Date post: | 05-Jul-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | amanda-fairuz |
View: | 235 times |
Download: | 0 times |
of 71
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
1/71
KELOMPOK 5
TUTOR : dr. Nora
Maulina, M.Biomed
Anggota Kelompok :
Fathur Rahman Hakim Nasution
Atika Najla Velda Claresta Anggie
Arini Mahara
Trisi Aldilla Revania
Muhammad Muttaqin
Rauzatul Jannah
Nuri Pratiwi
Dara Fitri Safira
Dara Ayu Panjaitan
Modul 2 5 /
2 3 /
1 6
1
AKUT ABDOMEN
DAN TRAUMA
SISTEMDIGESTIVUS
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
2/71
SKENARIO 2 : BENJOLAN
TERJEPIT
Pak Herman, 45 tahun, dirujuk puskesmas ke rumah
sakit dengan keluhan sakit perut yang dirasakan hilang
timbul serta muntah-muntah sejak 8 jam yang lalu. Pak
Herman juga mengaku tidak buang angin sejak 3 jam yang
lalu. Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa sejak 6 tahun
yang lalu ada benjolan dilipatan paha kiri yg menghilang
saat tidur. Berasarkan riwayat penyakit diketahui bahwa 2
tahun yg lalu pak Herman pernah didiagnosis menderita
hernia inguinalis tapi ia menolak untuk dioperasi
Pada pemeriksaan fisik diapatkan tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 120x/menit, suhu 37ºC, perut kembung, darm
contour an darm steifung positif, bising usus positif
meningkat serta terdengar suara borborigmy. Pak Herman
kemudian dikonsulkan ke dokter bedah untuk tatalaksana
selanjutnya.
5 /
2 3 /
1 6
2
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
3/71
Dokter bedah memutuskan pak Herman harus menjalani
operasi herniorrahpy, namun bila ditemukan ususnya
nekrosis maka akan dilakukan reseksi anastomisis usus.
Setelah mendapatkan informed consent dari keluarga,
dokter segera memasang infus, memasang nasogastric
tube dan kateter urin serta injeksi antibiotik
Di ruang peroperasi, pak Herman bersebelahan
dengan 2 orang remajau yang akan menjalani operasi
laparotomi eksplorasi. Remaja pertama menerita
peritonitis diffusa ex causa hemoperitonium akibar ruptur
lien akibat kecelakaan lalu lintas dan remaja kedua
menderita peritonitis ex causa perforasi appendiks.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada
pak Herman dan kedua remaja tersebut?
5 /
2 3 /
1 6
3
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
4/71
JUMP 1 : TERMINOLOGI
1. Hernia inguinalis: Suatu kondisi medis yang
ditandai dengan penonjolan usus ke arah
kanalis inguinalis
2. Perut kembung: Suatu keadaan dimana pada
saluran cerna terdapat akumulasi gas yang
berlebihan
3. Darm contour: Lekukan usus yang terlihat dari
luar abdomen
4. Darm steifung:Kondisi terlihatnya gerakan
peristaltik usus dari luar abdomen
5. Borborigmy: Suara gemuruh akibat gas yang
bergerak pada usus
5 /
2 3 /
1 6
4
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
5/71
6. Herniorrrhaphy:Tindakan operatif pada hernia yang
terdiri dari herniotomi dan hernioplasti7. Laparotomi eksplorasi: Tindakan pembedahan usus
dengan memotong segmen usus untuk memeproleh
informasi yang tidak tersedia melalui metode diagnosa
klinis8. Peritonitis: Peradangan pada peritonium
9. Hemoperitonium: peradarahan di dalam rongga perut
10.Perforasi apendiks: Pecahnya apendiks yang sudah
gangren yang menyebabkan pus atau nanah masukkedalam rongga perut
5 /
2 3 /
1 6
5
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
6/71
JUMP 2 & 3 :
RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA
1. Apakah ada hub. Antara jenis kelamin dgn
keluhan pak herman?
