+ All Categories
Home > Documents > Katalog MUSEUM RUDANA

Katalog MUSEUM RUDANA

Date post: 08-Jun-2015
Category:
Upload: nyoman-rudana
View: 1,075 times
Download: 6 times
Share this document with a friend
51
Transcript
Page 1: Katalog MUSEUM RUDANA
Page 2: Katalog MUSEUM RUDANA

tl|lUSEUIl|l RUDANA

Peliatan, lJbud, Bali, IndonesiaTelp. : (62) (361) 975779, Fax. : (62) (367)975097

Page 3: Katalog MUSEUM RUDANA

'916[ Onn uap ursaruad unuasupnq

lauorcaN uaunSuaquad uapp q4aqq pnlnm

mSaqas 'auupn>I stynl ruas uasamay xp

,tznryr,mryDn&,: awuu uuSuap

axsauopul adny ruag unasnw

unSuu qwa w rutat1 rwa4p& ua w

' ouaqaos 4awuaH WS nql Sutdwaptp

ouaqaos uapxsa +l qudug qawoqta 1 &ua tr'wsauopul uaun&uuqwa4 yadag uuutdwrwaday 4umaq ry

u fru4nqnas awauopul asnuau uaunSuuqwa 4

Page 4: Katalog MUSEUM RUDANA

The deaelopment of the nation as a whole under the leadership

of the President of the Republic lndonesia, Soeharto,

accompanied by Mrs. Siti Hartinah Soeharto

has inspired the establishment of the lndonesian

Plastic Art Museum under the name :

'gtulann Jhrceurn)'

Within the Rudana fine art site.

This undertaking is part of the dedication to the national

deaelopment which is conducted under the Pancasila

principles and the state's 1945 constitution.

Page 5: Katalog MUSEUM RUDANA

MENTERI PENDIDIKANPADA PERESMIAN

S A M B U T A NDAN KEBUDAYAANMUSEUM RUDANA,BALI - INDONESIA

REPUBLIK INDONESIAPELIATAN, UBUD

ertama-tama perkenankanlah saya, baik selaku pribadi maupun selaku MenteriPendidikan dan Kebudayaan, mengucapkan selamat disertai penghargaan yangtinggi kepada saudara I Nyoman Rudana, yang telah berhasil membangun

"Museum Rudana" di Bali. saya menyambut gembira selesainya pembangunanmuseum yang akan diresmikan tanggal 26 Desember 7995. Untuk maksud itu, akanditerbitkan pula buku "lndonesia Emss : Seni Lukis Bali Dalam Perjalanan Seni Lukislndonesia", sebagai bagian dari upaya untuk turut merayakan peringatan 50 TahunKemerdekaan Republik Indonesia.

Berdirinya Museum Rudana ini patut disambut gembira, selain karena mem-bangun museum itu merupakan perbuatan mulia, juga karena dibangunnya MuseumRudana ini berarti menambah lagi berdirinya satu museum senirupa Indonesia yangsangat dibutuhkan dalam upaya kita meningkatkan apresiasi masyarakat akan keseni-an. Melalui museum ini, koleksi-koleksi dapat disimpan dan nilai-nilai sejarah sosialbudaya bangsa dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi masa depan.Koleksi museum yang berharga,pada hakekatnya merupakan warisan sejarah, sumberinformasi dan media pendidikan yang pentingbagi perkembangan dan transformasikebudayaan dan peradapan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Karena itu, saya sangat menghargai usaha saudara I Nyoman Rudana yangtelah berhasil membangun museum yang megah dan indah ini. Dengan berdirinyamuseum yang merupakan tanda bakti seorang pecinta seni lukis, maka dunia senilukis pada umumnya akan dapat menggelar hasil-hasil karya lukisnya di museum ini,disamping menjadikan museum ini sebagai tempat berkumpulnya para pecinta danpeminat seni serta para senimannya. Di tempat ini para seniman, peminat dan pecin-ta seni itu, dapat pula saling bertukar pengetahuan, wawasan dan pengalaman sesuaidengan bidangnya masing-masing.

sekali lagi, saya mengucapkan selamat dan sukses kepada Saudara I NyomanRudana atas usaha yang mulia ini. Semoga berdirinya Museum Rudana ini selain dapatmemberikan kesempatan kepada para pelajar dan masyarakat luas untuk meningkatkanapresiasi seni dan budayanya, dapat pula menambah semaraknya perkembangan duniaseni Indonesia pada umurrrnya, dan seni lukis Bali pada khususnya.

Jakarta, 26 Desember 7995Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia

Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro

Page 6: Katalog MUSEUM RUDANA

under the title "rndonesia Emas : seni Lukis BaIi Daram perjalanan seni LukisIndonesia" (Golden Indonesia : Balinese Painting within the Course of Indonesian FineArt) accompanies and becomes part of the 50th. Anniversary of the Celebration ofIndonesia's Independence.

The establisment of Museum Rudana should be seen positively since it is anhonourable deed' Its Presence must also be considered as complementing the existingtotal of fine art museums which are much needed in order to improve the communi_ty's level of appreciation in the art. Collections of art work and the social history of thenation, which the future younger generations can inherit, are preserved in thisMuseum' The invaluable collections are intrinsically a historical inheritance whichbecomes sources of information and media of education. These are all most importantfor the development and transformation of culture and civilization from one genera-tion to the following.

For all these reasons, I appreciate deeply the effort shown by Mr. I NyomanRudana which has successfully established this magnificent museum. This has provenhis dedications as an artist, and others can exhibit their work of art here. This museumis also intended for artists and people of interest in this area to gather. Here they canexchange experience and ideas on their respective fields of interest.I would like to once again congratulate Mr. I Nyoman Rudana and wish theMuseum achieve its goal. I also expect the Museum to always cater the needs ofstudents and members of the community at large in their strive for improvement

in artistic appreciation.

This kind of museum is certain to render its contribution to the development ofthe art in Indonesia in general, and in Bali in particular.

M E S S A G EMINISTER OF EDUCATION AND CULTURE OF REPUBLIC OF INDONESIA

ON THE OPENING OF RUDANA MUSEUM, PELIATAN, UBUDBALI - INDONESIA

llow me, personally and as Minister of Education and Culture, to first of allcongratulate Mr. I Nyoman Rudana for his successfull effort in establishingMuseum Rudana which wilr be officiated on 26th. Desember 1995. A book

Jakarta, 26 December 7995The Minister of Education and Culture

of Republic of Indonesia

Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro

Page 7: Katalog MUSEUM RUDANA

S A M B U T A N

MENTERI PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI

REPUBLIK INDONESIA

isaat usia Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah menginjak 50 tahun

ini, tak dapat dipungkiri lagi pembangunan di bidang seni budaya telah

menunjukkan perkembangan yang sangat menggembirakan. Dengan

adanya perkembangan yang positif ini, telah banyak seniman lukis memperoleh kebe-

basan untuk menumbuhkembangkan kreatifitas seni lukis dengan tetap berakar pada

jati diri dan corak yang khas budaya asli bangsa Indonesia

Untuk itulah Saya sangat menghargai sekaligus menyambut gembira dengan

diterbitkannya buku yang berjudul "lndonesia Emas : Seni Lukis BaIi Dalam

Perjalanan Seni Lukis Indonesia".

Suatu karya seni pada dasarnya merupakan ungkapan penglihatan maupun

perasaan jiwa seorang pelukis terhadap obyek yang dilihatnya/ yang terwujud dalam

lukisan yang dapat dinikmati keindahannya. Tidak sedikit seniman lukis Indonesia

dari berbagai aliran, senang untuk mengabadikan keindahan alam, adat istiadat

maupun ragam budaya Indonesia sebagai inspirasi / obyek lukisannya.

