+ All Categories
Home > Documents > bab 4 hasni

bab 4 hasni

Date post: 06-Jul-2018
Category:
Upload: jamal-uddin
View: 226 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 34

Transcript
  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    1/34

    42

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Hasil Penelitan

    Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan para guru di SMP

    Negeri 2 Tolangohula serta disertai dengan observasi dan dokumentasi diperoleh

    hasil sebagai berikut:

    1. Kemandirian dalam pengambilan keputusan di SMP Negeri 2 Tolangohula

    a. Ketepatan Waktu dan tempat

    Manajemen Berbasis Sekolah ditujukan untuk meningkatkan kinerja sekolah

    melalui pemberian wewenang dan tanggungjawab yang lebih besar kepada sekolah

    yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola sekolah yang baik.

    Otonomi adalah kewenangan/kemandirian yaitu kemandirian dalam mengatur

    dan mengurus dirinya sendiri, dan merdeka/tidak tergantung. Jadi otonomi sekolah

    adalah kewenangan sekolah untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga

    sekolah menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi warga sekolah sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan pendidikan nasional yang berlaku.

    Menurut salah seorang selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Tolangohula

    bahwa:

    “Apabila otonomi guru dilibatkan dalam penyelenggaraan pendidikan, makayang bersangkutan akan mempunyai “rasa memiliki” terhadap sekolah,sehingga yang bersangkutan juga akan bertanggungjawab dan berdedikasisepenuhnya untuk mencapai tujuan sekolah. Singkatnya, makin besar tingkatkemandirian seorang guru, makin besar pula rasa memiliki; makin besar rasa

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    2/34

    43

    memiliki, makin besar pula rasa tanggungjawab; dan makin besar rasatanggungjawab, makin besar pula dedikasinya. Tentu saja melibatkan warga

    sekolah dalam penyelenggaraan sekolah harus mempertimbangkan keahlian, batas kewenangan, dan relevansinya dengan tujuan partisipasi ”. (1./W/AS/18/04/12)

    Beliau juga menuturkan bahwa:

    Di SMP Negeri 2 Tolangohula keputusan-keputusan yang biasanyadiputuskan oleh guru yaitu keputusan dalam mengelola pembelajaran, yangterdiri dari pemilihan sumber belajar, keputusan dalam mengelola kelas,keputusan dalam mengambil waktu untuk jam tambahan belajar di luar jamsekolah serta guru memutuskan mengunjungi rumah siswa yang sering bolos

    ke sekolah. (1./W/AS/18/04/12)Informasi tersebut didukung oleh wakil kepala sekolah yang mengatakan

    bahwa:

    “Otonomi daerah yang sudah berlaku sekarang ini otomatis berlaku juga padaotonomi di dalam dunia pendidikan, Sehingganya di SMP Negeri 2Tolangohula sangat mendukung otonomi guru, Guru seringkali menentukan

    perangkat sumber belajar sesuai keinginannya, juga menghias dan mengelolaruangan kelas sesuai seleranya bahkan guru mengumumkan kepada siswauntuk balik lagi ke sekolah pada sore hari dalam rangka pembelajaran atauless tambahan ”. (1./W/SA/18/04/12)

    Hal ini dibenarkan oleh seorang guru bahwa:

    “Saya sendiri yang memutuskan untuk menghias kelas dengan selera saya dan para siswa, hal ini saya putuskan agar saya mengajar dan para siswa belajar didalam kelas dapat merasa senang dan nyaman”. (1./W/RA/19/04/12)

    Sehingga dapat diketahui bahwa Guru seringkali menentukan perangkat

    sumber belajar sesuai keinginannya, juga menghias dan mengelola ruangan kelas

    sesuai seleranya bahkan guru mengumumkan kepada siswa untuk balik lagi ke

    sekolah pada sore hari dalam rangka pembelajaran atau less tambahan.

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    3/34

    44

    Salah seorang informan juga menjelaskan bahwa:

    Ketika ada pembelajaran yang belum tuntas dilaksanakan, maka sayamemutuskan untuk memberikan pelajaran tambahan pada sore hari di sekolah,hal ini saya lakukan agar seluruh materi ajar sesuai rencana perangkat

    pembelajaran akan dapat di tuntaskan sebelum semester. (1.1/W/IJ/18/04/12)

    Terkait pertanyaan apakah keputusan-keputusan itu sudah tepat kepala

    sekolah memberikan informasi:

    Ya, keputusan-keputusan itu sudah tepat dikarenakan hal tersebut tidak bertentangan dengan program sekolah, dan sudah tepat juga waktunya

    dikarenakan ketika seorang guru memutuskan melakukan pembelajaran di luar jam pelajaran sekolah maka hal itu tidak mengganggu alokasi waktu pembelajaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. (1./W/AS/18/04/12)

    Mengenai kegiatan mengunjungi siswa yang bolos ke rumahnya seorang guru

    memberikan informasi bahwa:

    “Ya, Ketika pembelajaran dimul ai saya mengabsen siswa dan ketika ada siswayang jam pertama masuk dan jam ke dua tidak masuk lagi, maka sayamemutuskan ketika pulang sekolah untuk berkunjung ke rumah siswa tersebutdengan menghubungi orangtuanya langsung, Hal ini saya lakukan agarkejadian tersebut tidak terulang lagi. (1./W/NM/19/04/12)

    Kepala sekolah menuturkan bahwa:

    Keputusan guru untuk mengunjungi rumah orangtua siswa yang sering bolosdi sekolah itu ada benarnya, guru melakukan hal tersebut agar siswa di SMP

