+ All Categories
Home > Documents > mn(BJrt~nnn TI~®®JP)rercCllJ rtn fr

mn(BJrt~nnn TI~®®JP)rercCllJ rtn fr

Date post: 22-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
21
- §;mn(BJrt~nn n TI~®® JP)rercCllJ rt n fr Q CCC(J)(j})JPJce;r('(ID~:n\Yce; JF(IDD"flnnnrm5» 'Gs~'1'13 RAL r Penulis: Heru Sutikno Redaksi Pelaksana : Murzani Latif Nurul I.' A. Humaidi E> Balai Penelilian Perlanian lahan Bawl ..~ PusalPenelltlan dan Pengembangan Janab dan Agmklimat ~ Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Transcript

-§;mn(BJrt~nnn TI~®®JP)rercCllJ rtn frQ CCC(J)(j})JPJce;r('(ID~:n\Yce;JF(IDD"flnnnrm5»

'Gs~'1'13RALr

Penulis:Heru Sutikno

Redaksi Pelaksana :Murzani

Latif Nurul I.'A. Humaidi

E>Balai Penelilian Perlanian lahan Bawl..~ PusalPenelltlan dan Pengembangan Janab dan Agmklimat

~ Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

PENGANTARJ;

Lahan pasang surut yang memiliki potensi besar sebagai penggantilahan pertanian yang hilang di Jawa, pengembangannya mengalamihambatan baik teknis maupun sosial ekonomi. Gangguan hama penyakit,terutama tikus, dan degradasi lahan yang semakin meluas, merupakantantangan teknis, sedangkan kekurangan modal dan tenaga merupakanhambatan ekonomi utama. Selain itu, rendahnya minat anak petani untukmenggantikan orang tuanya dalam mengelola usahatani, dalam jengkamenengah (10-15 tahun kedepan) akan menjadi masalah serius yangmenyebabkan lahan tidak termanfaatkan dengan optimal.

Untuk mengatasi hal tersebut Balittra melakukan rekayasa"kelembaqaan yang disebut Usahatani Kooperatif, sebagai lembaga tingkatpetani yang menghimpun usahatani dalam satu kesatuan aksi, mulai dariperencanaan, penyediaan sarana dan pemeliharaan prasarana produksi,aplikasi teknologi sampai pemasaran hasil. Konsep usahatani kooperatifberbeda dengan Corporate Farming. Hambatan-hambatan psikologismengenai status pemilikan lahan dan penguasaan hasil diperbaiki dalamusahatani kooperatif. Konsep ini bukan harga mati dalam arti penyesuaiansesuai dengan kondisi sosial ekonorni- dan adat setempat masihmemungkinkan untuk dilakukan.

Demikian, semoga berrnantaat bagi pengembangan pertanian dilahan pasang surut.

Penulis

Usahatani Kooperatif iii

DAnARISIHalaman

PENGANTAR iii

PENDAHULUAN .

VISI DAN MISI 3Visi 3Misi 3

BENTUK DAN STRUKTUR ORGANISASI 41. Bentuk Organisasi ........................•............................................. 42. Struktur Organisasi 63. Mekanisme Kerja ;............................................... 9

"SUMBER DANA 10

MANAJEMEN ORGANISASI 111. Perencanaan (Planning) 112. Pengorganisasian 133. Pelaksanaan 144. Pengendalian 14

PENGEMBANGAN LEMBAGA 14Perspektif ke depan ...............................•........................................ 14.Masalah pengembangan 16

PENUTUP 17

DAFTAR PUSTAKA 17

Usahatani Kooperatif v

USAHATANI KOOPERATIF

PENDAHULUANLatar Belakang

Lahan pasang surut menjadi semakin penting peranannya bagipertanian Indonesia, terutama dalam hubungannya dengan keamananpangan nasional. Beralih fungsinya lahan-Iahan sawah di Jawa yang telahmencapai lebih dari satu juta hektar menjadikan lahan pasang surut menjaditumpuan harapan untuk rnenqkornpensasi hilangnya produksi pangan,khususnya beras, dari daerah tersebut. Lahan ini dirasa semakin pentingapabila terjadi kemarau panjang di Jawa dan daerah produsen panganlainnya.

