+ All Categories
Home > Documents > SNI 03-6575-2001

SNI 03-6575-2001

Date post: 06-Jul-2018
Category:
Upload: hansjenny
View: 5,500 times
Download: 1,165 times
Share this document with a friend

of 32

Transcript
  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    1/32

    SNI 03-6575-2001Kembali

    Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan

    pada bangunan gedung.

    1. Ruang ing!up.

    1.1. Petunjuk teknis sistem pencahayaan buatan dimaksudkan untuk digunakan

    sebagai pegangan bagi para perancang dan pelaksana pembangunan gedung didalam

    merancang sistem pencahayaan buatan dan sebagai pegangan bagi para pemilik/pengelola

    gedung didalam mengoperasikan dan memelihara sistem pencahayaan buatan.

    1.2.  Agar diperoleh sistem pencahayaan buatan yang sesuai dengan syarat

    kesehatan, kenyamanan, keamanan dan memenuhi ketentuan yang berlaku untuk bangunan

    gedung.

    1.3. Standar ini mencakup persyaratan minimal sistem pencahayaan buatan dalam

    bangunan gedung.

    2. "cuan.

    a). National Electric Code (NEC).

    b). Illuminating Engineering Society (IES).

    c). International Electrotechnical Commission (IEC).

    d). Australian Standard.

    3. Istiah dan de#inisi.

    3.1

    armatur 

    rumah lampu yang digunakan untuk mengendalikan dan mendistribusikan cahaya yang

    dipancarkan oleh lampu yang dipasang didalamnya, dilengkapi dengan peralatan untuk

    melindungi lampu dan peralatan pengendali listrik.

    3.2baast

    alat yang dipasang pada lampu TL dan lampu pelepasan gas untuk membatasi arus listrik

    dalam pengoperasian lampu-lampu tersebut.

    3.3

    !$e#isien depresiasi

    perbandingan antara tingkat pencahayaan setelah jangka aktu tertentu dari instalasi

    pencahayaan digunakan terhadap tingkat pencahayaan pada aktu instalasi baru.

    3.%

    !$e#isien penggunaan

    perbandingan antara !luks luminus yang sampai di bidang kerja terhadap !luks luminus yang

    dipancarkan oleh semua lampu.

    " dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    2/32

    3.5

    renderasi &arna

    e!ek psiko!isik suatu sumber cahaya atau lampu terhadap arna obyek-obyek yang

    diterangi, dinyatakan dalam suatu angka indeks yang diperoleh berdasarkan perbandingan

    dengan e!ek arna sumber cahaya re!erensi pada kondisi yang sama.

    3.6rentang e#i!asi

    rentang angka perbandingan antara !luks luminus dengan daya listrik masukan %lumen/att&.

    3.7

    rugi-rugi baast

    rendemen atau kehilangan daya listrik %dalam att& akibat pemasangan balast .

    3.'

    ting!at pencahayaan

    tingkat pencahayaan pada bidang kerja.

    3.(

    umur indi)idua te!ni!

    sejumlah jam menyala setelah satu lampu mengalami kegagalan.

    3.10

    umur minimum

    umur lampu yang digariskan oleh pabrik, sebagai contoh lampu projektor bioskop.

    3.11

    umur peayanan

    umur lampu setelah !luks luminus turun pada suatu tingkat dimana lampu tersebut masih

    mengkonsumsikan daya listrik secara penuh.

    3.12.

    umur rata-rata

    umur teknis rata-rata dari suatu kelompok lampu.

    3.13

    umur rata-rata pengena

    umur lampu setelah '() dari suatu kelompok lampu mengalami kegagalan yang diuji pada

    laboratorium yang dikontrol kondisi kerjanya.

    %. *riteria +erancangan.

    %.1. Ting!at +encahayaan.

    %.1.1. +erhitungan Ting!at +encahayaan.

    a,. Ting!at +encahayaaan Rata-rata rata-rata,.

    Tingkat pencahayaan pada suatu ruangan pada umumnya dide!inisikan sebagai

    tingkat pencahayaan rata-rata pada bidang kerja. *ang dimaksud dengan bidang kerja

    $ dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    3/32

    ialah bidang horisontal imajiner yang terletak (,+' meter di atas lantai pada seluruhruangan. Tingkat pencahayaan rata-rata rata-rata %lu&, dapat dihitung dengan

    persamaan

    F x k p x k %lu& .%0.".".a&.

    total d

    A

    dimana

    1total 2 1luks luminus total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja

    %lumen&

     A 2 luas bidang kerja %m$&.

    kp 2 koe!isien penggunaan .

    kd 2 koe!isien depresiasi %penyusutan&.

    b,. *$e#isien +enggunaan !p,.

    Sebagian dari cahaya yang dipancarkan oleh lampu diserap oleh armatur, sebagian

    dipancarkan ke arah atas dan sebagian lagi dipancarkan ke arah baah. 1aktor 

    penggunaan dide!inisikan sebagai perbandingan antara !luks luminus yang sampai dibidang kerja terhadap keluaran cahaya yang dipancarkan oleh semua lampu.

    3esarnya koe!isien penggunaan dipengaruhi oleh !aktor

    "&. distribusi intensitas cahaya dari armatur.

    $&. perbandingan antara keluaran cahaya dari armatur dengan keluaran cahaya dari

    lampu di dalam armatur.

    #&. re!lektansi cahaya dari langit-langit, dinding dan lantai.

    0&. pemasangan armatur apakah menempel atau digantung pada langit-langit,

    '&. dimensi ruangan.

    3esarnya koe!isien penggunaan untuk sebuah armatur diberikan dalam bentuk tabel

    yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat armatur yang berdasarkan hasil pengujian dariinstansi terkait. 4erupakan suatu keharusan dari pembuat armatur untuk memberikantabel kp, karena tanpa tabel ini perancangan pencahayaan yang menggunakan armatur 

    tersebut tidak dapat dilakukan dengan baik.

    c,. *$e#isien /epresiasi penyusutan, !d,.

    Koe!isien depresiasi atau sering disebut juga koe!isien rugi-rugi cahaya atau koe!isien

    pemeliharaan, dide!inisikan sebagai perbandingan antara tingkat pencahayaan setelah

     jangka aktu tertentu dari instalasi pencahayaan digunakan terhadap tingkat

    pencahayaan pada aktu instalasi baru.

    3esarnya koe!isien depresiasi dipengaruhi oleh

    "&. kebersihan dari lampu dan armatur.

    $&. kebersihan dari permukaan-permukaan ruangan.

    #&. penurunan keluaran cahaya lampu selama aktu penggunaan.

    0&. penurunan keluaran cahaya lampu karena penurunan tegangan listrik.

    # dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    4/32

    SNI 03-6575-2001

    3esarnya koe!isien depresiasi biasanya ditentukan berdasarkan estimasi. 5ntuk

    ruangan dan armatur dengan pemeliharaan yang baik pada umumnya koe!isien

    depresiasi diambil sebesar (,6.

    d&. 7umlah armatur yang diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan tertentu.

    5ntuk menghitung jumlah armatur, terlebih dahulu dihitung !luks luminus total yang

    diperlukan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan yang direncanakan, dengan

    menggunakan persamaan

    1total 2E x A

    %lumen& 8 %0.".".c %"& 9.k  p x k d

    Kemudian jumlah armatur dihitung dengan persamaan

    F:total 2

    totalF

    1x n

    8 %0.".".c.%$& 9.

    dimana

    1" 2 !luks luminus satu buah lampu.

    n 2 jumlah lampu dalam satu armatur.e&. Tingkat pencahayaan oleh komponen cahaya langsung.

