+ All Categories
Home > Documents > Praktikum Indera Rasa Kulit

Praktikum Indera Rasa Kulit

Date post: 14-Oct-2015
Category:
Upload: tadjul-arifin-jr
View: 276 times
Download: 12 times
Share this document with a friend

of 17

Transcript
  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    1/17

    1

    BAB I

    DASAR TEORI

    Indera Rasa Kulit

    Kulit merupakan indera peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk

    sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang

    disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis. Epidermis terdiri dari

    empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adlah stratum

    germinativum. Kedua, staratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang

    menyebabkan kulit sedikit keras dan kering. Sel-sel lapisan granulosum umumnya

    menghasilkan melanin. Lapisan ketiga merupakan stratum lusidum yang

    merupakan lapisan transparan. Lapisan keempat yaitu stratum korneum atau

    lapisan tanduk.

    Kalsifikasi reseptor antara lain:

    Berdasarkan tingkat kepekaan terhadap modalitas tertentu, antara lain :1. Termoreseeptor ( peka terhadap perubahan suhu )2. Mekanoeseptor ( peka terhadap sentuhan dan tekanan )3. Kemoreseptor ( peka terhadap perubahan kimiawi )4. Osmoreseptor ( peka terhadap perubahan tekanan osmotik )

    Berdasarkan sumber rangsangan reseptor terbagi atas :1. Ekteroreseptor, terletak di permukaan tubuh dan berespons terhadap

    rangsangan eksterna.

    2. Propioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan.3. Interoreseptor, terletak pada alat dalam dan pembuluh darah.

    Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain:

    a. Ujung Saraf Bebas; serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhirsaraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik

    utama dalam kulit. Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel

    khusus. Pada epidermis berhubungan dengan folikel rambut dan mukosa oral,

    akhir saraf membentuk badan akhir yang disebut dengan diskus merkel.

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    2/17

    2

    Diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga reseptor terhadap

    dingin.

    b. Korpuskel Peraba ( Meissiner ); korpuskel peraba terletak oada papila dermis,khususnya pada ujung jari, bibir, puting, dan genetalia. Korpuskel peraba ini

    peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi atau pembedaan dua

    titik.

    c. Korpuskel Berlamel ( Vater Paccini ); korpuskel berlamel ditemukan dijaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum,

    mesenterium, tendo, ligamen, dan genetalia eksterna. Korpuske berlamel ini

    berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan dalam.

    d. Korpuskel Gelembung ( Krause ); korpuskel gelembung ditemukan di daerahmukokutis ( bibir dam genetalia eksterna ), pada dermis, dan berhubungan

    dengan rambut. Korpuskel ini berfungsi sebagai mekanoreseptor yang peka

    terhadap dingin.

    e. Korpuskulus Ruffini; korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasukdermis dan kapsula sendi. Korpuskulus ini terangsang oleh kontraksi otot dan

    untuk menerima rangsang panas.

    f. Spindel Neuromuskular.

    Diskriminasi Titik

    Diskriminasi titik adalah kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh

    suatu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah

    tubuh bervariasi dalam kemempuan membedakan dua titik pada tingkat derajat

    pemisahan pemisahan bervariasi. Normalnya dua titik terpisah 2-4 mm dapat

    dibedakan pada ujung jari tangan, 30-40 mm dapat dibedakan pada dorsum

    pedis.sensasi taktil dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron

    sensorik yaitu, serat tipe A beta yabg besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat

    tipe C yang paling kecil.

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    3/17

    3

    Mekanoreseptor - Stimulus Taktil

    Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

    1. Perasaan taktil yang halus; kepekaan terhadap taktil yang halus dapatdiketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang

    sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus

    taktil ini dihantarkan melaluio fasciculus gracilis cunnaetus.

    2. Perasaan taktil kasar; implus taktil ini dihantarkan melalui tractusspinothalamicus anterior.

    Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering digolongkan

    sebagai sensasi terpisah, mereka semua semua dideteksi oleh jenis reseptor yang

    sama.

    Mekanisme Sensoris

    Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua

    golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri

    tempat mekanisme ini diintegrasikan.

