Date post: | 19-Oct-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | adrian-scooby |
View: | 39 times |
Download: | 0 times |
of 76
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
1/76
BAB 00
PENDAHULUAN
1. TUJUAN
Sebagai pedoman umum pihak Operasional Agronomi dalam melaksanakan kegiatan
teknis untuk budidaya kelapa sawit secara berkelanjutan dan mencapai hasil yangterbaik (Yield dan Produktivitas) di seluruh Perkebunan PT Triputra Agro Persada
(TAP)
2. WEWENANG MENGELUARKAN PEDOMAN TEKNIS
Pedoman teknis budidaya ini disusun dan diterbitkan oleh !agian Agronomy PT
Triputra Agro Persada dan disetujui oleh "OO dan "#O
3. RUANG LINGKUP
a) Petunjuk$petunjuk dalam pedoman ini wajib dilaksanakan %ika ada hal yang
kurang jelas& agar meminta penjelasan dari atasan langsung atau bagian
Agronomyb) Apabila ada cara lain yang berbeda dari isi pedoman ini& maka harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Agronomy "ommittee
4. IMPLEMENTASI
Teknik$teknik Agronomi yang tercantum dalam buku pedoman ini diimplementasikan
oleh karyawan sta'' yang berhubungan dengan operasional mulai dari tingkat Asisten
sampai Top anagement
a) !uku pedoman ini merupakan milik perusahaan yang bersi'at penting dan rahasia
b) ilarang memperbanyak sebagian atau seluruhnya tanpa persetujuan tertulis dari
Agronomy "ommitteec) Sebagai petunjuk pelaksanaan di lapangan akan diberikan berupa buku saku
kepada sta'' yang harus mengimplementasikan
d) *aryawan yang akan berhenti dari PT Triputra Agro Persada (TAP) wajib
mengembalikan buku saku ini ke atasan langsung
5. PEMBAHARUAN
Pedoman teknis budidaya tanaman kelapa sawit ini akan diperbaharui atau diralat
apabila diperlukan
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
2/76
BAB I
PERENCANAAN PENANAMAN
1. PERIZINAN LAHAN
Peri+inan lahan merupakan tugas bagian ,egal
2. KESESUAIAN LAHAN
!erdasarkan hasil survey tinjau& "OO membuat perencanaan awal dan meminta
"O-Surveyor melakukan survey kesesuaian lahan yang mencakup peta dan data .
,uas berdasarkan kelas kesesuaian lahan (S/& S0& S1& 2) dan in'ormasi
topogra'i& curah hujan
Peta kondisi vegetasi dan data taksiran luas (hutan primer& sekunder& semak
belukar dan lalang)
*husus untuk areal rendahan harus diin'ormasikan jaringan outlet
3. PENGUKUHAN KAWASAN"O-Team Survey harus melaksanakan tata batas kerangka luar kawasan sesuai
dengan i+in lokasi yang diperoleh Selanjutnya berdasarkan tata batas kerangka
ini& bagian ,egal akan berkoordinasi dengan !adan Pertanahan 2asional (!P2)
untuk melakukan pengukuran *adastral sebagai pengukuhan kawasan dan diikuti
dengan pemasangan patok batas permanen *adastral oleh pihak kebun Patok
batas permanen harus tetap dirawat oleh #state anager
4. PERENCANAAN LOKASI SARANA PENUNJANG
"hie' Operational O''icer ("OO) mempersiapkan !lue Print dan !isnis Plant yang
mencakup .
Pembetukan 3nit *ebun dan sarana penunjang kebun berdasarkan luas arealkonsesi baru yang akan dikelola
Penyusunan Analisa engenai ampak ,ingkungan (AA,)& 3saha *elola
,ingkungan (3*,) dan 3saha Pemantauan ,ingkungan (3P,) termasuk
identi'ikasi adanya 4igh "onservation 5alue 6orest (4"56) merupakan tugas
,egal-"O
5. LOKASI PEMBIBITAN
#state anager mengidenti'ikasi lokasi yang akan digunakan untuk pembibitan
dengan mempertimbangkan persyaratan lokasi (lihat !ab 77 point 8) Setelah lokasi
disetujui "OO& #state anager segera menyusun rencana kerja dan biaya untuk
pembibitan
6. LOKASI KANTOR DAN TEMPAT TINGGAL PROYEK
#state anager (#) segera mengidenti'ikasi lokasi yang sesuai untuk bangunan
kantor dan tempat tinggal sementara Penetapan lokasi ini diupayakan menjadi
lokasi permanen untuk kantor& gudang dan #mplacement kebun serta P*S setelah
mendapat persetujuan dari !O
. LOKASI JALAN MASUK
#state anager bersama$sama dengan ,egal-Team Survey menentukan lokasi
jalan masuk dengan mempertimbangkan hasil survey tinjau ,ahan untuk jalanmasuk dibebaskan minimal selebar /0 m Apabila perlu& terutama jalan di luar i+in
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
3/76
lokasi dibuat parit 0 9 0 9 /&: m sebagai parit pembatas di sepanjang sisi kiri dan
kanan jalan
!. LOKASI PKS
#state anager mengusulkan beberapa alternati' lokasi rencana P*S dan
dilanjutkan dengan survey Area mengenai kelayakan pembangunan P*S di lokasitersebut !erdasarkan masukan dari Teknik& maka "O-Team Survey dan bagian
pabrik melakukan survey lengkap di areal P*S tersebut *emudian !O dan
!O" akan memutuskan lokasi P*S yang akan dibangun
". AREAL REPLANTING
4al$hal yang dijadikan pertimbangan untuk usulan pelaksanaan ;eplanting antara
lain .
a 3mur tanaman
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
4/76
BAB II
PEMBIBITAN
1. TUJUAN
3ntuk menghasilkan bibit kelapa sawit berkualitas tinggi yang harus tersedia sesuai
dengan kebutuhan tahapan penanaman agar dapat dicapai yield yang tertinggi
2. JENIS DAN JUMLAH BIBIT SERTA KERAPATAN TANAM
J#$%& )*$ K#+*,*(*$ B%'%( '#+)*&*+-*$ K*& T*$*/
%enis bibit yang digunakan harus berkualitas tinggi-teruji dan sesuai dengan jenis
tanah
*erapatan Tanaman Stand Per 4a (SP4) disesuaikan dengan jenis ,ahan (tanah)
Pada tabel 0/ dapat dilihat kerapatan tanaman sesuai dengan jenis tanah
Tabel 0/ *lasi'ikasi Tanah dan kerapatan tanaman per hektar
K*&%%-*&%
T*$*/
K#+*,*(*$ T*$**$
,#+ H*
S#%(%* &** &%&%
J*+*- T#*- L+&
*$(*+ '*+%&
ineral /1> ?0 @?@
Pasir /8 @>0
Bambut />C : @1>
*Untuk plasma kerapatan tanaman per ha (SPH) adalah 130 pokok.
3. KEBUTUHAN KECAMBAH
*ebutuhan kecambah sebanyak 0CC butir-4a
4. PENENTUAN LOKASI
6aktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pembibitan .
a) ,okasi pembibitan berada di tengah$tengah rencana areal penanaman& hal ini untuk
memudahkan dan mengurangi biaya transport bibit dari lokasi pembibitan ke areal
tanam
b) ,okasi pembibitan harus datar (C$:D) Supaya tekanan air merata& pemasangan
pipa irigasi harus sesuai dengan kontur
c) ,okasi bibitan harus bebas banjir sepanjang tahun
d) %arak bibitan harus dekat dengan sumber air dan ketersediaan air cukup banyak
dengan kualitas yang baik sepertiE p4 minimum :& tidak terkontaminasi-polusi
sepanjang tahun *apasitas air yang harus tersedia lebih dari 0CCCCC ltr-ha-hari
(3ntuk lebih kurang /1:CC bibit)& selama minimal 8 bulan
e) i lokasi pembibitan tersedia tanah mineral dengan kualitas baik sehingga
memenuhi syarat dipergunakan sebagai media tumbuh yang diisikan ke dalam
polybag
') ,okasi pembibitan tidak tertutup oleh bayang$bayang bangunan atau pohon
sehingga dapat menerima sinar matahari penuh %arak terdekat dari hutan yang ada
disekitar tempat tersebut minimal 0C meter
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
5/76
g) ,okasi pembibitan harus aman dari pencurian& gangguan binatang liar atau ternak
(babi& landak& tikus& ayam& kambing& sapi& kerbau dll) serta jauh dari sumber hama
dan penyakit (tersanitasi dengan baik)
h) ,okasi pembibitan dekat dengan #mplacement sehingga pengawasan dapat lebih
intensi'
i) ,okasi pembibitan harus mudah dijangkau dan jalan ke pembibitan harus baikuntuk kegiatan supervisi& mobilisasi dan transportasi material
j) ,okasi bibitan dan instalasi irigasi dapat diulang maksimal 1 kali
5. PRE NURSERY
:/ Tujuan Pre 2ursery adalah memberi waktu lebih longgar untuk membuat
persiapan areal bibitan& mempersempit tempat pemeliharaan bibit selama s-d
/0 minggu pertama (memiliki 1$8 helai daun) dan untuk memudahkan
pemeliharaan yang optimal
5.2. P#+&%*,*$ L*/*$ )*$ K#%*(*$ P#'%'%(*$ ,ahan bibitan harus sudah dalam kondisi bersih lengkap dengan instalasi air
dan jaringan jalan sebelum penanaman kecambah dimulai
Perusahaan hanya menerapkan cara pembibitan dua tahap (Double Stage)
dan tidak menerapkan cara pembibitan satu tahap (Single Stage)
5.3. S%&(# I+%*&%
Tujuan penerapan sistem irigasi yang tepat adalah untuk menjamin bahwa
masing$masing bibit dalampolybag memperoleh air yang cukup setiap hari
untuk mendapatkan pertumbuhan optimal
Penyiraman bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mist irrigation)
Air yang digunakan harus bermutu baik dan bersih dengan p4 air minimum
:
5.4. U-+*$ P%,* M#&%$ )*$ P7,* A%+
*apasitas mesin dan pompa air yang digunakan dengan sistem mist irrigation
saling terkait dengan layout instalasi irigasi dan ukuran pipanya sesuai
dengan kondisi di lapangan
Beneral anager (B) dan tenaga ahli *irico harus membantu menghitung
total head untuk menentukan kapasitas pompa dan disain layout sesuai
dengan jumlah bibit yang akan diterima
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
6/76
Bambar :8/ "ontoh layout 7nstalasi 7rigasi !ibitan 0C ha satu mesin pompa
Bambar :80 ,etak Pemasangan Selang 7rigasi
1
3
5
7
9
10
8
6
4
2
2
4
6
8
10
9
7
5
3
1
Pompa
Jalur4
Jalur2
Jalur3
Jalur1
1 enunjukkan jam aplikasi tiap F jam
Pipa P5" AG H
Pipa P5" >H
*eterangan .
Arah Pengaliran Sumisansui
Pipa P5" 8H
Pipa
Primer/Seconder
Pipa PVC 2
Inch
Pol!a
"
#a$e
Val%e
Selan"/$u!e
iri"a&i
Val%e
Val%e
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
7/76
5.5. U-+*$ P78'* )*$ P#$8%,*$*$
3kuranpolybag*ecil (T 9 , 9 Tb) adalah 01 cm 9 /: cm 9 C&C@: mm (/C
polybag-kg)& lay flat(setelah diisi akan berdiameter I/C cm dan tinggi I /@&:
cm)
!erwarna hitam dengan 0 baris lubang per'orasi berjarak 1 cm 9 1 cm ,etak
lubang dimulai dari /-1 bagian atas kantong plastik
Tidak dibenarkan menggunakan polybag yang dibuat dari bahan plastik
recycle
Penyimpanan polybag harus di dalam gudang& di tempat yang terlindung dari
panas matahari langsung
5.6. M#)%* T*$*
edia tanam menggunakan top soil (kedalaman maksimum 1C cm) tanah
mineral dengan tekstur lempung
*husus areal anoderma& media tanam jangan menggunakan tanah yang
berasal dari lokasi terserang anoderma edia tanah harus diayak memakai saringan /C cm 9 /C cm untuk
mencegah masuknya gumpalan$gumpalan tanah& serta bersih dari sampah dan
kotoran lainnya
edia tanam harus dicampur dengan :C kg ;P-I 0 m 1tanah (I /CCCpolybag
kecil)
5.. P#$%&%*$ P78'*
"ara Pengisian Polybag *ecil .