Lahan pasang surut dibalik berbagai kekurangannya, sepertikeasaman lahan tinggi, miskin hara (Widjaja-Adhi et aI, 1992), dan intensitasgangguan hama penyakit dan gulma yang tinggi (Ismail et aI, 1994), memilikikeunggulan dalam hal ketersediaan air. Pada saat lahan kering dan tadahhujan, bahkan sebagian lahan irigasi, tak mungkin lagi diusahakan karenakekurangan air, lahan pasang surut masih mungkin diusahakan denganberbagai komoditas tanaman pangan dan hortikultura.

Pengembangan lahan pasang surut untuk pertanian tidak mudahdilakukan karena selain kendala dan masalah teknis tersebut di atas,masalah sosial ekonomi dan kelembagaan merupakan masalah yang cukupberat untuk dihadapi. Petani pasang surut yang hampir semuanyapendatang, umumnya berasal dari lapisan ekonomi paling lemah di daerahasalnya, sehingga kekurangan modal merupakan hal yang masih dihadapisampai ,saat ini. Kepadatan penduduk daerah pasang surut yang relatifrendah rnenyebabkan kekurangan tenaga kerja selalu dirasakan terutama

Usahatani Kooperatif

pada saat musim sibuk, seperti pengalahan tanah, tanam dan panen.Lemahnya kelembagaan pendukung pertanian menyebabkan sulitnya petanimencari sumber permadalan dan pemasaran hasil panen. Sistempemasaran yang ada umumnya berskala lakal tidak mendukungpengembangan pertanian, terutama peningkatan produksi pangan denqanvarietas unggul, karena preferensi kansumen lakal adalah padi lakal.Padahal, Provinsi Kalimantan Timur yang masih defisit praduksi pangannyadapat menjadi tujuan pemasaran beras unggul asal Kalimantan Selatan.

Hal yang paling merisaukan adalah generasi muda pedesaan (anak-anak petani) sangat sedikit yang tertarik untuk menjadi petani, karenapendidikan yang lebih tinggi dari orang tuanya. Hampir semua anak-anakpetani yang menamatkan Sekalah Lanjutan Tingkat Pertama ke atas bercita-cita untuk bekerja di sektar industri dan jasa yang ada di kata terdekat,menjadi palisi, pegawai negeri sipil, dsb. Dalam jangka menengah (15-20tahun ke depan) saat rata-rata petani mencapai umur 65 tahun atau lebih,dikhawatirkan akan terjadi krisis manajemen usahatani, terutama tanamanpangan. Selain itu, kesempatan kerja yang terbuka relatif luas di katasekitarnya, menyebabkan sebagian petani lebih suka bekerja di katameninggalkan lahannya setelah selesai tanam. Akibatnya, serangan hamadan penyakit, serta gulma kurang mendapat perhatian petani tersebut, canakan membahayakan tanaman tetangganya bila sampai menjadi sarangtikus (Sutikna et aI, 2003).

Keadaan tersebut di atas perlu dicari salusinya dan untukmengantisipasinya Balittra melakukan rekayasa kelembagaan yang disebutUsahatani Kaaperatif (UK). Lembaga ini merupakan satu unit usaha,semacam kaperasi produksi, di mana semua keputusan dan pengaturansarana dan prasarana produksi, teknalagi yang digunakan, sampaipemasaran hasil diatur dan diusahakan aleh lembaga. Lembaga ini

2 Heru Sutikno

merupaka revitalisasi dan penyempurnaan dari lembaga-Iembaga yangsudah ada sebelumnya yang umumnya mengalami stagnasi, bahkan tinggalmenjadi lembaga papan nama saja tanpa aktivitas.

VISI DANMISIVisi

Usahatani kooperatif memiliki visi: usahatani maju (modern)berkelanjutan di setiap lahan. Visi ini menggambarkan cita-cita untuk takmembiarkan adanya lahan tidur atau terbengkelai dan berusahamengusahakannya dengan teknologi maju (modern) sehingga produktivitaslahan meningkat secara berkelanjutan untuk meningkatkan pendapatan dan

_ kesejahteraan petani.

Misi

Dari visi di atas, misi dari lembaga ini dapat dijabarkan sebagaiberikut:

1. Mengusahakan agar tak ada lahan yang tak tergarap atau diusahakanseadanya sehingga tak terjadi gangguan hama dan penyakit. Bila adalahan yang tidak terurus, maka lahan tersebut akan diusahakan oleh, ,

anggota usahatani kooperatifyang berminatatau lembaga ini sendiri.

