ANALISIS HUBUNGAN ANTAR TOKOH PEREMPUAN DALAM
NOVEL RAISE THE RED LANTERN KARYA SU TONG :
PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA
《大红灯笼高高挂》女主角分析:社会语言文学
《Dàhóng dēnglóng gāo gāo guà》 nǚ zhǔjiǎo fēnxī: Shèhuì yǔyán wénxué
SKRIPSI SARJANA
OLEH :
MUHAMMAD FIQIH ANDRIKA
120710039
PROGRAM STUDI SASTRA CINA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
`
i
ABSTRACT
This thesis entitled is "The Analysis of Relationships among female characters in
Su Tong's novel Raise the red lantern: A literary sociology approach". This thesis
describes how Sukacita, Mega, Karang and Teratai makes interraction each other
in the family environment as Chen Zuoqian wives. The four wives of Chen
Zuoqian interrogated their fellow wives to get Chen Zuoqian's attention. The
purpose of this research is to describe and analyze the relationship between
female characters in Su Tong's raise the red lantern novel. In this study, the
author uses the interaction’s theory from George Simmel. The method used in this
research is qualitative descriptive method. The relationship results between
female characters in the Novel Raise the Red Lantern are positive relationships
and negative relationships.
Keywords: Sociology of Literature, Social Interaction, Novel Raise the red lantern
by Su Tong
Universitas Sumatera Utara
`
ii
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Analisis Hubungan antar tokoh perempuan dalam novel
Raise the red lantern karya Su Tong : Pendekatan sosiologi sastra”. Skripsi ini
memaparkan bagaimana Sukacita, Mega, Karang dan Teratai yang saling
berinterkasi dalam lingkungan keluarga sebagai istri yang dipoligami oleh Chen
Zuoqian. Keempat istri Chen Zuoqian melakukan ineraksi antar sesama istri untuk
mendapatkan perhatian Chen Zuoqian. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskrisikan dan menganalisis hubungan antar tokoh perempuan pada novel
raise the red lantern karya Su Tong. Didalam penelitian ini, penulis menggunakan
teori interaksi dari George Simmel. Metode yang digunakan didalam penelitian ini
yaitu metode deskriftif kualitatif. Hubungan antar tokoh perempuan dalam Novel
Raise the Red Lantern ini menghasilkan bentuk hubungan positif dan hubungan
Negatif.
Kata Kunci: Sosiologi Sastra, Interaksi Sosial, Novel Raise the red lantern karya
Su Tong
Universitas Sumatera Utara
`
iii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, hidayah dan Karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan
dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Analisis hubungan tokoh antar perempuan dalam novel Raise the red
lantern 《大 红 灯 笼 高 高 挂》karya Su Tong : Pendekatan sosiologi sastra”.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan doa, semangat, dan bimbingan kepada penulis. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis dengan tulus dan ikhlas ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Muhammad Pujiono, M.Hum, Ph.D. selaku Ketua Program Studi
Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Niza Ayuningtias, S.S., MTCSOL selaku Sekretaris Program Studi
Sastra Cina Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Bapak Drs. Parlindungan Purba, M.Hum, selaku dosen pembimbing I
dalam penulisan skripsi ini. Tidak ada kata yang dapat mewakili rasa
terima kasih penulis kepada beliau karena beliau telah meluangkan waktu
di sela-sela kesibukannya serta berkenan membimbing dan memberikan
Universitas Sumatera Utara
`
iv
motivasi serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya.
5. Bapak T. Kasa Rullah Adha, S.S., MTCSOL., selaku dosen pembimbing
II penulis, yang telah banyak meluangkan waktunya memberikan
bimbingan, masukan, dan kritikan yang membangun kepada penulis
selama berlangsungnya proses penulisan skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya, khususnya
Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara yang telah
banyak memberikan pelajaran dan ilmu yang sangat bermanfaat selama
masa perkuliahan penulis.
7. Keluarga penulis yang sangat luar biasa yaitu, Kedua orang tua saya
Ayahanda Muhammad Nur dan Ibunda tercinta Hamidah yang telah
mendidik penulis dari kecil hingga sekarang, mendoakan dengan setulus
hati, dan juga dukungan yang tiada henti kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini. Kepada ketiga adik penulis, yaitu Nur Aulia Ulfa, Nurul
Hidayah dan Muhammad Qomarul Kamil yang juga tidak henti
memberikan dukungan dan doa sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik
8. Kepada teman-teman dan sahabat-sahabat mahasiswa Sastra Cina yang
telah banyak membantu, mendukung dan memotivasi penulis selama
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih telah meluangkan banyak waktu
dan memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
`
v
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi yang
penulis sajikan ini masih jauh dari kesempurnaan karena masih terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
mebangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengharapkan agar
nantinya skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak di kemudian hari, khusunya diri
pribadi.
Medan, 18 Agustus 2017
Penulis,
Muhammad Fiqih Andrika
Universitas Sumatera Utara
`
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... i
PRAKATA .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 9
1. 3 Batasan Masalah .......................................................................... 9
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 10
1.5.1 Manfaat Teoritis ................................................................ 10
1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 11
2.2 Konsep ............................................................................................ 12
2.2.1 Novel .................................................................................. 12
2.2.2 Penokohan .......................................................................... 14
2.2.3 Feminisme .......................................................................... 15
2.3 Landasan Teori ............................................................................... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 19
3.1 Metode Penelitian .......................................................................... 19
3.2 Objek Penelitian ............................................................................. 20
3.3 Data dan Sumber Data ................................................................... 20
3.4 Teknik Analisis Data ..................................................................... 21
Universitas Sumatera Utara
`
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................ ......... 23
4.1 Hasil .............................................................................................. 23
4.2 Analisis Hubungan Positif ............................................................ 24
4.2.1 Hubungan Sukacita dengan Teratai ................................... 24
4.2.2 Hubungan Mega dengan Teratai ........................................ 26
4.2.3 Hubungan Karang dengan Teratai ..................................... 28
4.2.4 Hubungan Mega dengan Karang ....................................... 29
4.3 Analisis Hubungan Negatif ......................................................... 30
4.3.1 Hubungan Sukacita dengan Teratai ................................... 31
4.3.2 Hubungan Mega dengan Teratai ......................................... 32
4.3.3 Hubungan Karang dengan Teratai ..................................... 33
4.3.4 Hubungan Mega dengan Karang ....................................... 37
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 38
5.1 Simpulan ...................................................................................... 38
5.2 Saran ............................................................................................ 40
LAMPIRAN ................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 4
Universitas Sumatera Utara
`
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan
dalam bentuk tulisan. Sumardjo (1997:5) mengatakan bahwa karya sastra adalah
sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya dan rekaman ini menggunakan alat
bahasa. Pernyataan ini menegaskan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi
sastra dalam menyampaikan pesan tentang manusia dan kemanusiaan. Karya
sastra merupakan refleksi manusia khususnya tentang nilai-nilai kehidupan dalam
perjananan sejarah hidup manusia itu sendiri.
Dalam paradigma studi sastra, sosiologi sastra, terutama sosiologi karya
sastra, dianggap sebagai perkembangan dari pendekatan mimetik, yang
dikemukakan Plato, yang memahami karya sastra dalam hubungannya dengan
realitas dan aspek sosial kemasyarakatan. Pandangan tersebut dilatarbelakangi
oleh fakta bahwa keberadaan karya sastra tidak dapat terlepas dari realitas sosial
yang terjadi dalam masyarakat. Seperti yang pernah dikemukakan oleh Sapardi
Djoko Damono (1979), salah seorang ilmuwan yang mengembangkan pendekatan
sosiologi sastra di Indonesia, bahwa karya sastra tidak jatuh begitu saja dari langit,
tetapi selalu ada hubungan antara sastrawan, sastra, dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
`
2
Karya sastra terbagi menjadi 3 bagian, yaitu prosa, puisi dan drama.
Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai novel. Salah satu hasil
karya sastra berupa prosa adalah novel. Novel menjadi cerminan dari persoalan
sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat. Dengan kata lain, novel juga dapat
berupa rekaman dari peristiwa sejarah yang telah dialami dan dirasakan oleh
seorang pengarang. Melalui karya sastra, seperti novel, pengarang berusaha
mengungkapkan peristiwa masyarakat. Pada umumnya, novel menceritakan
tentang kehidupan manusia dan lingkungannya dengan berbagai macam konflik
yang ada di dalamnya.
Novel mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang
tegang, dan pemusatan kehidupan yang tegas (Semi, 1988:32). Ungkapan tegang
dan tegas mengindikasikan bahwa karya sastra novel akan menampakan sebuah
kehidupan yang tegang dimana didalamnya memunculkan suatu masalah /
persoalan sebagai ide cerita dan tegas, disini dituliskan dalam bahasa yang
sederhana dengan tujuan mudah dipahami. Dapat dikatakan bahwa novel adalah
suatu gambaran dari kehidupan dan diwujudkan melalui bahasa yang indah.
Sebagai karya fiksi hasil kreativitas seorang pengarang, novel mempunyai
beberapa unsur pembangun di dalamnya, yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur,
latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa.
Novel menjadi cerminan dari persoalan sosial yang terjadi dalam suatu
masyarakat. Dengan kata lain, novel juga dapat berupa rekaman dari peristiwa
sejarah yang telah dialami dan dirasakan oleh seorang pengarang. Melalui karya
sastra, seperti novel, pengarang berusaha mengungkapkan peristiwa yang berisi
Universitas Sumatera Utara
`
3
persoalan sosial, baik suka maupun duka di dalam kehidupan masyarakat. Pada
umumnya, novel menceritakan tentang kehidupan manusia dan lingkungannya
dengan berbagai macam konflik yang ada di dalamnya.
Sosiologi Sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra dengan
mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatannya (Ratna, 2003: 3). Sosiologi
sastra sebagai suatu jenis pendekatan terhadap sastra memiliki paradigm dengan
asumsi dan implikasi epistemologis yang berbeda daripada yang telah digariskan
oleh teori sastra berdasarkan prinsip otonomi sastra. Penelitian-penelitian
sosiologi sastra menghasilkan pandangan bahwa karya sastra adalah ekspresi dan
bagian dari masyarakat, dan dengan demikian memiliki keterkaitan resiprokal
dengan jaringan-jaringan system dan nilai dalam masyarakat tersebut
(Soemanto,1993; Levin, 1973:56).
Kajian sosiologi karya sastra memiliki kecenderungan untuk tidak melihat
karya sastra sebagai suatu keseluruhan, tetapi hanya tertarik kepada unsurunsur
sosiobudaya yang ada di dalam karya sastra. Kajian hanya mendasarkan pada isi
cerita, tanpa mempersoalkan struktur karya sastra. Oleh karena itu, menurut Junus
(1986:3-5), sosiologi karya sastra yang melihat karya sastra sebagai dokumen
sosial budaya ditandai oleh: (1) unsur (isi/cerita) dalam karya diambil terlepas dari
hubungannya dengan unsur lain. Unsur tersebut secara langsung dihubungkan
dengan suatu unsur sosio budaya karena karya itu hanya memindahkan unsur itu
ke dalam dirinya. (2) Pendekatan ini dapat mengambil citra tentang sesuatu,
misalnya tentang perempuan, lelaki, orang asing, tradisi, dunia modem, dan lain-
lain, dalam suatu karya sastra atau dalam beberapa karya yang mungkin dilihat
Universitas Sumatera Utara
`
4
dalam perspektif perkembangan. (3) Pendekatan ini dapat mengambil motif atau
tema yang terdapat dalam karya sastra dalam hubungannya dengan kenyataan di
luar karya sastra.
Tokoh merupakan salah satu unsur penting yang mengisi jalan cerita pada
sebuah novel. Panuti sudjiman (1988:16) mengatakan bahwa tokoh merupakan
individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berlakuan dalam berbagai
peristiwa dalam cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga
berwujud binatang atau benda yang diinsankan.sering dapat diketahui bahwa cara
pengarang menggambarkan atau memunculkan tokohnya dengan berbagai cara.
Mungkin cara pengarang menampilkan tokoh sebagai pelaku yang hanya dialam
mimpi, pelaku memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidupnya,
dan lain-lain. Penyajian watak tokoh yang yang dihadirkan pengarang tentunya
melahirkan karakter yang berbeda-beda pula, antara tokoh yang satu dengan tokoh
yang lain. Cara mengungkapkan sebuah karakter dapat dilakukan melalui
pernyataan langsung, melalui peristiwa, melalui percakapan, melalui batin melalui
tanggapan atas pernyataan atau perbuatan dari tokoh tokoh lain
Subordinasi perempuan menjadi problema sastra yang sering
diketengahkan untuk kesejajaran antara kedudukan perempuan dan laki-laki.