#mpat (8) minggu sebelum penanaman kecambah& plybag harus sudah diisi
mineral dalam jumlah cukup Buncang Polybag waktu pengisian untuk memadatkan tanah dan diisi sampai
mencapai ketinggian / cm dari bibir polybag
Polybag disiram air setiap hari sampai tanah jenuh sebelum dilakukan
penanaman dan isi kembali dengan tanah bila diperlukan
5.!. P#$8&$*$ P78'*
Persiapkan bedengan dengan lebar /0C cm dan panjang yang disesuaikan
dengan kondisi areal (/C$/: meter)& jarak antar bedengan @C cm Tanah
bedengan ditinggikan I : cm dengan mengikis tanah dari area antar
bedengan& sehingga air tidak akan tergenang di bedengan i pasang papan
lebar /C cm atau bambu di sepanjang pinggir bedengan untuk menahan agar
polybagtidak tumbang
Polybag disusun secara rapat pada bedengan alam / bedeng area pre!
nurserydapat disusun sebanyak /CCC s-d /CCpolybagkecil
5.". P#$#9#-*$ P#$*'%*$ )*$ P#$**$*$ K#9*'*/ )*+% S'#+ -#
L7-*&%
3ntuk memastikan kedatangan kecambah ke lokasi& maka terlebih dahulu
dilakukan pengecekan di sumber kecambah tersebut Selanjutnya apabila
kecambah sudah tersedia& dilakukan pengambilan dengan pengamanan yang
standar sepert point :/C
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
8/76
5.10. P#$#+%**$ )*$ P##+%-&**$ -#9*'*/ )% 7-*&%
Antisipasi terhadap kerusakan dan kehilangan kecambah dilakukan oleh personil
perusahaan (*T3-Sta' ,ogistic-petugas yang ditunjuk) dengan melakukan
pengecekan dan memeriksa semua dokumen pengiriman barang (O) yang
terdiri dari . emeriksa SP! (Surat Pengantar !arang) dari produsen kecambah
emeriksa SP! (Surat Pengantar !arang) dan SP% (Surat Perintah %alan)
dari e9pedisi
emeriksa Serti'ikat kecambah dan kelengkapan surat$suratnya
Serti'ikat dan surat$surat asli dikirim ke 4O bagian Agronomy dan
copunya ditinggal di kebun
5.10.1. M##+%-&* -7(*-:,#(% -#9*'*/
*elengkapan& keaslian dan keutuhan segel yang dipasang pada
setiap kotak emeriksa kondisi 'isik kotak kecambah yang diterima berikut
semua segel dan seal yang terpasang sesuai ketentuan (baik&
cacat-rusak& bekas benturan& bekas dibongkar atau ditukar)
embuat berita acara pemeriksaan segel J seal& dilaporkan pada
hari itu juga ke 4O (Agronomi-Procurement-7nternal Audit) melalui
'aksimile atau message
enghitung jumlah kotak yang diterima dan mencocokkan dengan
surat pengantar barang
emeriksa keberadaan dan keaslian segel yang menempel pada
kantong plastik& apakah nomor urut sesuai dengan nomor yangdikirim dari %akarta (4O)
emeriksa dan menghitung jumlah kecambah yang rusak dan
abnormal& hal ini untuk mengetahui jumlah kecambah normal yang
siap mendapat perlakuan berikutnya
5.10.2. J*);* )*$
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
9/76
anager& tidak boleh didelegasikan ke pekerja *riteria kecambah
abnormal.
a !elum jelas radikula (berwarna putih) dan-atau plumula (berwarna
kuning)
b "adi#ulaatauplumulayang busuk
c "adi#uladanplumulayang searahd Adanya pertumbuhan jamur
e !entuk yang tidak normal atau rusak
' "adi#ula yang terlalu panjang (< : cm) dan jumlah < 1 D bisa
diclaim ke supplier kecambah dengan disertai 'oto dan dokumen
#mbrio yang sedang berkembang masih terlampau lemah dan harus
diperlakukan dengan hati$hati *ecambah harus selalu berada pada
tempat yang terlindungi sejak diterima sampai selesai ditanam Apabila
plumulakembar& maka yang lebih lemah harus dibuang dan kecambah
ditanam seperti biasa
Tabel :/C1/ Standard seleksi kecambah
Tahap Seleksi A'kir (D) "iri$ciri A'kir
KECAMBAH I 0
a bakal akar atau daun patah
b bakal akar atau daun tidak tumbuh
c bakal akar atau daun membengkok
d bakal akar dan daun tumbuh satu arah
e bakal akar atau daun pendek-tumpul
' bakal akar dan daun busuk berwarna
coklat terserang cendawan (brown germ)
g #ndosperm (biji) yang terlalu kecil
5.11. P#$*$**$ K#9*'*/
Siram tanah di polybag sampai jenuh sebelum kecambah ditanam
*antong plastik kecambah dibuka dengan hati$hati dan letakkan kecambah
di baki yang beralaskan goni basah yang telah direndam dalam larutan
'ungisida $hiramdengan konsentrasi C&0D
Selanjutnya kecambah diseleksi dan dihitung
Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radi#ula yang akan
diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan diposisikan ke atas
dalam posisi datar
*ecambah ditanam dengan kedalaman sekitar 0 cm di bawah permukaan
tanah polybag 4indarkan penanaman kecambah yang terlalu dalam atau
terbalik
Polybagdisiram sampai jenuh setelah penanaman kecambah
5.12. P#$8%+**$
Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari selama 1C menit atau setara
dengan >$ mm curah hujan untuk setiap penyiraman
!ila malam hari ada curah hujan
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
10/76
!ila pagi hari turun hujan
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
11/76
!ibit yang pertumbuhan vegetati'nya jauh lebih kecil dibanding bibit sehat
seumurnya Perkembangan helai daun tampak kerdil dan sempit 4al ini
disebabkan 'aktor genetik
d aun menyempit dan tegak (#uteerre#t leaf)!ibir dengan daun menyempit dan tegak
e aun yang menggulung ("olled leaf)
4elai daun dari bibit tidak membuka secara normal& tetapi tergulung di
sepanjang batang daun sehingga menyerupai bentuk tombak Bejala berat
disebabkan oleh 'aktor genetik
' aun berkerut-keriput (rinkle leaf)
!entuk daun ini memperlihatkan berbagai lingkaran kerutan dan pada
tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebit pecah menyilang
Bejala berat disebabkan oleh 'aktor genetik
g aun melipat (ollante)
4elai daun dari bibit tidak membuka secara normal& tetapi menciut lengket
seperti melipat dan menggulung Bejala ini timbul akibat kekurangan air
h himaera
Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris
kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan
yang normal Bejala ini adalah genetik
i !ibit dengan serangan Penyakit !erat
Sebagai tambahan dari karakteristik yang dikemukakan di atas& bibit yang
terserang penyakit bercak daun yang disebabkab oleh jamur ur+ularia& dan
penyakitnthra#nose(daun membusuk mulai dari pinggir) yang disebabkan
oleh jamur antara lain,otriodiplodia&-elan#onium elaidis dan lomerella
singulataharus dimusnahkan dengan dibakar termasuk polybagnya
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
12/76
5.15. P#$*$*$*$ P78'* B#-*&
Polybag bekas tidak ditinggalkan dilapangan tetapi harus dikumpulkan untuk
dimusnahkan dan dibakar
6. MAIN NURSERY
6.1. T+*$&,*$(%$
Transplanting ke polybag besar (-ain &ursery) dilakukan pada bibit yang
berumur $/0 minggu atau memiliki 1$8 helai daun yang sempurna
3kuran polybag (T 9 , 9 Tb) :C cm 9 8C cm 9 C&/: mm dengan bahan
berkualitas baik berwarna hitam Setelah diisi tanah diameterpolybag0> cm
dan tinggi 1 cm (/polybagper kg)
edia tanam . top soil mineral diayak dan dicampur pupuk ;P /CC gram per
polybag Tanah sebaiknya ber tekstur remah dan porous (lempung liat
berpasir) %arak tanam ?C cm 9 ?C cm 9 ?C cm segitiga sama sisi
6.2. U-+*$ P78'*
3kuran%arge Polybag adalah :C cm 9 8C cm 9 C&/: mm& (setelah diisi tanah
diameter polybag 0> cm dan tinggi 1 cm (/ polybagper kg) !erwarna
hitam dengan 8 (empat) baris lubang per'orasi berjarak : cm ,etak lubang
per'orasi berdiameter : mm dalam barisannya& di mulai dari /: cm bagian
atas kantong plastik ke arah bawah sebanyak : lubang dengan jarak masing$
masing lubang : cm Total lubang per'orasi sebanyak C buah
3ntuk sisipan dicadangkan sebanyak / bibit AP per hektar ditanam pada
polybag ukuran C&/ mm 9 :C cm 9 >C cm
*etebalan polybag harus merata& hal ini dapat dilihat dengan cara
mengamatinya dibalik sinar matahari& spesi'ikasi ini harus dicantumkan
dalam SP! agar menjadi perhatian petugas yang melakukan pembelian
(!agian Pembelian) !agian Pembelian harus memastikan bahwa polybag
yang dibeli bukan merupakan hasil daur ulang
6.3. M#)%* T*$*
Penjelasan mengenai media tanam (lihat point :>)
Tanah / m1cukup untuk ::polybag
Tanah di %arge Polybagharus dilubangi dan selanjutnya dimasukkan /CC gpupuk"o#k Phosphate(;P) ke lubang%arge Polybagsebelum bibit ditanam
6.4. P#$%&%*$ P7%'*
Polybag harus sudah siap diisi tanah minimal 8 minggu sebelum pemindahan
bibit dari Pre 2ursery& untuk mendapatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil
setelah dilakukan penyiraman setiap hari
"ara Pengisian ,arge Polybag .
Polybag dapat dibalik sebelum diisi tanah agar polybag dapat berdiri tegak
dan silendris
edia tanah harus disaring melalui saringan /&: cm 9 /&: cm untukmenghindari adanya gunpalan$gumpalan tanah& sampah& akar tanaman& dll
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
13/76
Persiapkan media tanam dan isikan ke dalam polybag 4indarkan pemadatan
tanah dalam polybag dengan cara menekan kuat ke arah bawah
Buncang polybag pada waktu pengisian untuk memadatkan tanah dan
mencegah agar tidak ada bagian yang mengkerut-terlipat 7silah sampai
mencapai ketinggian 0&: cm dari bibir polybag
Pengisian tanah sampai 0&: cm dari bibir polybag dan dilakukan pemadatan
serta penyiraman setiap hari Pastikan agar posisi polybag tegak lurus dan
lubang tanam berada di tengah
Alat$alat yang harus disiapkan . keranjang kotak& pelubang tanah dan ayakan
6.5. P#$8&$*$ P78'*
!ibit ditanam dengan jarak ?C cm segitiga sama sisi& sedangkan / bibit AP
untuk sisipan ditanam dengan jarak /:C cm segitiga sama sisi
3ntuk dapat menempatkan polybag dengan rapi& terlebih dahulu dilakukan
pemancangan di dua sisi petak memakai alat meteran dan kawat licin atau tali
ra'ia& dengan menggunakan bahan cat dan anak pancang Sewaktu penyusunan polybag kedua tangan pekerja harus berada pada dasar
polybag
6.6. T+*$&,*$(%$ -# L*+# P78'*
Tata cara pelaksanaan transplanting dari polybag kecil ke ,arge Polybag
dilakukan sebagai berikut .
