+ All Categories
Home > Documents > Mini Pro KB

Mini Pro KB

Date post: 07-Aug-2018
Category:
Upload: rianiputri
View: 226 times
Download: 1 times
Share this document with a friend

of 21

Transcript
  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    1/54

     1 

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Keluarga berencana merupakan salah satu dari usaha pemerintah untuk

    mengendalikan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi

    menyebabkan berbagai masalah sosial dan pada akhirnya dapat menghambat

     pembangunan nasional. Oleh karena itu, evaluasi yang berkesinambungan mengenai

     program KB ini sangat penting, terutama untuk meningkatkan keberhasilan dan mutu

     pelayanan KB.

    Keluarga Berencana didefinisikan sebagai suatu upaya peningkatan kepedulian

    dan peran serta masyarakat melalui penundaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,

     pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan

    keluarga kecil, bahagia dan sejahtera menurut Undang-undang No. 10/1992 tentang

    Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Sedangkan

     berdasarkan WHO (Expert Committe, 1970) adalah tindakan yg membantu individu/

     pasutri untuk: mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

    diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara

    kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

    Dewasa ini, laju pertumbuhan penduduk di dunia cukup tinggi. Angka

     pertumbuhan penduduk ini tentu berpengaruh terhadap tingginya angka kematian ibu dan

    anak. Untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk di dunia, WHO pernah membuat

     program khusus yang ditandatangani oleh hampir 120 negara di konferensi InternasionalCairo mengenai kependudukan pada tahun 1994. Dalam perjanjian tersebut salah satu

     program yang diajukan adalah program  Family Planning   yang difokuskan untuk

    membatasi jumlah anak yang lahir di dunia.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    2/54

     2 

    Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut menandatangani perjanjian

    tersebut. Untuk mensukseskan kegiatan WHO ini, Indonesia mendirikan sebuah badan

    khusus mengurus masalah Keluarga Berencana (KB) yaitu BKKBN (Badan

    Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional).

    Jumlah penduduk Indonesia menduduki urutan keempat terbesar di dunia sesudah

    Cina, India, dan Amerika Serikat yaitu 237.641.326 jiwa. Menurut sensus penduduk

    tahun 2010, laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih mencapai angka 1,49% berarti

     bahwa di Indonesia setiap tahunnya masih ada pertambahan penduduk sejumlah 3 juta - 5

     juta, dengan perkiraan tiap harinya lahir 10.000 bayi di Indonesia, dimana angka ini

    melebihi angka proyeksi nasional. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas yang

    rendah dapat menjadi beban dan ancaman pembangunan yang perlu diwaspadai seperti

    terhambatnya pertumbuhan ekonomi yang berujung pada tingginya kemiskinan.

    Dalam tiga puluh tahun terakhir pencapaian KB di Indonesia dianggap telah

     berhasil di tingkat internasional. Hal ini terlihat dari penurunan Angka Fertilitas Total

    (Total Fetility Rate/ TFR) dari 5,6 pada tahun 1971 menjadi 2,6 pada tahun 1997 dan

     bertahan hingga sekarang berdasarkan survei demografi kesehatan Indonesia yang

    terakhir. Demikian pula dengan pencapaian Cakupan Peserta KB Aktif (Contraceptive

    Prevalence Rate/ CPR) dengan berbagai metode, meningkat dari 57,4% pada tahun 1997

    menjadi 60,3% tahun 2002-2003. Walaupun data tersebut menunjukkan keberhasilan

     program KB, tetapi berdasarkan Kebijakan program KB Nasional tahun 2010 oleh

    BKKBN mengatakan bahwa target TFR tahun 2010  –  2014 masih belum tercapai, yaitu

    sebesar 2,1. Angka TFR Jakarta sebesar 2,1 dan TFR Jakarta Utara sebesar 1,92. Angka

    TFR Pademangan sebesar 1,8.

    Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di

    Kabupaten/Kota (Permenkes RI no 741/Menkes/Per/VII/2008), pelayanan program KB

    dimulai dari tingkat pelayanan kesehatan pertama yaitu Puskesmas. Tujuan umum

     program KB di Puskesmas adalah meningkatnya kesejahteraan keluarga dalam rangka

    terwujudnya norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    3/54

     3 

     bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan

     penduduk. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah menyelenggarakan pelayanan

    kontrasepsi yang lebih diarahkan pada metode kontrasepsi yang bersifat jangka panjang,

    yakni IUD ( Intra Uterine Device), susuk (implant ), Metode Operasi Wanita (MOW), dan

    Metode Operasi Pria (MOP) Kedua metode kontrasepsi ini dikenal dengan nama Metode

    Jangka Panjang (MJP).

    Kegiatan program KB adalah:

    a)  Penyuluhan KB

     b)  Pengenalan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)

    c)  Pembinaan akseptor IUD, implan, suntik, dan kontap

    d) 

    Pelayanan medis

    e)  Pemeriksaan status kesehatan pasangan calon pengantin

    f)  Pemasangan alat kontrasepsi

    g)  Rujukan kasus yang tidak dapat ditangani oleh puskesmas

    h)  Pembinaan peran serta masyarakat.

    Banyaknya penduduk yang masih belum mengikuti program KB tentu memberikan

    dampak yang cukup besar, diantaranya adalah jumlah kelahiran yang tinggi yang tentu

    dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Akibat lain yang ditimbulkan adalah

    tingginya angka kemiskinan dan rendahnya pendidikan. Cakupan KB aktif tahun 2015 di

    Puskesmas Kelurahan Warakas mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 dan

    2014 (turun sekitar 15%). Perilaku wanita usia subur dalam penggunaan KB dipengaruhi

    oleh pengetahuan yang dimiliki oleh wanita tersebut dan sikap yang dimiliki terhadap

     penggunaan KB

    1.2.Pernyataan Masalah

    1.2.1.  Bagaimana tingkat pengetahuan wanita usia subur mengenai metode KB? 

    1.2.2.  Bagaimana sikap wanita usia subur terhadap program KB? 

    1.2.3.  Bagaimana pengetahuan dan sikap wanita usia subur setelah mendapat konseling KB? 

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    4/54

     4 

    1.3.Tujuan

    1.3.1.  Tujuan Umum

    Mengubah sikap wanita usia subur yang enggan berKB.

    1.3.2.  Tujuan Khusus

    a)  Mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur mengenai metode KB.

     b)  Mengetahui gambaran sikap wanita usia subur mengenai program KB.

    c)  Meningkatkan pengetahuan wanita usia subur mengenai metode KB yang

    tersedia.

    1.4.Manfaat

    1.4.1. 

    Penulis

    a)  Berperan serta dalam usaha peningkatan kesadaran masyarakat mengenai

     pentingnya program KB

     b)  Melatih penulis dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang dimiliki PUS

    mengenai KB dilapangan

    c)  Untuk memenuhi salah satu tugas penulis dalam menjalankan program

    internsip

    1.4.2. 

    Puskesmasa)  Membantu memberikan konseling terhadap calon akseptor KB sebelum

    memilih KB dipuskesmas

     b)  Membantu meningkatkan capaian KB aktif di Puskesmas Kelurahan Warakas

    1.4.3.  Masyarakat

    a)  Membantu mensosialisasikan kepada masyarakat macam-macam metode KB

    yang ada

     b) 

    Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya program KB

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    5/54

     5 

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1.Metode Amenorea Laktasi (MAL)

    Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air

    Susu Ibu (ASI). MAL sebagai kontrasepsi bila:

    a)  Menyusui secara penuh ( full breast feeding )

     b)  Belum haid

    c)  Umur bayi kurang dari 6 bulan

    Efektif sampai 6 bulan. Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.

    Menyusui secara ekslusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif,

    selama klien belum mendapat haid, dan waktunya kurang dari 6 bulan pascapersalinan.

    Efektivitas dapat mencapai 98%. Efektif bila menyusui lebih dari 8 kali sehari dan bayi

    mendapat cukup asuhan per laktasi; ibu belum mendapat haid, dan dalam 6 bulan pasca

     persalinan.

    2.1.1. 

    Cara kerja:2 

    Penundaan atau penekanan ovulasi.

    2.1.2.  Keuntungan kontrasepsi:2 

    a)  Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan).

     b)  Segera efektif.

    c)  Tidak menggangu sanggama.

    d)  Tidak ada efek samping secara sistemik.

    e) 

    Tidak perlu pengawasan medis.f)  Tidak perlu obat atau alat.

    g)  Tanpa biaya.

    2.1.3.  Keuntungan Non-kontrasepsi2 

    a)  Untuk Bayi

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    6/54

     6 

    1)  Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindugan dari

    ASI).

    2)  Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh

    kembang bayi yang optimal.