laki-laki >> PR = 9:1 atau 7:1
2. Mengapa keluhan sakit perut yg hilang timbulterjadi sejak 8 thn dan disertai muntah2?
Obstruksi pd usus → mual & muntah
Obstruksi ileus mekanik→ lumen tersumbat
cairan maupun gas→ perangsangan padapusat muntah pusat medula→penyakit
muntah & nyeri perut hilang timbul
Nyeri hilang timbul →hernia interiekta
5 /
2 3 /
1 6
6
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
7/71
3. Apa kemungkinan pak herman tdk buang
angin sejak 3 jam yg lalu?
Obstruksi pd saluran cerna→ udara tidak
keluar melalui anus
4. Apa interpretasi benjolan dengan riwayat
hernia?
Ketika berdiri→ ↑ tek. Intra abdomen→
terjadi penonjolan
Tidur→ tek. Intra abdomen tetap/ sedikit
meningkat→usus kembali ke cairan
abdomen→tidak terjadi penonjolan
5 /
2 3 /
1 6
7
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
8/71
5. Apakah ada dampak jikalau hernia tdk segera
dioperasi & adakah hubungannya dgn keluhan
sekarang? Ada hubungannya→ sebelum hernia
reponible namun, karena operasi
menyebabkan hernia irreponible→terjadi
ileus obstruksi→jaringan usus nekrotik6. Bagaimana interpretasi dari px. fisik ?
- TD : Normal
- Nadi : Takikardi
- Suhu : Normal
- Darm contour
- Darm stelfung
- Borborygmi→obstruksi ileus
5 /
2 3 /
1 6
8
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
9/71
7. Apa tujuan dipasang infus, NGT, kateter urin,
injeksi antibiotik?
Pemberian infus→ hiponatremia, asupan
cairan dan elektrolit Kateter urin→memasukkan urin output
Injeksi AB→ spektrum luar→biasanya
intravena
NGT→ ↓ distensi abdomen, dekompresi
8. Mengapa dokter beranggapan bahwa nantinya
terjadi nekrosis dan apakah dampaknya bila
dilakukan reseksi anastomosis usus?
karena di khawatirkan terjadi ileus paralitikyang menyebabkan nekrotik jaringan usus
Dampak : berkurangnya waktu perjalanan
sisa makanan
5 /
2 3 /
1 6
9
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
10/71
9. Apakah indikasi dilakukan herniorraphy?
waktunya operasi, 2 x 24 jam hernia irreponik
gangren pada usus
10. Apakah indikasi laparostomi eksplorasi?
- Peritonitis
- Perdarahan gastrointestinal
- Obstruksi usus halus- Trauma abdomen
11.Bagaimanakah patofisiologi peritonitis diffusa ex
causa hemoperitonium & peritonitis ex causa
perforasi appendix? peritonitis ex causa hemoperitonium : lien
dilewati banyak pembuluh darah →perdarahan
peritonitis→peritonitis
P. ex causa p. appendix→ menyebar ke cavum
5 /
2 3 /
1 6
10
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
11/71
12. Apakah diagnosa & DD?
Diagnosa : ileus obstruksi ex causa hernia
inguinalis DD : hernia inguinalis strangulata, ileus
paralitik
13.Komplikasi penyakit pak herman & 2 org
disebelah pak herman & bgaimanaprognosisnya?