Pastikan ,arge Polybag sudah tersusun benar dengan posisi tegak dan telah
diisi tanah
Satu hari sebelum transplanting& siram tanah di %arge Polybagsampai jenuh
air& guna memudahkan pembuatan lubang tanam pada keesokan harinya !uat lubang di tengah polybag dengan menggunakan alat pelubang yang
sudah dipersiapkan *edalaman lubang dibuat I 0C cm atau disesuaikan
dengan tinggi tanah di polybag kecil
Siram bibit diPre &urserysebelum dipindahkan
3ntuk memindahkan dari ,aby Polybag ke %arge Polybag& kita padatkan
tanah di ,aby Polybag& sehingga longgar dan mudah dicabut dari ,aby
Polybaguntuk dipindahkan ke%arge Polybag
,akukan penyiraman secukupnya segera sesudah transplanting
6.. P##%/*+**$ Perawatan bertujuan membersihkan gulma yang tumbuh di dalam maupun di
luar di antara polybag
Semua peralatan yang dipakai untuk kegiatan perawatan seperti alat semprot&
ember& takaran dan pengaduk& harus diberi tulisan K*husus 4erbisidaH secara
jelas dengan warna merah dan disimpan terpisah dari peralatan lainnya&
sehingga dipastikan bahwa peralatan ini tidak digunakan untuk kegiatan
penyemprotan pupuk daun& maupun pengendalian hama dan penyakit
6.!. P#$8%+**$
Penyiraman mist irrigationsetara dengan mm curah hujan untuk setiap kali
penyiraman Penyiraman harus dilakukan pagi dan sore
Penjelasan lebih lanjut lihat butir pada Pre 2ursery (point :/0)
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
14/76
6.". K7$&7%)*&% '%'%(
Penambahan tanah di dalam polybag dilakukan seperlunya untuk
mempertahankan permukaan tanah I 0 cm di bawah bibirpolybag
6.10. S##-&% B%'%(
Seleksi pada ain 2ursery dilaksanakan dengan tahapan .
a Pada umur bibit > bulan
b Pada umur bibit ? bulan
c Pada umur bibit /0 bulan
d Pada saat persiapan pengiriman bibit ke lapangan
C*+* ,#*-&*$**$ #-&% '%'%( >
a !erikan tanda silang (L) dengan cat warna putih di polybag setiap bibit
a'kir-abnormal
b "atat dan buat berita acara semua bibit yang dia'kir dan didokumentasikandiceking oleh # dan disetujui oleh B
c !ibit a'kir dikeluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan& jumlah bibit a'kir
selama di ain 2ursery antara /C$/:D
d Apabila bibit a'kir
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
15/76
Akibat 'aktor genetik& daun yang baru tumbuh dengan ukuran yang makin
pendek dari daun yang lebih tua& sehingga tajuk bibit terlihat rata
e. Short internode
%arak antara anak daun pada tulang pelepah (ra#his) terlihat sangat dekat
dan bentuk pelepah tampak pendek
f. Wide internode
%arak antara anak daun pada tulang pelepah (ra#his) terlihat sangat lebar!ibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi dari normal
. A$*- )*$ 8*$ ,%( Narrow leaf
!entuk helai anak daun tampak sempit dan tergulung sepanjang alur
utamanya (lidi) sehingga berbentuk seperti jarun Anak daun ini biasanya
tumbuh membentuk sudut yang tajam dengan rachis
/. A$*- )*$ (%)*- ,#9*/ Juvenille
4elai anak daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak pecah dalam waktu :
bulan
%. D*$ '#+-#+( Crinle leaf
!entuk daun ini memperlihatkan berbagai tingkatan kerutan dan pada
tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebut pecah menyilang
Bejala berat disebabkan oleh 'aktor genetik& dan gejala ringan disebabkan
oleh kekurangan air ('ater stress)
!. Chimaera
Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah menjadi pucat atau
bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dari
jaringan yang normal
-. B%'%( (#++*$ Crown Di"ea"e
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
16/76
Akibat 'aktor genetik& pelepah menjadi bengkok& melintir dan mudah patah
. B*&(
!ibit biasanya berubah secara progresi' kearah coklat dan mati perlahan$
lahan dimulai dari daun yang lebih tua dan bergerak ke atas ke daun yang
lebih muda
. B%'%( 8*$ (#++*$ '#+*( 7#/ /** )*$ ,#$8*-%(
!ibit yang terserang busuk pucuk dan hama penyakit lainnya harus
dipisahkan
6.11. P#+&%*,*$ P#%$)*/*$ B%'%( -# L*,*$*$
6.11.1. U+ '%'%( (#+'*%- 8*$ &%*, (*$* )% *,*$*$ *)**/ "?14 '*$.
6.11.2. P#(*+*$ B%'%(
!ibit diputar pada tempatnya 0 (dua) minggu sebelum dikirim ke
lapangan Setelah bibit diputar harus disiram dengan air yang cukup
setiap hari sampai waktu pengiriman ke lapangan
6.11.3. P#+*-*$ B%'%( '# ,#$*$-(*$
!ibit harus diangkat dengan cara menempatkan satu tangan di dasarpolybagdan satunya lagi menggenggam pangkal batang
Tidak boleh mengangkat bibit dengan cara menarik daunnya
!ibit tidak boleh dilempar atau dibanting& karena akan mengakibatkan
polybagpecah
!ibit disusun satu lapis di atas truk dan disiram sebelum berangkat ke
lapangan
6.11.4. A)@*$9# P*$(%$ M*(#+%*
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
17/76
dari selang harus dipertahankan pada C kg-cm0& dengan jarak
barisan /&1 m maka selang irigasi diletakkan pada setiap dua
baris !ilamana pertumbuhan bibit cukup tinggi maka
penyemprotanpolybagakan terhalangi& namun pengairan harus
terus dilakukan sampai kelembaban tanah di areal pembibitan
terpenuhi 4al ini dilakukan karena akar bibit kelapa sawitsudah penetrasi kedalam tanah
6.12. S##-&% MN
alam keadaan normal seleksi harus diselesaikan pada bulan ke /0
!ila bibit tertahan di pembibitan untuk jangka waktu yang lebih lama& suatu
tahap seleksi 'inal harus dilakukan sebelum dimuat dan diangkut ke lapangan
Pada waktu penanaman di lapangan& semua bibit kelapa sawit yang sudah
diseleksi untuk dipindah tanamkan harus dalam keadaan sehat dan segar
6.13. P#*$-*&*$ P##,*/ Pemangkasan pelepah kerucut biasanya pertama kali dilakukan ketika bibit
mencapai umur / bulan di pembibitan utama
Galaupun demikian pemangkasan perlu diatur waktunya agar berlangsung 8
bulan sebelum rencana tanggal penanaman di lapangan
7ni berarti& untuk bibit yang akan ditanam 08 bulan setelah penanaman di
pembibitan maka pemangkasan kerucut dilakukan pada umur 0C bulan
6.13.1. C*+* P#*$-*&*$.
Pemangkasan secara kerucut pada semua pelepah dengan ketinggian
/0C cm pada pelepah terluar sampai dengan /:C cm pada pucuk dari
permukaan tanah di dalam polybag
Parang yang digunakan harus tajam
6.13.2. P#$8%+**$
Penyiraman yang cukup dibutuhkan sesaat setelah dilakukan
pemangkasan kerucut
*ekurangan air dapat menimbulkan berbagai dampak negati' pada
bibit yang telah dipangkas
6.14. P#*$-*&*$ A-*+
Tiga bulan sebelum penanaman di lapangan& harus dilakukan pemangkasanakar dengan cara memutar polybag dengan arah yang berlawanan
Penyiraman yang teratur akan memastikan bahwa bibit$bibit akan pulih
kembali
Tiga minggu setelah pemangkasan akar& polybag harus diputar kembali untuk
mencegah pertumbuhan akar ke dalam tanah
Pada sore hari sebelum pemindahan tanaman& bibit harus disiram dengan air
yang cukup gun mengurangi resiko kekurangan air pada saat transportasi dan
penanaman di lapangan
6.15. P#*$-*&*$ P##,*/ K#)* -*%
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
18/76
!ilamana bibit akan tertahan di pembibitan hingga 1C bulan atau lebih& harus
dilakukan pemangkasan kerucut kedua kalinya dengan menggunakan teknik
yang sama yaitu 8 (empat) bulan sebelum penanaman di lapangan
Pemangkasan kerucut kedua kalinya harus diikuti oleh pemangkasan akar
berikutnya seperti (point >/8)
6.16. A'*(%7$
!ibit yang tertahan di pembibitan selama lebih dari 08 bulan diperkirakan
sudah berbunga
!unga ini harus dibuang pada saat pemangkasan pelepah
6.1. P#+&%*,*$ '# B%'%( )%(*$* )*$ P#$*$**$
!ilamana terjadi penundaan antara pengangkutan ke lokasi dan penanaman di
lapangan& bibit kelapa sawit harus disiram lagi hingga mencapai kejenuhan
Selama proses penanaman& harus diteliti bahwa tanah di sekeliling bibit telah
dipadatkan Saat pemadatan tanah& tali ra'ia yang digunakan dilepaskan sehingga
pelepah$pelepah dapat kembali ke posisi alaminya
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
19/76
BAB III
PERSIAPAN SEBELUM PENANAMAN
1. PENINJAUAN LAPANGAN DAN TATA BATAS
*egiatan ,and "learing harus mempertimbangkan konservasi tanah& air dan tingkat
kesuburan lahan
Semua ini akan mempengaruhi pencapaian pertumbuhan tanaman yang baik dan
produkti'itas tinggi
2. AREA DARAT
Areal darat dibagi berdasarkan tingkat kemiringan lahan untuk keperluan
penentuan konservasi
Tabel 0/ *lasi'ikasi *emiringan dan keperluan teras
*emiringan *eterangan
=?D =:o itanam dengan jarak standar& tidak perlu teras?$/8D :o$o Teras konservasi air lebar minimal 0&C m& dengan
interval 1:$:C m
/:$0/D ?o$/0o ,ebar teras 8 m
00$8CD /1o$00o ,ebar teras minimal 1&C m& bergantung kondisi
tanah dan kedalaman tanah
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
20/76
rainase tergantung topogra'i dan jenis tanah
,angkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan drainase adalah
menentukan lokasi outlet dari areal dan meluruskan parit alam sehingga aliran
air akan mengikuti kemiringan areal
alam membuat perencanaan sistem drainase& harus dipertimbangkan agar
areal gambut tidak mengalami o+erdrain
Pada areal dengan lapisan Pyrire& harus diketahui kedalamannya supaya
senantiasa berada di bawah level air yang perlu dipertahankan& yaitu >C cm di
bawah permukaan tanah 4al ini diperlukan untuk menghindari pyrite
teroksidasi menjadi sul'at masam dan meningkatkan kemasaman tanah
3ntuk areal gambut& sistem 'ater management (pengelolaan air) adalah
prioritas utama
Tabel 0// %enis Parit
J#$%& P*+%( K#(#+*$*$
Outlet rain Parit yang mengumpulkan air dari ain rain danmengalirkannya ke sungai
ain rain Parit yang mengumpulkan air dari collection drain
"ollection rain Parit yang mengumpulkan air dari 'ield drain
6ield rain Parit yang mengalirkan air dari dalam blok ke collection drain
Tabel 0/0 3kuran Parit
J#$%& P*+%( L#'*+ A(*& L#'*+ B*;*/ K#)***$
Outlet rain 8C 1C 8C
ain rain 1C 0: 1C
"ollection rain 0C /: 0C
6ield rain /C C@: /C
K#'(/*$ =%#) D+*%$ >
3ntuk tanah gambut dan areal rendahanield /rain dibuat .
/ . /> / .