    Tingkat pencahayaan oleh komponen cahaya langsung pada suatu titik pada bidang

    kerja dari sebuah sumber cahaya yang dapat dianggap sebagai sumber cahaya titik,

    dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut

    Ia

    . cos3a

    p 2h 

    2%lu&. 8 0.".".d.%"& 9.

    dimana

    2 intensitas cahaya pada sudut  %kandela& .

    h 2 tinggi armatur diatas bidang kerja %meter&.

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    5/32

    SNI 03-6575-2001

    7ika terdapat beberapa armatur, maka tingkat pencahayaan tersebut merupakan

    penjumlahan dari tingkat pencahayaan yang diakibatkan oleh masing-masing armatur 

    dan dinyatakan sebagai berikut

    total 2 p" = p$ = p# = %lu& . 80.".".d.%$& 9.

    %.1.2. Ting!at +encahayaan 0inimum yang /ire!$mendasi!an.

    Tingkat pencahayaan minimum dan renderasi arna yang direkomendasikan untuk berbagai!ungsi ruangan ditunjukkan pada tabel 0.".$.

    Tabel 0.".$ Tingkat pencahayaan minimum dan renderasi arna yang direkomendasikan

    1ungsi ruanganTingkat

    Pencahayaan%lu&

    Kelompokrenderasi

    arnaKeterangan

    Rumah Tingga Teras >( " atau $?uang tamu "$( @ $'( " atau $?uang makan "$( @ $'( " atau $?uang kerja "$( @ $'( "Kamar tidur  "$( @ $'( " atau $Kamar mandi $'( " atau $apur $'( " atau $( # atau 0

    Perkantoran ?uang irektur #'( " atau $?uang kerja #'( " atau $

    ?uang komputer    #'( " atau $

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    6/32

    SNI 03-6575-2001

    Indu

    Catatan : Keterangan tentang Renderasi warna, lihat tabel 4.4.3.

    %.1.3. Sistem +encahayaan.

    Sistem pencahayaan dapat dikelompokkan menjadi

    a&. Sistem pencahayaan merata.

    Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan yang merata di seluruh ruangan,

    digunakan jika tugas Bisual yang dilakukan di seluruh tempat dalam ruangan

    memerlukan tingkat pencahayaan yang sama.

    Tingkat pencahayaan yang merata diperoleh dengan memasang armatur secara

    merata langsung maupun tidak langsung di seluruh langit-langit.

    b&. Sistem pencahayaan setempat.

    Sistem ini memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang tidak merata. i

    tempat yang diperlukan untuk melakukan tugas Bisual yang memerlukan tingkat

    pencahayaan yang tinggi, diberikan cahaya yang lebih banyak dibandingkan dengan

    sekitarnya. Fal ini diperoleh dengan mengkonsentrasikan penempatan armatur pada

    langit-langit di atas tempat tersebut.

    c&. Sistem pencahayaan gabungan merata dan setempat.

    > dari #$

    ?uang operasi, ruang bersalin. #(( "

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    7/32

    SNI 03-6575-2001

    Sistem pencahayaan gabungan didapatkan dengan menambah sistem pencahayaan

    setempat pada sistem pencahayaan merata, dengan armatur yang dipasang di dekat

    tugas Bisual.

    Sistem pencahayaan gabungan dianjurkan digunakan untuk

    "&. tugas Bisual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang tinggi.

    $&. memperlihatkan bentuk dan tekstur yang memerlukan cahaya datang dari arahtertentu.

    #&. pencahayaan merata terhalang, sehingga tidak dapat sampai pada tempat yang

    terhalang tersebut.

    0&. tingkat pencahayaan yang lebih tinggi diperlukan untuk orang tua atau yang

    kemampuan penglihatannya sudah berkurang.

    %.2. *ebutuhan /aya.

    aya listrik yang dibutuhkan untuk mendapatkan tingkat pencahayaan rata-rata tertentu

    pada bidang kerja dapat dihitung mulai dengan persamaan 0.".".c.%"& yang digunakan untuk

    menghitung armatur. Setelah itu dihitung jumlah lampu yang dibutuhkan dengan persamaan

    :Lampu 2 : Armatur n . 8 0.$.%"& 9.

    aya yang dibutuhkan untuk semua armatur dapat dihitung dengan persamaan

    HTotal 2 :Lampu H" . 8 0.$.%$& 9.

    dimana

    H" 2 daya setiap lampu termasuk 3alast %Hatt&,

    engan membagi daya total dengan luas bidang kerja, didapatkan kepadatan daya

    %Hatt/m$& yang dibutuhkan untuk sistem pencahayaan tersebut.

    Kepadatan daya ini kemudian dapat dibandingkan dengan kepadatan daya maksimum yang

    direkomendasikan dalam usaha konserBasi energi, misalnya untuk ruangan kantor "'

    Hatt/m$

    %lihat Apendiks  A&

    %.3. /istribusi uminansi.

    %.3.1. istribusi luminansi didalam medan penglihatan harus diperhatikan sebagai

    pelengkap keberadaan nilai tingkat pencahayaan di dalam ruangan. Fal penting yang harus

    diperhatikan pada distribusi luminansi adalah sebagai berikut

    a&. ?entang luminasi permukaan langit-langit dan dinding.

    b&. istribusi luminansi bidang kerja.

    c&. :ilai maksimum luminansi armatur %untuk menghindari kesilauan&.

    d&. Skala luminansi untuk pencahayaan interior dapat dilihat pada gambar 0.#.".

    + dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    8/32

    SNI 03-6575-2001

    untuk "((( lu.

    %.3.3. uminansi +ermu!aan angit-angit.

    Luminansi langit-langit adalah !ungsi dari luminansi armatur, seperti yang ditunjukkan pada

    gra!ik gambar 0.#.#.

    ari gra!ik ini terlihat jika luminansi armatur kurang dari "$( kandela/m$

    maka langit-langit

    harus lebih terang dari pada terang armatur. :ilai untuk luminansi langit-langit tidak dapatdicapai dengan hanya menggunakan armatur yang dipasang masuk ke dalam langit-langit

    6 dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    9/32

    SNI 03-6575-2001

    sedemikian hingga langit-langit akan diterangi hampir melulu dari cahaya yang dire!leksikan

    dari lantai.

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    10/32

    SNI 03-6575-2001

    Kesan umum yang berhubungan dengan tingkat pencahayaan yang bermacam-macam dan

    tampak arna yang berbeda dengan lampu !luoresen dapat dilihat pada tabel 0.0.".%$&.

    Tabel 0.0.".%$&. Fubungan tingkat pencahayaan dengan tampak arna lampu

    Tingkat

    pencahayaan

    Lu

    Tampak arna lampu

    Fangat sedang dingin'(( :yaman :etral dingin

    '(( @ "((( 

    "((( @ $((( Stimulasi :yaman :etral

    $((( @ #((( 

    #((( Tidak alami Stimulasi :yaman

    %.%.2. Renderasi 8arna.

    isamping perlu diketahui tampak arna suatu lampu, juga dipergunakan suatu indeks yang

    menyatakan apakah arna obyek tampak alami apabila diberi cahaya lampu tersebut.

    :ilai maksimum secara teoritis dari indeks renderasi arna adalah "((. 5ntuk aplikasi, ada 0

    kelompok renderasi arna yang dipakai dapat dilihat pada tabel 0.0.$.%"&.

    Tabel 0.0.$.%"& Pengelompokan renderasi arna.

    *e$mp$!

    Renderasi 8arna

    Rentang Inde!s Renderasi

    8arna Ra,.Tampa! 8arna

    " ?a 6'

    dingin

    sedang

    hangat

    $ +( ?a 6'

    dingin

    sedang

    hangat

    # 0( ?a +(

    0 ?a 0(

    Tabel 0.0.$ .%$& Eontoh harga ?a dan temperatur arna untuk beberapa jenis lampu.

    ampu Temperatur &arna *, Ra

    1luoresen standar 

    Hhite 0$(( >(

    Cool daylight    >$(( +(

    :u$resen super.