    3)  Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain,

    atau formula, atau alat minum yang dipakai.

     b)  Untuk Ibu

    1)  Mengurangi perdarahan pasca persalinan.

    2)  Mengurangi resiko anemia.

    3)  Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi.

    2.1.4.  Keterbatasan2 

    a) 

    Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segerah menyusui dalam 30

    menit pascapersalinan.

     b)  Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.

    c)  Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan.

    d)  Tidak melindungi terhadap IMS termasuk hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS.

    2.1.5.  Yang dapat menggunakan MAL2 

    Ibu yang menyusui secara ekslusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan dan

     belum mendapatkan haid setelah melahirkan.

    Keadaan Anjuran

    Ketika mulai memberikan makanan

     pendamping secara teratur (menggantikan

    satu kali menyusui).

    Membantu klien memilih metode lain.

    Walaupun metode kontrasepsi lain

    dibutuhkan, klien harus didorong untuk

    tetap melanjutkan pemberian ASI.

    Ketika haid sudah kembali.

    Membantukan klien memilih metode lain.Walaupun metode kontrasepsi lain

    dibutuhkan, klien harus didorong untuk

    tetap melanjutkan pemberian ASI.

    Bayi menghisap susu tidak sering (on Membantukan klien memilih metode lain.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    7/54

     7 

    demand ) Walaupun metode kontrasepsi lain

    dibutuhkan, klien harus didorong untuk

    tetap melanjutkan pemberian ASI.

    Bayi berumur 6 bulan atau lebih.

    Membantukan klien memilih metode lain.

    Walaupun metode kontrasepsi lain

    dibutuhkan, klien harus didorong untuk

    tetap melanjutkan pemberian ASI.

    Tabel 2.1 Keadaan yang Mendukung Penggunaan Metode MAL

    2.1.6.  Yang seharusnya tidak pakai MAL2

    a)  Sudah mendapat haid setelah bersalin.

     b)  Tidak menyusui secara ekslusif.

    c)  Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan.

    d)  Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.

    2.1.7.  Instruksi Kepada Klien (Hal yang harus Disampaikan Kepada Klien)2 

    a)  Seberapa sering harus menyusui.

    Bayi disusui secara on demand   (menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi

    menyelesaikan menghisap dari satu payudara sebelum memberikan payudara

    lain, supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir (hind milk ). Bayi hanya

    membutuhkan sedikit ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak

    memerlukan lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan payudara lain pada

    waktu menyusui berikutnya sehingga kedua payudara memproduksi banyak

    susu.

     b)  Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya.

    c)  Susui bayi juga pada malam hari karena menyusui pada malam hari

    membantu mempertahankan kecukupan persediaan ASI.d)  Bayi harus terus disusukan walau ibu/bayi dalam keadaan sakit.

    e)  ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.

    f)  Kapan mulai memberikan makanan padat sebagai makanan pendamping ASI.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    8/54

     8 

    Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan berat

     badan cukup, bayi tidak memerlukan makanan selain ASI sampai umur 6

     bulan.

    g)  Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi

    akan menghisap kurang sering, akibatnya menyusui tidak lagi efektif sebagai

    metode kontrasepsi.

    h)  Haid

    Ketika ibu mulai mendapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah mulai subur

    kembali dan harus segerah menggunakan metode KB lainnya.

    2.1.8.  Beberapa catatan dari konsensus Bellagio (1988) untuk mencapai keefektifan

    98%2 

    a)  Ibu harus menyusui secara penuh atau hampir penuh (hanya sesekali diberi 1-

    2 teguk air/minuman pada upacara adat/agama).

     b)  Perdarahan sebelum 56 hari pasacapersalinan dapat diabaikan (belum

    dianggap haid).

    c)  Bayi menghisap secara langsung.

    d)  Menyusui dimulai dari setengah sampai satu jam setelah bayi lahir.

    e)  Kolostrum diberikan pada bayi.

    f)  Pola menyusui on demand  dan dari kedua payudara.

    g)  Sering menyusui selama 24 jam termasuk pada malam hari.

    h)  Hindari jarak menyusui lebih dari 4 jam.

    Setelah bayi berumur lebih dari 6 bulan, kembalinya kesuburan mungkin

    didahului haid, tetapi dapat juga tanpa didahului haid. Efek ketidaksuburan karena

    menyusui sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek:

    a) 

    Cara menyusui.

     b)  Seringnya menyusui.

    c)  Lamanya setiap kali menyusui.

    d)  Jarak antara menyusui.

    e)  Kesungguhan menyusui.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    9/54

     9 

    2.2.Kontrasepsi Tanpa Menggunakan Alat

    2.2.1.  Pembilasan pasca senggama (postcoital douche )3 

    Pembilasan vagina dengan air biasa atau tanpa larutan obat (cuka atau obat lain)

    segera setelah koitus merupakan cara yang sudah lama dilakukan untuk tujuan kontra

    sepsi. Maksudnya adalah untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina.

    Penambahan cuka ialah untuk memperole efek spermisid serta menjaga asiditas

    vagina.

    Efektivitas, cara ini kemungkinan mengurangi kemungkinan terjadinya konsepsi

    hanya dalam batas-batas tertentu, karena sebelum pembilasan dapat dilakukan,

    spermatozoa dalam jumlah besar sudah memasuki serviks uteri.

    2.2.2.  Perpanjangan masa menyusui anak (prolonged lactation )3 

    Sepanjang sejarah wanita mengetahiu bahwa dengan menyusui anaknya setelah

    melahirkan, maka dapat mencegah kehamilan. Laktasi berkaitan dengan adanya

     prolaktinemia dan prolaktin menekan adanya ovulasi.

    2.2.3.  Pantang berkala (rhythm method )3

    Cara ini pertama sekali diperkenalkan Kyusaku Ogino dari jepang dan Hermann

    Knaus dari jerman, sekitar tahun 1931, dan sering disebut cara Ogino-knaus. Mereka

     bertitik tolak dari penyelidikan bahwa wanita dapat hamil dalam beberapa hari saja

    dalam daur haidnya. Masa subur disebut juga fase ovulasi mulai 48 jam sebelum

    ovulasi dan berakhir 24 jam setelah ovulasi. Kesulitan cara ini ialah sulit ditentukan,

    ovulasi umumnya 14±2 hari sebelum haid pertama, sehingga pada wanita yang

    haidnya tidak teratur sulit untuk menentukan ovulasi. Sehingga pada wanita yang

    tidak teratur haid dengan variasi yang tidak jauh berbeda, dapat ditentukan masa

    subur dengan daur haid terpendek dikurangi 18 hari dan daur haid terpanjang

    dikurangi 11 hari, dan untuk cara ini wanita tearsebut harus memiliki catatan tentang

    lamanya daur haidnya selama 6 bulan, dan lebih baik jika wanita tersebut mempunyai

    catatan daur haid selama 1 tahun. Cara ini dipermudah dengan menggunakan tabel

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    10/54

     10 

    dan efektifitasnya akan lebih tinggi jika dibarengi pemeriksaan suhu basal badan.

    Menjelang ovulasi suhu basal akan menurun, kurang dari 24 jam sesudah ovulasi

    suhu badan naik lagi sampai tingkat lebih tinggi daripada tingkat sebelum ovulasi,

    dan tetap tinggi sampai akan terjadinya haid. Pengukuran suhu basal badan

    diselenggarakan tiap hari sesudah haid berakhir sampai mulainya haid berikutnya, hal

    ini dilakukan sewaktu bangun pagi sebelum melanjutkan kegiatan dan masukkan

    thermometer dalam rectum atau dalam mulut dibawah lidah selama 5 menit. Namun,

    ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan suhu basal badan tanpa terjadinya

    ovulsi, misalnya infeksi, kurang tidur, minum alkohol dan sebagainya.

    2.3.Senggama Terputus

    Senggama terputus adalah penarikan penis daari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini

    didasarkan pada kenyataan , bahwa akan terjadi ejakulasi disadari sebelumnya oleh bagian

    terbesar pria, dan setelah itu masih ada waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi.

    Waktu yang singkat ini dapat digunakan untuk penarikan penis keluar dari vagina.

    Keuntungan cara ini, tidak membutuhkan biaya, alat-alat maupun persiapan, akan tetapi

    kekurangannya bahwa untuk mensukseskan cara ini dibutuhkan pengendalian diri yang besar

    dari pihak pria.3,

    Efektivitas cara ini dianggap kurang, kegagalan cara ini disebabkan oleh:3

    a)  Adanya pengeluaran cairan mani sebelum ejakulasi ( preejaculatory fluid ) yang

    dapat mengandung sperma, apalagi pada koitus berulang

     b)  Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina

    c)  Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan.

