+ All Categories
Home > Documents > Doc Bab 4 Karakteristik PLC

Doc Bab 4 Karakteristik PLC

Date post: 17-Oct-2015
Category:
Upload: ardiyani-nur-fadila
View: 170 times
Download: 3 times
Share this document with a friend
Description:
plcs

of 19

Transcript
  • 53

    BAB IV KARAKTERISTIK DAN PERANGKAT PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

    PENDAHULUAN Sebuah PLC (Programmable Logic Controller) merupakan sebuah alat yang

    digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem

    kontrol proses konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui

    sensor-sensor terkait), kemudian menentukan aksi apa yang harus dilakukan pada

    instrumen keluaran berkaitan dengan status suatu ukuran atau besaran yang diamati.

    PLC banyak digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya proses pengepakan,

    penanganan bahan, perakitan otomatis dan lain sebagainya. Semakin kompleks proses

    yang harus ditangani, semakin penting penggunaan PLC untuk mempermudah proses-

    proses tersebut.

    Pada bagian ini akan dibahas tentang sejarah perkembangan PLC, komponen-

    komponen dan prinsip kerja PLC, dan perangkat input/output pada PLC. Setelah

    mengikuti pembahasan materi ini, mahasiswa diharapkan akan dapat menjelaskan

    komponen dasar dan prinsip kerja PLC, dan karakteristik dari berbagai perangkat input

    dan output yang biasa digunakan pada PLC.

    4.1 PENGENALAN PLC Berdasarkan pada standar yang dikeluarkan oleh National Electrical

    Manufactures Association (NEMA) ICS3-1978 Part.304 PLC didefinisikan sebagai

    suatu peralatan elektronik yang bekerja secara digital, memiliki memori yang dapat

    diprogram, menyimpan perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi khusus seperti

    logika, sequencing, timing, counting, dan aritmetika untuk mengontrol berbagai jenis

    mesin atau proses. Menurut Bolton (2004), PLC merupakan suatu bentuk khusus

    pengontrol berbasis-mikroprosesor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram

    untuk menyimpan instruksi-instruksi dan untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi

    semisal logika, sequencing, pewaktuan (timing), pencacahan (counting), dan aritmetika

    guna mengontrol mesin-mesin dan proses-proses. Sedangkan menurut Setiawan (2006),

    PLC pada dasarnya adalah sebuah komputer yang khusus dirancang untuk mengontrol

    suatu proses atau mesin. Proses yang dikontrol ini dapat berupa regulasi variabel secara

    kontinyu seperti pada sistem-sistem servo, atau sistem yang melibatkan dua keadaan

  • 54

    (ON/OFF) tetapi dilakukan secara berulang-ulang, seperti pada mesin pengeboran,

    sistem konveyor, dan lain-lain.

    Walaupun istilah PLC secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat

    dikontrol, tetapi pada kenyataanya PLC secara fungsional tidak lagi terbatas pada

    fungsi-fungsi logika saja. Dewasa ini, sudah ada PLC yang dapat melakukan

    perhitungan-perhitungan aritmetika yang relatif kompleks, fungsi-fungsi komunikasi,

    dan lain-lain, sehingga beberapa buku manual hanya menggunakan istilah PC

    (Programmable Controller).

    4.1.1 Sejarah dan Perkembangan PLC

    Secara hitoris, PLC pertama kali dirancang perusahaan General Motor (GM)

    sekitar tahun 1968 untuk menggantikan control relay pada proses sekuensial yang

    dirasakan tidak fleksibel dan berbiaya tinggi. Pada saat itu, hasil rancangan telah benar-

    benar berbasis komponen solid state dan memiliki fleksibilitas tinggi, hanya secara

    fungsional masih terbatas pada fungsi-fungsi kontrol saja.

    Seiring perkembangan teknologi solid state, saat ini PLC telah mengalami

    perkembangan luar biasa, baik pada ukuran, kepadatan komponen serta dari segi

    fungsionalnya. Beberapa peningkatan perangkat keras dan perangkat lunak ini di

    antaranya adalah:

    Ukuran semakin kecil dan kompak.

    Jumlah input/output yang semakin banyak dan padat.

    Beberapa jenis dan tipe PLC dilengkapi dengan modul-modul untuk tujuan

    kontrol kontinu, misalnya modul ADC/DAC, PID, modul Fuzzy, danlain-lain.

    Pemrograman relative semakin mudah. Hal ini terkait dengan perangkat lunak

    pemrograman yang semakin user friendly.

    Memiliki kemampuan komunikasi dan sistem dokumentasi yang semakin baik.

    Jenis instruksi/fungsi semakin banyak dan lengkap.