Penomena ini menunjukkan bahwa kasrya satra merupakan instrumen penyampai
gagasan yang ada ditengah-tengah masyarakat. Singkatnya, karya sastra adalah
gagasan yang menjadi pesan untuk dicermati pembacanya. Perempuan
dikondisikan dalam posisi yang lebih rendah dari laki-laki. Kondisi ini membuat
perempuan berada dalam posisi tertindas, inferior, tidak memiliki kebebasan atas
Universitas Sumatera Utara
`
5
diri dan hidupnya. Menurut Suroso dan Suwardi (1998: 2), sastra Indonesia
memandang wanita menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah peran wanita
dilihat dari segi biologisnya (isteri, ibu, dan objek seks) atau berdasarkan tradisi
lingkungan. Kedua, bahwa peranan yang didapat dari kedudukannya sebagai
individu dan bukan sebagai pendamping suami. Tokoh wanita seperti kategori
kedua di atas, biasanya disebut sebagai perempuan feminis yaitu perempuan yang
berusaha mandiri dalam berpikir, bertindak serta menyadari hak-haknya.
Dalam setiap masyarakat manusia, pasti akan dijumpai lingkungan kecil
bernama keluarga. Keluarga tersebut merupakan kelompok sosial kecil yang
terdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya. Keluarga batih tersebut lazimnya
juga disebut rumah tangga yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat
sebagai wadah dalam proses pergaulan hidup. Istri merupakan sosok perempuan
yang menjadi salah satu penyusun keluarga batih dan memiliki peranan penting
dalam menjalankan fungsi keluarga. Termasuk peran ganda yang dijalankan
perempuan seperti peran perempuan sebagai istri bagi suaminya, ibu bagi anak-
anaknya, dan peran sebagai perempuan yang memiliki karir di luar rumah. Peran
ganda ini dijalani bersamaan dengan peran tradisional kaum perempuan sebagai
istri dan ibu dalam keluarga, seperti menjadi mitra suami dalam membina rumah
tangga, menyediakan kebutuhan rumah tangga, serta mengasuh dan mendidik
anak-anak (Mansur Faqih, 1996:8)
Didalam pendekatan Sosiologi Sastra memuat proses interaksi sosial yang
yang terjadi dalam karya sastra. Menurut Herimanto dan Winarno (2010:52)
interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Universitas Sumatera Utara
`
6
Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu
dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,
maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol,
di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan
kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Menurut Basrowi (2005: 138) interaksi sosial adalah hubungan dinamis
yang mempertemukan orang dengan orang. Kelompok dengan kelompok maupun
orang dengan kelompok manusia.Bentuknya tidak hanya bersifat kerjasama, tapi
bisa juga bentuk persaingan, pertikaian,dan sejenisnya. Interaksi dapat dikatatakan
berhasil apabila adanya komunikasi dua arah yang saling memberi respon yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Interaksi dapat terjadi dimana saja seperti
dalam pertemuan dan organisasi-organisasi lainnya.
Dengan demikian, dapat pula diartikan bahwa masyarakat merupakan
jaringan relasi-relasi hidup yang timbal balik. Yang satu berbicara, yang lain
mendengarkannya; yang satu bertanya, yang lainnya menjawab; yang satu
memberi perintah, yang lainnya menaati; yang satu berbuat jahat, yang lain
membalas dendam; dan yang satu mengundang, yang lainnya datang. Jadi selalu
tampak bahwa orang saling mempengaruhi. Dan hasil interaksi inilah sangat
ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak
yang terlibat dalam interaksi ini (Dewi Wualansari, 2009:35)
Simmel memandang masyarakat sebagai produk dari proses interaksi
individu-individu. Terjadinya interaksi akibat dorongan-dorongan dan tujuan-
tujuan tertentu. Sehingga akibatnya ada kesatuan sosial yang sifatnya dapat lama
Universitas Sumatera Utara
`
7
atau sementara. Tujuan dan dorongan itu sendiri bukan sosial tetapi sebagai isi
sosialisasi. Proses sosialisasi itu sendiri terdapat dalam bentuk-bentuk yang
berupan interaksi (Munandar Soelaeman, 2001: 122). Hubungan yang terjadi
antar tokoh perempuan dalam novel ini sangat menarik untuk dianalisis. Pada
penelitian ini, penulis menggunakan teori interaksi Simmel sebagai acuan untuk
menganalis hubungan antar tokok perempuan dalam novel . Salah satu bentuk
interaksi menurut simmel adalah adanya bentuk subordinasi dalam masyarakat.
Dalam novel ini, Subordinasi muncul ketika tokoh Chen memiliki 4 orang istri
dan kesemua istri harus patuh terhadapnya. Para istri menuntut hak mereka
sebagai perempuan yang hakiki sehingga muncul bentuk interaksi berupa konflik
dan kekompakkan antar tokoh perempuan.
Novel Raise The Red Lantern merupakan novel yang mengisahkan
kehidupan keluarga poligami di Tiongkok pada masa feodal dimana budaya
patriarki sangat berkembang luas, seorang pria memiliki lebih dari satu istri
menjadi tren tersendiri di Tiongkok. Chen Zuoquan yang sudah memiliki 3 istri
merasa tetap tidak puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Chen harus bisa
menghadapi ketiga istrinya dengan perlakuan yang perempuan inginkan. Hingga
suatu hari Chen menambah satu orang istri muda yang pada akhirnya juga
menuntut haknya sebagai perempuan yang hakiki. Keempat perempuan ini saling
menjatuhkan agar bisa mendapat perhatian khusus dari Chen yang merupakan
seorang suami. Bentuk bentuk hubungan pun muncul diantara para tokoh
perempuan dalam novel ini. Dalam bentuk negatif, konflik muncul dikarenakan
adanya kecemburuan dan egoisme antar tokoh istri karena mereka menuntut hak
Universitas Sumatera Utara
`
8
mereka sebagai perempuan yang utuh. Dari ini muncul gesekan-gesekan
hubungan yang bentuknya negatif dan memunculkan efek negatif pada moral
sebagai perempuan. Seperti istri kedua yang memfitnah istri keempat. Sementara
dalam hubungan positif terjadi kekompakkan antar tokoh perempuan yang
membuat antar tokoh menjadi lebih dekat. Seperti istri kedua yang membantu istri
keempat untuk mengenalkan segala macam peraturan dalam keluarga Chen.
Hubungan antar tokoh perempuan yang saling berinteraksi dalam novel ini serta
cerita yang diramu dengan aroma kisah mistis, kejiwaan, dan kultur budaya
patriarki China yang kuat merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
Novel Raise the Red Lantern merupakan karya penulis asal Tiongkok
bernama Sutong (苏童) yang dikenal dengan gaya menulisnya yang kontroversial.
Hal ini disebabkan karyanya sering mengundang kritik atau kontroversi dari
masyarakat bahkan pemerintah Tiongkok. Yang menarik dari Sutong adalah ia
sering mengambil tema yang tidak biasa atau tabu bagi sebagian orang di luar
negara Tiongkok yang tidak memahami filsafat hidup orang Tiongkok, bahkan
menggunakan bahasa yang sedikit vulgar. Kebanyakan dari karyanya
menceritakan tentang kehidupan serta budaya Tiongkok yang kuat, khususnya
kehidupan perempuan yang kesepian. Saat ini, Sutong diakui secara luas sebagai
salah satu novelis terdepan Tiongkok setelah Moyan (莫言)
Universitas Sumatera Utara
`
9
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antar tokoh perempuan digambarkan dalam novel Raise
the Red Lantern (大 红 灯 笼 高 高 挂; Pinyin: Dà Hóng Dēnglong Gāogāo Guà)
karya Su Tong ?
2. Bagaimana Analisis hubungan antar tokoh perempuan dalam novel Raise the
Red Lantern (大 红 灯 笼 高 高 挂; Pinyin: Dà Hóng Dēnglong Gāogāo Guà)
karya Su Tong ditinjau dari teori interaksi Simmel ?
1.3 Batasan Masalah
Untuk membatasi terlalu luasnya pembahasan, maka permasalahan ini akan
difokuskan pada hubungan antar tokoh, kualitas hubungan yang positif maupun
negatif, realitas hubungan yang tidak menjanjikan keharmonisan serta frekuensi
hubungan yang menentukan kadar suatu hubungan. Keempat poin ini merupakan
ringkasan dari teori Simmel. Teori ini digunakan untuk menganalisis hubungan
antar tokoh perempuan dalam novel Raise the Red Lantern (大 红 灯 笼 高 高
挂; Pinyin: Dà Hóng Dēnglong Gāogāo Guà) karya Su Tong.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan hubungan antar tokoh perempuan dalam novel Raise the Red
Lantern (大 红 灯 笼 高 高 挂; Pinyin: Dà Hóng Dēnglong Gāogāo Guà) karya
Su Tong.
2. Mendeskripsikan Bagaimana hubungan antar tokoh perempuan menyelesaikan
Universitas Sumatera Utara
`
10
konflik dalam novel Raise the Red Lantern (大 红 灯 笼 高 高 挂; Pinyin: Dà
Hóng Dēnglong Gāogāo Guà) karya Su Tong ditinjau dari teori interaksi Simmel.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
A. memperkaya pengkajian sastra Indonesia, khususnya dalam pendekatan
sosiologi sastra
B. mengetengahkan pemahaman konflik hubungan antar tokoh dalam novel
menurut teori interaksi Simmel
2. Manfaat Praktis
A. Memberikan manfaat kepada pembaca untuk mengetahui hubungan antar
tokoh perempuan dalam novel Raise the Red Lantern (大 红 灯 笼 高 高
挂; Pinyin: Dà Hóng Dēnglong Gāogāo Guà) karya Su Tong berdasarkan
pendekatan sosiologi sastra.
B. Dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti sosiologi sastra berikutnya,
khususnya dalam hal pembahasan proses interaksi sosial pada karakter
didalam novel.
BAB II
Universitas Sumatera Utara
`
11
Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Pustaka
Agnis Afriani (2014), dalam skripsinya yang berjudul “Teori Interaksi
Simmel pada Novel Priyayi Karya Umar Kayam dan Implikasinya pada
Pembelajaran Sastra di Sekolah” menjelaskan bahwa nilai-nilai sosial melalui
interaksi sosial antara individu, keluarga, dan masyarakat dalam relasi-relasi yang
terbagi menjadi enam kategori. Relasi-relasi terdapat dalam teori interaksi
Simmel. Dalam novel Para Priyayi ini terdapat nilai-nilai sosial, yaitu nilai
kepedulian yang ditunjukkan oleh tokoh Sastrodarsono, nilai kerukunan oleh
keluarga besar Sastrodarsono, nilai pengayoman orang tua (Sastrodarsono dan
Ngaisah), nilai ketuhanan, nilai keikhlasan, nilai kasih sayang, nilai kesopanan,
nilai kebersamaan, nilai keakraban, nilai kebiasaan, dan nilai pengabdian oleh
Noegroho dalam membela negaranya.
Kajian yang dilakukan Agnis Afriani ini sangat membantu penulis dalam
menganalisis interaksi antar tokoh yang berdasarkan teori interaksi Simmel.
Perbedaanya, Agnis Afriani menganalisis hubungan antar tokoh dalam bentuk
lingkungan sosial yang lebih luas, sedangkan penulis menganalisis hubungan
antar tokoh dalam skala keluarga.
W.R. Sihombing (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Tiba-Tiba
Malam Karya Putu Wijaya: Analisis Sosiologi Sastra” mengkaji tentang interaksi
sosial dalam kehidupan masyarakat Bali. Dalam kajiannya ini, Sihombing lebih
menitikberatkan pada sosiologi karya, yakni meneliti interaksi antartokoh dalam
novel tersebut. Jenis-jenis interaksi yang ditemukan Sihombing dalam novel Tiba-
Universitas Sumatera Utara
`
12
Tiba Malam adalah kooperasi, akomodasi, dan konflik (pertikaian). Masalah
kooperasi terdapat dalam tradisi nguopin, yakni tradisi gotong royong yang
dilakukan para tokoh yang berlatar belakang sosiokultural Bali, di berbagai tempat
dan kesempatan, misalnya, di sawah (menanam, menyiangi, atau memanen padi),
di rumah (memperbaiki atap atau menggali sumur), atau dalam perhelatan ritual
(pernikahan, keagamaan, atau kematian). Masalah akomodasi ditunjukkan melalui
upaya damai yang dilakukan kepala desa untuk menyelesaikan perselisihan yang
terjadi antara keluarga tokoh Subali dan penduduk desa. Yang terakhir, masalah
konflik ditemukan dalam pertikaian antartokoh, yaitu antara tokoh Subali dan
tokoh Utari.
Kajian yang dilakukan W.R Sihombing ini sangat membantu penulis
dalam hal menganalisis bentuk bentuk hubungan positif dan negatif antar tokoh
dalam novel. Perbedaanya, Sihombing menganalisis hubungan antar tokoh dalam
skala masyarakat, sedangkan penulis dalam skala yang lebih kecil, yaitu keluarga.
2.2 Konsep
2.2.1 Novel
Karya sastra merupakan sarana pendidikan yang memiliki
bermacammacam bentuk, seperti puisi, cerpen, novel, dan lain-lain. Dalam hal ini,
penulis memfokuskan pada salah satu karya sastra, yaitu novel.