2. Pemilihan komoditas y.ang memiliki keunggulan kompetitif danpenggunaan bibit yang berkualitas baik.

3. Menyediakan prasarana dan sarana produksi, seperti: alsintan, bibit,pupuk, pestisida, dsb., serta memelihara jaringan tata air secarabersama.

4. Me.nerapkan teknologi terbaru secara efisien pada setiap lahan garapananggota.

Usahatani Kooperatif 3

5. Menjauhi/melarang pembakaran lahan dalam penyiapan lahan.

6. Mengamankan gangguan penyakit dan hama, terutama tikus secarabersama.

7. Penanganan panen dan pasca panen secara benar untuk peningkatanmutu hasil pertanian.

8. Pemasaran bersama hasil pertanian untuk mendapatkan harga yanglebih baik.

BENTUK DAN STRUKTUR ORGANISASI

1, Bentuk Organisasi

Bentuk organisasi yang ppling cocok adalah koperasi, karena selainmemiliki motif ekonomi, juga memiliki fungsi sosial dan kekeluargaan(Hendrojogi, 2002). Meskipun demikian, motif ekonomi akan menjadiperhatian utama agar lembaga ini bergerak lebih dinamis. Berdasarkanpengalaman, kebanyakan koperasi yang terlalu menonjolkan fungsisosialnya mengalami stagnasi (kemandegan).

Perlu diketahui, usahatani kooperatif bukan merupakan koperasiseperti Koperasi Unit Desa (KUD) yang lebih mirip koperasi jasa, tetapilembaga baru yang merupakan koperasi produksi.

Usahatani kooperatif merupakan satu kesatuan usaha yangmenghimpun sejumlah usahatani iadividua' dalam satu hamparan, di manasegala keperluan sarana dan prasarana, teknologi dan pemasaran hasildiatur oleh lembaga. Petani masih memiliki hak atas lahan dan hasilnyadengan kewajiban mematuhi segala ketentuan yang ditetapkan lembagadan memberikan kontribusi sesuai kesepakatan.

4 Heru Sutikno

Perbandingan antara usahatani korporasi (CF, corporate farming),usahatani individual dan usahatani kooperatif (UK, cooperative farming)adalah seperti pada Tabel1 berikut.

Tabel1. Perbandingan karakteristik antara Corporate Farming (CF) ,Usahatani Individual dan Usahatani kooperatif (UK/CooperativeFarming).

Hal Corporate Farming Usahatani Usahatani Kooperatif(CF) Individual (UK)

Penguasaan Lahan CF Petani PetaniPengelolaan usaha CF • Petani Petani diatur UKPembiayaan CF Petani PetaniAsal modal CF Petani/Pinjaman Anggota/Sumber

Penyediaan Saprodi dan Aisinlain/ Pinjaman UK

CF Petani UK~ Teknologi yang digunakan Teknologi maju Tradisional Teknologi maju

Pengawasan aplikasi teknologi CF Semau petani UKPengawasan mutu hasil panen CF Petani UKPenguasaan hasil panen CF Petani PetaniPemasaran hasil CF Petani Bersama melalui UKBiaya manajemen Tinggilstandar perusahaan Tidak ada Rendah/ditentukan anggotaHak suara Menurut besarnya saham Tidak perlu Satu orang satu suaraPengusahaan lahan terlantar CF Dibiarkan/Bera UK

Perbedaan utama antara CF dan UK adalah pada penguasaan assetlahan dan hasilnya, yaitu pada CF sepenuhnya dikuasai oleh badan usaha,sedangkan pada UK masih dikuasai petani. Petani hanya memberikansedikit kontribusi untuk UK yang dikaitkan dengan pengembalian pinjamansetelah panen, jasa pemasaran dan iuran wajib per panenan yang besarnyaditentukan musyawarah anggota. Dengan demikian hambatan psikologispenguasaan lahan dan hasilnya yang menyebabkan keqaqalanpengembangan CF dapat diatasi pada UK. Perbedaan lain adalah pada CFhak suara menurut besarnya saham, sedangkan pada UK satu orang satusuara ..

Usahatani Kooperatif 5

Sedangkan perbedaan utama dengan usahatani individual adalah: (1)penyediaan sarana produksi bibit, pupuk, dan traktor dilakukan oleh UK,sehingga lebih efisien dalam pembiayaannya dan tepat waktu, (2) aplikasiteknologi ditentukan dan diawasi dengan ketat oleh UK, dan (3) pemasaranhasil dilakukan bersama melalui UK, sehingga posisi tawar menawar petanilebih kuat dan petani akan memperoleh harga yang lebih baik.