    Waktu eksekusi program yang semakin cepat.

    Dewasa ini, vendor-vendor PLC umumnya memproduksi PLC dengan berbagai

    ukuran, jumlah input/output, instruksi dan kemampuan lainnya yang beragam. Hal ini

    dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sangat luas, yaitu untuk tujuan

    kontrol yang relative sederhana dengan jumlah input/output (I/O) puluhan, sampai

    kontrol yang kompleks dengan jumlah I/O mencapai ribuan. Berdasarkan jumlah I/O

  • 55

    yang dimilikinya, secara umum PLC dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar

    (Setiawan, 2006:3):

    PLC mikro. PLC dapat dikategorikan mikro jika jumlah I/O-nya kurang dari 32 terminal.

    PLC mini. PLC dapat dikategorikan mini jika jumlah I/O-nya antara 32 sampai 128 terminal.

    PLC large. PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC rack. PLC dapat dikategorikan besar jika jumlah I/O-nya lebih dari 128 terminal.

    Gambar 4.1 memperlihatkan pengelompokan PLC berdasarkan jumlah I/O-nya.

    Gambar 4.1. Pengelompokan PLC berdasarkan jumlah I/O

    Fasilitas, kemampuan, dan fungsi yang tersedia pada setiap kategori PLC pada

    umumnya berbeda satu dengan lainnya. Semakin sedikit jumlah I/O pada PLC maka

    jenis instruksi yang tersedia juga semakin terbatas. Untuk menambah fleksibilitas

    penggunaannya, terutama untuk mengantisipasi perkembangan dan perluasan sistem

    kontrol pada aplikasi tertentu, PLC dengan ukuran mini dan besar umumnya dirancang

    bersifat modular. Artinya, unit input/output PLC berupa modul-modul yang terpisah

    dari rack atau unit CPU seperti pada Gambar 4.2. Unit input/output diskret atau modul-

    modul analog seperti unit kontrol PID, A/D, D/A, dan lain sebagainya yang dapat dibeli

    secara terpisah dari unit CPU PLC tersebut.

    Gambar 4.2. PLC tipe rack yang bersifat modular

  • 56

    4.1.2 Perbandingan PLC dengan Jenis Kontroler Lainnya PLC dengan Control Relay

    Perancangan PLC pada awalnya dimaksudkan untuk menggantikan control relay

    yang tidak fleksibel. Beberapa keuntungan penggunaan PLC relative terhadap control

    relay untuk pengontrolan mesin atau proses, di antaranya:

    Bersifat softwire, artinya fungsi kontrol dapat secara mudah diubah dengan mengganti program dengan software.

    Implementasi proyek cepat. Pengabelan relatif sederhana dan rapi. Monitoring proses terintegrasi.

    PLC dengan Mikrokontroler

    Mikrokontroler pada dasarnya adalah sebuah komputer yang dirancang untuk

    melakukan tugas-tugas kontrol. Secara fungsional, PLC dan mikrokontroler ini hampir

    sama, tetapi secara teknis pengontrolan mesin atau plant dengan mikrokontroler relatif

    lebih sulit. Hal ini terkait dengan perangkat keras dan perangkat lunak dari

    mikrokontroler tersebut. Pengontrolan dengan mikrokontroler memerlukan perancangan

    pengondisi sinyal tambahan pada port input/output-nya, dan umumnya pemrograman

    mikrokontroler ini dilakukan dengan menggunakan bahasa assembler yang relatif lebih

    sulit.

    PLC dengan Personal Computer (PC)

    PLC serupa dengan komputer namun bedanya: komputer dioptimalkan untuk tugas-

    tugas perhitungan dan penyajian data, sedangkan PLC dioptimalkan untuk tugas-tugas

    pengontrolan dan pengoperasian di dalam lingkungan industri.

    Dengan demikian PLC memiliki karakteristik:

    1. Kokoh dan dirancang untuk tahan terhadap getaran, suhu, kelembaban, dan

    kebisingan.

    2. Antar-muka (interface) untuk input dan output telah tersedia secara built-in di

    dalamnya.

    3. Mudah diprogram dan menggunakan sebuah bahasa pemrograman yang mudah

    dipahami, yang sebagian besar berkaitan dengan operasi-operasi logika dan

    penyambungan.

    Dalam sistem kontrol dewasa ini, sebuah PC (selain dapat digunakan sebagai perangkat

    pemrograman PLC), juga umum digunakan untuk monitoring dan menjadi perangkat

  • 57

    komunikasi antara PLC dengan komputer utama, misalnya sistem kontrol skala besar

    seperti diperlihatkan pada Gambar 4.3. Dengan kata lain, saat ini dapat dikatakan bahwa

    komputer merupakan mitra tak terpisahkan dalam penggunaan PLC.