    Negeri 1 Tolangohula fokus dalam pembelajaran. (1./W/AS/18/04/12)

    Sehingga dapat diketahui bahwa keputusan guru untuk mengunjungi rumah

    orangtua siswa yang sering bolos di sekolah itu ada benarnya, keputusan ketika

    pulang sekolah untuk berkunjung ke rumah siswa tersebut dengan menghubungi

    orangtuanya langsung, Hal ini saya lakukan agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    4/34

    45

    Seorang guru memberikan informasi bahwa:

    Dalam proses pembelajaran keputusan guru dalam pemilihan buku sebagaisumber belajar adalah hal yang utama disamping itu pula pemilihan penggunaan media pembelajaran dilakukan oleh guru pula, hal ini tentunya pengetahuan tentang media pembelajaran yang tepat harus dimililki olehseorang guru sebelum memutuskan media apa yang harus dipakai.(1./W/SA/18/04/12)

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemandirian guru dalam pengambilan

    keputusan di SMP Negeri 2 Tolangohula yaitu meliputi Guru seringkali menentukan

    perangkat sumber belajar serta media pembelajaran sesuai keinginannya, jugamenghias dan mengelola ruangan kelas sesuai seleranya bahkan guru mengumumkan

    kepada siswa untuk balik lagi ke sekolah pada sore hari dalam rangka pembelajaran

    atau less tambahan serta guru memutuskan mengunjungi rumah siswa yang sering

    bolos ke sekolah. serta guru memutuskan mengunjungi rumah siswa yang sering

    bolos ke sekolah. Pengambilan keputusan itu sendiri dapat dinyatakan sebagai proses

    memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi; dan

    proses tersebut diperuntukkan guna menyelesaikan masalah di Sekolah.

    2. Kualitas Keputusan

    Menurut salah seorang guru di SMP Negeri 2 Tolangohula yang

    menginformasikan bahwa:

    “Dalam rangka kemandirian guru di sekolah dalam hal pengambilankeputusan tidak asal-asalan, karena harus mempertimbankan ataumenggunakan pendekatan-pendekatan yang relevan dalam proses

    pengambilan keputusan sehingga keputusan guru menjadi layak dan sesuai ” (1.1/W/IJ/18/04/12)

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    5/34

    46

    Menurut informan dalam hal ini selaku guru fisika SMP Negeri 2

    Tolangohula bahwa pendekatan-pendekatan yang menjadi acuan guru dalam

    kemandirian pengambilan keputusan di SMP Negeri 2 Tolangohula yaitu:

    “Pengambilan keputusan dapat dimulai dengan mengumpulkan sejumlah faktayang terjadi dalam pembelajaran, dan dari fakta tersebut akan hadir suatukeputusan ”. Dengan mengumpulkan fakta-fakta yang berkaitan dengan suatumasalah dalam pembelajaran, dimungkinkan keputusan mengenai masalahtersebut akan hadir dengan sendirinya. (1.2/W/RA/19/04/12)

    Salah seorang informan mendukung pernyataan tersebut dengan memberikan

    informasi bahwa:

    “Fakta yang terkumpul tersebut yang memberi petunjuk keputusan apa yangharus diambil. Dalam pembelajaran seorang guru memperhatikan Materi

    pembelajaran yang diberikan kepada siswa dan perubahannya. Apabila tidakterdapat perubahan maka berdasarkan fakta yang ada guru berhak menggantimengambil keputusan untuk mengganti materi pembelajaran tersebut”(1.2/W/NM/19/04/12)

    Beliau juga menjelaskan lebih lanjut bahwa:

    “Pengambilan berdasarkan fakta misalnya: guru menggunakan media chartdalam pembelajaran bahasa inggris, namun berdasarkan fakta yang terjadiumumnya chart digunakan untuk anak usia dini, pada usia sekolah menengah

    pertama kemampuan motorik siswa lebih tinggi, berdasarkan fakta tersebutmaka guru mengambil keputusan menggunakan media audio, atau televisedalam melaksanakan pembelajaran. (1.2/W/NM/19/04/12)

    Pengambilan keputusan seperti ini nampaknya mudah, tetapi sesungguhnya

    mengandung kendala yakni mungkin saja dua fakta yang terkumpul tadi melahirkan

    keputusan yang saling bertentangan pada saat pengambil keputusan harus mencari

    jalan ke luar yang lain.

    Menurut seorang informan selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Tolangohula

    bahwa:

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    6/34

    47

    “Keputusan guru dapat diambil dengan mendasarkan pada pengalaman yangdimilikinya dalam proses pembelajaran. Seorang guru yang telah

    berpengalaman tentu saja akan lebih matang dalam hal mengambil keputusanapabila dibandingkan dengan guru lainnya yang masih kurang pengalamannya. (1.2/W/AS/19/04/12)

    Beliau juga menjelaskan bahwa:

    Seorang guru yang telah berpengalaman tentu saja akan lebih matang dalamhal mengambil keputusan apabila dibandingkan dengan guru lainnya yangmasih kurang pengalamannya. Pengalaman ini maksudnya yaitu pengalamanakademik guru, misalnya guru lulusan S1, guru mempunyai pengalamnmengikuti diklat guru, dan MGMP. Dalam hal ini keputusan dalam pemilihan

    sumber belajar. Pengambilan keputusan dalam membuat dan menentukan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar dan mengajar.(1.2/W/AS/19/04/12)

