+ All Categories
Home > Documents > Pak Sudung

Pak Sudung

Date post: 09-Jul-2016
Category:
Upload: nadya-noviani
View: 235 times
Download: 7 times
Share this document with a friend
Description:
tugas
60
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faringitis merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan atas ( ISPA ) yang di tandai dengan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin dan lain-lain . Faringitis dapat terjadi pada semua umur, namun frekuensi lebih tinggi pada anak. Sekitar 10 % di derita oleh dewasa dan jarang pada anak di bawah 3 tahun 1 Berdasarkan data WHO (World Health Organization) penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyumbang dari banyak penyebab kesakitan dan kematian di dunia. Pada tahun 2000 terdapat 1,9 juta anak di dunia meninggal karena ISPA, dimana 70 % berada di Afrika dan Asia Tenggara. Menurut National Ambulatory Medical Care Survey, infeksi saluran pernafasan atas, termasuk faringitis, bertanggung jawab untuk 200 kunjungan ke dokter per 1000 penduduk per tahun di Amerika Serikat Di negara-negara yang berpenghasilan tinggi, faringitis adalah umum pada anak-anak usia 3 hingga 15 tahun. 2
Transcript
Page 1: Pak Sudung

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Faringitis merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan

atas ( ISPA ) yang di tandai dengan peradangan dinding faring yang dapat

disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin dan lain-lain . Faringitis

dapat terjadi pada semua umur, namun frekuensi lebih tinggi pada anak.

Sekitar 10 % di derita oleh dewasa dan jarang pada anak di bawah 3 tahun 1

Berdasarkan data WHO (World Health Organization) penyakit Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyumbang dari

banyak

penyebab kesakitan dan kematian di dunia. Pada tahun 2000 terdapat 1,9 juta

anak di dunia meninggal karena ISPA, dimana 70 % berada di Afrika dan Asia

Tenggara. Menurut National Ambulatory Medical Care Survey, infeksi saluran

pernafasan atas, termasuk faringitis, bertanggung jawab untuk 200 kunjungan

ke dokter per 1000 penduduk per tahun di Amerika Serikat Di negara-negara

yang berpenghasilan tinggi, faringitis adalah umum pada anak-anak usia 3

hingga 15 tahun. 2

Infeksi saluran pernapasan atas disebabkan oleh virus atau bakteri

termasuk faringitis, . yang diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih

gejala: tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak.

Period prevalence ISPA dihitung dalam kurun waktu 1 bulan terakhir. Pada

riskesdas tahun 2013 Lima provinsi dengan ISPA tertinggi adalah Nusa

Tenggara Timur (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%), Nusa Tenggara Barat

(28,3%), dan Jawa Timur (28,3%). Pada Riskesdas 2007, Nusa Tenggara

Timur juga merupakan provinsi tertinggi dengan ISPA. Karakteristik

penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun

(25,8%). Menurut jenis kelamin, tidak berbeda antara laki-laki dan

perempuan. Penyakit ini lebih banyak dialami pada kelompok penduduk

Page 2: Pak Sudung

2

menengah bawah . Pada DKI Jakarta angka kejadian ISPA 12,5 % , Angka

tersebut sedikit di bawah rata-rata angka kejadian ISPA di Indonesia . 3

B. Tujuan

1. Memantapkan program penanganan kasus ISPA khususnya faringitis

2. Mengembangkan komunikasi kedokteran keluarga sebagai penangangan

kasus faringitis

3. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas kasus ISPA khususnya

faringitis

C. Manfaat

Page 3: Pak Sudung

3

1. Pasien

a. Pasien merasa puas terhadap pelayanan kesehatan sehingga mau

mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali.

b. Tercipta kehidupan masyarakat yang sehat dan memiliki

pengetahuan dan kepedulian yang tinggi tentang kesehatan

2. Institusi pelayanan kesehatan

a. Dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas faringitis

sehingga meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan

kesehatan

b. Dapat di atasinya masalah kesehatan secara cepat .

c. Dapat ditingkatkannya mutu pelayanan kesehatan

3. Bagi Negara

Menurunnya angka morbiditas dan mortalitas dapat meningkatkan

sumber daya masyarakat sehingga perekonomian meningkat, hal

ini di ikuti dengan gizi dan kesehatan serta pendidikan yang

meningkat

II. TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi

Faringitis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan peradangan dari

faring (terletak di bagian belakang dari tenggorokan), yang biasanya

menyebabkan rasa sakit ketika menelan. Ini adalah hal yang sangat sering terjadi

dan seringkali menunjukkan gejala sakit tenggorokan. Faringitis umumnya

disebabkan oleh infeksi virus, seperti influenza (flu). Infeksi bakteri seperti radang

tenggorokan, suatu reaksi alergi, atau refluks asam lambung juga dapat

menyebabkan faringitis. 4 Faringitis dapat menular melalui kontak dari sekret

hidung dan ludah (droplet infection) dari orang yang menderita faringitis . 4

b. Epidemiologi

Faringitis dapat terjadi pada semua umur, namun frekuensi lebih tinggi

pada anak. Sekitar 10 % di derita oleh dewasa dan jarang pada anak di bawah

3 tahun. Menurut National Ambulatory Medical Care Survey, infeksi saluran

Page 4: Pak Sudung

4

pernafasan atas, termasuk faringitis, bertanggung jawab untuk 200 kunjungan

ke dokter per 1000 penduduk per tahun di Amerika Serikat 1,2,3

c. Klasifikasi

Faringitis akut

sifatnya akut (mendadak dan cepat memberat). Umum disebut radang

tenggorok. Radang ini menyerang lapisan mukosa (selaput lendir) dan

submukosa faring..

1. Faringitis viral

Dapat disebabkan oleh Rinovirus, Adenovirus, Epstein Barr

Virus (EBV), Virus influenza, Coxsachievirus, Cytomegalovirus

dan lain-lain. Gejala dan tanda biasanya terdapat demam disertai

rinorea, mual, nyeri tenggorok, sulit menelan, konjungtivitis. Pada

pemeriksaan tampak faring hiperemis

2. Faringitis bacterial

Paling sering oleh infeksi Streptococcus ß hemolyticus group A

merupakan penyebab faringitis akut pada orang dewasa (15%) dan

pada anak (30%). Faringitis bakterialis jarang timbul dengan rinorea,

batuk, ataupun konjungtivitis. Pasien biasanya datang dengan nyeri

tenggorok, nyeri menelan dan demam. Gejala lainnya dapat disertai

sakit kepala hebat, mual, muntah dan nyeri perut. Pada pemeriksaan

tampak tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis dan terdapat

eksudat dipermukaannya. Beberapa hari kemudian timbul bercak

petechiae pada palatum dan faring. Kelenjar limfa leher anterior

membesar, kenyal dan nyeri apabila ada penekanan

Gejala klinis tidak dapat langsung membedakan faringitis viral atau

bakteri. Hanya kultur yang dapat membedakannya.