    Golongan pertama, paleo-sensibilitas, yang meliputi rasa rasa primitif

    atau rasa rasa vital seperti rasa raba, tekan sakit, dingin dan panas. Saraf aferen

    dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron interneuron yang bersinaps lagi

    dengan motor neuron motor neuron dari medula spinalis dan sentrum atasan

    (Thalamus dan Korteks Serebri) melalui traktus Spino-Talamikus.

    Golongan kedua, neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa yang sangat di

    deferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi rasa tekan,

    diskriminasi kekuatan rangsang , diskriminasi kekasaran, diskriminasi ukuran dan

    bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang

    terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis ke arah sensoris di dalam korteks

    serebri, setelah di integrasikan seperlunya pada pusat-pusat dibawahnya.

    Reseptor dingin dan reseptor hangat terletak tepat di bawah kulit, yakni

    pada titik-titik yang berbeda dan terpisah-pisah, dengan diameter perangsangan

    kira-kira 1 mm. Pada sebagian besar daerah tubuh jumlah reseptor dingin kira-kira

    tiga sampai sepuluh kalireseptor panas dan pada berbagai daerah tubuh

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    4/17

    4

    juml ah resepto r bervariasi, 3-5 titik ding in pada jari-jari, dan kurang dari

    satu titik dingin per sentimeter persegi pada daerah permukaa ada yang luas.

    Sedangkan jumlah titik hangatnya lebih sedikit. Alat indera untuk

    nyeriadalah ujung saraf telanjang yang terdapat di hampir semua jaringan tubuh.

    Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis

    reseptor yang sama. Satu-satunya perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini

    adalah sensasi raba umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil di

    dalam kulit, sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh pe ru bahan bentuk

    jaringan yang lebih dalam, dan sens asi ge taran diseba bkan ol eh

    isyaratsensoris yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan beberapa jenis

    reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan, terutama jenis

    reseptor yang cepat beradaptasi.

    Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat

    ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat

    mendeteksi raba dan tekanan. Reseptor raba dengan kepekaan khusus adalah

    korpuskuslus Meissner, suatu ujung saraf berkapsul yang merangsang serabut

    saraf sensoris besar bermielin. Reseptor ini terutama banyak didalam ujung jari,

    bibir, dan daerah kulit lain, tempat kemampuan seseorang untuk membedakan

    sifat-sifat ruang dari sensasi raba sangat berkembang. Reseptor-reseptor

    initerutama bertanggung jawab bagi kemampuan untuk mengenali dengan tepat

    letak tubuh bagian mana yang disentuh dan untuk mengenali tekstur benda yang

    diraba.

    Golongan paleo-sensibilities dengan golongan sistem anterolateral.

    Sedangkan untuk golongan neo-sensibilities, guyton menyebut dengan

    golongan sistemkolumna dorsalis-lemnikus medialis. Sistem anterolateral atau

    paleo-sensibilities mempunyaikemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem

    dorsalis, yaitu kemampuan unutk menjalarkan modalitas sensasi yang sangat luas.

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    5/17

    5

    BAB II

    HASIL PENGAMATAN

    2.3.1 Paleo-sensibilitas2.3.1.1 Rasa Panas dan Dingin

    A. Jari Tangan

    Lokasi Uraian Rasa

    Ka ( es ) Sakit, mati rasa, kaku

    Ki (air hangat) Terasa hangat pada jari

    Kanan-Kiri Kanan : Semakin hangat

    Kiri : Pada awalnya hangat, lama kelamaan terasa biasa

    B. Punggung Tangan

    Lokasi Stimulus Uraian Rasa

    Punggung tangan - Sejuk ( tidak panas tidak dingin )

    Punggung tangan Alkohol Dingin sekali pada semua punggung

    tangan

    2.3.1.2 Reaksi-Reaksi di Kulit

    No Perlakuan Jumlah Reseptor

    Rasa-Rasa Kulit

    Telapak

    Tangan

    Lengan

    Bawah

    Kuduk Pipi

    1. Nyeri 9 9 9 9

    2. Tekan 9 9 9 9

    3. Suhu dingin 9 9 9 9

    4. Suhu panas 9 9 9 9

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    6/17

    6

    Telapak Tangan Lengan Bawah

    Kuduk Pipi

    Keterangan :