    2.4.Metode Barier

    2.4.1. 

    Kondom4 

    Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai

     bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani)

    yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis

    yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    11/54

     11 

     berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah

    ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya

     penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual. Modifikasi

    tersebut dilakukan dalam hal bentuk, warna, pelumas, ketebalan, dan bahan.

    2.4.1.1.Cara kerja4 

    a)  Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur

    dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang

     pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran

    reproduksi perempuan. 

     b)  Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan

    HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus

    kondom yang terbuat dari lateks dan vinil). 

    2.4.1.2.Efektivitas4 

    Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali

     berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif

    karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit

    angka kegagalan kondom yaitu 2 –  12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

    2.4.1.3.Manfaat4 

    Kontrasepsi

    a)  Efektif bila digunakan dengan benar

     b)  Tidak mengganggu produksi ASI

    c)  Tidak mengganggu kesehatan klien

    d)  Tidak mempunyai pengaruh sistemik

    e) 

    Murah dan dapat dibeli secara umum

    f)  Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

    g)  Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus

    ditunda

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    12/54

     12 

     Nonkontrasepsi

    a)  Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB

     b)  Dapat mencegah penularan IMS

    c)  Mencegah ejakulasi dini

    d)  Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi

     bahan karsinogenik eksogen pada serviks)

    e)  Saling berinteraksi sesama pasangan

    f)  Mencegah imuno infertilitas

    2.4.1.4.Keterbatasan4 

    a)  Efektivitas tidak terlalu tinggi

     b)  Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi

    c) 

    Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)

    d)  Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan

    ereksi

    e)  Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

    f)  Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum

    g)  Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal

    limbah

    2.4.1.5.Cara Penggunaan4 

    a)  Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual

     b)  Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam

    kondom Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet,

    gunting atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan

    c)  Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada

    glans penis dan tempatkan bagian penampang sperma pada ujung uretra.

    Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut

    ke arah pangkal penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum

     penetrasi penis ke vagina

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    13/54

     13 

    d)  Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada

     bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian

    ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi

    e)  Kondom dilepas sebelum penis melembek

    f)  Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga

    kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di

    luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina.

    g)  Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai

    h)  Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman

    i)  Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di

    tempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi

    rusak atau robek saat digunakan

     j)  Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom

    tampak rapuh/ kusut

    k)  Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari

     bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom

    2.4.2.  Diafragma4 

    Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang

    diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.

    2.4.2.1.Jenis4 

    a)   Flat spring  ( flat metal band )

     b)  Coil spring  (coiled wire)

    c)   Arching spring  (kombinasi metal spring )

    2.4.2.2.Cara kerja4

    Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat

    reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat

    spermisida.

    2.4.2.3.Manfaat4

    Kontrasepsi

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    14/54

     14 

    a)  Efektif bila digunakan dengan benar

     b)  Tidak mengganggu produksi ASI

    c)  Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6

     jam sebelumnya

    d)  Tidak mengganggu kesehatan klien

    e)  Tidak mempunyai pengaruh sistemik

     Nonkontrasepsi

    a)  Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya apabila

    digunakan dengan spermisida

     b)  Bila digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi

    2.4.2.4.Keterbatasan4

    a)  Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka

    kegagalan 6 –  18 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)

     b)  Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan

    mengikuti cara penggunaan

    c)  Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya

    setiap berhubungan seksual

    d)  Pemeriksaan pelvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk

    memastikan ketepatan pemasangan

    e)  Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra

    f)  Pada 6 jam pascahubungan seksual, alat masih harus berada di

     posisinya

    2.4.2.5.Cara penggunaan/instruksi bagi klien4

    a) 

    Gunakan diafragma setiap kali melakukan hubungan seksual

     b)  Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan

    c)  Pastikan diafragma tidak berlubang (tes dengan mengisi diafragma

    dengan air, atau melihat menembus cahaya)

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    15/54

     15 

    d)  Oleskan sedikit spermisida krim atau jelli pada kap diafragma (untuk

    memudahkan pemasangan tambahkan krim atau jelli, remas bersamaan

    dengan pinggirannya)

    e)  Posisi saat pemasangan diafragma:

    1)  Satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet

    2)  Sambil berbaring

    3)  Sambil jongkok

    f)  Lebarkan kedua bibir vagina

    g)  Masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong

     bagian depan pinggiran ke atas di balik tulang pubis

    h)  Masukkan jari ke dalam vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan

    karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi

    i)  Diafragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum hubungan

    seksual. Jika hubugan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah

     pemasangan, tambahkan spermisida ke dalam vagina. Diafragma

     berada di dalam vagina paling tidak 6 jam setelah terlaksananya

    hubungan seksual. Jangan tinggalkan diafragma di dalam vagina lebih

    dari 24 jam sebelum diangkat (tidak dianjurkan mencuci vagina setiap

    waktu, pencucian vagina bisa dilakukan setelah ditunda 6 jam sesudah

    hubungan seksual)

     j)  Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari

    telunjuk dan tengah

    k)  Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali di

    tempatnya.

    2.4.3.  Spermisida4

    Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-

    aktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk:

    a)  Aerosol (busa)

     b)  Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film 

    c)  Krim

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    16/54

     16 

    2.4.3.1.Cara kerja4

    Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan

    sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

    2.4.3.2.Manfaat4 

    Kontrasepsi

    a)  Efektif seketika (busa dan krim)

     b)  Tidak mengganggu produksi ASI

    c)  Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain

    d)  Tidak mengganggu kesehatan klien

    e) 

    Tidak mempunyai pengaruh sistemik

    f)  Mudah digunakan

    g)  Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual

    h)  Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

     Nonkontrasepsi

    Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan

    HIV/AIDS

    2.4.3.3.Keterbatasan4 

    a)  Efektivitas kurang (3  –   21 kehamilan per 100 perempuan per tahun

     pertama)

     b)  Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti

    cara penggunaan

    c)  Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan

    memakai setiap melakukan hubungan seksual

    d)  Pengguna harus menunggu 10  –   15 menit setelah aplikasi sebelum

    melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan

    film)

    e)  Efektivitas aplikasi hanya 1 –  2 jam

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    17/54

     17 

    2.4.3.4.Cara penggunaan/instruksi bagi klien4

    a)  Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator

    (busa atau krim) dan insersi spermisida

     b)  Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan aktivitas

    hubungan seksual

    c)  Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau suppositoria

    adalah 10 –  15 menit

    d)  Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa.

    e)  Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara penggunaan

    dan penyimpanan dari setiap produk (misalnya kocok aerosol sebelum

    diisi ke dalam aplikator)

    f)  Spermisida ditempatkan jauh di dalam vagina sehingga serviks

    terlindungi dengan baik.

    2.5.Kontrasepsi Kombinasi 

    2.5.1.  Pil Kombinasi 

    2.5.1.1.Profil5

    a)  Efektif dan reversible

     b)  Harus diminum setiap hari

    c)  Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan

     bercak yang tidak berbahaya dan segara akan hilang

    d)  Efek samping serius sangat jarang terjadi

    e)  Dapat dipakai oleh semua Ibu usia reproduksi, baik yang sudah

    mempunyai anak atau belum

    f)  Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin tidak sedang hamil

    g) 

    Tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui

    h)  Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat

    2.5.1.2.Jenis5 

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    18/54

     18 

    a)  Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

    hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan

    7 tablet tanpa hormon aktif. 

     b)  Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

    hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda,

    dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 

    c)  Trifasik pil : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

    hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda,

    dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 

    2.5.1.3.Cara Kerja5 

    a) 

    Menekan ovulasi

     b)  Mencegah implantasi

    c)  Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma

    d)  Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan

    sendirinya akan terganggu pula

    2.5.1.4.Manfaat5 

    a)  Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektifitas

    tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000

     perempuan dalam tahun pertama penggunaan

     b)  Risiko terhadap kesehatan sangat kecil

    c)  Tidak mengganggu hubungan seksual

    d)  Siklus haid teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah

    anemia), tidak terjadi nyeri haid

    e)  Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin

    menggunakannya untuk mencegah kehamilan

    f)  Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause

    g)  Mudah dihentikan setiap saat

    h)  Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan

    i)  Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    19/54

     19 

     j)  Membantu mencegah5

    1)  Kehamilan ektopik

    2)  Kanker ovarium

    3)  Kanker endometrium

    4)  Kista ovarium

    5)  Penyakit radang panggul

    6)  Kelainan jinak pada payudara

    7)  Dismenore, atau

    8)  Akne

    2.5.1.5.Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi

    Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi,

    seperti:5

    a)  Usia reproduksi

     b)  Telah memiliki anak atau pun yang belum memiliki anak

    c)  Gemuk atau kurus

    d)  Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi

    e)  Setelah melahirkan dan tidak menyusui

    f)  Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif

    g)  Pasca keguguran

    h)  Anemia karena haid berlebihan

    i)   Nyeri haid hebat

     j)  Silus haid tidak teratur

    k)  Riwayat kehamilan ektopik

    l)  Kelainan payudara jinak

    m) Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata,

    dan saraf.