3. Faringitis fungal Candida

Dapat tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring. Gejala dan tanda

biasanya terdapat keluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan. Pada

Page 5: Pak Sudung

5

pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan mukosa faring

lainnya hiperemis. Faringitis ini jarang terjadi. 5,6

Faringitis Kronik

Biasanya terjadi akibat pajanan iritan yang sudah berlangsung

lama seperti alcohol , dana adapaun faktor predisposisi radang kronik

berupa rhinitis kronik dan sinusitis. dan biasanya disertai gejala

tenggorokan terasa kering, batuk kering, dan terasa seperti ada benda

asing di faring.

Faringitis Kronik hiperplastik

Hiperplasia jaringan limfatik dinding faring dan menyebabkan

perubahan mukosa dinding posterior faring menjadi tidak rata, tampak

kasar dan bergranular.

Faringitis kronik atrofi

Faringitis kronik atrofi sering timbul bersamaan dengan rhinitis

atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara pernafasan tidak diatur suhu serta

kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi

pada faring. Gejala dan tanda biasanya pasien mengeluhkan

tenggorokan kering dan tebal serta mulut berbau. Pada pemeriksaan

tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila

diangkat tampak mukosa kering. 4,5,6

d. Etiologi

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus

(40−60%), bakteri (5−40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Faringitis bisa disebabkan oleh virus

maupun bakteri.

Virus yaitu Rhinovirus, Adenovirus, Parainfluenza, Coxsackievirus,

Epstein –Barr virus, Herpes virus.

Page 6: Pak Sudung

6

Bakteri yaitu, Streptococcus ß hemolyticus group A, Chlamydia,

Corynebacterium diphtheriae, Hemophilus influenzae, Neisseria

gonorrhoeae.

Jamur yaitu Candida jarang terjadi kecuali pada penderita

imunokompromis yaitu mereka dengan HIV dan AIDS, Iritasi

makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau

yang memperberat 4

Faktor Predisposisi Umum

Eksogen musim, cuaca, temperatur, polusi, debu, pemakaian AC

Endogen anemia, kurang zat besi, avitaminosis A,agranulositosis,

alergi, hipotiroid, imunodefisiensi, sarkoidosis, diabetes Faktor

Predisposisi Lokal Bahan iritan,

Faktor resiko

Faktor risiko lain penyebab faringitis akut yaitu udara yang dingin,

turunnya daya tahan tubuh yang disebabkan infeksi virus influenza,

konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang

berlebihan, merokok dan seseorang yang tinggal di lingkungan kita

yang menderita sakit tenggorokan atau demam 6,7

e. Patofisiologi

Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat

secara langsung menginvasi mukosa faring dan akan menyebabkan respon

inflamasi lokal. Kuman akan menginfiltrasi lapisan epitel, lalu akan mengikis

epitel sehingga jaringan limfoid superfisial bereaksi dan akan terjadi

pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada

stadium awal terdapat hiperemis, kemudian edema dan sekresi yang

meningkat. Pada awalnya eksudat bersifat serosa tapi menjadi menebal dan

kemudian cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.

Dengan keadaan hiperemis, pembuluh darah dinding faring akan melebar.

Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih atau abu-abu akan didapatkan

di dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan

bercak-bercak pada dinding faring posterior atau yang terletak lebih ke lateral

akan menjadi meradang dan membengkak. Virus-virus seperti Rhinovirus

dan18 Coronavirus dapat menyebabkan iritasi sekunder pada mukosa faring

akibat sekresi nasal . Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu

Page 7: Pak Sudung

7

invasi lokal dan pelepasan extracelullar toxins dan protease yang dapat

menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat karena fragmen M protein dari

Streptococcus ß hemolyticus group A memiliki struktur yang sama dengan

sarkolema pada miokard dan dihubungkan dengan demam reumatik dan

kerusakan katup jantung. Selain itu juga dapat menyebabkan glomerulonefritis

akut karena fungsi glomerulus terganggu akibat terbentuknya kompleks

antigenantibodi

Tanda dan gejala yang ditimbulkan faringitis tergantung pada mikroorganisme

yang menginfeksi. Secara garis besar faringitis menunjukkan tanda dan gejala

umum seperti lemas, anorexia, demam, suara serak, kaku dan sakit pada otot

leher.

Gejala khas berdasarkan jenisnya, yaitu:

Page 8: Pak Sudung

8

a. Faringitis viral (umumnya oleh rhinovirus): diawali dengan gejala rhinitis

dan beberapa hari kemudian timbul faringitis. Gejala lain demam disertai

rinorea dan mual.

b. Faringitis bakterial: nyeri kepala hebat, muntah, kadang disertai demam

dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk.

c. Faringitis fungal: terutama nyeri tenggorok dan nyeri menelan.

d. Faringitis kronik hiperplastik: mula-mula tenggorok kering, gatal dan

akhirnya batuk yang berdahak.

e. Faringitis atrofi: umumnya tenggorokan kering dan tebal serta mulut berbau

f. Pemeriksaan

Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan

Anamnesis:

Anamnesis harus sesuai dengan mikroorganisme yang menginfeksi. Secara

garis besar pasien faringitis mengeluhkan lemas, anorexia, demam, suara

serak, kaku dan sakit pada otot leher. Gejala khas berdasarkan jenis

mikroorganisme, yaitu:

a. Faringitis viral, umumnya oleh Rhinovirus diawali dengan gejala

rhinitis dan beberapa hari kemudian timbul faringitis. Gejala lain

demam disertai rinorea dan mual

b. Faringitis bakterial, biasanya pasien mengeluhkan nyeri kepala

hebat, muntah, kadang disertai demam dengan suhu yang tinggi

dan jarang disertai batuk

c. Faringitis fungal, terutama nyeri tenggorok dan nyeri menelan.

d. Faringitis kronik hiperplastik, mula-mula tenggorok kering, gatal

dan akhirnya batuk yang berdahak

e. Faringitis kronik atrofi, umumnya tenggorokan kering dan tebal

serta mulut berbau.

