+ All Categories
Home > Documents > MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI...

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI...

Date post: 07-Aug-2021
Category:
Upload: others
View: 6 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
60
MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010 LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2010
Transcript
Page 1: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MODUL PRAKTIKUMELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

2010

LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASIJURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG2010

Page 2: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

KELOMPOK ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI

No Nama NRP Kelompok1 Nandang Saefullah 11-2004-026

12 Indra Hadi Abdilah 11-2004-0173 Muhammad Hizbuddin 11-2006-021

24 Rovan Redima Nugraha 11-2006-0435 Ahmad Arsyad 11-2006-0796 Agustinus Siregar 11-2007-052

37 Cresta Permana 11-2007-0038 Junius Alfonsus Simalango 11-2007-0629 Indra Yusuf Supriyana 11-2007-022

410 Risma Nurliani Dewi Somantri 11-2007-07411 Ferdian Dwipa Rosada 11-2007-03212 Dimas Priyambodho 11-2007-006

513 Rani Maya Dewanti 11-2007-07314 Ardhiansyah Pratama 11-2007-005

615 Mutiara Nurdianti 11-2007-05316 Juliando Adittia Girsang 11-2007-06517 Crisca Angelia Yuda 11-2007-045

718 Abdul Rochmat Supriyanto 11-2007-01919 Irfan Arif Budiman 11-2007-05920 Jhoni Waliadi 11-2007-051

821 Akbar Wildan Laili 11-2007-07522 Ayu Kusumawardani M. 11-2009-050

Tertib Praktikum Elektronika Telekomunikasi

Page 3: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

A. Umum1. Praktikan diharuskan mengenakan pakaian rapih/sopan (kemeja).

Menggunakan sepatu tertutup (bukan sandal). Praktikan yang berambutpanjang harus diikat dengan karet rambut.

2. Kartu Praktikum di pegang oleh masing – masing praktikan dan harusselalu di bawa setiap kali praktikum dan penyerahan laporan. Sebelumpraktikum, praktikan di wajibkan menyerahkan kartu praktikum dan tugaspendahuluan kepada asisten.

3. Jika terjadi kehilangan, kerusakan dan sebagainya pada alat yangdigunakan selama praktikum maka praktikan harus mengganti alat tersebutdengan kualitas dan kuantitas yang sama dalam jangka waktu satuminggu.

4. Selama berada di ruang Laboratorium, praktikan tidak diperkenankanmenerima atau menyalakan alat komunikasi, makan dan minum, merokok,membuang sampah tidak pada tempatnya, membuat gaduh sehinggamengganggu jalannya praktikum, merubah dan mengambil alat-alat yangada di Laboratorim.

5. Tas, jaket dan alat-alat yang tidak digunakan selama praktikum disimpanditempat yang telah di tentukan. Kehilangan atas barang-barang berhargamilik praktikan tidak menjadi tanggung jawab asisten.

6. Bila ada pengoprasian alat yang tidak dimengerti, sebaiknya bertanyakepada asisten.

7. Asisten berhak mengeluarkan praktikan atau memberikan tugas tambahanbila praktikan dianggap belum siap untuk mengikuti suatu praktikum danatau melanggar peraturan yang ada.

8. Selama praktikum berlangsung, praktikan tidak diperkenankanmeninggalkan ruangan tanpa seijin asisten.

9. Pelanggaran terhadap tata tertib akan dikenakan sangsi.

B. Kehadiran1. Praktikan harus hadir tepat waktu sesuai jadwal yang telah

ditentukan,serta mengisi daftar hadir.2. Praktikan yang berhalangan hadir karena suatu alasan yang dapat diterima,

maka wajib memberitahukan kepada koordinator 2 hari sebelumnya.3. Pelaksanaan Praktikum

Praktikan tidak membawa tugas pendahuluan, maka tidakdiperkenankan mengikuti praktikum.

Toleransi keterlambatan 15 menit, setelah 15 menit tidakdiperkenankan mengikuti praktikum.

Jika praktikan tidak mengikuti salah satu modul praktikum, makapraktikan dinyatakan tidak lulus.

C. Jadwal Praktikum

Page 4: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Praktikum dilaksanakan setiap hari selasa, dan terbagi menjadi 2 session :Session 1 : Pukul 08.00 – 10.00Session 2 : Pukul 10.00 – 12.00

D. Tugas Pendahuluan1. Tugas Pendahuluan dikerjakan oleh masing – masing praktikan dan

dikumpulkan sebelum praktikan melaksanakan praktikum, jika praktikantidak menyerahkan tugas pendahuluan maka praktikan tidakdiperkenankan mengikuti praktikum.

2. Tugas pendahuluan ditulis rapi dikertas HVS ukuran A4 denganmenggunakan ballpoint/pena warna hitam.

E. LaporanFormat Laporan :

1. Tujuan Percobaan2. Alat yang digunakan3. Teori Dasar4. Prosedur Percobaan5. Data Percobaan6. Pengolahan Data7. Tugas Akhir8. Analisa9. Kesimpulan10. Daftar Pustaka

F. JurnalSetiap kelompok diharuskan membuat jurnal pada saat persentasi setiap modul.Denga format jurnal :

1.Abstrak2.Pendahuluan3.Dasar Teori4.Perhitungan6.Soal-soal7.Analisa8.Kesimpulan

G. Cover

Page 5: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

- 5 -

Catatan : MarginTop : 4cm Bottom : 3cmLeft : 4cm Right : 3cm

Ketentuan ini berlaku untuk semua pembuatan laporan atau tugas akhir.

Page 6: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MODUL PRAKTIKUM

PHASE LOCKED LOOP (PLL)

dan

FREQUENCY SYNTHESIZER

Page 7: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

PHASE LOCKED LOOP (PLL) dan

FREQUENCY SYNTHESIZER

I. Tujuan

Melalui percobaan ini, praktikan diharapkan dapat:

1. Mempelajari dan memahami prinsip kerja dari PLL dan frequency synthesizer

2. Mempelajari dan memahami parameter-parameter dari PLL dan frequency

synthesizer.

3. Mengetahui dan memahami pengukuran komponen-komponen pembentuk PLL

dan frequency synthesizer

II. Alat-alat Yang Digunakan

Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaaan ini adalah:

1. Kit praktikum

2. Oscilloscope

3. Frequency Counter

4. Audio generator/Generator sinyal

5. Jumper

III. Teori Dasar

Phase Locked Loop (PLL) adalah suatu sistem feedback yang dilengkapi dengan

sebuah osilator yang dikonrol tegangann (VCO) pada loop feedbacknya. Diagram

blok sistem PLL digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Diagram Blok PLL

Page 8: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Tegangan output Phase Detector (PD) sebanding dengan selisih fasa antara sinyal

input dengan sinyal output VCO dan mempunyai persamaan sebagai berikut:

}]{}{[ ssKVo oi ......................................................................

(1)

Dimana:

K = faktor penguatan detektor phasa

}{si = fasa input

}{so = fasa output

Tegangan Vo difilter oleh LPF sehingga dihasilkan tegangan searah Vi yang

merupakan tegangan input untuk mengendalikan VCO agar menghasilkan frekuensi

output yang sama besar dengan if .

Frekuensi output VCO cepat bergeser dari frekuensi tengahnya )( o sebesar:

}{. sVK i ....................................................................... (2)

Mengingat frekuensi )( o adalah turunan dari fasa, maka:

)(. sVKdt

dso

...................................................................... (3)

Dengan menggunakan transformasi Laplace diperoleh:

)().(1

)()(

)(

)((

sHsG

sGsT

s

s

i

o

Dimana:

S

KsFKsG o).(.)( (forward gain)

1)( sH (feedback gain)

Dengan:

K = faktor pemguatan PD (volt/rad)

][sF = transfer function

oK = faktor penguatan VCO

Jadi untuk mengadakan analisa lebih lanjut tergantung dari loop filter yang

digunakan.

Page 9: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Rangkaian frequency synthesizer adalah suatu rangkaian yang berasal dari PLL

(phase Lock Loop) yang diberi pembagi frekuensi sehingga frekuensi yang keluar

adalah kelipatan dari frekuensi referensinya, dengan kelipatannya diatur oleh

rangkaian pembagi frekuensi tersebut.

Jika pembagi frekuensinya dihubungkan antara VCOdan phase detector,

kemudian VCO diubah-ubah oleh pembagi frekuensi sehingga merupakan kelipatan

dari frekuensi referensinya dengan:

Jika diambahkan pembagi frekuensi antara referensi dan phase detector, maka

hubungannya menjadi sebagai berikut:

foutput dapat diatur menurut harga yang diinginkan tergantung perubahan dari pembagi

M dan N.