    Setelah diminta konfirmasi lebih lanjut tentang apakah hal tersebut bisa

    menjadi ukuran paten dalam pengambilan keputusan guru di SMP Negeri 2

    Tolangohula, seorang informan kurang sependapat dengan hal tersebut dengan

    mengklarifikasi bahwa:

    “Peristiwa atau kejadian yang merupakan pengalaman bagi seorang gurudalam membuat keputusan dalam kurikulum belum tentu sama dan bahkantidak akan pernah sama dengan peristiwa atau kejadian yang ada pada masakini. Jadi seorang pembuat keputusan, walaupun yang guru telah mempunyai

    pengalaman yang matang, harus mewaspadai bahwa pengalaman yangdimiliki perlu disesuaikan dengan peristiwa atau kejadian yang ada pada masakini. ” (1.2/W/J/19/04/12)

    Begitu pula dengan pendapat guru bahasa Indonesia sebagai informan

    memberikan pendapat dalam pengambilan keputusan oleh guru bahwa:

    Otonomi guru dalam pengambilan keputusan tidak harus menuntut guru yangsarjana guru abdi juga diikut sertakan dalam pengambilan keputusan,

    pendapat yang dikemukakan guru yaitu pergantian perangkat pembelajaran bila terdapat pergantian sumber dan bahan ajar dikarenakan isi dari perangkat pembelajaran tersebut tidak sesuai dengan bahan ajar yangdipakai.(1.2/W/SA/19/04/12)

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    7/34

    48

    Pengambilan keputusan dapat pula didasarkan pada logika atau pertimbangan

    yang rasional. Pertimbangan yang rasional ini ditujukan pada setiap unsur dalam

    proses pengambilam keputusan. Semua informasi yang masuk diperhitungkan dengan

    teliti dan dipertimbangkan tingkat reliabilitasnya, dan hal tersebut dipertimbangkan

    secara rasional dalam memperhitungkan setiap unsur yang ada dalam proses

    pengambilan keputusan. Termasuk hal yang perlu diperhitungkan dengan

    pertimbangan rasional adalah untung rugi dari setiap aktivitas yang akan dilakukan

    juga dihitung secara menyelurug atau komprehensif. Oleh karena itu dalam

    pengambilan keputusan menurut pendekatan logika ini, pengambil keputusan harus

    mampu menyingkirkan pertimbangan yang didasarkan pada kepentingan pribadi.

    Adapun sesuai hasil wawancara dengan beberapa informan tentang jenis-jenis

    keputusan yang biasanya diputuskan oleh guru di SMP Negeri 2 Tolangohula

    diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

    Menurut kepala sekolah SMP Negeri 2 Tolangohula bahwa:

    Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas selalu dihadapkan pada berbagai pilihan. Kemampuan menetapkan pilihan terbaik merupakankompetensi yang diharuskan dimiliki oleh guru. Dengan menetapkan pilihanterbaik berarti guru telah mengambil sebuah keputusan. (1.2/W/AS/24/04/12)

    Berdasarkan wawancara dengan wakil kepala sekolah yang merangkap

    sebagai guru mata pelajaran diperoleh informasi bahwa:

    Keputusan yang biasanya diputuskan oleh guru di SMP Negeri 2 Tolangohula berupa keputusan situasional. Keputusan situasional menyangkut keputusantentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisissituasi (tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disampaikan, waktu sertafasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan siswa). Keputusan situasional

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    8/34

    49

    diambil guru ketika menyusun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pelajaran (satpel). (1.2/W/SA/24/04/12)

    Salah seorang informan selaku guru agama sependapat dengan pernyataan

    tersebut bahwa:

    Dalam memutuskan rencana pelaksanaan pembelajaran dan bahan ajar yangdigunakan dalam pembelajaran agama Islam maka memperhatikan situasiyang ada di sekolah, baik itu sarana buku yang tersedia maupun kondisi siswadalam menerima pembelajaran. Sehingga perlu pengambilan keputusan dalam

    pembelajaran. (1.2/W/CFP/24/04/12)

    Hal tersebut sesuai dengan pendapat salah seorang informan dalam hal inikepala sekolah diperoleh informasi bahwa;

    “Dalam manajemen berbasis sekolah yang diterapkan di SMP Negeri 2Tolangohula bahwa dalam kegiatan pembelajaran itulah pengambilansejumlah besar keputusan oleh guru. Sebelum suatu pelajaran dapat diajarkan,

    pelajaran tersebut harus direncanakan. Keputusan pada tahap ini disebutkeputusan perencanaan. Selain itu guru harus membuat keputuan yang tepat

    berhubungan dengan aspek pelajaran yang berbeda. Hal ini disebut sebagaikeputusan interaktif. Dan setelah pelajaran, guru harus membuat keputusantentang efektivitas dan apa tindak lanjut yang akan diambil terhadap pelajarantersebut. Ini disebut dengan keputusan evaluatif. (1.1/W/AS/24/04/12)

    Seorang guru juga mengatakan hal yang sama sesuai dengan pernyataan

    kepala sekolah bahwa:

    Dalam proses pembelajaran kemandirian pengambilan keputusan guru paling

    banyak dilakukan, baik dalam hal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

    pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. (1.1/W/NM/24/04/12)

    Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa informan dapat

    disimpulkan bahwa dalam manajemen berbasis sekolah mengenai kemandirian guru

    dalam pengambilan keputusan di SMP Negeri 2 Tolangohula yaitu guru melakukan

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    9/34

    50

    pengambilan keputusan dalam hal proses pembelajaran berkenaan dengan keputusan

    perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta didasari pada fakta,

    pengalaman, dan pendapat para guru.