Sebagai suatu karya cipta yang tak ternilai harganya tersebut, tentu diperlukan

suatu upaya dalam memelihara dan melestarikannya. Untuk itu, Saya sangat meng-

hargai dengan didirikannya "Rudana Museum" di Bali, sehingga karya-karya seni

lukis ini dapat diabadikan dan dinikmati sepan,ang masa.

Museum seni lukis ini, yang menggambarkan perkembangan karya lukis dari

masa ke masa, Saya harapkan dapat pula menjadi suatu media promosi dalam

pengembangan pariwisata Indonesia.

Akhir kata, Saya mengucapkan selamat atas diresmikannya "Museum Rudtna"

di Bali, semoga dengan adanya museum ini dapat lebih meningkatkan daya tarik

wisatawan untuk berkunjung ke Bali.

Menteri Pariwisata,

Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia

J O O P A V E

Page 8: Katalog MUSEUM RUDANA

M E S S A G E

MINISTER OF TOURISM, POST AND TELECOMMUNICATIONS

OF REPUBLIC OF INDONESIA, FOR THE BOOK ENTITLED :

GOLDEN INDONESIA: THE PASSAGE OF THE INDONESIAN FINE ARTS

FROM TRADITION TO MODERNIRY

t her 50th year of Independence of the Republic of Indonesia, the develop-

ment of the art cannot be denied to have indicated jubilating progress. with

this indication of a positive sign, a considerable number of fine-art artists

have enjoyed freedom in developing and expressing their artistic creativity which is

deep-rooted in the nation's charactistics and unique culture. And for this reason, I sin-

cerely appreciate and welcome the publication of this book under the title "lnilonesiq

Emas : Seni Lukis Bali Dalam Perjalanan Seni Lukis Indonesia" (Golden Indonesia :

Balinese Painting within the Course of Indonesian Fine Art).

A work of art is, fundamentally, an expression of what is perceived and

emotionally felt by the artist against an object. This is, later, realized into artistic work

in the form of paintings and other forms whose beauty can be enjoyed. A considerable

number of Indonesian artists, advocating to different schools of fine art, have reflected

the beauty of nature, traditions and aspects of Indonesian culture in their work. Nature

and aspects of culture have become sources of inspiration.

Invaluable work of artistic genre needs attention; and care for maintenance and

preservation. This is the reason for my deep appreciation for the establishment of

Rudana Museum in Bali. work of fine art can find a place here, as well as be enioved

and preserved in the course of time.

This museum of fine art, which characterises the development of artistis'work

in the course of times, is expected to become a medium of promotion within the

framework of Indonesia's tourism development.

And finally, I congratulate the official opening of MuseumRudana in Bali, and

wish it be able to attract interest of foreign tourists to visit the island, Bali.

Minister of Tourism,

Post and Telecommunications of Republic of Indonesia

T

,/Uhfr1";--I O O P A V E

Page 9: Katalog MUSEUM RUDANA

S A M B U T A NGUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I BALI

embangunan Nasional ditujukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya,sejahtera material dan spiritual secara merata tanpa mereka tercabut dari akar budayanyasendiri. Oleh karena itu, upaya-upaya menumbuh-kembangkan serta melestarikan nilai-

nilai luhur budaya bangsa, tidak saja merupakan tanggung jawab pemerintah, namun juga men-jadi tanggungjawab masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah Daerah Bali selalu mendorongdan mendukung setiap langkah yang dilakukan warga masyarakat dalam melestarikan senibudaya bangsa yang adiluhung itu.

Sejalan dengan tujuan tersebut, saya menyambut gembira dan mendukung sepenuhnyausaha luhur I Nyoman Rudana membangun Museum Seni Rupa Indonesia yang diberi nama"Rudana Museum", di Kawasan Seni Rudana, Peliatan, Ubud, Bali. Dengan diresmikannyaMuseum Rudana ini, yang sekaligus juga menerbitkan buku dengan judul: "lndonesia Emes:Seni Lukis Bali Dalam Perjalanan Seni Lukis Indonesia", berarti menambah dan mem-perkaya khasanah permuseuman di Bali, yang merupakan ciri dari bangsanya. Apa yangdilakukan oleh Nyoman Rudana ini betul-betul sangat penting artinya bagi pewarisanperadaban dan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Museum dewasa ini memiliki fungsi ganda atau multifungsional, artinya di sampingsebagai temPat menyimpan benda-benda warisan nenek moyang yang bernilai luhur, jugasebagai sumber informasi, media pendidikan dan penelitian, sumber pembudayaan kreativitasbagi kalangan seniman, serta sebagai obyek wisata bagi masyarakat umum. Dengan demikian,pengenalan dan penghayatan warisan budaya melalui koleksi museum berarti kita menemuisalah satu pusat informasi kepribadian atau identitas bangsa.

Saya sangat menghargai tekad I Nyoman Rudana, seorang pecinta seni lukis yangmemulai usahanya dari merangkak, hari ini telah mendharmabhaktikan kemampuannya kepa-da nusa dan bangsa dalam upaya turut memajukan kualitas seni budaya, khususnya di bidangseni rupa. Dengan semakin banyaknya museum seni rupa yang dibangun dan dikelola olehmasyarakat, bisa menjadi cermin bahwa kreativitas dan apresiasi masyarakat Bali dalambidang seni rupa sudah cukup tinggi. Di samping itu, dengan semakin banyaknya wahanauntuk menyimpan karya-karya seni yang berkualitas baik, maka secara tidak langsung akanmendorong semangat para seniman untuk melahirkan karya-karya berkualitas bagus.

Pada saat ini telah mulai dirasakan bahwa pengungkapan nilai-nilai kehidupan dalambentuk karya seni lukis mempunyai peranan yang sangat penting sebagai salah satu mediainformasi dan koreksi-koreksi.tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, jugamampu berperan sebagai upaya untuk mencapai kemajuan-kemajuan hidup dan harkatmanusia, baik yang menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi, maupun yang lainnya.

Saya mengharapkan mudah-mudahan dengan berdir inya Museum Seni RupaIndonesia; Museum Rudana ini, akan mampu menggugah dan mendorong partisipasimasyarakat utamanya generasi muda untuk meningkatkan apresiasinya di bidang seni rupapada khususnya dalam mendukung Pembangunan Nasional.

Sekali lagi saya mengucapkan selamat dan semoga sukses. Terima kasih.Om Santhi, Santhi, Santhi, Om.

Denpasar,Gubernur Kepa

r995

IDA BAGUS OKA

t I Bali

Page 10: Katalog MUSEUM RUDANA

M E S S A G E

GOVERNOR OF THE PROVINCE OF BALI

he various nhtional development programs introduced and executed by the government

are intended to improve the people's social, economic and spiritual conditions without

uprooting them from their cultural origin. Therefore, efforts undertaken to develop and

Preserve the nation's cultural values have become not only the state's responsibility but also the

community's as a whole. The Government of Bali always ecourages and supports any step under-

taken by members of the community in their effort to preserve the highly valued aspects of the

art and culture.

In line with the above mentioned, I appreciate the effort undertaken by Mr. I Nyoman

Rudana and extend my support to him for the establishment of a fine art museum, Museum

Rudana, in Peliatan-Ubud, Bali. The officiation of Museum Rudana and the publication of the

book under the title "lndonesia Emas : Seni Lukis BaIi Dalam Perialanan Seni Lukis

lndonesia" (Golden Indonesia : Balinese Painting within the Course of Indonesian

Fine Art) have enriched the treasures of Bali's museums. This signifies an improvement in the

people's awareness of the importance of the historical and sociocultural values of the nation.

What Rudana has undertaken indicates a significant importance in his efforts to introduce cul-

tural values of one generation to the next.

Currently, museums carry with them a multifunction mission. Apart from keeping

valuable artifacts of high value from previous generations, they also become sources of infor-

mation, media of education and reseach ventures, inspiration resources for artists, and place

worth visiting for the general public. Hence, the process of familiarizing and comprehending

the nation's identity and cultural heritage through the museums' collection can be achieved.