Komplikasi :
Peritonitis→ syok sepsis, syok hipovolemik
Prognosis : peritonitis ex causahemoperitonium→ buruk
peritonitis ex causa perforasi appendiks→
baik
5 /
2 3 /
1 6
11
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
12/71
JUMP 4 : SKEMA
5 /
2 3 /
1 6
12
AKUT ABDOMEN DAN TRAUMA
SISTEM DIGESTIVUS
DIAGNOSIS DAN DD
ETIOLOGI, EPIDEMIOLOGI,
FR DAN MK
PEMERIKSSAN FISIK, LAB
DAN PENUNJANG
TATALAKSANARUJUKAN
KOMPLIKASI DAN
PROGNOSIS
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
13/71
JUMP 5 : LEARNING OBJECTIVE
Akut Abdomen
1. Trauma Abdomen
2. Peritonitis
3. Appendicitis4. Hernia
5. Ileus Obstruktif dan Ileus Paralitik
5 /
2 3 /
1 6
13
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
14/71
LO 1 : TRAUMA ABDOMEN
5 /
2 3 /
1 6
14
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
15/71
Trauma Abdomen
Trauma abdomen dapat dibagi menjadi trauma tajam
dan trauma tumpul. Trauma abdomen dapat
mengakibatkan perforasi, sepsis dan perdarahan yang
sering menjadi penyebab kematian. Berdasarkan organ
yang terkena dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Organ padat misalnya hepar & limpa
Organ berongga misalnya usus & saluran empedu
5 /
2 3 /
1 6
15
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
16/71
Trauma Tajam Abdomen
Organ padat yang sering terkena adalah hepar, sedangkan
organ berongga yang paling sering terkena adalah usus.
Diagnosa
Anamnesis
Mekanisme trauma tajam perlu ditanyakan dengan
keterangan selengkap mungkin seperti senjata yang melukai,
arah tusukan dan bagaimana terjadinya kecelakaan jikakeadaan memungkinkan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi abdomen:jejas di dinding perut
Tanda-tanda peritonitis, sepsis, syok dan penurunan
kesadaran
Colok dubur apabila dicurigai cedera anorektal
Adanya eviserasi pada usus atau omentum
5 /
2 3 /
1 6
16
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
17/71
Pemeriksaan penunjang
Darah perifer lengkap: tanda anemia dan infeksi
Ultrasonografi: adanya cedera, cairan intraperitoneal dan
perdarahan
CT-Scan pada kasus yang lebih stabil untuk menunjang
tata laksana berikutnya
5 /
2 3 /
1 6
17
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
18/71
Tata Laksana
Stabilisasiairway, breathing dan circulation sebelum
pemeriksaan dan tatalaksana cedera abdomen
Resusitasi cairan dilakukan apabila pasien mengalami
syok
Pemasangan NGT untuk dekompresi dan mencegah
aspirasi
Pemasangan kateter untuk menilai produksi urin
Tata laksana definitif: pembedahan, dilakukan apabila
hemodinamik sudah stabil dan dilakukan segera apabila
tidak tertolong dengan resusitasi cairan
5 /
2 3 /
1 6
18
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
19/71
Trauma Tumpul Abdomen
Diagnosis
Anamnesis
Mekanisme ceder harus dieksplorasi seperti posisi jatuh,
asal ketinggian, jenis alat yang melukai, kecepatan dan
sebagainya jika memungkinkan
Pemeriksaan fisik
kadang-kadang dijumpai jejas di dinding abdomen
Tanda rangsangan peritonium: nyeri tekan, nyeri ketok
dan nyeri lepas
Darah atau cairan yang cukup banyak dapat dikenalidengan shifting dullness
Bising usus dapat melemah atau menghilang
5 /
2 3 /
1 6
19
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
20/71
Pemeriksaan penunjang
Roentgen abdomen 3 posisi digunakan untuk mengetahui
adanya udara bebas
Roentgen thoraks: pneumoperitonium, ruptur
hemidiafragma atau fraktur iga bawah yang
menandakan kemungkinan cedera limpa dan hepar
USG: melihat adanya cairan intraperitonial bebas
CT-Scan: melihat organ yang cedera seperti ginjal,
derajat cedera hati dan limpa terutama pada pasien yang