/ . 8
/ . 0 jalur tanam& disesuaikan dengan kebutuhan
PERAWATAN PARIT
Pencucian parit di areal mineral disesuaikan dengan kebutuhan& sedangkan
pencucian parit dari endapan di areal gambut dan rendahan dilakukan dengan
ketentuan .
a) Tahun pertamafield drain dicuci :CD& dipilih bergantian
b) Tahun keduafield drain dicuci :CD sisanya
c) -ain drain dan #olle#tion drain dicuci setiap tahun atau sesuai
kebutuhan
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
21/76
2.2. RENDAHAN MINERAL TIDAK MENGANDUNG SUL=AT
MASAM
Pada areal pertemuan antara rendahan dan areal berbukit& harus dibuat parit
memanjang kaki bukit& untuk drainase ke collection atau -ain /rain (lihat
Bambar 00/) 3kuran parit bergantung pada kemiringan dan luas areal berbukit yang
berbatasan dengan rendahan Parit kaki bukit harus berhubungan dengan 'ield
drain untuk menghindari tanaman sawit dari genangan dan K'et footH
7ntensitas parit bergantung pada volume air dan hujan di areal tersebut
Bambar 00/ Parit di kaki bukit
2.3. RENDAHAN MINERAL MENGANDUNG PYRITE P7(#$(%* S*(
M*&*
3ntuk menghindari terbentuknya sul'at masam sebagai akibat pyrite
teroksidasi& permukaan ketinggian air di atas lapisan pyrite harus
dipertahankan
3ntuk memonitor ketinggian permukaan air tanah& harus dipasang Pie+ometer&
lihat Bambar :/
Bambar 01/ Tinggi air yang harus dipertahankan
Pohon sawit
Parit kaki bukit
;endahan
6ield drain
Areal berbukit
>C cm
>C cm
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
22/76
3ntuk mempertahankan tinggi permukaan air& parit utama harus dibendung dengan sekat$
sekat di beberapa tempat dengan menggunakan bekas karung pupuk yang terlah diisi
tanah
%umlah bendungan di sepanjang parit bergantung pada level air yang harus
dipertahankan
Selama musim hujan semua pintu air dan bendungan harus dibuka untuk
mengurangi keasaman air dan pada akhir musim hujan harus ditutup kembali
3. AREAL PASANG SURUT#real pa"ang "urut tida direomenda"ian untu ditanam.
4. AREAL GAMBUT
Tabel 8/ *lasi'ikasi Bambut berdasarkan kedalamannya
*lasi'ikasi Bambut *edalaman
angkal M / m
Sedang < / m dan = 1 m& sesuai Principle dan "riteria
;SPO
o Sebelum dilakukan penanaman di areal gambut yang berupa hamparan& harusdilakukan pemadatan (#ompa#tion) dengan menggunakan alat yang sesuai
Pastikan alat berat yang melakukan pemadatan tidak menggunakan gambangan
pada saat melakukan pemadatan
o ;encana pembukaan areal gambut harus disetujui terlebih dahulu oleh
!O-!O"
,angkah yang harus dilakukan dalam persiapan tanam .
Team Survey melakukan survey guna menentukan level permukaan air yang akan
digunakan untuk membuat rencana pembukaan outlet dan-ain drain
utlet dan -ain /rain harus sudah dibuka minimum /0 bulan sebelum ,"
dimulai ater management (pengelolaan air) perlu diterapkan dengan baik untuk tanah
gambut supaya tidak terjadi penurunan permukaan air yang berlebihan sehingga
lapisan atas mengalami pengeringan (irre+ersible)
5. PIEZOMETER
Pie+ometer adalah salah satu alat ukur tinggi rendahnya air dari permukaan tanah
,angkah$langkah pembuatan pie+ometer sebagai berikut .
a Pie+ometer dibuat dari pipa paralon diameter 1H dengan panjang /C cm
b Salah satu ujung paralon disumbat dengan material yang permeable (mudah
ditembus air) berada di bagian bawah
c inding pipa sepanjang I /CC cm dibuat lubang$lubang kecil dengan diameter :mm
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
23/76
d Pipa ditanam dengan kedalaman /:C cm dan sisa 1C cm berada di atas permukaan
tanah
e istar (dari kayu ringan-bambu) berukuran 0CC cm dengan dasar kayu diberi
gabus (agar bisa mengapung) istar tersebut dibuat skala yang dimulai dari
perbatasan ujung pipa yang tidak tertanam (angka nol)
' istar dimasukkan dalam pipa paralon dan ditutup dengan penutup yangmempunyai lubang ditengahnya sehingga mistar bisa bergerak naik turun
g *etinggian air permukaan tanah dapat langsung diketahui sesuai dengan angka
yang berada sejajar dengan permukaan paralon yang tidak tertanam
h Pengamatan dilakukan seminggu sekali (8 kali sebulan) Apabila ketinggian air
dalam blok turun
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
24/76
o !endungan terbuat dari balok broti sebagai cerucuk yang kemudian ditimbun
dengan karung yang telah diisi tanah merah dan disusun rapi
o Tinggi bendungan dibuat sama dengan permukaan blok dan diberi pintu air (tinggi
>C cm dan lebar :C cm dari permukaan tanah blok) %umlah bendungan bergantung
pada ketinggian air dalam parit
o embuka pintu bendungan atau menurunkan ketinggian karung bendungan padamusim hujan untuk mengeluarkan kemasaman ('lushing) pada tanah gambut
o enutup pintu bendungan atau mengembalikan ketinggian karung bendungan
sebelum akhir musim hujan& dengan maksud untuk mengatur ketinggian air di
parit$parit setinggi >C cm dari permukaan tanah *elebihan air& akan over'low di
atas pintu bendungan&
o
BAB I
JALAN DAN JEMBATAN
1. KEBUTUHAN JALAN
%alan ber'ungsi sebagai penghubung dari dan keluar kebun-pabrik& jalur transportasi
T!S serta sebagai pembatas blok
*ebutuhan jalan disesuaikan dengan kondisi lahan Pada areal datar panjang ain
;oad (;)& /C m per ha dan "ollection ;oad (";)& 11&1 m per ha Pembangunan
jalan dibuat dengan sistem segi empat beraturan (Brid System)& mengikuti denah blok
yang berukuran 1CC m 9 /CCC m Pembangunan jalan di areal berbukit kebutuhannya
lebih banyak dan dibuat dengan sistem jalan kontur
2. JENIS JALAN
A99#&& R7*) AR
erupakan jalan penghubung dari jalan negara ke kebun dengan lebar badan
jalan sekitar /0 m
M*%$ R7*) MR
ibangun arah 3tara$Selatan dengan jarak antar ; /CCC m dan lebar badan
jalan ? m 3ntuk areal gambut-rawa jalan dibuat dengan sistem tanggulan
minimal satu parit pada sisi badan jalan
C7#9(%7$ R7*) CRibangun arah Timur$!arat dengan jarak antar "; 1CC m dan lebar badan
jalan @ m 3ntuk areal gambut-rawa jalan dibuat dengan sistem tanggulan
minimal satu parit pada sisi badan jalan
J**$ P+%$*$
ibangun sepanjang pringgan kebun yang ber'ungsi sebagai pembatas kebun
dengan areal luar kebun
J**$ K7$(+
%alan yang dibangun pada areal berbukit& dibuat mengikuti kontur dengan lebar
> m
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
25/76
3. PEMBUATAN JALAN
3.1. P#'*(*$ J**$ ,*)* *+#* D*(*+:D*+*(
o Pembuatan jalan dan jembatan dilakukan bersama$sama pada saat T! dan
diperhitungkan sebagai satu kesatuan biaya
o embuat disain jalan bersamaan dengan pembuatan blok
o Pembuatan jalan menggunakan bulldo2erminimal setara dengan tipe D:D!5o %ika perlu pembuatan parit pada kedua sisi badan jalan dapat dilakukan baik
pada ; maupun ";
o Pembentukan badan jalan dengan -otor rader harus cembung (amber)
pada bagian tengah badan jalan agar air tidak tertahan di badan jalan
o Pembuatan tali air ("un ff) pada kiri dan kanan jalan harus dibuat secara
berselang$seling (2ig!2ag) %umlah tali air ("un ff) ditentukan berdasarkan
tingkat kelandaian jalan
o Pemadatan badan jalan menggunakan "oad "olleribrating ompa#tor /
ton& setara dengan BW212atau S 512
3.2. P#'*(*$ J**$ ,*)* A+#* G*'(:R*;*
ibuat sistem tanggulan dengan membuat parit pada satu sisi jalan Tahap
pembuatannya .
o Pembuatan disain jalan bersamaan dengan pembuatan blok
o Pembuatan jalan dengan cara menggali parit pada satu sisi jalan menggunakan
#9cavator dan tanah hasil galian ditimbunkan pada badan jalan Setelah
timbunan tanah mengering& diratakan dengan !ulldo+er dan selanjutnya
dilakukan penimbunan dengan tanah mineral !adan jalan dibentuk dengan
otor Brader dan harus cembung pada bagian tengah badan jalan agar tidak
tertahan di badan jalan
Bambar 10/ %alan areal gambut
3.3. P#'*(*$ J**$ K7$(+
%alan kontur harus dibangun sebelum pembuatan teras 4al$hal yang diperhatikan
dalam pembuatan jalan kontur .
o 4arus memotong teras kontur
o !adan jalan dibuat miring ke arah tebing
o Bradient (kemiringan sudut) di atas /:oatau 0@D dibuat kontur
o %arak ideal antar jalan kontur adalah 0CC m tetapi dimungkinkan lebih rapat
karena kondisi kebutuhan lapangan
Bambar 11/ %alan *ontur dan Teras
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
26/76
Pembuatan jalan kontur harus dilakukan dengan tahapan sebagai berikut .
o Penentuan posisi-letak jalan yang akan dibuat melalui survei
o Pemancangan jalan ditentukan dengan $heodolite(TC) Posisi pancang
diletakkan di bagian tepi jalan sebelah luar dinding bukito Pembuatan jalan dengan,ulldo2erdimulai dari bawah mengarah ke atas
Pancang yang sudah dibuat tidak boleh tumbang untuk kontrol bahwa jalan
telah disesuaikan dengan disain
o Pada daerah berbukit& tali air ("un ff) dibuat di sisi jalan sebelah tebing dan
airnya disalurkan melalui slab (underpass)
3.4. P#$%'$*$ )*$ P#$#+*&*$ J**$
3.4.1. W*-( P#*-&*$**$
o Perencanaan penimbunan-pengerasan jalan disesuaikan dengan
kebutuhan kebun dengan memperhatikan iklim setempat sehinggapekerjaan dapat dilakukan bukan pada musim hujan
o Pengajuan Permohonan Perintah *erja (PP*) penimbunan-pengerasan
dari kebun ke "OO dan "#O sebelum pelaksanaan ata PP* yang
harus dipersiapkan terdiri atas . surat PP*& 'orm PP*& peta jalan yang
akan ditimbun-dikeraskan& disertai data panjang& lebar& tebal
penimbunan (;& ";& dll) serta volume material yang akan digunakan
P#$*)**$ )*$ K*%(*& B*/*$
o !ahan yang digunakan diambil dari lokasi yang sudah mempunyai 7+in
sesuai dengan peraturan pemerintah
o 4uaryharus disurvei untuk menentukan kualitas dan kecukupan bahan
yang dituangkan dalam !erita Acara Peninjauan (!AP) dengandilengkapi dokumentasi 'oto
3.4.2. P#$%'$*$ J**$
Penimbunan jalan pada semua areal dilakukan setelah jalan dibuat dan
harus sudah selesai dengan volume sbb .
