tanaman utama dengan tindakan .

    emusnahkan gulma berbahaya (2o9ious Geed)

    embatasi pertumbuhan gulma lunak

    b enerapkan konsep pengelolaan gulma terpadu (7ntegrated Geed

    anagement) dengan memberdayakan seluruh komponen pengendalian&

    meliputi cara kultur teknis& tindakan preventi'& biologis& mekanis dan kimiawi

    c Geed anagement and Succession Plan

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    50/76

    1.2. P#$#$)*%*$ G* )% B%'%(*$ MN

    $ Pengendalian gulma di dalam polybag dilakukan secara manual

    $ Pengendalian gulma di luar polybag dilakukan dengan herbisida kontak

    antara lain Parauat dengan rotasi / bulan sekali dan dapat dikurangi jika

    pelepah bibit telah menutupi permukaan tanah 3ntuk meningkatkan

    e'ekti'itas penyemprotan dapat ditambahkan bahan perekat (sur'aktan)$ 3jung pipa alat semprot dipasangi sungkup bulat terbuat dari plastik agar

    herbisida tidak mengenai bibit Alat semprot tidak booleh bocor& pekerja

    semprot harus diawasi dengan ketat& terlati' dan menggunakan alat pelindung

    sesuai dengan yang dianjurkan di label kemasan produk herbisida

    1.3. P#$#$)*%*$ G* )% L*,*$*$

    Standar dan tindakan pengendalian gulma dimulai dari awal penanaman di T!

    adalah sebagai berikut .

    a ilakukan pembersihan piringan sampai 1C cm di luar batas kanopi daun atau

    sampai maksimum /C cm dari pangkal pohon kelapa sawit& sedangkan pasar

    pikul dibersihkan selebar I /0 m dilakukan setelah tanaman berumur < >bulan

    b Pengendalian secara preventi' dan kultur teknis .

    Penanaman dan perawatan kacangan untuk menyaingi pertumbuhan gulma

    c Pengendalian secara biologis .

    *acangan ber'ungsi sebagai pengendalian biologis melalui persaingan

    hidup

    engembangkan agensia pengendali hayati gulma seperti . Pareuchaetes

    pseudoinsulata dan "ecidochares conne9a untuk mengendalikan

    "hromolaena odorata dan ikania spp

    d Perawatan secara mekanis Salah satu pilihan adalah dengan menggunakan ;otary Slasher untuk

    perawatan pasar pikul di daerah datar yang memungkinkan masuk alat

    tersebut pada saat tanaman T! 0 dengan perbandingan 8 . / dan T! 1

    dengan perbandingan 0 . /

    1.4. P#$#$)*%*$ S#9*+* K%%*

    %enis herbisida yang digunakan untuk semprot piringan .

    $ Tanaman umur = / bulan dilakukan secara manual

    $ Tanaman umur Q / bulan digunakan 4erbisida kontak atau sistemik

    Pada penyemprotan di pasar pikul dan gawangan dapat menggunakan herbisida

    sistemik sesuai gulma yang menjadi sasaran (target)

    Penyemprotan sampai batas 0C meter dari aliran air

    1.4.1. P#$#$)*%*$ * '#+-*8

    $ isemprot dengan campuran Triclophyr / liter dengan Sur'actan C&/: ltr per

    ha blanket Semprot ulang secara selekti' tumbuh$tumbuhan yang masih

    belum terkendali dengan campuran herbisida yang sama selang waktu 1$8

    bulan setelah rotasi pertama

    $ Pengendalian gulma berkayu keras dnegan mengoles Triclophyr / liter U

    Solar /? ,iter& dioleskan di sekeliling diameter anak kayu sepanjang 1C cm

    $ Semprot anak kayu menggunakan etil metsul'uron U Sur'aktan& dengan

    dosis 1 gram etil etsu'uron U 8C cc Sur'aktan U / ,iter air

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    51/76

    1.4.2. P#$#$)*%*$ * P%&*$

    D%-#$)*%-*$ )#$*$ (#-$%- %,*$( 8*%( >

    !atang kayu seukuran batang korek api direndam 08 jam di dalam larutan

    0$8 Amine

    !atang pisang langsung ditusuk dengan batang kayu yang seukuran korek

    api tersebut yang sudah direndam dalam larutan 0$8 Amine Satu batangkorek api untuk / batang pisang Proses kematian gulma pisang dengan

    sistem implant seperti gambar /80/ di bawah ini .