    Harm hite #'(( 6'

    Cool white.   0((( 6'

    Cool daylight.   >'(( 6'

    4erkuri tekanan tinggi. 0"(( '(

    :atrium tekanan tinggi "J'( $'

    Falida 4etal 0#(( >'

    "( dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    11/32

    SNI 03-6575-2001

    %.5. Siau.

    Silau terjadi jika kecerahan dari suatu bagian dari interior jauh melebihi kecerahan dari

    interior tersebut pada umumnya. Sumber silau yang paling umum adalah kecerahan yang

    berlebihan dari armatur dan jendela, baik yang terlihat langsung atau melalui pantulan.  Ada

    dua macam silau, yaitu disability glare yang dapat mengurangi kemampuan melihat, dan

    discomfort glare yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan penglihatan. Kedua macam

    silau ini dapat terjadi secara bersamaan atau sendiri-sendiri.

    %.5.1. Disability Glare Siau yang menyebab!an !etida! mampuan meihat,.

    Disability glare ini kebanyakan terjadi jika terdapat daerah yang dekat dengan medan

    penglihatan yang mempunyai luminansi jauh diatas luminansi obyek yang dilihat. Mleh

    karenanya terjadi penghamburan cahaya di dalam mata dan perubahan adaptasi sehingga

    dapat menyebabkan pengurangan kontras obyek. Pengurangan kontras ini cukup dapat

    membuat beberapa detail penting menjadi tidak terlihat sehingga kinerja tugas Bisual  juga

    akan terpengaruh. Sumber disability glare di dalam ruangan yang paling sering dijumpai

    adalah cahaya matahari langsung atau langit yang terlihat melalui jendela, sehingga  jendela

    perlu diberi alat pengendali/pencegah silau (screening device).

    %.5.2. Discomfort glare Siau yang menyebab!an !etida!nyamanan meihat,.

    Ketidaknyamanan penglihatan terjadi jika beberapa elemen interior mempunyai luminansi

    yang jauh diatas luminansi elemen interior lainnya. ?espon ketidaknyamanan ini dapat

    terjadi segera, tetapi adakalanya baru dirasakan setelah mata terpapar pada sumber silau

    tersebut dalam aktu yang lebih lama. Tingkatan ketidaknyamanan ini tergantung pada

    luminansi dan ukuran sumber silau, luminansi latar belakang, dan posisi sumber silau

    terhadap medan penglihatan. Discomfort glare akan makin besar jika suatu sumber 

    mempunyai luminansi yang tinggi, ukuran yang luas, luminansi latar belakang yang rendah

    dan posisi yang dekat dengan garis penglihatan. Perlu diperhatikan baha Bariabel

    perancangan sistem tata cahaya dapat merubah lebih dari satu !aktor. Sebagai contoh,

    penggantian armatur untuk mengurangi luminansi ternyata juga akan menurunkan luminansi

    latar belakang. :amun demikian, sebagai petunjuk umum, discomfort glare dapat dicegah

    dengan pemilihan armatur dan perletakannya, dan dengan penggunaan nilai re!lektansi

    permukaan yang tinggi untuk langit-langit dan dinding bagian atas.

     Ada dua alternati! sistem pengendalian discomfort glare, yaitu Sistem Pemilihan Armatur dan

    Sistem Baluasi Silau. Kedua sistem ini mempunyai karakteristik dan aplikasi yang berbeda.

    Secara umum, Sistem Pemilihan Armatur dapat digunakan sebagai alternati! dari Sistem

    Baluasi Silau jika nilai ;ndeks Kesilauan yang direkomendasikan untuk aplikasi tertentu

    adalah lebih besar dari "J. ;ndeks kesilauan adalah angka yang menunjukkan tingkat

    kesilauan dari suatu sistem pencahayaan, dimana makin besar nilainya makin tinggi

    pengaruh penyilauannnya. 3erikut ini adalah tabel nilai ;ndeks Kesilauan maksimum yang

    direkomendasikan untuk berbagai tugas Bisual atau jenis interior.

    "" dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    12/32

    SNI 03-6575-2001

    Tabel 0.'.$. :ilai ;ndeks Kesilauan 4aksimum 5ntuk 3erbagai Tugas Gisual dan ;nterior 

    7enis Tugas Gisual atau

    ;nterior dan Pengendalian

    Silau yang ibutuhkan

    ;ndeks

    Kesilauan

    4aksimum

    Eontoh Tugas Gisual dan ;nterior 

    Tugas Bisual kasar atau

    tugas yang tidak dilakukan

    secara terus menerus -

    Pengendalian silau

    diperlukan secara terbatas

    $6

    Perbekalan bahan mentah, pabrik

    produksi beton, !abrikasi rangka baja,

    pekerjaan pengelasan.

    $'

    ;ndustri percetakan, ruang gambar,

    perkantoran, pemeriksaan dan

    pengujian %pekerjaan teliti&

    %.5.3. Sistem +emiihan "rmatur untu! mengurangi discomfort glare.

    Perancang sistem tata cahaya adakalanya harus memilih sistem tata cahaya berdasarkan

    in!ormasi tentang tugas Bisual atau lingkungan yang tidak lengkap. Sebagai contoh, si!at

    pekerjaan yang akan dilakukan di dalam suatu ruangan tidak diketahui, atau  jenis

    permukaan atau detail penyekatan ruangan belum ditentukan pada saat keputusan

    rancangan sistem tata cahaya dibutuhkan. 3ila hal ini terjadi, maka perancang sistem tata

    cahaya harus membuat asumsi berdasarkan pengalamannya. 7ika sistem tata cahaya terdiri

    dari susunan teratur dari satu jenis armatur, maka sistem pemilihan armatur ini dapat

    digunakan.

    Sistem pemilihan armatur ini berdasarkan alasan baha probabilitas terjadinya discomfort 

    glare akan berkurang dengan mengendalikan luminansi dari armatur pada suatu arah

    tertentu, bergantung pada ukuran ruangan dan tingkat pencahayaan yang dibutuhkan.

    Luminansi armatur dapat dibatasi dengan

    a&. merubah luminansi lampu menggunakan metoda pengendalian optis untuk menjaga

    luminansi pada sudut kritis tertentu dalam batas-batas yang direkomendasikan I

    b&. memotong pandangan langsung terhadap lampu menggunakan bahan tak tembus

    cahaya, kisi-kisi %louver & atau bagian permanen dari bangunan

    Perlu diperhatikan baha selain sistem tata cahaya untuk pencahayaan merata, adakalanya

    sistem pencahayaan setempat juga digunakan dalam suatu ruangan. alam hal ini harus

    diperhatikan baha pencahayaan setempat tidak menaikkan probabilitas terjadinya

    "$ dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    13/32

    SNI 03-6575-2001

    discomfort glare dan ini adalah asumsi yang dibuat pada saat menggunakan sistem

    pemilihan armatur pada sistem tata cahaya untuk pencahayaan merata.

    %.5.%. Sistem )auasi Siau

    3eberapa jenis tugas Bisual atau lingkungan interior membutuhkan perhatian yang lebih kritis

    terhadap pengendalian discomfort glare. Fal ini terjadi pada hal-hal berikut ini

    a&. 5kuran ruangan yang besar %dengan indeks ruangan lebih besar dari $& yang berakibatbaha dalam daerah penglihatan normal penghuni ruangan terdapat sejumlah besar 

    armatur.

    b&. Tugas Bisual yang sulit, misalnya, detail obyek yang kecil, kontras yang rendah,

    persepsi %penglihatan& yang cepat, yang membutuhkan perhatian Bisual yang kontinu.

    , "J, $$, $', $6.