I, therefore, deeply appt'eciate the effort undertaken by I Nyoman Rudana who dedicates

himself in this field of the art. The establishment of the Museum is a dedication for the nation.

His outstanding effort is mainly geared towards the improvement of the quality of the art,

particularly that of fine art. With the increasing number of museums established and managed

by members of the local community, the level of appreciation and creativity in the art is reflect-

ed. With the existence of more museums, not only work of artistic taste can find a secure place;

artists are also encouraged to produce creative and novel work of art.

The role of the work in fine art is currently felt significant since it is capable to act as

media in providing information resources and correcting human's behaviour. This specific area

of the art is also capable to become a means in achieving goals in life. be they are socio-cultural,

economical, or others.

I hope that with the establishment of Museum Rudana, the younger generation will be

stimulated and encouraged in their interest in apreciation not only in the area of the fine art, but

also in the more general national development programs.

I, once again, would like to extend my congratulations and wish good luck. Thank you.

Om Shanti, Shanti. Shanti Om.

Denpasar, 26 December 1995

Governor of

Page 11: Katalog MUSEUM RUDANA

.\TUR PANGAKSAMA Om Swastyastu,

T\"ji syukur kita panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi WaEa/Tuhan

lJ U""g Maha Esa, karena berkat Waranugraha-Nya kita bisa menunaikan

I tugas dan kewajiban serta berkreativitas sampai hari ini dengan selamat.

Di samping itu, rasa angayubagia patut kita panjatkan pula, karena dalam usia 50

tahun Negara Republik Indonesia, bangsa Indonesia telah mampu mencapai

berbagai kemajuan dalam segala bidang kehidupan.

Di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Republik Indonesia, Yang

Terhormat Bapak Soeharto, yang telah dikukuhkan sebagai Bapak Pembangunan

Indonesia didampingi Ibu Negara Republik Indonesia, Ibu Tien Soeharto,

Pembangunan Nasional yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945,saatini memasuki Pembangunan Lima Tahun VI yang meru-

pakan Pembangunan fangka Panjang Tahap II, sebagai tahapan bangsa Indonesia

mencapai tahap tinggal landas. Sesuai dengan butir-butir Garis-Garis Besar

Haluan Negara (GBHN), pembangunan Nasional ditujukan untuk mewujudkan

manusia Indonesia seutuhnya dan merupakanbagian integral dari pembangunan

berwawasan budaya. Konsepsi pembangunan berwawasan budaya dimaksud-

kan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera baik material

maupun spiritual secara merata tanpa terlepas dari akar budayanya sendiri. Hal

ini berarti, bahwa perlu tetap terpelihara-mantapnya nilai-nilai fundamental

sebagai landasan orientasi bagi manusia dan masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, sangatlah tepat dalam kurun waktu lima dasa warsa (50

tahun) Indonesia Merdeka, kita merenungkan hakekat kemerdekaan itu sendiri,

dan sekaligus dijadikan momentum teramat penting untuk menampilkan hasil

pembangunan yang telah dicapai. Tanpa "Kemerdekaan" yang dikumandangkan

bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, dan Pencanangan pembangunan

manusia Indonesia seutuhnya, tentu kita tidak bisa menghirup udara bebas dan

segar seperti sekarang. Dengan semangat kemerdekaan itu pula, dewasa ini kita

bisa hidup maju dalam segala bidang menuju sejajar dengan bangsa-bangsa yang

telah maju di dunia.

Pembangunan di bidang seni budaya, telah menunjukkan hasil yang

sangat menggembirakan, ini bisa terlihat dari terus berkembang suburnya seni

budaya di seluruh Nusantara. Dalam bidang kesenian, khususnya seni rupa,

menunjukkan kehidupan berkeSenian yang semakin bergairah. Para seniman

selama 50 tahun menghirup udara segar kemerdekaan telah melahirkan karya-

karya yang berkualitas tinggi, baik dari segi pengungkapan ide serta dari segi

visual. Hasil karya mereka ini, tentu saja, bisa dijadikan tolok ukur bahwa mere-

ka telah ikut berperan serta dengan sekuat tenaga, membangun nusa dan bangsa,

membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Karya-karya seni yang bernilai luhur, juga bisa menjadi bukti sejarah gemi-

langnya peradaban manusia di muka bumi ini. Dengan melihat karya seni pening-

galan nenek moyang, dengan sendirinya kita tahu betapa tingginya peradaban

Page 12: Katalog MUSEUM RUDANA

A FEW WORDSRUDANA

FROM Om Swastiastu,

raise be given to God Atmighty for His Grace that we are safe and

healthy today. We have to be grateful that after 50 years of indepen-

clence, the Republic has proven to have achieved different kinds of

development in various fields.

under the leadership of President soeharto, accompanied by the first

lady Mrs. Tien soeharto, the national development programs conducted under

the principles of Pancasila and the 1945 Constitution have entered the second

phase of the Long-term National Development Program which is meant as the

starting point for development. According to the state Guidelines for

Development, plans for development are geared towards the betterment of the

people's life and this is inseparable from cultural development. The concept of

development which is based on culture is meant to realize an Indonesian

nation which is spiritually and materially established, one which is not

uprooted from its cultural heritage. The maintenance of the fundamental values

as part of the basis for orientation of the Indonesian nation has become a must'

It is, therefore, most appropriate within 5 decades of the independence,

we reflect on the meaning of freedom itself and at the same time use this

momentum to expose the results of development achieved' Without the L7

August 1945 Proclamation of Independence and the desire for development for

the whole nation, we would not have been able to experience the taste of free-

dom. with this spirit of freedom we can now enjoy a ProPer way of life and

expect to pratise the same status as other nations of the world.

Developments in art and culture have indicated very positive results

which can be witnessed through the ever continuing development in these

fields throughout Indonesia. In the field of fine art in particular, there have

been indications of artistic passion. After fifty years of independence, the

artists have produced high quality of works of art, both in terms of presenta-

tion of concept and visual representation. Their high quality of artistic work is

proof of their full participation in the process of the development of a nation'

Artistic work of supreme value can become historical proof of human

achievement. Previous work of art from our human ancestors have marked the

achievements of human civilization and creativity. These can be seen in ancient

reliefs and carvings of hunting expeditions found on cave walls.

In its later developments, these spontaneous primitive paintings and

Page 13: Katalog MUSEUM RUDANA

manusia, betapa kreatifnya manusia dalam berolah seni. Banyak peninggalan tua

berbentuk seni pahat atau relief yang mencerminkan tingginya kreativitas para

seniman sejak zaman dulu. Karya seni rupa yang tertua dari masa prasejarah

dapat diketahui dalam goa-goa yang dindingnya penuh hiasan berupa gambar

yang umumnya melukiskan binatang-binatang perburuan. Dalam perkemba-

ngannya kemudian, gambar-gambar primitif yang spontanitas tersebut memberi

inspirasi para seniman-seniman dunia. Dari sini pula muncul berbagai aliran seni

lukis dunia, termasuk seni lukis di Indonesia.

Khusus di Bali, sekitar abad ke-11, dalam beberapa prasasti yang dikeluarkan

oleh Raja Anak Wungsu, telah dikenal adanya kelompok yang memPunyai keahlian

dalam bidang kesenian. Terutama dalam bidang seni lukis misalnya, terlihat dalam

salah satu prasasti di mana terdapat goresan wayang yang menggambarkan Bhatara

Qiwa. Sedangkan pada naskah-naskah kuno berupa lontar bisa ditemukan lukisan

dengan cerita wayang atau legenda yang samPai sekarang masih digemari

masyarakat, seperti cerita Mahabharata dan Ramayana. Lontar-lontar itu menggu-

nakan ilustrasi gambar yang indah berukuran miniatur. Gaya seni lukis pada lontar-

lontar inilah rupanya menjadi cikal bakal seni lukis klasik Bali.