    Nyeri : Merah

    Suhu dingin : Hijau

    Tekan : Biru

    Suhu panas : Coklat

    2.3.2 Percobaan Neo-sensibilitas2.3.2.1 Neosensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan

    Lokasi

    Taruh Titik Tekan dan Tunjuk

    I II III Rerata

    Ujung Jari - - - Tepat sasaran

    Telapak Tangan 1 - 4 1,75

    Lengan Bawah 2 5 5 4

    Lengan Atas - 1 3 1,3

    Pipi 1 2 2 1,75

    Kuduk 2 4 6 4

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    7/17

    7

    2.3.2.2 Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan

    A. Rangsangan Stimultan

    No. Perlakuan

    Dari kecil ke besar Dari besar ke kecil

    Jarak dua titik

    (mm) Rerata

    Jarak dua titik

    (mm) Rerata

    I II III I II III

    1. Telapak Tangan 6 6 6 6 4 4 4 4

    2. Lengan Bawah 4 6 6 3,3 8 8 6 7,3

    3. Lengan Atas 6 6 6 6 8 8 8 8

    4. Pipi 4 2 4 3,3 2 2 2 2

    5. Kuduk 8 8 8 8 6 4 6 5,3

    6. Bibir 4 4 4 4 2 2 2 2

    7. Lidah 4 4 4 4 2 2 2 2

    8. Depan Telinga 2 2 2 2 2 2 2 2

    B. Rangsangan Berurutan

    No. Perlakuan

    Dari kecil ke besar Dari besar ke kecil

    Jarak dua titik

    (mm) Rerata

    Jarak dua titik

    (mm) Rerata

    I II III I II III

    1. Telapak Tangan 6 8 8 7,3 6 6 6 6

    2. Lengan Bawah 6 6 6 6 6 6 6 6

    3. Lengan Atas 8 8 8 8 6 6 6 6

    4. Pipi 6 4 4 4,6 4 4 4 4

    5. Kuduk 8 10 10 9,3 6 10 8 8

    6. Bibir 4 2 2 2,6 2 2 2 2

    7. Lidah 4 4 4 4 4 4 4 4

    8. Depan Telinga 4 2 4 3,3 4 4 4 4

    2.3.2.3 Diskriminasi kekuatan rangsangan atau hukum Weber-fechner

    No. Beban awal (g)Ulangan ( gr )

    RerataI II III

    1 Beban awal 5 g 10 10 20 13,3

    2 Beban awal 10 g 25 25 25 25

    3 Beban awal 50 g 25 25 45 31,6

    4 Beban awal 100 g 95 50 100 81,6

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    8/17

    8

    5 Beban awal 200 g 100 50 30 60

    Hubungan antara beban awal terhadap beban yang dirasakan.

    Pertanyaan

    Sesuaikah hukum ini dengan hasil percobaan?Sesuai, karena menurut hukum tersebut didapatkan bahwa sebuah rangsang yang

    didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan sehingga beban

    akan terasa lebih ringan dari beban asalnya.

    2.3.4 Percobaan Kemampuan Diskriminasi

    2.3.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

    No.