Jika oscilloscope digunakan pada frekuensi outputnya dan phase detector bekerja

pada frekuensi yang sangat rendah dibandingkan VCO, maka harus digunaka LPF

yang berfungsi untuk menghilangkan ripple yang dapat mengakibatkan terganggunya

bentuk gelombang yang keluar dari outputnya. Jenis gangguan tersebut biasanya

disebut modulaso frekuensi (FM).

Agar frekuensi referensi lebih stabil, maka sering digunakan kristal (x’tall)

oscillator yang dapat menghindari terjadinya osilasi pada frekuensi pembaginya.

IV. Prosedur Percobaan

Gambar 5.1 Diagram Blok PLL pada kit

Page 10: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

4.1. Mempelajari prinsip kerja PLL

1. Menghubungkan semua peralatan dengan sumber tegangan .

2. Menghubungkan titik 3 ke 4, 5 ke 6, dan 7 ke 8.

3. Memasang Frequency Counter ke titik 7 dan 8 yang telah dihubungkan

(jangan lupa ground-nya dihubungkan dengan ground pada kit).

4. Memeriksa rangkaian yang telah anda buat ke asisten.

5. Mengaktifkan saklar kit pada posisi ON dan frequency counter juga di-

ON-kan jika sudah benar.

6. Mengamati dan mencatat besarnya frekuensi keluaran PLL (10 data

pengamatan).

7. Menghubungkan titik 1 ke 2, dengan tidak merubah rangkaian awal.

8. Mengamati dan mencatat besarnya frekuensi keluaran PLL (10 data

pengamatan).

4.2. Mempelajari parameter PLL

1. Mengaktifkan saklar generator sinyal pada posisi ON, dengan tidak merubah

rangkaian pada percobaan 5.1.

2. Mengatur generator sinyal dengan frekuensi 200 KHz dengan gelombang

sinusoida.

3. Menghubungkan titik 1 ke 2 (output generator sinyal ke input PD). (jangan

lupa ground generator sinyal dihubungkan ke ground pada rangkaian / kit).

4. Mengamati dan mencatat frekuensi output yang diperoleh (10 data

pengamatan).

5. Menurunkan frekuensi generator sinyal menjadi 180 KHz.

6. Mengamati dan mencatat frekuensi output yang diperoleh (10 data

pengamatan).

7. Melakukan langkah v dan vi dengan skala penurunan frekuensi 20 KHz,

hingga mencapai frekuensi terendah 60 KHz.

8. Mengatur frekuensi generator sinyal 20 KHz.

9. Mengatur dan mengamati frekuensi output yang diperoleh (10 data

pengamatan).

Page 11: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

10. Menaikkan frekuensi generator sinyal menjadi 40 KHz.

11. Mengamati dan mencatat frekuensi output yang diperoleh (10 data

pengamatan).

12. Melakukan langkah v dan vi dengan skala kenaikan frekuensi 20 KHz,

hingga mencapai frekuensi tertinggi 200KHz.

4.3. Pengukuran komponen-komponen pembentuk PLL

1. Pengukuran kestabilan frekuensi referensi.

a. Menghubungkan titik 3 ke 4, dan 5 ke 6, lalu menghubungkan kit

dengan sumber tegangan.

b. Menghubungkan titik 2 (input PD) dengan oscilloscope dan frequency

counter (secara paralel).

Attention : before using the oscilloscope, don’t forget to calibrate the

oscilloscope first! And don’t forget about the grounding!.

c. Mengamati dan mencatat output PLL.

d. Menggambar sinyal output dan mencatat semua data yang anda peroleh

di oscilloscope.

2. Pengukuran peralatan dengan sumber tegangan

a. Mematikan frequency counter dan melepaskan dari rangkaian, dengan

tidak merubah rangkaian pada percobaan 1. Kemudian mengaktifkan

saklar generator sinyal pada posisi ON.

b. Menghubungkan titik 1 ke 2 (output generator sinyal ke input PD), dan

titik 7 ke 8.

c. Menghubungkan probe oscilloscope channel 1 pada titik 8 dan 7 dan

channel 2 pada titik 3.

d. Mengamati dan menggambarkan bentuk sinyal yang terjadi pada titik

tersebut (catat semua data yang anda peroleh dari oscilloscope).

e. Memindahkan probe oscilloscope channel 1 dari titik 8 ke titik 5, lalu

mengamati dan menggambarkan bentuk sinyal yang dihasilkan (gambar

yang channel 1 saja).

f. Mematikan seluruh peralatan, semua jumper dilepas dan meja praktikum

anda dirapikan kembali seperti semula.

Page 12: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MODUL PRAKTIKUM

SINGLE SIDE BAND (SSB)

Page 13: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

SINGLE SIDE BAND (SSB)

I. Tujuan Percobaan

Memahami prinsip kerja dari modulasi Single Side Band dengan metoda

Filter.

Memahami keuntungan modulasi SSB dalam hal penggunaan daya dan lebar

jalur frekuensi.

II. Alat-Alat Yang Digunakan

Oscilloscope.

Frequency generator/ Audio Generator.

Kit Praktikum SSB + Jumper.

III. Teori Dasar

Single Side Band

Didalam modulasi AM diketahui bahwa daya untuk memancarkan sinyal adalah

daya-daya pada komponen pembawa dan kedua side band (USB dan LSB). Untuk

memancarkan dengan derajat modulasi 100% diketahui bahwa hanya 1/6 dari jumlah

daya keseluruhan terdapat pada komponen side band. Sedangkan 2/3-nya terserap

pada sinyal pembawa yang tidak mengandung sinyal informasi.

Apabila sinyal pembawa dan salah satu dari komponen sideband dihilangkan dari

sinyal sebelumnya, maka sinyal pancarnya hanya setengah dari lebar jalur frekuensi

yang digunakan. Sedangkan 1/6 dari jumlah daya yang diperlukan untuk pemancaran.

Pemodulasian secara SSB-SC hanya mentransmisikan salah satu sideband saja

karena informasi yang dikandung dalam USB (fc + fa) dan LSB (fc –fa) berasal dari

informasi yang sama seperti Gambar 1. di bawah ini :

Page 14: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Gambar 1. Spektrum SSB-SC

Metode Filter untuk membangkitkan SSB.

Salah satu cara utntuk membangkitkan sinyal SSB adalah dengan metode filter.

Komponen pembawa diredam oleh filter yang sangat sempit (Narrow Band Filter).

Metoda ini dapat dilihat pada Gambar 2. dengan menggunakan filter BPF.

Gambar 2. Metode Filter

Sekilas tentang SSB-SC

“Single Sideband Suppressed Carrier (SSB-SC) modulation wasthe basis for all

long distance telephone communications up until the last decade. It was called “L

carrier.”It consisted of groups of telephone conversations modulated on upper and/or

lower sidebands of contiguous suppressed carriers. The groupings and sideband

orientations (USB, LSB) supported hundreds and thousands of individual telephone

conversations.

Due to the name of-SSB, in order to properly recover the fidelity of the original

audio, apilot carrier was distributed to all locations (from a single very stable

Page 15: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

frequency source), such that, the phase relationship of the demodulated (product

detection) audio to the original modulated audio was maintained.

Also, SSB wasused by the U.S Air force’s Strategic Air Command (SAC) to

insure relable communications between their nuclear bombers and NORAD. In fact,

before satellite communications SSB-was the only reliable form of communications

with the bombers.”

IV. Prosedur Percobaan

Mengatur Function Generator (FG) pada posisi gelombang Vin = 420 m Vp-

p, f = 3,4 KHz yang digunakan sebagai sinyal informasi.

Mengukur gelombang pembawa (carrier wave) pada titik B. Kemudian

mencatat dan menggambar pada kertas grafik besar amplitude, bentuk gelombang

dan besar frekuensinya.

Menghubungkan FG ke titik A dan mengamati bentuk gelombang output

modulator pada titik C, kemudian mencatat dan menggambarnya pada kertas

grafik.

Melepas FG pada titik A serta mengamati output LPF (titik ‘A’) dan

membandingkan dengan sinyal input di titik C, lalu mencatat dan

menggambarnya.

FG tetap di lepas dari titik A, lalu mengamati output penguat (amplifier) pada

titik E dan membandingkan dengan titik D.

Memasang FG pada input modulator (titik A) pada frekuensi yang sama

dengan sebelumnya, kemudian mengamati output LPF (titik D) dan output

penguat, lalu mencatat dan menggambarnya.