Page 9: Pak Sudung

9

Pemeriksaan Fisik:

a. Faringitis viral

pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis, eksudat (virus

influenza, coxsachievirus, cytomegalovirus tidak menghasilkan

eksudat). Pada coxsachievirus dapat menimbulkan lesi vesikular di

orofaring dan lesi kulit berupa maculopapular rash.

b. Faringitis bakterial,

pada pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan tonsil

hiperemis dan terdapat eksudat dipermukaannya. Beberapa hari

kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan faring. Kadang

ditemukan kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal dan nyeri

pada penekanan.

c. Faringitis fungal,

pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan pangkal lidah,

sedangkan mukosa faring lainnya hiperemis.

d. Faringitis kronik hiperplastik, pada pemeriksaan tampak kelenjar

limfa di bawah mukosa faring dan lateral hiperplasi. Pada pemeriksaan

tampak mukosa dinding posterior tidak rata dan bergranular (cobble

stone)

e. Faringitis kronik atrofi

pada pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang

kental dan bila diangkat tampak mukosa kering.

Pemeriksaan Penunjang Faringitis didiagnosis dengan cara pemeriksaan

tenggorokan (kultur apus tenggorokan). Pemeriksaan kultur memiliki

sensitivitas 90−95% dari diagnosis, sehingga lebih diandalkan sebagai penentu

penyebab faringitis yang diandalkan. Untuk mencapai hasil yang akurat,

pangambilan apus tenggorok dilakukan pada daerah tonsil dan dinding faring

posterior. 6,7

g. Penatalaksanaan

Page 10: Pak Sudung

10

Tujuan Penatalaksanaan Mengatasi gejala secepat mungkin,

membatasi penyebaran infeksi serta membatasi komplikasi.

Terapi Pokok Penatalaksanaan komprehensif penyakit faringitis akut,

yaitu:

1. Istirahat cukup

2. Minum air putih yang cukup

3. Berkumur dengan air yang hangat

4. Pemberian farmakoterapi:

a. Topikal 25 Obat kumur antiseptik - Menjaga kebersihan mulut -

Pada faringitis fungal diberikan nystatin 100.000−400.000 2

kali/hari. - Faringitis kronik hiperplastik terapi lokal dengan

melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia larutan nitras

argentin 25%.

b. Oral sistemik

Anti virus metisoprinol (isoprenosine) diberikan pada infeksi

virus dengan dosis 60−100 mg/kgBB dibagi dalam 4−6 kali

pemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak kurang

dari lima tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam 4−6 kali

pemberian/hari.

Faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya

Streptococcus group A diberikan antibiotik yaitu penicillin G

benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis tunggal atau amoksisilin

50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama sepuluh hari dan

pada dewasa 3x500 mg selama 6−10 hari atau eritromisin

4x500 mg/hari.

Selain antibiotik juga diberikan kortikosteroid karena steroid telah

menunjukkan perbaikan klinis karena dapat menekan reaksi

inflamasi. Steroid yang dapat diberikan berupa deksametason 3x0,5

mg pada dewasa selama tiga hari dan pada anak-anak 0,01

mg/kgBB/hari dibagi tiga kali pemberian selama tiga hari. 26 –

Konseling dan Edukasi :

Page 11: Pak Sudung

11

1. Memberitahu keluarga untuk menjaga daya tahan tubuh dengan

mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga teratur.

2. Memberitahu keluarga untuk berhenti merokok.

3. Memberitahu keluarga untuk menghindari makan-makanan yang

dapat mengiritasi tenggorok.

4. Memberitahu keluarga dan pasien untuk selalu menjaga kebersihan

mulut.

5. Memberitahu keluarga untuk mencuci tangan secara teratur 4,5,7

h. Komplikasi

Komplikasi umum pada faringitis adalah sinusitis, otitis media, epiglottitis,

mastoiditis, dan pneumonia. Faringitis yang disebabkan oleh infeksi

Streptococcus jika tidak segera diobati dapat menyebabkan peritonsillar abses,

demam reumatik akut, toxic shock syndrome, peritonsillar sellulitis, abses

retrofaringeal dan obstruksi saluran pernasafan akibat dari pembengkakan

laring. 5,6

i. Prognosis

Umumnya prognosis pasien dengan faringitis yang diobati secara tuntas adalah

baik. Pasien dengan faringitis biasanyasembuh dalam waktu 1-2 minggu 7

III. PERUMUSAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

STATUS PASIEN

Page 12: Pak Sudung

12

Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Puskesmas Kelurahan Klender III

Nomor Rekam Medis : 459/14

DATA ADMINISTRASI

Tanggal 28 Mei 2015 Diisi oleh : Maureen Irawati Koesnadi NIM: 1161050228

Pasien Keterangan

Nama Tn. Didik Kasihanto

Umur 31 tahun

Alamat Kampung sumur, RT 10, RW

10, No. 52. Klender, Jakarta

Timur.

Jenis Kelamin Laki-laki

Agama Islam

Pendidikan SMA

Status Perkawinan Menikah Mempunyai 1 orang anak

Pekerjaan Satpam

Alergi obat Tidak

Sistem pembayaran BPJS

Data pelayanan

Anamnesis ( dilakukan secara auto anamnesis )

A. Keluhan Utama

Sakit menelan

B. Keluhan Tambahan

Batuk dan Demam

C. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan sakit menelan sudah sejak 3 hari yang lalu.

Tenggorokan pasien terasa tidak nyaman , sakit dan gatal, dan terasa paling sakit saat

Page 13: Pak Sudung

13

pasien menelan. Sudah 3 hari ini pasien tidak napsu makan, dan hal tersebut

diperberat oleh rasa sakit saat berusaha menelan makanan. Pasien mengatakan bahwa

tenggorokan juga masih terasa sakit saat menelan makanan atau minuman yang

lembut dan encer, seperti air putih, jus, dan bubur.

Tenggorokan terasa agak lebih nyaman saat menelan minuman atau makanan

yang hangat. Pasien juga mengeluh kadang mengalami batuk. Batuk pasien berdahak

dengan dahak berwarna hijau, konsistensinya kental, dan jumlah yang dapat

dikeluarkan oleh pasien kira-kira setengah sendok teh setiap harinya. Awalnya, kira-

kira 2 hari yang lalu, dahak pasien berwarna putih dengan konsistensi yang juga

kental namun jumlah yang dapat dikeluarkan tidak sebanyak sekarang . Baru

kemudian dahak berubah menjadi berwarna agak kehijauan. Menurut pasien suaranya

tetap jernih dan tidak serak. Pasien mengatakan bahwa ia juga merasakan demam

yang terus menerus, namun tidak sampai menggigil, dan badan terasa lemas. Pasien

belum mengukur suhu demamnya dengan termometer .