    "&CI!SE Chartered Institution of !uilding Services

    Engineering 

    "# dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    14/32

    SNI 03-6575-2001

    5. +emiihan peraatan.

    5.1. ampu.

    5.1.1. Spe!trum 9ahaya.

    alam pemilihan lampu, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu tampak arna yang

    dinyatakan dalam temperatur arna dan e!ek arna yang dinyatakan dalam indeks

    renderasi arna.

    Temperatur arna yang lebih besar dari '#(( KelBin tampak arnanya dingin, ##(( @ '#((

    KelBin tampak arnanya sedang dan lebih kecil dari ##(( KelBin tampak arnanya hangat.

    5ntuk perkantoran di ;ndonesia disarankan memakai temperatur arna lebih besar dari '#((

    KelBin atau antara ##(( @ '#(( KelBin.

    ;ndeks renderasi arna dinyatakan dengan angka ( sampai dengan "((, dimana angka "((

    menyatakan arna benda yang dilihat akan sesuai dengan arna aslinya. Lampu pijar dan

    lampu halogen mempunyai indeks renderasi arna mendekati "((. Penjelasan lebih lanjut

    dapat dilihat pada butir 0.0 perihal kualitas arna cahaya.

    5.1.2. #isiensi ampu.

    !isiensi lampu atau yang disebut juga e!ikasi luminus, menunjukkan e!isiensi lampu daripengalihan energi listrik ke cahaya dan dinyatakan dalam lumen per att %lumen/att&.

    3anyaknya cahaya yang dihasilkan oleh suatu lampu disebut 1luks luminus dengan satuan

    lumen. !ikasi luminus lampu bertambah dengan bertambahnya daya lampu.

    ?ugi-rugi balast harus ikut diperhitungkan dalam menentukan e!isiensi sistem lampu %daya

    lampu ditambah rugi-rugi balast&.

    5.1.3. mur ampu dan depresiasi.

     Ada beberapa cara untuk menentukan umur lampu, antara lain

    a&. 5mur indiBidual teknik.

    b&. 5mur rata-rata.

    c&. 5mur minimum.d&. 5mur rata-rata pengenal.

    7uga perlu dipertimbangkan keekonomisan umur lampu berdasarkan !luks luminus dan umur 

    teknik, yaitu banyaknya jam menyala pada kombinasi antara depresiasi/ pengurangan !luks

    luminus lampu dan kegagalan lampu.

    5mur lampu banyak dipengaruhi oleh hal-hal antara lain temperatur ruang, perubahan

    tegangan listrik, banyaknya pemutusan dan penyambungan pada sakelar, dan  jenis

    komponen bantunya %balast, starter dan kapasitor&.

    5.1.%. ;enis ampu.

    Pada saat sekarang, lampu listrik dapat dikategorikan dalam dua golongan, yaitu lampu

    pijar dan lampu pelepasan gas.

    a&. Lampu pijar.

    "0 dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    15/32

    SNI 03-6575-2001

    Lampu pijar menghasilkan cahayanya dengan pemanasan listrik dari kaat !ilamennya

    pada temperatur yang tinggi. Temperatur ini memberi radiasi dalam daerah tampak

    dari spektrum radiasi yang dihasilkan. Komponen utama lampu pijar terdiri dari

    !ilamen, bola lampu, gas pengisi dan kaki lampu %fitting).

    "&. 1ilamen.

    4akin tinggi temperatur !ilamen, makin besar energi yang jatuh pada spektrum

    radiasi tampak dan makin besar e!ikasi dari lampu. Pada saat ini jenis !ilamen

    yang dipakai adalah tungsten.

    $&. 3ola lampu.

    1ilamen suatu lampu pijar ditutup rapat dengan selubung gelas yang dinamakan

    bola lampu. 3entuk bola lampu bermacam-macam dan juga arna gelasnya.

    3entuk bola %bentuk A&, jamur %bentuk &, bentuk lilin dan lustre dengan bola

    lampu bening, susu atau buram dan dengan arna merah, hijau, biru atau kuning

    %lihat S:; :o. (0-"+(0-"J6J &.

    #&.

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    16/32

    SNI 03-6575-2001

    b,. ampu peepasan gas.

    Lampu ini tidak sama bekerjanya seperti lampu pijar. Lampu ini bekerja berdasarkan

    pelepasan elektron secara terus menerus di dalam uap yang diionisasi. Kadang-

    kadang dikombinasikan dengan !os!or yang dapat berpendar.

    Pada umumnya lampu ini tidak dapat bekerja tanpa balast sebagai pembatas arus

    pada sirkit lampu.

    Lampu pelepasan gas mempunyai tekanan gas tinggi atau tekanan gas rendah. mm dan #6 mm, mempunyai

    bermacam-macam arnaI merah, kuning, hijau, putih, daylight dan lain-lain serta

    tersedia dalam bentuk bulat %TL&.

    Lampu !luoresen mempunyai dua sistem penyalaan, yaitu memakai starter dan tanpa

    starter. Starternya dibahas dalam butir '.$.". Lampu !luoresen jenis tanpa starter 

    antara lain TL-?S, TL-Q dan TL-4.

     Ada dua jenis lampu !luoresen tanpa starter yaitu raid start dan instant start.

    3entuk lampu !luoresen dapat berbentuk miniatur dan ada yang dilengkapi dengan

    balast dan starter dalam satu selungkup gelas dan kaki lampunya sesuai dengan kaki

    lampu pijar . Lampu ini memakai balast elektronik atau balast konBensional dan

    disebut lampu !luoresen kompak.

    Lampu ini mengkonsumsi hanya $') energi dibandingkan dengan lampu pijar untuk

    !luks luminus yang sama serta umurnya lebih panjang.

    5.2. *$mp$nen istri! daam "rmatur.

    5.2.1. Starter.

    a&. 1ungsi.

    5ntuk menyalakan lampu diperlukan starter. Starter diperlukan untuk pemanasan

    aal/preheat dari elektroda lampu dan memberikan tegangan puncak yang tinggi

    sehingga cukup untuk memicu pelepasan elektron di dalam lampu. Setelah penyalaan

    terjadi, starter harus berhenti menghasilkan tegangan puncak tersebut.

    b&. 7enis Starter.

     Ada dua jenis Starter untuk lampu !luoresen, yaitu +low switch starter dan Starter 

    elektronik.

    "> dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    17/32

    SNI 03-6575-2001

    "&. +low Switch starter.

    Starter terdiri dari satu atau dua elektrode bimetal berada didalam tabung gelas

    yang tertutup berisi gas mulia. Starter dipasang paralel terhadap lampu

    sedemikian sehingga jika starter terhubung maka arus pemanas aal dapat

    melalui elektroda-elektroda lampu.

    Pada saat pembukaan kembali, arus melalui balast diinterupsi, yang

    menyebabkan tegangan puncak pada elektroda-elektroda cukup tinggi untuk

    menyalakan lampu. Tegangan puncak minimal yang dipersyaratkan adalah 6((

    G dan nilai rata-rata tegangan puncak antara "(((G dan "$((G.

    7ika elektroda lampu tidak cukup panas atau tegangan puncak tidak cukup tinggi,

    starter glo sitch akan memulai lagi proses penyalaan sampai lampu menyala.

    7ika lampu tidak menyala %misalnya pada akhir umur lampu& starter akan terus

    berkedip sampai tegangan listrik putus atau sampai elektroda dari glo sitch

    starter melekat bersama. Starter dilengkapi dengan kapasitor yang paralel

    dengan elektrode starter untuk mencegah inter!erensi radio.

    $&. Starter elektronik.

    3ekerjanya starter elektronik sama seperti starter jenis glow switch starter .