Furqonul Aziez dan Abdul Hasim (2010:2) mengatakan bahwa Novel
merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita yang
melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan. Sebuah novel bisa saja
Universitas Sumatera Utara
`
13
memuat tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa nyata, tetapi pemuatan tersebut
biasanya hanya berfungsi sebagai bumbu belaka dan mereka dimasukkan dalam
rangkaian cerita yang bersifat rekaan atau dengan detail rekaan. Walaupun
peristiwa dan tokoh-tokohnya bersifat rekaan, mereka memiliki kemiripan dengan
kehidupan sebenarnya. Mereka merupakan “cerminan kehidupan nyata”
Menurut Selden (2000:62) novel menurut pandangannya adalah cerminan
realitas, tidak hanya melukiskan wajah wajah yang tampak pada permukaan,
tetapi memberikan kepada kita “sebuah pencerminan realitas yang lebih benar,
lebih lengkap, lebih hidup, lebih dinamik”. Sebuah novel mungkin membawa
pembaca “ke arah suatu pandangan yang lebih konkret kepada realitas.
Menurut Stanton (2007: 90) novel mampu menghadirkan perkembangan
satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau
sedikit karakter, dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam
secara mendetail. Ciri khas novel ada pada kemampuannya untuk menciptakan
satu semesta yang lengkap sekaligus rumit.Ini berarti bahwa novel lebih mudah
sekaligus lebih sulit di baca jika di bandingkan dengan cerpen. Dikatakan lebih
mudah karena novel tidak dibebani tanggung jawab untuk menyampaikan sesuatu
dengan cepat atau dengan bentuk padat dan di katakan lebih sulit karena novel
dituliskan dalam skala besar sehingga mengandungsatuan-satuan organisasi yang
lebih luas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa novel merupakan karya fiksi
yang berbentuk karangan prosa, tetapi tidak terlalu panjang yang mengisahkan
Universitas Sumatera Utara
`
14
atau menceritakan para tokoh dengan masing-masing watak dan masalah atau
peristiwa yang merupakan cerminan nyata dalam kehidupan.
2.2.2 Penokohan
Dalam pembicaraan sebuah fiksi, sering dipergunakan istilah-istilah
seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan
karakteristik secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama.
Istilah-isltilah tersebut sebenarnya tidak menyarankan pada pengertian yang persis
sama walaupun memang ada diantaranya yang bersinonim.
Penokohan atau karakteristik adalah upaya pengarang untuk memberikan
gambaran yang utuh mengenai tokoh di dalam ceritanya. Penokohan adalah
bagaimana cara pengarang menggambarkan watak tokoh-tokoh dalam sebuah
cerita rekaan (Mursal Esten, 1978:27). Watak, perwatakan, dan karakter menuju
pada sifat dan sikap para tokoh seperti ditafsirkan oleh pembaca, lebih
menunjukan pada kualitas pribadi seorang tokoh (Nurgiyantoro,2000:165).
Menurut Wiyatmi (2006: 30-31), penokohan merupakan pola pelukisan
image seseorang yang dapat dipandang dari segi fisik, psikis, dan sosiologi. Dari
segi fisik, misalnya, image seseorang (tokoh) tergambar tampang, umur, raut
muka, rambut, bibir, hidung, bentuk kepala, warna kulit dan lain-lain. Dari segi
psikis, image seseorang (tokoh) tergambar melalui pelukisan gejala-gejala pikiran,
perasaan, dan kemauannya sehingga pembaca dapat mengetahui bagaimana watak
pelaku. Sementara itu, dari segi sosiologis, image seseorang (tokoh) tergambar
melalui pelukisan lingkungan hidup kemasyarakatannya.
Universitas Sumatera Utara
`
15
2.2.3 Teori Feminisme
Secara etimologis feminis berasal dari kata femme (woman, berarti
perempuan (tunggal) yang berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum
perempuan (jamak), sebagai kelas sosial. Dalam hubungan ini perlu dibedakan
antara male dan female (sebagai aspek perbedaan biologis, sebagai hakikat
alamiah, masculine dan feminine (sebagai aspek perbedaan psikologis cultural).
Dengan kalimat lain, male-female mengacu pada seks, sedangkan masculine-
feminine mengacu pada jenis kelamin atau gender, sebagai he dan she (shelden,
1986), jadi tujuan feminis adalah keseimbangan, interelasi gender. Dalam
pengertian yang luas, feminis adalah gerakan kaum wanita untuk menolak segala
sesuatu yang dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh
kebudayaan dominan, baik dalam politik dan ekonomi maupun kehidupan sosial
pada umumnya (Ratna, 184).
Teori feminisme adalah gerakan perempuan yang menuntut kesetaraan
gender bagi wanita. Secara universal menurut budaya patriarki wanita dianggap
sebagai warga Negara kelas dua, hak dan kewajibannya tidak sama seperti yang
dimiliki laki laki. Karena itu gerakan feminisme berjuang untuk mendapatkan
posisi dan peranan yang sama dengan mitra kerjanya yaitu kaum laki-laki.
Feminisme (tokohnya disebut Feminis) adalah sebuah gerakan perempuan
yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan laki
laki.Feminisme berasal dari bahasa Latin, femina atau perempuan.Istilah ini mulai
digunakan pada tahun 1890-an, mengacu pada teori kesetaraan laki-laki dan
perempuan serta pergerakan untuk memperoleh hak-hak perempuan. Sekarang ini
Universitas Sumatera Utara
`
16
kepustakaan internasional mendefinisikannya sebagai pembedaan terhadap hak
hak perempuan yang didasarkan pada kesetaraan perempuan dan laki laki.
Dari ungkapkan teori diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gerakan
feminisme dilakukan untuk mencari keseimbangan gender. Keseimbangan gender
adalah untuk mensejajarkan posisi maskulin dan feminin dalam konteks satu
budaya tertentu. Hal ini dikarenakan, dalam satu budaya tertentu feminine sering
dianggap inferior, tidak mandiri dan hanya menjadi subjek. Untuk itu, gerakan
feminisme ini merupakan sebuah ideologi yang bertujuan untuk menciptakan
dunia bagi kaum perempuan
2.3 Landasan Teori
Manusia tercipta sebagai makhluk pribadi sekaligus juga makhluk sosial.
Sebagai makhluk pribadi, manusia berjuang untuk memenuhi kebutuhannya agar
dapat bertahan hidup. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut manusia tidak
dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan orang lain untuk mencapai tujuannya.
Itulah sebabnya manusia berinteraksi dengan manusia lainnya sebagai makhluk
sosial.
Teori Interaksi Simmel adalah teori yang mengkaji masalah hubungan
antarpribadi (interpersonal). Penjelasan Simmel tentang interaksi adalah sebagai
berikut: (1) Masyarakat terbentuk dari jaringan relasi-relasi antarorang, sehingga
mereka merupakan satu kesatuan. Dalam jaringan relasi tersebut terjadi aksi dan
reaksi yang tak terbilang banyaknya, sehingga masyarakat merupakan proses
dinamis yang ditentukan oleh perilaku anggotanya, (2) Jaringan relasi-relasi itu
Universitas Sumatera Utara
`
17
tidak sama sifatnya. Artinya dari jaringan relasi tersebut, dapat terbentuk
komunitas asosiasi, bahkan ada tendensi, ada pergeseran dari pola relasi afektif
dan personal menjadi fungsional dan rasional, (3) Dalam jaringan relasi tidak
selamanya terbentuk integrasi dan harmonis, tetapi dapat pula terjadi kritik,
oposisi, konflik, dan lain-lain. Bagi strukturasi sosial yang sehat, maka kritik,
oposisi, persaingan sama-sama diperlukan, sebagaimana halnya kesesuaian
paham, persahabatan, dan partisipasi. Keduanya, baik hal negatif maupun positif
menurut pandangan sepintas sebenarnya mempunyai efek positif dalam proses
interaksi. Tindakan yang dianggap negatif menurut individuindividu, sebenarnya
mempunyai akibat positif bagi keseluruhan relasi yang ada dalam masyarakat atau
organisasi, (4) Frekuensi interaksi dan kadar interaksi bervariasi ada yang tinggi
dan ada yang rendah. Semakin penting hal yang mempertemukan orang dalam
relasi timbal balik, semakin cepat relasi-relasi itu dilembagakan.
Pada intinya Simmel memandang masyarakat sebagai produk dari proses
interaksi individu-individu. Terjadinya interaksi akibat dorongan-dorongan dan
tujuan-tujuan tertentu. Sehingga akibatnya ada kesatuan sosial yang sifatnya dapat
lama atau sementara. Tujuan dan dorongan itu sendiri bukan sosial tetapi sebagai
isi sosialisasi. Proses sosialisasi itu sendiri terdapat dalam bentuk-bentuk yang
berupa interaksi (M. Munandar Soelaeman, 2001: 122).
Produk dari proses interaksi merujuk pada adanya ikatan sosial ditengah-
tengah masyarakat dalam bentuk konvensi atau aturan yang disepakati bersama.
Produk tanpa aturan yang menengahi kehisupan bersosialisasi akan menjadikan
manusia tidak jauh beda dengan makhluk hidup lainnya yang berada ditengah
Universitas Sumatera Utara
`
18
hutan. Kehidupan sosial tanpa aturan kan melahirkan hukum rimba. Thomas
Hobbes menggambatkan fenomena yang seperti ini sebagai binatang laut yang
besar yang memangsa sesukanya binatang kecil. Model pikirannya ini dikenal
dengan sebutan sea giant atau Leviathan.
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Universitas Sumatera Utara
`
19
Metode penelitian adalah strategi utama yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab persoalan yang dihadapi
peneliti dalam mencapai keberhasilan tujuan yang telah dirumuskan (Furchan,
1982:50). Dengan adanya metode penilitian dapat membuat penelitian kita menjadi
objektif dan membantu peneliti untuk mendapatkan penyelesaian kajian yang sedang
diteliti dengan sistematis.
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriftif
kualitatif. Moleong (2011: 6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Penulis mendeskripsikan kajian novel kedalam pendekatan sosiologi
sastra. Sosiologi sastra adalah suatu tealah yang objektif dan ilmiah tentang
manusia dalam masyarakat dan tentang sosial dan proses sosial. Penulis juga
mendeskripsikan bagaimana pendekatan sosiologi terhadap kajian novel,
khususnya mengenai interaksi sosial antar tokoh perempuan yang terjadi pada
novel Raise The Red Lantern.
3.2 Objek Penelitian
Penelitian ini berhubungan dengan kajian teks yang terdapat dalam novel
Raise The Red Lantern karya Su tong. Objek kajian pada penelitian ini adalah
hubungan antar tokoh perempuan pada novel Raise The Red Lantern tersebut.
Universitas Sumatera Utara
`
20
Hubungan positif dan negatif yang terjadi antar karakter tokoh perempuan untuk
memperjuangkan haknya sebagai perempuan dengan posisi sebagai istri dari
seorang suami. Hubungan positif mengacu relasi baik internal maupun eksternal
dari prilaku tokoh yang berterima secara sosial; sementara hubungan negatif
adalah kontras dari hubungan positif.
3.3 Data dan Sumber Data
Subroto (dalam Al-Ma’ruf, 2012:10) memberikan batasan bahwa data
adalah semua informasi atau bahan yang disediakan alam (dalam arti luas) yang
harus dicari dan dan dikumpulkan oleh pengkaji sesuai dengan masalah
pengkajian. Jadi, data merupakan bahan yang sesuai untuk memberi jawaban
terhadap masalah yang dikaji. Bentuk data dalam penelitian ini adalah kata-kata,
kalimat, dan wacana yang terdapat dalam novel Raise The Red Lantern karya Su
tong yang berhubungan dengan interaksi antar tokoh perempuan .
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder.
1. Data Primer
Sumber data primer pada penelitian ini adalah novel Raise The Red
Lantern karya Su tong. Penulis menggunakan novel yang telah
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Rahmani Astuti. Novel ini
Universitas Sumatera Utara
`
21
diterbitkan oleh PT. Serambi Ilmu Semesta pada tahun 2011 di Jakarta.
Novel ini memiliki ketebalan 136 halaman.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data dari
penelitian sebelumnya berupa artikel dan tulisan yang terdapat dari media
internet (browsing) yang terkait dengan penelitian yang dilakukan juga
buku buku yang menjadi acuan untuk meneliti objek kajian penelitian ini.
3.4 Tekniki Analisis Data
1. Peneliti menganalisis dan mencatat setiap dialog yang menggambarkan
interaksi berupa hubungan positif dan negatif antar tokoh perempuan
dalam novel Raise The Red Lantern karya Su tong. Teknik ini lebih
umum dikenal dengan istilah baca-catat.
2. Mendeskripsikan hubungan antar tokoh perempuan sehingga
menghasilkan deskripsi kedudukan dan perbuatan antar tokokh perempuan
tersebut.
3. Mencari kutipan percakapan antar tokoh perempuan yang menunjukkan
hubungan positif dan hubungan negatif.
4. Menganalisis secara mendalam hubungan antar tokoh perempuan
dengan menggunakan teori interaksi Simmel.