    Gambar 4.3. Pemanfaatan komputer untuk menghubungkan PLC dengan mainframe

    4.2 KOMPONEN-KOMPONEN DAN PRINSIP KERJA PLC

    4.2.1 Komponen Dasar Umumnya sebuah sistem PLC memiliki lima komponen dasar.

    a. Unit prosesor atau central processing unit (CPU) adalah unit yang berisi

    mikroprosesor yang menginterpretasikan sinyal-sinyal input dan melaksankan

    tindakan-tindakan pengontrolan, sesuai dengan program yang tersimpan di

    dalam memori, lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan yang diambilnya

    sesuai sinyal-sinyal kontrol ke antarmuka/interface output.

    b. Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversikan tegangan sumber ac menjadi

    tegangan dc rendah yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian-rangkaian di

    dalam modul-modul antarmuka input dan output.

    c. Perangkat pemrograman dipergunakan untuk memasukkan program yang

    dibutuhkan ke dalam memori. Perangkat pemrograman umumnya tidak

    tersambung secara permanen ke PLC, dan dapat dipindahkan dari satu

    pengontrol ke pengontrol lainnya tanpa mengganggu operasi-operasi yang

    sedang berjalan.

    d. Unit memori adalah tempat menyimpan program yang digunakan untuk

    melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan oleh mikroprosesor.

  • 58

    PerangkatPemrograman

    Memori

    PROSESOR

    Catu Daya(Power Supply)

    Antar-mukaOutput

    Antar-mukaInput

    Inputdevice

    Outputdevice

    e. Bagian input dan output adalah antarmuka di mana prosesor menerima

    informasi dari (dan mengkomunikasikan informasi kontrol ke) perangkat-

    perangkat eksternal (peralatan input dan peralatan output).

    Gambar 4.4 menampilkan konfigurasi dasar PLC.

    Gambar 4.4. Konfigurasi dasar PLC

    PLC bekerja berdasarkan data atau sinyal yang diterima dari peralatan input

    (input device) seperti saklar, tombol atau sensor. Data yang masuk berupa sinyal-sinyal

    analog dan kemudian diubah oleh modul input menjadi sinyal-sinyal digital.

    Selanjutnya data yang telah diubah tersebut diproses di Central Processing Unit (CPU)

    dalam PLC. Sinyal tersebut diproses sesuai dengan program yang telah diinput ke dalam

    memorinya. Hasil kerjanya yang masih merupakan sinyal digital selanjutnya diteruskan

    ke modul output untuk diubah kembali menjadi sinyal-sinyal analog yang nantinya akan

    menggerakkan peralatan output (output device) seperti kontaktor atau relai.

    4.2.2 Arsitektur Internal

    Gambar IV-5 memperlihatkan arsitektur dasar sebuah PLC. Arsitektur ini

    tersusun atas sebuah unit pengolahan pusat (CPU) yang berisi sistem mikroprosesor,

    memori, dan rangkaian input/output(I/O). CPU mengontrol dan menjalankan semua

    operasi di dalam PLC. Piranti ini disambungkan ke sebuah piranti clock (pewaktu)

    dengan frekuensi antara 1 hingga 8 MHz. Frekuensi ini menentukan kecepatan operasi

    PLC dan menyediakan mekanisme pewaktuan dan sinkronisasi untuk semua elemen di

    dalam sistem. Informasi di dalam PLC disalurkan melalui sinyal-sinyal digital. Jalur-

    jalur internal yang dilalui sinyal-sinyal digital tersebut dinamakan bus. Secara fisik,

  • 59

    RAMProgram

    penggunaCPU ROMsistem

    RAMdata

    Unitinput/output

    Bus alamat

    Bus kontrol

    Bus data

    Bus sistem I/O

    Buffer Saklar

    Pengkop-ling optik

    Antarmukaperangkatpenggerak

    Perangkatpenggerak

    PanelProgram

    Kanal-kanalinput

    Kanal-kanaloutput

    sebuah bus hanyalah sejumlah konduktor yang dapat dilalui oleh sinyal-sinyal listrik.

    Konduktor-konduktor ini dapat berupa jalur-jalur pada sebuah PCB (printed circuit

    board) atau kawat-kawat di dalam sebuah kabel. CPU mempergunakan bus data untuk

    mengirimkan data ke elemen-elemen PLC, bus alamat untuk mengirimkan alamat

    lokasi penyimpanan data, dan bus kontrol untuk sinyal-sinyal yang terkait dengan

    proses kontrol internal. Bus sistem dipergunakan untuk komunikasi antara port-port I/O

    dengan unit I/O.

