STUDI EPIDEMIOLOGI KOKSIDIOSIS PADA SAPI DI BALI
THE EPIDEMIOLOGY STUDY OF CATTLE COCCCIDIOSIS IN BALI
Nyoman Adi Suratma1 ; Ida Bagus Made Oka1 ; I Made Dwinata1 1. Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Email :[email protected]
INTISARI
Koksidiosis adalah penyakit parasitik pada saluran usus yang disebabkan oleh genus Eimeria sp. dan merupakan salah satu penyakit yang paling umum dan penting pada ternak di seluruh dunia. Penyakit ini umumnya menginfeksi ternak-ternak muda, dapat mengakibatkan diare yang berkepanjangan, depresi dan anemi sehingga dapat menghambat pertumbuhan (Radostits et al., 1994). Banyak penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi alamiah, lebih umum terjadi infeksi campuran dari Eimeria sp. Dalam hal ini diketahui 13 spesies Eimeria yang dapat menginfeksi sapi, namun yang dianggap paling pathogen adalah Eimeria bovis dan Eimeria zuernii. Perkembangan koksidiosis pada sapi terutama tergantung pada faktor-faktor seperti spesies Eimeria, usia hewan yang terinfeksi, jumlah ookista tertelan, adanya infeksi bersamaan dan manajemen pemeliharaan (Daugschies dan Najdrowsk, 2005). Dengan demikian, penentuan prevalensi, komposisi spesies, faktor risiko yang terkait dan manajemen hewan sangat berguna dalam merancang strategi pengendalian yang efisien. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional cross sectional di wilayah pulau Bali. Dalam hal ini Bali dibagi menjadi empat strata, yaitu daerah dataran rendah kering dan basah serta daerah dataran tinggi kering dan basah. Pengambilan sampel ternak sapi dilakukan secara purposive dengan jumlah sebanyak 400 ekor ternak sapi (Thrusfield, 2005). Ternak sapi yang dipergunakan sebagai sampel penelitian adalah sapi yang berumur 1 – 12 bulan (kelompok I) dan diatas 12 bulan (kelompok II) yang diambil dari sampel wilayah secara purposif. Untuk menentukan terjadinya infeksi Eimeria sp.dan tingkat infeksi pada sapi dilakukan dengan melakukan pemeriksaan feses dengan metode pengapungan dan metode Mc Master, dilanjutkan dengan melakukan identifikasi dan sporulasi dari ookista yang ditemukan untuk menentukan spesiesnya (Soulsby, 1982). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, prevalensi koksidiosis pada sapi di Bali sebesar 39,75 %, terdapat hubungan yang bermakna (P,0,05) antara kondisi wilayah, umur dan jenis kelamin dengan prevalensi koksidiosis pada sapi di Bali Kata kunci: epidemiologi, koksidiosis, sapi, bali
ABSTRACT Coccidiosis is a parasitic disease of the intestinal tract caused by the genus Eimeria sp. and is one of the most common diseases and important in cattle worldwide. This disease generally infects young cattle can result in prolonged diarrhea, depression and anemia that can inhibit growth (Radostits et al., 1994). Many studies show that, under natural conditions, is more common mixed infection of Eimeria sp. In this case the 13 known species of Eimeria that infect cattle, but which is considered the most pathogenic Eimeria bovis and Eimeria zuernii. The development of coccidiosis in cattle is mainly dependent on factors such as Eimeria species, the age of the infected animals, the number of oocysts ingested, presence of coinfections and maintenance management (Daugschies and Najdrowsk, 2005). Thus, the determination of the prevalence, species composition, associated risk factors and management of animals is very useful in designing an efficient control strategy. Research conducted an observational cross-sectional study in the region of the island of Bali. In this case Bali is divided into four strata, namely the dry and wet lowland and upland areas of dry and wet. Sampling is purposive cattle with a total of 400 head of cattle (Thrusfield, 2005). Cattle were used as the study sample was aged cows 1-12 months (group I) and over 12 months (group II) were taken from the sample purposively region. To determine the level of infection sp.dan Eimeria infection in cattle feces examination conducted by the flotation method and the method of Mc Master, followed by identifying and sporulation of the oocysts were found to determine the species (Soulsby, 1982). The results showed that the prevalence of coccidiosis in cattle in Bali by 39,75 %, there is a significant relationship between the condition of the area, age and gender to the prevalence of coccidiosis in cattle in Bali
Keywords: epidemiology, cocccidiosis, cattle, bali
PENDAHULUAN
Ternak sapi bali adalah merupakan satu plasma nuftah yang sangat
potensial untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan akan protein hewani, karen ternak ini mempunyai tingkat
produktifitas yang tinggi. Namun dalam perkembangannya banyak faktor yang
dapat menghambat produktifitasnya diantaranya faktor penyakit. Salah satu
penyakit parasit yang dapat menghambat pertumbuhan anak sapi adalah
koksidiosis.