2. Struktur Organisasi

Lembaga ini dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih secarademokratis oleh para anggotanya dalam Musyawarah (Rapat Tahunan)Anggauta dan karenanya mempertanggung-jawabkan hasil kerja dantindakannya pada anggota. Ketua dalam menjalankan tugasnya dibantuoleh empat Kepala Bagian, yaitu: Perencanaan, Sarana, Budidaya danPemasaran (Bagan 1).

I Musyawarah IAnggota

I Ketua1

IJ I Sekretaris I"

Bagian Perencanaan danPengendalian

I Bendahara I,--------------- .• --- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - I

, • +:,j Bagian Sarana I I Bagian Budidaya I I Bagian Pemasaran II . I• -t • -t • -t _

Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi SeksiPengadaan Pengadaan Penerapan Proteksi Pengendalian PemasaranSaprodi dan Aisintan dan Teknologi Tanaman Mutu danTenaga Kerja Tata Air Penyimpanan

Bagan 1. Struktur Organisasi Usahatani Kooperatif

6 Heru Sutikno

Tugas pokok dan wewenang dari bagian-bagian tersebut adalah:a. Bagian Perencanaan: bersama bagian-bagian lain, membuat rencana

kegiatan tiap-tiap bagian yang sinkron dengan kegiatan bagian lain,sistematis, logis dan dinamis. Logis di sini diartikan sebagai menyesuaikandiri dengan kemampuan kelompok dalam segala hal dan dapat dicapai;jadi bukan rencana yang tinggi (mengawang-awang), ideal, tetapi takdapat dicapai (unattainable), seperti yang sering terjadi saat ini padalembaga-Iembaga yang ada. Akan tetapi, rencana tersebut harus dinamis,dalam arti harus ada peningkatan pencapaian dari tahun ke tahun,meskipun kecil. Selain menghimpun rencana, juga bagian ini bertugasmemantau/mengendalikan pelaksanaannya, dari waktu ke waktu, danmemperingatkan bagian lain yang melakukan penyimpangan dari rencanabersama ketua, atau melakukan koreksi/revisi rencana bila memangdiperlukan.

b. Bagian Sarana: bertugas mencari/menyediakan alsintan (traktor,thresher, dsb), tenaga kerja, sarana produksi dan pemeliharaan jaringanalsintan. Bagian ini membuat rencana bagiannya, sertamelaksanakannya sesuai rencana/jadwal yang dibuat. Rencana yanglebih terinci dibuat bagian ini, seperti giliran pengolahan tanah dengantraktor per petani, jadwal pembersihan/pemeliharaan tata air, dsb.

c. Bagian Budidaya: bertugas membuat rencana seperti tersebut di atas,dan merincinya menjadi lebih spesifik, seperti: jadwal giliran semai, tanamdan panen per petani. Dengan demikian tenaga kerja yang sedikit dapatdioptimalkan penggunaannya secara harmonis dan kekeluarqaan, tanpaharus berebut. Selain itu, aplikasi teknologi baru yang sudah disepakatidiawasi betul oleh Kepala Bagian ini. Contohnya, bila ada penyelewenganjatah pupuk, misalnya dari jatah 200 kg Urea hanya diaplikasikan 100 kg

Usahatani Kooperatif 7

saja, maka bagian ini akan melaporkannya kepada ketua untukditindak/dikenai sangsi. Demikian juga dengan aplikasi teknologi lainnya,sehingga penerapan teknologi dijamin dilakukan secara benar danhasilnya diharapkan akan sesuai harapan. Proteksi tanaman merupakantug as bagian ini, sehingga rencana dan pelaksanaan gropyokan. tikus,pengawasan serangan hama harus dibuat oleh bagian ini.

d. Bagian Pemasaran. Pemasaran masih merupakan titik terlemah darisistem produksi dan distribusi pertanian. Bila bagian ini suksesmemasarkan hasil pertanian dengan harga yang baik, maka ado psiteknolgi bukan masalah lagi. Tetapi bila macet di sini, maka petani akanjera melaksanakannya. Karena buat apa' memproduksi barang yangtidak/sulit laku, sementara biaya produksinya mahal. Untuk ini maka padi