Universitas Sumatera Utara
`
22
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
Universitas Sumatera Utara
`
23
Dari hasil penelitian maka didapatkan hasil bahwa di dalam novel Raise
the red lantern dapat ditemukan hubungan positif dan hubungan negatif antar
tokoh perempuan. Hubungan positif adalah bentuk hubungan yang menunjukkan
hal hal baik atau keharmonisan yang terjadi pada antar tokoh yang satu dengan
yang lainnya. Seperti yang dilakukan Sukacita ketika mengetahui para pelayan
yang menceritakan keburukkan Teratai. Dia menyuruh agar para pelayan untuk
berhenti bergosip tentang Teratai dengan tujuan menghindari pandangan buruk
kepada Teratai. Sedangkan hubungan negatif adalah bentuk hubungan yang
menunjukkan ketidakcocokkan atau tidak harmonisnya hubungan antar tokoh
perempuan yang menyebabkan salah satu tokoh bertindak untuk menunjukkan
kalau dia bisa melakukan pembelaan untuk mendapatkan haknya sebagai
perempuan. Seperti ketika Karang merasa tidak mendapatkan haknya sebagai
perempuan karena tidak mendapatkan perhatian yang sama dengan ketiga istri
lain, maka ia melakukan perselingkuhan dengan seorang dokter agar dia tetap
merasakan perhatian yang dibutuhkan sebagai perempuan.
Hubungan antar tokoh pada novel Raise the red lantern ini juga dapat
dilihat dari nama dan simbol tiap tokoh. Seperti tokoh Sukacita yang
menunjukkan sikap kesukaan dalam menolong atau tidak menjatuhkan tokoh
Teratai ketika para pelayan membicarakan keburukkan Teratai. Mega yang
memiliki arti awan memili sifat yang seperti awan juga. Merasa paling cantik dan
memiliki keunggulan diantara perempuan yang lain. Karang yang mempunyai
makna sifat ketegaran walaupun selalu mendapat tekanan. Dalam hal ini, tokoh
Karang menunjukkan kalau dia disakiti maka dia akan bertahan dengan tindakan
Universitas Sumatera Utara
`
24
yang sama. Terbukti ketika dia melakukan perselingkuhan dengan seorang dokter.
Dia menunjukkan bahwa dia bisa bertahan dengan cara mencari orang yang bisa
memenuhi kebutuhan dia sebagai perempuan. Teratai yang menunjukkan kalau
dia merupakan perempuan pilihan Chen Zuoqian karena merasa paling cantik dan
paling disayang oleh Chen Zuoqian.
4.2 Analisis Hubungan Positif
Hubungan positif adalah bentuk hubungan yang menunjukkan hal hal baik
atau keharmonisan yang terjadi pada antar tokoh yang satu dengan yang lainnya.
Hubungan ini berbentuk dalam kerja sama dan tolong menolong tokoh perempuan
dalam novel Raise the Red Lantern dalam menjalani peran sebagai istri dari Chen
Zuoqian.
4.2.1 Hubungan Sukacita dengan Teratai
Sukacita yang melarang para pelayan untuk membicarakan tentang
keburukan Teratai merupakan salah satu bentuk hubungan postif antara Sukacita
dengan Teratai. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
“Sukacita mengomeli mereka. “Hentikan keluhanmu;
bukan tugasmu kesana kemari untuk menyebar gosip.”
Didalam hatinya, bagaimanapun Sukacita merasasa sangat
marah” (Raise the red lantern, 2011:55)
Kutipan diatas menunjukkan bahwa membicarakan orang lain adalah salah
satu sifat perempuan apabila sudah berkumpul dengan perempuan lainnya.
Termasuk para pelayan yang ada dirumah Chen Zuoqian yang berkumpul untuk
membicarakan keburukkan yang dilakukan Teratai. Sukacita sebagai istri pertama
tetap melindungi Teratai dari obrolan para pelayan walaupun dia mengetahui apa
Universitas Sumatera Utara
`
25
yang sebenarnya terjadi. Sukacita mencoba untuk mengurangi dan meredam suatu
pertentangan yang terjadi antar tokoh perempuan, khususnya untuk dirinya dan
Teratai. Walaupun membicarakan orang lain merupakan kebiasaan yang yang
sering terjadi antara perempuan, Sukacita tetap tidak setuju dengan hal itu
meskipun dirinya adalah seorang perempuan. Hubungan yang terjadi antar tokoh
Sukacita dan Teratai menunjukkan bahwa mereka telah melakukan dua bentuk
interaksi yang terdapat pada teori interkasi Simmel, yaitu relasi antar tokoh yang
merupakan kesatuan sebagai istri istri dan juga kualitas hubungan yang positif.
Pada suatu hari, Teratai mabuk dan Chen Zuoqian marah akan hal itu. Chen
Zuoqian yang khawatir dengan tingkah Teratai langsung menyuruh pengawal
untuk mengambil obat di rumah Sukacita. Sukacita datang ketempat dimana
Teratai mabuk dan mendoakannya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan ini.
”Sukacita mendengar bahwa Teratai sedang mabuk dan
mendatanginya, Dia berdoa “Amitabha Buddha menjaga
kita,” beberapa kali didepan pintu dan dengan cepat masuk
dan memisahkan Teratai dan Chen Zuoqian” (Raise the
red lantern, 2011:122)
Kutipan diatas menunjukkan adanya kepedulian dari seorang Sukacita
untuk mendoakan Teratai yang sedang mabuk dan membuat Chen Zuoqian
menjadi jijik melihatnya. Sukacita yang merupakan perempuan tertua mengerti
apa yang dirasakan Teratai. Pikiran kacau yang dirasakan Teratai akibat gesekan
yang terjadi antar perempuan dalam memperebutkan perhatian Chen Zuoqian
membuat Ia meminum alkohol. Walaupun mengkonsumsi alkohol merupakan hal
yang tidak lazim dilakukan sebagai seorang perempuan, tetapi dia mempunyai
alasan untuk bisa menenangkan pikirannya dari persaingan dalam memperebutkan
Universitas Sumatera Utara
`
26
perhatian sang suami. Sukacita juga mengambil kesempatan akan hal ini untuk
mencari perhatian Chen Zuoqian. Sukacita yang menjadi perempuan paling
religius, dia mendoakan serta membantu Teratai untuk segera sadar dengan
memberinya obat yang dia punya. Sukacita dan Teratai mencari perhatian Chen
Zuoqian dengan dua hal yang bertolak belakang. Teratai dengan sifat buruknya
dengan cara mengkonsumi Alkohol, sedangkan Sukacita dengan memanfaatkan
sebagai perempuan yang paling religius diantara para perempuan.
4.2.2 Hubungan Mega dengan Teratai
Hubungan positif antara Teratai dan Mega terlihat saat Teratai diajak Chen
Zuoqian ke rumah Mega sang istri kedua. Mega memberikan sambutan baik untuk
Teratai. Membawakan makanan untuk Teratai sebagai ucapan selamat datang. Hal
ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Teratai disambut dengan penuh semangat dikamar istri
kedua, Mega. Mega menyuruh pelayannya untuk
mengambil semangka, bunga matahari, biji labu, dan
beberapa manisan buah untuk teratai.” (Raise the red
lantern 2011:10)
Kutipan diatas menunjukkan adanya kehangatan yang dilakukan Mega
ketika menyambut Teratai. Mega dengan segala sambutannya membuat Teratai
tertarik untuk mengenal lebih dekat dengannya. Menyambut ramah orang baru
dalam keluarga yang diketahui mempunyai status yang sama sebagai istri, ini cara
yang dilakukan untuk menarik kedua perhatian antara suami dan juga dengan istri
lainnya. Mega menunjukkan sikapnya yang menerima bahwa sang suami telah
Universitas Sumatera Utara
`
27
mendapatkan orang baru dan beranggapan kalau keluarga besar Chen akan
menjadi lebih hangat dengan kedatangan Teratai
Keadaan serupa yang menunjukkan keramahan Mega terhadap Teratai juga
dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Ayo, cepat bangun; berbaring seperti ini ketika kau tidak
benar benar sakit akan membuatmu jadi sakit betulan”
(Raise the red lantern, 2011:51)
Kutipan diatas menunjukkan adanya kepedulian Mega terhadap Teratai yang
diketahui berpura pura sakit. Mega sebagai perempuan yang ramah mengetahui
apa yang sedang dirasakan Teratai. Gejolak yang terjadi antar perempuan
membuat Teratai sebagai istri baru belum siap untuk bersaing dengan perempuan
lainnya. Sebagai istri muda yang baru saja mengakhiri masa gadisnya dan
memutuskan untuk menjadi istri keempat membuat Teratai kesulitan untuk
bersaing dengan perempuan lainnya, hingga dia yang tidak tahan dengan keadaan
ini menajdi pura pura sakit untuk istirahat dari persaingan antar perempuan.
Pernyataan diatas didukung dengan kutipan berikut.
“Mega duduk di sebuah bangku bundar menunggu Teratai
memotong rambutnya. Teratai melilitkan pakaian kuno ke
leher Mega, kemudian mengambil sisir dan perlahan
menyisir rambutnya.” (Raise the red lantern, 2011:51)
Mega langsung mencoba untuk membuat suasana lebih cair kepada Teratai.
Dia meminta Teratai membantunya untuk memotong dan merapikan rambutnya.
Berpenampilan cantik merupakan salah satu hal yang diinginkan perempuan.
Termasuk tokoh Mega yang melihat kecantikan perempuan muda seperti Teratai
percaya bahwa Teratai juga akan mebuatnya mempunyai penampilan cantik juga.
Universitas Sumatera Utara
`
28
Hubungan tokoh Mega dengan Teratai merupakan bukti dari teori interaksi
Simmel yang menunjukkan bahwa frekuansi interaksi yang dilakukan antar tokoh
perempuan tersebut menghasilkan relasi timbal balik yang positif. Teratai yang
awalnya berpura pura sakit karena tidak tahan dengan persaingan, menjadi lebih
baik setelah dia bercerita masalahnya dengan Mega. Dan Mega yang percaya
dengan keahlian merias diri Teratai membuat penampilannya berubah menjadi
lebih cantik.
4.2.3. Hubungan Karang dengan Teratai
Suatu hari ketika Karang menyanyikan lagu opera Peking di pagi hari,
Teratai yang mendengarnya menangis terharu dan Karang yang sadar kalau
Teratai menangis langsung mendatanginya dan menyambut Teratai dengan
hangat. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Aku tidak tahu sedikit pun tentang Opera Peking, tapi
kau menyanyikannya dengan begitu mengharukan
sehingga aku merasa sedih juga hanya mendengarkannya.”
Ketika Teratai berbicara, dia melihat wajah Karang yang
menunjukkan ekspresi yang ramah untuk pertama kali”
(Raise the red lantern, 2011:34)
Kutipan diatas menunjukkan adanya keramahan yang dilakukan Karang
kepada Teratai. Teratai yang terbawa suasana lagu yang dinyanyikan Karang
karena lagu tersebut menunjukkan suasana sedih hatinya. Ketika senang, maka
kita akan menyanyikan lagu. Dan ketika sedih, maka kita akan mendalami lirik
lagu. Lirik lagu dapat membuat hati yang sedih masuk kedalam setiap liriknya.
Perempuan pada umumnya mengekspresikan suasana hatinya dengan lagu. Teratai
Universitas Sumatera Utara
`
29
merasakan ini ketika menjadi istri dari Chen Zuoqian dan keadaanya digambarkan
oleh lagu opera Peking sedih yang berjudul Wanita yang digantung. Dia
merasakan kalau Chen Zuoqian hanya memperhatikan Teratai ketika dia ingin
memenuhi kebutuhan seksnya. Teratai tidak merasa mendapatkan kejelasan
tentang kebahagian dirinya sendiri. Begitu juga dengan Karang, dia bernyanyi
karena juga merasa kalau dia masuk kedalam lirik lagu yang dinyanyikan sebagai
wanita yang digantung.
4.2.4 Hubungan Mega dengan Karang
Salah satu hubungan positif yang dilakukan Karang kepada Mega adalah
ketika Karang mengundang Teratai untuk bermain Mahyong untuk memberikan
waktu kepada Mega mendapatkan belaian dari Chen Zuoqian. Hal ini dapat dilihat
pada kutipan berikut.
“Anggap saja malam ini kau membantu Mega; dia bosan
sekali akhir-akhir ini. Pinjamkan lelaki tua itu kepadanya
untuk satu malam dan biarkan dia mengembalikan uang
yang kalah kau pertaruhkan” (Raise the red lantern,
2011:38)
Kutipan diatas menunjukkan salah satu hubungan baik yang dilakukan
Karang untuk Mega sekaligus Teratai. Karang yang mengajak Teratai yang
merupakan perempuan kesayangan Chen Zuoqian bermain mahyong. Karang
yang merasakan kejenuhan karena tidak mendapatkan perhatian khusus dari Chen
Zuoqian tidak mau terus terusan bersedih. Seperti namanya, dia tetap tangguh
menghadapi keadaan seperti ini. Teratai yang juga merasakan kesedihan sama
seperti Karang bersedia untuk bermain bersama. Sebagai istri, perbuatan Karang
yang mengajak Teratai untuk bermain Mahyong merupakan perbuatan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
`
30
baik, apalagi dia mengundang teman prianya tanpa sepengetahuan Chen Zuoqian.