    Gambar 4.5. Arsitektur internal PLC

    4.2.2.1 CPU

    Struktur internal CPU bergantung pada mikroprosesor yang bersangkutan. Pada

    umumnya komponen-komponen struktur tersebut adalah:

    Sebuah unit aritmetika dan logika (arithmetic and logic unit/ALU) yang

    menangani manipulasi data dan melaksanakan operasi aritmetika penjumlahan

    dan pengurangan, dan operasi-operasi logika AND, OR, NOT, dan OR-

    EKSKLUSIF.

  • 60

    Memori, yang dinamakan register, yang terletak di dalam mikroprosesor dan

    dipergunakan untuk menyimpan informasi yang terlibat dalam pengeksekusian

    program.

    Sebuah unit kontrol yang dipergunakan untuk mengontrol pewaktuan operasi.

    4.2.2.2 Bus

    Bus adalah jalur-jalur yang digunakan untuk melaksanakan komunikasi di dalam

    PLC. Informasi dikirimkan dalam bentuk biner, yaitu sebagai sekumpulan bit, di mana

    sebuah bit adalah sebuah digit biner 1 atau 0, misalnya, status hidup atau mati.Istilah

    word digunakan untuk sekelompok bit yang merepresentasikan suatu informasi tertentu.

    Maka, sebuah word 8-bit boleh jadi adalah bilangan biner 01010101. Tiap-tiap bit

    dikomunikasikan secara bersamaan melalui sebuah jalur tersendiri yang paralel dengan

    jalur-jalur bit lainnya. Sistem PLC memiliki empat jenis bus:

    a. Bus data membawa data yang digunakan di dalam pemrosesan yang

    dilaksanakan oleh CPU. Sebuah mikroprosesor disebut sebagai mikroprosesor 8-

    bit jika memiliki bus data internal yang dapat menangani bilangan 8-bit. Dengan

    demikian, mikroprosesor tersebut dapat melaksanakan operasi-operasi terhadap

    bilangan-bilangan 8-bit dan memberikan hasil yang juga merupakan nilai-nilai

    8-bit.

    b. Bus alamat digunakan untuk membawa alamat lokasi-lokasi memori. Aar setiap

    word dapat ditempatkan di dalam memori, setiap lokasi memori diberikan

    sebuah alamat yang unik. Bus alamat membawa informasi yang

    mengindikasikan alamat mana yang harus diakses. Apabila bus alamat terdiri

    atas 8 jalur, banyaknya bilangan 8-bit, dan dengan sendirinya banyaknya alamat

    yang berbeda adalah 28 = 256.

    c. Bus kontrol membawa sinyal-sinyal yang digunakan oleh CPU untuk

    melaksankan kontrol, misalnya untuk memeberitahukan pada piranti-piranti

    memori apakah harus menerima data dari sebuah input, atau mengirimkan data

    ke sebuah output, dan untuk membawa sinyal-sinyal pewaktuan yang digunakan

    di dalam proses-proses sinkronisasi.

    d. Bus sistem digunakan untuk komunikasi antara port-port input/output dengan

    unit input/output.

  • 61

    4.2.2.3 Memori

    Terdapat beberapa elemen memori di dalam sistem PLC, yaitu:

    Read-only memory (ROM)sistem yang menyediakan fasilitas penyimpanan permanen untuk sistem operasi dan data tetap yang digunakan oleh CPU.

    Random-access memory (RAM) untuk program pengguna. Random-access memory (RAM) untuk data. Memori ini merupakan tempat

    disimpannya informasi mengenai status perangkat-perangkat input dan output,

    nilai-nilai timer (piranti pewaktuan) dan counter (piranti pencacah), dan

    perangkat-perangkat internal lainnya. RAM data kadangkala disebut sebagai

    tabel data atau tabel register. Sebagian dari memori ini, yaitu blok alamat ,

    diperuntukkan bagi alamat-alamat input dan output, dan status masing-masing

    input dan output tersebut. Sebagian lainnya disishkan untuk menyimpan data

    yang telah ditetapkan sebelumnya (preset), dan sisanya untuk menyimpan nilai-

    nilai counter, nilai-nilai timer, dan sebagainya.

    Sebagai pilihan, dapat pula disertakan sebuah modul ekstra erasable and programmable read-only-memory (EPROM), yaitu ROM-ROM yang dapat

    diprogram, dan setelah itu, program tersebut secara permanen tersimpan di

    dalamnya.

    Program-program dan data yang ada di dalam RAM dapat diubah oleh pengguna.