• yang di tanam merupakan varietas yang berharga jual tinggi, dijualberasnya dalam kemasan plastik berlabel (bermerek) ke daerah yangmemiliki selera sesuai dengan karakteristik beras tersebut. Padi varietasMargasari dan Martapura juga dapat diusahakan untuk memenuhi pasarlokal (Kalsel) dalam kemasan yang serupa. Dalam hal ini diperlukanpengendalian mutu gabah dan beras yang ketat. Hanya beras yangmempunyai spesifikasi mutu tinggi yang dijual dalam bentuk kemasan.Untuk ini diperlukan sentuhan teknologi mulai dari pemilihan benih, teknik -budidaya dan teknologi pasca panen, termasuk kesesuaian atau settingalat prosessing yang akurat.

Ketua, Sekretaris dan Bendahara, sering disebut sebagai pengurus,sedangkan bagian-bagian dalam struktur organisasi ini sering disebutmanajer.

8 Heru Sutikno

3. Mekanisme KerjaPada prinsipnya, segala kegiatan UK adalah oleh petani dan untuk

petani, sehingga semua fungsi manajemen dilakukan oleh petani, melaluipengurus dan manajer. Mekanisme kerja usahatani kooperatif dalamhubungannya dengan anggota adalah sebagai berikut.

a. Semua kebijakan, mulai dari pemilihan komoditas, teknologi yangdigunakan, jadwal pengolahan lahan dan tanam, jadwal kegiatan lain,dibuat oleh pengurus UK, kemudian ditawarkan pada musyawarahanggota untuk dilakukan perbaikan dan persetujuan anggota. Segala halyang telah disepakati dalam rnusyawaiah anggota bersifat mengikat danwajib dipatuhi oleh semua pihak.

-b. Petani diwajibkan untuk:

(1) mengikuti/melaksanakan segala ketentuan yang telahdimusyawarahkan dengan konsekuen.

(2) menggarap lahannya secara benar dan bertanggung jawab (tidakmenelantarkan lahan/usahataninya).

(3) dalam hal petani tak sanggup mengusahakan lahannya, petani wajibmenyerahkan hak pengusahaan lahannya pada UK. Selanjutnya UKakan menawarkan pada anggota yang sanggup menggarap dan bilatidak, akan dikerjakan oleh UK yang pelaksanaannya dilakukan secarabersama oleh anggota lain. Dalam hal ini, semua hasil menjadi milikUK yang pembagiannya ditentukan oleh kesepakatan bersama.

(4) menggunakan teknologi maju sesuai ketentuan yang disepakati.

(5) membayar semua kewajibannya (pinjaman saprodi, iuran wajib, dsb)tepat waktu sesuai kesepakatan.

Usahatani Kooperatif 9

c. Pengurus wajib memberikan pelayanan dalam hal:

(1) membuat perencanaan kegiatan UK secara jelas dan terinci, meliputijadwal palang pertanaman, pemeliharaan jaringan tersier, jumlah dansaat penyediaan sarana produksi, jadwal giliran pentraktoran lahan,pengaturan tenaga kerja, pengajuan kredit usahatani, pernasaranhasil, dsb., dan melaksanakannya secara konsisten.

(2) penyediaan sarana produksi dengan kualitas baik.

(3) peny.ediaan traktor dan alsintan lainnya.

(4) membimbing dan mengawasi aplikasi teknologi maju oleh petani.

(5) mengamati gejala serangan hama dan penyakit, serta melaporkannyapada petugas terkait.

(6) membantu memasarkan' hasil panen petani dengan cara mencariinformasi pasardan menghubungi pedagang.

d. Petani memiliki 100% hasil panennya dan memberikan kontribusipendanaan seperti disepakati setiap habis panen.

e. Pengurus memiliki hak untuk menerima insentif

SUMBERDANA

Untuk dapat melaksanakari kegiatannya diperlukan modal usahayang didapat dari iuran modal aW91(uang pangkal), iuran per panenan, jasapinjaman saprodi, jasa pemasaran hasil panen, hasil lahan yangpengusahaannya diserahkan pada UK, dan sumber lain yang legal, baik daripemerintah maupun swasta.