    kekasaran Jari Tangan Telapak Tangan Lengan Bawah Kuduk

    kertas Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan

    gosok I II III I II III I II III I II III

    1 0

    2 1 ++ ++ + + ++ + + ++ + + ++ ++ ++ + + ++ ++ + + ++ ++

    3 2 + + ++ + + - + + + ++ + + - ++ ++ +

    4 4 ++ + + ++ ++ ++ + + ++ ++ ++ + + + + + ++ + + ++

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    beban awal

    5 g

    beban awal

    10 g

    beban awal

    50 g

    beban awal

    100 g

    beban awal

    200 g

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    9/17

    9

    Keterangan: ++ = semua jawaban orang coba benar

    + = sebagian besar jawaban orang coba benar

    - = semua jawaban orang coba salah

    2.3.4.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

    No. Bentuk

    Jari Tangan Telapak Tangan Lengan Bawah Kuduk

    Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan

    I II III I II III I II III I II III

    1 Bola ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ + + + + - + - -

    2 Balok + ++ ++ ++ + + ++ + + ++ ++ ++ + + ++ - + - -

    3 Kubus + ++ ++ ++ + + ++ ++ ++ ++ ++ ++ + - + +

    4 Limas - - - - - - - - - - - - - - - -

    Keterangan: ++ = semua jawaban orang coba benar

    + = sebagian besar jawaban orang coba benar

    - = semua jawaban orang coba salah

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    10/17

    10

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Paleosensibilitas

    3.1.1 Rasa Panas dan Dingin

    Percobaan rasa panas dan dingin dilakukan oleh satu orang coba. Pada

    percobaan ini dilakukan dengan menggunakan air es yang bersuhu 5C ,

    air hangat dengan suhu 40C, dan air dengan suhu kamar 30C. kemudian

    percobaan pertama dilakukan pada jari telunjuk. Langkah pertama pada

    percobaan ini yaitu dengan memasukkan jari telunjuk tangan kanan ke

    dalam air es. Pada saat itu orang coba mengakui bahwa jari telunjuk yang

    dicelupkan ke dalam air es terasa dingin sekali dan kaku. Kemudian langkah

    kedua dengan memasukkan jari telunjuk tangan kiri ke dalam air hangat.

    Pada kondisi tersebut jari telunjuk orang coba yang dicelupkan kedalam air

    hangat terasa hangat. Setelah itu telunjuk tangan kanan dan kiri secara

    bersamaan dimasukkan pada air yang bersuhu kamar 30C. Pada jari

    telunjuk tangan kanan yang pertamanya dingin menjadi lebih hangat

    sedangkan pada jari telunjuk tangan kiri yang awalnya terasa hangat

    menjadi biasa.

    Selanjutya percobaan yang kedua dilakukan pada punggung tangan.

    Pada percobaan ini diberikan pada punggung tangan orang coba. Langkah

    awal adalah menempatkan punggung tangan orang coba didepan mulutnya

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    11/17

    11

    dengan jarak kurang lebih 10 cm. Kemudian orang coba meniup kulit

    punggung tangan secara perlahan-lahan dalam kondisi kering, terasa

    hembusan nafas seperti biasa tidak panas, tidak dingin tetapi terasa sejuk.

    Kemudian langkah selanjutnya denan stimulus alkohol dengan cara

    dibasahi pada punggung tangan. Setelah itu orang coba meniup punggung

    tangan yang dibasahi oleh alkohol. Pada tahap ini punggung tangan orang

    coba terasa sangat dingin. Hasil percobaan rasa panas-dingin yang kedua ini

    dengan perlakuan yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda pula. Pada

    tahap yang kedua saat punggung tangan dibasahi dengan alkohol

    menyebabkan tiupan nafas terasa dingin. Hal itu terjadi karena ketika

    alkohol pada punggung tangan ditiup oleh napas maka akan diterima oleh

    reseptor rasa dingin pada kulit sebagai stimulus atau rangsangan yang

    kemudian disampaikan ke otak sehingga timbul rasa dingin. Sedangkan

    pada punggung tangan yang tidak dibasahi dengan alkohol tidak akan terasa

    dingin karena tidak ada stimulus atau rangsangan.

    3.1.2 Reaksi-reaksi di kulit

    Percobaan reaksi-reaksi di kulit dilakukan untuk mengetahui titik-titik

    rasa ( reseptor ) yang ada pada berbagai kulit di tubuh. Dalam percobaan ini

    dilakukan percobaan pada daerah telapak tangan, lengan bawah, kuduk dan

    pipi. Pada masing-masing daerah tersebut ditandai sebuah persegi dengan

    ukuran 3 x 3 cm. Untuk menentukan titik-titik panas pada daerah coba

    digunakan kerucut kuningan yang telah direndam dengan air panas yang

    bersuhu 500C. Setelah itu meminta orang coba untuk mengatakan apakah

    terdapat titik rasa panas pada kotak 3x3 cm. Sedangkan untuk menentukan

    titik-titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah

    direndam dalam air es. Sedangkan untuk menentukan titik nyeri digunakan

    jarum. Sedangkan untuk menentukan titik-titik tekan menggunakan pangkal

    jarum . Pada semua daerah coba dirasakan panas, dingin, nyeri dan tekan

    tetapi tingkat sensibilitas yang paling tinggi yang dirasakan orang coba

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    12/17

    12

    adalah pada daerah pipi. Maka percobaan kali ini sesuai dengan teori yang

    ada.