    Setiap PLC memiliki RAM dengan ukuran tertentu untuk menyimpan progrm-program

    yang dikembangkan oleh pengguna dan menyimpan data program. Akan tetapi, untuk

    mencegah hilangnya program ketika catu daya dimatikan, digunakan sebuah baterai di

    dalam PLC untuk mempertahankan isi RAM selama jangka waktu tertentu. Setelah

    sebuah program selesai dikembangkan di dalam RAM, program tersebut dapat

    dimuatkan ke dalam sebuah chip memori EPROM, seringkali merupakan sebuah modul

    siap-pasang ke PLC, yang menjadikan program tersebut tersimpan secara permanen.

    Sebagai tambahan, terdapat pula buffer-buffer penyimpanan sementara yang digunakan

    untuk kanal-kanal input/output.

    Kapasitas peyimpanan sebuah unit memori ditentukan oleh jumlah word biner

    yang dapat disimpan di dalamnya. Sehingga, apabila ukuran sebuah memori adalah 256

    word maka memori tersebut dapat menyimpan: 256 x 8 = 2048 bit (jika yang digunakan

    adalah word 8 bit), dan 256 x 16 = 4096 bit (jika yang digunakan adalah word 16 bit).

    Ukuran-ukuran memori seringkali dispesifikasikan dalam konteks jumlah lokasi

  • 62

    Foto-transistorLED

    Radiasi inframerah

    penyimpanan yang tersedia, dengan 1K merepresentasikan 210 = 1024 lokasi. Pihak

    pabrikan memproduksi chip-chip memori dengan kapasitas penyimpanan yang

    dikelompokkan ke dalam grup-grup 1 bit, 4 bit, dan 8 bit. Sebuah memori 4K x 1

    memiliki 4 x 1024 lokasi bit. Sebuah memori 4K x 8 memiliki 4 x 8 x 1024 lokasi bit.

    Istilah byte dipergunakan untuk sebuah word yang panjangnya 8 bit. Sehingga, memori

    4K x 8 dapat menyimpan 4096 byte. Dengan sebuah bus alamat 16-bit, kita dapat

    memiliki 216 alamat yang berbeda, dan oleh karenanya, dengan sebuah word 8-bit yang

    disimpan pada tiap-tiap alamat, kita akan mendapatkan 216 x 8 lokasi penyimpanan,

    sehingga kita harus menggunakan sebuah memori dengan ukuran: 216 x 8/210 = 64K x 8

    yang dapat diperoleh dalam bentuk empat chip memori 16K x 8 bit.

    4.2.2.4 Unit Input/Output (I/O)

    Unit I/O menyediakan antarmuka (interface) yang menghubungkan sistem

    dengan dunia luar, memungkinkan dibuatnya sambungan-sambungan (koneksi) antara

    perangkat-perangkat input (misalnya sensor, push-button), dengan perangkat-perangkat

    output (misalnya motor, solenoid), melalui kanal-kanal I/O. Demikian pula, melalui unit

    I/O, program-program dimasukkan dari panel program. Setiap titik I/O memiliki sebuah

    alamat yang unik yang dapat digunakan oleh CPU.

    Secara fisik, rangkaian input/output dengan unit CPU terpisah secara kelistrikan.

    Hal ini untuk menjaga agar kerusakan pada peralatan input/output tidak mengakibatkan

    hubungsingkat pada unit CPU. Isolasi rangkaian dari CPU ini umumnya menggunakan

    rangkaian optocoupler. Gambar 4.6 memperlihatkan isolator optik (pengkopling-optik

    atau optocoupler).

    Gambar 4.6. Isolator optik

    Sinyal digital yang secara umum kompatibel dengan mikroprosesor PLC adalah sinayal

    5 V DC. Akan tetapi, pengondisian sinyal di dalam kanal input, dibantu dengan isolasi,

  • 63

    Kanalinput

    5 V

    24 V

    110 V

    240 V

    5 V

    Input: Levelsinyal-sinyaldigital

    Ke unit input/output

    Level sinyaldigital

    memungkinkan dipasoknya sinyal input dengan beragam level tegangan. Kisaran sinyal

    input yang mungkin tersedia pada sebuah PLC berskala-besar adalah sinyal-sinyal

    digital/diskrit 5 V, 24 V, 110 V, dan 240 V (seperti pada Gambar 4.7).

    Gambar 4.7. Level input

    Sebuah PLC berukuran kecil biasanya hanya memiliki satu bentuk input, misalnya 24

    V. Tabel IV.1 memperlihatkan spesifikasi input PLC OMRON CPM1A-20CDR-A yang

    mempunyai 20 I/O (12 input, dan 8 output).