    2. Kemandirian dalam pengembangan program pengajaran di SMP Negeri 2Tolangohula

    Menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah SMP Negeri 2 Tolanghula

    diperoleh hasil bahwa:

    Pengembangan program pengajaran di SMP Negeri 2 Tolangohula dapatdilakukan oleh para guru secara mandiri apabila guru yang bersangkutanmampu mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannyadan Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapatmelaksanakan pengembangan program pengajaran secara mandiri, maka

    pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan program pengajaran yang akan digunakanoleh sekolah tersebut. (2/W/AS/24/04/12)

    Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya pengembangan

    program pengajaran mencakup materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian,

    alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Yang merupakan penjabaran standar

    kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan

    pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

    Dalam kemandirian pengembangan pengajaran di sekolah, otonomi para guru

    disesuaikan dengan manajemen berbasis sekolah dimana rencana pelaksanaan

    pembelajaran disusun atau di rancang sendiri oleh guru. Berdasarkan hal tersebut sub

    fokus dari kemandirian pengembangan program pengajaran dapat diuraikan pada

    hasil penelitian sebagai berikut:

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    10/34

    51

    1. Mengembangkan Indikator

    Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai

    oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

    keterampilan.

    Menurut salah seorang informan selaku guru di SMP Negeri 2 Tolangohula

    bahwa:

    Ya, Di SMP Negeri 2 Tolangohula Indikator dikembangkan sesuai dengan

    karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerahdan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapatdiobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.(2.3/W/J/25/04/12)

    2. Menentukan tujuan Pembelajaran

    Sesuai pendapat seorang informan diperoleh informasi bahwa:

    “Dalam menentukan tujuan pembelajaran maka pihak guru mengacu padaindikator yang sudah ditetapkan namun pada pelaksanaan pembelajaran tujuantersebut dijabarkan secara lebih luas dengan tetap memperhatikan kondisi

    siswa pada saat pembelajaran berlangsung. (2.4/W/IJ/25/04/12)

    3. Mengembangkan Materi Pokok/Pembelajaran

    Informasi oleh wakil kepala sekolah yang mengatakan bahwa :

    Dalam mengembangkan materi pokok/pembelajaran di SMP Negeri 2Tolangohula yang menunjang pencapaian kompetensi dasar denganmempertimbangkan: potensi peserta didik; relevansi dengan karakteristikdaerah, tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual

    peserta didik; kebermanfaatan bagi peserta didik; struktur keilmuan;aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; relevansi dengankebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan alokasi waktu.(2.5/W/SA/25/04/12)

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    11/34

    52

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa otonomi guru dalam kemandirian

    pengembangan program pengajaran di SMP Negeri 2 Tolangohula yaitu terdiri dari

    pengembangana standar kompetensi dan kompetensi dasar, pengembangan indikator

    pembelajaran dan menentukan tujuan, serta mengembangkan materi pembelajaran

    yang berdasarkan pada karakteristik siswa, relevansi dengan kebutuhan peserta didik

    dan keluasan materi pembelajaran.

    3. Kemandirian dalam inovasi pembelajaran sekolah di SMP Negeri 2

    TolangohulaKegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

    melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik

    dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian

    kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui

    penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta

    didik sehingga dibutuhkan inovasi baru oleh guru dalam pembelajaran.

    a. Keterampilan Pengajar

    Terkait tentang pertanyaan Bagaimana keterampilan guru dalam pengelolaan

    kelas, seorang informan menegaskan bahwa:

    Pihak melakukan gebrakan baru dalam kelas dengan dasar pembelajaran yangaktif kreatif dan menyenangkan, terutama kecamatan Tolangohula merupakandaerah yang terdapat program Pakem dari Unicef, sehingga kelas dihiasdengan semua tugas pelajaran yang diberikan kepada siswa agar setiap saatsiswa dapat membacanya kembali. (3.1/W/J/25/04/12)

    Hal ini dibenarkan oleh kepala sekolah:

    Bahwa para guru sangat terampil dalam pengelolaan kelas atau terampildalam proses belajar mengajar, ketika ada tugas yang diberikan kepada siswa,

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    12/34

    53

    maka hasil dari tugas tersebut ditempelkan di Majalah dinding kelas agarmenjadi sumber bacaaan bagi seluruh siswa, bila ada keterampilan siswa yang

    menarik misalnya dalam pembelajara Agama Islam Kaligrafi maka kaligrafitersebut ditempelkan di dalam kelas, hal ini bertujuan untuk memancing siswaagar terus meningkatkan hasil belajar ataupun kretivitas siswa dalam belajar.(3.1/W/IJ/25/04/12)

    b. Metode pembelajaran

    Terkait pertanyaan tentang bagaimana guru mengembangkan materi

    pembelajaran, seorang informan menegaskan bahwa:

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran yaitu Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional, Kegiatan pembelajaran memuatrangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutanuntuk mencapai kompetensi dasar, Penentuan urutan kegiatan pembelajaranharus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran, Rumusan

    pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitukegiatan siswa dan materi. (3.1/W/IJ/25/04/12)

    Seorang guru memberikan penjelasan bahwa:

    Untuk mengembangkan materi pembelajaran maka motode pembelajaranadalah hal yang utama, biasanya saya menggunakan metode ceramah bila jam

    pelajaran saya pada pagi hari, namun bila jam pelajaran saya ada siang harimaka saya menggunakan metode diskusi atau Tanya jawab agar para siswatidak mengantuk dalam belajar. (3.2/W/CFP/25/04/12)

    c. Strategi

    Terkait pertanyaan tentang bagaimana guru mengembangkan strategi

    pembelajaran, seorang informan memberikan informasi bahwa:

    Untuk mengembangkan strategi pembelajaran saya melakukan variasi dalam pembelajaran, Variasi dalam kegiatan berlajar mengajar adalah perubahandalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    13/34

    54

    siswa,sertamengurangi kejenuhan dan kebosanan, sehingga pembelajarandapat berlangsung dengan optimal. (3.3/W/CFP/25/04/12)

    Pendapat ini juga didukung oleh seorang informan dengan memberikan

    penjelasan jenis strategi pembelajaran dengan menggunakan variasi dalam proses,

    diperoleh informasi bahwa:

    “Dalam melakukan strategi biasanya Variasi suara yang sering saya lakukandengan perubahan suara kari keras menjadi lemah, tinggi menjadi rendah,cepat menjadi lambat, gembira menjadi sedih., kemudian memusatkan

    perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting, misalnya dengan

    kata“perhatikan ini dengan baik - baik” juga dengan Adanya desenyapan yangtiba-tiba dan disengaja selagi menerangkan sesuatu,. Misalnya guru menatapdinding tanpa komentar. (3.3/W/SA/03/05/12)

    d. Skenario inti, awal dan inti akhir

    Untuk mengembangkan Skenario, Inti Awal, Inti Akhir maka seorang guru

    memberikan informasi secara detail bahwa:

    Banyak, Untuk mengembangkan scenario, inti awal dan inti akhir pada

    rencana pembelajaran tentunya harus memperhatikan alokasi waktu materi pembelajaran, untuk megembangkan inti awal yang saya lakukan yaituterfokus pada, Menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi belajar siswa,membuat acuan tentang hal yang dipelajari siswa, dan membuat kaitan materidengan hal-hal lain. dan untuk mengembangkan inti akhir yaitu denganMengungkapkan pertanyaan secara jelas dan singkat, Memberikan acuan,Pemberian pemusatan pertanyaan ke siswa tertentu, pertanyaan ke seluruhkelas, dan Mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya.(3.4/W/J/03/05/12)

    Hal ini juga dijelaskan oleh salah seorang guru bahwa:

    Untuk mengembangkan scenario, inti awal dan inti akhir pada rencana pembelajaran alokasi waktu adalah yang utama, saya harus memperkirakan jumlah menit yang saya habiskan dalam scenario, berapa untuk inti awal dan berapa untuk inti akhir, agar materi ajar akan tuntas tepat waktu namun, bilaterjadi kesalahan dalam pemberian alokasi waktu maka materi ajar tidak akanhabis. (3.3/W/SA/03/05/12)

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    14/34

    55

    Dari informasi dari beberapa informan di atas dapat disimpulkan bahwa

    inovasi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran umumnya terkait dengan

    strategi yang digunakan, adapun untuk pelaksanaan stategi pembelajaran guru

    memberikan variasi saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan

    Variasi yaitu perubahan suara dari keras menjadi lemah, tinggi menjadi rendah, cepat

    menjadi lambat, gembira menjadi sedih., kemudian memusatkan perhatian siswa pada

    hal-hal yang dianggap penting, dengan mengeluarkan pernyataan“perhatikan ini

    dengan baik- baik” juga dengan Adanya k esenyapan yang tiba-tiba dan disengaja

    selagi menerangkan sesuatu, atau menatap dinding tanpa komentar.

    B. Temuan Penelitian

    1. Kemandirian dalam pengambilan keputusan

    Mandiri atau sering juga disebut berdiri di atas kaki sendiri merupakan

    kemampuan seseorang untuk tidak tergantung pada orang lain serta

    bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya. Kemandirian dalam konteks individu

    tentu memiliki aspek yang lebih luas dari sekedar aspek fisik.

    Kemandirian guru dibutuhkan dalam penyelenggaraan pendidikan, banyak

    argumen yang mendukung gagasan tersebut, seperti: Kurangnya suara guru dalam

    proses pengambilan keputusan. Di banyak negara dan guru sekolah memiliki sedikit

    kemandirian, karena sistem terpusat, kompetitif dan birokrasi. Kritik akuntabilitas

    dan kebijakan instruksional preskriptif berpendapat bahwa hal ini dapat

    mempersempit kemandirian profesional guru, mencegah pengajaran yang efektif, dan

    fokus pada kesempatan belajar yang lebih rendah.

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    15/34

    56

    Keputusan guru di SMP Negeri 2 Tolangohula yaitu meliputi: Guru seringkali

    menentukan perangkat sumber belajar serta media pembelajaran, juga menghias dan

    mengelola ruangan kelas sesuai seleranya bahkan guru mengumumkan kepada siswa

    untuk balik lagi ke sekolah pada sore hari dalam rangka pembelajaran atau less

    tambahan serta guru memutuskan mengunjungi rumah siswa yang sering bolos ke

    sekolah. Pengambilan keputusan di SMP Negeri 2 Tolangohula yaitu guru melakukan

    pengambilan keputusan dalam hal proses pembelajaran berkenaan dengan keputusan

    perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta didasari pada fakta,

    pengalaman, dan pendapat para guru. Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai

    kemandirin guru dalam pengambilan keputusan dapat dapat digambarkan sesuai

    dengan bagan dibawah ini

    Gambar 4.1 Diagram Konteks Kemandirian Guru dalam Pengambilan Keputusandalam Manajemen Berbasis Sekolah

    OtonomiGuru

    ProsesPengambilan

    KeputusanBerdasarkanPengalaman

    BerdasarkanFakta

    BerdasarkanIntuisi

    - PemilihanSumber Belajar

    - Pemilihan media pembelajaran.