Mengatur FG untuk modulasi 50% dan over modulasi. Mengamati output

pada titik C,D, E, serta mencatat dan menggambar kondisi pada tiap titik yang

diperoleh.

Page 16: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MODUL PRAKTIKUM

TV SIGNAL LEVEL METER

Page 17: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

TV SIGNAL LEVEL METER

I. Tujuan

1. Untuk mengetahui fungsi dari alat ukur TV signal level meter.

2. Untuk mengetahui tegangan tiap kanal.

II. Alat-Alat yang Digunakan

TV signal level meter 1 buah

Antena 1 buah

Kabel dan konektor secukupnya

Battere 1,5 V (R14) 6 buah

III. Teori

Dari suatu antena terdapat level dari suatu pemancar. Level dari suatu antena dapat

diukur dengan menggunakan TV signal level meter. LF 941 adalah TV signal level meter

yang berguna untuk mengukur VHF/UHF televisi dan CATV diluar. LF 941 telah

dikembangkan menjadi rapi dan mudah dioperasikan.

Keistimewaan LF 941 yaitu:

Rapi dan ringan (850 g) juga mudah mengoperasikannya sehingga

tepat digunakan di luar.

Mengukur UHF,VHF,CATV.

Menggunakan teknik PLL synthesis untuk lebih mudah dan dapat

dipercaya tuningnya.

Pengukuran level otomatis.

Menggunakan tampilan digital level yang mudah untuk dibaca.

Bar display menyediakan suatu indikasi perubahan tingkatan yang

intuitif sehingga tepat untuk pekerjaan instalasi antena.

Page 18: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Dapat mengukur level audio carrier.

6 alkaline battere (IEC tipe R 14) dapat mengoperasikan selama 12

jam.

Terdapat fungsi tombol power-off otomatis.

Sebelum menggunakan LF 941 perlu diperhatikan beberapa hal:

Pilih tabel kanal untuk area mana alat ukur ini digunakan.

Jika LF 941 telah tidak digunakan dalam waktu lama, maka lepas battere.

LF 941 jangan diberi goncangan yang kuat.

Jangan menekan keras di panel LCD (Liquid Crystal Display).

Jangan menekan dengan benda tajam di pamel saklar.

Jangan menyimpan LF 941 dalam waktu yang lama dilingkungan yang melebihi

suhu penyimpanan antara -10oC sampai dengan +50oC karena dapat menyebabkan

kerusakan di panel LCD. Juga mengoperasikan pada suhu dan kelembaban (0

sampai 40oC, 30 sampai 80 % kelembaban relatif).

Battere yang digunakan harus baru dan pengoperasiannya harus dalam waktu

sesingkat mungkin.

Untuk mencegah battere agar tidak habis, maka matikan LF 941 dengan

menggunakan tombol power-off.

Jangan mengusap/mengelap dengan menggunakan thinner, bensin, dan lain-lain.

LF 941 memiliki saklar pemilih kanal dengan tabel seperti di bawah ini:

Nomor Tabel kanal0 Jepang1 USA2 CCIR3 Cina4 UK & Hongkong5 Italia6 Indonesia7 Australia

Page 19: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

V. Prosedur percobaan

Sebelum menggunakan LF 941, pilih kanal sesuai area yang digunakan.

A. Power-OFF Otomatis

1. Memasang battere tipe R-14 untuk mensuplai LF 941.

2. Menekan tombol power. Setelah 2 detik, akan muncul tampilan pada LCD.

Simbol dan lambang yang muncul pada LCD adalah seperti nomor pada tabel

di bawah ini.

Nomor Tabel kanal 5 5 min. 10 10 min. 20 20 min. 60 60 min. - Continuos (disable)

3. Setelah 2 detik, menekan CHANNEL UP/DOWN untuk memilih waktu yang

diinginkan.

4. Setelah memilih, tunggu 2 detik; LCD akan menukar tampilan dalam bentuk

pengukuran.

B. Mengukur Level Kanal

1. Memasang kabel antena ke terminal input konektor.

2. Menekan tombol VIDEO/SOUND dan tombol POWER untuk memilih band

VHF/UHF.

3. Membuat layar menampilkan kanal 1, kemudian catat levelnya.

4. Menekan tombol UP untuk menambah kanal (merubah kanal 1 menjadi kanal

2), kemudian catat levelnya.

5. Melakukan langkah 4 sampai kanal 69.

6. Mematikan TV signal level meter.

Page 20: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MODUL PRAKTIKUM

MODULATOR DAN DEMODULATOR

FREQUENCY SHIFT KEYING (FSK)

DAN

AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK)

Page 21: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MODULATOR DAN DEMODULATOR

FREQUENCY SHIFT KEYING (FSK) DAN AMPLITUDE SHIFT

KEYING (ASK)

I. TUJUAN PRAKTIKUM

Memahami modulasi Frequency Shift Keying (FSK) dan modulasi Amplitude

Shift Keying (ASK).

Memahami cara kerja rangkaian modulator dan demodulator Frequency Shift

Keying (FSK) dan Amplitude Shift Keying (ASK).

Mengetahui bentuk gelombang output pada masing-masing blok rangkaian kit

praktikum Frequency Shift Keying (FSK) dan Amplitude Shift Keying (ASK).

Membandingkan hasil praktikum dengan teori literatur.

II. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Kit Praktikum FSK dan ASK …………………………. 1 buah

Osiloskop ……………………………………………… 1 buah

Audio Generator ………………………………………. 1 buah

Jumper ………………………………………………… 1 buah

III. TEORI DASAR

III. 1. Frequency Shift Keying (FSK)

Frequency Shift Keying (FSK) merupakan sistem modulasi digital yang relatif

sederhana, dengan kinerja yang kurang begitu bagus dibandingkan sistem PSK dan

QAM. FSK biner adalah sebuah bentuk modulasi sudut dengan envelope konstan

yang mirip dengan FM konvensional, kecuali bahwa dalam modulasi FSK, sinyal

pemodulasi berupa aliran pulsa biner yang bervariasi diantara dua level tegangan

Page 22: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

diskrit sehingga berbeda dengan bentuk perubahan yang kontinyu pada gelombang

analog. Ekspresi yang umum sebuah sinyal FSK biner adalah :

tfdmfpVptSFSK ).(2cos)(

Dimana :

Vp = amplitude sinyal

fp = frekuensi pembawa

m = indeks modulasi

fd = frekuensi informasi

Gambar 1. modulator FSK Biner

FSK merupakan teknik modulasi digital yang populer dalam kaitannya dengan

pesawat telepon. Sistem transmisi dalam jaringan telepon banyak menggunakan

sistem FSK. Modulator-demodulator atau lebih dikenal sebagai modern digunakan

Page 23: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Phase Comparator

Voltage Controlled Oscillator

Amp

PLL

dc errorvoltage

AnalogFSK input

Binarydata output

fsfm

Analoginput

Binaryoutput

+V

-V

0 V

untuk mentransformasi sinyal base band menjadi sinyal termodulasi yang memiliki

kapabilitas untuk transmisi melalui kanal.

Input data ke modern dikonversi ke sinyal audio-frequency yang selanjutnya

dikopling ke line telepon. Modem diklasifikasikan sebagai asynchronous dan

synchoronous. Model asynchronous tidak memiliki clock, dan data rate tidak harus

konstan. Ini merupakan tipe modem yang sederhana. Kebanyakan modem yang

beroperasi dibawah 1800 bps adalah modem asynchronous memiliki data rate yang

sudah fix, dan pada umumnya dioperasikan untuk data rate yang lebih tinggi.

Sebagaimana yang diharapkan, standarisasi telah dibentuk untuk membuat suatu

sistem-sistem yang kompatibel.

Rangkaian yang paling umum digunakan untuk demodulasi sinyal FSK biner

adalah phaselocked-loop (PLL), yang ditunjukkan dalam blok diagram pada

Gambar 2. Suatu demodulator FSK-PLL bekerja sangat mirip dengan demodulator

PLL-FM. Sesuai input PLL bergeser diantara frekuensi mark dan space, dc error

voltage pada output fasa komparator mengikuti pergeseran frekuensi. Karena hanya

ada dua frekuensi input (mark dan space), maka disini juga hanya ada dua ouput

error voltage. Satu mewakili suatu logika 1 dan lainnya mewakili suatu logika 0.

Gambar 2. Demodulator PLL-FSK

Page 24: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Sehingga, frekuensi natural pada PLL dibuat sama untuk frekuensi center pada

modulator FSK. Sebagai suatu hasil, perubahan dalam dc error voltage mengikuti

perubahan dalam input frekuensi analog dan simetris disekitar 0 Vdc.