Mengingat kemampuan permodalan petani yang sangat terbatasdiperlukan bantuan modal awal dari pemerintah (pusat dan daerah), paling

10 Heru Sutikno

tidak berupa sarana produksi yang pengembaliannya dijadikan modal UK.Bantuan yang paling rasional adalah untuk usahatani hortikultura (sayurandan buah-buahan) di musim kemarau mengingat tingkat keberhasilannyayang cukup tinggi dan memberikan pendapatan yang cukup berarti dalamwaktu sing kat (1-3 bulan). Suatu contoh, diversifikasi dengan tanamantomat di pematang surjan seluas 0,125 ha (seperdelapan hektar) dapatmemberikan pendapatan bersih Rp 3.685.500, hanya dengan pengorbananbiaya Rp 703.115. Jumlah sebesar itu cukup untuk modal usahatani baikpadi maupun sayuran berikutnya.

MANAJEMEN ORGANISASISeperti diketahui, ada empat fungsi manajemen, yaitu: 1.

Perencanaan (Planning), 2. Pengorganisasian (Organizing), 3. Pelaksanaan(Actuiting) dan 4. Pengendalian (Controlling). Berikut ini secara garis besarakan diuraikan keempat fungsi tersebut pada UK.

1. Perencanaan (Planning)Perencanaan merupakan hal terpenting, karena kata orang bijak:

"ka/au kita gagal membuat rencana yang baif, berarti merencanakan untuk.gagaf'. Perencanaan dibuat oleh masing-masing bagian, lalu dihimpun dandisempurnakan oleh Bagian Perencanaan, melalui rapat pengurus. ApabilaUK masih berskala kecil (kurang dari 100 ha), bagian perencanaan dapatdihilangkan dan fungsinya dipegang oleh Ketua.

Usahatani Kooperatif 11

Tahap-tahap perencanaan dilakukan melaui urutan sebagai berikut:

a. Tentukan komoditas apa yang akan diusahakan, untuk siapa dan kapan.

Komoditas yang diusahakan dipilih berdasarkan tingkat keunggulankompetitifnya. Hasil penelitian (Sutikno et aI, 2002) menunjukkan bahwauntuk lahan pasang surut sulfat masam, urutan keu·nggulan kompetitiftanaman adalah seperti pada Tabel 2. Nenas, meskipun secara finansialpaling kompetitif, tapi petani banyak yang tidak bersedia mengusahakandalam saiu hamparan dengan padi, karena dikhawatirkan akan menjadisarang tikus. Sedangkan jeruk, meskipun kalah kompetitif dari tomat danlombok, tapi karena resiko serangan hama dan penyakit lebih rendah danmemerlukan pemeliharaan lebih ringan, maka lebih disukai petani, disamping juga sebagai semacam cadangan pensiun. Namun lombok dantomat dapat dijadikan tanaman sela di antara jeruk. Padi Margasarimeskipun kalah kompetitif dari tanaman hortikultura tetap akandiusahakan petani, karena merupakan kebutuhan pokok. Akan tetapipengalaman dari satu desa di kawasan Terantang, pada Lahan-2, petanimulai meninggalkan padi setelah jarak antar baluran menjadi hanya 5 m(delapan balur per hektar), suatu hal yang harus diantisipasi di Lahan-1.

Tabel 2. Peringkat keunggulan kompetitif tanaman di lahan sulfat masam ~Tipologi lahan pasang Peringkat keunggulan kompetitifsurut sulfat masam 1. 2. 3. 4. 5.

1. TipeA2. Tipe B3. Tipe C

JerukNenasPadi lokal

KelapaTomatKc. Tanah

Padi lokalLombokKedelai

Jeruk Padi Margasari

Sumber: Sutikno et ai, 2002

12 Heru Sutikno

Untuk siapa produk yang dihasilkan ditujukan, akan menentukanvarietas dan teknologi yang digunakan. Sayuran untuk super marketmensyaratkan bebas pestisida dan ini memerlukan teknologi tersendiri.Apalagi untuk tujuan ekspor, mungkin malah harus bebas dari bahan kimia,termasuk pupuk buatan, sehingga pertanian organik yang harus dilakukan.

Kapan dipasarkan, merupakan pertanyaan yang sering dilupakanoleh petani, bahkan penyuluh. Usahakan jangan sampai panen jatuh padasaat harga rendah, pilih saat panen di mana harga tinggi. Contoh, pada akhirmusim kemarau, mulaiAgustus harga tomat cukup baik, karena daerah lahanlain sudah tak memiliki air lagi untuk rnenanarn. Pilih bulan Agustus sebagaibulan panen dan mundur tiga bulan untuk menentukan saat semai.