    Sitsing tidak berasal dari elektroda bimetal tetapi dari komponen elektronik di

    dalam balast. Sirkit elektronik dalam starter memberikan aktu pemanasan aalyang tepat %",+ detik& untuk elektroda lampu dan sesudah itu didapat tegangan

    pemanas yang tepat yang menjadikan penyalaan lampu secara optimum.

    Starter elektronik mempunyai sirkit integrasi yang membuat starter tidak bekerja

    setelah beberapa kali percobaan penyalaan yang tidak berhasil, maka hal ini

    disebut keadaan tanpa kedip (,-licer freeD&. Starter elektronik juga mempunyai

    alat pendeteksi pemanasan lebih, yang memutuskan starter jika terlalu panas.

    Starter elektronik dapat memperpanjang umur lampu !luoresen hingga $').

    5mur dari starter !luoresen dinyatakan dalam jumlah kali penyalaan (,switches/).

    Pada saat ini glow switch starter mempunyai umur "'.((( switches atau lebih,

    sedang starter elektronik mempunyai umur "((.((( switches atau lebih.

    5.2.2. *apasit$r.

    a&. ;nstalasi.

     Ada dua jenis instalasi kapasitor untuk lampu !luoresen

    "&. Kapasitor paralel kompensasi, digunakan untuk memperbaiki !aktor daya, dan

    dipasang paralel terhadap jaringan listrik. alam hal terjadi kegagalan kapasitor 

    yang dipasang paralel akibat sirkit terbuka atau hubung pendek, tidak

    mempengaruhi kinerja lampu. Pemeriksaan rutin disarankan untuk arus listrik

    dan !aktor daya %cos  &.

    $&. Kapasitor seri digunakan dalam rangkaian kapasiti! atau sirkit ganda. alam hal

    kegagalan kapasitor yang dipasang seri, akan mempunyai pengaruh pada kinerja

    lampu.

    Secara normal setiap instalasi lampu perlu di kompensasikan dengan kapasitans yang

    mempunyai nilai kapasitansi tertentu.

    b&. 7enis kapasitor.

     Ada dua jenis kapasitor yang dipergunakan saat ini

    "+ dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    18/32

    SNI 03-6575-2001

    "&. 7enis basah (wet).

    Kapasitor bentuk basah yang tersedia saat ini adalah jenis ,Non "C! oil D yang

    dilengkapi dengan pemutus internal untuk menjaga bila terjadi kegagalan

    sehingga tidak mengakibatkan kapasitor menjadi pecah atau kebocoran minyak.

    $&. 7enis kering (dry).

    Kapasitor jenis kering yang tersedia saat ini adalah Ckapasitor !ilm metalD.Kapasitor ini relati! baru digunakan dalam industri perlampuan dan belum

    tersedia dalam berbagai aplikasi. Kapasitor kering tidak direkomendasikan pada

    pemakaian instalasi seri karena kerugian dayanya tinggi.

    #&. Toleransi tegangan dan temperatur.

    Sebaiknya kapasitor digunakan dengan tegangan yang tepat. Toleransi tegangan

    yang diijinkan untuk instalasi kapasitor paralel adalah $'(G , toleransi

    kapasitansinya maksimum "() dan untuk instalasi kapasitor seri toleransi

    tegangan yang diijinkan adalah 0'(G, toleransi kapasitansinya maksimum 0).

    Temperatur pemakaian kapasitor yang dipersyaratkan secara normal adalah dari$'

    (E sampai dengan 6'

    (E.

    0&. 5mur.

    5mur kapasitor tergantung pada tegangan kapasitor dan temperatur kotakpembungkus kapasitor. 7ika kapasitor dipergunakan masih dalam ketentuan

    yang dipersyaratkan, kapasitor akan mampu mencapai umur "( tahun, sama

    dengan umur balastnya.

    '&. ?esistor pelepasan muatan listrik.

    Kapasitor untuk penggunaan lampu harus mempunyai resistor pelepasan muatan

    listrik yang dihubungkan paralel terhadap terminal untuk menjamin tercapainya

    tegangan kapasitor kurang dari '( G dalam aktu " menit setelah pemutusan

    daya listrik. alam keadaan tertentu apabila dipersyaratkan tingkat keselamatan

    lebih tinggi digunakan resistor sehingga dicapai tingkat tegangan #'G dalam

    aktu " menit.

    5.2.3. 4aast.

    a,. :ungsi.

    Sebagai komponen pembatas arus.

    b,. ;enis.

    7enis balast terdiri dari

    1,. 4aast resist$r.

    Pada kondisi kerja yang stabil, balast ini memerlukan pasokan tegangan dua kali

    lebih besar dari kebutuhan tegangan lampu. Fal ini berarti '() daya listrik

    diboroskan oleh balast dan akhirnya penggunaannya menjadi tidak ekonomis.

    2,. 4aast indu!ti# atau choke.

    %a&. 3alast indukti! %choke& terdiri dari sejumlah lilitan kaat tembaga pada inti

    besi yang dilaminasi, bekerjanya dengan prinsip induktansi sendiri.

    "6 dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    19/32

    SNI 03-6575-2001

    %b&. ;mpedansi balast harus dipilih sesuai pasokan tegangan listrik, !rekuensi,

     jenis dan tegangan lampu, agar arus lampu berada pada nilai yang tepat.

    engan kata lain, setiap jenis lampu mensyaratkan tegangan pada

    chokenya sendiri untuk memperoleh impedansi balast yang diinginkan.

    %c&. ?ugi panas terjadi melalui resistansi ohmik dari lilitan dan histerisis pada

    inti besi.

    %d&. Keuntungan pemakaian balast ini sebagai berikut

    %"& ?ugi daya cukup rendah dibandingkan jenis balast resistor.

    %$& Sirkit lebih sederhana dimana balast dihubungkan seri dengan

    lampu.

    %e&. Kerugian pemakaian balast ini

    %"& Adanya ketinggalan !asa dari arus terhadap tegangan, sehingga

    diperlukan koreksi !aktor daya.

    %$& Arus aal cukup tinggi yaitu ",' kali lebih besar dari arus pengenal.

    %#& Peka terhadap !luktuasi tegangan %tegangan listrik naik turun,menyebabkan arus masuk ke lampu juga berBariasi&.

    %!&. Penandaan dan spesi!ikasi.

    %"& Setiap balast yang akan digunakan harus mencantumkan

    i& Tanda keaslian, seperti nama pabrik, model, nomor re!erensi,

    negara asal dan kode produksi.

    ii& Pasokan tegangan, !rekuensi dan arus nominal.

    iii& 7enis lampu dengan daya pengenal.

    iB& 7enis penyalaan dengan diagram instalasi dan tegangan

    puncak bila melebihi "'(( G.

    B& Temperatur lilitan %T & dan kenaikan temperatur yang diijinkan

    % T&.

    Bi& Penampang maksimum kabel listrik.Eontoh 0 , berarti 0 mm

    $.

    Bii& Simbol resmi yang dikenal dari badan serti!ikasi seperti S:;

    %;ndonesia&, G %7erman&, K4A %3elanda&. 3ila diperlukan

    tanda E untuk keselamatan.

    Biii& Tanda 1 jika balast memenuhi persyaratan ;E-1, yang

    berarti balast dapat dipasang langsung pada permukaan yang

    dapat menyala normal.

    %$& alam brosur atau sejenisnya, harus mencantumkan

    i& 3erat.

    ii& 5kuran keseluruhan dan pemasangan.

    iii& 1aktor daya %P1 atau cos &.

    "J dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    20/32

    SNI 03-6575-2001

    iB& :ilai kompensasi kapasitor dan tegangannya untuk cos

    (,6'.

     Arus utama nominal dan arus kerja (running u& dengan atau tanpa

    koreksi !aktor daya.

    #&. 3alast elektronik.