Menurut pasien keluhannya muncul setelah jaga shift dengan teman kerjanya

yang juga mengalami keluhan yang sama. Pasien sudah berusaha mengurangi

keluhannya dengan meminum obat yang ia beli di warung dan beristirahat selama 2

hari di rumah, keluhan pasien sempat berkurang sedikit, namun tidak lama kemudian

segera muncul lagi. Pasien tidak merasakan mual dan tidak muntah, Pasien tidak

sesak , dan tidak pilek. Pasien juga mengatakan tidak memiliki keluhan pada mata dan

telinganya. Pasien tidak memiliki riwayat alergi.

D. Riwayat penyakit dahulu

Keluhan ini sudah beberapa kali dialami oleh pasien sejak kecil. Sejak kecil

pasien sering mengalami sakit menelan. Pasien belum pernah mengalami sakit sampai

harus dirawat dan tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Pasien juga mengaku saat ini

tidak sedang menderita penyakit lainnya, seperti kencing manis , hipertensi, sinusitis,

rhinitis, maupun penyakit yang menyebabkan daya tahan tubuh turun.

E. Riwayat penyakit keluarga

Page 14: Pak Sudung

14

Di dalam anggota keluarga pasien, tidak ada yang mengalami keluhan yang

sama dengan pasien.

F. Riwayat perilaku dan kebiasaan pribadi dan lingkungan

Pasien mengaku ia memiliki kebiasaan suka makan goreng-gorengan dan

makanan yang pedas. Sehari-hari pasien suka sekali minum air es dan minuman yang

dingin. Pasien mengatakan bahwa ia tidak suka minum air yang tidak dingin.

Pasien mengatakan bahwa ia memiliki kebiasaan merokok , hal ini dilakukannya

terutama pada saat ia bekerja sebagai satpam. Dalam 1 hari, biasanya pasien

menghabiskan 1 bungkus rokok. Pasien sudah memiliki kebiasaan merokok sejak usia

25 tahun. Pasien hampir tidak pernah berolahraga. Teman satu pekerjaan pasien juga

mengalami keluhan yang sama dengan pasien.Kebiasaan minum alkohol di sangkal.

G. Riwayat sosial ekonomi

Pasien tinggal bersama istrinya dan 1 orang anak laki-lakinya. Saat ini istri

pasien sedang mengandung 36 minggu. Pasien sedang menanti kelahiran anak

keduanya yang menurut bidan perkiraan kelahirannya sekitar bulan juni pertengahan.

Anak laki-laki pasien berusia 5 tahun dan belum bersekolah. Bulan Juni tahun ini,

pasien berencana menyekolahkan anaknya di taman bermain di dekat

rumahnya. Pasien sendiri adalah anak tunggal dan istrinya adalah anak kedua dari 2

bersaudara. Kakak dari istri pasien sudah meninggal karena kecelakaan.

Saat ini pasien bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan swasta di daerah

Senen. Sedangkan istri pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Jadwal kerja pasien

berubah-ubah antara siang dan malam, tergantung jadwal shift jaga dari kantornya.

Setiap hari pasien pergi bekerja dengan menggunakan satu-satunya motor yang ia

miliki. Pasien tidak pernah menggunakan masker saat menyetir motornya. Pasien

berasal dari Solo tepatnya di kota Sukoharjo, dan sudah merantau ke Jakarta sejak

tahun 2008. Sedangkan istri pasien berasal dari Jakarta. Mereka sudah menikah sejak

tahun 2009.

Pasien tinggal di sebuah kontrakan di daerah Kampung Sumur, Klender,

Jakarta Timur. Kontrakan pasien berada tidak jauh dari rumah mertuanya, kurang

lebih sekitar 30 meter jaraknya. Kontrakan pasien berderet-deret bersebelahan dengan

Page 15: Pak Sudung

15

kontrakan lainnya, lebar jalan pada depan kontrakan pasien hanya dapat di lewati oleh

1 motor saja.  Kontrakan tersebut berukuran kurang lebih 2 meter x 8 meter. Dengan 1

ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 dapur kecil, dan 1 toilet. Ventilasi rumah pasien sudah

cukup baik, terdapat 1 jendela besar pada depan ruang tamu pasien dan jendela di

dapur serta kamar mandi pasien. Pencahayaan matahari di rumah pasien baik. Tanpa

sinar lampu, pada siang hari masih dapat membaca . Langit-langit rumah pasien

terbuat dari triplek dan pada langit-langit dapur , langit-langitnya terbuat dari bahan

yang tembus cahaya sinar matahari, namun terkadang saat hujan air dapat bocor .

Lantai kontrakan pasien adalah keramik, lantainya bersih , kuat, tidak licin dan mudah

di bersihkan. Dinding kontrakan pasien tegak, lurus dan kuat serta tidak lembab. Jarak

septic tank lebih dari 10 meter dari sumber air. Setiap hari pasien membuang sampah

ke pembuangan sampah yang berjarak 30 meter dari kontrakan pasien. Kamar tidur

pasien dengan anaknya tidak terpisah. Di dalam kamar tidur pasien terdapat 2 buah

pintu yang menghubungkan kamar tidur dengan dapur, dan kamar tidur dengan ruang

tamu. Pintu hanya tertutup kain , sehingga privasi kurang. Pasien mengatakan bahwa

pasien menggunakan air sumur untuk kebutuhan mandi, dan mencuci. Air sumur pada

kontrakannya bersih, tidak berwarna, tidak berbau, namun seringkali terdapat endapan

tanah pada bagian dasar dari ember/bak penampungan air tersebut. Jamban di rumah

pasien adalah jamban jongkok, jamban tidak berbau, tidak kotor dan tidak terdapat

lalat atau binatang lainnya.

Sebulannya biaya kontrakan pasien adalah Rp 550.000 , jumlah itu belum di

tambah dengan iuran biaya air sumur untuk kebutuhan mandi dan mencuci sebesar Rp

30.000/ bulan dan biaya listrik yang berkisar sekitar 50.000-100.000/bulan.

Gaji pasien selama 1 bulan adalah Rp Rp 2.750.000 , pasien mengaku

menggunakan gajinya untuk membayar kontrakan, memenuhi kebutuhan sehari-hari,

dan sisanya di tabung untuk sekolah anak dan bila ada keperluan mendadak.  Sehari-

hari untuk makan, istri pasien hanya memasak nasi, sedangkan untuk lauk-pauknya,

biasanya pasien ataupun istrinya membeli dari warteg. Pasien mengaku bahwa ia

sering membeli lauk pauk yang digoreng, berminyak dan pedas untuk makanan

sehari-harinya.