    n)  Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor

    ovarium jinak

    o)  Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin)

     p)  Varises vena

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    20/54

     20 

    2.5.1.6.Yang Tidak Boleh Menggunakan Pil Kombinasi5

    a)  Hamil atau dicurigai hanil

     b)  Menyusui eksklusif

    c)  Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya

    d)  Penyakit hati akut (hepatitis)

    e)  Perokok dengan usia > 35 tahun

    f)  Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110

    mmHg

    g)  Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20

    tahun.

    h) 

    Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara

    i)  Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)

     j)  Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari

    2.5.2.  Suntikan Kombinasi 

    Jenis suntikan kombinasi ialah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg

    estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem), dan 50

    noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan

    sekali.5

    2.5.2.1.Cara Kerja5

    a)  Menekan ovulasi

     b)  Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma

    c)  Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu

    d)  Menghambat transportasi gamet pada tuba

    2.5.2.2.Efektifitas5

    Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun

     pertama penggunaan

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    21/54

     21 

    2.5.2.3.Keuntungan Kontrasepsi5

    a)  Resiko terhadap kesehatan kecil

     b)  Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

    c)  Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

    d)  Jangka panjang

    e)  Efek samping sangat kecil

    f)  Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

    2.5.2.4.Keuntungan Nonkontrasepsi5

    a)  Mengurangi jumlah perdarahan

     b)  Mengurangi nyeri saat haid

    c) 

    Mencegah anemia

    d)  Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan endometrium

    e)  Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium

    f)  Mencegah kehamilan ektopik

    g)  Melindungi dari penyakit radang panggul

    h)  Dapat diberikan pada perempuan usia perimenopause

    2.5.2.5.Kerugian

    5

    a)  Terjadi perubahan pada pola haid

     b)  Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan

    hilang setelah suntikan kedua atau ketiga

    c)  Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan

    d)  Efektifitas berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat-obat

    epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin)

    e)  Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung,

    stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya

    tumor hati

    f)  Penambahan BB

    g)  Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular

    seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    22/54

     22 

    h)  Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian

     pemakaian

    2.5.2.6.Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi5

    a)  Usia reproduksi

     b)  Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak

    c)  Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi

    d)  Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

    e)  Pasca persalinan dan tidak menyusui

    f)  Anemia

    g)   Nyeri haid hebat

    h) 

    Haid teratur

    i)  Riwayat kehamilan ektopik

     j)  Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

    2.5.2.7.Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi5

    a)  Hamil atau dugaan hamil

     b)  Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan

    c)  Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

    d)  Penyakit hati akut (virus hepatitis)

    e)  Usia > 35 tahun yang merokok

    f)  Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>

    180/110 mmHg)

    g)  Riwayat kelaianan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20

    tahun

    h)  Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau

    migraine

    i)  Keganasan payudara

    2.5.2.8.Cara Penggunaan5

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    23/54

     23 

    Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular

    dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan

    7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat

     juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja

    diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan

    seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk

    7 hari saja.

    2.5.2.9.Tanda-tanda Yang Harus Diwaspadai Pada Penggunaan Suntikan

    Kombinasi5

    a)   Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan

    darah di paru atau serangan jantung.

     b)  Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi

    stroke, hipertensi, atau migraine

    c)   Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh

    darah pada tungkai

    d)  Tidak terjadi perdarahan atau spotting  selama 7 hari sebelum suntikan

     berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.

    2.6. Kontrasepsi progestin

    2.6.1.  Kontrasepsi suntikan progestin 

    2.6.1.1.Profil6

    a)  Sangat efektif

     b)  Aman

    c)  Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi

    d)  Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan

    e) 

    Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

    2.6.1.2.Jenis

    a)  Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), diberikan 3 bulan dengan

    suntik IM

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    24/54

     24 

     b)  Depo noretisteron enantat, diberikan tiap 2 bulan dengan suntik IM 

    2.6.1.3.Cara kerja6 

    a)  Mencegah ovulasi

     b)  Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

     penetrasi sperma

    c)  Menjadikan selaput lendir rahim tipis dab atrofi

    d)  Menghambat transpostasi gamet oleh tuba

    2.6.1.4.Keuntungan6

    a)  Sangat efektif

     b) 

    Pencegahan kehamilan jangka panjang

    c)  Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri

    d)  Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap

     penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah

    e)  Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

    f)  Sedikit efek samping

    g)  Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

    h)  Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai

     perimenopause

    i)  Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

     j)  Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

    k)  Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

    l)  Menurunkan krisis anemia bulan sabit ( sickle cell )

    2.6.1.5.Keterbatasan6

    a) 

    Sering ditemukan gangguan haid, seperti siklus haid yang memendek

    atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan

    tidak teratur atau perdarahan bercak ( spotting ), tidak haid sama sekali

     b)  Bergantung pada sarana kesehatan untuk disuntik lagi

    c)  Tidak dapat diihentikan sewaktu-watu sebelum suntikan berikutnya

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    25/54

     25 

    d)  Permasalahan berat badan

    e)  Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular

    seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV

    f)  Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

    g)  Terjadi perubahan pada lipid serum

    h)  Penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepadatan tulang

    i)  Penggunaan kangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada

    vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas,

     jerawat.

    2.6.1.6.Peringatan6

    a)  Setiap terlambat haid harus dipikirkan kemungkinan kehamilan

     b) 

     Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan

    ektopik terganggu

    c)  Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi

    d)  Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya

     penglihatan

    e)  Perdarahan berat (2 kali lebih panjang serta 2 kali lebih banyak dalam

    satu periode masa haid)

    2.6.2.  Kontrasepsi pil progestin (minipil)

    2.6.2.1.Profil6 

    a)  Cocok untuk eprempuan menyusui yang ingin memakai pil KB

     b)  Sangat efektif pada masa laktasi

    c)  Dosis rendah

    d)  Tidak menurunkan produksi ASI

    e)  Tidak memberikan efek samping estrogen

    f) 

    Efek samping utama adalah gangguan perdarahan; perdarahan bercak,

    atau perdarahan tidak teratur

    g)  Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat

    2.6.2.2.Jenis6

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    26/54

     26 

    a)  Isi 35 pil: 300 μg levonorgestrel atau 350 μg noretindron

     b)  Isi 28 pil: 75 μg norgestrel 

    2.6.2.3.Cara kerja6

    a)  Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium

     b)  Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi

    lebih sulit

    2.6.2.4.Keuntungan6

    a)  Sangat efektif

     b)  Tidak mengganggu hubungan seksual

    c) 

    Tidak mempengaruhi ASI

    d)  Kesuburan cepat kembali

    e)   Nyaman dan mudah digunakan

    2.6.2.5.Keterbatasan6

    a)  Hampir 30-60% mengalami gangguan haid peningkatan/penurunan berat

     badan

     b)  Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama

    c)  Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar

    d)  Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, jerawat

    2.6.3.  Kontrasepsi implan 

    2.6.3.1.Profil6

    a)  Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun umtuk Jadenan, Indoplant, atau

    Implanon

     b) 

     Nyaman

    c)  Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan

    d)  Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut

    e)  Aman dipakai saat masa laktasi

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    27/54

     27 

    2.6.3.2.Jenis6

    a)   Norplant, diisi 36 mg levonorgestrel

     b)  Implanon, diisi 68 mg 3-keto-desogestrel

    c)  Jadena dan Indoplant, 75 mg levonorgestrel

    2.6.3.3.Cara kerja6

    a)  Lendir serviks menjadi kental

     b)  Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi

    implantasi

    c)  Mengurangi transportasi sperma

    d)  Menekan ovulasi

    2.6.3.4.Keuntungan6

    a)  Daya guna tinggi

     b)  Perlindungan jangka panjang

    c)  Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

    d)  Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

    e)  Bebas dari estrogen

    2.6.3.5.Keterbatasan6

    a)  Pada beberapa klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa

     perdarahan bercak, hioermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid,

    serta amenorea.

     b)  Timbul keluhan seperti nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat

     badan, nyeri payudara, perasaan mual, pening/pusing kepala.Tidak boleh

    digunakan pada klien yang menderita penyakit hati akut, stroke atau

    riwayat stroke, obat epilepsi, dan tumor jinak atau ganas pada hati.