Pada T!$/ (1CD)
Pada T!$0 (1CD)
Pada T!$1 (8CD)
Pelaksanaan penimbunan .
o !ila diperlukan& sebelum dilakukan penimbunan di daerah
rawa-gambut& dapat menggunakan gambangan dengan kayu gelam atau
bahan yang sesuai sebagai pondasi jalan tersebut
o aterial untuk penimbunan jalan harus disebar merata ke permukaan
jalan yang telah disiapkan
o %alan yang telah ditimbun dengan tanah harus segera dibentuk diratakan
dan dipadatkan dengan alat yang sesuai
Tabel 180/ %enis %alan& ,ebar dan Tebal penimbunan
J#$%& J**$ L#'*+ T%'$
T#'* P*)*(
7#
,#+ -
Acces ;oad Bambut-;awa /0 C&1 1>CC m1; Bambut-;awa ? C&1 0@CC m1
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
27/76
"; Bambut-;awa @ C&1 0/CC m1
3.4.3. P#$#+*&*$ J**$
3.4.3.1. P#$#+*&*$ J**$ T*/*, A;*
Pengerasan jalan pertama dilakukan secara bertahap selama 1
tahun berdasarkan panjang jalan dengan pembagian .o Tahap satu (T! /) . 1CD
o Tahap dua (T! 0) . 1CD
o Tahap tiga (T! 1) . 8CD
Tabel 181// %enis dan volume material pengerasan jalan
J#$%& J**$ J#$%&
M*(#+%*
L#'*+
T#'*
P*)*(
7#
,#+ -
Acces road Sirtu-,aterite ? C0C /CC m
1
; Sirtu-,aterite @ C/: /C:C m1
";-%alan
*ontur
Sirtu-,aterite : C/: @:C m1
atatan 5 6etebalan pada tabel di atas adalah ketebalan maksimal
Pengerasan dilakukan sesuai dengan jadwal pembangunan jalan
Pelaksanaan pengerasan .
o %alan yang akan dikeraskan harus digrader terlebih dahulu agar
membentuk kembali badan jalan sesuai dengan ketentuan
Permukaan jalan harus merata tidak tergenang air dan bersih
dari rumput& pelepah& potongan kayu dan lain$laino !ahan pengerasan diecer berupa tumpukan berselang$seling di
kiri$kanan jalan dengan jumlah dan jarak yang disesuaikan
dengan volume bahan per km
o Selanjutnya bahan disebar merata ke permukaan jalan dengan
menggunakan grader atau rear mining bucket& sehingga badan
jalan berbentuk punuk sapi
Bambar 181// Pengerasan jalan
3.4.3.2. P#$#+*&*$ J**$ U*$
Pengerasan ulang ##ess "oad dapat dilakukan setiap tahun
apabila diperlukan Penentuan jumlah volume material sesuai
persetujuan masing$masing B dan "OO
Pengerasan ulang untuk jalan selain tersebut di atas dilakukan
setelah 0 tahun pengerasan tahap awal ilakukan secara bertahap
sesuai dengan kondisi di lapangan
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
28/76
Penyisipan dilakukan pada sisi jalan yang tidak dikeraskan ulang
*husus untuk##ess "oaddianggarkan material untuk penyisipan
jalan setiap tahun& kecuali pada tahun dilakukan pengerasan ulang
3.4.3.3. P#$*;*&*$ P#$#+*&*$ J**$ S#9*+* K7$(+*-
*ebun melakukan pengawasan dengan menempatkan petugas
sebagai veri'ikator untuk memonitor hasil pekerjaan kontraktor
5eri'ikasi yang dilakukan dalam hal tersebut adalah . tebal dan
panjang jalan sesuai dengan kesepakatan kontrak antara perusahaan
dan kontraktor 4asil veri'ikasi ditandatangani oleh veri'ikator&
diketahui # dan disetujui oleh B Penentuan *ontraktor dan
kualitas pekerjaan harus memenuhi syarat sbb .
a Nuary ditentukan oleh anagement
b Pemilihan kontraktor dan spesi'ikasi kerja ditentukan oleh
"OO dan "#O berdasarkan rupiah-km sesuai spesi'ikasi
ketebalanc Semua veri'ikasi pekerjaan kontraktor harus diketahui dan
ditandatangani oleh # dan B
d isamping veri'ikasi pekerjaan kontraktor dilakukan juga
veri'ikasi hasil pekerjaan dengan cara melakukan pengecekan
ketebalan setiap :C m yang dilakukan oleh Assisten ,apangan&
Askep dan diketahui oleh #
3.4.3.3.1. D% 7-*&% ,#$#+%**$ )*$ ,#$%'$*$:,#$#+*&*$
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
29/76
o Sirtu atau material pengerasan jalan yang berada di tepi badan
jalan harus dikembalikan pada badan jalan
o !entuk kembali badan jalan dan dibuat cembung (amber) serta
tali air ("un ff) yang cukup pada tepi badan jalan
o Pisau-otor raderjangan menggali terlalu dalam agar tanah liat
tidak terikut terutama pada saat pembentukan kembali badan jalano 4anya dilakukan grading ringan pada jalan yang sudah padat dan
tidak berlubang terlalu dalam
o Pada hari hujan tidak boleh melaksanakangradingjalan
o Pada musim hujan hanya dilakukan dengan menutup lubang pada
badan jalan yang berlubang (sebelum digrading air harus dikeringkan
terlebih dahulu) atau perawatan jalan dilakukan dengan menggunakan
mining bu#ket
o Pada musim kering grading jalan diprioritaskan pada jalan di areal
rendahan
o "angkang (Shell) dari P*S boleh digunakan sebagai bahan untukpengerasan jalan dan perlu dipadatkan
3.5.2. T$*& P##,*/ J**$
o ilaksanakan agar cahaya matahari tidak terhalang oleh pelepah yang
menyebabkan badan jalan lambat kering pada musim hujan
o Pekerjaan ini dilakukan pada awal musim hujan
o 4arus dipastikan penunasan pelepah maksimum F dari panjang
pelepah dan hanya pada 1 lingkar daun terbawah
3.6. P#'*(*$ J#'*(*$
o Pada awal pembukaan lahan& jembatan dan gorong$gorong dapat dibuat dari
batang pohon Pembuatan jembatan dan gorong$gorong permanen dilakukan
setelah T$1 secara bertahap dalam jangka waktu 1 tahun
o Penentuan pembuatan jembatan dan bo9 "ulvert-gorong$gorong sebagai
berikut .
a) %embatan . %ika lebar parit < 0 m
b) !o9 "ulvert . %ika lebar parit < /$0 m dan air parit mengalir sepanjang
tahun
c) Borong$gorong . %ika lebar parit M / m
d) Perencanaan dan pembuatan jembatan& !o9 "ulvert serta gorong$gorong
merupakan tanggung jawab kebun dengan dibantu oleh epartemenTeknik
Bambar 1>/ !o9 "ulvert
Bambar 1>0 %embatan *ayu
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
30/76
Bambar 1>1 %alan Bambangan
BAB
PEMBUKAAN LAHAN DAN PENANAMAN
1. PERENCANAAN TATA RUANG
Areal yang akan dibuka harus mengikuti !lue Print yang telah disetujui oleh !O dan
!O" alam rangka pembukaaan lahan harus menggunakan prinsip tanpa bakar (2ero
burning)
Tata ruang disusun berdasarkan hasil survey kesesuaian lahan yang mencakup rencana
.
o Sebelum pembukaan lahan harus memenuhi i+in legal
o %aringan jalan terutama untuk jalan penghubung keluar dan masuk lokasi
o!atas kebun dan batas kerja kontraktor
o ,okasi bibitan
o Outlet drainase berdasarkan kondisi lahan (darat& rawa& bukit dan sungai)
o Pembagian blok berdasarkan kondisi lahan ,uas setiap blok 1C ha untuk
7nti-**PA& perubahan atas luasan blok **PA harus mendapat i+in dari !O
o ,okasi pemukiman karyawan& kantor& pabrik dan bangunan lainnya
2. BLOCK DESIGN
Pedoman dalam pembuatan blok dan jalan di areal datar .
o !erdasarkan peta rencana blok& dilakukan kegiatan rintis ain ;oad (;) arah
3tara$Selatan dan "ollection ;oad (";) arah Timur$!arat dengan menggunakan
Theodolite (TC)
o Panjang antar ; adalah /CCC m dan antar "; adalah 1CC m
o ,ebar ; ? m dan "; @ m
o !locking ditentukan berdasarkan batas jalan dan luasnya 1C ha
3. PEMBUATAN JALAN
o Penjelasan mengenai pembuatan jalan lihat butir Pembuatan %alan !ab 75 Point 1
4. PEMBUKAAN EKS HUTAN MINERAL:GAMBUT
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
31/76
4.1. I*&
o engimas merupakan kegiatan memotong anak kayu dan tanaman merambat
lainnya yang berdiameter di bawah /C cm dengan menggunakan parang dan
kampak Pemotongan anak kayu harus putus dan diusahakan serendah
mungkin atau dekat dengan tanah
o Tujuan mengimas untuk memudahkan penumbangan pohon dan pelaksanaanperun mekanis Areal semak belukar tidak perlu diimas& langsung dilakukan
perum mekanis
o 5egetasi areal sepanjang aliran sungai harus dipertahankan dengan jarak :C
m dari bibir sungai kecil dan /CC m dari sungai besar (;iparian ;eserve)
o 3ntuk daerah sepanjang aliran sungai diberi tanda K,arangan tidak boleh
melakukan kegiatan apapun di sepanjang Kaerah Aliran SungaiH (AS)
4.2. T'*$
Penumbangan pohon dengan "hainsaw dapat dilakukan setelah diimas
Tabel 80/ *etinggian tunggul maksimum berdasarkan diameter batang
D%*#(#+ '*(*$ D%(#'*$ )*+% ,#+-**$ (*$*/ *-&%
$1C cm 0: cm
1/$@: cm :C cm
@>$/:C cm /CC cm
bulan selesai
pembuatan outlet dan main drain serta telah terjadi penurunan permukaan
tanah
4.3. P#+ M#-*$%&
Perun mekanis dengan menggunakan ,ulldo2erdan-atau78#a+atormerupakan
kegiatan merumpuk kayu hasil imasan dan tumbangan pada gawangan matisejajar baris tanaman dengan arah 3$S
Tabel 81/ %enis alat untuk perun mekanis
J#$%& A*( ##(*&% T7,7+*% P7&%&%
R,-*$
K#+*,*(*$
K*8
!uldo+er
(min @)
4utan sekunder&
semak belukar
Belombang&
darat& datar8 . / (arah 3$S) Sedang$rendah
!uldo+er
(min @)4utan sekunder
atar&
gelombang0 . / (arah 3$S) Tinggi
!uldo+er
(min @)
dan#9cavator
4utan sekunder&
semak belukar
!ukit&
gelombang Antar teras Tinggi$rendah
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
32/76
#9cavator4utan sekunder&
semak belukar
;endahan&
gambut0 . / (arah 3$S) Tinggi$rendah
4.3.1.P*$9*$ J*+ R,-*$
o Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang
dan berada di gawangan matio Tinggi pancang 8 m dan harus dipasang bendera putih supaya mudah
dilihat oleh Operator 78#a+ator,ulldo2er Setiap jarak I :C m
diberikan pancang pembantu sehingga terdapat >$ pancang pembantu
dalam jaluran
o Pada jarak /:C m inti-plasma-**PA dibuat tanda tidak boleh dirumpuk
karena akan digunakan sebagai jalan kontrol dengan lebar I 8 m&
demikian juga dari pinggir jalan tidak ada rumpukan dengan lebar I 8
m
4.3.2.P#*-&*$**$ P#+$ M#-*$%&
o Posisi ,ulldo2er atau 78#a+atorberada di gawangan hidup& kegiatan
pengumpulan atau perumpukan kayu$kayu diatur dalam gawangan mati
sejauh I 0&: m dari radius pohon sawit dan harus diletakkan rata di
permukaan tanah
o $op soil diusahakan seminimal mungkin terkikis oleh pisau,ulldo2er&
posisi pisau diatur I /C cm di atas permukaan tanah dan-atau pisau
dipasang gigi
4.3.3.C%$9*$ J*+
4.3.3.1. K#%*(*$ 8*$ )%*--*$ ,*)* *+#* )*(*+a embebaskan jalur tanam dari kayu dengan memotong kayu$
kayu yang masih melintang pada jalur tanam dan disusun di
jalur rumpukan
b embuat jalur rintis tengah untuk jalan kontrol selebar 8 m
arah Timur$!arat harus bebas dari kayu
c enentukan jumlah rumpukan jalur ditetapkan sebagai
berikut .
o Pada areal dengan vegetasi padat penentuan ratio
rumpukan 0 . /
o Pada areal dengan vegetasi sedang sampai ringan& ratio
rumpukan 8 . /
o ,ebar rumpukan I 1 m dengan ketinggian maksimal 0 m
4.3.3.2. K#%*(*$ 8*$ )%*--*$ ,*)* *+#* '#+'-%(
o Penempatan rumpukan dilakukan mengikuti arah kontur&
kayu$kayu yang melintang pada jalur kontur tanaman harus
dipotong dan disusun di jalur rumpukan
o 3ntuk areal rendahan& penentuan rumpukan diserahkan kepada
kebijaksanaan "OO Perhatian utama titik tanam harus bebas
dari kayu
4.4. L**$
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
33/76
4.4.1. S%&(# K%%*;%
o #ridikasi atau pembasmian lalang dapat dilakukan secara kimia yaitu
menggunakan gli'osat-sul'osat dengan dosis anjuran antara >$/C liter
per hektar blankettergantung kondisi lalang dan kualitas air
Tabel 88// *egiatan pembasmian lalangK#%*(*$ D7&%&:H* W*-(
Semprot total > ltr-ha blanket Awal pembukaan areal
Spot spraying / > ltr-ha J vol D 1 minggu setelah semprot total
Spot spraying 0 > ltr-ha J vol D 8 minggu setelah spot spraying /
7nitial wiping C&C: ltr-ha-rotasi 8 minggu setelah spot spraying 0
6ollow$up wiping C&C: ltr-ha-rotasi ilanjutkan 0 rotasi lagi dengan
jarak 8 minggu per rotasi
;outine wiping C&C: ltr-ha-rotasi ilakukan setelah 'ollow up
wiping rotasi ke$0 dengan rotasi
1 bulan sekali
o Pembasmian lalang secara kimiawi dapat dilakukan dengan
menggunakan alat-ist ,lo'er Penggunaan alat ini dapat dilakukan
untuk areal yang datar dan telah dibersihkan dari batang$batang kayu
sewaktu perun mekanis engan alat ini dapat dikurangi kebutuhan
tenaga kerja dibanding apabila areal lalang tersebut disemprot dengan
hand sprayer
4.5. R#,*$(%$
4arus dilakukan sensus pohon yang masih hidup& pohon tumbang dan titik
kosong dengan menggunakanstiple #ard(orm sensus)
Bambar 8:/ 6orm sensus replanting
4.5.1.A+#* N7$ G*$7)#+*
S%&(# C/%,,%$
Sebelum melakukan chipping dilakukan peracunan pada pokok yang akan
dichipping tersebut dengan Parauat 0 9 /CC cc di kiri kanan batang
hippingdilakukan setelah mahkota layu dan kering (I 0 bulan) Sistem
ini menggunakan 78#a+ator yang dilengkapi dengan #hipping bu#ket
untuk mencacah batang menjadi bagian kecil sehingga cepat kering dan
lapuk
P#*-&*$**$ &%&(# %$% )%*--*$ )#$*$ 9*+* >
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
34/76
a embuat pancang untuk menentukan jalur rumpukan dengan ratio 0 .