    Bambar /80/ Proses kematian gulma pisang dengan pengendalian sistem implant

    1.4.3. P#$#$)*%*$ -#*)%

    isemprot dengan ethyl metsul'uron (konsentrasi C&C11D dan dosis C&C@:kg per ha) yang diberi Sur'actan (konsentrasi C&00D dan dosis C&: ltr per ha)

    1.4.4. P#$#$)*%*$ M%-*$%* %9+*$(/*

    ikendalikan dengan 08$ Amine dosis /0 ltr-ha blanket atau C1@: liter

    6loroksipir-4a (untuk T saja)

    1.4.5. P#$#$)*%*$ A&8&(*&%*

    ikendalikan dengan 0&8$ Amine dosis C0: ltr-ha

    1.5. A*( S#,+7(

    Sistem penyemprotan untuk mengendalikan gulma perlu pemilihan jenis alatsemprot dan no++le yang sesuai untuk setiap jenis pekerjaan& gulma sasaran&

    herbisida dan dosis& kebutuhan larutan (air) dan e'isiensi hasil kerja yang tercapai

    1.5.1.J#$%& A*( S#,+7(

    ua kategori yang diterapkan di kebun pada saat ini .

    a Alat penyemprot

    3ntuk semua pekerjaan penyemprotan di ,"& T! dan awal T

    muda& kebutuhan larutan (air) dari volume sedang sebanyak I 8:C

    ltr-ha& volume rendah (low volume) sebanyak 0CC$8:C ltr-ha dan

    apabila gulma sudah berkurang& mengarah ke +ery lo' +olume

    (5,5) sebanyak /CC$0CC ltr-ha %enis&o22leyang dipilih harus disesuaikan dengan pekerjaan yang

    akan dilaksanakan

    %enis alat semprot yang digunakan saat ini adalah SA /:-;! /:&

    kapasitas *ap /: liter (;! /:)

    b ontrolled /roplet ppli#ation ("A) Sprayer

    Sistem ini memakai volume larutan yang sangat rendah (ultra lo'

    +olume 3,5) sekitar /0$0C ltr-ha dengan butir cairan 0:C mikron

    "ocok untuk herbisida sistemik dan tidak boleh digunakan untuk

    campuran Parauat "ara ini cocok untuk penyemprotan piringan di

    T remaja tua dan pasar pikul di T muda dengan tumbuhan

  • 5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi

    52/76

    gulma ringan sampai sedang Prestasi kerja tinggi& e'ekti' dan e'isien

    #ost

    1.5.2.J#$%&No&&le

    Agar penyemprotan dapat dilakukan tepat dengan sasaran kerja& dosis

    herbisida dan volume larutan& maka pancaran yang keluar dari sprayerharus mempunyai pola tertentu dan hal ini ditentukan oleh jenis no22le

    yang diseleksi untuk pekerjaan yang bersangkutan

    &o22leharus diperiksa setiap minggu dan dilakukan kalibrasi Apabila

    flo'rate < /CD dari spesi'ikasi harus diganti &o22le yang sumbat

    digoyang$goyangkan dalam air bersih Apabila perlu hanya tangkai

    bunga rumput yang lunak digunakan untuk membersihkan sumbatan

    *ebun harus mempunyai stok no++le yang cukup untuk pekerjaan yang

    diprogramkan

    Tekanan pompa harus selalu dikontrol .

    ;! /: "alibrator valve tekanan constant $0 bar 3ntuk mencapai volume larutan per ha (blanket) maka perlu diperhatikan

    kecepatan berjalan dan lebar semprot di tekanan pompa

    1.5.3.K*%'+*&% A*( S#,+7(

    3ntuk memastikan agar herbisida dapat teraplikasi sesuai dosisnya& maka

    sebelum aplikasi harus dilakukan kalibrasi alat dan perhitungan volume

    semprot per ha .

    , *ebutuhan larutan dalam / hektar (liter per ha) engan

    mengetahui kebutuhan larutan per ha maka dapat diketahui

    konsentrasi bahan dalam larutan tersebut

    6 6lowrate& merupakan jumlah larutan yang keluar melalui no++le

    setiap satu menit

    5 *ecepatan berjalan (meter per menit)& merupakan kecepatan rata$

    rata penyemprot berjalan dengan membawa alat semprot

    A ,ebar semprot (m)& merupakan lebar hasil semprotan yang keluar

    dari no++le yang ditentukan oleh jenis no++le& tekanan alat

    semproot dan ketinggian semprotan

    "ontoh .

    Semprot piringan menggunakan Bramo9one /&: liter per hektar dengan

    no++le Polijet biru 7"7 6lowrate /&> liter per menit& lebar semprot /&0

    meter da


Recommended