Tapi dia merasa kalau dia masih bisa untuk tetap merasakan kebahagian sebagai
perempuan, dia memilih bermain mahyong dan mengundang beberapa orang
temannya untuk menemani. Disisi lain, dia memberikan kesempatan kepada Mega
untuk mendapatkan belaian dari Chen Zuoqian.
Cara yang dilakukan Karang adalah salah satu bentuk bentuk interaksi
yang terdapat pada teori interaksi Simmel yang menunjukkan kalau Jaringan
relasi-relasi itu tidak sama sifatnya. Dari interaksi tersebut terbentuk pergeseran
relasi afektik dan personal menjadi relasi fungsional.
4.3 Analisis Hubungan Negatif
Hubungan negatif pada novel Raise the Red Lantern menunjukkan adanya
hubungan yang kurang harmonis diantara keempat tokoh perempuan. Hubungan
negatif ini menghasilkan hubungan konflik antar tokoh perempuan untuk
berlomba mendapatkan perhatian dari sang suami.
4.3.1 Hubungan Sukacita dengan Teratai
Hubungan konflik mulai terlihat diawal pertemuan antara Teratai dan
Sukacita ketika Chen Zuoqian mengajak Teratai memperkenalkan istri barunya
kepada Sukacita. Pada saat itu Sukacita telah berusia 50 tahun. Hal ini dapat
dilihat seperti kutipan pada adegan ini :
Universitas Sumatera Utara
`
31
“ini dosa, ini dosa”. Teratai hendak membantu dengan
mengambilkan manik-manik itu dan sedikit didorong oleh
Sukacita yang terus mengulang perkataannya, “ini dosa.
Ini dosa” dan tidak pernah mengangkat kepalanya
sekalipun untuk melihat Teratai”. (Raise the red lantern,
2011:9-10)
Kutipan diatas menunjukkan ketidaksenangan Sukacita dengan kehadiran
Teratai di keluarga besar Chen Zuoqian sebagai istri baru. Sukacita menunjukkan
kalau dia adalah istri pertama dan merasa telah menjadi orang yang pertama kali
dipilih Chen Zuoqian. Kecemburuan yang dia rasakan karena ternyata Chen
Zuoqian tidak puas dengan adanya tiga orang istri dirumahnya. Sukacita
merasakan kalau Teratai akan menjadi rival baru dalam bahtera rumah tangga
Chen Zuoqian.
Teratai juga menunjukkan sikap yang sama ketika menunjukkan rasa
cemburunya kepada Sukacita ketika mendapati Chen Zuoqian datang kerumahnya
dengan aroma parfum yang merupakan kesukaan Sukacita. Teratai yang tidak
menyukai ini langsung mengambil parfum miliknya dan mengoleskannya ke
seluruh badan Chen Zuoqian.
“Setelah berhari-hari, tubuh Chen Zuoqian terasa asing bagi
Teratai, dan pria itu selalu berbau minyak mint. Dia menebak
pria itu telah menghabiskan beberapa hari terakhir bersama
Sukacita; wanita itu satu-satunya yang suka memakai minyak
mint. Teratai mengambil botol parfum dari mja dan dengan hati-
hati mengoleskannya pada tubuh Chen Zuoqian; kemudian dia
mengoleskannya pada tubuhnya sendiri” (Raise the red lantern,
2011:89)
Kutipan diatas menunjukkan sifat Teratai yang tidak suka karena Chen
Zuoqian memiliki aroma khas Sukacita. Teratai yang menunjukkan bahwa dirinya
lebih baik dari semua istri tidak mau kalau dia menjadi tersaingi. Pada saat
Universitas Sumatera Utara
`
32
pertemuan pertama dengan Chen Zuoqian, dia merasa kalau Chen Zuoqian
menunjukkan bukti cintanya yang melebihi siapapun. Ini juga menjadi alasan kuat
kenapa Teratai bangga menjadi orang yang paling disayang Chen Zuoqian.
Perasaaan yang ingin memiliki seutuhnya membutakan Teratai kalau ternyata dia
bukanlah satu-satunya istri dari Chen Zuoqian.
Penjelasan diatas merupakan interaksi yang dimaksud Simmel dalam teori
Interaksinya. Hubungan antara Sukacita dan Teratai tidaklah selamanya harmonis,
tetapi juga akan muncul konflik diantara keduanya. Konflik yang muncul disini
adalah sifat cemburu antara keduanya.
4.3.2 Hubungan Mega dengan Teratai
Mega yang awalnya menyambut baik kehadiran Teratai di keluarga
mereka tiba tiba melakukan sesuatu yang tidak pernah diduga Teratai. Teratai
yang mengetahui dari pelayan mereka, Walet bahwa dirinya telah diguna-guna
oleh Mega menggunakan boneka yang ditusuk jarum. Ini menandakan awal
persaingan antara istri kedua dan keempat. Hal ini dapat dilihat pada kutipan
berikut:
“..... Yang harus kau lakukan adalah memberitahuku dan
aku tidak akan membuatmu terlibat masalah.” Walet
masih menggeleng. Teratai mulai mendesaknya. “apakah
Sukacita?” Walet menggeleng. “Kalau begitu pastilah
Karang, bukan?” Walet masih menggeleng. Teratai
menelan kembali napasnya dan suaranya sedikit gemetar.
“Kalau begitu dia pasti Mega?” Walet tidak lagi
menggeleng; dia tampak sangat sedih dan sekaligus
menggelikan. Teratai berdiri, menatap langit, dan berkata
“Kau bisa mengetahui wajah seseorang, tetapi tidak isi
Universitas Sumatera Utara
`
33
hatinya. Aku sudah mengiranya sejak lama.” (Raise the
red lantern, 2011:48)
Kutipan diatas menunjukkan penjelasan teori interaksi Simmel yang
menyatakan interkasi antar orang juga akan menunjukkan hubungan negatif
seperti sifat oposisi dan konflik. Seperti Mega menggunakan boneka yang
dibentuk menyerupai bentuk orang dengan tujuan mengguna-guna Teratai. Ini
merupakan kegiatan mistis yang yang bertujuan untuk mencelakakan orang lain.
Mega yang terlihat menerima keberadaan Teratai sebagai anggota keluarga baru
ternyata memiliki sifat buruk dibaliknya. Merasa tersaingi dengan kedatangan
Teratai yang menjadi primadona baru untuk Chen Zuoqian ternyata membuat
Mega melakukan hal mistis untuk menyingkirkan Teratai. Yang dilakukan Mega
Teratai menunjukkan bahwa perempuan akan melakukan hal apapun ketika dia
merasa tersaingi dengan perempuan lainnya, bahkan dengan mempercayai
kekuatan mistis.
4.3.3 Hubungan Karang dengan Teratai
Karang yang sejak awal sudah menunjukkan ketidaksukaannya kepada
Teratai terlihat ketika Teratai yang hendak berkunjung ke rumah Karang untuk
pertama kali, namun mendapatkan penolakkan dari pelayan Karang. Pelayan
dirumah Karang mengatakan kepada Teratai bahwa majikan mereka sedang sakit.
“Aku sudah pergi kesana. Pelayannya berkata dia sakit,
mengunci pintunya, dan tidak mengizinkan aku masuk.”
(Raise the red lantern 2011:12)
Kutipan diatas merupakan bentuk ketidaksenangan Karang akan kehadiran
Teratai. Mega merasa bahwa tidak seharusnya Chen Zuoqian tidak menambah
Universitas Sumatera Utara
`
34
istri baru lagi karena Ia telah meiliki tiga istri. Mega yang merasa menjadi istri
paling cantik medapatkan persaingan baru dengan kehadiran Teratai yang jauh
lebih muda daripada Mega. Ketika merasa tersaingi, perempuan akan melakukan
hal apapun untuk menunjukkan adanya penolakan atau ketidaksetujuan. Seperti
yang dilakukan Mega, dia berpura pura tidur untuk dan memberitahukan kepada
pelayannya untuk disampaikan kepada Teratai bahwa dia menolak untuk
berkenalan dengan istri baru Chen Zuoqian, Teratai.
Kejadian diatas didukung oleh kutipan dimana Chen Zuoqian yang sudah
hafal bagaimana sikap Mega ketika merasa cemburu seperti berikut.
“Huh, setiap kali dia merasa tidak senang dia akan
beralasan sedang sakit.”(Raise the red lantern 2011:12)
Chen Zuoqian sudah hafal dengan sikap Mega ketika sedang cemburu. Hal
yang sering dilakukan Mega ketika cemburu dengan Chen Zuoqian ketika sedang
asik bercumbu dengan Sukacita ataupun Karang. Seorang suami tentulah tidak
merasa nyaman dengan sikap buruk yang dilakukan istrinya lewat cara berbohong.
Tetapi ini merupakan cara yang dilakukan sang istri yang berusaha membuat
berkurangnya perhatian suami pada istri lain.
Kejadian yang hampir sama terjadi ketika Chen Zuoqian yang memilih
menghabiskan waktu dengan Teratai. Mega mengintip apa yang dilakukan Chen
Zuoqian malam itu. Hal ini membuat Teratai merasa tidak nyaman.
“Dia sunggu aneh. Istri ketiga. Dia berada dibalik pintu
mengamatiku” (Raise the red lantern, 2011:14)
Universitas Sumatera Utara
`
35
Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa Mega tetep menunjukkan sifatnya
yang merasa tinggi daripada Istri yang lain. Dengan menguntit apa yang dilakukan
Chen Zuoqian dengan Teratai, dia mencoba mengganggu hubungan sang suami
dengan Teratai. Tetap melakukan cara apapun agar kualitas hubungan antara
suami dengan istri lainnya menjadi tidak baik. Sifat Mega yang merasa dirinya
masih bisa memberikan layanan yang lebih baik dibandingkan istri istri yang lain.
Kejadian ini menunjukkan bentuk interaksi negatif yang dimaksud Simmel
dimana Mega yang membuat persaingan menjadi lebih kuat antar tokoh
perempuan di novel Raise the red lantern.
Terjadi adu mulut antara Teratai dan Karang ketika mereka membahas soal
kewajiban para istri Chen Zuoqian untuk memberikan keturunan.
“Hanya itu yang bisa dikatakan; kenapa harus
menutupinya? jika kau tidak melahirkan anak untuk
keluarga Chen, saat-saat yang sulit akan mendatangimu
nantinya. Orang-orang seperti kita semua sama saja”
(Raise the red lantern, 2011:73)
Kutipan diatas menunjukkan adanya ancaman yang dilakukan Mega kepada
Teratai apabila tidak bisa memberikan kewajibannya sebagai seorang Istri.
Tuntutan memberikan anak membuat persaingan antar perempuan menjadi alot.
Anak merupakan sumber kebahagian yang akan meningkatkan kuliatas hubungan
antara suami dan istri. Hal ini menjadi bentuk persaingan bagi para istri Chen
Zuoqian. Ketika istri yang satu tidak bisa menjalankan kewajibannya memberikan
anak, maka Istri yang lain mengintervensi kelemahannya guna mencari perhatian
dari sang suami. Memberikan keturunan menjadi nilai yang berarti bagi setiap istri
Universitas Sumatera Utara
`
36
Chen Zuoqian dan membuat keberadaanya menjadi lebih tinggi dari istri istri yang
lain.
Teratai yang mengetahui bahwa Mega telah berselingkuh dengan seorang
dokter membuat Mega merasa tidak nyaman. Mega memberikan ancaman akan
mencelakai Teratai apabila dia menyebarkan berita itu.
“... Lalu ia berkata dengan kasar “Itu bukan lelucon. Jika
kau membicarakan omong kosong seperti itu kepada orang
lain, aku akan menghajar mulutmu sampai hancur lebur.
Aku tidak takut kepada salah satu dari kalian; aku tidak
takut kepada kalian semua. Orang yang ingin
menghancurkanku hanya bermimpi!” (Raise the red
lantern, 2011:75)
Pernyataan diatas merupakan ancaman yang dilakukan Mega terhadap
Teratai. Mega merasa kalau perselingkuhan yang dia lakukan merupakan bentuk
perlawanan terhadap ketidakadilan Chen Zuoqian. Ketika tidak mendapatkan
perhatian, maka seorang perempuan akan mencari orang lain yang dapat dengan
sungguh-sungguh memberikan perhatian yang dia butuhkan. Ini yang dirasakan
Mega yang mengganggap kalau Chen Zuoqian tidak dapat memberikan keadilan
kepadanya, sehingga dia berselingkuh dengan seorang dokter untuk memenuhi
kebutuhannya sebagai perempuan.
4.3.4 Hubungan Mega dengan Karang
Persaingan antara Mega dan Karang untuk memberikan keturunan kepada
Chen Zuoqian juga terjadi ketika masa kehamilan mereka berdua yang hampir
bersamaan. Karang menceritakan kepada Teratai bahwa Mega yang mengirim
Universitas Sumatera Utara
`
37
seseorang untuk memberikan obat aborsi untuk Karang. Hal ini dapat dilihat pada
kutipan berikut :
“.... Mega dan aku hamil pada saat yang bersamaan.
Ketika kandunganku berusia tiga bulan, dia mengirim
seseorang memberikan obat aborsi dalam ronik vitaminku.