Para seniman mampu menyelami rahasia konsepsi kerja sebagai persem-

bahan dan kerja sebagai wahana untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha

Pencipta, Sangkan Paraning Dumadi, sehingga seniman Bali pun sejak zaman

dulu telah mengamalkan hakekat kerja sebagai wujud yadnya. Melukis, menari,

menabuh, mematung, mengukir, mekidung, mewirama adalah salah satu wujud

pengabdian yang tulus bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi, kepada raja pada

zaman dulu, dan kepada pemimpin pada zaman sekarang, serta pengabdian

kepada masyarakat. Aktivitas seniman Bali tidak bisa lepas dari prosesi ritual

dan tradisi yang dijiwai oleh ajaran agama yang pleksbel. Boleh jadi, keseharian

mereka adalah ngayah; pengabdian panjang untuk mencapai kesempurnaan

hidup lahir bathin. Karena konsep ini pula, para seniman pada zaman lampau

tidak pernah mencantumkan nama pribadinya pada hasil karya ciptaannya,

para seniman pada zaman dulu lebih bersifat toleran yang mengutamakan

kebersamaan, asah, asih, asuh, sagilik, saguluk, sabayantaka, sehingga banyak

ditemukan karya seni yang anonim.

Karya-karya seni yang "metaksu" itu, membuat Bali semakin terkenal seba-

gai Kahyangan Dewa-Dewi yang memancarkan sejuta Pesona seni budaya

adiluhung. Orang-orang dari manca negara berdatangan ke Bali ttntuk menyak-

sikan seni budaya dan aktivitas masyarakat Bali yang penuh Pesona itu. Banyak

orang merasa belum lengkap jika belum sempat menghirup udara Bali.

Dalam perkembangannya kemudian, seirama pesatnya laju kepariwisa-

taan, seniman lukis terus meningkatkan kreativitas, sehingga melahirkan

karya-karya berkualitas Internasional. Kehidupan seniman pun kini semakin

baik. Akan tetapi di lain sisi, kemajuan pariwisata juga membawa dampak yang

kurang menguntungkan bagi usaha pelestarian karya-karya seni para seniman

Page 14: Katalog MUSEUM RUDANA

carvings have inspired many modern artist around the world. From this

point, new schools have developed, without the exception of Indonesian

painting tradition.

In several old inscriptions produced by King Anak Wungsu from

around the L1 Century AD, there are indications of groups of people

possessing artistic talent, particularly in Bali. In the painting medium, for

instance, there is a drawing of God Siwa in one inscription. Similarly, in

several old palm leave inscriptions there are drawings depictingwayang sto-

ries which are still to the present time enjoyed by the locals. The most

popular stories are those from the great Mahabharata and Ramayana epics.

These old manuscripts are full of beautiful illustrations of miniature sizes.

The diffrerent style of these miniature illustrations apparently became the

embryo of the classical Balinese painting tradition.

The artists are capable of diving deep into the secret of the concept of

work as homage and work as a medium to become closer to God Almighty,

working in the artfield has long been seen as part of paying homage (yadnya).

Painting, dancing, playing in the traditional orchestra, sculpture, and reciting

religious hymns are symbols of homage and respect to God, to the historical

kings and to our present formal leaders, as well as being a show of dedication

to the community. The artists' activities can not be separated from the

ritualistic and traditional obligations which are based upon religious

teachings. In everyday terminology this can be seen as offer of service (ngnyah)

as part of pursuit of physical and spiritual perfection. This is one of the rea-

sons for the anonymity of the artists' indentity of their work, work which has

become blended with the attitude of communality.

Great local work of art which reflects taksu (spirit of dedication) has

charmed outsiders, both from home and abroad; and Bali has cast its spell far

and wide. Many, then, feel that visiting Bali is a must, otherwise they are not

complete before coming to breathe the air of the island.

In its later development, parallel to the fast development of tourism, the

creativity of the artists of fine art has intensified and this has enabled them to

enjoy an international reputation. The lifestyle of the artists has now improved.

Tourism has, on the other hand, been disadvantageous in preserving the work

of great artists here in Indonesia. The power of money may have exported

their work overseas; and the next generations of children will have to go

Page 15: Katalog MUSEUM RUDANA

yang berkualitas tinggi. Karya-karya seni yang bermutu tinggi itu bisa habis larike luar negeri. Akibatnya, jika kita dan anak cucu kita hendak belajar seni atauingin mengetahui sejarah seni bangsanya sendiri, maka harus pergi jauh-jauhke luar negeri.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menempatkan dan meng-hargai karya-karya bangsanya sendiri. Karena itu, berbagai upaya yang dilakukandalam melestarikan peninggalan sejarah nenek moyang, merupakan langkah yangtidak keliru' Hal ini sesuai pula dengan falsafah hidup bangsa Indonesia, di manakita hidup dewasa ini selalu harus bercermin pada masa lalu, sehingga bisamerancang masa depan yang selamat sentosa.

Demikianlah museum-museum didirikan untuk memelihara danmelestarikan benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan nilai seni budaya yangeigung. Museum berasal dari kata Musea dalam bahasa Yunani berarti "istana paradewa", dewasa ini menjadi tempat yang multifungsional, artinya disamping seba-gai tempat untuk menyimpan benda-benda peninggalan nenek moyang, tetapijuga sebagai tempat untuk belajar, untuk mengadakan penelitian, untuk mencariinspirasi bagi seninam, budayawan, serta menjadi daya tarik tersendiri bagi wisa-tawan dan masyarakat umum.

sebagai warga masyarakat yang mencintai seni budaya, khususnya senirupa, kami; Rudana Fine Art Gallery, sejak lama telah membulatkan tekad untukmemelihara dan melestarikan karya-karya seni lukis yang bernilai luhur itu.Kelangenan kami pada bidang seni lukis ini memang sejalan pula dengan tekadbangsa Indonesia untuk memelihara dan melestarikan seni budaya bangsa, mem-bangun manusia Indonesia seutuhnya yang kaya material dan spiritualberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

oleh karena itu, dalam memperingati 50 tahun Indonesia Merdeka, dengan"semangat Indonesia Emas," kami membuka MUSEUM RUDANA, yangdiharapkan dapat meningkatkan wawasan kebangsaan dalam mengamalkannilai-nilai perjuangan kemerdekaan dan mengisi pembangunan nasional yangberdasarkan Pancasila dan undang-Undang Dasar r94s, danjuga merupakansuatu kebanggaan, karena dewasa ini masyarakat banyak yang mampu menja-di kreator, apresiator, dan kolektor seni budaya bangsa. Keadaan seperti inimerupakan suatu kesatuan barisan untuk sejajar dengan bangsa-bangsa yangmaju, khususnya dalam bidang seni rupa.

Pembangunan MUSEUM RUDANA ini, sekaligus juga dipersembahkansebagai penghormatan dan penghargaan kepada para seniman dan pahlawanpejuang kemerdekaan yang telah mengorbankan jiwaraganya demi kemerdekaanyang kita nikmati sekarang ini. Para seniman dan Pahlawan pejuang kemerdekaanitu, ibarat telah menanam pohon dan kita sekarang tengah memetik buah-buahnyasambil terus memelihara, merawat, serta memberi pupuk yang subur, sehinggapohon itu tetap hidup dan berbuah; kita nikmati isinya dan menanam tunasnyauntuk anak cucu kita di masa deoan.

Page 16: Katalog MUSEUM RUDANA

overseas to study their'own'heritage and history.

A great nation is a nation which knows how to treat and respect its own

work. Different undertakings have, therefore, been carried out to preserve the

historical heritage; and this is the right path to take. The philosophy main-

tained is that the present life is a reflection of the past and that upon which the

future is based.