    Tabel 4.1. Spesifikasi unit input PLC OMRON CPM1A-20CDR-A

    Bentuk Spesifikasi Tegangan input 24 VDC 10%/-15% Impedansi input IN00000 sampai IN00002:2kW :input lainnya: 4,7kW Arus input IN00000 sampai IN00002:12mA:input lainnya:5mA Tegangan ON 14,4 VDC min. Tegangan OFF 5,0 VDC max ON delay Max.2ms OFF delay Max.2ms Konfigurasi rangkaian

    Dari konfigurasi rangkaian input, terlihat bahwa secara fisik rangkaian pada modul ini

    terpisah dari rangkaian internal (CPU). Isolasi rangkaian ini menggunakan optocoupler

    dengan dua buah dioda pemancar yang dipasang antiparalel. Hal ini dilakukan untuk

    tujuan flesibilitas penyambungan terminal input dengan catu daya penggerak sensor

  • 64

    atau saklar yang terhubung. Dalam hal ini, terminal common pada modul dapat

    dihubungkan baik dengan polaritas yang lebih positif atau lebih negatif dari catu

    dayanya (garis putus-putus pada rangkaian catu daya menunjukkan alternative lain pada

    penyambungannya). Tegangan input 24 V DC dapat diambil dari sumber tegangan yang

    disediakan oleh PLC (built-in), atau menggunakan power supply sendiri yang terpisah

    dari sistem PLC.

    Kanal-kanal output seringkali digolongkan ke dalam tiga tipe/jenis, yaitu: tipe

    relay, tipe transistor, dan tipe triac.

    Dengan output tipe relay, sinyal dari output PLC digunakan untuk mengoperasikan sebuah relay, dan oleh karenanya mampu menyambungkan arus

    yang relatif lebih besar ke rangkaian-rangkaian eksternal. Output PLC tipe relay

    adalah yang paling fleksibel penggunaanya karena dapat menggerakkan beban

    AC maupun DC. Kelemahannya terletak pada tanggapan switching-nya yang

    relatif lambat (sekitar 10 ms), dan akan mengalami kerusakan setelah beberapa

    juta siklus switching. Gambar 4.8 memperlihatkan rangkaian internal modul

    output PLC tipe/jenis relai.

    Gambar 4.8. Rangkaian internal modul output PLC jenis relay

    Sebagai pembatas pemakaian PLC dengan jenis output ini adalah rating arus

    yang telah dispesifikasikan vendor PLC tersebut. Bila batas besar rating arus ini

    dilampaui, akan menimbulkan kerusakan pada modul outputnya. Jika keluaran

    yang akan dikontrol merupakan beban yang relatif besar maka akan lebih aman

    jika output relay ini memngontrol beban tersebut lewat relai luar.

    Bergantung pada tipe PLC-nya, jumlah terminal common (Com) pada keluaran

    dapat bervariasi, antara satu sampai sebanyak jumlah terminal keluaran PLC

    tersebut. Semakin banyak terminal common yang disediakan, semakin fleksibel

    jenis beban yang dapat dikontrol. Untuk modul output dengan satu common

  • 65

    maka hanya satu jenis beban saja (beban AC atau DC) yang dapat dihubungkan

    secara langsung dengan output PLC tersebut.

    Sebagai contoh spesifikasi unit output PLC OMRON CPM1-20CDR-A, seperti

    pada tabel IV.2. PLC ini memiliki 8 output dengan 4 terminal Com, sehingga

    dapat mengontrol 4 jenis beban yang berbeda tegangan kerjanya.

    Tabel 4.2. Spesifikasi unit output PLC OMRON CPM1A-20CDR-A

    Jenis Spesifikasi Tipe output Semua output adalah output relay

    Kapasitas switching max. 2A, 250 VAC, (cos = 1) Kapasitas switching min. 10 mA, 5 VDC

    Relay G6R-1A ON-delay Max.15 ms. OFF-delay Max. 15 ms

    Konfigurasi rangkaian

    Output tipe transistor menggunakan transistor untuk menyambungkan arus ke rangkaian-rangkaian eksternal. Ini memungkinkan proses pensaklaran yang jauh

    lebih cepat (menurut Setiawan, 2006: 80, waktu respon kurang dari 1 ms). Akan

    tetapi, piranti ini hanya mampu menangani pensaklaran DC dan akan rusak oleh

    arus lebih maupun tegangan balik yang cukup tinggi. Sebagai pelindung,

    biasanya digunakan sebuah sekring atau suatu mekanisme proteksi built-in.

    Isolator optik digunakan untuk menyediakan fungsi isolasi. Dalam rangkaian

    internal PLC, transistor dioperasikan sebagai saklar, yaitu dengan cara

    mengoperasikan pada daerah jenuhnya. Gambar 4.9 memperlihatkan rangkaian

    internal dari salah satu terminal output PLC jenis keluaran transistor NPN.