    3alast ini bekerja pada sistem !rekuensi tinggi %0igh -re1uency 2 F1&. Sistembalast elektronik terintegrasi dalam suatu kotak, dimana di dalamnya terdapat

    komponen - komponen elektronik yang terdiri dari beberapa blok, yaitu lo pass

    !ilter, konBerter AE/E, generator F1 dan pengendali lampu.

    %a&. *ow ass filter , mempunyai 0 %empat& !ungsi

    %"& 4embatasi distorsi harmonik.

    %$& 4embatasi radio harmonik.

    %#& 4emproteksi komponen elektronik terhadap tegangan listrik yang

    tinggi.

    %0& 4embatasi arus ,inrushD.

    %b&. KonBerter AE/E, terdiri dari jembatan dioda yang ber!ungsi mengubah

    tegangan AE menjadi tegangan E. KonBerter juga berisi buffer caacitor yang diperlukan oleh tegangan E. !uffer caacitor menentukan bentuk

    arus lampu dan arus listrik.

    %c&.

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    21/32

    SNI 03-6575-2001

    !&. ketahanan terhadap timbulnya ledakan dan kebakaran.

    g&. kebisingan yang ditimbulkan.

    5.3.2. /istribusi Intensitas 9ahaya.

    ata distribusi intensitas cahaya pada umumnya dinyatakan dalam suatu diagram polar yang

    berupa kurBa-kurBa yang memberikan hubungan antara besarnya intensitas terhadap arah

    dari intensitas tersebut. 5ntuk armatur yang memancarkan distribusi cahaya yang simetrishanya diperlukan diagram polar pada satu bidang Bertikal yang memotong armatur melalui

    sumbu armatur.

    5ntuk armatur yang tidak simetris, misalnya armatur lampu 1luoresen %TL&, paling sedikit

    diperlukan $ diagram polar, masing-masing pada bidang Bertikal yang terletak memanjang

    melalui sumbu armatur dan bidang Bertikal yang tegak lurus pada sumbu tersebut %lihat

    gambar '.#.$.&.

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    22/32

    SNI 03-6575-2001

    b&. Klasi!ikasi berdasarkan proteksi terhadap debu dan air.

    Kemampuan proteksi menurut klasi!ikasi S:; (0-($($-"J6+ dinyatakan dengan ;P

    ditambah dua angka. Angka pertama menyatakan perlindungan terhadap debu dan

    angka kedua terhadap air. Eontoh ;P '' menyatakan armatur dilindungi terhadap debu

    dan semburan air.

    Tabel '.#.#.b. Klasi!ikasi proteksi terhadap debu dan air sesuai S:; :o. (0-($($ N "J6+.

    angka

    pertama

    Tingkat proteksi   angka

    keduaKeterangan Keterangan

    (

    Tidak ada pengamanan terhadap

    sentuhan dengan bagian yang

    bertegangan atau bergerak di dalam

    selungkup peralatan.

    Tidak ada pengamanan terhadap

    peralatan terhadap masuknya benda

    padat dari luar .

    Tidak ada pengamanan

    (

    "

    Pengamanan terhadap sentuhan secara

    tidak disengaja oleh bagian tubuh

    manusia yang permukaannya cukup

    luas misalnya tangan, dengan bagian

    yang bertegangan atau bergerak di

    dalam selungkup peralatan.

    Pengamanan terhadap masuknya benda

    padat yang cukup besar.

    Pengamanan terhadap tetesan air 

    kondensasi

    Tetesan air kondensasi yang  jatuh

    pada selungkup peralatan tidak

    merusak peralatan tersebut ."

    $

    Pengamanan terhadap sentuhan jari

    tangan dengan bagian bertegangan atau

    bergerak di dalam selungkup peralatan .

    Pengamanan terhadap masuknya benda

    padat yang cukup.

    Pengamanan terhadap tetesan air

    Eairan yang menetes tidak

    membaa akibat buruk alaupun

    selungkup peralatan berada dalam

    kedudukan miring "'(

    segala arah,

    terhadap sumbu Bertikal.

    $

    #

    Pengamanan terhadap masuknya alat,

    kaat atau sejenis dengan tebal lebih

    dari $,' mm.

    Pengamanan terhadap masuknya benda

    padat ukuran kecil.

    Pengamanan terhadap hujan.

    7atuhnya air hujan dengan arah

    sampai dengan >((

    terhadap Bertikal

    tidak merusak.

    #

    0

    Pengamanan terhadap masuknya alat,

    kaat atau sejenis dengan tebal lebih

    dari " mm.

    Pengamanan terhadap masuknya benda

    padat ukuran kecil.

    Pengamanan terhadap percikan

    Percikan cairan yang datang dari

    segala arah tidak merusak.   0

    '

    Pengamanan secara sempurna

    terhadap sentuhan dengan bagian yang

    bertegangan atau bergerak di dalam

    selungkup peralatan.Pengamanan terhadap endapan debu

    yang bisa membahayakan dalam hal ini

    Pengamanan terhadap semprotan

    air

     Air yang disemprotkan dari segala

    arah tidak merusak.

    '

    $$ dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    23/32

    SNI 03-6575-2001

    debu masih bisa masuk tapi tidak

    sedemikian banyak sehingga dapat

    mengganggu keadaan kerja peralatan.

    >

    Pengamanan secara sempurna

    terhadap sentuhan dengan bagian yang

    bertegangan atau bergerak di dalam

    selungkup peralatan.

    Pengamanan terhadap keadaan di

    geladak kapal %peralatan Kedap air 

    geladak kapal&

     Air badai laut tidak masuk ke dalam

    selungkup peralatan.

    >

    Pengamanan terhadap rendaman

    air

     Air tidak masuk ke dalam selungkup-

    selungkup peralatan dengan kondisi

    tekanan dan aktu tertentu.

    +

    Pengamanan terhadap rendaman

    air.

     Air tidak dapat masuk ke dalam

    selungkup peralatan dalam aktu

    yang terbatas, sesuai dengan

    perjanjian antara pemakai danpembuat.

    6

    c&. Klasi!ikasi berdasarkan proteksi terhadap kejutan listrik.

    Tabel '.#.#.c Klasi!ikasi menurut E.. terhadap jenis proteksi listrik.

    Kelas armatur  Pengamanan Listrik

    (  Armatur dengan insulasi !ungsional, tanpa pentanahan,

    ; Paling tidak mempunyai insulasi !ungsional, terminal

    untuk pembumian

    ;; 4empunyai insulasi rangkap, tanpa pentanahan.

    ;;;  Armatur yang direncanakan untuk jaringan listrik

    tegangan rendah.

    Catatan : CEE = International Commission for Comformity Certification of Electrical Equipment.

    d&. Klasi!ikasi berdasarkan cara pemasangan.

    3erdasarkan cara pemasangan, armatur dapat dikelompokkan menjadi

    "&. armatur yang dipasang masuk ke dalam langit-langit.

    $&. armatur yang dipasang menempel pada langit-langit.

    #&. armatur yang digantung pada langit-langit.

    0&. armatur yang dipasang pada dinding.

    '&. dan lain-lain.

    5.3.%. #isiensi 9ahaya.

    7umlah cahaya yang dipancarkan oleh armatur akan selalu lebih kecil dari pada  jumlah

    cahaya yang dipancarkan oleh lampu di dalam armatur tersebut. Perbandingan antara kedua

     jumlah cahaya ini disebut e!isiensi cahaya dari armatur.

    $# dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    24/32

    SNI 03-6575-2001

    3esarnya e!isiensi cahaya dipengaruhi oleh penyerapan cahaya yang terjadi di dalam

    armatur, misalnya oleh penutup armatur untuk meneruskan cahaya yang terlalu buram, dan

    oleh permukaan dalam armatur, re!lektor yang kurang mere!leksi cahaya.