Museums are established to preserve and display historical, cultural and

artistic items of permanent value. "MUSEUM" comes from the Greek word

Mouseion which means 'place of the gods' and now the term is used to indi-

cate a place of multifunctional purposes, not just a place to keep invaluable

objects but also a place to study, to do research, to obtain inspiration, and an

attraction for tourists.

As a community member in the fine art, Rudana Fine Art Gallery has, for

a long time sought to preserve a high value of fine artwork. This eagerness goes

hand in hand with the determination of the nation to preserve its cultural

heritage in the pursuit of development for the Indonesian people as a whole.

In commemorating the 50th Indonesian Independence with Its "Golden

Indonesia Spirit" RUDANA MUSEUM is opened. The opening of this museum

is expected to widen the nation's perspective as it strives to implement the

values of the strugle for independence. Hopefully, the museum will become a

symbol of pride as more and more members of the community are able to

become art collectors and critics. This will further enable us to become parallel

with other nations of the world in the area of fine art.

The establishment of RUDANA MUSEUM is at the same time meant to

pay homage and show dedication to the artists and the heroes of the fight for

freedom. They planted the trees whose fruits we are reaping and now we need

to care for and fertilize these trees for the next generations to come to enjoy.

RUDANA MUSEUM is our form of dedication to the nation and the

state that are struggling for a better condition. The work of fine art in the muse-

um can be utilised as learning sources for students, those interested in

cultural aspects, and the public. These groups of people can create novel work

of artistic value without departing from their own identity.

The museum has 2.500 square meters of space with traditional Balinese

architecture as its main characteristic. There are three floors which reflect

several Balinese philosophies: Tri Angga, naming the three parts of a human

Page 17: Katalog MUSEUM RUDANA

MUSEUM RUDANA juga merupakan wujud bhakti kami kepada nusadan bangsa yar.g sedang dalam proses menuju masyarakat adil makmurberdasarkan Pancasila dan UUD l945.Karyaseni rupa dari para seniman yang ter-dapat dalam museum ini, tentu dapat dijadikan acuan dalam menimba penge-tahuan tentang kesenian bagi kalangan pelajar, mahasiswa, budayawan danmasyarakat umum. Dengan demikian mereka akan bisa berkreativitas tanpa kehi-langan jati diri bangsa yang menjunjung tinggi azas luhur Pancasila.

Museum ini didirikan dengan luas bangunan 2.500 M2, yang tetapmemegang teguh nilai-nilai arsitektur Bali. Ruangan museum dibangun berlantai 3(tiga), di mana hal ini disesuaikan dengan konsepsi filosofis orang Bali yang disebutTii Angga, yakni tiga bagian tubuh manusia yang terdiri dari kepala, badan, dankaki; Tri Mandala, yakni tiga pembagian halaman yaitu: jeroan, jaba tengah, jaba sisiatau halaman dalam, halaman tengah, halaman lua4 dan Tri Loka, yakni tigatingkatan alam semesta yaitu: bhur, bwah, swah atau alam bawah, alam tengah,alam atas. Konsep filosofis ini, jika dikaitkan dengan perkembangan seni rupa, akanmencerminkan regenerasi para seniman itu sendiri, dari zaman dulu sampai zamanmodem, bagaikan kaitan benang emas yang tak terputus.

Karya seni lukis dan karya seni patung yang dipajang di MUSEUMRUDANA pada peresmian saat ini adalah hasil karya para seniman Indonesia.Namun dalam perjalanannya nanti, diharapkan koleksinya dapat terus berkem-bang, sehingga museum ini tetap hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat.Penataan lukisan diusahakan agar mencerminkan nilai-nilai tata ruang, nilai-nilai estetis, nilai harmonis dalam berbagai gaya seni rupa, sehingga tidak lepasdari konsep filosofis tadi. Begitu memasuki museum,langsung dilihat karya senilukis klasik Bali yang dipajang di lantai atas. Disusul kemudian di sekelilingnyalukisan tradisional Bali yang meliputi gaya ubud , Gaya Batuan, seperti karya : IGusti Nyoman Lempad (Almarhum), I Gusti Ketut Kobot, Ida Bagus Made, IGusti Made Baret, Ida Bagus Made Wija, Taweng, Wayan Bendi, Wayan Jujul,Ketut Kasta, Ida Bagus Sugata, dan lain-lain.

Di lantai tengah dan lantai bawah dipajang karya seni lukis ModernIndonesia, seperti lukisan : Affandi (Almarhum), Basuki Abdullah (Almarhum),Soepono (Almarhum), Dullah, Fadjar Sidik, Abas Alibasyah, Srihadi Soedarsono,Roedyat, Ida Bagus Kalem (almarhum), Nyoman Gunarsa, Kartika A., Suwaji,Made Wianta, A.A. Rai Kalam, Erawan, Bendi Yudha, Made Budhiana, MadeDjirna, Marsa, Arnawa, Dharmika, Made Ruta, Made Sudibia, Made Subrata,Wayan Lotra, dan lain-lain.

Jadi secara keseluruhan sebagian besar koleksi lukisan yang dipajang dimuseum ini adalah karya seni dari seniman saat ini.

Kehadiran MUSEUM RUDANA, kami harapkan bisa menambahsemaraknya dunia permuseuman di Indonesia, khususnya di Bali Perlu digaris-bawahi, MUSEUM RUDANA sama sekali bukan merupakan saingan bagimuseum yang lain, tetapi justru akan saling melengkapi kekurangan dan kelebi-

Page 18: Katalog MUSEUM RUDANA

body: the head, trunk and legs; Tri Manggala, the division of a compound into

three sections: the inner, middle and outer sections; Tri Loka, the concept of a

universe which is devided into bur, bwah, swah; the worlds beneath, interme-

diate and above. These philosophical concepts, when related to the

development of fine art in Bali, are reflected in the regeneration of artists from

the past to the present time, a continuation on which is comparable to a link of

sustainable golden thread.

The work of fine art and sculpture exhibited in RUDANA MUSEUM on

its officiatingday represents the work of Indonesian artists. In the course of time

the number of items collected will accumulate and the presence of the museum

will continue to be felt by the community. The arrangement of the paintings

represents first, spatial aesthetic and planning, and second, a harmony of style

which does not depart from philosophical concepts indicated earlier. Entering the

museum, the work of classical Balinese tradition is exposed.

This work is surrounded by various traditional work of Ubud and

Batuan, such as those of I Gusti Nyoman Lempad (t), I Gusti Ketut Kobot, Ida

Bagus Made,I Gusti Made Baret,Ida Bagus Made Wija, Taweng, Wayan Bendi,

Wayan Jujul, Ketut Kasta, Ida Bagus Sugata, and many others.

On the middle ground floors, the work of modern Indonesian artists is

displayed, such as those of Affandi (t), Basuki Abdulah (t), Soepono (t), Dullah,

Fadjar Sidik, Abas Alibasyah, Srihadi Soedarsono, Roedyat, Ida Bagus Kalem (t),

Nyoman Gunarsa, Kartika A., Suwaji, Made Wianta, A.A. Rai Kalam, Erawan,

Bendi Yudha, Made Budhiana, Made Djirna, Marsa, Arnawa, Dharmika, Made

Ruta, Made Sudibia, Made Subrata, Wayan Lotra, and others. As a whole, there-

fore, the paintings exhibited here represent the current works of fine art.

The presence of RUDANA MUSEUM is expected to contribute to the

availability of different types of museum in Indonesia, and in Bali in particu-

lar. It has to be emphasized that RUDANA MUSEUM must not be regarded

as a competitor; it is meant to compliment the existing museums and this

matches the State's moto: Bhinneka Tunggal Ika "UnIly in Diversity".

The site of Rudana Museum has been intentionally located close to

Rudana Gallely with the objective of making the area a live and developing

mecca for the arts. Visitors coming to the Gallery are simultaneously hoped to

pop in and enjoy the work of maestros from different places. This expectation

is in line with the goverment's policy in promoting cultural tourism.