    2.6.4.  AKDR dengan progestin

    Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah prigestase yang

    mengandung progesteron dari Mirena yang mengandung levonorgestrel.6

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    28/54

     28 

    2.6.4.1.Cara kerja6

    a)  Endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi

    sehingga mengganggu implantasi

     b)  Mencegah terjadinya pembuahan dengan memblok bersatunya ovum

    dengan sperma

    c)  Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopii

    d)  Menginaktifkan sperma

    2.6.4.2.Keuntungan6

    a)  Efektif dalam satu tahun

     b)  Tidak mengganggu hubungan suami istri

    c) 

    Tidak berpengaruh terhadap ASI

    d)  Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat

    e)  Efek sampingnya sangat kecil

    2.6.4.3.Keterbatasan6

    a)  Diperlukan periksa dalam dan penyaringan infeksi genitalia sebelum

     pemasangan AKDR

     b)  Diperlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan AKDR

    c)  Sangat bergantung pada tenaga kesehatan

    d)  Penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea

    e)  Dapat memicu pertumbuhan mioma uteri

    2.7. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

    2.7.1.  Profil7

    a)  Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (sampai 10 tahun: CuT-

    380A).

     b)  Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.

    c)  Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.

    d)  Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    29/54

     29 

    e)  Tidak boleh dipakai oleh permpuan yang terpapar pada Infeksi Menular

    Seksual (IMS).

    2.7.2.  Jenis7

    a)  AKDR Cu-T 380A.

    Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentukhuruf T diselubungi

    oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan

    terdapat dimana-mana.

     b)  AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah NOVA T (Schering).

    2.7.3.  Cara Kerja7

    a) 

    Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.

     b)  Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

    c)  AKDR terutama mencegah ovum dan sperma bertemu, walaupun AKDR

    membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan

    mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.

    d)  Memungkinkan untuk mencegah inplantasi telur dalam uterus.

    2.7.4. 

    Keuntungan

    7

    a)  Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi.

    Sangat efektif →0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun

     pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

     b)  AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

    c)  Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu

    diganti).

    d)  Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

    e) 

    Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

    f)  Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.

    g)  Tidak ada efek samping untuk hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A).

    h)  Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    30/54

     30 

    i)  Dapat dipasang segerah setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila

    terjadi infeksi).

     j)  Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).

    k)  Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.

    l)  Membantu mencegah kehamilan ektopik.

    2.7.5.  Kerugian7

    a)  Efek sering yang umum terjadi:

    1)  Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

     berkurang setelah 3 bulan).

    2)  Haid lebih lama dan banyak.

    3) 

    Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

    4)  Saat haid lebih sakit.

     b)  Komplikasi lain:

    1)  Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah

     pemasangan.

    2)  Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

    memungkinkan penyebab anemia.

    3)  Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).

    c)  Tidak mencegah IMS atau HIV/AIDS.

    d)  Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang

    sering berganti pasangan.

    e)  Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai

    AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.

    f)  Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvis diperlukan dalam pemasangan

    AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan.

    g) 

    Sedikit nyeri dan perdarahan (spooting) terjadi segerah setelah pemasangan

    AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.

    h)  Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan

    terlatih yang harus melepaskan AKDR.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    31/54

     31 

    i)  Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila

    AKDR dipasang segerah sesudah melahirkan).

     j)  Tidak mencegah kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah

    kehamilan normal.

    k)  Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.

    Untuk melakukan ini wanita harus memasukan jarinya ke dalam vagina,

    sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.

    2.7.6.  Persyaratan Pemakaian

    2.7.6.1.Yang dapat menggunakan7

    a)  Usia reproduktif

     b) 

    Keadaan nullipara

    c)  Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang

    d)  Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.

    e)  Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.

    f)  Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya tanda infeksi.

    g)  Resiko rendah dari IMS.

    h)  Tidak menghendaki metode hormonal.

    i)  Tidak menyukai untuk mengingat minum pil setiap hari.

     j)  Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama (lihat

    kontrasepsi darurat).

    k)  Pada umumnya ibu dapat menggunkan AKDR Cu dengan aman dan

    efektif.

    2.7.6.2.AKDR dapat digunakan ibu dalam segala mungkin keadaan misalnya: 7

    a)  Perokok.

     b) 

    Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya

    infeksi.

    c)  Sedang memakai antibiotika atau anti kejang.

    d)  Gemuk ataupun yang kurus.

    e)  Sedang menyusui.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    32/54

     32 

    2.7.6.3.Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR 7

    a)  Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).

     b)  Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi).

    c)  Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).

    d)  Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau

    abortus septik.

    e)  Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang

    dapat mempengaruhi kavum uteri.

    f)  Penyakit trofoblast yang ganas.

    g)  Diketahui menderita TBC pelvic.

    h) 

    Kanker alat genital.

    i)  Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

    2.8.Kontrasepsi Mantap

    2.8.1.  Tubektomi

    Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas

    (kesuburan) seorang perempuan secara permanen.8

    2.8.1.1.Jenis8 

    a)  Minilaparatomi

     b)  Laparoskopi

    2.8.1.2.Mekanisme kerja8

    Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang

    cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

    2.8.1.3.Manfaat8

    Kontrasepsi

    a)  Sangat efektif (0,2  –   4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun

     pertama penggunaan)

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    33/54

     33 

     b)  Permanen

    c)  Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding )

    d)  Tidak bergantung pada faktor senggama

    e)  Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang

    serius

    f)  Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal

    g)  Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

    h)  Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi

    hormone ovarium)

     Nonkontrasepsi

    Berkurangnya risiko kanker ovarium

    2.8.1.4.Keterbatasan8 

    a)  Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat

    dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi

     b)  Klien dapat menyesal di kemudian hari

    c)  Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)

    d)  Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan

    e)  Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan dokter spesialis

    ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses laparoskopi)

    f)  Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS

    2.8.1.5.Syarat tubektomi (indikasi)8 

    a)  Usia > 26 tahun

     b)  Paritas > 2

    c) 

    Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya

    d)  Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius

    e)  Pascapersalinan

    f)  Pascakeguguran

    g)  Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    34/54

     34 

    2.8.1.6.Kontra indikasi tubektomi8

    a)  Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)

     b)  Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi)

    c)  Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan

    atau dikontrol)

    d)  Tidak boleh menjalani proses pembedahan

    e)  Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan

    f)  Belum memberikan persetujuan tertulis

    2.8.2. 

    Vasektomi

    Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reprodukis pria

    dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma

    terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.8 

    2.8.2.1.Kondisi yang memerlukan perhatian kusus bagi tindakan vasektomi8 

    a)  Infeksi kulit pada daerah operasi

     b)  Infeksi sistemik yang sangat menganggu kondisi kesehatan klien

    c)  Hidrokel atau varikokel yang besar

    d)  Hernia inguinalis

    e)  Filariasis (elefantiasis)

    f)  Undesensus testikularis

    g)  Massa intraskrotalis

    h)  Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan

    antikoagulansia

    2.8.2.2.Konseling, informasi, dan persetujuan tindakan medis8

    a)  Klien harus diberi informasi bahwa prosedur vasektomi tidak mengganggu

    hormon pria atau menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan

    seksual

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    35/54

     35 

     b)  Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi terpilih

    hingga spermatozoa yang tersisa dalam vesikula seminalis telah

    dikeluarkan seluruhnya. Secara empirik, sperma-analisis akan

    menunjukkan hasil negatif setelah 15 –  20 kali ejakulasi

    2.8.2.3.Komplikasi8

    a)  Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat

    setelah tindakan. Komplikasi selama prosedur dapat berupa komplikasi

    akibat reaksi anafilaskis yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau

    manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh darah di sekitar vasa

    deferensia

     b) 

    Komplikasi pascatindakan dapat berupa hematoma skrotalis, infeksi atau

    abses pada testis, atrofi testis, epididimitis kongestif, atau peradangan

    kronik granuloma di tempat insisi. Penyulit jangka panjang yang dapat

    mengganggu upaya pemulihan fungsi reproduksi adalah terjadinya

    antibodi sperma.

    2.8.3.  Rekanalisasi

    2.8.3.1.Rekanalisasi tuba falopii

    8

    Operasi rekanalisasi dengan teknik bedah mikro sudah banyak

    dikembangkan. Teknik ini tidak saja menyambung kembali tuba falopii dengan

     baik, tetapi juga menjamin kembalinya fungsi tuba. Hal ini disebabkan oleh

    teknik bedah mikro yang secara akurat menyambung kembali tuba dengan

    trauma yang minimal , mengurangi perlekatan pascaoperasi, mempertahankan

    fisiologis tuba, serta menjamin fimbriae tuba tetap bebas sehingga fungsi

     penangkapan ovum masih tetap baik.