memiliki hemodinamik stabil
5 /
2 3 /
1 6
20
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
21/71
Tata laksana
Stabilisasiairway, breathing dan circulation
Pemasangan NGT
Pemasangan kateter urin
Laparotomi apabila ditemukan tanda kerusakan
intraperitonium. Apabila tidak didapatkan tanda
kerusakan intraperitonium dapat di observasi terlebihdahulu. Laparotomi dilakukan untuk mengetahui organ
yang rusak, menghentikan perdarahan dan tata laksana
cedera organ berongga dengan penutupan sederhana
atau reseksi sebagian
5 /
2 3 /
1 6
21
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
22/71
LO 2 : PERITONITIS
5 /
2 3 /
1 6
22
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
23/71
DEFINISI
Peritonitis: sebuah proses peradangan pada
membran serosa yang melingkupi kavitas
abdomen dan organ yang terletak didalamnya
(Peritoneum)
Peritonitis sering disebabkan oleh infeksi
peradangan lingkungan sekitarnya karena
awalnya peritoneum merupakan lingkungan
yang steril
5 /
2 3 /
1 6
23
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
24/71
KLASIFIKASI
Infeksi peritoneal dapat diklasifikasikan sebagai
bentuk:Primer (dari penyebaran hematogen, biasanya pada
keadaanimmunocompromise)
Sekunder (berhubungan dg proses patologis di organviseral, seperti perforasi, trauma, atau postoperative)
Tersier (infeksi yg persisten atau rekuren setelah
diterapi)
5 /
2 3 /
1 6
24
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
25/71
ETIOLOGI
Peritonitis dapat disebabkan oleh kelainan di dalam abdomen berupa
inflamasi dan penyulitnya misalnya perforasi appendisitis, perforasi tukaklambung, perforasi tifus abdominalis.
Ileus obstruktif dan perdarahan oleh karena perforasi organ berongga
karena trauma abdomen.
Bakterial : Bacteroides, E.Coli, Streptococus, Pneumococus, proteus,
kelompok Enterobacter-Klebsiella, Mycobacterium Tuberculosa.Kimiawi : getah lambung, pankreas, empedu, darah, urin, benda asing
(talk, tepung).
Penyebab paling sering dari peritonitis primer adalah spontaneous
bacterial peritonitis (SBP) akibat penyakit hepar kronis. Kira2 10-30%
pasien dengan sirosis hepatis dengan ascites akan berkembang menjadiperitonitis bakterial.
Penyebab peritonitis sekunder paling sering adalah perforasi appendicitis,
perforasi gaster dan penyakit ulkus duodenale, perforasi kolon (paling
sering kolon sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker serta
strangulasi usus halus.
5 /
2 3 /
1 6
25
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
26/71
PATOFISIOLOGI
Reaksi awal peritoneum thdp invasi bakteri
adalah keluarnya eksudat fibrinosa terbentuk
kantong2 nanah (abses) di antara perlekatan
fibrinosa
Bila infeksi tersebar luas, menjadi peritonitis
generalisata aktifitas peristaltik turun
ileus paralitik usus mjd atoni & meregang
Cairan & elektrolit hilang kdlm lumen usus
dehidrasi, ggn sirkulasi, oligouria, syok.
5 /
2 3 /
1 6
26
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
27/71
GEJALA & TANDA
Bervariasi tergantung pd luas, berat, dan jenis
organisme penyebab peritonitis.
Yg biasa terjadi adalah:Demam, takikardia, hipotensi dan penderita tampak
letargik dan syok
Leukositosis
Nyeri abdomen Umumnya nyeri tumpul
Muntah
Distensi Abdomen, kaku, rebound tenderness, defensmuskular
Peristaltik usus menurun hilang
5 /
2 3 /
1 6
27
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
28/71
DIAGNOSIS
Diagnosis dari peritonitis dapat ditegakkan
dengan adanya gambaran klinis, pemeriksaan
laboratorium, dan X-Ray
Gambaran klinis
Pemeriksaan laboratorium:
Ditemukan adanya lekositosis, hematokrit yang
meningkat dan asidosis metabolik.