    5.3.5. 4ising yang di!euar!an $eh "rmatur.

    Komponen listrik yang dapat menimbulkan bising adalah balast. Sehingga dalam pemilihan

    balast perlu diperhatikan tingkat bising yang dikeluarkannya.

    Selain balast, bising dapat pula dikeluarkan oleh armatur yang terintegrasi dengan di!!user 

    dari sistem tata udara %integrated armatur &. 3esarnya tingkat bising dipengaruhi oleh ukuran

    lubang udara suplai dan kecepatan udara keluar melalui lubang udara tersebut.

    Tingkat bising yang dikeluarkan oleh seluruh armatur yang berada dalam suatu ruangan,

    tidak boleh melebihi kriteria bising %Noise Criteria NC) seperti ditunjukkan pada lampiran $.

    6. +engu7ian< +eng$perasian dan +emeiharaan.

    6.1. +enguian.

    Pengujian kinerja sistem pencahayaan dimaksudkan untuk mengetahui dan atau menilai

    kondisi suatu sistem pencahayaan apakah masih, sudah atau belum memenuhi standar atau

    ketentuan pencahayaan yang berlaku.

    Pengujian dimaksudkan untuk memeriksa, mengamati dan mengukur

    a& Tingkat pencahayaan %Lu&.

    b& ;ndeks kesilauan.

    Sebagaimana diuraikan terdahulu, tingkat pencahayaan dari suatu sumber cahaya buatan

    dipengaruhi oleh banyak !aktor antara lain posisi pemasangan, umur lampu, pemeliharaan

    dan tegangan listrik. emikian juga tingkat kesilauan dipengaruhi oleh pemasangan dan

    penggunaan armatur, penempatan lampu, posisi pengamat terhadap sumber cahaya dan

    kontras serta luminansi.

    6.1.1. +engu7ian Ting!at +encahayaan.

    Tingkat pencahayaan dihitung dengan menggunakan persamaan 0.".". engan

    menggunakan Lu-meter tingkat pencahayaan untuk bidang kerja diukur secara horisontal+' cm di atas permukaan lantai, sedangkan untuk suatu luasan tertentu, tingkat

    pencahayaan diperoleh dengan mengambil nilai rata-rata dari beberapa titik pengukuran.

    Tingkat pencahayaan yang diperlukan disesuaikan dengan jenis kegiatan yang dilakukan.

    Tingkat pencahayaan yang digunakan tidak boleh lebih kecil dari nilai yang ditetapkan dalam

    Tabel 0.".$

    Perlu diperhatikan baha cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya tidak semua

    sampai pada bidang kerja karena sebagian dipantulkan dan diserap oleh dinding, lantai dan

    peralatan lain dalam ruangan tersebut. 7uga cahaya yang dipancarkan itu !luks luminusnya

    akan menurun dari aktu ke aktu karena !aktor kebersihan armatur dan lampu, umur dan

    pengaruh turunnya tegangan listrik.

    $0 dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    25/32

    SNI 03-6575-2001

    6.1.2. +engu7ian Ting!at *esiauan.

    Silau dapat mengakibatkan terganggunya kemampuan penglihatan dan juga dapat

    menyebabkan keletihan, perasaan tidak nyaman serta dapat pula menurunkan semangat

    kerja.

    Silau terutama disebabkan oleh beberapa hal, baik yang berasal dari sumber cahaya seperti

    matahari, cahaya lampu maupun re!leksi dari obyek yang mengkilat.

    1aktor yang mempengaruhi silau adalah luminanasi, bsarnya sumber cahaya, posisi

    pengamat terhadap sumber cahaya, letak sumber cahaya yang terdapat di depan sudut

    penglihatan dan kontras antara permukaan terang dan gelap.

    Silau yang langsung disebabkan oleh sumber cahaya buatan dapat dihindari dengan

    memakai armatur yang dilengkapi kisi-kisi, juga pemasangan lampu perlu diupayakan untuk

    tidak melintang di depan pengamat.

    Sampai saat ini, standar atau ketentuan indeks kesilauan belum diterapkan, sehingga untuk

    maksud pengujian belum ada nilai yang dianjurkan.

    Semua lampu yang berada pada sudut pandang 0'(

    @ 6'(

    akan menimbulkan silau, dan

    untuk menghindarinya luminansi harus dikurangi.

    6.2. +eng$perasian .

    Pada pengoperasian instalasi sistem pencahayaan dalam suatu bangunan, maka

    perencanaan penempatan alat pengendali perlu mendapatkan perhatian sehingga tata

    cahaya dapat dikendalikan dengan baik.

    6.2.1. +enempatan "at *endai.

    a&. Semua alat pengendali pencahayaan harus ditempatkan pada tempat yang mudah

    dilihat dan dijangkau.

    b&. Sakelar yang melayani meja/tempat kerja, bila mudah dijangkau merupakan bagian

    armatur yang digunakan untuk menerangi meja/tempat kerja tersebut.

    c&. Sakelar yang mengendalikan sistem pencahayaan pada lebih dari satu lokasi tidak

    boleh dihitung sebagai tambahan jumlah sakelar pengendali.

    d&. Setiap ruangan yang terbentuk karena pemasangan partisi harus dilengkapi sedikitnya

    satu sakelar 2N32-- .

    e&. ?uangan dengan luas maksimum #( m$

    harus dilengkapi dengan satu sakelar untuk

    satu macam pekerjaan atau satu kelompok pekerjaan.

    !&. Setiap sakelar maksimum melayani total beban daya sebagaimana dianjurkan pada

    P5;L edisi terakhir.

    6.2.2. +engendaian Sistem +encahayaan.

    a&. Semua sistem pencahayaan bangunan harus dapat dikendalikan secara manual atau

    otomatis kecuali yang terhubung dengan sistem darurat.

    b&. Pencahayaan luar bangunan dengan aktu pengoperasian terus menerus kurang dari

    $0 jam, sebaiknya dapat dikendalikan secara otomatis dengan timer hotocell , ataugabungan keduanya.

    $' dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    26/32

    SNI 03-6575-2001

    c&. Armatur-armatur yang letaknya paralel terhadap dinding luar pada arah datangnya

    cahaya alami dan menggunakan sakelar otomatis atau sakelar terkendali harus  juga

    dapat dimatikan dan dihidupkan secara manual.

    d&. aerah dimana pencahayaan alami tersedia dengan cukup, sebaiknya dilengkapi

    dengan sakelar pengendali otomatis yang dapat mengatur penyalaan lampu sesuai

    dengan tingkat pencahayaan yang dirancang.

    e&. 3erikut ini adalah hal-hal yang tidak diatur dalam ketentuan pengendalian sistem

    pencahayaan

    "&. Pengendalian pencahayaan yang mengatur suatu daerah kerja yang luas secara

    keseluruhan dimana kebutuhan pencahayaan dan pengendali dipusatkan

    ditempat lain %termasuk lobi umum dari perkantoran, Fotel, ?umah Sakit, Pusat

    belanja, dan gudang&.

    $&. Pengendalian otomatis atau pengendalian yang dapat diprogram.

    #&. Pengendalian yang memerlukan operator terlatih.

    0&. Pengendalian untuk kebutuhan keselamatan dan keamanan daerah berbahaya.

    6.3. +emeiharaan.

    Pemeliharaan terhadap sistem pencahayaan dimaksudkan untuk menjaga agar kinerjasistem selalu berada pada batas-batas yang ditetapkan sesuai perancangan, dan untuk

    memperoleh kenyamanan. 7ika !aktor pemeliharaan ini dilakukan sejak tahap perancangan,

    maka beban listrik dan biaya aal dapat diminimalkan. Pemeliharaan ini mencakup

    penggantian lampu-lampu dan komponen listrik dalam armatur yang rusak/putus atau sudah

    menurun kemampuannya, pembersihan armatur dan permukaan ruangan secara terjadal.