Page 19: Katalog MUSEUM RUDANA

han yang dimiliki masing-masing museum. Dengan demikian, keberadaan

museum-museum ini betul-beful mencerminkan falsafah bangsa Indonesia :

Bhineka Tunggal lka ; berbeda tetapi tetap satu.

Lokasi MUSEUM RUDANA memang sengaja dipilih dekat dengan Rudana

Gallery, sehingga menjadi kawasan seni yang hidup dan terus berkembang.

Wisatawan yang berkunjung ke Rudana Gallery sekaligus juga diharapkan bisa

menikmati karya seni "sang maestro" seni lukis dari seluruh pelosok negeri yang

terpajang di MUSEUM RUDANA. Dengan demikianakan ikut menunjang pari-

wisata budaya.

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa koleksi dan penataan karya seni

dalam MUSEUM RUDANA ini belum sempurna. Hal ini disebabkan oleh keter-

batasan kemampuan dan pengetahuan kami tentang Permuseuman. Ibarat bayi,

kami baru lahir, sehingga dengan segala kerendahan hati, Kami mohon petunjuk,

bimbingan, dan pembinaan dari Bapak /Ibu/Saudara sekalian yang telah banyak

mengetahui tentang permuseuman.

Merupakan suatu kebanggaan bagi kami, karena Bapak/Ibu/Saudara telah

dengan senang hati berkunjung ke MUSEUM RUDANA Kunjungan tersebut

sangat penting aftinya, karena setidaknya telah mamPu menarik minat

masyarakat untuk ikut serta mencintai, memelihara, dan melestarikan seni

budaya bangsa dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Yang pada akhirnya/ semoga mamPu

meningkatkan terus apresiasi seni masyarakat, mamPu menghargai warisan

nenek moyang, sehingga meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.

Terlebih lagi dalam merayakan 50 tahun kemerdekaan Indonesia saat ini, kita

diharapkan mampu menunjukkan jati diri.

Pada saat yang berbahagia ini, ijinkanlah Kami menghaturkan; "Dirgahayu

Indonesia Emas". Dengan semangat Indonesia Emas, kita lestarikan seni budaya

bangsa mewujudkan cita-cita pembangunan Nasional membentuk manusia

seutuhnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Kepada Bapak/Ibu /Satdara, serta rekan-rekan yang telah banyak

memberi bantuan, yang tidak bisa kami sebut namanya satu persatu, Kami

dengan segala kerendahan hati menghaturkan suksmaning manah, terima

kasih. Semoga jasa baik itu mendapat limpahan anugrah dari Ida Sang

Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa.

Om Qanti, Qanti, Qanti, Om.,

NYOMAN RUDANA

Page 20: Katalog MUSEUM RUDANA

We fully realize that the collection and arragement of work of art in

RUDANA MUSEUM are not entirely satisfactory. This is due to our limited

knowledge and experience in museum handling. It is like a newborn baby'

We, therefore, sincerely desire input for its improvement'

we feel very honoured that you have come to RUDANA MUSEUM and

witnessed its officiation. Your Presence has significant meaning in stimulating

the interest of the people to love, maintain, and preserve the nation's cultural

heritage. Members of the community are further expected to have the capabili-

ty to express their appreciation. This will certainly lead to the greater apprecia-

tion and respect of historical work. Conciousness of belonging to one nation

and state is sure to be strengthened in this mannel particularly during the time

of the 50th anniversary of the Republic's Independence'

We would like to take this opportunity to extend our wish: "HuPpy Golden

Indonesia". With this spirit in mind we are determined to always support the

national development programmes.

For all of you, who we cannot mention individually, that have given their

assistance and support, we sincerely extend our gratitude. May God bless you

your deed.

Om Qanti, Qanti, Qanti, Om.

Ubud,^August L995

OMAN RUDANA

Page 21: Katalog MUSEUM RUDANA
Page 22: Katalog MUSEUM RUDANA

ANONIM

Palelintanganl Balinese CalendaL Circa 7840'sI \Ta+, , r r f nn ln r r r nn c ln fh 1?? x155 Cm

Page 23: Katalog MUSEUM RUDANA

Utu ru 4;*,* f," &c,At4,DaQo

r cusTr NYOMAN LEMPn D (1862-1978)Gugurnya Raja Watugun:unglTha Dcnth of King Wntugunutrg

Watc.r colour Bal inesc ink on l-ral)er, 31 x 22 cm

Page 24: Katalog MUSEUM RUDANA

IDA BAGUS MADEKehidupan di D esalVill age Life, 797 4

Oil on canvas,97 x735 cm

Page 25: Katalog MUSEUM RUDANA

r BAGUS MADE WLIA(7972-7992)Barong LandwglBarcng Landung, 1990

Acrylic on PaPer, 32 x 52 cm

Page 26: Katalog MUSEUM RUDANA

r WAYAN BENDr (1950)Kehidupan Sehari-hari/Fall of Life, 1985

Oil on canvas. 70 x 50 cm

Page 27: Katalog MUSEUM RUDANA

I WAYAN D]UDJULTari lauWlauk Dancc, 1992

Oil on cloth, 120 x72 cm

Page 28: Katalog MUSEUM RUDANA

r KETUT BUDIANA (19s0)

Bima Sakti/Bima Sakti, 7986Acrvlic on canvas, '122 x 84 cm

7;

Page 29: Katalog MUSEUM RUDANA

r KETUT SOKr (1946)Kehidupan Kampung diBalilBalinese Village Life, L993

Oil on cotton cloth. 75 x 100 cm

Page 30: Katalog MUSEUM RUDANA

I! ?

,//{1":

\r=-t . q' / ,

_ 1 , '

h, i, , i .' j , \ \ ( -

. \ V , ; ,

\

\

t

:':lr l

,{

AF F.,\ N DI (1 L) 07 - 1991 )Lelaku t/Scn 1 s 6 v671t, 1985

Oil on c.1r1\'as, 100 x 1'lii ctlr

Page 31: Katalog MUSEUM RUDANA

DULLAH (1919)

Penari LegonglLegong Dancer, 1984

Oil on canvas, 145 x 105 cm

Page 32: Katalog MUSEUM RUDANA

H. WTDAYAT (1923)Pemandang anl Landsc ap e, 19 85

Oil on canvas. 165 x 130 cm

Page 33: Katalog MUSEUM RUDANA

SRIHADI SOEDARSONO (1931)

PantailThe Beach, L989

Oil on canvas. 130 x 100 cm

Page 34: Katalog MUSEUM RUDANA

o.H suPoNo (1937)Semangat Empat Litnalspirit of lndependence, 1989

Oil on canvas, 200 x 200 cm

Page 35: Katalog MUSEUM RUDANA

i

R ROEDYAT MARTADTRADJA (1930)Ni Wayan Murni/Nl Wayan Murni, 1990

Acrylic on canvas, 100 x 90 cm

Page 36: Katalog MUSEUM RUDANA

r NYOMAN GUNARSA (1914)

Magic BalilMagic of BaIi, L988

Oil on canvas, 290 x295 cm

Page 37: Katalog MUSEUM RUDANA
Page 38: Katalog MUSEUM RUDANA

ti

t"-t" :,rl'r,,|::fi,4:';,'q<.

' i l N' i l ; tt l .