    2.8.3.2.Kontra indikasi8 

    a)  Umur klien > 37 tahun

     b)  Tidak ada ovulasi (atau ada masalah dari faktor ovarium)

    c)  Suami oligosperma atau azoosperma

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    36/54

     36 

    d)  Keadaan kesehatan yang tidak baik, dimana kehamilan akan

    memperburuk kesehatannya

    e)  Tuberkulosis genitalia interna

    f)  Perlekatan organ-organ pelvic yang luas dan berat

    g)  Tuba yang sehat terlalu pendek (kurang dari 4 cm)

    h)  Infeksi pelvis yang masih aktif

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    37/54

     37 

    BAB III

    METODE 

    3.1.Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan

     pengetahuan dan sikap wanita usia subur mengenai metode KB di RT 05, RT 06, RT 07, dan

    RT 08 diRW 13.

    3.2.Tempat Penelitian

    Tempat penelitian dilakukan di rumah-rumah warga RT 05, RT 06, RT 07, dan RT 08 di

    RW 13.

    3.3.Waktu Penelitian

    Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 hingga 29 Januari 2016.

    3.4.Sampel Pengumpulan Data

    Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti, apabila subjeknya kurang dari 100

    maka lebih baik diambil semua hingga sampel penelitian menggunakan seluruh populasi.

    Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Sampel pengumpulan data

     berjumlah 33 orang. Adapun kriteria sampel adalah

    a)  Kriteria Inklusi

    1)  Warga RT 05, RT 06, RT 07, dan RT 08 di RW 13

    2)  Wanita Usia Subur (15 –  45 tahun)

    3)  Status Kawin

     b) 

    Kriteria Eksklusi1)  Memiliki pasangan yang berusia 45 tahun

    3.5.Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti

    dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    38/54

     38 

    Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Form Ketok Pintu Layani Dengan Hati

    dan kuesioner.

    3.6.Tehnik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dimulai dengan pelaksanaan program Ketok Pintu Layani Dengan

    Hati di RT 05, RT 06, RT 07, dan RT 08 di RW 13. Pengumpulan data dilakukan dengan

    Form Ketok Pintu Layani Dengan Hati dengan tehnik wawancara. Dari data program Ketok

    Pintu Layani Dengan Hati, didapatkan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pengumpulan

    data dari sampel dengan kuesioner disertai wawancara.

    Jadwal Kegiatan Pengumpulan Data

    3.7.Pengolahan Data dan Analisa Data

    Untuk pengolahan data digunakan cara manual dan bantuan  software  pengolahan data

    menggunakan Microsoft Word dan Microsoft Excel . Untuk menganalisa data-data yang sudah

    didapat adalah dengan menggunakan analisa univariat.

    Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk mengenali setiap variabel dari

    hasil penelitian. Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data sedemikian rupa

    sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan

    tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. 

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    39/54

     39 

    BAB IV

    HASIL

    4.1. Profil Komunitas Umum

    4.1.1.  Sejarah

    Puskesmas Kelurahan Warakas dibangun dengan biaya APBD DKI tahun 1972

    dan resmi digunakan tanggal 15 Juli 1972. Pada tahun 2004 dan 2008 dilakukan

    rehab karena atap bocor dan ada eternit yang ambruk serta beberapa sarana instalasi

    air berikut wastafel yang sudah rusak. Pada bulan Juli 2010 dilaksanakan rehab total

    Puskesmas Kelurahan Warakas dengan biaya APBD DKI tahun 2010 , sementara

    itu pelayanan dilakukan ditempat sementara yang dikontrak dengan anggaran

    APBD DKI. Bulan februari 2011 pelayanan sudah dilakukan digedung baru yang

    sudah menyelesaikan pembangunan tahap pertamanya. Akhir 2012 pembangunan

    gedung sudah selesai dan sudah dilakukan serah terima.

    4.1.2.  Sarana

    Bangunan terdiri tiga lantai. Luas tanah 532 M2. Sarana yang ada :

    a) 

    Air Pam

     b)  Listrik

    c)  Telephone

    d)  Fax

    e)  Komputer 2 unit

    f)  Monitor 2 unit

    g)  Printer 2 unit

    h) 

    AC 17 uniti)  Motor 2 unit

     j)  Dental unit 2

    Puskesmas ini juga dilengkapi dengan alat-alat kesehatan dan sarana pelayanan

    lainnya untuk menjamin peningkatan kwalitas pelayanan dan kepuasan konsumen.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    40/54

     40 

    Puskesmas Kelurahan Warakas beralamat di Jalan Warakas IX No.20-22 Rt.007

    Rw.011 Kelurahan Warakas. Telpon (021) 4308865.

    4.1.3.  Visi Misi

    4.1.3.1. Visi

    Menjadikan Puskesmas Kelurahan Warakas sebagai unit pelayanan

    kesehatan yang menjadi pilihan warga Jakarta, menuju Jakarta Sehat untuk

    semua tahun 2017.

    4.1.3.2. Misi

    a)  Meningkatkan kwalitas sumber daya manusia melalui pendidikan,

     pelatihan dan keterampilan agar dapat memberikan pelayanan sesuai

    standar kesehatan

     b)  Meningkatkan kwalitas peyanan kesehatan melalui penerapan Sistem

    Manajemen mutu ISO 9001:2008

    c)  Berpartisipasi aktif dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

    masyarakat melalui pengembangan Upaya Kesehatan Berbasis

    Masyarakat (UKBM)

    d)  Menggalang kemitraan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

    4.1.3.3. Kebijakan Mutu 

    Puskesmas Kelurahan Warakas bertekad menjadi unit pelayanan

    kesehatan pilihan warga Jakarta sesuai persyaratan, peraturan dan

     perundand-undangan yang berlaku melalui penerapan sistem Manajemen

    Mutu ISO 9001:2008 secara konsisten, untuk mencapai Jakarta Sehat untuk

    semua tahun 2017

    4.1.3.4.Motto 

    Puskesmas Kelurahan Warakas “ CERMAT” 

    Cekatan

    Empati

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    41/54

     41 

    R esponsif

    Manusiawi

    Akhlak

    Tulus Ikhlas

    4.2. Data Geografis

    4.2.1.  Geografi dan Topologi

    Wilayah Kelurahan Warakas yang luasnya 108,84 ha status tanah pada umumnya

    adalah tanah negara, sedangkan pemilik tanah sebagian besar adalah penggarap,

    namun demikian diantaranya sudah banyak yang sudah memiliki hak dengan

    mensertifikatkan tanah secara perorangan maupun melalui prona, bahkan telah

     banyak pemilik sertifikat Prona yang telah meningkatkan kepemilikan menjadi hak

    milik.

    Batas-batas wilayah Kelurahan Warakas adalah sbb :

    a)  Utara : Kelurahan Tanjung Priok dibatasi dengan Sungai Tirem

     b)  Timur : Kelurahan Sungai Bambu dibatasi Jl.Warakas Raya

    c)  Barat : Kelurahan Papanggo dibatasi dengan Jalan Warakas VI

    d)  Selatan : Kelurahan Papanggo dibatasi Jalan Warakas Gg.21

    Kelurahan Warakas terletak di daerah dataran ( + 2 km dari laut ) dengan

    ketinggian 0,5-1 m dari permukaan laut.

    4.2.2.  Geologi

    Lapisan tanah membentuk daratan adalah batuan kedapan /  sediment stone yang

     berada 50 m dibawah permukaan laut. Batuan ini padat, tetapi permeable sehingga

    memungkinkan terjadi intrusi air laut kedalam tanah.

    4.2.3.  Kali dan Saluran Air

    Saluran air yang ada dikelurahan Warakas banyak yang tidak berfungsi / jalan

    airnya tidak lancar, karena saluran yang ada disetiap gang / jalan pembuangannya

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    42/54

     42 

    terpusat di Sungai Tirem. Apabila hujan dan air laut pasang Sungai Tirem tidak

    mampu menampung air dari setiap Gang / Jalan, sehingga ada beberapa daerah

    yang rendah terendam air.

    4.2.4.  Iklim

    Beriklim panas, suhu rata  –   rata sepanjang tahun adalah 27 - 32 derajat Celcius

    dan dipengaruhi angin musim timur : Mei  –   Oktober dan angin musim barat :

     Nopember –  April. Tinggi curah hujan rata –  rata 2000 mm dengan maksimum pada

     bulan Januari dan Februari. Pada kedua bulan tersebut, sering terjadi banjir pada

     beberapa wilayah di Kelurahan Warakas.