    3.2 Neosensibilitas

    3.2.1 Lokalisasi Rasa Tekan

    Pada percobaan neosensibilitas lokasi rasa tekan dilakukan dengan

    menekan ujung pensil yang kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan

    bawah, lengan atas, pipi dan kuduk. Lalu diinstruksikan kepada orang

    coba untuk menunjukan dengan tepat letak bagian tubuh yang

    dirangsang. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Berdasarkan

    percobaan yang telah kita lakukan bagian yang paling peka terhadap

    rasa tekan adalah bagian ujung jari karena pada percobaan tersebut

    ketiga-tiganya orang coba menunjuk dengan tepat. Sedangkan bagian

    tubuh yang paling tidak peka terhadap rasa tekan yaitu pada kuduk. Hal

    ini ditunjukan dengan hasil rata-rata pada daerah kuduk yang paling

    kecil yaitu sebesar 4 mm.

    3.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan

    3.2.2.1 Diskriminasi Dua Titik Stimultan

    Dalam percobaan ini kami lakukan dengan cara menekan

    pada ujung jari dengan sebuah jangka. Perbesar setiap kali 2

    mm sampai dirasakan dua titik sampai dapat dibedakan dua

    titik oleh orang coba. Pada percobaan ini dapat kita ketahui

    bahwa daerah yang paling peka dalam membedakan dua titik

    ujung jangka yaitu pada depan telinga. Hal ini dibuktikan

    dengan hasil rerata yang paling kecil yaitu 2 mm.

    3.2.2.2 Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan

    Dalam percobaan ini perlakuan sama seperti diskriminasi

    tekan dua titik, namun bukan secara simultan melainkan secara

    berurutan. Pada percobaan kali ini orang coba diinstruksikan

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    13/17

    13

    untuk menyebutkan saat terasanya kedua ujung jangka. Pada

    percobaan ini didapatkan hasil pengamatan, daerah yang paling

    peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada

    bibir. Terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 2 mm artinya

    dengan jarak antara kedua ujung jangka yang kecil bisa

    dirasakan sebagai dua titik oleh orang coba.

    3.2.3 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan- Hukum Weber-Fechner

    Dalam percobaan kekuatan rangsangan Hukum Weber-

    Fechner, orang coba ditutup matanya kemudian pada telapak

    tangannya diletakan beban awal. Kemudian sedikit demi sedikit

    ditambah bebannya sampai terasa pertambahan beban tersebut.

    Pertambahan beban yang terasa berkisar 12-32 gram. Hasil

    percobaan tersebut sesuai dengan hukum Weber Fencher. Hal ini

    dibuktikan pada hasil pengamatan, yaitu respon indra rangsang

    yang didapatkan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan.

    Sehingga, beban akan terasa lebih ringan dari berat asalnya.

    3.2.4 Kemampuan Diskriminasi

    3.2.4.1 Kemampuan Diskriminasi Kekasaran

    Dalam percobaan ini kami lakukan pengujian terhadap

    kemampuan orang coba dalam menebak kekasaran kertas gosok.

    Pada percobaan ini menggunakan tiga kertas gosok yang

    diantaranya kertas gosok pertama dengan kekasaran yang paling

    rendah atau halus, kertas gosok kedua dengan kekasaran sedang,

    dan kertas gosok yang ketiga tingkat kekasaran paling tinggi.

    Percobaan ini dilakukan pada beberapa bagian tubuh yaitu jari

    tangan, telapak tangan, lengan bawah dan kuduk. Dari hasil

    percobaan bagian yang paling peka dalam menebak kekasaran

    kertas gosok adalah pada bagian jari tangan. Hal itu dibuktikan

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    14/17

    14

    pada tabel orang coba selalu menebak dengan benar baik pada

    ulangan I, II dan III. sedangkan pada telapak tangan, lengan

    bawah dan kuduk masih terjadi kesalahan dalam penebakan

    terutama dalam menebak kekasaran kertas gosok no.2 dengan

    kekasaran yang sedang.