  • 66

    Gambar 4.9. Rangkaian internal modul output PLC jenis transistor NPN

    Modul output PLC jenis transistor PNP memiliki prinsip kerja kebalikan dari

    jenis NPN yang telah dibahas di atas.

    Output tipe triac, menggunakan isolator-optik sebagai isolasinya, dapat digunakan untuk mengontrol beban-beban eksternal yang disambungkan ke catu

    daya AC. Output tipe ini hanya dapat digunakan untuk operasi-operasi arus

    bolak-balik (AC) dan sangat mudah rusak akibat arus lebih. Kelebihan jenis ini

    adalah waktu responnya yang cepat. Triac adalah sebuah komponen

    semikonduktor yang berfungsi mengalirkan arus bolak-balik. Arus yang

    dialirkan dikontrol oleh terminal gate pada triac tersebut. Gambar 4.10

    memperlihatkan koneksi antara beban dengan terminal output PLC jenis triac.

    Gambar 4.10. Rangkaian internal modul output PLC jenis/tipe triac

    4.3 PERANGKAT INPUT/OUTPUT Perangkat-perangkat input mencakup perangkat-perangkat digital dan analog,

    seperti saklar mekanis untuk mengetahui posisi, saklar jarak, saklar fotoelektris, saklar

    suhu dan tekanan, potensiometer, transformator diferensial variabel linear (LVDT),

    pengukur regangan (stain gauge), termistor, termotransistor, dan lain-lain. Penjelasan

    tentang sensor telah dibahas pada Matakuliah Instrumentasi & Teknik Pengukuran.

    Sensor-sensor yang menghasilkan output digital/diskrit, yaitu kondisi hidup/mati

    (ON/OFF), dapat dihubungkan dengan mudah ke port-port input PLC. Sensor-sensor

  • 67

    yang menghasilkan sinyal-sinyal analog, harus terlebih dahulu dikonversikan menjadi

    sinyal-sinyal digital sebelum dihubungkan ke port-port PLC. Penjelasan tentang

    pengkondisian sinyal, telah dibahas pada Matakuliah Sistem Pengaturan I.

    Port-port output sebuah PLC dapat berupa tipe relai, atau tipe isolator-optik

    dengan transistor atau tipe triac, tergantung pada perangkat yang tersambung padanya

    (yang akan dikontrol). Secara umum, sinyal digital dari salah satu kanal output sebuah

    PLC digunakan untuk mengontrol sebuah aktuator yang selanjutnya akan mengontrol

    suatu proses. Aktuator mengubah sinyal listrik menjadi gerakan-gerakan mekanis yang

    kemudian digunakan untuk mengontrol proses. Perangkat-perangkat output antara lain

    relai, kontaktor, katup solenoid, dan motor listrik.

    Solenoid merupakan basis bagi sejumlah aktuator kontrol output. Ketika arus

    mengalir melalui sebuah solenoid maka medan magnet dibangkitkan dan menarik

    komponen-komponen yang terbuat dari bahan besi (ferrous) yang ada didekatnya.

    Contoh aktuator semacam ini adalah relai, kontaktor, dan solenoid valve seperti

    diperlihatkan pada Gambar 4.11.

    Pada dasarnya, relai dan kontaktor mempunyai persamaan, hanya relai

    digunakan untuk perangkat yang menyambung arus kecil (kurang dari 10 A), sedangkan

    kontaktor untuk menyambung arus yang besar. Ketika output dari sebuah PLC

    tersambung (artinya memberikan sinyal hidup/ON), medan magnetik solenoid

    dibangkitkan dan menarik kontak-kontak sehingga menutup saklar atau saklar-saklar.

    Akibatnya, suatu arus lain (arus rangkaian daya, misalnya arus untuk motor listrik) yang

    jauh lebih besar dapat disambungkan.

    Contoh lain penggunaan solenoid sebagai aktuator, adalah pada katup yang

    dioperasikan oleh solenoid (solenoid valve), seperti pada Gambar 4.11c. Katup tersebut

    dapat digunakan untuk mengontrol aliran udara bertekanan, sehingga katup ini dipakai

    untuk mengoperasikan perangkat seperti piston yang bergerak di dalam sebuah silinder.

    Sistem penomoran yang digunakan untuk menandai solenoid valve/katup kontol arah

    sesuai dengan DIN ISO 5599, adalah seperti pada Tabel 4.3.