Koksidiosis adalah penyakit parasitik pada saluran usus yang disebabkan
oleh genus Eimeria sp. dan merupakan salah satu penyakit yang paling umum dan
penting pada ternak di seluruh dunia. Penyakit ini umumnya menginfeksi ternak-
ternak muda dapat mengakibatkan diare yang berkepanjangan, depresi dan anemi
sehingga dapat menghambat pertumbuhan (Radostits et al., 1994). Banyak
penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi alamiah, lebih umum terjadi infeksi
campuran dari Eimeria sp. Dalam hal ini diketahui 13 spesies Eimeria yang dapat
menginfeksi sapi, namun yang dianggap paling pathogen adalah Eimeria bovis dan
Eimeria zuernii. Perkembangan koksidiosis pada sapi terutama tergantung pada
faktor-faktor seperti spesies Eimeria, usia hewan yang terinfeksi, jumlah ookista
tertelan, adanya infeksi bersamaan dan manajemen pemeliharaan (Daugschies dan
Najdrowsk, 2005). Dengan demikian, penentuan prevalensi, komposisi spesies,
faktor risiko yang terkait dan manajemen hewan sangat berguna dalam merancang
strategi pengendalian yang efisien.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian ini adalah
mengetahui epidemiologi koksidiosis pada sapi di Bali, sehingga diketahui faktor
resiko yang berpengaruh terhadap penyakit ini.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Peneltian yang dilaksanakan merupakan penelitian observasional cross
sectional, dengan memperhatikan beberapa faktor resiko terhadap terjadinya
infeksi Eimeria sp. pada sapi. Adapun faktor resiko yang akan dinalisis
diantaranya, wilayah tempat sapi dipelihara, umur dan jenis kelamin sapi serta
manajemen pemeliharaan sapi.
Sampel Wilayah Penelitian
Sampel wilayah penelitian adalah wilayah di Bali yang dibagi menjadi
empat strata, yaitu dataran rendah basah (Kecamatan Kerambitan Kabupaten
Tabanan dan Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung), dataran rendah kering
(Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem dan Kecamatan Seririt Kabupaten
Buleleng), dataran tinggi basah (Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan dan
Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem) dataran tinggi kering (Kecamatan
Kuta Selatan Kabupaten Badung dan Kecamatan Kintamani Kabbupaten Bangli)
Sampel Sapi
Ternak sapi yang dipergunakan sebagai sampel penelitian adalah sapi yang
berumur 1 – 12 bulan (kelompok I) dan diatas 12 bulan (kelompk II) yang
diambil dari sampel wilayah secara purposif.
Jumlah sampel sapi yang akan diamati ditentukan menurut Thrusfield
(2005) sebagai berikut:
n = 1.962 × Pexp (1- Pexp) / d2
dimana n = ukuran sampel yang diperlukan, Pexp = prevalensi yang diharapkan
(57 %), d = presisi mutlak diinginkan (0.05), n = 377 ekor ≈ 400 ekor sapi
Oleh karena pada setiap setiap sampel wilayah akan diamati 100 ekor sapi..
Isolasi dan Identifikasi Eimeria sp. pada Sapi.
Untuk menentukan adanya infekai pada sapi dilakukan dengan pemeriksaan
feses yang diambil langsung dari rektum, selanjutnya diperiksa dengan metode
pengapungan dan metode Mc Master untuk menentukan intensitas dari infeksi.