    3.2.4.2 Kemampuan Diskriminasi Bentuk

    Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran kemampuan

    orang coba dalam menebak bentuk yang dilakukan pada berbagai

    tubuh. Pengukuran kemampuan diskriminasi bentuk dilakukan

    dengan menggunakan beberapa bentukan yaitu bentukan bulat,

    kubus, segitiga dan tak beraturan. Dalam percobaan ini dilakukan

    pengulangan I, II, dan III. Dari setiap pengulangan penebakan

    suatu bentuk tidak hany dilakukan sekali melainkan berkali-kali

    sehingga untuk memudahkan kelompok kami menggunakan tiga

    tanda yaitu (++) yang menunjukkan bahwa semua tebakan dalam

    satu pengulangan terhadap satu bentuk itu benar semua tanpa ada

    yang salah, tanda (+) menunjukkan dalam satu pengulangan

    masih ada tebakan orang coba pada suatu bentuk ada yang salah

    namun sebagian besar jawabannya terhadap bentuk itu benar, dan

    tanda (

    ) menunjukkan bahwa tebakan orang coba pada suatu

    bentuk dalam satu kali pengulangan tidak ada yang benar.

    Dari hasil percobaan yang dilakukan bahwa orang coba tidak

    dapat menebak benda dengan bentuk tak beraturan. Hal tersebut

    terjadi pada setiap anggota tubuh yang dilakukan percobaan baik

    jari tangan, telapak tangan, lengan bawah, maupun daerah kuduk

    tidak bisa menebak benda dengan bentuk tak beraturan atau

    semua tebakan dari orang coba salah. Namun, meskipun terjadi

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    15/17

    15

    hal tersebut masih dapat ditentukan tingkat kemampuan

    diskriminasi bentuk pada setiap bagian tubuh. Bagian tubuh yang

    paling bisa menebak dengan benar bentukan suatu benda yaitu

    pada jari tangan. Hal itu dibuktikan pada rata-rata pada bentukan

    bulat, kubus, dan segitiga mampu ditebak dengan benar tanpa ada

    kesalahan sama sekali oleh orang coba (++). kemudian pada

    telapak tangan dan lengan bawah memiliki rata-rata kemampuan

    diskriminasi bentuk yang sama. Namun, pada telapak tangan pada

    rata-rata ada yang menunjukkan tanda (+) yaitu pada bentuk

    segitiga. Artinya pada saat itu tebakan orang coba pada bentuk

    segitiga sebagian besar benar namun tebakannya masih ada yang

    salah. Sedangkan pada lengan bawah yang menunjukkan tanda

    (+) terjadi pada bentuk bulat. Selanjutnya tingkat kemampuan

    diskriminasi bentuk paling rendah dialami oleh kuduk. Hal itu

    dibuktikan pada rata-rata hasil percobaan di bagian kuduk orang

    coba tidak dapat menebak bentukan benda terutama bentuk bulat,

    kubus, dan tidak beraturan.

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    16/17

    16

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa tubuh

    memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Hal ini

    disebabkan banyaknya titik-titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama.

    Hasil percobaaan kami, dapat diperlihatkan bahwa daerah yang memiliki

    kepekaan paling tinggi adalah pipi, diikuti dengan kuduk, lengan bawah, dan

    telapak tangan. Pada pemberian rangsangan dingin, lengan bawah terdapat 21 titik

    reseptor, dengan kata lain rangsangan dingin paling dirasakan oleh lengan bawah

    pada percobaan ini. Pada pemberian rangsangan panas, kuduk mempunyai titik

    reseptor rasa panas yang lebih banyak. Sedangkan pada pemberian rangsangan

    nyeri, pipi dan telapak tangan lebih terasa. Pada semua pemberian rangsangan

    tersebut juga dirasakan rasa tekan. Selain itu dfalam kemampuan diskriminasi

    baik kekasaran maupun bentuk yang paling peka yaitu pada jari tangan kemudian

    telapak tangan dan lengan bawah menduduki tingkat kemampuan diskriminasi

    kekasaran dan bentuk no. 2 setelah jari tangan. Kemudian kemampuan paling

    rendah dalam diskriminasi kekasaran dan bentuk yaitu pada kuduk.

  • 5/24/2018 Praktikum Indera Rasa Kulit

    17/17

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    Guyton.1995.Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC

    Guyton & Hall.2007.Ed 11.Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC


Recommended