Untuk minum di rumah, pasien memiliki dispenser kecil , dengan air galon

aqua. Pasien memiliki kulkas kecil di ruang tamunya, dan kasur kecil untuk duduk

bersama anggota keluarga sebagai pengganti sofa. Selama ini pasien sering malas

minum obat bila sakit, sebab ia sulit menelan tablet dan harus di bantu dengan

Page 16: Pak Sudung

16

makanan yang banyak baru tablet tersebut dapat tertelan. Istri pasien sering

mengingatkan pasien bila pasien belum minum obat bila sakit namun terkadang

pasien tidak menurut. Hubungan sosial pasien dengan keluarga harmonis dan baik,

istri pasien sangat memperhatikan pasien dan anaknya. Begitu juga hubungan pasien

dengan tetangga sekitar juga baik, dan harmonis.

Page 17: Pak Sudung

17

GENOGRAM

Keterangan:

: Laki-laki

Page 18: Pak Sudung

18

: Perempuan

: Pasien

:Meninggal

Page 19: Pak Sudung

19

DATA ANGGOTA KELUARGA YANG TINGGAL SERUMAH

No Nama Umur Jenis kelamin Pekerjaan Riwayat

Penyakit

1. Didik Kasihanto 31 tahun Laki-laki Satpam Faringitis

Akut

2. Desy 29 tahun Perempuan Ibu rumah

tangga

Sehat

3. Diara Aditama 5 tahun Laki-laki Belum

bersekolah

Sehat

PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital termasuk status gizi

Kesadaran : kompos mentis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Tinggi badan : 165 cm

Berat badan : 60 kg

IMT : BB/(TB)2 = 60 / (1,65)2 = 22,03

Status gizi : Normal

Kriteria :

Kurang : < 18,5

Normal : 18,5-22,9

Lebih : > 23

Pra obes : 23-24,9

Obese Kelas I : 25-29,9

Obese Kelas II: >30

Tanda vital

o Tekanan darah : 120/80 mmhg

o Nadi : 90x/menit

o Pernapasan : 25x/menit

o Suhu : 38.6 0c

Page 20: Pak Sudung

20

B. Status Generalis

Kepala :Normochepali, rambut hitam , distribusi merata, rambut

kuat dan tidak rapuh

Mata :Sklera ikterik (-/-) , konjungtiva anemis (-/-) , refleks

cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung

(+/+), ukuran pupil 3mm/3mm ,isokor, lensa jernih (+/+),

kornea jernih, iris utuh, bentuk mata normal ( tidak ada

strabismus, tidak ada kelainan kelopak mata, alis mata dan

bulu mata )

Telinga :Liang telinga lapang/lapang, serumen (-/-), sekret (-/-),

tidak terdapat merah, bengkak dan nyeri tekan pada kedua

telinga

Hidung :Tidak terdapat deformitas, cavum nasi lapang, sekret (-/-),

mukosa hidung merah muda

Tenggorokan :Mukosa faring hiperemis, uvula di tengah, arkus faring

simetris dan hiperemis, Tonsil T1, warna merah muda,

tidak di temukan adanya ulkus, membran, pelebaran

pembuluh darah dan tumor.

Gigi dan mulut :Bibir tidak sumbing, tidaktidak terdapat karies dan

maloklusi pada gigi, warna gigi kuning, gusi tidak

membengkak dan tidak tampak hiperemis, lidah di

tengah, tidak terdapat lesi pada rongga mulut dan

sekitarnya.

Leher :JVP 5 -1 cm, trakea di tengah, kelenjar tiroid

dalam batas normal.

KGB : Preauricular (-/-)

Auricular posterior (-/-)

Oksipital (-/-)

Tonsilar (-/-)

Submandibular (-/-)

Page 21: Pak Sudung

21

Submental (-/-)

Servical superficial (-/-)

Servical posterior (-/-)

Servical profunda (-/-)

Supraclavicular (-/-)

Paru

Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris, tidak terdapat deviasi,

tidak terdapat retraksi sela iga

Palpasi : vokal fremitus teraba simetris

Perkusi :paru kiri-kanan (sonor/sonor)

batas paru-hati ICS 6 linea midclavicula dextra

batas paru-lambung ICS 7 linea axilaris anterior

sinistra

Tidak terdapat peranjakan paru

Auskultasi :Vesikuler kanan dan kiri, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi :Iktus kordis tidak terlihat, tidak terlihat bendungan vena pada dinding

dada

Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari di bawah areola mammae sinistra

Perkusi : Batas jantung Kanan ICS 5 linea midsternalis

Batas jantung kiri ICS 6 linea midclavicula sinistra

Auskultasi : S1>S2 pada katup mitral dan tricuspid

Page 22: Pak Sudung

22

S2>S1 pada katup aorta dan pulmonal

Tidak terdapat bunyi jantung lain di luar bunyi jantung 1 dan 2

Abdomen

Inspeksi :Tampak datar, umbilicus tidak menonjol, vena melebar (-), perubahan

warna kulit (-), massa (-), Striae (-), sikatriks (-), selulit (-).

Auskultasi :Bising usus (+), normal 6x/menit

Perkusi :Timpani di seluruh lapang abdomen

Palpasi :Hepar, limpa, tidak teraba membesar. Nyeri tekan dan nyeri tekan lepas(-)

Defence muscular (-)

Urologi

Inspeksi : Suprapubik tampak datar

Palpasi : Nyeri tekan suprapubik (-)

Perkusi : Pekak, nyeri ketuk suprapubik (-), nyeri ketuk CVA (-/-)

Ekstremitas

Atas :Akral Hangat, capilary refill time < 2 detik, edema (-), jejas dan

kelainan bentuk (-)

Bawah :Akral Hangat, capilary refill time < 2 detik, edema (-), jejas dan

kelainan bentuk (-)

Tulang belakang : tidak terdapat kelainan

Pemeriksaan Neurologi : tidak ada kelainan

Refleks fisiologis ++/++

Page 23: Pak Sudung

23

Refleks patologis -/-

Rangsang meningen -/-

Saraf kranial dan sesnorik normal

Kekuatan motorik

55555 55555

55555 55555

Anus , Rektum dan Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan ( karena tidak ada indikasi )

C. Pemeriksaan penunjang

Lakukan pemeriksaan darah lengkap

Hemoglobin normal : pria 13-16 g/dL dan wanita 12-14 g/dL

Hematokrit normal : pria 40-48 % dan wanita 37-43%

Leukosit normal: 5.000-10.000 /µL

Trombosit normal: 150.000-400.000/ µL

Eritrosit normal: pria 4.5-5.5 juta/ µL dan wanita 4.0-5.0 juta/ µL

Indeks eritrosit ( VER, HER, KHER ) normal : VER 82-92fL, HER 27-31

pg, VER 31-36 g/dL

Laju Endap Darah normal: pria < 10 mm dan wanita < 15 mm

Hitung jenis leukosit normal : 0-1/1-3/2-6/50-70/20-40/2-8

Pada faringitis biasanya LED dan Leukosit meningkat.

PERUMUSAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

Diagnosis Holistik

A. ASPEK PERSONAL

Keluhan utama : sakit menelan

Kekhawatiran : pasien khawatir sakit yang di derita semakin parah dan

lama tidak bekerja

Harapan : pasien berharap keluhannya hilang dan dapat beraktivitas

kembali

Page 24: Pak Sudung

24

B. ASPEK KLINIS

Diagnosa kerja : Faringitis Akut

Diagnosa banding : laringitis, tonsillitis.

Status gizi : Normal

Terapi :

Amoxicilin tablet 500 mg 3x sehari 10 tablet

Paracetamol tablet 500 mg 3x sehari 10 tabet

Vitamin c tablet 250 mg 1 x sehari 5 tablet

Ambroksol tablet 30 mg 3x sehari 10 tablet

C. ASPEK RESIKO INTERNAL

Pasien menyukai makan makanan pedas dan berminyak

Pasien memiliki kebiasaan merokok

Pekerjaan pasien yang kadang malam dan pagi hari, sehingga jam tidur pasien tidak

teratur

pasien yang pergi bekerja menggunakan motor namun tidak pernah menggunakan

masker.

Pasien hampir tidak pernah berolahraga.

D. ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA

Pengeluaran pasien akan bertambah sebentar lagi oleh karena kelahiran anak kedua

pasien pada bulan Juni pertengahan nanti.

Pasien harus mempersiapkan biaya kelahiran anaknya.

Pasien harus mempersiapkan biaya anak pertamanya untuk masuk ke taman bermain

Kepedulian pasien yang rendah terhadap kesehatannya, dilihat dari makanan dan

rokok yang di konsumsinya serta tidak menggunakan masker saat pergi bekerja

Pasien terkadang tidak mau menuruti nasihat istrinya untuk rajin minum obat bila

sakit, semua karena pasien malas minum obat sebab ia sulit menelan tablet, harus di

bantu dengan makanan.

Page 25: Pak Sudung

25

Hubungan pasien dengan keluarga baik , begitu juga dengan tetangga sekitar

kontrakan pasien

E. DERAJAT FUNGSIONAL

Derajat satu: Pasien tidak memiliki keterbatasan beraktifitas dan masih dapat

melakukan pekerjaan sendiri

Page 26: Pak Sudung

26

IV. RENCANA TINDAK LANJUT DAN INTERVENSI

RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN

No Kegiatan Rencana Intervensi Sasaran Waktu Sasaran yang

diharapkan

1. Aspek

Personal

Evaluasi:

Keluhan, kekhawatiran,

dan harapan pasien

Edukasi:

- Memberikan

informasi mengenai

penyakit yang

dialami oleh pasien,

penyebab , gejala

klinis, pengobatan,

prognosis serta

pencegahannya

- Meyakinkan pasien

bahwa penyakitnya

di berikan

pengobatan dan

memberi edukasi

untuk meminum

obat secara rutin,

terutama antibiotik

harus di habiskan.

Pasien

dan

keluargan

ya

45

menit

- Keluhan dan

kehawatiran

keluarga pasien

berkurang

- Pasien dan

keluarga

memahami dan

mengerti

tentang

penyakit, gejala,

pencegahan dan

pengobatan atas

penyakit yang

dialami oleh

pasien

2 Aspek Evaluasi: Pasien 3 hari - Pasien dapat

Page 27: Pak Sudung

27

klinis

Faringitis

Akut

Pemeriksaan tanda vital

dan fisik umum

Terapi:

•Amoxicilin tablet 500 mg

3x sehari 10 tablet

•Paracetamol tablet 500 mg

3x sehari 10 tabet

•Vitamin c tablet 250 mg 1

x sehari 5 tablet

•Ambroksol tablet 30

mg 3x sehari 10 tablet

sadar betul

mengenai

penyakit serta

faktor resikonya

dan mau

berusaha untuk

minum obat

secara teratur

dan benar-benar

menjalankan

terapinya

dengan baik

- Keluhan pasien

dapat berkurang

3. Aspek

Resiko

Internal

Edukasi:

- Memberitahukan

kepada pasien

untuk mengurangi

makan makanan

pedas , berminyak

dan minum air es.

- Memberitahukan

kepada pasien

untuk mengurangi

konsumsi rokok

- Memberitahukan

kepada pasien

untuk mengguakan

masker setiap kali

pergi menggunakan

motor .

Pasien 3 hari - Pasien memiliki

kesadaran untuk

memperbaiki

gaya hidup dan

pola makan

pasien

- Pasien memiliki

kesadaran untuk

minum obat

sesuai ketetuan

yang sudah di

anjurkan oleh

dokter

- Pasien dapat

mengurangi

makan makanan

yang berminyak

Page 28: Pak Sudung

28

- memberitahukan

kepada pasien

resiko-resiko

penyakit yang dapat

timbul jika pasien

tidak merubah

kebiasaannya

- memberitahukan

kepada pasien agar

obat antibiotiknya

di habiskan.

- Memberitahukan

kepada pasien

untuk terbuka

terhadap keluarga

- Memberitahuan

dan memotivasi

kepada pasien

untuk mau hidup

lebih sehat, makan

makanan yang lebih

bergizi seperti

memperbanyak

buah dan sayur dan

berolahraga ringian

seperti jalan pagi

minimal 30 menit,

minimal 3 kali

seminggu

, pedas dan

konsumsi air es

berlebihan.

4. Aspek

psikososial,

Edukasi:

Tetap menjalin hubungan

Pasien

dan

3 hari Hubungan pasien

dengan keluarga tetap

Page 29: Pak Sudung

29

keluarga,

dan

lingkungan

pasien

baik dengan anggota

keluarga

keluarga

pasien

terjalin baik dan

harmonis.

TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI

Tanggal Intervensi yang di lakukan, diagnosis

holistik dan rencana selanjutnya

Pertemuan ke-1

Rabu, 27 Mei 2015

Saat kedatangan yang pertama dilakukan

beberapa hal yaitu:

1. Mengucapkan salam,

memperkenalkan diri dan menjalin

hubungan yang baik dengan pasien

2. Melakukan anamnesis mulai dari

dientitas sampai riwayat psikososial

ekonomi dan melakukan

pemeriksaan fisik

3. Menjelaskan tujuan tindakan yang

akan dilakukan dan mempersiapkan

alat yang di gunakan

4. Memastikan pasien mengerti

prosedur pemeriksaan.