    - Melakukan Lesstambahan

    - Mengunjungisiswa yangsering bolos dirumahnya

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    16/34

    57

    2. Kemandirian Guru dalam Pengembangan Program Pengajaran

    Kemandirian pada tingkat satuan pendidikan adalah salah satu sasaran dari

    kebijakan desentralisasi pendidikan sehingga sekolah menjadi lembaga yang otonom

    dengan sendirinya. Kebijakan desentralisasi pendidikan telah dilaksanakan sejak

    tahun 2001 setelah lahirnya UU No. 22/2009 tentang Pemerintah Daerah. Sesuai

    dengan paradigma ini seluruh komponen sistem pemerintah harus menyesuaikan diri

    dengan keadaan dan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kebijakan

    tersebut diikuti dengan perubahan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional yang lebih berorientasi desentralisasi pendidikan sebagai pengganti UU No.

    2/1989 yang masih berasas sentralistik. Kemudian UU No. 32 tahun 2004 tentang

    otonomi daerah.

    Kemandirian di sekolah, berkaitan dengan metode yang dipakai oleh guru saat

    mengajar di dalam kelas. Guru yang mendukung perkembangan kemandirian siswa,

    menerapkan cara belajar yang demokratis seperti, memberikan kebebasan pada siswa

    untuk berpendapat dan mempertahankan pendapatnya saat proses belajar di dalam

    kelas. Kebebasan yang diberikan oleh guru kepada siswa dapat diwujudkan melalui

    kebebasan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan cara-cara yang siswa

    miliki dan cara-cara tersebut dirasa memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas.

    Otonomi guru dalam kemandirian pengembangan program pengajaran di SMP

    Negeri 2 Tolangohula yaitu terdiri dari pengembangan, pengembangan indikator

    pembelajaran dan menentukan tujuan, serta mengembangkan materi pembelajaran

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    17/34

    58

    yang berdasarkan pada karakteristik siswa, relevansi dengan kebutuhan peserta didik

    dan keluasan materi pembelajaran.

    Kualitas mengajar dapat meningkat apabila seorang guru kreatif, inovatif, dan

    terampil, hal ini merupakan bentuk ideal kemandirian guru. Dengan kecakapan yang

    dimiliki guru, secara mandiri guru mampu membuat suasana kondusif yang telah

    memenuhi arti dunia pendidikan yang selama ini kurang berfungsi sebagai mana

    mestinya, yaitu sebagai lembaga yang dipergunakan untuk menyempurnakan

    perkembangan individu.

    Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai kemandirin guru dalam

    pengembangan program pengajaran dapat digambarkan sesuai dengan bagan dibawah

    ini:

    Gambar 4.2 Diagram Konteks Kemandirian Guru dalam Pengembangan program pengajaran.

    Kemandirian dalamPengembangan

    ProgramPengajaran

    Otonomi Guru

    MengembangkanIndikator

    Pembelajaran

    MengembangkanMateri

    Pembelajaran

    Menentukan tujuanPembelajaran

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    18/34

    59

    3. Kemandirian Guru dalam Inovasi Pembelajaran

    Metode pengajaran berdasarkan pada prinsip kemandirian akan menjadikan

    siswa menjadi individu yang mandiri. Kemandirian yang dimiliki oleh siswa

    diwujudkan melalui kemampuannya dalam mengambil keputusan sendiri tanpa

    pengaruh dari orang lain. Kemandirian juga terlihat dari berkurangnya

    ketergantungan siswa terhadap guru di sekolah seperti, pada jam pelajaran kosong

    karena ketidakhadiran guru di kelas, siswa dapat belajar secara mandiri dengan

    membaca buku atau mengerjakan latihan soal yang dimiliki. Siswa yang mandiri,

    tidak lagi membutuhkan perintah dari guru atau orang tua untuk belajar ketika berada

    di sekolah maupun di rumah.

    Sehingga dalam pembelajaran dibutuhkan inovasi baru yang dilakukan oleh

    guru dalam proses kegiatan belajar mengajar agar siswa dapat menjadi mandiri pul,

    Siswa yang mandiri telah memiliki nilai-nilai yang dianutnya sendiri dan

    menganggap bahwa belajar bukanlah sesuatu yang memberatkan, namun merupakan

    sesuatu yang telah menjadi kebutuhan bagi siswa untuk meningkatkan prestasi di

    sekolah.

    Inovasi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran di SMP Negeri 2

    Tolangohula umumnya terkait dengan strategi yang digunakan, adapun untuk

    pelaksanaan stategi pembelajaran guru memberikan variasi saat proses kegiatan

    belajar mengajar berlangsung dengan Variasi yang dilakukan yaitu perubahan suara

    kari keras menjadi lemah, tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, gembira

    menjadi sedih., kemudian memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    19/34

    60

    penting, dengan mengeluarkan pernyataan“perh atikan ini dengan baik- baik” juga

    dengan Adanya desenyapan yang tiba-tiba dan disengaja selagi menerangkan

    sesuatu,.dengan menatap dinding tanpa komentar.