/ Pancang di dalam jalur dipasang setiap :C m
b embongkar pohon yang masih tegak sampai akar$akarnya dan
selanjutnya lubang bonggol ditutup kembali dengan tanah baru
c encacah (#hipping) mahkota daun& batang dan bonggol dengan tebal
maksimum /0 cm dan panjang >C cm 4asil chipping disebar merata digawangan mati minimum / meter dari jalur tanam
d encegah (#hipping) tetap dilakukan apabila terdapat pohon yang
mati dan dibuat lubang seperti point b dan c di atas
4.5.2.A+#* G*$7)#+*
K#%*(*$ '# +#,*$(%$
a Semua titik kosong dengan-tanpa bonggol dan pokok yang terin'eksi
serta sudah tidak produkti' harus ditumbang& digali& dibajak dan
dijemur (ekspose) matahari setahun sebelum (replanting)
b Apabila ada Q /C titik tanam yang mengelompok (termasuk bonggol
yang lama) maka harus dibajak 0 kali& jika = /C titik tanam makacukup digali saja
4.6. P*$9*$ )*$ K#+*,*(*$ T*$*
o Pancang titik tanam dilakukan sesudah dibuat layout ; dan ";& agar arah
barisan tanaman dapat dibuat rapi
o Pembuatan pancang tanam diawali dengan pemasangan pancang kepala
4.6.1. P*$9*$ )*$ T*$* A+#* D*(*+ &*,*% B#+7'*-
o Pada areal datar sampai berombak& pancang kepala dipasang dengan
jarak antar pancang :CC m memanjang blok dan setiap /CC m searahlebar blok
o i antara pancang kepala dipasang anak pancang %arak antar anak
pancang di areal datar sampai berombak ditentukan berdasarkan
kerapatan tanamannya
o Pola tanam segitiga sama sisi *erapatan tanaman per hektar
didasarkan pada kondisi lahan dan pola pengelolaan
4.6.2. P*$9*$ )*$ T*$* A+#* B#+'-%( %7# L%$%$ S8&(#
o Sebelum kegiatan pancang tanam dilakukan& terlebih dahulu diawali
pembuatan teras konturo alam pembuatan teras kontur& jarak hori+ontal antara teras kontur
akan bervariasi tergantung dengan perbedaan lereng 7dealnya jarak
hori+ontal antara teras kontur rata$rata ? m
o 3ntuk tidak membingungkan Operator !ulldo+er& warna pancang dari
setiap teras harus berbeda supaya tidak terjadi berpotongan
pembuatan teras dari level satu ke lainnya
o Apabila jarak antara pancang teras kurang dari @ m& maka
pemancangan untuk pembuatan teras harus dihentikan dan diberi
rambu silang Sebaliknya jika jarak antara pancang teras lebih dari /0
m& maka harus dibuat anak teras dengan cara menambah jalur pancang
anak teras dengan warna pancang yang berbeda
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
35/76
o 3ntuk mendapatkan kerapatan tanaman yang merata dan standar&
perlu dilakukan penyesuaian jarak tanam sepanjang teras kontur
4.6.2.1. P#$#$(*$ B* L%$#
!ase line adalah pancang kepala yang merupakan pedoman
awal dalam melakukan leveling teras Pembuatan base lineadalah sebagai berikut .
o !ase line dikerjakan bukit per bukit
o "ari kemiringan rata$rata dimana tidak terlalu datar dan
tidak terlalu terjal
o Pemancangan dimulai dari lokasi-bukit tertinggi sampai ke
kaki bukit dengan jarak antar pancang ? m hori+ontal
dengan bantuan Theodolite
o Pancang base line diberi warna merah& hijau dan biru
berulang$ulang dari pancang awal sampai pancang terakhir
di kaki bukit
Bambar 8>0// !ase ,ine
4.6.2.2. P#$#$(*$ P*$9*$ T#+*& L#@#%$o Pancang teras pertama dimulai dari pancang base linepada
kemiringan ?o(derajat)
o Pembuatan pancang teras menggunakan K7ngrangH yang
dilengkapi dengan waterpass-bandolan& dimana tiap 1 kali
#ngrang (I ? m) diberi pancang
o Garna pancang teras sesuai dengan warna pancang base
line& misalnya pada base lineberwarna merah& maka untuk
teras tersebut adalah pancangnya berwarna merah& dan
seterusnya
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
36/76
o Garna pancang teras dibedakan dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya perpotongan antara teras oleh alat
berat pada saat bekerja
o Team #ngrang terdiri dari 1 orang yaitu 0 orang memegang
#ngrang dan / orang membawa pancang dan sekaligus
membaca 'aterpass-bandolan& memastikan posisi #ngrangsudah benar$benar datar
o !ila jarak pancang antar teras = @ m& maka pemancangan
dihentikan dan diberi tanda K#rossH (L)
o Sebaliknya jika jarak pancang antar teras < /0 m& maka
dibuat pancang anak teras dengan warna pancang yang
berbeda
o Pancang akan menjadi KAsH teras pada saat K,ulldo2erH
bekerja
Bambar 8>00/ #ngrang
4.6.2.3. C*+* K#+
m
4.6.2.4. P#*$9*$*$ %7# S8&(# M7)# L
!ahan .a Tali sling panjang 0/ m
b "at ( warna)
c *awat& paku
d !atang& kayu
e Pipa dan #lbow Paralon FH
4.6.2.5. C*+* P#'*(*$ L P*+*7$
a Potong paralon panjang 0C cm
b !uat lubang pada salah satu ujung paralon
c emasukkan (lem) paralon ke dalam elbow model R,
d Sling dicat warna
e Paku pada ujung batang kayu setiap 0C cm sebanyak : titik
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
37/76
4.6.2.6. C*+* K#+
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
38/76
dengan mempertimbangkan jarak pohon sawit yang berdekatan minimal
> m
4.. S#$&& S*;%(
Perhitungan pohon sawit secara 'isik dilakukan setelah penanaman
4.!. K7$+@*&% L*/*$
!er'ungsi untuk .
a embantu pertumbuhan& pemeliharaan dan panen yang e'ekti'
b eminimalkan erosi dan aliran permukaan ("un ff)
c eningkatkan in'iltrasi air
d enjaga atau mempertahankan kelembaban tanah
e engupayakan agar tanaman memperoleh cahaya yang cukup
4.!.1. T#+*& K7$+@*&%
Pada daerah dengan kemiringan :o o& teras konservasi dengan lebar
0 m dibuat secara mekanis dengan jarak antar teras 1:$:C m Tapakkuda dengan rorak dapat dibuat secara selekti' jika diperlukan
4.!.2. T#+*& K7$(+
Pada daerah berbukit dengan kemiringan ?o$00odibuat teras kontur
dengan lebar 8 m secara mekanis
Bambar 80/ Teras *ontur
4.!.3. T*,*- K)* D#$*$ R7+*-
Pada bagian areal tertentu yang dapat ditanami tetapi tidak
memungkinkan dibuat teras kontur& maka harus dibuat tapak kuda
dengan lebar 0&: m mengikuti kontur yang harus dikombinasikan
dengan rorak
Bambar 81/ Tapak *uda engan ;orak
4.!.4. T*$**$ K7$+@*&%
Tanaman 5ertiver Brass sangat berman'aat untuk mencegah erosi
karena perakaran yang dalam mencapai 1 m dan struktur
perakarannya sangat baik& terutama untuk teras$teras yang sudah
retak
Pengembangan tanaman ini dilakukan dengan membagi rumpunmenjadi bagian kecil dan ditanam berjarak :C cm Agar
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
39/76
perkembangannya lebih cepat dilakukan pemangkasan daun setinggi
0: cm setiap bulan
Bambar 88 !eberapa jenis tanaman 5ertiver Brass
Bambar 8: Sistem Perakaran tanaman 5ertiver Brass
4.". K*9*$*$
4.".1. P#+&%*,*$ L*/*$ $(- T*$* K*9*$*$
%alur tanam kacangan harus bebas gulma Penyemprotan herbisida untuk
areal lalang dilakukan sebanyak 1 kali dengan interval 1 minggu&
sedangkan areal non lalang cukup 0 kali dengan interval 8 minggu
asalah gulma harus diselesaikan sebelum biji kacangan mulai ditanamPenanaman kacangan dapat dilakukan 0 minggu setelah penyemprotan
terakhir
4.".2. T*$* K*9*$*$$ucuna bracteata
4.".2.1. P#+'*$8*-*$ )#$*$ B%
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
40/76
o 7si baby polybag dengan media tanam 0 bagian tanah dan /
bagian pasir& agar media tidak jenuh air yang menyebabkan
bibit mati
o Tanam / benih per polybag pada bagian bawah dengan
kedalaman I C&: cm
o ,akukan penyiraman 0 (dua) kali sehario !edengan bibitan diberi alas plastik supaya akar tidak
tembus ke dalam tanah di luarpolybag
o ,akukan penyemprotan apabila ada serangan hama dan
penyakit
o !ibitan tidak perlu diberi naungan
4.".2.4. P#$*$**$ )*$ ,#+*;*(*$ -*9*$*$ M'
a Penanaman di lapangan dilakukan > s-d minggu setelah
perkecambahan
b *ebutuhan bibit >CC bibit per hac Perawatan umur /$1 bulan dilakukan perawatan manual
dengan membersihkan gulma di sekitar tanaman b&
dilakukan rotasi setiap 0 minggu
d Perawatan umur < 1 bulan dilakukan semprot di kanan kiri
jalur b setiap bulan dan setiap 0 minggu dilakukan
penarikan sulur yang menjalar agar tidak kena semprot
e Setelah b menutup& untuk perawatan piringan dan pasar
pikul menggunakan 'loroksipir C&0: ltr-ha blanket dengan
rotasi : minggu sekali atau /C ;-tahun
Bambar 8?08/ Penanaman b pada rumpukan / . 0
Bambar 8?080 Tanam *acangan b pada area berteras
4.".3. T*$* K*9*$*$ Calopogonium mucunoide")*$%ueraria !avanica
"ampuran kacangan sebagai berikut .