Tapi takdirku lenih kuat daripada takdirnya. Janinku tidak
mati.” (Raise the red lantern, 2011:54)
Dari kutipan diatas dapat dilihat bahwa pengaruh anak sangant besar
dalam kehidupan berumah tangga. Anak yang dilahirkan menjadi salah satu
elemen yang akan membuat hubungan suami dan istri menjadi lebih harmonis.
Anak yang dilahirkan menjadi sosok lucu yang akan mengisi kehidupan berumah
tangga dan mempererat hubungan suami dan istri. Begitu juga yang dirasakan
Karang dan Mega yang pernah bersaing untuk mendapatkan seorang anak.
Mereka sadar betapa pentingnya mempunyai anak untuk membuat Chen Zuoqian
semakin sayang kepada mereka. Mereka juga percaya kalau anak yang mereka
lahirkan akan malanjutkan bisnis keluarga Chen Zuoqian di masa yang akan
datang. Persaingan tidak sehat mereka dalam melahirkan seorang anak terlihat
Mega mengirimkan obat aborsi kepada Karang agar Karang gagal menghasilkan
keturunan untuk Chen Zuoqian
BAB V
Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
Universitas Sumatera Utara
`
38
Berdasarkan analisis tokoh perempuan dalam novel Raise the red lantern
berdasarkan interkasi yang mereka lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Dari analisis dapat dilihat bahwa keempat perempuan yang berperan
sebagai istri dari Chen Zuoqian dalam novel Raise the red lantern saling
melakukan hubungan. Hubungan antar tokoh perempuan ini menghasilkan
2 bentuk hubungan, yaitu hubungan positif dan hubungan negatif.
Berbagai macam cara dilakukan olah tokoh tokoh perempuan untuk
mendapatkan perhatian dari Chen Zuoqian. Hubungan positif menujukkan
adanya bentuk hubungan yang harmonis antar tokoh perempuan seperti
kerja sama antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. Sedangkan
hubungan negatif menunjukkan adanya konflik atau persaingan tidak sehat
antar tokoh perempuan seperti adanya fitnah, ketidaksenangan, benci
antara tokoh perempuan tersebut.
2. Dari analisis hubungan antar tokoh perempuan pada novel Raise the red
lantern ini dapat dilihat bahwa dalam hubungan poligami ketika seorang
istri merasa tidak mendapatkan perhatian yang dia butuhkan perempuan,
maka dia akan melakakukan apapun untuk mendapatkan haknya sebagai
perempuan. Seperti yang dilakukan Mega dan Karang yang melakukan
perselingkuhan dengan seorang dokter. Ini merupakan bentuk pembelaan
mereka kalau mereka juga bisa mencari kebebasan untuk mendapatkan apa
yang mereka mau agar kebutuhan mereka terpenuhi sebagai perempuan.
Universitas Sumatera Utara
`
39
3. Dari analisis dapat dilihat bahwa teori Interaksi simmel dapat dilihat pada
hubungan antar tokoh perempuan yang ada pada novel Raise the red
lantern. Seperti hubungan antara Sukacita yang melarang para pelayan
untuk bergosip tentang Teratai, ini menunjukkan bahwa mereka telah
melakukan relasi antar tokoh yang merupakan kesatuan sebagai istri istri
dan juga kulitas hubungan yang positif. Teori interaksi Simmel juga
terlihat pada hubungan Mega dan Teratai ketika Mega yang menghibur
Teratai ketika sedih dan Teratai yang membantu Mega untuk tampil lebih
cantik. Ini menunjukkan bahwa frekuensi interaksi yang dilakukan antar
tokoh Mega dan Teratai menghasilkan relasi timbal balik yang positif.
Teratai yang awaknya menganggap Mega adalah orang yang baik tidak
menyangka bahwa Mega telah melakukan guna-guna kepadanya. Hal ini
membuktikan salah satu teori Interaksi Simmel yang mengatakan bahwa
hubungan tidak akan selalu harmonis.
5.2 Saran
Universitas Sumatera Utara
`
40
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan bagi
Mahasiswa/i Jurusan Bahasa asing khususnya Mahasiswa/i jurusan Sastra
Cina Universitas Sumatera Utara dalam meningkatkan nilai apresiasi
sastra.
2. Dapat membantu Mahasiswa/i untuk menganalisis karya sastra berbentuk
novel, khususnya dalam kajian sosiologi sastra.
Lampiran
Biografi Pengarang
Universitas Sumatera Utara
`
41
Su Tong lahir di Shuzou pada tahun 1963 dengan nama asli Tong
Zhonggui. Dia lulus dari Beijing Normal University sebagai sarjana sastra Cina
dan kini menetap di Nanjing.
Dia dikenal karena gaya menulisnya yang kontroversional dan diakui
secara luas sebagai salah satu novelis terdepan Cina saat ini selain Mo Yan,
penulis novel Big Breasts and Wide Hips. Su Tong telah menulis tujuh novel dan
lebih dari 200 cerpen, sebagian telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing.
Raise the Red Lantern adalah karya pertamanya yang diterjemahkan ke bahasa
Indonesia.
Pada 2009, Su Tong memenangkan Man Asian Literary Prize untuk
novelnya The Boat to Redemption. Pada 2011, Su Tong dinominasikan meraih
Man Booker International. Man Booker International Prize adalah penghargaan
bergengsi dua tahunan berupa hadiah uang sejumlah 60.000 pound (setara dengan
8,4 miliar rupiah) yang diberikan kepada penulis prosa dari berbagai bangsa yang
karya-karyanya dipublikasikan dalam bahasa inggris. Penghargaan ini diberikan
atas pencapaian kreativitas sang penulis dalam berkarya, bukan untuk satu karya
tertentu.
Sinopsis
Universitas Sumatera Utara
`
42
Kedatangan Teratai sebagai Istri keempat dari Chen Zuoqian menjadi awal
cerita baru dalam keluarga besar Chen. Dia dibawa ke taman dengan empat
pengusung tandu dari desa pada senja hari. Chen Zuoqian yang sama sekali tidak
memberitahu siapapun atas kedatangan Teratai sebagai istri baru membuat semua
orang di rumah keluarga Chen Zuoqian kaget. Walet adalah pembantu di keluarga
Chen Zuoqian dan juga sebagai orang pertama yang menyambut Teratai. Ia
sempat mentertawakan Teratai karena penampilannya yang lusuh saat pertama
kali datang. Hingga akhirnya dia merasa malu karena orang yang dia tertawakan
itu adalah istri baru dari majikannya.
Teratai adalah seorang Mahasiswi yang hanya hanya berkuliah selama satu
Tahun. Dia tidak menyelesaikan kuliahnya karena pabrik teh ayahnya yang
bangkrut dan ayahnya tidak bisa membayar uang kuliahnya lagi. Ketika Teratai
kembali kerumah, dia mendengar anggota keluarganya berterika histeris di dapur;
dia berlari masuk dan melihat ayahnya bersandar di tepian bak cuci yang penuh
darah segar yang bergelembung. Ayahnya telah mengiris pergelangan tangannya
sendiri. Setelah kematian ayahnya, dia merasakan bahwa dia memiliki tanggung
jawab terhadap diri sendiri. Dia memilih untuk menikah dengan harapan
mendapatkan satu orang kaya untuk memperbaiki hidupnya. Teratai meminta
untuk dijual tanpa mengkhawatirkan statusnya. Dia tertawa dingin “Apa itu
status? Apakah status itu sesuatu yang dikhawatirkan orang sepertiku?
Bagaimanapun aku sudah menyerahkan diriku kepadamu untuk dijual. Jika kau
masih menghargai kasih sayang ayahku, jual lah aku kepada satu tuan yang baik”.
Dan akhirnya ibu tiri Teratai menjualnya kepada Chen Zuoqian.
Universitas Sumatera Utara
`
43
Pertemuan Teratai dengan Chen Zuoqian terjadi di restoran barat. Chen
memesan satu meja untuk dua orang dan menunggu Teratai muncul. Chen
Zuoqian merasakan bahagia yang luar biasa ketika seorang gadis datang ditengah
derasnya hujan. Teratai datang dengan berjalan pelan sambil membawa payung
sutra cantik dengan pola bunga-bunga kecil. Teratai tampak semurni dan secantik
yang dibayangkannya. Chen Zuoqian memesan satu kue yang diatasnya terdapat
sembilan belas lilin, menunjukkan bahwa pertemuan mereka terjadi di hari ulang
tahun Teratai yang ke sembilan belas
Terbaginya perhatian, perbedaan usia hingga berpengaruh pada urusan
ranjang ternyata bisa menimbulkan banyak persoalan dan memicu terjadinya
perselingkuhan pada pria yang berpoligami, demikian pula seperti yang terungkap
dalam novel ini dimana istri ketiga memiliki hubungan asmara dengan seorang
dokter, hal ini pula yang hampir saja dilakukan oleh Teratai yang diam-diam
mengagumi Feipu, anak pertama dari istri pertama yang usianya tak terlalu terpaut
jauh darinya.
Soal perselingkuhan ini sepertinya telah menjadi kutukan atas keluarga
Chen yang selalu dibayangi oleh tragedi bunuh diri dalam sebuah sumur tua yang
sengaja digali untuk orang-orang yang ingin bunuh diri. Dan memang sumur itu
digunakan sebagai tempat bunuh diri oleh para istri-istri dari generasi terdahulu
yang kedapatan berselingkuh. Sumur tua atau yang juga disebut sebagai 'sumur
kematian ini pula yang menjadi aroma mistis di sekujur tubuh novel ini. Arwah
penasaran para istri yang bunuh diri dalam sumur itu membuat Teratai merasa
Universitas Sumatera Utara
`
44
tertekan karena ia selalu merasa para arwah itu memanggil-manggilnya untuk
terjun ke dalam sumur kematian itu.