    Berdasarkan kesimpulan di atas mengenai kemandirin guru dalam

    pengambilan keputusan dapat dapat digambarkan sesuai dengan bagan dibawah ini:

    Gambar 4.3 Diagram Konteks Kemandirian Guru dalam Inovasi Pembalajaransekolah.

    C. Pembahasan

    Otonomi guru memang masih harus diperjuangkan oleh para guru di SMP

    Negeri 2 Tolangohula dengan upaya yang sungguh-sungguh, terus-menerus, dan tak

    mengenal lelah, namun tetap berada dalam koridor etika, moral, dan hukum.

    Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Depdiknas, dinas pendidikan provinsi, dan

    dinas pendidikan kabupaten/kota, yang cenderung mengekang kewenangan guru

    Variasi dalamPembelajaran

    Kemandiriandalam InovasiPembelajaran

    Mengembangkanscenario, inti awal

    dan inti akhir.

    StrategiPembelajaran

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    20/34

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    21/34

    62

    pendidikan, otonomi guru harus memperoleh perhatian yang sungguh-sungguh dari

    seluruh stakeholder pendidikan. Untuk itu, segala institusi dan regulasi yang

    menghambat otonomi guru harus segera dilikuidasi dan direvisi.

    1. Kemandirian Guru dalam Pengambilan Keputusan

    Pengambilan keputusan di SMP Negeri 2 Tolangohula yaitu guru melakukan

    pengambilan keputusan dalam hal proses pembelajaran berkenaan dengan keputusan

    perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta didasari pada fakta,

    pengalaman, dan pendapat para guru.

    Pengambilan keputusan SMP Negeri 2 Tolangohula merupakan suatu

    aktivitas untuk menyelesaikan suatu permasalahan, dan aktivitas tersebut dengan

    mudah dapat diketemukan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.

    Dapat dinyatakan bahwa aktivitas pengambilan keputusan tersebut dapat terjadi di

    semua bidang dan tingkat kehidupan. Pengambilan keputusan itu sendiri dapat

    dinyatakan sebagai proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode

    yang efisien sesuai situasi; dan proses tersebut diperuntukkan guna menemukan dan

    menyelesaikan masalah organisasi.

    Disepakati oleh berbagai kalangan bahwa kata „keputusan‟ mempunyai arti

    pilihan dari dua atau lebih kemungkinan, walaupun pilihan tersebut belum tentu

    mengarah pada pilihan yang benar atau salah. melihat keputusan dalam kaitannya

    sebagai suatu proses; dinyatakannya bahwa suatu keputusan ialah keadaan akhir dari

    suatu proses yang dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Sebagai suatu

    proses maka pengambilan keputusan terdiri atas suatu seri aktivitas yang berkaitan.

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    22/34

    63

    Sementara Morgan dan Cerullo (1984) menyatakan bahwa keputusan sebagai sebuah

    kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu

    kemungkinan dipilih sementara yang lain dikesampingkan. Sehubungan dengan hal

    tersebut yang dimaksudkan dengan pertimbangan ialah menganalisis beberapa

    kemungkinan atau alternatif, sesudah itu dipilih satu di antaranya.

    Di atas dinyatakan bahwa pengambikan keputusan merupakan suatu seri dari

    aktivitas yang berkaitan, oleh karena itu dalam pengambilan keputusan terdapat unsur

    prosedur. Sehubungan dengan hal tersebut Salusu (1996) menyatakan bahwa

    prosedur yang terdapat di dalam pengambilan keputusan meliputi identifikasi

    masalah, klarifikasi tujuan yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses prosedur tadi dengan

    menetapkan pilihan bertindak.

    Setiap pengambilan keputusan, sebagaimana disinggung di atas, memang

    bertolak dari beberapa alternatif untuk dipilih salah satu di antaranya. Sudah barang

    tentu pilihan terhadap salah satu dari alternatif tadi membawa konsekwensi. Apabila

    diperhatikan dalam kehidupan sehari hari, maka konsekwensi yang diunculkan dari

    suatu keputusan dapat dinyatakan tidak mungkin atau sulit untuk dapat memenuhi

    harapan dan kepentingan setiap individu. Pada umumnya hanya sekelompok anggota

    masyarakat yang merasa puas atas adanya suatu keputusan karena kebutuhan atau

    kepentingannya terpenuhi oleh keputusan tersebut; sementara sekelompok anggota

    masyarakat yang lainnya merasa tidak puas dan dirugikan karena kebutuhan atau

    kepentingannya tidak terpenuhi oleh keputusan itu. Ada kemungkinan suatu

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    23/34

    64

    keputusan yang ditujukan untuk sekelompok anggota masyarakat membawa

    konsekwensi yang tidak diharapkan bagi anggota masyarakat lainnya; dan apabila

    yang tidak diharapkan tadi merupakan kerugian yang dirasakan secara obyektif, maka

    kelompok ini mungkin sekali akan memberikan reaksi negatif terhadap

    diberlakukannya keputusan tersebut. Oleh karena itu perlu digarisbawahi pendapat

    para ahli yang menyatakan bahwa sebelum suatu keputusan diambil atau ditetapkan,

    maka diperlukan adanya pertimbangan yang matang dan menyeluruh tentang

    kemungkinan konsekwensi-konsekwensi yang bakalan muncul dari keputusan

    tersebut.