III. 2. Amplitude Shift Keying (ASK)

Pembangkitan gelombang AM dapat dilakukan dengan dua pendekatan

berbeda. Pertama adalah dengan membangkitkan sinyal AM secara lansung tanpa

harus dengan membentuk sinyak base band. Sehingga dalam kasus biner, generator

harus mampu memformulasi satu dari dua gelombang AM yang mungkin. Teknik

ini lebih dikenal dengan Amplitude Shift Keying (ASK), yang secara langsung

menyiratkan arti sebuah terminologi yang menggambarkan suatu teknik modulasi

digital.

Kita bicarakan disini pembangkitan ASK dengan suatu Keying Operation atau

pembentukan langsung modulasi ASK tanpa membentuk sinyal base band terlebih

dulu. Kita tentukan misalnya menggunakan base band unipolar level nol untuk

mengirim informasi ‘0’ dan level sinyal high untuk mengirim informasi ‘1’.

Gelombang ASK yang dibangkitkan akan berupa sebuah sinus dengan level Vc

untuk nilai informsi ‘1’ dan level nol untuk nilai informasi ‘0’.

Kita dapat lakukan ini dengan jalan memberi perlakuan osilator untuk

bertahan pada kondisi on (turn on) untuk selang waktu pengiriman informasi ‘1’

dan mempertahankan untuk kondisi off selama selang waktu pengiriman informasi

bernilai ‘0’. Jika kita mengunakan bentuk level yang lain, misalnya Vc1 dan Vc2

Volt atau mingkin secara lebih gampangnya 2,5 Volt untuk mewakili informasi ‘0’

dan 5 Volt untuk mewakili informasi ‘1’, ini dapat kita lakukan dengan memberikan

step-variable attenuator.

Demodulasi dapat kita lakukan secara coherent (koheren) dan incoherent

(tidak koheren). Demodulator koheren maksudnya adalah demodulator yang

memiliki timing (dalam hal ini lebih mudah dikenali sebagai fasa) yang persis

dengan sinyal carrier yang datang. Sedangkan demodulator tidak koheren tidak

Page 25: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

memerlukan fasa yang sama persis dengan sinyal carrier yang datang. Synchronous

demodulator adalah suatu contoh demodulator koheren.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

IV. 1. MODULATOR FSK

1. Mengkalibrasi osiloskop sehingga didapat frekuensi 100 KHz dan

amplitudo 5 Vpp.

2. Menghubungkan terminal tegangan rangkaian modulator FSK dengan

tegangan +12 V rangkaian power supply.

3. Menghubungkan terminal ground rangkaian modulator FSK dengan

terminal ground rangkaian power supply.

4. Mengamati output dari modulator FSK. Kemudian menggambar dan

mencatat besarnya frekuensi, amplitudo, perioda, mean, volt/div dan time/div.

5. Memberikan logika ‘1’ pada input modulator FSK dan mengamati output

dari modulator. Kemudian menggambar dan mencatat besarnya frekuensi,

amplitudo, perioda, mean, volt/div dan time/div.

6. Memberikan logika ‘0’ pada input modulator FSK dan mengamati output

dari modulator. Kemudian menggambar dan mencatat besarnya frekuensi,

amplitudo, perioda, mean, volt/div dan time/div.

7. Mengatur audio generator sehingga didapat bentuk sinyal persegi,

frekuensi 80 Hz dan amplitudo 3 Vpp. Kemudian menggambar dan mencatat

besarnya frekuensi, amplitudo, perioda, mean, volt/div dan time/div.

8. Menghubungkan input modulator dengan audio generator. Kemudian

menggambar dan mencatat besarnya frekuensi, amplitudo, perioda, mean,

volt/div dan time/div.

IV. 2. DEMODULATOR FSK

1. Menghubungkan output modulator FSK dengan input demodulator FSK,

kemudian menghubungkan terminal tegangan power supply -5 V pada input

modulator FSK. Lalu menggambar dan mencatat besarnya frekuensi, amplitudo,

perioda, mean, volt/div dan time/div.

Page 26: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

2. Melakukan kembali langkah prosedur 1 untuk input terminal tegangan

power supply +5 V.

MODUL PRAKTIKUM

MODULATOR DAN

DEMODULATOR BPSK

Page 27: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MODULATOR DAN DEMODULATOR BPSK

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Memahami dan mempelajari modulasi Binary Phase Shift Keying.

2. Mempelajari cara kerja rangkaian modulator dan demodulator Binary Phase Shift

Keying.

3. Mengetahui bentuk gelombang output dari masing – masing blok rangkaian pada

modulator dan demodulator Binary Phase Shift Keying (BPSK).

4. Membandingkan hasil praktikum dengan literature yang ada.

II. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Kit Modulator dan Demodulator BPSK ……………………. 1 buah

2. Oscilloscope dan Probe …………………………………….. 1 buah

3. Audio Generator ……………………………………………. 1 buah

4. Jumper …………………………………………………. Secukupnya

III. PENDAHULUAN

Phase Shift Keying (PSK) adalah suatu bentuk modulasi digital. PSK mirip dengan

teknik modulasi Phase Modulation, perbedaannya pada PSK, sinyal informasinya

digital. BPSK merupakan suatu bentuk suppressed carrier, square wave

memodulasi suatu sinyal kontinyu. Dalam binary phase shift keying (BPSK), dua

output fase yang mungkin akan keluar dan membawa informasi. Satu fase output

(0º) mewakili logic 1 dan (180º) untuk logic 0. Sesuai dengan perubahan keadaan

sinyal input digital, fase pada output carrier bergeser diantara dua sudut yang

keduanya terpisah 180º. Nama lain untuk BPSK adalah reversal keying dan biphase

modulation.

Pada percobaan ini akan diamati cara kerja rangkaian modem BPSK (Binary Phase

Shift Keying). Berikut ini adalah blok diagram BPSK :

Page 28: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Gambar 1. Blok Diagram Modulator BPSK

Balance Modulator pada blok diagram diatas berfungsi sebagai product

modulator,juga bekerja seperti suatu switch pembalik fase. dimana output Balance

Modulator adalah perkalian dari dua sinyal input, yaitu reference carrier berupa

sinyal sinusoida dan sinyal digital sebagai sinyal informasi.

Binary

Input

Output

PhaseLogic 0

Logic 1

1800

00

(a)

(a). Tabel Kebenaran, (b). Diagram Fasor, (c). Diagram Konstelasi

Gambar diatas menunjukkan tabel kebenaran, diagram fasor dan diagram

konstelasi untuk suatu output modulator BPSK. Sebuah diagram konstelasi, pada

Page 29: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

pembicaraan lain disebut juga sebagai signal state-space diagram, mirip dengan

diagram fasor. Kecuali dalam fasor ada penunjukkan arah panah, sedangkan dalam

diagram konstelasi, hanya posisi relatif pada puncak yang ditunjukkan pada fasor.

Gambar 3. Fasa Output Sebagai Fungsi Waktu Pada Sistem BPSK

Gambar (3) menunjukkan fasa output sebagai fungsi dari data yang masuk pada

sistem BPSK. Disini tampak bahwa spektrum pada suatu modulator BPSK adalah

senilai sinyal double-sided-band suppressed carrier dimana i dan lower side

frekuensi terpisah dari frekuensi carrier oleh nilai yang sebanding dengan ½ bit rate.

Sebagai konsekuensinya, bandwidth minimum (Fn) yang diperlukan untuk

meloloskan sinyal output BPSK pada kasus terburuk adalah senilai bit rate input

Rangkaian Balance Modulator yang digunakan dalam percobaan ini adalah Balance

Ring Modulator. Berikut ini adalah gambar rangkaian Balance Modulator Ring :

Gambar 3. Balance Ring Modulator

Page 30: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Pada rangakaian Demodulator BPSK. Balance Modulator kembali digunakan,

seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4. Blok Diagram Demodulator BPSK

Balance Modulator pada rangkaian demodulator juga berfungsi sebagai product

detector, dimana outputnya adalah hasil kali sinyal BPSK dengan sinyal pembawa

semula yang pada blok diagram diatas diperoleh dari rangkaian carrier recovery.

Berikut ini adalah contoh perkalian antara sinyal digital dengan sinyal sinus :

Gambar 2. Hasil Perkalian Balance Modulator

Pada gambar diatas : Logik “1” data diwakili oleh tegangan 1 volt, sehingga hasil

kali sinyal pembawa Sin ωct dengan data adalah + Sin ωct. Logik “0” data diwakili

Page 31: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

oleh tegangan -1 volt, sehingga hasil kali sinyal pembawa dengan data output

Balance Modulator adalah - Sin ωct. Dengan demikian pada output BM akan terjadi

perubahan phasa sinyal pembawa sebesar 180o untuk setiap perubahan logic data

input.