5. Meminta persetuuan pemeriksaan

kepada pihak pasien

6. Membuat diagnosis holistik kepada

pasien

7. Menyusun penatalaksanaan

masalah yang dialami pasien dan

keluarga

Intervensi yang di berikan

1. Memberitahu pasien tentang

penyakit, faktor resiko dan

Page 30: Pak Sudung

30

pencegahan

2. Memberikan motivasi kepada

pasien

3. Memberitahukan kepada pasien

bahwa obat harus di minum secara

teratur sesuai aturan yang

dianjurkan

4. Mengedukasi gaya hidup pasien

Pertemuan ke -2

Jumat, 29 Mei 2015

Intervensi yang diberikan

1. Melakukan anamnesis untuk

mengevaluasi penyakit pasien

2. Memeriksa kembali keadaan fisik

pasien untuk mengevaluasi

penyakit pasien

3. Megevaluasi intervensi yang

diberikan sebelumnya

4. Mengingatkan untuk melanjutkan

terapi yang sudah di berikan.

5. Memantau terus pasien agar obat di

minum rutin sampai habis

Pertemuan ketiga

Sabtu, 30 mei 2015

Intervensi yang diberikan :

1. Melakukan anamnesis untuk

mengevaluasi penyakit pasien

2. Memeriksa kembali keadaan fisik

pasien untuk mengevaluasi

penyakit pasien

3. Megevaluasi intervensi yang

diberikan sebelumnya

4. Memotivasi pasien agar tetap

menjaga kesehatan, mengatur pola

makan yang baik

Page 31: Pak Sudung

31

Kesimpulan Penatalaksanaan pasien dalam binaan pertama

Diagnosis holistik pada saat berakhirnya pembinaan pertama

Aspek personal :Sakit menelan. Pasien khawatir Sakit menelan, batuk dan

demam yang di derita semakin parah dan lama tidak

bekerja. Pasien berharap keluhannya hilang dan dapat

beraktivitas kembali.

Aspek klinis :Faringitis akut

Status gizi :Normal

Aspek Resiko Internal :Pasien menyukai makan makanan pedas dan berminyak,

Pasien memiliki kebiasaan merokok , Pekerjaan pasien

yang kadang malam dan pagi hari, sehingga jam tidur

pasien tidak teratur, Pasien yang pergi bekerja

menggunakan motor namun tidak pernah menggunakan

masker.

Aspek Psikososial dan lingkungan :Pengeluaran pasien akan bertambah sebentar lagi

oleh karena kelahiran anak kedua pasien pada

bulan juni pertengahan nanti. Pasien harus

mempersiapkan biaya kelahiran anaknya. Pasien

harus mempersiapkan biaya anak pertamanya

untuk masuk ke taman bermain. Kepedulian

pasien yang rendah terhadap kesehatannya, dilihat

dari makanan dan rokok yang di konsumsinya

serta tidak menggunakan masker saat pergi

bekerja. Pasien terkadang tidak mau menurut

nasihat istrinya untuk rajin minum obat bila sakit,

semua karena pasien malas minum obat sebab ia

Page 32: Pak Sudung

32

sulit menelan tablet, harus di bantu dengan

makanan. Hubungan pasien dengan keluarga baik

, begitu juga dengan tetangga sekitar kontrakan

pasien

Derajat fungsional: Derajat satu yaitu Pasien tidak memiliki ketrbatasan beraktifitas

dan masih dapat melakukan pekerjaan sendiri

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien

Pasien mau mengikuti anjuran dokter untuk menjaga pola hidupnya dengan baik

(mengurangi makan makanan pedas dan berminyak , berolahraga ringan teratur dan

memakai masker saat mengendarai motor)

Pasien mau mengikuti anjuran dokter untuk beristirahat cukup .

Pasien dan keluarga dapat diajak bekerja sama untuk menyelesaikan masalah

kesehatan pasien, istri pasien bersedia mengingatkan pasien minum obat dan juga

bersedia mengurangi membeli makanan yang pedas dan berminyak

Pasien dalam keadaan ekonomi dan emosional yang cukup.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien

Pasien sulit menelan obat tablet, dan harus di bantu oleh makanan. Oleh sebab itu

kadang pasien malas minum obat.

Pasien suka sekali minum air es dan tidak suka minum air putih biasa

Pasien sulit mengurangi rokok

Pasien tidak dapat mengontrol makannya.

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya

Memonitor gaya hidup dan kebiasaan pasien

Memonitor perkembangan penyakit pasien

Memberikan informasi terus untuk dapat mengurangi minum air es, makan makanan

pedas dan berminyak, dan merokok serta menggunakan masker saat mengendarai

motor

Page 33: Pak Sudung

33

Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien untuk mengkonsumsi makanan yag

lembut dan mudah di telan , serta minum air hangat.

Melakukan aktivitas jasmani ringan seperti jalan pagi setelah sembuh

Home visit Rabu, 27 Mei 2015

Nama KU KT RPD RPK RKP Pemeriksaan fisik

Didik

Kasihanto

Batuk Sakit

menelan

dan

demam

Sering

mengalami

keluhan

seperti ini

Tidak ada

keluhan

yang

sama di

keluarga

pasien

Pasien sering

makan

makanan

yang

berminyak,

pedas dan

suka minum

air es. Pasien

memiliki

kebiasaan

merokok 1

bungkus

sehari, dan

tidak

menggunaka

n masker saat

mengendarai

motor.

TD: 120/80 mmhg

N : 90x/menit

RR: 25x/menit

S: 38.6 0c

Tenggorokan:

faring hiperemis

Paru: DBN

PEMERIKSAAN FISIK ( STATUS GENERALIS)

Kepala Dalam batas normal

Mata Dalam batas normal

Telinga Dalam batas normal

Page 34: Pak Sudung

34

Hidung Dalam batas normal

Tenggorokan Mukosa faring hiperemis, arcus faring

hiperemis

Gigi dan mulut Dalam batas normal

Leher Dalam batas normal

KGB Dalam batas normal

Paru Dalam batas normal

SOSIAL

ASPEK Yang di

observasi

Baik Cukup Kurang Tidak

baik

Tidak

bisa

di

nilai

Keterangan

Sosial Hubungan

antar

keluarga

V Anggota keluarga

sering berkumpul

bersama-sama

Hubungan

dengan

tetangga

V Pasien dan anggota

keluarga memiliki

hubungan yang baik

dengan tetangga

Spiritual Melakukan

ibadah

V Pasien sering sholat

bersama dengan

anggota keluarga

Pergi ke

tempat

ibadah

V Setiap jumat pasien

sholat ke masjid

dengan anak lelakinya

EKONOMI

Yang di observasi Ya Tidak Keterangan

Page 35: Pak Sudung

35

Kepala keluarga bekerja V Kepala keluarga ( pasien)

bekerja sebagai satpam di

sebuah perusahaan

Mempunyai kendaraan pribadi V Memiliki sebuah sepeda

motor

Tinggal di rumah pribadi V Pasien tinggal di kontrakan

Pendapatan perbulan V Pendapatan perbulan hasil

gaji dari pasien sendiri

Anak bisa sekolah V Anak pasien tahun ini masuk

sekolah taman bermain

Mempunyai alat elektronik

dirumah

V TV, Rice cooker, dispenser,

televisi, lampu, kipas angin.