Pemeriksaan X-Rayadanya kekaburan pada cavum abdomen,
preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan
adanya udara bebas subdiafragma atau intra
peritoneal
5 /
2 3 /
1 6
28
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
29/71
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari peritonitis adalah:apendisitis
Pankreatitis
Gastroenteritis
Kolesistitis
Salpingitis
kehamilan ektopik terganggu
5 /
2 3 /
1 6
29
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
30/71
MANAJEMEN
Management peritonitis tergantung dari diagnosis
penyebabnya. Hampir semua penyebab peritonitis
memerlukan tindakan pembedahan (laparotomi
eksplorasi).
Prinsip umum:Pemberian antibiotik yg sesuai
Dekompresi saluran gastrointestinal
Terapi cairan
Tirah baring
Pembuangan fokus septik (apendiks dll)
analgesik
5 /
2 3 /
1 6
30
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
31/71
Pertimbangan dilakukan
pembedahan:
Pada pemeriksaan fisik didapatkan defans muskuler yang
meluas, nyeri tekan terutama jika meluas, distensi perut,
massa yang nyeri, tanda perdarahan (syok, anemia
progresif), tanda sepsis (panas tinggi, leukositosis), dantanda iskemia (intoksikasi, memburuknya pasien saat
ditangani).
Pada pemeriksaan radiologi didapatkan pneumo
peritoneum, distensi usus, extravasasi bahan kontras,tumor, dan oklusi vena atau arteri mesenterika.
Pemeriksaan endoskopi didapatkan perforasi saluran
cerna dan perdarahan saluran cerna yang tidak teratasi.
Pemeriksaan laboratorium.
5 /
2 3 /
1 6
31
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
32/71
PEMBEDAHAN DILAKUKAN
BERTUJUAN UNTUK :
Mengeliminasi sumber infeksi.
Mengurangi kontaminasi bakteri pada cavum
peritoneal
Pencegahan infeksi intra abdomen
berkelanjutan.
5 /
2 3 /
1 6
32
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
33/71
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
34/71
TERAPI BEDAH PADA PERITONITIS:
Kontrol sumber infeksi, dilakukan sesuai dengan
sumber infeksi. Tipe dan luas dari pembedahan
tergantung dari proses dasar penyakit dan
keparahan infeksinya.
Pencucian ronga peritoneum: dilakukan dengan
debridement, suctioning,kain kassa, lavase,
irigasi intra operatif. Pencucian dilakukan untuk
menghilangkan pus, darah, dan jaringan yang
nekrosis.Debridemen : mengambil jaringan yang nekrosis,
pus dan fibrin.
Irigasi kontinyu pasca operasi.
5 /
2 3 /
1 6
34
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
35/71
TERAPI POST OPERASI
Pemberian cairan I.V, dapat berupa air, cairan
elektrolit, dan nutrisi.
Pemberian antibiotic
Oral-feeding, diberikan bila sudah flatus, produk
ngt minimal, peristaltic usus pulih, dan tidak
ada distensi abdomen.
5 /
2 3 /
1 6
35
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
36/71
KOMPLIKASI
Komplikasi dapat terjadi pada peritonitis bakterial
akut sekunder, dimana komplikasi tersebut dapat
dibagi menjadi komplikasi dini dan lanjut, yaitu:Komplikasi dini
Septikemia dan syok septikSyok hipovolemikSepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat dikontrol dengan
kegagalan multi sistem Abses residual intraperitoneal
Portal Pyemia (misal abses hepar)Komplikasi lanjut
Adhesi
Obstruksi intestinal rekuren
5 /
2 3 /
1 6
36
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
37/71
PROGNOSIS
Prognosis baik pada peritonitis lokal dan ringan
Prognosis buruk pada peritonitis generalisata yg
disebabkan organisme virulen
5 /
2 3 /
1 6
37
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
38/71
LO 3 : APPENDICITIS
5 /
2 3 /
1 6
38
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
39/71
Definisi
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks
vermiformis dan merupakan penyebab abdomen
akut yang paling sering.