Bila sinyal BPSK yang dihasilkan adalah + Sin ωct maka output product detector

adalah = ½ - ½ Cos ωct.

Terlihat bahwa sinyal output BM terdiri dari komponen tegangan DC positif + ½

volt dan Cosinus dengan frekuensi dua kali frekuensi pembawa.

output = )2(sin fct x )2(sin fct

= fct2sin 2

atau :

fct2sin 2 = ½(1- fct4cos )

= ½-½ fct4cos

output = + ½ Vdc = logic 1

Tampak bahwa output pada balanced modulator tersusun dari sebuah tegangan dc

positif (½ Volt) dan sebuah gelombang cosinus dengan frekuensi dua kali frekuensi

carrier ( fct4 ). LPF memiliki frekuensi cut off jauh lebih rendah dari fct4

sehingga harmonisa kedua pada carrier dan melewatkan komponen dc positif.

Sebuah tegangan dc positif mewakili sebuah logic 1 yang didemodulasi.

Sedang untuk sinyal input BPSK fct2sin (logic 1), output dari balanced

modulator adalah :

output = )2sin( fct x )2sin( fct

= fct2sin 2

atau :

fct2sin 2 = -½(1- fct4cos )

= -½+½ fct4cos

output = - ½ Vdc = logic 0

Output pada balanced modulator tersusun dari sebuah tegangan dc negatif (-½

Volt) dan sebuah gelombang cosinus dengan frekuensi dua kali frekuensi carrier (

fct4 ). LPF memiliki frekuensi cut off jauh lebih rendah dari fct4 sehingga

Page 32: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

harmonisa kedua pada carrier dan melewatkan komponen dc negatif. Sebuah

tegangan dc mewakili sebuah logic 0 yang didemodulasi.

Dengan menggunakan LPF yang mempunyai frekuensi cut off dibawah ωc

mengakibatkan sinyal tersebut tertahan pada harmonisasi kedua dari frekuensi

pembawanya, sehingga hanya melewatkan sinyal DC + ½ volt. Sinyal DC tersebut

mewakili logic “1” dengan demikian sinyal biner dapat diperoleh kembali.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

IV.1. Modulator BPSK

a. Kalibrasi osiloskop sehingga didapat sinyal dengan frekuensi 1000 Khz dan

amplitude sebesar 5 Vpp

b. Amati output I pada reference carrier oscillator dengan oscilloscope digital.

Atur hingga diperoleh sinyal sinusoida dengan frekuensi 9 KHz (± 1 KHz) dan

amplitude 1,5 Vp-p (± 0,1 Vp-p).Gambar dan Catat hasilnya!

c. Beri data input pada Balance Modulator dengan sinyal persegi dari audio

generator dengan frekuensi 4,5 KHz, dengan amplitude 2 Vp-p (± 0,01

Vpp).Amati di osiloskop. Gambar dan catat hasilnya!

d. Hubungkan input Balanced Modulator dengan audio generator dan output I

dengan reference carrier. Amati output Balance Modulator pada osiloskop

digital, gambar dan catat hasilnya!

e. Hubungkan output Balanced Modulator pada input amplifier, amati output

amplifier. Gambar dan catat hasilnya!

IV.2. Demodulator BPSK

a. Hubungkan BPSK input pada Balance Modulator dengan sinyal output 2 dari

reference carrier oscillator (frekuensi dan amplitude tetap).

Page 33: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

b. Carrier input pada Balance Modulator dihubungkan dengan output dari

modulator BPSK yang sudah diberi penguat. Amati output dari modulator

BPSK yang sudah diberi penguat. Amati output Balance Modulator, gambar dan

catat hasilnya.

c. Pasang output Balance Modulator pada input Amplifier.Gambar dan catat

hasilnya!

d. Hubungkan output dari amplifier dengan input LPF serta amati output LPF.

Gambar dan catat hasilnya.

e. Hubungkan output LPF dengan input Comparator. Atur tombol komparator

sampai mendapatkan kembali gambar sinyal informasi Amati output

Comparator. Gambar dan catat hasilnya!

f. Bandingkan output Comparator dengan sinyal data input.

Page 34: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MODUL PRAKTIKUM

MODULATOR DANDEMODULATOR PAM-PWM

MODULATOR DAN DEMODULATOR PAM-PWM

Page 35: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

I. Tujuan

1. Mengetahui dan mempelajari modulasi dan demodulasi PAM.

2. Mengetahui dan mempelajari modulasi dan demodulasi PWM.

II. Alat-Alat Yang Digunakan

1. Kit Praktikum PAM-PWM.

2. Kabel Penghubung.

3. Oscilloscope.

4. Audio Generator ( 2 buah).

III. Teori Dasar

Modulasi pulsa adalah pemodulasi sinyal informasi yang berupa sinyal analog

kepada sinyal pembawa yang berbentuk deretan pulsa. Ada beberapa cara

pemodulasian yang dikenal, yaitu :

1. Pulse Amplitude Modulation (PAM) → deretan pulsa-pulsa setelah pemodulasian,

amplitudanya berubah-ubah sesuai dengan sinyal pemodulasi.

2. Pulse Width Modulation (PWM) → deretan pulsa-pulsa setelah pemodulasian

mempunyai mempunyai kelebaran/durasi waktu yang berubah-ubah sesuai sinyal

pemodulasi.

3. Pulse Frequency Modulation (PFM) → deretan pulsa setelah pemodulasian

mempunyai frekuensi atau pulse rate yang beubah-ubah sesuai dengan sinyal

pemodulasi.

4. Pulse Position Modulation atau Pulse Phase Modulation (PPM) → posisi atau

fasa deretan pulsa setelah pemodulasian berubah-ubah sesuai sinyal pemodulasi.

IV. Prosedur Percobaan

Page 36: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

A. Modulator PWM

1. Mengkalibrasi Oscilloscope.

2. Audio generator I sebagai sinyal informasi (sinusoida) dengan frekuensi fa =

400 Hz dan tegangan 4 Vp-p, kemudian menggambar sinyalnya !

3. Audio generator II sebagai sinyal pembawa (persegi) dengan frekuensi fc =

3200 Hz dan tegangan 6 Vp-p, kemudian menggambar sinyalnya !

4. Menghidupkan saklar 1 !

5. Memasukkan input fa dan fc !

6. Menggambarkan sinyal output di B !

7. Menggambarkan sinyal output di A !

8. Menggambarkan sinyal output PWM !

B. Demodulator PWM

1. Memasukkan output modulator PWM ke input demodulator PWM !

2. Menghidupkan saklar 2 !

3. Menggambarkan sinyal output di D !

4. Menggambarkan sinyal output di E !

5. Menggambarkan sinyal output di C !

6. Menggambarkan sinyal output di G !

7. Menggambarkan sinyal output demodulator PWM !

C. Modulator PAM

1. Audio generator I sebagai sinyal informasi (sinusoida) dengan frekuensi fa =

200 Hz dan tegangan 4 Vp-p, kemudian menggambar sinyalnya !

2. Audio generator II sebagai sinyal pembawa (persegi) dengan frekuensi fc =

3000 Hz dan tegangan 6 Vp-p, kemudian menggambar sinyalnya !

3. Menghidupkan saklar 3 !

4. Memasukkan input fa dan fc !

5. Menggambarkan sinyal output di H !

6. Menggambarkan sinyal output di I !

7. Menggambarkan sinyal output modulator PAM !

D. Demodulator PAM

Page 37: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

1. Menghidupkan saklar 4 !

2. Memasukkan output modulator PAM ke input demodulator PAM !

3. Menggambarkan sinyal output demodulator PAM !

4. Mematikan power kit praktikum !

5. Merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan !

Page 38: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MODUL PRAKTIKUM

MIKROKONTROLER

BASIC I/O DENGAN PORT 1

Page 39: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MIKROKONTROLER

BASIC I/O DENGAN PORT 1

I. Tujuan

Praktikan mampu membuat program input dan output menggunakan port 1

dengan cara mengakses port 1 secara per bit dan per byte.

Mengenal beberapa instruksi data transfer dan intruksi yang melakukan

proses perpindahan alamat.