, b. Tentukan paket teknologi yang akan digunakan.

c. Buatjadwal palang kegiatan usahatani.

d. Buatjadwal pengajuan kreditusahatani dan proposalnya.

e. Buatjadwal palang penyediaan sarana produksi.

f. Tentukan jenis dan kuantitas sarana produksi.

g. Rencanakan pemasaran hasil dengan menjajagi pedagang/pengusahamitra, buat kontrak kerjasama pemasaran bila diperlukan.

2. PengorganisasianDari struktur organisasi sudah jelas siapa yang melakukan dan

bertanggungjawab terhadap pekerjaan tertentu dan hak-haknya ..Ketentuanini tinggal dipatuhi bersama secara konsekuen, ikhlas dan bertanggungjawab.

Usahatani Kooperatif 13

3. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan rencana yang telah dibuat, diperlukan keseriusandan ketepatan waktu seperti yang telah digariskan. Perubahan waktupelaksanaan harus mempertimbangkan waktu kritis pertanaman, yangditentukan oleh kondisi air seperti kebanjiran, kekeringan dan keasinan,serta harga hasil panen (untuk hortikultura) agar terhindar dari harga yangmerugikan akibat panen raya di ekosistem lain (Iahan kering dan lebak).

4. PengendalianFungsi manajemen ini sering dilupakan, padahal pengawasan atau

pengendalian yang terus menerus akan sangat menentukan keberhasilanupaya-upaya yang dilakukan. Pengawasan mutu bibit, ketepatan aplikasiteknologi, pengamatan hama dan penyakit, pengendalian mutu hasil panenharus selalu dilakukan.

Setahun sekali, setelah panen padi musim kemarau, dilakukanevaluasi, mengenai seluruh kegiatan yang telah dilakukan, untuk melihat dimana letak kekurangannya dan bagaimana seharusnya. Hasil temuanevaluasi ini dibawa ke Rapat Tahunan Anggota (RAT) untuk dilakukanperbaikan dari rencana tahun sebelumnya.

PENGEMBANGAN LEMBAGAPerspektif ke depan

Usahatani kooperatif didisain bukan untuk satu kelompok tani, tapiuntuk satu hamparan dari beberapa kelompok tani. Luas hamparanoptimum belum diketahui, karena belum diadakan penelitian. Diperkirakanluasan sekitar 100 ha (tiga sampai empat kelompok tani) masih dapatdijangkau oleh kemampuan manajemen UK. Luasan yang terlalu sempit

14 Heru Sutikno

akan menyebabkan kecilnya sumber pendapatan UK sehingga tak mampumemberi insentif yang wajar terhadap pengurus, sebaliknya kalau terlaluluas akan sulit dijangkau oleh manajemen UK yang tingkat pendidikannyakurang memadai.

Apabila telah terbentuk cukup banyak UK, maka perlu dibentuk IndukUK untuk mengkordinasikan gerakan UK dalam program tertentu. Misalnyaada order permintaan atas suatu komoditas yang dapat diusahakan di UK,maka Induk UK dapat bertindak sebagai eksportir. Induk UK juga dapatberperan sebagai lembaga intermediasi antara UK dan pemberi pinjamanmodal (Bank dan lembaga keuangan lain)'. Manajemen Induk UK terdiri ataspara profesional yang berjiwa wiraswasta (entrepreneur), dinamis danmemiliki wawasan luas. Hubungan kerja ini seperti digambarkan padaBagan 2.

BANKINDUSTRI

PENGOLAHAN

.--/INDUKUSAHATANI

/ ,--_K_OO_P_ERA_TI_F _'---, ~

--~~~ . ~--USAHATANI

KOOPERATIFUSAHATANI

KOOPERATIFUSAHATANI

KOOPERATIF

Keterangan: -----. Arus Informasi -----. Arus BarangPasar

Intermediasihubungan UKdengan Bank

Baqan 2. Hubungan kerja antara Usahatani Kooperatif, Induk UsahataniKooperatif dan Agen Ekonomi Luar.

Usahatani Kooperatif 15

Masalah pengembangan

Integrasi beberapa kelompok tani tidak mudah, karena akan terbenturpada beberapa masalah antara lain (Sutikno et ai, 2003):

1. Egoisme kelompok. Suatu kelompok tentu menghendaki yang jadiketua berasal dari kelompoknya. Hal ini mungkin dapat diatasi denganpenggiliran personalia Ketua setiap periode.