    4.3. Data Demografik

    Jumlah penduduk Kelurahan Warakas pada tahun 2015 sebanyak 54.126 orang, terdiri

    dari 27.655 orang laki-laki dan 26.471 orang perempuan. Terdapat 183 RT, 14 RW, dan

    17.891 KK di Kelurahan Warakas.

    4.3.1.  Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

     NO UMUR

    WNI WNA

    JUMLAHLK PR JUMLAH LK PR JUMLAH

    1 0 - 4 2153 3328 5481 0 0 0 5481

    2 5 - 9 1961 2900 4861 0 0 0 4841

    3 10 - 14 2521 1945 4466 0 0 0 4466

    4 15 - 19 2090 1998 4088 0 0 0 4088

    5 20 - 24 2236 2049 4285 0 0 0 4285

    6 25 - 29 2488 2526 5014 0 1 1 5015

    7 30 - 34 2591 3116 5707 0 0 0 5707

    8 35 - 39 2849 2499 5348 0 0 0 5348

    9 40 - 44 2833 1678 4511 0 0 0 4511

    10 45 - 49 2330 1226 3556 0 0 0 3556

    11 50 - 54 1312 1239 2551 0 0 0 2551

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    43/54

     43 

    Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

    4.3.2.  Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan dan Jenis Kelamin

     NO PEKERJAAN JENIS KELAMIN JUMLAH

    LK PR

    1 Karyawan swasta/Pemerintah/TNI 8013 7301 15314

    2 Pedagang 4844 3112 7956

    3 Pensiunan 3392 3112 6504

    4 Pertukangan 4104 2194 6298

    5 Pengangguran 128 133 261

    6 Fakir miskin 81 123 204

    7 Lain-lain 7056 10397 17453

    Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan dan Jenis Kelamin

    4.3.3.  Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin

     NO PENDIDIKAN JENIS KELAMIN JUMLAH

    LK PR

    1 Tidak sekolah 2344 1987 4331

    3 Tamat SD 2020 293 2313

    4 Tamat SLP 940 984 1924

    5 Tamat SLA 965 422 1387

    6 Tamat Akademi/PT 8 11 19

    Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin

    12 55 - 59 877 818 1695 0 0 0 1695

    13 60 - 64 670 444 1114 0 0 0 1114

    14 65 - 69 331 216 686 0 0 0 686

    15 70 - 74 274 214 490 0 0 0 490

    16 75 keatas 139 133 272 0 0 0 272

    JUMLAH 27655 26470 54125 0 1 1 54126

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    44/54

     44 

    4.4. Sumber Daya Kesehatan Yang Ada

    Tenaga Kesehatan Puskesmas Kelurahan Warakas terdiri dari,

    a)  Dokter umum : 2

     b)  Dokter gigi : 1

    c)  Bidan : 13

    d)  Perawat gigi : 1

    e)  Perawat : 2

    f)  Tenaga kefarmasian : 1

    g)  Tenaga gizi : 1

    4.5. Sarana Pelayanan Kesehatan Yang Ada

    a) 

    Puskesmas : 1 buah

     b)  RB Puskesmas : 1 buah

    c)  BP.Swasta : 19 buah

    d)  RB Swasta : 1 buah

    e)  Dokter Praktek : 6 orang

    f)  Dokter Gigi : 4 orang

    g)  Bidan Praktek : 6 orang

    h)  Laboratorium Kesehatan : 1 buah

    i)  Apotek : 3 buah

     j)  Pengobatan Tradisional : 1 orang

    k)  Tukang Gigi : 4 buah

    4.6. Data Kesehatan Masyarakat

    4.6.1.  Data Dasar Program Ketok Pintu Layani Dengan Hati pada RT 05, RT 06, RT

    07, dan RT 08 di RW 13 Kelurahan Warakas

    RT 05 RT 06 RT 07 RT 08

    Jumlah Penduduk

    Laki –  laki 86 112 67 55

    Perempuan 89 113 63 60

    Total 175 225 130 115

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    45/54

     45 

    Jumlah KK 46 61 38 27

    Jumlah Jiwa per KK 4 4 4 4

    Agama

    Katholik 23 5 - -

    Kristen 6 20 10 11

    Islam 146 198 120 104

    Hindu - 2 - -

    Budha - - - -

    Golongan Usia

    0 –  15 tahun 49 55 26 27

    16 –  45 tahun 91 119 76 61

    >45 tahun 40 51 28 27

    Tingkat Pendidikan

    Tidak Tamat SD 4 2 1 2

    Masih SD 16 21 7 7

    Tamat SD 23 18 20 8

    Masih SMP 5 4 5 3

    Tamat SMP 15 35 17 14

    Masih SMA 6 9 1 5

    Tamat SMA 78 90 59 44

    Masih Kuliah 5 3 1 1

    Tamat Kuliah 8 11 4 15

    Tidak/Belum Sekolah 19 32 15 16

    Pekerjaan

    Pedagang 7 3 - 4

    Wiraswasta 9 5 36 5

    Pegawai Swasta 32 66 5 31

    Pensiunan 3 3 4 3

    Pekerja Lepas 6 - 6 2

    Lainnya 7 132 3 7

    Belum Bekerja 110 8 75 62

    PNS/TNI 1 8 2 1

    Status Kawin Kawin 92 123 73 58

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    46/54

     46 

    Belum Kawin 79 98 49 53

    Janda/Duda 4 4 8 4

    PUS 18 28 19 11

    Asuransi Kesehatan

    BPJS 147 190 112 95

     Non BPJS 13 11 0 0

    Tidak Memiliki Jaminan 15 23 18 20

    Tabel 4.4 Data Dasar Program Ketok Pintu Layani Dengan Hati

    4.6.2.  Penggunaan KB pada PUS di RT 05, RT 06, RT 07, dan RT 08 di RW 13

    RT PUS Jumlah Peserta Presentasi

    05

    PUS Ber KB 11 61,1%

    PUS Non KB 7 38,9%

    06PUS Ber KB 18 64,3%

    PUS Non KB 10 35,7%

    07PUS Ber KB 8 53,3%

    PUS Non KB 7 46,7%

    08PUS Ber KB 6 54,5%

    PUS Non KB 5 45,5%

    Tabel 4.5 Penggunaan KB pada PUS di RT 05, RT 06, RT 07, dan RT 08 di RW 13

    4.6.3.  Jumlah Peserta Penelitian

    RT Jumlah Drop Out Peserta

    05 2 5

    06 5 5

    07 3 4

    08 2 3

    Tabel 4.6 Jumlah Peserta Penelitian

    4.6.4.  Gambaran pengetahuan mengenai metode KB

    a)  Sebelum dilakukan konseling KB

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    47/54

     47 

    Dari keempat RT, jumlah WUS yang memiliki pengetahuan baik

    mengenai KB hanya 8 orang, atau 47% dari keseluruhan WUS.

    RT Pengetahuan Jumlah Presentase

    05Baik 2 40%

    Kurang Baik 3 60%

    06Baik 3 60%

    Kurang Baik 2 40%

    07Baik 2 50%

    Kurang Baik 2 50%

    08

    Baik 1 33,3%

    Kurang Baik 2 66,7%

    Tabel 4.7 Gambaran pengetahuan mengenai metode KB sebelum konseling

     b)  Sesudah dilakukan konseling KB

    Setelah dilakukan konseling, jumlah WUS yang memiliki pengetahuan baik

    mengenai KB meningkat menjadi 11 orang, atau 65% dari keseluruhan

    WUS.

    RT Pengetahuan Jumlah Presentase

    05Baik 2 40%

    Kurang Baik 3 60%

    06Baik 4 80%

    Kurang Baik 1 20%

    07Baik 3 75%

    Kurang Baik 1 25%

    08Baik 2 66,7%

    Kurang Baik 1 33,3%

    Tabel 4.8 Gambaran pengetahuan mengenai metode KB sesudah konseling

    4.6.5.  Gambaran sikap terhadap penggunaan KB

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    48/54

     48 

    a)  Sebelum dilakukan konseling KB

    Sebelum dilakukan konseling KB, WUS yang memiliki sikap yang baik

    terhadap penggunaan KB berjumlah 5 orang, atau 29% dari keseluruhan

    WUS.

    RT Sikap Jumlah Presentase

    05Baik 1 20%

    Buruk 4 80%

    06Baik 1 20%

    Buruk 4 80%

    07Baik 2 50%

    Buruk 2 50%

    08Baik 1 33,3%

    Buruk 2 66,7%

    Tabel 4.9 Gambaran sikap terhadap penggunaan KB sebelum konseling KB

     b)  Sesudah dilakukan konseling KB

    Jumlah WUS yang memiliki sikap yang baik terhadap penggunaan KB

    meningkat menjadi 9 orang, atau 53% dari keseluruhan WUS.