II. Alat-Alat Yang Digunakan

DT-51 MinSys dan DT-51 Trainer Board

Power Supply

Perintah yang digunakan, diantaranya :

SJMP, LJMP

MOV, MOVX

SETB, CLR

JB, JNB

JC, JNC

CJNE

III. Teori Dasar

DT51 Development Tools

DT51 merupakan development tools yang terdiri dari 2 bagian terintegrasi yaitu

perangkat keras dan perangkat lunak. Komponenen utama perangkat keras DT51

adalah mikrokontroler 89C51 yang merupakan salah satu turunan keluarga MCS-51

Intel dan telah menjadi standar industri dunia.

Page 40: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Selain mikrokontroler, DT51 dilengkapi pula dengan EEPROM yang memungkinkan

DT51 bekerja dalam mode stand alone (bekerja sendiri tanpa computer). Selain

komponen-komponen tersebut masih banyak fungsi-fungsi lain : timer, counter, RS-

232 serial port, Programmable Peripheral Interface (PPI) serta LCD port.

Perangkat lunak DT51 terdiri dari Downloader DT51L dan Debugger DT51D.

Downloader berfungsi untuk mentransfer user program dari PC (Portable Computer)

ke DT51, sedangkan debugger akan membantu user untuk melacak kesalahan

program.

Gambar 1. Blok Diagram DT51

Blok Diagram DT51 menggambarkan beberapa bagian dari DT51.

Bagian-bagian tersebut antara lain :

Mikrokontroler 89C51

Page 41: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Mikrokontroler 89C51 adalah komponen utama dari DT51, Instruksi dan pinout

89C51 kompatibel dengan standar industri MCS-51. 89C51 mempunyai spesifikasi

standar sebagai berikut :

CPU 8 bit yang optimasi untuk aplikasi kontrol.

4 Kbytes Flash Programmable and Erasable Read Only Memory

(PEROM).

128 bytes Internal RAM.

2 buah 16 bit Timer/Counter.

Serial Port yang dapat deprogram.

5 sumber interrupt dengan 2 level prioritas.

On-chip oscillator.

32 jalur input output yang dapat diprogram.

64K Program Memory.

64K Data Memory.

4 Kbytes PEROM pada 89C51 digunakan untuk menyimpan kernel downloader dan

debugger serta rutin-rutin lain.

Demux (Demultiplexer)

Pada 89C51 jalur data 8 bit di-multipleks dengan 8 bit jalur alamat bagian bawah

(low order byte address), sehingga memakai pin yang sama. Sistem multipleks ini

sering dijumpai pula pada arsitektur mikrokontroler lain dengan tujuan untuk

menghemat jumlah pin sehingga bentuk fisik mikrokontroler menjadi lebih kecvil.

Untuk itu diperlukan demultiplekser yang akan memisahkan jalur data dan jalur

alamat bagian bawah. Jalur alamat bagian bawah bersama-sama dengan jalur alamat

bagian atas (high order address byte) membentuk jalur alamat 16 bit (address bus),

sehinggga mampu mengalamati memori sampai kapasitas 64 Kbytes.

Address Decoder

Page 42: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Sistem berbasis mikroprossesor atau mikrokontroler pada umumnya mempunyai lebih

dari satu device/peripheral seperti memori, input output, Analog to Digital Converter

(ADC), dan lain-lain. Masing-masing device ini perlu diberi alamat, sama seperti

rumah kita yang mempunyai alamat unik untuk tiap-tiap rumah. Bayangkan apa yang

terjadi kalau rumah-rumah itu tidak diberi alamat, pastikita akan kebingungan untuk

menuju rumah tertentu. Demikian pula dengan mikrokontroler, supaya dapat

mengakses suatu device maka mikrokontroler tersebut harus mengetahui alamat

device yang tidak diakses. Address decoder akan memberikan alamat untuk tiap

device. Pada DT51, address decoder memberikan alamat pada memori eksternal dan

Programmable Peripheral Interface (PPI) serta menyiapkan beberapa alamat lagi

untuk device-device lain bila ditambahkan.

Memori Eksternal

Selain PEROM dan internal RAM yang terdapat p[ada 89C51, DT51 juga

mempunyai memori eksternal berjenis EEPROM (Electrically Erasable

Programmable Read Only Memory) dengan kapasitas 8 Kbytes untuk menyimpan

‘user program’ yang didownload dari PC atau data. Sesuai dengan namanya maka

EEPROM dapat ditulis dan dihapus secara elektrik, mirip seperti RAM namun

bersifat volatile sehingga data yang tersimpan dalam EEPROM tidak hilang meskipun

catu daya dimatikan.

Programmable Peripheral Interface (PPI)

PPI berfungsi sebagai I/O expander yang dapat deprogram. PPI yang digunakan

mempunyai 24 bit jalur input output yang dapat dihubungkan dengan peralatan atau

device lain. 24 bit I/O ini dibagi menjadi 3 port, yaitu Port A, Port B, Port C.

TTL ↔ RS 232 Converter

DT51 berkomunikasi dengan PC secara serial. Proses download dan debugging

dilakukan melalui sebuah serial port. 89C51 mempunyai sebuah serial port dengan

level standar RS 232, maka diperlukan converter level TTL ↔ RS 232.

Page 43: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

LCD Port

LCD (Liquid Crystal Display), Port ini disiapkan untuk men-drive LCD melalui Port

1 mikrokontroler 89C51. Rutin untuk keperluan LCD sudah tersedia pada PEROM

89C51 sehingga user tinggal memakainya.

Data, Address dan Control Bus

DT51 mempunyai data bus dengan lebar 8 bit, serta address bus 16 bit. Sedangkan

control bus yang digambarkan pada blok diagram DT51 terdiri dari beberapa sinyal

control, antara lain : RD, WR,PSEN, ALE serta chip select yang dihasilkan oleh

address decoder.

DT51 dapat bekerja dalam dua mode yaitu download dan stand alone. Pada mode

download, user dapat men-download program dari PC ke DT51 dengan program

download DT51L. Setelah proses download selesai, user program otomatis langsung

bekerja. Sedangkan mode stand alone digunakan apabila program sudah sempurna

(tidak terdapat kesalahan). Pada mode ini program yang terakhir di-download

otomatis berjalan sendiri saat catu daya dihidupkan.

Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokontroler CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes

Flash Programmable Memory. Arsitektur dapat dilihat pada Gambar 2.

Fungsi dari beberapa register sebagai berikut :

Accumulator

ACC merupakan register akumulator.

Pada program dapat ditulis dengan A.

Register B

Register B digunakan pada operasi perkalian dan pembagian. Pada instruksi-intruksi

yang lain berfungsi seperti register umumnya.

Stack Pointer (SP)

Page 44: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Stack Pointer terdiri dari 8 bit. Alamat SP ditambah/dinaikkan sebelum data disimpan

pada eksekusi instruksi PUSH dan CALL. SP dapat diletakkan pada alamat manapun

di on-chip RAM. SP diinsialisasikan pada alamat 07H setelah reset. Hal ini

mengakibatkan stack dimulai pada lokasi 08H.

Data Pointer (DPTR)

DPTR terdiri dari high byte (DPH) dan low byte (DPL). Fungsi utamanya adalah

sebagai tempat alamat 16 bit. Register ini bisa juga dimanipulasi sebagai sebuah

register 16 bit atau 2 buah register 8 bit yang berdiri sendiri.

Port 0-3

P0, P1, P2 dan P3 adalah SFR latch dari Port 0, 1, 2 dan 3.

Gambar 2. Blok Diagram 89C51

Beberapa Instruksi MCS 51

Page 45: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MCS-51 memilih instruksi dengan jumlah yang cukup banyak. Instruksi-instruksi

tersebut dapat dimasukkan ke dalam beberapa golongan.

1. Instruksi Aritmatik

Instruksi Aritmatik mencakup instruksi-instruksi yang melakukan proses aritmatik,

antara lain : penjumlahan, perkalian dan pembagian.

Umumnya instruksi ini menggunakan Accumulator sebagai salah satu operandnya.

Instruksi Penjelasan SingkatADD A, source Menambahkan data dengan AccumulatorADD A, #dataADDC A, source Menambahkan data, carry Flag dan

AccumulatorADDC A, data

SUBB A, source Mengurangi accumulator dengan dataSUBB A, dataINC A

Menambah dengan 1INC sourceINC DPTRDEC A Mengurangi dengan 1DEC sourceMUL AB Mengalikan Accumulator dengan BDIV AB Membagi Accumulator dengan B DA A Konversi data ke desimal

2. Instruksi Logika

Instruksi Logika mencakup instruksi-instruksi yang melakukan proses logika terhadap

register 8 bit. Instruksi-instruksi tersebut antara lain :

Logika AND, logika OR, logika XOR, pergeseran, komplemen dan pertukaran

(swap). Umumnya in struksi ini menggunakan accumulator atau alamat (direct)

sebagai salah satu operand-nya.