Etiologi
1. Faktor obstruksi benda asing (biji
bijian,mineral,parasit)
2. Faktor infeksi = oleh berbagai organisme antara lain
E.Coli
5 /
2 3 /
1 6
39
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
40/71
Manifestasi klinis
Nyeri perut di perium umbilikus
Muntah Dalam waktu 2-12 jam nyeri perut akan berpindah ke
kuadran kanan bawah,menetap dan diperberat
dengan batuk atau berjalan
Gejala lain(anoreksia,malaise,demam,konstipasi,diare,
mual dan muntah)
5 /
2 3 /
1 6
40
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
41/71
Pemeriksaan fisik
Demam tidak terlalu tinggi
Ditemukan bising usus menurun/menghilang Nyeri tekan McBurney (+)
Tanda Rovsing (+)
Tanda psoas (+)
Tanda obturator (+)
5 /
2 3 /
1 6
41
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
42/71
Selain itu, untuk mendiagnosis apendisitis juga dapat
digunakan skor Alvarado
5 /
2 3 /
1 6
42
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
43/71
5 /
2 3 /
1 6
43
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
44/71
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab : jumlah keukosit umumnya sedikit
meningkat antara 10.000-20.000/uL
USG : untuk menentukan penebalan dinding,lesi
target,adanya apendikolit.
5 /
2 3 /
1 6
44
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
45/71
Tatalaksana
pre operatif :
observasi ketat,tirah baring,puasa.
pemeriksaan abdomen,rektal,pemeriksaan darah
dapat diulang secara periodik.
antibiotik spektrum luas dan analgetik dapat
diberikan
-appendektomi
Komplikasi
-perforasi usus,peritonitis umum,absesapendiks,sepsis,obstruksi usus.
5 /
2 3 /
1 6
45
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
46/71
LO 4 : HERNIA
5 /
2 3 /
1 6
46
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
47/71
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi
suatu rongga melalui defek atau bagian lemahdari dinding rongga bersangkutan
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia
inguinalis lateralis yaitu hernia yang keluar dari
rongga peritonium melalui anulus inguinalis
internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke
dalam kanalis inguinalis
Hernia inguinalis direk disebut juga hernia
inguinalis medialis yaitu hernia yang melaluidinding inguinal posteromedial dari vasa
epigastrika inferior di daerah yang dibatasi
segitiga Hesselbach
5 /
2 3 /
1 6
47
1B i b i h i
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
48/71
1. Bagian-bagian hernia
a.Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum
parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong,misalnya hernia insisional, hernia adipose, hernia
intertitialis.
b.Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melaluikantong hernia,misalnya usus,ovarium dan
jaringan penyangga usus (omentum).
c. Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang
dilalui kantong hernia.
d. Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai
dengan kantong hernia.
5 /
2 3 /
1 6
48
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
49/71
2. Macam-macam hernia
a. Berdasarkan terjadinya:
1) Hernia bawaan atau kongenital
2) Hernia didapat atau akuisita
b. Berdasarkan tempatnya:
1) Hernia Inguinalis
Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regioinguinalis).
2)Hernia femoralis
Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah fosa femoralis.
3) Hernia umbilikalis Adalah hernia isi perut yang tampak di daerah isi perut.
4)Hernia diafragmatik
Adalah hernia yang masuk melalui lubang diafragma ke dalam
rongga dada.
5 /
2 3 /
1 6
49
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
50/71
c. Berdasarkan sifatnya
1)Hernia reponibel
Yaitu isi hernia masih dapat dikembalikan kekavum abdominalis lagi tanpa operasi.
2) Hernia ireponibel
Yaitu isi kantong hernia tidak dapat
dikembalikan ke dalam rongga.3) Hernia akreta
Yaitu perlengketan isi kantong pada peritonium
kantong hernia.