Mempunyai alat komunikasi V Handphone.

EDUKASI

-Teratur minum obat

-Mengingatkan untuk melakukan pola makan dan gaya hidup sehat

-Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien untuk mengkonsumsi makanan yang lembut

dan mudah di telan , serta minum air hangat .

- Memberitahukan pasien untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, sebelum

dan sesudah menyiapkan makanan dan jangan membuang dahak sembarangan. Bila batuk di

tutup, bila perlu menggunakan masker agar tidak menulari anggota keluarga lainnya.

-Mengurangi minum air es, makan makanan pedas dan berminyak, dan merokok serta

menggunakan masker saat mengendarai motor.

Page 36: Pak Sudung

36

Home Visit Hari Jumat, 29 Mei 2015

Nama KU KT RPD RPK RKP Pemeriksaan

fisik

Didik

Kasihanto

Batuk Sakit

menelan

dan

demam

Sering

mengalami

keluhan

seperti ini

Tidak ada

keluhan

yang sama

di

keluarga

pasien

Pasien sering

makan

makanan

yang

berminyak,

pedas dan

suka minum

air es. Pasien

memiliki

kebiasaan

merokok 1

bungkus

sehari, dan

tidak

menggunakan

masker saat

mengendarai

motor.

TD: 120/80

mmhg

N : 80x/menit

RR:

20x/menit

S: 37.8 0c

Tenggorokan:

faring

hiperemis

Paru: DBN

PEMERIKSAAN STATUS GENERALIS

Kepala Dalam batas normal

Mata Dalam batas normal

Telinga Dalam batas normal

Hidung Dalam batas normal

Page 37: Pak Sudung

37

Tenggorokan Mukosa faring hiperemis

Gigi dan mulut Dalam batas normal

Leher Dalam batas normal

KGB Dalam batas normal

Paru Dalam batas normal

EDUKASI

- Mengingatkan pasien untuk teratur minum obat

- Mengingatkan pasien untuk menjaga pola hidup sehat, makan makanan yang sehat

- Mengurangi makan makanan yang pedas dan berminyak.

- Mengurangi minum air es

- Memberitahukan pasien untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,

sebelum dan sesudah menyiapkan makanan dan jangan membuang dahak sembarangan.

Bila batuk di tutup, bila perlu menggunakan masker agar tidak menulari anggota keluarga

lainnya.

- Makan makanan yang lembut dan hangat.

- Mengurangi rokok

- Menggunakan masker saat mengendarai motor

- Istirahat cukup

Page 38: Pak Sudung

38

Home visit hari Sabtu, 31 Mei 2015

Nama KU KT RPD RPK RKP Pemeriksaan

fisik

Didik

Kasihanto

Batuk Sakit

menelan

dan

demam

Sering

mengalami

keluhan

seperti ini

Tidak ada

keluhan

yang sama

di

keluarga

pasien

Pasien sering

makan

makanan

yang

berminyak,

pedas dan

suka minum

air es. Pasien

memiliki

kebiasaan

merokok 1

bungkus

sehari, dan

tidak

menggunakan

masker saat

mengendarai

motor.

TD: 120/80

mmhg

N : 77x/menit

RR: 21

x/menit

S: 36.5 0c

Tenggorokan:

DBN

Paru: DBN

Kepala Dalam batas normal

Mata Dalam batas normal

Telinga Dalam batas normal

Hidung Dalam batas normal

Tenggorokan Dalam batas normal

Gigi dan mulut Dalam batas normal

PEMERIKSAAN STATUS GENERALIS

Page 39: Pak Sudung

39

Leher Dalam batas normal

KGB Dalam batas normal

Paru Dalam batas normal

EDUKASI:

- Mengingatkan pasien untuk menjaga pola hidup sehat, makan makanan yang sehat

- Mengurangi makan makanan yang pedas dan berminyak.

- Mengurangi rokok

- Memberitahukan pasien untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,

sebelum dan sesudah menyiapkan makanan dan jangan membuang dahak sembarangan.

Bila batuk di tutup, bila perlu menggunakan masker agar tidak menulari anggota keluarga

lainnya.

- Menggunakan masker saat mengendarai motor

- Makan banyak makanan bergizi, sayur dan buah

- Memberikan informasi ke keluarga pasien mengenai kondisi pasien saat ini, dan

membutuhkan peran keluarga demi kesehatannya

Page 40: Pak Sudung

40

DOKUMENTASI

Page 41: Pak Sudung

41

Kamar Mandi

Pakaian kotor

Kamar Tidur

Dapur

Page 42: Pak Sudung

42

V. PENUTUP DAN KESIMPULAN

Langit-langit rumah

Bersama pasien dengan istri dan anaknya

Page 43: Pak Sudung

43

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan, pasien mengalami penyakit

Faringitis Akut. Penyakit tersebut dipengaruhi oleh agent penyebab, perilaku dan kebiasaan serta

lingkungan di sekitar pasien. Penanganan kasus dilakukan dalam perspektif kedokteran keluarga

dengan cara memberikan intervensi dan edukasi guna membantu menatalaksana penyakit pasien

secara holistik dari berbagai aspek .

Daftar Pustaka

Page 44: Pak Sudung

44

1 Tanto, Chris dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. Jilid 2. Media Aesculapius Fakultas

Kedokteran UI

2Hing Esther et all. National Hospital Ambulatory Medical Care Survey: 2006 Outpatient

Department Summary .National Health Statistics Reports. Division of Health Care Statistics:

2008

3Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2013. Riset

Kesehatan Dasar. RISKESDAS 2013

4 Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Edisi:6. Jakarta: EGC, 2005.

5 Kumar V, Cotran RS, dan Robbins SL. Buku Ajar Patologi. Volume:1. Edisi: 7.Jakarta: EGC ;

2007

6 Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Buku Ajar

Mikrobiologi Kedokteran. Edisi revisi Jakarta; Binarupa AksaraPublisher; 2010

7 Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadribata K M, Setiati S. Buku Ajar IlmuPenyakit

Dalam. Volume II. Edisi V. Jakarta; Interna Publishing;2009


Recommended