$ alopogonium mu#unoides . > kg-ha
$ Pueraria 9a+ani#a . 8 kg-ha
*acangan "m dan Pj sebelum ditanam dicampur dengan "o#k
Phosphate dan pasir dengan perbandingan / . / . /
"ontoh / 4a ("m U Pj . ;P . Pasir)
(> kg U 8 kg . /C *g . /C *g)
aya tumbuh kacangan yang digunakan minimum @CD
4.".4. P#$*$**$ K*9*$*$ )% A+#* D*(*+
Penanaman kacangan di areal datar dilakukan dengan #ompressed
band
"ampuran kacangan Pj dan "m ditanam sebanyak 1 jalur dengan
jarak antar jalur 1C cm dilakukan di tengah gawangan yang tidak adarumpukan
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
41/76
"ampuran kacangan Pj dan "m ditanam di kanan dan kiri jalur
rumpukan dengan jarak :C cm dari rumpukan
4.".5. P#$*$**$ K*9*$*$ )% A+#* T#+*& K7$(+
Penanaman di areal berteras dilakukan dengan cara . "ampuran kacangan Pj dan "m ditanam dengan sistem 0 larikan
yaitu larikan pertama ditanam di pinggir bagian dalam teras& larikan
kedua ditanam :C cm dari pinggir teras
!enih kacangan Pj dan "m ditanam dengan kedalaman 0 cm di
bawah permukaan tanah Setelah benih ditabur& ditimbun kembali
Penanaman kacangan sebaiknya di saat tanah lembab
4.".6. P#+*;*(*$ K*9*$*$ P< )*$ C
a Perawatan dimulai setelah kacangan berumur / bulan
b *egiatan dangir secara manual dalam jalur compressed band selebar/&0 m selama tiga bulan dengan rotasi satu kali sebulan agar
kacangan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
c ulai bulan kedua dilakukan pengendalian gulma dengan khemis
pada kanan dan kiri baris kacangan selebar /0C cm secara bertahap
setiap bulannya& sampai bebas gulma dan kacangan menutup areal
secara merata
4.".. K#(#$(*$ *%$ )** P#$*$**$ K*9*$*$
a *acangan tidak boleh ditanam di daerah yang selalu mengalami
banjir
b *acangan harus ditanam secepat mungkin setelah persiapan lahanc !enih kacangan harus ditanam pada lahan dengan kondisi bebas
gulma
d *acangan tidak boleh ditanam di areal gambut
4.10. P#$*$**$ K#*,* S*;%(
4.10.1. P#+&%*,*$ P#$*$**$ )% L*/*$ *'(
o rainase harus dibuat sesuai dengan kebutuhan (lihat !ab 777 point
0/)
o Setelah drainase dibuat& sebaliknya areal dibiarkan minimal /0 bulan
agar tanah mengalami penurunan dan pemadatan secara alami
o Pemadatan tanah pada jalur tanam dapat dilakukan secara mekanis
dengan cara dilewati 78#a+ator P" /CC atau P" 0CC (tergantung
kedalaman dan kematangan gambut) emikian juga hal yang sama
dilakukan pemadatan pada jalur pasar pikul
o Pastikan selama musim hujan tidak dilakukan pemadatan jalur tanam
4.10.2. L'*$ T*$*
4.10.2.1. L'*$ T*$* )% T*$*/ M%$#+*
,ubang tanam ukuran >C cm 9 >C cm 9 8C cm harus
disiapkan sebelum penanaman dilakukan
Pada areal rendahan yang terpencar dan pada musim hujantergenang air walaupun sudah ada parit drainase maka
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
42/76
pungguhan diameter 1 m dengan tinggi sekitar >C$C cm
harus dibuat sebelum penanaman dilakukan
Pembuatan lubang tanam secara mekanis untuk areal yang
datar dan jalur titik tanam relati' bersih atau telah
dibersihkan dari batang$batang kayu sewaktu perun
mekanis& bisa dilakukan dengan penggunaan Post Hole/igger(P4) Alat P4 dipasang di belakang traktor pada
1 point linkage dan digerakkan oleh PTO traktor
Post hole digger yang sesuai digunakan adalah tipe P4 8:
dengan Auger ukuran 08H& 4P (horse power) traktor G
direkomendasikan yang C$: 4P *edalaman lubang
maksimum ?C cm dengan diameter lubang maksimum 08H
Prestasi pembuatan lubang tergantung pada kecepatan
pergerakan traktor pada kondisi lahan di jalur titik tanam
dan keahlian Operator traktor Prestasi biasa sekitar >:
lubang tanam per / 4 traktor& malah apabila kondisinyakondusi' @C$@: lubang per 4 dapat dicapai
Bambar 8/C0//Post Hole /igger
4.10.2.2. L'*$ T*$* )% T*$*/ G*'(
a Pembuatan lubang tanam dilakukan setelah tanah padajalur tanam dipadatkan ,ubang tanam dibuat secara
mekanis dengan Preplant "ompactor .
b Preplant compactor dipasang pada lengan 78#a+ator
sebagai pengganti bu#ket 78#a+ator
c Preplant #ompa#tor diarahkan tepat pada titik tanam
d Pancang titik tanam menjadi KAsH dari lubang titik tanam
yang akan dibuat
e Setelah arah preplant compactor tepat pada titik tanam&
lengan 78#a+ator menekan Preplant ompa#tor tersebut
sampai seluruhnya masuk ke dalam tanah& kemudian
ditarik kembali sehingga terbentuk lubang tanam sesuaidengan ukuran yang diinginkan
' Pada saat 78#a+ator membuat lubang tanam& kegiatan ini
juga ber'ungsi untuk memadatkan jalur panen
g Penanaman di areal yang tidak terlalu luas atau berpencar&
pembuatan lubang dapat dilakukan secara manual dengan
sistem lubang di dalam lubang (hole in hole)
Tahap awal dibuat lubang dengan ukuran /0C cm 9 /CC cm
9 kedalaman 1C cm Pada bagian tengah lubang dibuat
lubang tanam dengan ukuran yang normal >C cm 9 >C cm
9 8C cm
Bambar 8/C00/Preplant ompa#tor
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
43/76
4.10.3. L*$&%+ B%'%( !ibit diturunkan di "; dan selanjutnya diecer ke dalam blok dan
segera ditanam
3ntuk areal yang menggunakan transport air& maka bibit diturunkan
di pinggir kanal sekunder dan selanjutnya dilangsir ke dalam blok
4.10.4. P#$*$**$
D%*--*$ )#$*$ (*/*,*$ >
a Pembuatan lubang tanam
b Pada areal rendahan atau gambut& jika pada lubang tanam masih
terdapat genangan air& maka harus dikuras sebelum bibit ditanamc Pemberian pupuk di lubang tanam sesuai dengan dosis yang
direkomendasikan
d !ibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi tegak dan
terlebih dahulupolybagdisobek
e Penimbunan lubang tanaman dengan top soil& setelah setengah bagian
lubang berisi tanah& lalu dipadatkan pada bagian pinggir polybag
*emudian lubang diisi penuh dengan tanah dan dipadatkan kembali
sampai tinggi tanah timbunan : cm di atas permukaan tanah di
polybag Pada saat pemadatan tanah& hindari terpijaknya tanah di
polybagdan pastikan leher tanaman rata dengan permukaan tanah
' *husus untuk areal gambut penimbunan lubang tanam cukupdilakukan dengan material yang ada di sekitar lubang kedua (lubang
sebelum dalam)
g *onsolidasi harus dilakukan untuk menegakkan tanaman yang
miring dan menyisipkan titik tanam yang kosong
h Polybagbekas digantung pada pokok yang sudah tertanam
4.11. P#$77+*$ B7-
Penomoran blok mengikuti standar survey
Pada T! nomor blok dibuat dengan mempergunakan kayu balok yang
berukuran 1C 9 1C cm dengan ketinggian / meter
Pada T nomor blok dibuat pada batang pohon sawit yang pelepahnya
sudah dipotong dengan bentuk segi empat 1C cm 9 1C cm dengan
ketinggian / meter dari tanah
!aris tanaman dari 3tara (3) Selatan (S)
Penomoran blok ditulis warna putih dengan latar belakang merah& yang
menunjukkan nomor blok& tahun tanam& hektar dan bahan tanaman sebagai
berikut .
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
44/76
BAB I
HAMA DAN PENYAKIT
EARLY WARNING SYSTEM EWS HAMA DAN PENYAKIT KELAPA SAWIT
1. ORGANISASI EWS:DETEKSI
onitoring keberadaan 4ama dan Penyakit seperti . 3P*S& Tikus& Tirathaba&
Banoderma secara rutin harus dilakukan secara terorganisir& rapih dan sistematis Oleh
karena itu diperlukan struktur organisasi meliputi .
1.1. P#$**( *)**/ M*$)7+ R*;*( *(* *$)7+ I
elakukan deteksi setiap hari sesuai dengan jadwal
1.2. P#$*;*& A&%&(#$ A)
Setiap Asisten A'd !ertindak sebagai pengawas dan bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan dan hasil #GS yang dilakukan oleh mandor rawat atau mandor 7
Tugas dan wewenangnya adalah .
enyusun rencana jadwal rotasi #GS-deteksi rutin untuk semua blok setiap
periode selama satu bulan dan membagikannya kepada mandor paling lambat
tgl 0 setiap bulan sebelum pelaksanaan #GS periode bulan berikutnya
%adwal #GS dibuat sesuai skala prioritas berdasarkan hasil #GS pada bulan
sebelumnya emastikan bahwa petugas mempunyai alat kerja yang tepat&
seperti egrek untuk tanaman tinggi& kait untuk tanaman T!$0 T!$1
engawasi dan menveri'ikasi pelaksanaan #GS oleh mandor
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
45/76
enganalisa data dari mandor dan menentukan langkah$langkah selanjutnya
apa perlu dikendalikan atau tidak
Paling lambat 4U/ data sudah diserahkan ke kantor besar untuk diinput
1.3. P#$*$$
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
46/76
Pada tanaman T!& cukup dengan merundukkan pelepah dengan galah&
sedangkan untuk tanaman yang sudah tinggi& pelepah yang dipilih harus
dipotong dengan menggunakan egrek
Amati jenis ulat pemakan daun dan dihitung populasi ulatnya& kepompong
dan keberadaan telur (untuk telur ada atau tidak ada) iamati juga ukuran
ulat yang dominan Semua hasil pengamatan dimasukkan ke dalam 'ormpengamatan
Apabila populasi ulat tinggi (/CC$0CC ulat per pelepah)& pengamatan cukup
dilakukan pada satu sisi pelepah saja dan hasilnya dikalikan 0 %ika
diperkirakan populasi ulat < 0CC ulat per pelepah& maka cukup diamati V sisi
saja dan hasilnya dikalikan 8
Setiap hari hasil #GS direkap dalam 6orm rekapitulasi& selanjutnya
dilaporkan kepala Asst A'deling untuk dianalisa& ditindaklanjuti dan
dilaporkan ke # dan B
Paling lambat 4U/ data #GS harian sudah diinput oleh bagian ata "enter
Team Agronomy 4O& menganalisa dan memberikan solusi untuk masalah ini Team 7nternal Audit Agronomy secara berkala melakukan Audit mengenai
hasil #GS dan kondisi 4PT di lapangan
3.4. R7(*&% D#(#-&%:R7(*&% EWS
3.4.1. D#(#-&%:EWS R(%$ DR
ilakukan satu bulan sekali pada semua blok sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat oleh Asst A'deling
3.4.2. D#(#-&% S,#&%* DS
ilakukan apabila hasil deteksi rutin nilainya bervariasi sangat besar
sehingga perlu deteksi ulang 3ntuk deteksi ulang jumlah pokok sample
ditambah yaitu dengan memperpendek interval TS dengan selang >$@
pokok dan interval !S menjadi selang >$@ baris Selain itu S dilakukan
apabila pada ; ditemukan telur& kepompong atau imago dari hama
pemakan daun kelapa sawit Pada kasus ditemukan telur atau imago
maka waktu deteksi pada blok tersebut dipercepat menjadi paling lambat
/ inggu
3.4.3. D#(#-&% U*$ DU
ilakukan setelah pengendalian 4al ini untuk mengetahui e'ekti'itashasil pengendalian 3 dilakukan setelah 1$: hari setelah aplikasi
dengan insektisida kontak (kimia) 3ntuk bioinsektisida dilakukan /C
hari setelah aplikasi
6low chart masing$masing deteksi seperti di bawah ini .