,.i^-:p'4,,Liit

r NYOMAN MARSA ( les2)Gadis-gadis Bali & SesajilBalincsc Gilrs nnd Offcring, 1995

Oil on cal lvas.200 x l . l0 cm

Page 39: Katalog MUSEUM RUDANA

l , 't

r*

HARDr (19s1)Tiga Penari Menatap PerubahanlThree Dancers, 1993

Oil on canvas, 100 x 100 cm

Page 40: Katalog MUSEUM RUDANA

BOYKE ADITYA KRISHNA S

Tidak Berjudul/Un titled, 1988

Oil on canvas, 737 x737 cm

Page 41: Katalog MUSEUM RUDANA

-*\ :

t 1

t Il)

il,', 41I

I MADE BUDHIANA, (1959)

Tirta GanggalTirta Gnnggn, 1991Cc-rlour on pirpcr', 80 x 110 cm

r i l _'/ t+,| . T l t l:

Page 42: Katalog MUSEUM RUDANA

MUSEUM RUDANA

DAN PANORAMA SENI LUKIS AKADEMI

oleh Agus Dermawan T'

useum dalam kata Indonesia seringkali tersuruk ke konotasi

negatif. Dalam benak sebagian bangsa kita, kata itu acap diartikan

sebagai gudang benda-benda tua, yang Penuh debu dan hilang

dari perhatian banyak insan. Museum adalah tempat pengabadian benda-

benda yang dibikin berharga, dan berusaha diberi harga.

Pemahaman yang salah makna ini bukan cuma disimpan sebagian

benak manusia Indonesia, tetapi juga oleh banyak orang di dunia. Kesalahan

tanggap yang sesungguhnya muncul ketika seseorang atau sekelompok orang

dalam situasi depresi. Mental dan spiritual. Dan tanggapan amat keliru itu

biasanya muncul dari sebuah keadaan yang darurat, dari sebuah situasi yang

krisis. Itu sebabnya, penulis besar Prancis Alphonse de Lamartine (1790-1'869)

lalu sempat menyindir ihwal itu lewat sebuah pepatah : "Museum adalah

kuburan benda-benda seni". Sebuah kalimat yang mengejek : betapa tragisnya

arti museum. Betapa ironisnya nasib karya-karya seni.

Namun sebuah krisis tentu tak harus keterusan. Dan pengertian

museum harus pula tegak kembali, sesuai dengan art i sebenarnya.

Museum adalah lambang keluhuran.

Museum, dalam runtutan etimologinya berasal dari kata Latin musee,

alau musea. Yang artinya ilmu pengetahuan, suatu cahaya yang memberikan

penerangan dan kekayaan kepada kehidupan.

Menarik halnya, bahwa pada akhirnya museum, musee, musea yang kata

benda abstrak menjadi kata benda konkrit, yang artinya gedung tempat

menyimpan benda-benda yang bernilai untuk menambah dan mengem-

bangkan ilmu pengetahuan.

Di negara-negara yang mempunyai kesadaran budaya, museum men-

dapat tempat amat terhormat dalam lingkup kehidupannya berbangsa. Dan

museum, apakah itu untuk seni lukis, patung, keramik, artefak arkeologi,

antropologi, diposisikan sebagai salah satu aset kebanggaan negeri. Dari

situ, museum lalu dibangun semarak mungkin, dan diletakkan sebagai aset

wisata yang "harus" diketahui oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Itu sebab-

nya, tak mengherankan bila negeri kecil seperti Belanda misalnya, memili-

ki lebih dari 200 museum.

Amerika mempunyai lebih dari 500 museum, ]erman menyimpan 300

Page 43: Katalog MUSEUM RUDANA

RUDANA MUSEUM

AND THE PANORAMA OF ACADEMIC FINE ART

Agus DermawanT.

helndonesianwordmuseumisof tenconsideredtohaveanegat ive

connotation. In the mind of certain people, the term is often associated

with the idea of an old warehouse which is full of dust and unworthy

of attention. As if, a museum is meant to be a place to turn articles into things

of value.

Themiscomprehens iono f i t smean ing i sno t themonopo lyo fsome

Indonesians but also of many people in this globe. The wrong interpretation is

caused by a mental and spiritual depression as well as an emergency condition

emerging from a critical situation which are experienced by certain people'

This might be the reason for Alphonse de Lamartine (1790-1869), a great

French writer who was very cynical against this attitude; "The museum is a

graveyard of work of art" is a reflection of his frustration. This is very sarcas-

tic defence against the attribute associated with the meaning of museum and

the fate of work of art.

But the crisis must stop and the museum must continue its mission as its

was intended to carry in the first place. The museum is a symbol of excellence'

with regards to its etymology, the word originates from Latin, mLtsee or

musea, which means knowledge that gives light and enrichment to life' It is

interesting that the abstract nouns of museum, mLtsee, musea have become

concrete in the sense that they are meant for a place for keeping valuable arti-

cles to add up to and develop science'

Incountrieswhereculturalawarenesshasdeveloped,themuseumhas

obtained a respectable position in the life of a nation. The museum, regardless

of its specialisation (fine art, sculpture, ceramics, archaeological or anthropo-

logical artifacts), has become the pride of the nation. The museum has become

a respectable establishment and attracted visitors from around the world' Since

the museum is also regarded as art-asset of a nation, it is not surprising that

countries like Hoiland owns 200 museums, the united states owns more than

500 museums (Germany owns 300 museums' and Japan (within the last three

decades) has established around 200 museums. The museum is, in the end'

present to reflect the image of a nation'

Page 44: Katalog MUSEUM RUDANA

museum. jepang sejak tiga dasa warsa terakhir telah membangun sekitar 200

museum.

Museum akhirnya hadir sebagai wajah sebuah bangsa.

RUDANA DAN MUSEUM

Mendirikan museum, di Indonesia, adalah bagian dari idealisme.

Adalah bagian dari kata dan upaya berjuang. Ia merupakan kerja yang sampai

sekarang harus dibilang nirlaba. (Situasi ini berbeda dengan iklim permuseu-

man di Eropa atau Amerika, yang telah memposisikan museum sebagai insti-

fusi yang menguntungkan secara materi|. Oleh karena itu, harus disebut

mengejutkan apabila seorang pemilik galeri seperti Rudana "tiba-tiba" memi-

liki hasrat membuka museum. Dan orang boleh terperanjat, ketika Rudana

ternyata menyisihkan laba yang ia dapat dari penjualan lukisan-lukisan, untuk

membeli karya-karya khusus guna digantung sebagai materi museum. Dan

menyisihkan modalnya yang amat besar, untuk membangun gedung non

komersial yang berupa museum.

Namun yang menarik dari Museum Rudana tentu bukan cuma

semangat yang menyirat itu. Sebab, yang berdiri paling depan dari semuanya

adalah : materi-materi pertunjukan museum itu sendiri. Dalam Museum

Rudana, akan dipajang kosmologi seni lukis Indonesia modern sejak tahun

1950, sampai sekarang.

Kurasi Rudana atas dunia seni lukis Indonesia ini unik. Sebab sejarah

menulis, sejak tahun 1950 itulah mulai berdirinya aneka perguruan tinggi for-

mal seni rupa di tanah air. Setelah sebelumnya periode sanggar dan

perkumpulan-perkumpulan seni yang tumbuh sejak perempat abad 20 diting-

galkan. Ingat munculnya Persagi (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia)

L938, Sanggar Jiwa Mukti, Sanggar SIM (Seniman Indonesia Muda), Sanggar

Pelukis Rakyat dan lain-lain. Hingga, sejak tahun 1950, memang dimulailah

babak baru seni lukis Indonesia : babak seni lukis akademis. Atau diawalinya

babak seni lukis kontemporer di negeri ini.