4) Hernia inkarserata Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia.
5 /
2 3 /
1 6
50
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
51/71
ETIOLOGI
1. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka
2. Peningkatan tekanan intraabdominal akibat
adanya tindakan valsava maneuver seperti
batuk, mengejan, mengangkat benda berat dan
menangis, atau akibat adanya tahanan saatdefekasi dan miksi serta distensi abdomen
3. Kelemahan otot dinding perut akibat usia yg
semakin bertambah, malnutrisi, kerusakan
atau paralisis dari saraf motorik serta akibarabnormal metabolisme kolagen
5 /
2 3 /
1 6
51
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
52/71
PATOFISIOLOGI Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum
karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada laki-laki,sehingga menyebakan hernia.
Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual
juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun
manual akibat terjadi perlengketan antara isi hernia dengan
dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapatdimasukkan kembali.
Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau
berpindah sehingga aktivitas akan terganggu.
Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia
akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akanmenimbulkan gejala ileus yaitu gejala obstruksi usus sehingga
menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan
menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan
Iskemik.
Isi hernia ini akan menjadi nekrosis.
5 /
2 3 /
1 6
52
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
53/71
HERNIA INGUINALIS
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia
inguinalis lateralis yaitu hernia yang keluar dari
rongga peritonium melalui anulus inguinalis
internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis. Biasanya tonjolannya
berbentuk lonjong
Hernia inguinalis direk disebut juga hernia
inguinalis medialis yaitu hernia yang melaluidinding inguinal posteromedial dari vasa
epigastrika inferior di daerah yang dibatasi
segitiga Hesselbach. Biasanya tonjolannya
berbentuk bulat
5 /
2 3 /
1 6
53
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
54/71
MANIFESTASI KLINIS
Umumnya pasien mengeluh turunnya
selangkangan atau kemaluan dan terdapatnya
benjolan
Benjolan tsb dapat mengecil atau menghilang
pada saat tidur serta kembali timbul saat batuk,mengejam ataupun mengangkat benda berat
Tanda yg berkaitan dgn adanya komplikasi :
Obstruksi : hernia tegang,bmuntah, distensi,
konstipasi, dan tdk bisa flatusStrangulata : daerah penonjolan merah,
berinndurasi, nyeri hebat, nyeri tekan dan
terdapat tanda atau gejala sepsis
5 /
2 3 /
1 6
54
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
55/71
PEMERIKSAAN UNTUK MEMBEDAKAN
HERNIA INGUINAL LATERALIS DAN MEDIALIS
1. Pasien dalam keadaan berdiri atau berbaring
2. Melalui skrotum, jari telunjuk pemeriksa
imasukkan ke atas lateral dari tuberkulum
pubikum dan ikuti fasilulus spermatikus
sampai ke anulus inguinalis internus
3. Pasien diminta batuk atau mengejan
4. Pemeriksa merasakan apakah ada massa yg
menyentuh jari tangan
5. Jika massa tsb menyentuh ujung jari hernia
inguinalis lateralis
6. Jika massa menyentuh sis jari hernia
inguinalis medialis
5 /
2 3 /
1 6
55
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
56/71
TATALAKSANA
Penanganan konservatif
Hanya terbatas pada tindakan melakukan
reposisi. Reposisi dilakukan secara manual.
Reposis tidak boleh dilakukan pada hernia
strangulataPenangan operatif
1.Herniotomi : dilakukan pembebasan kantong
hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka
dan isi hernia dibebaskan kalau adaperlekatan, kemudian direposisi. Kantong
hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu
dipotong.
5 /
2 3 /
1 6
56
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
57/71
2. Hernioplastik : dilakukan tindakan untuk
memperkecil annulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis iguinalis.