    Sistem pencahayaan membutuhkan pemeliharaan, karena tanpa melakukan ini maka kinerja

    sistem akan berkurang. 1luks luminus lampu akan berkurang dengan bertambahnya umur 

    sampai akhirnya CputusD. Kecepatan penurunan kinerja ini berbeda untuk setiap jenis lampu.

    Selain itu, akumulasi debu pada lampu, armatur dan permukaan ruangan juga akan

    menurunkan 1luks luminus yang akan diterima oleh bidang kerja. Agar tindakan

    pemeliharaan pada sistem tata cahaya terjamin pelaksanaannya, maka pemilik atau

    pengelola bangunan sebaiknya memiliki buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan

    sistem tata cahaya bangunan. 3uku ini berisi data dan in!ormasi lengkap mengenai sistem

    listrik untuk tata cahaya yang mencakup

    a&. iagram satu garis dari sistem listrik bangunan.

    b&. iagram skematik pengendalian sistem listrik untuk sistem pencahayaan.

    c&. a!tar peralatan listrik yang beroperasi pada bangunan terutama untuk pencahayaan.

    d&. a!tar pemakaian listrik untuk pencahayaan sesuai dengan jumlah lampu dan jenisnya.

    e&. a!tar jenis dan karakteristik dari setiap lampu yang digunakan.

    !&. a!tar urutan pemeliharaan.

    engan adanya buku manual yang berisi in!ormasi ini, tindakan pemeliharaan dan

    pengendalian untuk sistem pencahayaan dapat dilakukan dengan baik.

    $> dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    27/32

    SNI 03-6575-2001

    6.3.1. +enurunan :u!s uminus.

     Ada dua !aktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan aktu penggantian lampu

    yaitu I penurunan !luks luminus lampu dan probabilitas CputusDnya lampu.

    Penilaian terhadap dua !aktor ini sangat tergantung pada jenis lampu yang dipakai.

    5ntuk lampu yang menggunakan !ilamen tungsten %lampu pijar, lampu halogen dan lampu

    pelepasan tekanan tinggi jenis merkuri tungsten& umumnya akan putus sebelum !luks

    luminusnya turun secara drastis. Mleh karena itu aktu penggantian lampu-lampu jenis ini

    lebih ditentukan oleh probabilitas CputusDnya lampu itu sendiri. Sedangkan untuk jenis lampu

    pelepasan lainnya pada umumnya sebelum CputusC akan mengalami penurunan !luks

    luminus secara drastis. engan demikian aktu penggantian ditentukan oleh penurunan

    !luks luminus dan probabilitas CputusDnya lampu. :amun, meskipun lampu masih dapat

    menyala, sebaiknya diganti apabila penurunan !luks luminus secara ekonomis sudah tidak

    menguntungkan % >()&.

    6.3.2. +enurunan *iner7a "rmatur.

    Kinerja armatur berangsur-angsur menurun dengan bertambahnya aktu. Fal ini disebabkan

    oleh

    a&. akumulasi debu atau kotoran lain pada permukaan re!raktor maupun re!lektor, danb&. perubahan arna pada kedua permukaan tersebut akibat bertambahnya umur, karena

    radiasi cahaya lampu atau korosi.

    Kecepatan penurunan kinerja ini tergantung pada jumlah dan komposisi debu di udara dan

     jenis armaturnya.

    Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan jadal pemeliharaan/pembersihan armatur.

    Pada umumnya untuk menentukan jadal ini, !aktor biaya, kesesuaian aktu pelaksanaan

    dan e!isiensi sistem pencahayaan menjadi !aktor-!aktor yang harus diperhitungkan. Sebagai

    petunjuk, pada umumnya pembersihan dilakukan minimal setahun sekali %meskipun untuk

    tempat-tempat tertentu hal ini tidak cukup&. Akan lebih baik apabila aktu pembersihan ini

    dilakukan bersamaan aktunya dengan aktu penggantian lampu.

    6.3.3. +emeiharaan +ermu!aan-permu!aan Ruangan.Lapisan debu dan kotoran yang menempel pada seluruh permukaan ruangan %dan kaca&

    akan mengurangi !aktor re!leksi %dan transmisi& cahaya yang berarti akan menurunkan

    tingkat pencahayaan di dalam ruangan tersebut.

    Kecepatan penurunan !aktor re!leksi %dan !aktor transmisi& berBariasi bergantung pada

    a,. Te!stur +ermu!aan.

    5ntuk permukaan yang mengkilap %glossy & dan agak mengkilap %semi glossy &, maka

    penurunannya akan lebih lambat dari pada permukaan CkasarD %matt & dan lebih mudah

    dibersihkan.

    b,. *emiringan +ermu!aan.

     Akumulasi debu pada permukaan Bertikal tidak secepat akumulasi pada permukaan

    horisontal.

    c&. Lokasi bangunan dan kegiatan yang dilakukan di dalam ruangan.

    $+ dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    28/32

    SNI 03-6575-2001

    d&. Pengaruh kondisi lingkungan %misalnya hujan&.

    e&. 7adal pembersihan dan renoBasi.

    Satu hal yang perlu diingat baha tingkat pencahayaan pada bidang kerja diperoleh dari

    pencahayaan langsung armatur dan pencahayaan di!us pantulan pada langit-langit dan

    dinding. Mleh karena itu, pengaruh akumulasi debu pada permukaan terhadap tingkat

    pencahayaan pada bidang kerja akan lebih besar pada ruangan yang tidak menggunakanarmatur dengan distribusi cahaya langsung.

    $6 dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    29/32

    SNI 03-6575-2001

    "pendi!s "

    Tabel A" aya listrik maksimum untuk pencahayaan yang diijinkan

    7enis ruangan bangunan

    aya pencahayaan maksimum

    H/m$

    %termasuk rugi-rugi balast&

    ?uang kantor "'

     Auditorium $'

    Pasar Salayan $(

    $te

    Kamar tamu "+

    aerah umum $(

    Rumah Sa!it

    ?uang Pasien. "'

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    30/32

    SNI 03-6575-2001

    Tabel A# aya pencahayaan maksimum untuk jalan dan lapangan. &

    $!asi/aya +encahayaan

    8attm2,

    Tempat penimbunan atau tempat kerja.   $,(

    Tempat untuk aktiBitas santai seperti taman, tempatrekreasi, dan tempat piknik.

    ",(

    7alan untuk kendaraan dan pejalan kaki.   ",'

    Tempat parkir.   $,(

    =,. 3elum termasuk rugi-rugi balast.

    #( dari #$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    31/32

    SNI 03-6575-2001

    "pendi!s 4.

    Rentang "-Sound level dan *riteria N9 untu! beberapa #ungsi bangunan

    :ungsi bangunan

    Rentang

    "-Sound 

    level 

    d4

    Rentang

    !ur)a !riteria

    N9

    Rumah tingga

    ?umah pribadi $' @ #' $( @ #(

    ?umah pribadi #( @ 0( $' @ #'

     Apartemen, $ dan # kamar. #' @ 0' #( @ 0(

    $te

    Kamar hotel. #' @ 0' #( @ 0(

    3allroom, banuet room #' @ 0' #( @ 0(

    Fall, dan koridor, lobi. 0( @ '( #' @ 0'

    (

     Auditorium dan gedung musik

    a untu! !$nsert dan $pera.

    Studio rekaman suara. $( @ #( "' @ $$

  • 8/17/2019 SNI 03-6575-2001

    32/32

    4ibi$gra#i

    % National Electric Code

    4 Iluminating Engineering Society (IES)

    5 International Electrotechnical Commission (IEC)

    6 Australian Standard 

    #$ dari #$


Recommended