Instruksi Penjelasan singkatANL A, sourceANL A, #data

Page 46: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Operasi logika AND antar bit pada kedua dataANL Direct, AANL Direct, #dataORL A, source

Operasi logika OR antar bit pada kedua dataORL A, #dataORL Direct, AORL Direct, #dataXRL A, source

Operasi logika XOR antar bit pada kedua dataXRL A, #dataXRL Direct, AXRL Direct, #dataCLR A Memberi nilai 00H pada accumulatorCPL A Komplemen setiap bit pada accumulatorRL A Merotasi Accumulator ke kiriRLC A Merotasi Accumulator ke kiri melalui Carry

FlagRR A Merotasi Accumulator ke kananRRC A Merotasi Accumulator ke kanan melalui Carry

FlagSWAP A Menukar posisi 4 bit terendah (lower nibble)

dengan 4 bit tertinggi (upper nible)

3. Instruksi Boolean

Instruksi Boolean mencakup instruksi-instruksi yang hanya melibatkan 1 bit saja.

Instruksi ini menggunakan Carry flag atau register 1 bit lainnya sebagai operand.

Instruksi Penjelasan singkatCLR C Memberi nilai ’0’ pada bitCLR bitSETB C Memberi nilai ’1’ pada bitSETB BitCPL C Komplemen bitCPL BitANL C,bit Operasi Logika AND antar bitORL C,bit Operasi Logika OR antar bitMOV C,bit Mengisi nilai dari bit ke bitMOV bit,CJC Rel Lompat ke alamat tertentu jika Carry flag = ’1’JNC Rel Lompat ke alamat tertentu jika Carry flag = ’0’

Page 47: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

JB Bit,rel Lompat ke alamat tertentu jika bit = ’1’JNB Bit,rel Lompat ke alamat tertentu jika bit = ’1’JBC Bit,rel Lompat ke alamat tertentu jika bit = ’1’ lalu

mengisi bit dengan nilai ’0’

4. Branch Instruction

Branch instruction mencakup instruksi-instruksi yang melakukan proses perpindahan

alamat. Instruksi-instruksi tersebut antara lain : pemanggilan rutin (call) dan lompat

(jump).

Instruksi Penjelasan singkatCALL Addr11 Memanggil subrutin pada alamat tertentuCALL Addr16RET Keluar dari subrutinRETI Keluar dari internetAJMP Addr11

Lompat ke alamat tertentuLJMP Addr16SJMP RelJMP @A+DPTRJZ Rel Lompat ke alamat tertentu jika Accumulator =

00HJNZ Rel Lompat ke alamat tertentu jika Accumulator

tidak bernilai 00HCJNE A,direct,rel Membandingkan kedua operand dan melompat

ke alamat tertentu jika kedua operand tidak

sama

CJNE A,#data,relCJNE Rn,#data,relCJNE @Ri,#data,relDJNZ Direct,rel Mengurangi operand dan melompat ke alamat

tertentu jika operand tidak bernilai 00HDJNZ Rn,rel

NOP Tidak ada operasi

5. Data Transfer Instruction

Data Transfer Instruction mencakup instruksi-instruksi yang melakukan proses

pemindahan atau pertukaran data yang melibatkan register 8 bit atau 16 bit. Instruksi-

instruksi tersebut antara lain : MOV, PUSH, PO dan XCH.

Instruksi Penjelasan singkatMOV A,source Mengisi nilai operand kedua (source)

Page 48: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

ke dalam operand pertama (destination)MOV A,#dataMOV Dest,AMOV Dest,source Mengisi nilai operand kedua (source)

ke dalam operand pertama (destination)MOV Dest,#dataMOV DPTR,#data16MOVC A,@A+DPTR Mengisi nilai dari program memory ke dalam

accumulatorMOVC A+PC

MOVX A,@Ri

Mengisi nilai dari external data memoryMOVX A,@DPTRMOVX @Ri,AMOVX @DPTR,APUSH Direct Mengisi nilai ke dalam StackPOP Direct Mengambil nilai dari StackXCH A,source Menukar nilai kedua operandXCHD A,@Ri Menukar 4 bit terendah dari kedua operand

IV. Prosedur Percobaan

IV. 1. Percobaan 1 Port 1 sebagai Output

Mempersiapkan :

Menghubungkan Port 1 DT-51 MinSys dengan “PORT OUTPUT“ DT-51

Trainer Board menggunakan kabel tipe Y.

Menghubungkan “CONTROL“ DT-51 MinSys dengan “CONTROL“ DT-

51 Trainer Board (sebagai sumber tegangan) menggunakan kabel tipe X.

Menghubungkan DT-51 MinSys dengan PC menggunakan kabel serial.

Menghubungkan DT-51 MinSys dengan sumber tegangan.

a. Program 1 :

Mengetik program berikut dan mengamati hasilnya :

$mod51

CSEG

ORG 4000H

LJMP START

ORG 4100H

START :

MOV SP, #30H

Page 49: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

SETB P1.0

CLR P1.1

SETB P1.2

CLR P1.3

SETB P1.4

SETB P1.5

SETB P1.6

SETB P1.7

SJMP $

END

Yang terjadi pada output LED pada Tutorial Board ?

Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0P/N P/N P/N P/N P/N P/N P/N P/N

Keterangan :

P : Padam ; N : Nyala

b. Program 2 :

Mengetik program berikut dan mengamati hasilnya :

$mod51

CSEG

ORG 4000H

LJMP START

ORG 4100H

START :

MOV SP, #30H

SETB C

MOV P1.0,C

MOV P1.1,C

MOV P1.2,C

MOV P1.3,C

Page 50: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

CLR C

MOV P1.4,C

MOV P1.6,C

MOV P1.6,C

MOV P1.7,C

SJMP $

END

Yang terjadi pada output LED pada Tutorial Board ?

Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0P/N P/N P/N P/N P/N P/N P/N P/N

Keterangan :

P : Padam ; N : Nyala

c. Program 3 :

Mengetik program berikut dan mengamati hasilnya :

$mod51

CSEG

ORG 4000H

LJMP START

ORG 4100H

START :

MOV SP, #30H

MOV P1, #0A3H

SJMP $

END

Yang terjadi pada output LED pada Tutorial Board ?

Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0P/N P/N P/N P/N P/N P/N P/N P/N

Page 51: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

Keterangan :

P : Padam ; N : Nyala

d. Program 4 :

Mengetik program berikut dan mengamati hasilnya :

$mod51

CSEG

ORG 4000H

LJMP START

ORG 4100H

START :

MOV SP, #30H

MOV A, #0C4H

MOV P1,A

SJMP $

END

Yang terjadi pada output LED pada Tutorial Board ?

Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0P/N P/N P/N P/N P/N P/N P/N P/N

Keterangan :

P : Padam ; N : Nyala

e. Program 5 :

Mengetik program berikut dan mengamati hasilnya :

$MOD51

CSEG

ORG 4000H

LJMP START

ORG 4100H

Page 52: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

START : MOV SP, #30H

PUTAR : MOV P1, #11110000B

CALL DELAY

MOV P1, #00001111B

CALL DELAY

JMP PUTAR

DELAY: MOV R0, #0FFH

DELAY1: MOV R2, #0FFH

DELAY2: MOV R1, #0AH

DJNZ R1,$

DJNZ R2,DELAY2

DJNZ R0,DELAY1

RET

END

Yang terjadi pada output LED pada Tutorial Board ?

Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0P/N P/N P/N P/N P/N P/N P/N P/N

Keterangan :

P : Padam ; N : Nyala

Page 53: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

MODUL PRAKTIKUM

INSTALASI DAN PENGGUNAAN

PABX SERTA PENGUKURAN

SINYAL TELEPON

Page 54: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

INSTALASI DAN PENGGUNAAN PABX

SERTA PENGUKURAN SINYAL TELEPON

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengetahui cara instalasi perangkat PABX.

2. Mengetahui cara penggunaan telepon dengan sistem PABX.

3. Mengetahui level dan bentuk sinyal telepon yang terjadi saat proses

melakukan dan menerima panggilan.