Selanjutnya dilakukan identifikasi spesies dari Eimeria, yang dilakukan dengan
melakukan sporulasi ookista Eimeria, selanjutnya dilakukan pengamatan waktu
perkembangan dan morfologi dari ookista (Soulsby, 1982).
Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan analisis Chi square dan
ditentukan resiko relatif dari masing-masing faktor resiko.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Sapi yang Diperiksa
Jumlah sapi yang telah diperiksa pada penelitian ini sebanyak 400 ekor,
yang berasal dari Kecamatan Kuta Selatan, Kecamatan Penebel, Kecamatan
Rendang, Kecamatan Kerambitan, Kecamatan Kubu, Kecamatan Kintamani,
Kecamatan Abiansemal dan Kecamatan Seririt. Sapi-sapi yang diperiksa tersebut
diantaranya terdiri dari 156 ekor sapi jantan dan 244 sapi betina, sedangkan dari
umur sapi ternyata 132 ekor sapi berumur 1-12 bulan dan 268 ekor berumur diatas
12 bulan.
Prevalensi Koksidiosis pada Sapi
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 400 ekor sapi, ternyata 159 ekor
(39,75 %) sapi di Bali terinfeksi koksidia, dengan kisaran 28 % sampai 51 % pada
masing-masing wilayah. Tingginya angka prevalensi ini disebabkan masih
kurangnya sanitasi, karena selain dilepas, dalam pemeliharaan sapi sebagian besar
hanya dikandangkan pada kandang tanah yang tidak pernah dipersihkan seningga
menjadi media yang baik untuk perkembangan dan penularan Eimeria penyebab
koksidiosis.
Hubungan Wilayah dan Prevalensi Koksidiosis
Prevalensi kokdiosis pada sapi didaerah dataran tinggi kering adalah
sebesar 28 %, dataran tinggi basah 35 %, dataran rendah kering 45 % dan daerah
dataran rendah basah sebesar 51 %. Setelah dilakukan analisis, ternyata hanya
prevalensi tampak adanya hubungan yang bermakna (P <0,05) antara kondisi
wilayah dengan dengan prevalensi infeksi koksidia pada sapi di Bali. Hal ini terjadi
karena siklus hidup koksidia sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan kadar air
dari suatu daerah. Selain itu ketinggian daerah juga dapat mempengaruhi, karena
dengan semakin tinggi suatu wilayah maka kemungkinan kadar air dari wilayah
tersebut juga semakin kecil. Dalam hal ini makin tinggi kelembaban, maka
perkembangan ookista dari koksidia di alam akan semakin baik.
Gambar 1. Hubungan wilayah dan prevalensi koksidiosis
Hubungan Umur Sapi dengan Prevalensi Koksidiosis
Setelah dilakukan pengamatan ternyata prevalensi koksidiosis pada sapi
yang berumur 1-12 bulan adalah sebesar 44,7 %, sedangkan pada sapi yang
berumur diatas 12 bulan sebesar 37,31 %. Setelah dilakukan analisis ternyata
tampak adanya hubungan yang bermakna (P <0,05) antara umur sapi dengan
infeksi koksidia pada sapi di Bali. Dalam hal ini prevalensi infeksi koksidia pada
sapi muda lebih tinggi dibandingkan pada sapi dewasa. Hal ini berkaitan dengan
terbentuknya respon imun terhadap infeksi, dimana pada sapi dewasa respon imun
yang terbentuk lebih sempurna dibandingkan pada sapi muda, sehingga daya tahan
0
10
20
30
40
50
60
Tinggi kering
tinggi basah
rendah kering
rendah basah
Prevalensi
sapi umur muda juga lebih rendah dibandingkan sapi dewasa dan kemungkinan
untuk terinfeksi koksidia akan lebih tinggi.
Gambar 2. Hubungan umur sapi dengan prevalensi koksidiosis
Hubungan Jenis Kelamin Sapi dengan Prevalensi Koksidiosis
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa prevalensi koksidiosis pada sapi
jantan sebesar 33,97 %, sedangkan prevalensi pada sapi betina sebesar 43,44 % .