2. Saling curiga. Pengalaman menunjukkan adanya tendensi kecurigaandi kalanqan petani meskipun dalam satu kelompok. Penggabunganantar kelompok dapat menimbulkan kecurigaan tentang menganakemaskan anggota kelompok ketuanya, atau pengurusnya. Untuk inidistribusi personalia pengurus harus meliputi semua kelompok dantransparansi dari pengurus sanqat diperlukan.

3. Profesionalisme yang rendah. Akibat dari bagai-bagi jabatan pengurusdan penggiliran ketua dapat menyebabkan wakil pengurus yang ditunjukkelompok menjadi tidak sesuai dengan kemampuannya.

4. Modal. Modal awal merupakan hal yang berat untuk ditanggung petani,mengingat kondisi perekonomian petani yang masih tergolong lemah.Mencari sumber permodalan saat ini juga sulit, terbukti dari realisasi KUTyang sangat rendah. Keharusan adanya agunan yang diminta bank ~menyebabkan lebih sulit lagi mendapatkan KUT. Hal ini mung kin dapatdiatasi dengan keharusan adanya agunan diganti dengan jaminan daripemerintah daerah (PEMDA), sepanjang tingkat keberhasilanusahataninya tinggi, seperti usahatani hortikultura di musim kemarau.Pemberian jaminan PEMDA harus diikuti adanya supervisi teknis dariahlinya. Contohnya, jaminan PEMDA untuk usahatani sayuran harus adakonsultan ahli tanaman sayuran dan pemasaran. Kesalahan selama ini

16 Heru Sutikno

adalah memberikan bantuan tanpa supervisi teknis budidaya tanaman danpemasaran.

5. Sistem pemasaran yang berskala lokal. Sampai saat ini sebagian besarproduk pertanian Kalimantan Selatan masih berputar di dalam kawasansendiri. Hal ini sangat menghambat pengembangan produksi, terutamapadi unggul yang kurang sesuai dengan preferensi konsumen loka!.Perluasan pasar merupakan keharusan dan sudah saatnya dilakukanrekayasa pengembangan sistem pemasaran ke luar daerah.

PENUIUP

Konsep UK ini dibuat sebagai titikawal dari revitalisasi kelembagaan"pertanian yang tentu saja masih harus dilakukan penyempurnaan. Kritik dansaran yang konstruktif sangat diharapkan. Komunikasi lebih lanjut denganpeneliti sosial ekonomi Balittra akan sangat bermanfaat dalampengembangan kelembagaan ini.

Dalam pengembangannya modifikasi dari konsep ini dapat dilakukanuntuk disesuaikan dengan kondisi setempat.

DAnAR PUSIAKA

Hendrojogi, 2002. Koperasi, azas-azas, teori dan praktek. PT Raja GrafindoPersada, Jakarta.

Ismail, !.G., T. Alihamsyah, IPG. Widjaja-Adhi, Suwarno, T. Herawati, R.Taher, dan D.E. Sianturi (eds) , 1994. Sewindu (1985-1993) PenelitianPertanian di Lahan Rawa, Kontribusi dan Prospek Pengembangan.Proyek Penelitian Pertanian Lahan Pasang Surut dan Rawa, SwampsII, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Dep. Pertanian,Jakarta.

Usahatani Kooperatif 17

Sutikno, H., M. Alwi, M. Thamrin dan Zaenuddin, 2002. Analisis keunggulankompetitiv usahatani tanaman pangan di berbagai tipologi lahanpasang surut dan lebak. Laporan Hasil Penelitian Tahun 2001, Balittra,Banjarbaru.

Sutikno, H., M. Alwi dan M. Thamrin, 2003. Perancangan dan uji diaqnostikmodel usahatani kooperatif di daerah pasang surut. Laporan HasilPenelitian Tahun 2002, Balittra, Banjarbaru.

Widjaja-Adhi, I.P.G., K.Nugroho, D. Ardi S. dan A.S. Karama, 1992.Sumberdaya lahan rawa: Potensi, keterbatasan dan pemanfaatan.Dalam S. Partohardjono dan M. Syam (eds). PengembanganTerpadu Pertanian Lahan Rawa Pasang Surut dan Lebak. Risalah,Pertemuan Nasional Pengembangan Pertanian Lahan Pasang Surutdan Rawa. Cisarua 3-4 Maret 1992, Puslibangtan-SWAMPS II.Bogor.

18 Heru Sutikno


Recommended