    RT Sikap Jumlah Presentase

    05Baik 2 40%

    Buruk 3 60%

    06Baik 3 60%

    Buruk 2 40%

    07Baik 2 50%

    Buruk 2 50%

    08Baik 2 66,7%

    Buruk 1 33,3%

    Tabel 4.9 Gambaran sikap terhadap penggunaan KB sesudah konseling KB

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    49/54

     49 

    BAB V

    DISKUSI

    Penelitian dilakukan dirumah-rumah warga dengan wanita usia subur RT 05, RT 06, RT

    07, dan RT 08 RW 13 Kelurahan Warakas. Pelaksanaan penelitian dimulai dari tanggal 11

    Januari 2016 hingga 29 Januari 2016.

    5.1. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Mengenai Metode KB

    Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik

    sejumlah 8 responden (47%) sisanya berpengetahuan kurang sejumlah 9 responden

    (53%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar wanita usia subur belum mempunyai

     pengetahuan baik dan mengerti tentang metode KB yang ada dalam upaya menunda

    kehamilan. Sebagian penderita takut akan efek samping dari KB. Beberapa juga tidak

    mengetahui bahwa terdapat alat kontrasepsi non hormonal sebagai alternatif seperti IUD

    dan kondom. Kurangnya pengetahuan responden ini dapat disebabkan beberapa faktor

    antara lain: rendahnya tingkat pendidikan responden, kurangnya keaktifan responden

    dalam mengikuti penyuluhan kesehatan yang diadakan oleh petugas kesehatan setempat,

    responden enggan melakukan konseling KB sebelum melakukan pemilihan KB, dan

    adanya info simpang siur dari orang sekitar.

    Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

     penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

    melalui panca indera manusia yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

    dan raba. Sebagian besar berpengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

    Pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

    suatu tindakan karena dari pengalaman dan penelitian yang didasari oleh pengetahuan

    akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    50/54

     50 

    Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2002) peningkatan pengetahuan

    mempunyai hubungan yang positif dengan perubahan variabel perilaku. Pengetahuan

    dapat diperoleh dari tingkat pendidikan seseorang realitas cara berfikir dan ruang

    lingkup jangkauan berfikirnya semakin luas.

    5.2. Gambaran Sikap Wanita Usia Subur Terhadap Penggunaan KB

    Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang memiliki sikap positif

    dalam penggunaan KB berjumlah 5 responden (29%) dan responden yang memiliki

    sikap negatif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 12

    responden (71%). Hal ini menununjukan bahwa sikap responden masih negatif

    meskipun masih ada 5 responden yang mempunyai sikap positif. Hal ini bisa disebabkan

    oleh beberapa faktor antara lain:

    Pengetahuan yang kurang tentang metode KB yang tersedia, beredarnya informasi

    mengenai KB yang tidak jelas keabsahannya, dan adanya larangan penggunaan KB dari

    orang sekitar.

    Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan salah satu domain perilaku

    kesehatan yang dapat diartikan sebagai suatu reaksi atau respon seseorang yang masih

    tertutup suatu stimulus/objek. Sedangkan menurut Newcomb (Notoatmodjo, 2003) sikap

    merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana

    motif tertentu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk praktek (overt behavior)

    untuk terwujud suatu sikap agar menjadi perbuatan nyata (praktek) diperlukan faktor

     pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan dukungan

    keluarga. 

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    51/54

     51 

    BAB VI

    SIMPULAN DAN SARAN

    6.1.Simpulan

    a)  Wanita usia subur yang memiliki pengetahuan baik mengenai metode KB berjumlah

    8 orang atau hanya 53% dan sisanya yang berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang

    atau 47%

     b)  Wanita usia subur yang memiliki sikap baik terhadap penggunaan KB berjumlah 5

    orang atau 29%, sedangkan yang memiliki sikap buruk berjumlah 12 orang atau 71%

    c)  Setelah konseling, jumlah wanita usia subur berpengetahuan baik meningkat menjadi

    11 orang, atau 65%, sedangkan yang masih berpengetahuan kurang 6 orang atau 35%.

    Jumlah peserta yang memiliki sikap baik juga meningkat menjadi 9 orang atau 53%.

    6.2.Saran

    6.2.1.  Untuk Masyarakat

    1)  Diharapkan masyarakat lebih aktif dalam mengumpulkan informasi mengenai

    KB

    2) 

    Melakukan cross check dengan petugas kesehatan mengenai keraguan,

    ataupun informasi yang simpang siur mengenai KB

    6.2.2.  Untuk Puskesmas

    1)  Diharapkan untuk melakukan penyuluhan rutin mengenai KB

    2)  Melakukan penilaian mengenai efektifitas penyuluhan yang telah dilakukan

    6.2.3. 

    Untuk Peneliti SelanjutnyaMelakukan sosialisasi yang lebih terencana atau memilih metode yang lebih baik

    untuk menurunkan drop out peserta dan meningkatkan pengetahuan maupun sikap

    terhadap penggunaan KB

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    52/54

     52 

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  Manuaba IBG. Pelayanan keluarga berencana. Dalam : Manuaba IBG (eds). Kapita

    Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC; 2001. h. 715 –  

    719.

    2.  Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Metode Amenorea Laktasi (MAL). Dalam:

    Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi

    Edisi I Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 40  –  

    71.

    3.  Albar E. Kontrasepsi tanpa menggunakan Alat. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB,

    dan Rachimhadhi T, eds. Ilmu kandungan Edisi 2 Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina

    Pustaka Sarwono Prawirohardjo FK UI; 2010. h. 535-539.

    4.  Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Metode Barier. Dalam: Saifuddin AB, Affandi B,

    dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan 5. Jakarta:

    Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 16 –  26.

    5.  Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Kontrasepsi Kombinasi. Dalam: Saifuddin AB,

    Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan

    5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 27 –  39.6.  Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Kontrasepsi Progestin. Dalam: Saifuddin AB,

    Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan

    5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 40 –  71.

    7.  Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Dalam: Saifuddin

    AB, Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I

    Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 72 –  77.

    8.  Saifuddin AB, Affandi B, dan Lu ER. Kontrasepsi Mantap. Dalam: Saifuddin AB,

    Affandi B, dan Lu ER. eds. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I Cetakan

    5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005. h. 78 –  85.

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    53/54

     53 

    LAMPIRAN

    TABEL DATA PESERTA PENELITIAN

    RT No Nama Usia

    Riwayat

    KB

    Alasan Tidak

    KB

    Pengetahuan Sikap

    Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

    05

    1  Ny. N 32Suntik 3

    Bulan

    Tidak haid di

    KB sebelumnyaBaik Baik Buruk Buruk

    2  Ny.ST

    38Suntik 3Bulan

    Takut efeksamping

    Kurang Kurang Buruk Baik

    3  Ny.

    ER30

    Suntik 3

    Bulan

    Takut efek

    sampingKurang Kurang Buruk Buruk

    4  Ny.

     NP

    42

    Suntik 3 bulan

    Suntik 1

    BulanPil

    Sedang

     beristirahat dari

    KB sebelumnya

    Kurang Kurang Buruk Buruk

    5  Ny.

    KK44

    Suntik 3Bulan

    Pil

    Tidak boleh

    oleh suamiBaik Baik Baik Baik

    06

    1  Ny.

    TA21

    Suntik 1

    Bulan

    Suntik 3

    BulanPil

    Baru

    melahirkan,

    anak usia 8

     bulan, masihmemilih

    Baik Baik Buruk Baik

    2  Ny.DA

    30

    Pil

    Suntik 1Bulan

    Inginmenambah anak

    Baik Baik Buruk Buruk

    3  Ny.

    EPN31

    Suntik 1

    BulanSedang hamil 8

     bulanBaik Baik Baik Baik

    4  Ny.

    SF38

    Tidak

    Pernah

    Tidak nyamandengan petugas

     puskes

    Kurang Baik Buruk Baik

    5  Ny.

    TM27 Pil

    Takut efek

    sampingKurang Kurang Buruk Buruk

    07

    1  Ny.

    W25

    Tidak

    Pernah

    Tidak boleholeh suami

    karena alasan

    fertilitas

    Kurang Kurang Buruk Buruk

    2  Ny.PN

    24TidakPernah

    Baru melahirkan Kurang Baik Baik Baik

    3  Ny. NA

    23Suntik 3Bulan

    Sedang hamil Baik Baik Baik Baik

  • 8/20/2019 Mini Pro KB

    54/54

    4  Ny.

    M32

    Tidak

    PernahAlasan fertilitas Baik Baik Buruk Buruk

    08

    1  Ny.

    HS25

    Suntik 3

    BulanTakut ES Baik Baik Buruk Buruk

    2 Ny. L 30

    Pil

    Suntik 3Bulan

    Haid tdk teraturKurang Baik Baik Baik

    3  Ny.

    M43

    Suntik 1

    Bulan

    Ingin punya

    anakKurang Kurang Buruk Baik


Recommended