5 /
2 3 /
1 6
57
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
58/71
LO 5 : ILEUS OBSTRUKTIF
DAN ILEUS PARALITIK
5 /
2 3 /
1 6
58
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
59/71
ILEUS OBSTRUKTIF DAN PARALITIK
Ileus adalah suatu kondisi dimana terdapat
gangguan pasase(jalannya makanan) si usus.
Ileus ini terutama dibagi menjadi 2 berdasarkan
penyebabnya yaitu :
1.ileus obstruktif
2.ileus paralitik
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
60/71
Ileus obstruktif adalah kerusakan atau
hilangnya pasase isi usus yang disebabkan oleh
sumbatan mekanik
Sedangkan ileus paraltik merupakan hilangnya
peristaltik usus sementara yang disebabkan olehsuplai saraf otonom mengalami paralisis dan
pristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu
mendorong isi sepanjang usus.
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
61/71
Pravelensi
Ileus obstruktif merupakan kegawatdaruratan
dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai
sekitar 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen
yang bukan apendiitis akut
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
62/71
Etiologi yang paling sering dari ileus obstruktif
adalah adhesi/streng
Pada ileus obstruktif terjadi penyumbatan
mekanis pada usus dimana merupakan
penyumbatan yang sama sekali menutup ataumengganggu jalannya isi usus
Ileus obstruktif dapat disebabkan oleh :
1.Adhesi(perlekatan usus halus) merupakan
penyebab tersering ileus obstruktif
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
63/71
Sekitar 50-70% dari semua kasus.adhesi dapat
disebakan oleh riwayat operasi intraabdominal
sebelumnya atau proses inflamasi
intraabdominal.obstruksi yang disebabkan oleh
adhesi berkembang sekitar 5% dari pasien yangmengalami operasi abdomen didalam hidupnya.
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
64/71
2.Hernia inkarserata eksternal
(inguinal,femoral,umbilikal,insisional,atau
parastomal) merupakan etiologi tersering bagi
pasien yang tidak mempunyai riwayat operasi
abdomen3.Neoplasma
4.intususepsi usus halus yang menimbulkan
obstruktif dan iskemia terhadap bagian usus
yang mengalami intususepsi
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
65/71
5.penyakit crohn
6.volvulus sering disebabkan oleh adhesi atau
kelainan kongenital misalnya malrotasi usus
7.batu empedu yang masuk ke ileus
8. struktur yang sekunder yang berhubungan
dengan iskhemia,inflamasi,terapi,radiasi atau
trauma operasi
9.Penekanan eksternal oleh
tumor,abses,hematoma,intususepsi,atau
penumpukan cairan
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
66/71
10.benda asing seperti bezoar
11.Divertikulum meckel
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
67/71
Terdapat ada 4 gejala utama dari ileus obstruktif
-nyeri abdomen
-muntah
-distensi
-konstipasi
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
68/71
DIAGNOSIS ILEUS OBSTRUKTIF
Anamnesis : pada ileus obstruktif usus halusbidanya sering dapat ditemukan
penyebabnya.misalnya berupa adhesi dalam
perut karena pernah dioperasi sebelumnya atau
karena terdapat herniaInspeksi: dapat ditemukan tanda tanda umum
dehidrasi misalnya kehilangan turgor kulit
maupun mulut dan lidah yang kering
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
69/71
Palpasi :palpasi bertujuan untuk mengetahuiadanya tanda iritasi peritoneum apapun atau
nyeri tekan yang mencakup :defance
muskular”involunter atau rebound dan
pembengkakan atau massa yang abnormal Auskultasi:terdengar adanya episode
gemerincing logam yang bernada tinggi dan
gelora( rush ) diantara masa tenang pada awal
pemeriksaan
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
70/71
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiologi :sinar x sangat bermanfaat dalammengkonfirmasi diagnosis ileus obstruktif serta
foto abdomen tegak dan berbaring
8/16/2019 MODUL 2 BLOK 2.6
71/71
PENATALAKSANNAN
Intervensi bedah