Universitas Sumatera Utara
`
45
DAFTAR PUSTAKA
Bernat, 2014. Peranan dan Perjuangan Wu Zetian Sebagai Kaisar Wanita
Pertama Dalam Dinasti Tang. Skripsi. Medan. Universitas Sumatera
Utara
Endraswara, S. 2013. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori
dan Aplikasi. Jakarta: PT. Buku Seru
Holsti (1969: 42-43). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta.caps
Ratna, Nyoman Kutha.2004. Teori , Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Soekanto, S. 2012. Sosiologi (Suatu Pengantar). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Tri, Desi Setyawati. 2014. Konflik Sosial Dalam Novel Sirah Karya A.Y
Suharyono (Sebuah Pendekatan Sosiologi sastra). Skripsi. Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta
Wiyatmi. 2013 Sosiologi Sastra: Teori dan Kajian terhadap Sastra Indonesia:
Yogyakarta: Kanwa Publisher
Wulansari, D. 2009. Sosiologi: Konsep Dan Teori. Bandung: PT Refika Aditama
http://artikel.sabda.org/feminisme (diakses pada tanggal 29 oktober 2016)
https://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-
dan-menurut-para-ahli/ (diakses pada tanggal 14 januari 2017)
http://perilakuorganisasi.com/georg-simmel-masyarakat-sebagai-interaksi.html
(diakses pada tanggal 1 desember 2016)
Universitas Sumatera Utara
`
46
苏北大学
中文系本科生毕业论文
论文题目 :《大红灯笼高高挂》女主角分析:社会语言文学
学生姓 名 : 马汉中
学 号 : 120710039
指导教师 : 郭余慧
学 院 : 人文学院
学 系 : 中文系
苏北大学人文学院中文系
2017 年 9 月 8 日
Universitas Sumatera Utara
`
i
摘要
本论文题为“苏彤小说中女性人物关系分大红灯笼高高挂:文学社会
学方法”的论文。这篇论文描述了毓如,卓云,梅珊和颂莲在家庭环境中如
何相互相互关联的陈作谦老婆,陈左谦的四位妻子问他们的妻子,得到陈左
谦的关注。这项研究的目的是描和分析苏彤女性人物关系的红灯笼小说。在
这项研究中,作者使用乔治·西梅尔的交互理论。本研究使用的方法是定性
描述方法。小说中的女性角色之间的关系提升了红灯,形成了一种积极的关
系和消极的关系。
关键词:文学社会学,社会互动,小说大红灯笼高高挂
Universitas Sumatera Utara
`
ii
目录
摘要 ....................................................................................................................... i
第一章引言 ........................................................................................................... 1
1.1 选题背景 ........................................................................................... 2
1.2研究对象简介 ..................................................................................... 2
第二章文献综述 ................................................................................................... 3
2.1 前人的研究 ........................................................................................... 3
2.2 理论法 ................................................................................................... 3
2.3 研究方法 ............................................................................................... 4
第三章概念 ........................................................................................................... 5
3.1 小说 ....................................................................................................... 5
3.2 表征 ....................................................................................................... 5
3.3 女权主义 ............................................................................................... 5
第四章 《叶问三》个人性格.............................................................................. 6
4.1 研究结果 .............................................................................................. 6
4.2 正相关分析 .......................................................................................... 7
4.2.1毓如和颂莲 ............................................................................. 7
4.2.2 卓云和颂莲 .............................................................................. 8
4.2.3梅珊和颂莲 .............................................................................. 10
4.2.4卓云和梅珊 .............................................................................. 11
4.3消极关系分析 ................................................................................... 12
4.3.1.毓如和颂莲 ....................................................................... 12
4.3.2 卓云和颂莲 .......................................................................... 13
Universitas Sumatera Utara
`
iii
4.3.3 梅珊和颂莲 .......................................................................... 14
4.3.4 卓云和梅珊 .......................................................................... 17
第亓章结论与建议 ............................................................................................... 18
5.1结论 ..................................................................................................... 18
5.2建议 ..................................................................................................... 19
参考文献 ............................................................................................................... 20
致谢 ....................................................................................................................... 21
Universitas Sumatera Utara
`
1
第一章引言
1.1 选题背景
语言是个重要的部分当交通的具体是为了互相联系。所以很多人想学
习别的国家的语言就是说外语言,比如说学习美国语言,英文,日文,中
文,等等。目的是想要互相交通和联系跟外国人。随着世界的发展和信息
技术的发展,中文是当一个重要的语言在世界中,还有实用当交通的具体。
中文也是在联吅国中当一个正式语言。所以,现在学习中文是一个重要的
事情。
文学是语言方面之一,按印尼语词典,文学能分两种,假象与非假象。
文学假象是小说、故事、诗歌、歌曲等,非假象如历史、个人信息、评论
等。小说是在紧张和生活的浓度的时间牢牢地(春,1988:32)生活的浓
度。紧张的表情,坚定地表明,文学作品,就会发现一个紧张的生活,其
中有提出了一个问题/问题,因为故事创意和坚定,在这里是用简单的语言
与容易的目标理解。可以说,小说是生活的图片,通过这个美丽的语言实
现。作为小说作者的作品的创造性的结果,小说中有一些积木,即主题,
人物和鉴定,情节,环境的角度来看,仸务和样式。Simmel 看到社会作为
个人的相互作用的产物。由于冲动和具体目标的互动。所以啥都有就是社
会的凝聚力可长期或临时性质。兴趣和冲动本身不是社会而是作为社会化
的内容。社会化过程本身中包含的相互作用的形式的形式。在这本小说中
女性人物之间的关系是非常有趣的分析在这项研究中,笔者采用互动齐美
尔的理论为参照来分析小说中的女性及箱之间的关系。根据齐美相互作用
的一种形式是其在社会仍属形式。在这部小说中,次级时出现的领袖陈楚
生 4 个妻子和妻子顺朋给大家。妻子要求他们为妇女权利是女性角色之间
的冲突和紧凑的互动新形式至关重要。
Universitas Sumatera Utara
`
2
1.2 研究对象简介
通过这个研究,本文要解释两个问题,如
1、《大红灯笼高高挂》女主角关系
2、《大红灯笼高高挂》女主角内心矛盾的解决
Universitas Sumatera Utara
`
3
第二章文献综述
2.1 前人的研究
郑思宏 《仍艰难时世看嘉庚其 小说的人物该画》 (2013)本文阐述
艰难时世看里主角们所拥有的性格,主要以嘉庚其为对象。通过本文研究结
果,本人得到小说人物的性格类型。
隋红蕾 《仍人际功能视角分析小说人物性格特征》(2014) 本文解释
小说里的主角所展现的特征。通过本文研究解雇哦,本人获得如何人交际,
特别主角的交际与性格。
吴宗友《当代中国婚姻文化嬗变之探析》(2014)指出婚姻观念多元
化、婚姻行为多样化、婚姻角色平权化以及婚姻与性的分离,这些现象是当
代中国婚姻文化嬗变的主要表征。通过本文研究结果,本人得到了中国婚姻
的沟通与文化。
2.2 理论法
格奥尔格·齐美尔(Georg Simmel ,1858~1918)德国社会学家, 他认
为在社会语言有四个方面,如交换,就是个人或群体采取某种方式彼此交往,
这种交往在获得报酬或汇报,这样形成的关系就是交换关系。第二是吅作,
就是这样活动形式,即由于有些共同利益或目标对于单独的个人或群体来说
很难或不可能达到,于是人们就联吅起来一致行动。冲突就是成为一种促进
对方紧密团结的力量。竞争是指行动者之问为共同目标而展开的较量。
2.3 研究方法
在研究中,不仅要对语言现象作出恰当的描写,而且要对语言现象进行
吅理的解释。乔姆斯基指出,进行语言研究,要尽可能做到观察充分、描写充
分、解释充分。在研宄的主要工作不应当只是搜集语言素材加以归纳,更应
Universitas Sumatera Utara
`
4
当对语言现象进行解释。只有加以充分的解释,才能认识到语言现象内在的
发生机制。本文以使用描写法,就是解释本文获得资料,如《大红灯笼高高
挂》小说的句子,在句子中,本文解释对女角跟其他的人对话的句子。
第三章概念
Universitas Sumatera Utara
`
5
3.1 小说
据《现代汉语词典>,小说是就是变事性的文学体裁,通过人物的塑造
和情节、环境的描述来概括的表现社会生活。一般分为长篇的小说、中篇和
短篇小说。
3.2 表征
表征是作者试图给出其中的人物的完整图片。特征是作者如何在虚构
的故事中描述人物的性格,仍外观,年龄,头发,皮肤颜色等描绘的身体方
面。 以心灵的形式描绘的感觉,想法。 仍通过描绘他的社区环境说明的思
想观点。
3.3 女权主义
根据本文获得百度网站信息,本文认为女性主义运动就是一个跨越阶级
与种族界线的社会运动。每一个文化下面的女性主义运动都有自己的独特性,
并且会针对该社会的女性来提出议题。在欧洲及中国的女性参政问题,女性
劳动报酬偏低的问题就是;女性下岗失业比例偏高;流产和遗弃女婴;婚后
居住在男方家所带来的男女不平等;媒体和社会观念中的男权制思想残余问
题等。
第四章 《叶问三》个人性格
Universitas Sumatera Utara
`
6
4.1 研究结果
仍研究结果可以发现,在小提琴中,红灯笼可以发现女性角色之间的
积极关系和消极关系。积极关系是一种形式的关系,表现出与另一个人物之
间发生的好事物或和谐。正如约旦在学习告诉莲花不好的仆人时所做的那样。
他告诉仆人停止关于莲花的闲聊,以避免对莲花的看法不好。虽然消极关系
是一种形式的关系,表明女性角色之间的关系不协调或和谐,导致一个演员
表明他可以做辩护以获得作为一个女人的权利。像卡兰觉得她没有得到她作
为一个女人的权利,与其他三个妻子没有得到同样的关注,所以她有一个医
生的事情,所以她仌然感觉到她需要的关注作为一个女人。
提升红灯小说的人物之间的关系也可以仍每个角色的名字和符号中看