II. ALAT - ALAT

1. Oscilloscopa Digital

2. Multimeter Digital

3. Kit praktikum

4. Kabel telepon + connector RJ45

5. Pesawat Telepon ToriPhone TP-206

6. Perangkat PABX Panasonic KX-T123210B

III. TEORI DASAR

PABX (Private Automatic Branch Exchange) adalah suatu sentral telepon

yang dioprasikan dalam suatu organisasi, digunakan untuk switching panggilan

antar bentuk internal dan antar internal dan PSTN. Berlawanan dengan suatu

PMBX (Private Manual Branch Exchange), suatu PABX dapat mengarahkan

panggilan tanpa intervensi manual mendasar seluruhnya pada jumlah ekstensi

nomor telepon. Bagaimanapun PABX mempunyai kelebihan, tidak semua PABX

dapat mengarahkan panggilan eksternal ke angka-angka internal secara otomatis.

Selain itu, suatu PABX dapat berupa suatu jaringan telepon yang

dikendalikan oleh komputer untuk menangani arus telepon yang masuk dan

mengarahkannya ke alat-alat yang dituju. Arus yang masuk dapat berupa sinyal

telepon atau data. PABX dapat menyimpan, mengirim, memutar nomor telepon

Page 55: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

data mengarahkan arus data ke komputer dan alat-alat kantor yang ada di

perusahaan.

PABX pada dasarnya merupakan suatu pelanggan (subscriber) jaringan

telepon umum dengan sistem telepon set diganti sentral telepon yang dilengkapi

ekstension. Dan saat ini, inilah yang akan dipelajari dalam kegiatan praktikum ini.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

IV.1. Instalasi Perangkat PABX

Hubungkan pesawat telepon ToriPhone TP-206 ke perangkat PABX

Panasonic KX-T123210B seperti pada gambar berikut ini:

Kabel Telepon/ext.

Terminal Ukur

Pesawat Telepon

Gambar 1 Rangkaian Percobaan

IV.2. Prosedur Penggunaan Telepon Dengan Sistem PABX

Prosedur yang akan dijelaskan berikut ini adalah prosedur dasar

penggunaan pesawat telepon ToriPhone TP-206 dalam sistem PABX dengan

menggunakan perangkat PABX Panasonic KX-T123210B.

PanasonicKX-T123210B

Terminal Box

Page 56: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

IV.2.1. Cara Melakukan Panggilan

Angkat gagang telepon atau tekan tombol “Speaker Phone” kemudian

tekan nomor ekstension.

IV.2.2. Menerima Panggilan Masuk

Saat terdengar nada panggil, angkat gagang telepon atau tekan tombol

“Speaker Phone”.

IV.2.3. Transfer Panggilan

1. Pada saat menerima panggilan, tekan tombol “FLASH” kemudian tekan

nomor ekstension yang dituju.

2. Setelah nomor ekstension tujuan menerima panggilan, letakkan gagang

telepon.

IV.2.4. Panggilan Tunda

1. Pada saat menerima panggilan, tekan tombol “HOLD” kemudian letakkan

gagang telepon.

2. Untuk menerima kembali panggilan yang ditunda, angkat gagang telepon

kemudian lanjutkan pembicaraan.

IV.2.5. Pemrograman Nomor Sambung Cepat

a. Menyimpan Nomor Pada Memory M1, M2, M3

1. Angkat gagang telepon.

2. Tekan tombol “STORE”.

3. Masukkan/Tekan nomor yang akan disimpan.

4. Tekan kembali tombol “STORE”.

5. Tekan tombol “M1”.

6. Ulangi langkah diatas untuk menyimpan nomor ke memory M2 dan M3.

b. Menyimpan Nomor Pada 10 Memory Stasion

1. Angkat gagang telepon.

2. Tekan tombol “STORE”.

Page 57: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

3. Masukkan/Tekan nomor yang akan disimpan.

4. Tekan kembali tombol “STORE”.

5. Tekan nomor lokasi memory (tobol “1” s/d “9” dan “0” pada keypad).

6. Ulangi langkah diatas untuk menyimpan memory sampai dengan 10 lokasi

memory.

IV.2.6. Melakukan Panggilan Cepat

a. Melakukan Panggilan ke Nomor Pada Memory M1, M2 dan M3

1. Angkat gagang telepon.

2. Tekan tombol memory M1 atau tekan tobol memory lainnya (M2 atau M3).

b. Melakukan Panggilan ke Nomor yang Tersimpan Pada 10 Memory Stasion

1. Angkat gagang telepon.

2. Tekan tombol “AUTO”.

3. Tekan nomor stasion memory (“1” s/d “9” atau “0” pada keypad) dimana

nomor telepon yang dituju telah tersimpan.

IV.2.7. Mengulang Panggilan Terakhir

1. Angkat gagang telepon.

2. Tekan tombol “REDIAL”.

IV.3 Pengetesan Saluran Ekstension

Prosedur ini bertujuan untuk menentukan atau mencari saluran ekstension

yang aktif. Skema rangkaian pengukuran dapat digambarkan sebagai berikut :

Langkah kerja pengetesan dapat dituliskan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan Multimeter Digital, ukur tegangan pada

terminal ukur masing-masing pesawat telepon.2. Catat hasil pengamatan tabel berikut :

LINEEXT

TEGANGAN(VOLT)

STATUS

AKTIF NON AKTIF

Page 58: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

110111114124

IV.4. PENGUKURAN SINYAL TELEPON

IV.4.1. Pengukuran Awal

Pengukuran ini berfungsi untuk mengetahui kondisi atau harga tegangan

awal pada saluran sebelum proses melakukan atau menerima panggilan.

Berikut ini langkah kerja untuk melakukan pengukuran awal:

1. Angkat gagang telepon atau tekan tombol “Speaker Phone” kemudian pada

terminal ukur, ukur tegangan yang terjadi dengan menggunakan Multimeter

Digital.

2. Catat hasil pengamatan pada tabel berikut ini:

IV.4.2. Pengukuran Sinyal Nada Panggil

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui level tegangan serta

bagaimana bentuk sinyal yang terjadi pada saat terdengar nada panggil. Skema

pengukuran sinyal nada panggil dapat digambarkan sebagai berikut

Berikut langkah kerja untuk melakukan pengukuran sinyal nada panggil:

1. Hubungkan probe oscilloscope ke terminal ukur salah satu pesawat

telepon, kita sebut sebagai (A)

LINEEXT

TEGANGAN (VOLT)

Angkat Gagang Telepon Speaker Phone

110

111

114

124

Page 59: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

2. Gunakan pesawat telepon lainnya, kita sebut sebagai (B) untuk melakukan

panggilan ke pesawat telepon (A) dengan cara menekan nomor ekstension

pesawat telepon (A).

3. Saat terdengar nada panggil, amati sinyal yang terlihat pada oscilloscope

kemudian catat level tegangan dan frekuensinya serta gambarkan bentuk

sinyal yang terjadi.

IV4.3. Pengukuran Sinyal Nada Sibuk

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui level tegangan serta

bagaimana bentuk sinyal yang terjadi pada saat terdengar nada sibuk.

Berikut ini langkah kerja untuk melakukan pengukuran sinyal nada sibuk:

1. Hubungkan probe oscilloscope ke terminal ukur salah satu pesawat telepon,

kita sebut sebagai (A).

2. Angkat pesawat telepon lainnya, kita sebut sebagai (B) untuk membuat

seolah-olah pesawat tersebut sedang digunakan.

3. Gunakan pesawat telepon (A) untuk melakukan panggilan ke pesawat telepon

(B) dengan menekan nomor ekstension pesawat telepon (B).

4. Saat terdengar nada sibuk, amati sinyal yang terlihat pada oscilloscope

kemudian catat level tegangan dan frekuensinya serta gambarkan bentuk

sinyal yang terjadi.

IV.4.4. Pengukuran Sinya Pola Bicara

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui level tegangan serta

bagaimana bentuk sinyal yang terjadi pada saat pembicaraan berlangsung.

Berikut ini langkah kerja untuk melakukan pengukuran sinyal pola bicara:

1. Hubungkan probe oscilloscope ke terminal ukur salah satu pesawat telepon,

kita sebut (A).

2. Gunakan pesawat telepon lainnya, kita sebut sabagai (B) untuk melakukan

panggilan ke pesawat telepon (A) dengan cara menekan nomor ekstension

pesawat telepon (A).

Page 60: MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI 2010docshare01.docshare.tips/files/24455/244553716.pdf · 2016. 7. 10. · E. Laporan Format Laporan : 1. Tujuan Percobaan 2. Alat yang

3. Saat terdengar nada panggil, angkat gagang pesawat telepon (A) kemudian

lakukan pembicaraan.

4. Pada saat pembicaraan berlangsung, amati sinyal yang terlihat pada

oscilloscope kemudian catat level tegangan dan frekuensinya serta gambarkan

bentuk sinyal yang terjadi.


Recommended