Sejak munculnya akademi seni rupa, dunia seni lukis Indonesia memang

menunjukkan wajah lain. Gelora nasionalisme yang ditunjukkan oleh lukisan-

lukisan pengikut sanggar periode sebelumnya, yang ditandai dengan karya-

karya yang menyimpan emosionalitas khas, pelan-pelan bermetamorfose ke

iagad seni lukis yang "rasionalistik". Hal-hal yang konseptual sertamerta

melekat, dan merasuk sebagai nafas karya. Sementara diketahui, bahwa sejak

saat inilah pengaruh modernisme yang dibawa oleh dunia seni lukis Barat,

Page 45: Katalog MUSEUM RUDANA

RUDANA AND THE MUSEUM

The establishment cf a museum in Indonesia has to be seen as part of

idealism: an effort to struggle, since much of its effort involves non-profit

making ventures (This situation is quite different from that of Europe and

America in which the museum can be seen, financially, as profit-producing

institution). It is surprising, therefore, when Mr. Rudana (gallery owner)

suddenly emerges with strong aspiration to establish a museum. People may

be puzzled.when Mr. Rudana puts a certain portion of his financial gain aside

from the sale of paintings in his gallery to purchase special work of fine art for

his museum. For the construction of the building to house various kinds of

fine-art work, he has spent a large sum of his fund'

The interesting part of Rudana Museum is not only in the spirit shown by

its founder, but also by the work exhibited. within this museum, a cosmology

of Indonesian fine art since 1950 until the present time will be exposed'

Rudana, as a curator of Indonesian fine art, is special' History has

recorded that the year 1950 is the beginning of the formal education of fine art

in Indonesia. The previous tradition established by art grouPs in the 1920's is,

then, abandoned. The early period has produced the Association of Indonesian

Painters or PERSAGI in 1938, Sanggar jiwa Mukti (Jiwa Mukti studio), sanggar

seniman Indonesia Muda (studio of Young Indonesian Artists), sanggar

Pelukis Rakyat (studio of Folk Artists) in 1950. AII this has marked a new era

in Indonesian fine art: academic phase in fine art which might be considered as

contemporary in this countrY.

Since the time of the establishment of the academy of plastic art, the

world of fine art in Indonesia has indicated a different image' The nationalistic

enthusiasm shown in the work of many previous grouPs of artists (marked by

typical emotions) gradually transformed into the rationalistic plane of fine art'

Idealistic concepts instantly permeated and became part art work' This has

been considered the landmark of modern influence introduced by western fine

art. The influence has draggerl Indonesian fine art into international contacts

and competition. Comparisons are made with regards to modernity based on

international standards.

During this period, the Academy of Indonesian Plastic Art (ASRI) was

Page 46: Katalog MUSEUM RUDANA

mulai masuk. Suatu hal yang menyeret seni lukis Indonesia ke dalam per-

gaulan (dan persaingan) internasional. Karena perbandinganperbandingan

yang dirusuk akhirnya adalah karya dari jagad modernisme internasional.

Dari tahun ini berdiri ASRI (Akademi seni Rupa Indonesia). Lalu juru-

san seni rupa ITB (Institut Teknologi Bandung). Kemudian disusul Aksera

(Akademi Seni Rupa Surabaya), IKJ (Institut Kesenian |akarta, STSI (Sekolah

Tinggi Seni Indonesia), jurusan seni ruPa Universitas Udayana Denpasar,

jurusan seni rupa UNS 11 Maret Surakarta dan sebagainya'

Bahkan, di bawah tingkat itu, muncul sekolah-sekolah seni rupa di kota-

kota besar Indonesia. Dan yang lebih menarik, Museum Rudana juga meng-

hadirkan karya-karya pelukis sezaman di luar dunia akademi yang tersentuh

pengaruh akademisme.

Apa yang lahir dan tersentuh dari pendidikan formal itulah yang oleh

Museum Rudana ingin dihadirkan. Sebuah aspirasi yang jelas. Dan sebuah

gagasan yang realisasinya akan menjadi nara sumber amat berguna bagi

pemantauan nilai artistik seni lukis Indonesia setengah abad terakhir.

Dengan begitu, kehadiran Museum Rudana akan menyumbangkan

sesuatu yang jelas bagi masyarakat seni rupa, bagi pengunjung umum, bagi

bangsa dan negara.

- Agus Dermawan T.

Pengamat Seni Rupa.

Page 47: Katalog MUSEUM RUDANA

founded; and then followed by the Department of Plastic Art, Bandung

Institute of Technology, other academies aPpeared later: The surabaya

Academy of Plastic Art (AKSERA), Jakarta Institute of Art (IKj), Indonesian

Institute of Art (sTsI), the Departments of Plastic Art of Udayana university

and The university of March lL surakarta. whereas at the secondary level, a

number of schools of plastic art were opened in several cities throughout

Indonesia.

Rudana Museum exhibits work of contemporary artists which reflects

influences from the academic world. original work of art with academic touch

has become the strength and clear aspiration. The museum is expected to be

beneficial, in the sense that it will monitor work of Indonesian fine art within

the last fifty years. The presence of Rudana Museum is expected to render its

contribution to fine-art community, the public, the nation and the state'

- Agus Dermawan T.

Art Critic

Page 48: Katalog MUSEUM RUDANA

embukaan museum ini menandai pengenalan karya seni Indonesia

oleh Nyoman Rudana dan Ni Wayan Olastini selama 21 tahun. Mereka

mulai bekerja di sebuah galeri di Sanur pada tahun 1974, dan galeri

milik mereka yang dikelola sendiri di Peliatan dibuka tahun 1978. Tujuan

utamanya adalah untuk selalu memberi dukungan kepada semua seniman di

seluruh idonesia, terutama seniman di Bali. Galeri mereka, dan kini museum

yang sangat mengesankan ini akan terus menggelar dan mengenalkan lukisan

kontemporer di Indonesia, apakah itu klasik, tradisional ataupun modern.

Dalam melaksanakan misinya, Museum Rudana menyimpan koleksi karya

yang benar-benar mewakili pelukis terkemuka. Koleksi museum digelar

sedemikian rupa agar para pengunjung bisa menyaksikan likaJiku kehidupan

sejarah seni lukis Indonesia dan bagaimana seni ini berubah dan tumbuh

berkembang. Berdirinya Museum Rudana merupakan suatu prestasi yang luar

biasa dan sekaligus sebagai bukti bahwa seni di Indonesia, terutama di Bali, akan

tetap langgeng dan memperoleh dukungan sepanjang masa Museum Rudana

pada masa mendatang juga akan menggelar karya seni bangsa-bangsa lain.

- Joseph Fischer

Curator €t Author

Page 49: Katalog MUSEUM RUDANA

he opening of this museum marks twenty-one years of the promotion

of Indonesian art by Nyoman Rudana and Ni Wayan Olastini. They

began their work first with a gallery in Sanur. inI974 and then to their

present gallery in Peliatan in 1978. Their major purpose always has been to

support living artists from throughout Indonesia and particularly those from

Bali. Their gallery and now this magnificent museum will continue to exhibit

and promote contemporary painting in Indonesia, classic, traditional and

modern. In doing so the Museum Rudana houses a fine and truly representa-

tive collection of Indonesian painters. The museum collection is arranged so

that visitors will be able to see how the history of Indonesian painting has

evolved and how it has changed and grown. The establishment of the Museum

Rudana is a splendid aaccomplishment that demonstrates to everyone that art

in Indonesia and especially in Bali will be preserved and supported for all

times. It will also include in the future art from other nations.

- Joseph Fischer

Curator I Author

Page 50: Katalog MUSEUM RUDANA

Terjemahan dalam Bahasa Inggris oleh

Translat ionby:

Dr.I Gusti Made Sutjaja

Fotographer :

Frans Jansen

Second Edition - Revised

Page 51: Katalog MUSEUM RUDANA

ilj:;

Ba pra k Pre's ir-lcn Soeha rto r.nen yera h ktr lr Pen gh ir rgira rr Uprtr ka rt ikepada I Nyoman Iltrdirrr.r ;racla tauggal 1-l Desember 1994.

Prcsidcttt Socltsrto is t lt ' l i i ,uitr: l f l tc Lllwltnrti Atunrtlt t t I Nt l t t r r rnt t l l t r t lnr t t t , ' l1 th Dt 'cct r t l tcr 1994


Recommended