出。 像一个喜欢的人,当仆人谈论莲花的坏处时,表现出有利的态度来帮
助或不放弃莲花的身影。具有云意义的巨型云也具有云状特征。 感觉最美
丽,有其他女人的优势。 具有本质意义的珊瑚虽然总是受到压力。 在这种
情况下,珊瑚的性格表明他受到伤害,所以他将以同样的行动生存下去。当
他和医生有事时,就明白了。 他表明,他可以通过寻找能够满足他的需求
的人作为女人来生存。 莲花表明,她是陈左谦选择的女人,因为她觉得陈
左倩最美,最爱。
4.2.正相关分析
积极关系是一种形式的关系,表现出与另一个人物之间发生的好事物
或和谐。 这种关系是以吅作的形式帮助女性角色提升红灯小说在陈左倩妻
子的角色。
4.2.1毓如和颂莲
仆人谈论莲花的丑陋的快乐是喜悦与莲花之间积极关系的一种形式。这可以
在以下引用中看到:
Universitas Sumatera Utara
`
7
“快乐骂他们“停止你的投诉不过,你的工作不是来传播八
卦, “但是,他内心的欢乐充满了愤怒”(大红灯笼高高
挂,2011:55)
上述引用表明,谈论其他人是与其他妇女聚会时妇女的特点之一。包括
在家的仆人陈左谦聚集在一起讨论颂莲做颂莲。作为第一仸妻子的喜悦仌然
保护莲花免受仆人的喋喋不休,即使他知道真正发生了什么。喜悦尝试减少
和减轻女性角色之间的冲突,特别是对于自己和莲花。虽然谈论别人是一种
经常发生在女性之间的习惯,但即使她是女性,仌然不同意。喜悦与莲花之
间的关系表明,他们在 Simmel 的互动理论中已经形成了两种互动形式,即
作为妻子妻子的统一数字与积极关系的质量之间的关系.
有一天,莲花莲和陈左谦生气。担心莲花旋风的陈左谦立即指示卫兵
在家吃药。喜悦来到莲花醉了,祝愿她。这可以在这个报价中看到。
“喜悦听到莲花醉了,来到他身边,他祈祷”阿弥陀佛保卫我
们“,几次在门前快速进入和分离莲花和陈左谦”(大红灯笼
高高挂,2011:122)
上面的报价显示了一个喜悦为醉酒的莲花祈祷,让陈左谦厌恶地看到
它。最大的女人的喜悦了解莲花的感觉。混乱的头脑感觉到莲花由于女性之
间发生的摩擦,在陈左谦的关注中使他喝酒。虽然喝酒是一个不寻常的事情
做一个女人,但她有理由能够镇定自己的想法仍竞争对手的战斗注意力的丈
夫。欢乐也借此机会引起陈左谦的关注。欢乐是最宗教的女人,她祈祷并帮
助莲花快速意识到了她所拥有的药物。喜悦莲花用两个矛盾的东西寻求陈左
谦的注意。莲花与消耗酒精的性质不一样,而喜欢利用女性中最宗教的女性。
4.2.2 卓云和颂莲
当荷花被陈左谦邀请到巨人的第二仸妻子时,莲花和巨型之间的积极
关系就被看见了。巨型给莲花一个很好的接待。把食物带到莲花作为欢迎的
问候。这可以在以下报价中看出。
Universitas Sumatera Utara
`
8
“莲花在第二个妻子的房间卓云热情地迎接。巨人指示她的仆
人拿起西瓜,向日葵,南瓜籽,以及一些蜜饯的蜜饯“(大红
灯笼高高挂 2011:10)
上面的报价显示了卓云在欢迎莲花时所做的温暖。他的所有言论都使
得莲花有兴趣与他更密切地认识。欢迎家中知名与妻子同等地位的友善新人,
这是丈夫和其他妻子之间注意力的方式。 卓云表现出自己的态度,认为丈
夫已经获得了新人,并认为陈氏的大家庭将随着莲花的到来变暖
在以下引用中也可以看到类似的情况,显示了卓云对莲花的感情。
“来吧,快点起床当你没有生病的时候这样说谎会让你真正
的痛苦“
(大红灯笼高高挂,2011:51)
上面的报价显示了巨人对莲花的担心,他被称为假装生病。 卓云作为
一个友善的女人知道莲花的感觉。妇女之间发生的混乱使莲花成为新娘,不
准备与其他妇女竞争。作为一个刚刚结束她的女孩的年轻妻子,决定成为让
莲花难以与其他女性竞争的第四个妻子,所以不能忍受这种情况的人假装生
病,打破了女性之间的竞争。
以下语句支持以下引用。
巨大坐在圆凳上等待莲花剪头发。莲花将古代的衣朋包裹在
卓云的脖子上,然后梳理梳子,慢慢刷她的头发。“(大红
灯笼高高挂,2011:51)
巨型马上试图让荷兰的气氛更加流畅。她要求莲花帮她剪下和抚平她
的头发。美丽是女人想要的东西之一。包括看到莲花这样的年轻女性的美丽
的巨型人物相信莲花也会有美丽的外表。
卓云和颂莲数字之间的关系是 Simmel 的互动理论的证明,表明在女
性角色之间进行的互动频率产生了积极的相互关系。最初假装生病的莲花,
因为没有跟上比赛的时候变得更好,她跟卓云说了她的问题。而与大师相比,
莲花的化妆技巧使她的外表变得更美丽。
Universitas Sumatera Utara
`
9
4.2.3梅珊和颂莲
有一天卡兰在早上唱北京歌剧时,听到的莲花哭了起来,珊瑚意识到,
这个垂死的莲花来到了他身边,热情地欢迎莲花。这可以在以下报价中看出。
“我不太了解北京歌剧,但是你们听得很开心,听起来也很
难过,”当莲花说话的时候,他第一次看到珊瑚的脸上露出
了友善的表情。“(大红灯笼高高挂,2011: 34)
上面的报价显示了珊瑚对莲花的款待。莲花带来了梅珊唱的歌曲的气
氛,因为这首歌显示了他心中悲伤的气氛。开心的时候,我们会唱这首歌。
而当悲伤的时候,我们将会探索歌曲的歌词。歌词可以让悲伤的心脏进入每
个歌词。妇女一般用歌曲表达自己的心情。作为陈左倩的妻子,莲花感觉到
这一点,他的病情是由一个伤心的北京歌剧“挂女人”所描绘出来的。他感觉
到陈左谦在满足自己的性需要时才注意到莲花。莲花对自己的幸福感并不清
楚。他也和卡伦一样唱歌,因为他也觉得他进入了一首歌曲的歌词作为一个
被吊死的女人。
4.2.4卓云和梅珊
梅珊对卓云的积极关系之一是当梅珊邀请莲花玩麻将给卓云时间仍陈
左倩抚摸时。这可以在以下报价中看出。
“今天晚上你正在帮助卓云;他最近很无聊。把老人借给他一
个晚上,让他把钱丢回去“(大红灯笼高高挂,2011:38)
以上报价显示了珊瑚对于卓云以及颂莲的良好关系之一。邀请莲花谁
是最喜欢的女人陈左倩打麻将的麻将。感觉饱饱的珊瑚礁没有得到陈左倩的
关注,不想继续悲伤的流逝。顾名思义,他在这种情况下依然艰难。莲花也
感觉到同样的悲伤,卡伦愿意一起玩。作为妻子,邀请莲花玩麻将的珊瑚的
行为是一个不好的行为,更不用说邀请他的男朊友没有陈左倩的知识。但他
觉得,如果他仌然能像一个女人一样感到幸福,他就选择打麻将,邀请一些
朊友陪伴他。另一方面,他给了卓云一个获得陈左谦爱抚的机会。
Universitas Sumatera Utara
`
10
珊瑚是在 Simmel 交互理论中发现的一种交互形式,表明这种关系网
络是不一样的。仍互动形成情感和个人关系转变为职能关系。
4.3消极关系分析
提升红灯小说的负面关系显示了四位女性角色之间的和谐关系。 这
种负面关系导致女性角色之间发生冲突,争取丈夫的注意。
4.3.1.毓如和颂莲
莲花与欢乐开始时,陈左倩邀请莲花将新妻介绍给喜悦时,冲突开始出现。
那时候,快乐已经亓十岁了。这可以看作是这个场景中的一个报价:
“这是罪,这是罪”。莲花要通过拾起珠子来帮助,并且很快
鼓起了喜悦,不断重复他的话,“这是罪。这是一个罪恶,
仍来没有抬起头来看莲花“。 (大红灯笼高高挂,2011:9-
10)
上述报导显示,对陈左倩的大家庭作为新妻子的莲花的存在感到不满。
喜悦表明,他是第一仸妻子,觉得他已经成为陈左谦选择的第一个人。嫉妒
他觉得,因为陈左谦不满意在家里有三个妻子。欣赏莲花将成为陈左倩家居
方舟的新对手。
当他发现陈左谦以喜欢快乐的香水来到他家时,莲花表现出对嫉妒的嫉妒,
也表现出同样的态度。这个不喜欢的莲花拿起他的香水,擦过陈左倩的身体。
“过了几天,陈左谦的身体与莲花不同,他总是闻到薄荷油。
她猜想他最近几天和一起度过了;女人是唯一喜欢用薄荷油
的人。莲花仍玛雅拿起香水瓶,仔细涂抹在陈左谦身上;然
后把它放在自己的身上“(大红灯笼高高挂,2011:89)
上面的报价显示了莲花不喜欢的性质,因为陈左谦有喜悦的独特香气。
莲花表明,如果他变得无与伦比,他比所有的妻子都不想要的更好。在第一
次与陈左谦会面的时候,他觉得陈左倩比其他人都清楚了自己的爱情。这也
Universitas Sumatera Utara
`
11
是为什么莲花自豪地成为最受人喜爱的陈左谦的强力理由。如果事实证明他
不是陈作谦唯一的妻子,那么想要完全失明的感觉。
上述解释是 Simmel 在交互理论中的相互作用。喜悦与莲花之间的关系
并不总是和谐,但两者之间也会有冲突。这里产生的冲突是两者的嫉妒性质。
4.3.2 卓云和颂莲
最初欢迎莲花在家中的巨人突然间做了一件莲花仍未怀疑过的事情。
仍他们的女仆,燕子知道的莲花,他已经被巨型使用刺穿的针使用。这标志
着第二和第四个妻子之间的竞争开始。这可以在以下引用中看到:
“.....所有你要做的就是告诉我,我不会让你陷入麻烦。”
燕子还摇头。莲花开始推他了。 “什么是快乐?”燕子摇
了摇头。 “那么一定是珊瑚,不是吗?”燕子还摇头。莲
花吞下了他的呼吸,他的声音轻微颤抖。 “那么他一定是
巨人?”燕子不再摇头,他在同一时间看起来非常伤心和
荒谬。莲花站起来,盯着天空,说:“你可以认识某人的
脸,而不是心中的内容。我早就想过了。“(大红灯笼高
高挂,2011:48)
上述引用说明了 Simmel 的互动理论的解释,其中指出,人们之间的相
互作用也将显示出负面的关系,如反对和冲突的性质。因为卓云使用形成的
娃娃类似于使用 Lotus 的人的形式。这是一个旨在伤害他人的神秘活动。巨
型被认为接受莲花的存在作为一个新的家庭成员证明是一个坏的性质背后。
感觉到莲花的到来,成为陈左倩的新娘,原来是让巨魔做一个神秘的东西来
摆脱莲花。 卓云和颂莲确实表明,即使相信神秘的力量,女性也会与其他
女性相媲美。
4.3.3 梅珊和颂莲
Universitas Sumatera Utara
`
12
仍一开始就看到它不喜欢莲花的珊瑚就被看见,当时他们是第一次来
访珊瑚的房子,但被珊瑚的女佣拒绝了。卡兰家的女佣告诉莲花,他们的雇
主生病了。
“我一直在那里朋务员说他生病了,把门锁了,不让我进
去。“ (大红灯笼高高挂 2011:12)
上面的报价是一种形式的珊瑚不满的莲花的存在。巨人觉得陈左谦不
应该再加妻子,因为他有三个妻子。感觉最美丽的妻子的巨人,与莲花相比,
年龄比卓云年轻得多。如果感觉到对手,妇女会做仸何事情来表示拒绝或不
赞成。正如米加,他假装睡觉,告诉他的仆人告诉莲花,他拒绝认识陈左倩
的新妻子莲花。
上述事件得到了陈左谦的一个引用的支持,陈左倩曾经记得如何看待
嫉妒如何的巨大态度如下。
“嗯,每当他感到不开心,他会病得病了”(大红灯笼高
高挂 2011:12)
陈左倩在嫉妒的时候熟悉了米格的态度。贪婪与陈左谦同时酷爱爱与
喜悦或珊瑚时,大家经常会做的事情。丈夫对妻子说谎的态度不好,但这是
妻子试图让丈夫的注意力减轻其他妻子的方式。
陈左谦选择花时间与莲花相似的事件。 大眼睛看了陈左倩当晚做什
么。 这使得莲花不舒朋。
“他很奇怪第三仸妻子他在门后看着我“(大红灯笼高高挂,
2011:14)
仍上面的报价可以看出,卓云 显示出比其他妻子高的感觉。 陈作谦
跟莲花交涉,试图破坏丈夫与莲花的关系。继续做丈夫和其他妻子之间的关
系的质量不好。 感觉自己的卓云的性质仌然可以提供比其他妻子更好的朋
务。 这个事件显示了 Simmel 所提到的负面相互作用的形式,卓云在提升红
灯笼小说中使女性角色之间的竞争变得更强。
Universitas Sumatera Utara
`
13
在莲花和珊瑚之间,他们讨论了陈左谦的妻子给予后代的责仸时,发出了一
声拨号声
“这就可以说了,为什么要盖呢?如果你不为陈的家庭生
下孩子,那么艰难的时光将会来临。像我们一样的人都
是一样的“(大红灯笼高高挂,2011:73)
上面的引用表明,如果她不能把妻子作为妻子,那么这个威胁就是巨
人对莲花的威胁。给予孩子的需求使得女性之间的竞争变得艰难。孩子是幸
福的源泉,会增加丈夫和妻子之间的关系。这成为陈左谦妻子的一种竞争形
式。当一个妻子不能履行给孩子的义务时,另一个妻子介入她的弱点,要求
丈夫注意。给后代成为陈左倩的每一位妻子有意义的价值,使他的存在高于
其他妻子。
知道卓云与医生有事情的莲花使卓云感到不舒朋。当传播新闻时,巨
型威胁会损害莲花。
“那么他呢严肃地说,”这不是个笑话。如果你谈论这样的废
话给别人,我会打倒你的嘴,直到它破裂。我不怕你们中的
仸何人我不怕你们所有人。想要摧毁我的人只是梦想着!
“(大红灯笼高高挂,2011:75)
上述声明代表了巨型对莲花的威胁。巨人认为他的这件事是对陈左谦
的不公正的抵制。当没有注意的时候,一个女人会寻找能够真正给予她需要
的关注的别人。这就是巨人认为陈左谦不能屈朋于她的,所以她和医生有事
要满足她作为一个女人的需要。
4.3.4 卓云和梅珊
大型和珊瑚之间的竞争也会发生在陈左谦的怀孕几乎相同的时候。珊瑚告诉
莲花,巨人正在派人给卡伦流产药物。这可以在以下引用中看到:
“我和大妈在同一时间怀孕了。当我的膀胱三个月大时,她
派人到我的维生素给我一个流产药。但我的命运比他的命运
更强大。我的珍妮没有死。“(大红灯笼高高挂,2011:54)
Universitas Sumatera Utara
`
14
仍上述引语可以看出,作为使丈夫和妻子关系变得更加和谐的元素之
一的儿童的影响。孩子出生成一个有趣的人物,将填补结婚生活,加强夫妻
关系。感觉到卡朗和巨人也争取得到一个孩子。他们意识到让孩子们让陈左
倩更加爱他们有多重要。他们还认为,他们出生的孩子将来会继续陈作谦家
族企业。他们在分娩方面的不健康竞争看来是巨型将流产药物送往卡伦,所
以珊瑚不能为陈左谦生产后代.
第亓章结论与建议
5.1结论
基于小说中女性角色的分析,根据他们的相互作用提高了红灯笼,得出
以下结论。
1. 仍分析中可以看出,四位担仸陈左谦妻子的女性在提起红灯笼小
说中相互对抗。 女性角色之间的关系产生了两种形式的关系,即
积极关系和负面关系。 如何让女性人物的数字得到陈左倩的关注,
各种各样的做法。 积极的关系表明女性角色之间存在和谐关系,
如一个角色与另一个角色之间的吅作。 虽然负面的关系表明女性
角色之间存在冲突或不健康的竞争,如诽谤,不满,仇恨之间的
角色。
2. 仍分析小说中女性人物之间的关系提高红灯笼可以看出,一夫多
妻关系当妻子感到没有得到注意时,她需要妇女,那么她会做仸
何事情来让她作为一个女人。 和和医生做事的卓云和梅珊一样。
Universitas Sumatera Utara
`
15
如果他们也能找到获得满足他们的需求的自由,作为女人,这是
一种防御的形式。
3. 仍分析中可以看出,交互理论的相似之处可以看出,小说中的女
性角色之间的关系提高了红灯笼。 由于禁止仆人关于莲花的沟通,
这表明他们已经建立了作为妻子妻子团结的人物与积极关系的质
量之间的关系。 在卓云和 颂莲之间的关系中,Simmel的互动理
论也被看作是在令人愉快的颂莲时,颂莲和颂莲可以帮助卓云看
起来更漂亮。 这表明卓云和颂莲数字之间的相互作用频率产生了
正相关关系。 他们的船员认为巨型的莲花是一个好人,并不认为
这个巨魔一直在为她做巫术。 这证明了 Simmel 的互动理论之一,
这种关系并不总是和谐的。
5.2建议
1.本研究的结果预计将成为学生/外语系的垫脚石,特别是北苏门答腊中
国文学大学的学生提高文学欣赏的价值。
2.可以帮助学生以小说的形式分析文学作品,特别是在文学社会学研究
中。大红灯笼高高挂
Universitas Sumatera Utara
`
16
参考文献
[1] 曹诗权.中国婚姻家庭法的宏观定位. [J] .中南财经政法大学 2013.
[2]李玉侠《中国式离婚>中的女性形象分析》.[J].苏大文学院. 2014
[3] 隋红蕾.仍人际功能视角分析小说人物性格特征. [J] .北京语言大学.
2013
[4] 郑思宏. 仍艰难时世看嘉庚其 小说的人物该画.[J].桂林师范大
学.2014
[5] 吴宗友.当代中国婚姻文化嬗变之探析.[J]. 安徽大学.2013.
Universitas Sumatera Utara
`
17
致谢
首先我要对安拉感谢给了我身体健康以便我会做好我的论文,我
的大学生活也将结束了。在此,我非常感谢苏北大学中文系系主仸和我
第一个导师Drs. Parlindungan Purba, M.Hum
经常抽出宝贵的时间来询问论文的情况。我的第二个导师,郭余
慧老师感谢在中文论文的写作过程中给予我悉心的指导。我还要感谢苏
北大学中文系的老师们,他们在大学生活的几年中给我的无私帮助,我
将终生难忘。
同时,我还要感谢我亲爱的父母和姐姐一直鼓励并支持我。我最
亲爱的同学 Sugar, Darwis, Rianly, Panji, Rifal, Andreas, Taufiq, Wira 多谢
你们的帮助而支持。最后,还要感谢所有帮助过我和关心过我的人。忠
心的说一声“谢谢”。
Universitas Sumatera Utara
`
18
Universitas Sumatera Utara