3.5. P#$#(*,*$ B*(*& K+%(%& )*$ K*(#7+% S#+*$*$
B*(*& P7,*&% K+%(%&
Penentuan batas kritis populasi ulat pemakan daun adalah didasarkan padatingkat kerusakan luasan daun yang hilang akibat dimakan selama 'ase
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
47/76
ulat-larva Persentase kehilangan daun tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat
populasi ulat pemakan daun per pelepah Persentase kehilangan luasan daun
yang tinggi akan menyebabkan penurunan produksi lebih dari :CD
Pada tabel di bawah ini adalah batas kritis populasi beberapa jenis ulat pemakan
daun yang sering ditemukan di lapangan
Tabel 1:/ !atas kritis populasi beberapa jenis 3P*S
*ategoriSerangan
3lat api-Pelepah 3lat kantong-Pelepah
SnitensTasigna
TbisuraPdiducta
trima corbeti plana Ppendula
T! T T! T T! T T! T T! T T! T
;ingan =1 =@ =@ =/: =/: =1: =1 =@ =0: =:C =1C =>:
Sedang 1$8 @$? @$? /:$/?
/:$08
1:$8?
1$8 @$? 0:$18
:C$>?
1C$88
>:$?
!erat
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
48/76
Agar hasil pengendalian dapat maksimal& maka pengawasan oleh Asst
A'deling& Askep dan # utlak dilakukan secara ketat& baik pada saat
persiapan pengendalian& pelaksanaan pengendalian maupun pada saat
dilakukan evaluasi (deteksi ulang) hasil pengendalian
Pengendalian dibuat dengan sistem isolasi& dimulai dari areal terserang
mengarah ke daerah yang tidak terserang
3.!. J#$%&?J#$%& P#$#$)*%*$ UPDKS
3.". E@**&% H*&% P#$#$)*%*$
3ntuk menentukan e'ekti'itas hasil pengendalian maka perlu dilakukan evaluasi
terhadap tingkat populasi ulat pemakan daun kelapa sawit yang sudah
dikendalikan dengan melakukan deteksi ulang Pelaksanaan deteksi ulang (3)
dilakukan .
Pengendalian dengan material !ioinsektisida baik dengan alat *00!io
ataupun ist !lower 3 dilakukan /C hari setelah aplikasi
4asil 3 dimasukkan dalam 6orm Pengendalian
Pengendalian dengan sistem 7n'us akar atau 7njeksi batang 3 dilakukan
setelah 1$: hari setelah aplikasi
Apabila hasil 3 menunjukkan populasi ulat per pelepah masih tinggi segera
kon'irmasikan ke bagian Agronomy untuk ditindaklanjuti
4. HAMA TIKUS
5. HAMA T%+*(/*'* *$)#*
6. HAMA RAYAP
. HAMA KUMBANG TANDUK O+89(#& +/%$79#+7&
!. HAMA BABI S& &9+7* )*$ LANDAK H8&(+%F &,.
". PENYAKIT GANODERMA
10. HAMA DAN PENYAKIT DI PEMBIBITAN
11. PENGEMBANGBIAKAN BURUNG HANTU T8(7 *'* SEBAGAI AGEN
PENGENDALI HAMA TIKUS
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
49/76
BAB II
GULMA DAN PENGENDALIANNYA
1. GULMA
a Bulma merupakan tumbuhan liar yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing
bagi tanaman utama (kelapa sawit)& sehingga keberadaannya tidak dikehendaki
karena merugikan pertumbuhan dan produksi kelapa sawit serta dapat
mengganggu kelancaran aktivitas lainnya
b Terdiri dari kelompok gulma rumput$rumputan& gulma berdaun lebar& gulmaberkayu& gulma pakisan& gulma teki$tekian& gulma pisang liar& keladi$keladian&
gulma bambu$bambuan dan gulma air
1.1. K7$, P#$#$)*%*$ G*
a Penanganan terhadap tumbuhan pesaing tanaman utama dengan tindakan .
emusnahkan gulma berbahaya (2o9ious Geed)
embatasi pertumbuhan gulma lunak
b enerapkan konsep pengelolaan gulma terpadu (7ntegrated Geed
anagement) dengan memberdayakan seluruh komponen pengendalian&
meliputi cara kultur teknis& tindakan preventi'& biologis& mekanis dan kimiawi
c Geed anagement and Succession Plan
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
50/76
1.2. P#$#$)*%*$ G* )% B%'%(*$ MN
$ Pengendalian gulma di dalam polybag dilakukan secara manual
$ Pengendalian gulma di luar polybag dilakukan dengan herbisida kontak
antara lain Parauat dengan rotasi / bulan sekali dan dapat dikurangi jika
pelepah bibit telah menutupi permukaan tanah 3ntuk meningkatkan
e'ekti'itas penyemprotan dapat ditambahkan bahan perekat (sur'aktan)$ 3jung pipa alat semprot dipasangi sungkup bulat terbuat dari plastik agar
herbisida tidak mengenai bibit Alat semprot tidak booleh bocor& pekerja
semprot harus diawasi dengan ketat& terlati' dan menggunakan alat pelindung
sesuai dengan yang dianjurkan di label kemasan produk herbisida
1.3. P#$#$)*%*$ G* )% L*,*$*$
Standar dan tindakan pengendalian gulma dimulai dari awal penanaman di T!
adalah sebagai berikut .
a ilakukan pembersihan piringan sampai 1C cm di luar batas kanopi daun atau
sampai maksimum /C cm dari pangkal pohon kelapa sawit& sedangkan pasar
pikul dibersihkan selebar I /0 m dilakukan setelah tanaman berumur < >bulan
b Pengendalian secara preventi' dan kultur teknis .
Penanaman dan perawatan kacangan untuk menyaingi pertumbuhan gulma
c Pengendalian secara biologis .
*acangan ber'ungsi sebagai pengendalian biologis melalui persaingan
hidup
engembangkan agensia pengendali hayati gulma seperti . Pareuchaetes
pseudoinsulata dan "ecidochares conne9a untuk mengendalikan
"hromolaena odorata dan ikania spp
d Perawatan secara mekanis Salah satu pilihan adalah dengan menggunakan ;otary Slasher untuk
perawatan pasar pikul di daerah datar yang memungkinkan masuk alat
tersebut pada saat tanaman T! 0 dengan perbandingan 8 . / dan T! 1
dengan perbandingan 0 . /
1.4. P#$#$)*%*$ S#9*+* K%%*
%enis herbisida yang digunakan untuk semprot piringan .
$ Tanaman umur = / bulan dilakukan secara manual
$ Tanaman umur Q / bulan digunakan 4erbisida kontak atau sistemik
Pada penyemprotan di pasar pikul dan gawangan dapat menggunakan herbisida
sistemik sesuai gulma yang menjadi sasaran (target)
Penyemprotan sampai batas 0C meter dari aliran air
1.4.1. P#$#$)*%*$ * '#+-*8
$ isemprot dengan campuran Triclophyr / liter dengan Sur'actan C&/: ltr per
ha blanket Semprot ulang secara selekti' tumbuh$tumbuhan yang masih
belum terkendali dengan campuran herbisida yang sama selang waktu 1$8
bulan setelah rotasi pertama
$ Pengendalian gulma berkayu keras dnegan mengoles Triclophyr / liter U
Solar /? ,iter& dioleskan di sekeliling diameter anak kayu sepanjang 1C cm
$ Semprot anak kayu menggunakan etil metsul'uron U Sur'aktan& dengan
dosis 1 gram etil etsu'uron U 8C cc Sur'aktan U / ,iter air
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
51/76
1.4.2. P#$#$)*%*$ * P%&*$
D%-#$)*%-*$ )#$*$ (#-$%- %,*$( 8*%( >
!atang kayu seukuran batang korek api direndam 08 jam di dalam larutan
0$8 Amine
!atang pisang langsung ditusuk dengan batang kayu yang seukuran korek
api tersebut yang sudah direndam dalam larutan 0$8 Amine Satu batangkorek api untuk / batang pisang Proses kematian gulma pisang dengan
sistem implant seperti gambar /80/ di bawah ini .
Bambar /80/ Proses kematian gulma pisang dengan pengendalian sistem implant
1.4.3. P#$#$)*%*$ -#*)%
isemprot dengan ethyl metsul'uron (konsentrasi C&C11D dan dosis C&C@:kg per ha) yang diberi Sur'actan (konsentrasi C&00D dan dosis C&: ltr per ha)
1.4.4. P#$#$)*%*$ M%-*$%* %9+*$(/*
ikendalikan dengan 08$ Amine dosis /0 ltr-ha blanket atau C1@: liter
6loroksipir-4a (untuk T saja)
1.4.5. P#$#$)*%*$ A&8&(*&%*
ikendalikan dengan 0&8$ Amine dosis C0: ltr-ha
1.5. A*( S#,+7(
Sistem penyemprotan untuk mengendalikan gulma perlu pemilihan jenis alatsemprot dan no++le yang sesuai untuk setiap jenis pekerjaan& gulma sasaran&
herbisida dan dosis& kebutuhan larutan (air) dan e'isiensi hasil kerja yang tercapai
1.5.1.J#$%& A*( S#,+7(
ua kategori yang diterapkan di kebun pada saat ini .
a Alat penyemprot
3ntuk semua pekerjaan penyemprotan di ,"& T! dan awal T
muda& kebutuhan larutan (air) dari volume sedang sebanyak I 8:C
ltr-ha& volume rendah (low volume) sebanyak 0CC$8:C ltr-ha dan
apabila gulma sudah berkurang& mengarah ke +ery lo' +olume
(5,5) sebanyak /CC$0CC ltr-ha %enis&o22leyang dipilih harus disesuaikan dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan
%enis alat semprot yang digunakan saat ini adalah SA /:-;! /:&
kapasitas *ap /: liter (;! /:)
b ontrolled /roplet ppli#ation ("A) Sprayer
Sistem ini memakai volume larutan yang sangat rendah (ultra lo'
+olume 3,5) sekitar /0$0C ltr-ha dengan butir cairan 0:C mikron
"ocok untuk herbisida sistemik dan tidak boleh digunakan untuk
campuran Parauat "ara ini cocok untuk penyemprotan piringan di
T remaja tua dan pasar pikul di T muda dengan tumbuhan
5/28/2018 Buku Ani Setyopratiwi
52/76
gulma ringan sampai sedang Prestasi kerja tinggi& e'ekti' dan e'isien
#ost
1.5.2.J#$%&No&&le
Agar penyemprotan dapat dilakukan tepat dengan sasaran kerja& dosis
herbisida dan volume larutan& maka pancaran yang keluar dari sprayerharus mempunyai pola tertentu dan hal ini ditentukan oleh jenis no22le
yang diseleksi untuk pekerjaan yang bersangkutan
&o22leharus diperiksa setiap minggu dan dilakukan kalibrasi Apabila
flo'rate < /CD dari spesi'ikasi harus diganti &o22le yang sumbat
digoyang$goyangkan dalam air bersih Apabila perlu hanya tangkai
bunga rumput yang lunak digunakan untuk membersihkan sumbatan
*ebun harus mempunyai stok no++le yang cukup untuk pekerjaan yang
diprogramkan
Tekanan pompa harus selalu dikontrol .
;! /: "alibrator valve tekanan constant $0 bar 3ntuk mencapai volume larutan per ha (blanket) maka perlu diperhatikan
kecepatan berjalan dan lebar semprot di tekanan pompa
1.5.3.K*%'+*&% A*( S#,+7(
3ntuk memastikan agar herbisida dapat teraplikasi sesuai dosisnya& maka
sebelum aplikasi harus dilakukan kalibrasi alat dan perhitungan volume
semprot per ha .
, *ebutuhan larutan dalam / hektar (liter per ha) engan
mengetahui kebutuhan larutan per ha maka dapat diketahui
konsentrasi bahan dalam larutan tersebut
6 6lowrate& merupakan jumlah larutan yang keluar melalui no++le
setiap satu menit
5 *ecepatan berjalan (meter per menit)& merupakan kecepatan rata$
rata penyemprot berjalan dengan membawa alat semprot
A ,ebar semprot (m)& merupakan lebar hasil semprotan yang keluar
dari no++le yang ditentukan oleh jenis no++le& tekanan alat
semproot dan ketinggian semprotan
"ontoh .
Semprot piringan menggunakan Bramo9one /&: liter per hektar dengan
no++le Polijet biru 7"7 6lowrate /&> liter per menit& lebar semprot /&0
meter da