Setelah dilakukan analisis , ternyata keadaan ini menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna (P<0,05) antara jenis kelamin terhadap prevalensi infeki koksidia pada sapi
di Bali, dalam hal ini prevalensi pada sapi betina lebih tinggi dibanding sapi jantan.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena faktor hormonal yang dimiliki oleh hewan
betina, yaitu progesterone yang dapat menurunkan imunitas dari hewan betina,
sehingga lebih mudah untuk terinfeksi penyakit.
32
34
36
38
40
42
44
46
1-12 bln > 12 bln
Prevalensi
Gambar 3. Hubungan jenis kelamin sapi dengan prevalensi koksidiosis
SIMPULAN
Prevalensi koksidiosis pada sapi di Bali sebesar 39,75 %, terdapat
hubungan antara kondisi wilayah, umur dan jenis kelamin dengan prevalensi
koksidiosis pada sapi di Bali
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimaksih kepada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui Direktorat Pendidikan Tinggii yang telah mendanai penelitian ini
melalui Dana Hibah Desentralisasi (BOPTN) tahun Anggaran 2014
DAFTAR PUSTAKA
Abebe R, B. Kumesa, A. Wessene.2008. Epidemiology of Eimeria infections in
calves in Addis Ababa and Debre Zeit Dairy Farms, Ethiopia. Intern. J. Appl. Res. Vet. Med. 6:24-30.
Astiti, L.G.S. 2011. Identifikasi Parasit Internal pada Sapi Bali di Wilayah
Dampingan Sarjana Membangun Desa di Kabupaten Bima. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner.
Alemayehu, A., M. Nuru., T. Belina. 2013. Prevalence of Bovine Coccidia in
Mbolcha District of South Wollo Ethiopia. J.Vet.Med.Anim.Health.
Daugschies, A.., M. Najdrowski.. 2005. Eimeriosis in Cattle: Current Understanding. Journal of Veterinary Medicine
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
jantan betina
Prevalensi
Ernst J.V., and G. W. Benz. 1986. Intestinal coccidiosis in cattle. The veterinary clinics of North America/parasites: epidemiology and control. W.B. Saunders Company, Philadelphia, PA..
Fitriastuti, E.R., 2011. Studi Penyakit Koksidioasis pada Sapi Betina di 9 Propinsi
di Indonesia. Balai Besar Pengujian Mutgu Obat Hewan. Fraser, CM. 2006. The Merck Veterinary Manual, A Hand Book of Diagnosis
Therapy and Disease Prevention and Control for Veterinarians. 7th Ed., Merck and Co. Inc, Rahway, NIT, USA.
Georgi, J. R. 1985. Parasitology for veterinarians. Fourth ed. W. B. Saunders Co.,
Phila. PA. Hammond, M., G. W. Bowman, L. R. Davies, and B. T. Simms. 1946. The
endogenous phase of the life cycle of Eimeria bovis. J. Parasit. 32:409. Levine, 1985. Veterinari Parasitology. Ames Iowa State Univesity Press Pandit, BA.2009. Prevalence of Coccidiosis in Cattle in Kashmir valley. Vet. Scan.
4:16-20. Pascoti, FR., M.A. Lopes1; F. A. Demeu1, C. A. Perazza1; M. F. Pedrosa1; A. M
Guimarães. 2011. Frequency of species of Eimeria in females of the holstein-friesian breed at the post-weaning stage during autumn and winter. Rev. Bras. Parasitol. Vet., Jaboticabal,
Puspa, A.C. 2006. Faktor Resiko Lokasi Peternakan dan Umur terhadap Kejadian
Infeksi Eimeria sp. Pada Sapi Bali di Kabupaten Karangasem: kajian Lintas Seksional. Skripsi FKH IPB.
Radostits OM, Blood DC, Gay CC (1994). Veterinary Medicine. A Textbook of the Diseases of Cattle,Sheep, Pigs, Goats, and Horses. 8th Ed., Bailliere Tindall, Philadelphia.
Rind, R., A.J. Propert AND A.A. Kamboh. 2007. The Incidence of Eimeria
Species in Naturally Infected Calves. International Journal OF Agriculture &Biologi