  • 68

    Gambar 4.11. Beberapa perangkat output yang sering digunakan Tabel 4.3. Sistem penomoran yang digunakan dalam pneumatik sesuai dengan

    standar DIN ISO 5599 (Croser, 1994)

    Lubang /sambungan Sistem angka Sistem Huruf

    Lubang tekanan Lubang pembuangan Lubang pembuangan Keluaran Saluran pengaktifan: Membuka aliran dari 1 ke 2 Membuka aliran dari 1 ke 2 Membuka aliran dari 1 ke 4 Menutup aliran Pilot udara tambahan

    1 3

    5,3 2,4

    12 12 14 10

    81,91

    P R (katub 3/2)

    R,S (katub 5/2) B,A

    Z (katub 3/2) Y (katub 5/2) Z (katub 5/2)

    Z,Y Pz

    Katup solenoid pada Gambar 4.11c adalah katup 5/2 double solonoid, sehingga pada

    saat solenoid Z1 bertegangan maka udara bertekanan akan mengalir dari lubang 1 ke 4

    yang jika dihubungkan dengan sebuah silinder dapat mengakibatkan piston bergerak ke

    kanan. Hal sebaliknya yang akan terjadi jika solenoid Y1 yang bertegangan, udara

    Relai MY3 (a)

    Kontaktor (b)

    Solenoid valve (c)

  • 69

    Push button (NC) Push button (NC) Contact (NO) Contact (NC)

    Limit switch (NC) Limit switch (NO)

    Proximity limitswitch

    Time delay make Time delay break

    Temperatureactuated

    Pressureactuated

    Liquid levelactuated

    Relay

    M

    Motor Pilot lightRelay coil

    Kontak input normal terbuka

    Kontak input normal tertutup

    Sebuah instruksi khusus

    Perangkat output

    bertekanan akan mengalir dari lubang 1 ke 2 yang jika dihubungkan dengan sebuah

    silinder dapat mengakibatkan piston bergerak ke kiri.

    Gambar 4.12 memperlihatkan simbol dari beberapa peralatan input/output yang

    digunakan dalam rangkaian/diagram ladder elektromekanis, sedangkan simbol-simbol

    dasar diagram ladder PLC diperlihatkan pada Gambar 4.13.

    Gambar 4.12. Simbol dari beberapa peralatan input/output

    Gambar 4.13. Simbol-simbol dasar diagram ladder PLC

    Berdasarkan simbol dasar diagram ladder PLC tersebut akan dikembangkan

    suatu program-program pengaturan/kontrol, yang akan dibahas pada bagian

    Pemrograman PLC.

  • 70

    4.4 SOAL-SOAL LATIHAN 1. Tentukan apakah masing-masing pernyataan di bawah ini benar (B) atau salah (S).

    Sebuah kanal output tipe transistor pada PLC:

    (i) Digunakan hanya untuk pensaklaran DC.

    (ii) Diisolasi dari beban output oleh sebuah pengkopling-optik.

    Manakah di antara pilihan-pilihan berikut ini yang paling benar untuk kedua

    pernyataan di atas?

    A. (i) B, (ii) B

    B. (i) B, (ii) S

    C. (i) S, (ii) B

    D. (i) S, (ii) S

    2. Tentukan apakah masing-masing pernyataan di bawah ini benar (B) atau salah (S).

    Sebuah kanal output tipe relai pada PLC:

    (i) Digunakan hanya untuk pensaklaran DC.

    (ii) Tahan terhadap kelebihan beban transien.

    Manakah di antara pilihan-pilihan berikut ini yang paling benar untuk kedua

    pernyataan di atas?

    A. (i) B, (ii) B

    B. (i) B, (ii) S

    C. (i) S, (ii) B

    D. (i) S, (ii) S

    3. Tentukan apakah masing-masing pernyataan di bawah ini benar (B) atau salah (S).

    Sebuah kanal output tipe triac pada PLC:

    (i) Digunakan hanya untuk beban-beban output AC.

    (ii) Diisolasi dari beban output oleh sebuah pengkopling-optik.

    Manakah di antara pilihan-pilihan berikut ini yang paling benar untuk kedua

    pernyataan di atas?

    A. (i) B, (ii) B

    B. (i) B, (ii) S

    C. (i) S, (ii) B

    D. (i) S, (ii) S

  • 71

    4. Gambarkan sebuah diagram kotak yang memperlihatkan komponen-komponen

    dasar di dalam sebuah PLC!

    5. Jelaskan beberapa perangkat input-output (I/O) yang biasa digunakan dalam

    pengontrolan dengan PLC!

    6. Jelaskan karakteristik dari kanal-kanal output PLC tipe relai, transistor, dan triac!

    7. Berapa banyak bit yang dapat disimpan di dalam sebuah memori yang kapasitasnya

    2K?


Recommended