    Berkaitan dengan hakekat pengambilan keputusan, perlu pula dikedepankan

    relevansi dari pengambilan keputusan itu sendiri. Salusu (1996) menyatakan bahwa

    pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya suatu

    organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak ditentukan oleh

    pengambilankeputusan yang dilakukan pada saat sekarang. Sementara itu pentingnya

    pengambilan keputusan juga dinyatakan oleh Herbert Simon, sebagaimana dikutip

    Salusu (1996), yang menyatakan bahwa “kewajiban memutuskan menyusupi

    keseluruhan organisasi administratif sama jauhnya seperti yang dilakukan oleh

    kewajiban bertindak; sesungguhnyalah kewajiban memutuskan itu terikat secara

    integral dengan kewajiban bertindak”.

    Di SMP Negeri 2 Tolangohula pengambilan keputusan dapat dipergunakan

    satu atau beberapa pendekatan sebagai berikut :

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    24/34

    65

    (1) Fakta.

    Pengambilan keputusan dapat dimulai dengan mengunpulkan sejumlah

    fakta, dan dari fakta tersebut akan hadir suatu keputusan. Dengan

    mengumpulkan fakta-fakta yang berkaitan dengan suatu masalah tertentu,

    dimungkinkan keputusan mengenai masalah tersebut akan hadir dengan

    sendirinya. Adapun maknanya, fakta yang terkumpul tersebut yang

    memberi petunjuk keputusan apa yang harus diambil. Pengambilan

    keputusan seperti ini nampaknya mudah, tetapi sesungguhnya

    mengandung kendala yakni mungkin saja dua fakta yang terkumpul tadi

    melahirkan keputusan yang saling bertentangan pada saat pengambil

    keputusan harus mencari jalan ke luar yang lain.

    (2) Pengalaman.

    Suatu keputusan dapat diambil dengan mendasarkan pada pengalaman

    yang dimiliki pembuat keputusan. Seorang pembuat keputusan yang telah

    berpengalaman tentu saja akan lebih matang dalam hal mengambil

    keputusan apabila dibandingkan dengan pembuat keputusan lainnya yang

    masih kurang pengalamannya. Akan tetapi perlu dicatat bahwa peristiwa

    atau kejadian yang merupakan pengalaman bagi seorang pembuat

    keputusan belum tentu sama dan bahkan tidak akan pernah sama dengan

    peristiwa atau kejadian yang ada pada masa kini. Jadi seorang pembuat

    keputusan, walaupun yang bersangkutan telah mempunyai pengalaman

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    25/34

    66

    yang matang, harus mewaspadai bahwa pengalaman yang dimiliki perlu

    disesuaikan dengan peristiwa atau kejadian yang ada pada masa kini.

    (3) Intuisi.

    Sebuah keputusan dapat pula diambil atas dasar intuisi dari pembuat

    keputusan. Pembuatam keputusan yang didasarkan pada intuisi memang

    relatif tidak membutuhkan fakta yang komplit. Hanya

    mempertimbangkan satu atau dua informasi yang diperolehnya, pembuat

    keputusan dengan intuisi yang dimilikinya dapat mengambil suatu

    keputusan. Dengan perkatan lain, pembuat keputusan tidak begitu

    tergantung sepenuhnya pada fakta untuk mengambil suatu keputusan.

    Oleh karena itu kritikan terhadap pengambilan keputusan dengan

    pendekatan intuisi sering dikritik karena keputusan yang muncul tidak

    berdasarkan pada analisis yang didasarkan pada fakta yang lengkap.

    (4) Logika.

    Pengambilan keputusan dapat pula didasarkan pada logika atau

    pertimbangan yang rasional. Pertimbangan yang rasional ini ditujukan

    pada setiap unsur dalam proses pengambilam keputusan. Semua informasi

    yang masuk diperhitungkan dengan teliti dan dipertimbangkan tingkat

    reliabilitasnya, dan hal tersebut dipertimbangkan secara rasional dalam

    memperhitungkan setiap unsur yang ada dalam proses pengambilan

    keputusan. Termasuk hal yang perlu diperhitungkan dengan pertimbangan

    rasional adalah untung rugi dari setiap aktivitas yang akan dilakukan juga

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    26/34

    67

    dihitung secara menyeluruh atau komprehensif. Oleh karena iti dalam

    pengambilan keputusan menurut pendekatan logika ini, pengambil

    keputusan harus mampu menyingkirkan pertimbangan yang didasarkan

    pada kepentingan pribadi (kepentingan subyektif).

    2. Kemandirian Guru dalam Pengembangan Program Pengajaran

    Otonomi guru dalam kemandirian pengembangan program pengajaran di SMP

    Negeri 2 Tolangohula yaitu terdiri dari pengembangana standar kompetensi dankompetensi dasar, pengembangan indikator pembelajaran dan menentukan tujuan,

    serta mengembangkan materi pembelajaran yang berdasarkan pada karakteristik

    siswa, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan keluasan materi pembelajaran.

    Kualitas mengajar dapat meningkat apabila seorang guru kreatif, inovatif, dan

    terampil, hal ini merupakan bentuk ideal kemandirian guru. Dengan kecakapan yang

    dimiliki guru, secara mandiri guru mampu membuat suasana kondusif yang telah

    memenuhi arti dunia pendidikan yang selama ini kurang berfungsi sebagai mana

    mestinya, yaitu sebagai lembaga yang dipergunakan untuk menyempurnakan

    perkembangan individu.

    Pengembangan program pengajaran adalah rumusan-rumusan tentang apa

    yang akan dilakukan guru dan peserta didik di SMP Negeri 2 Tolangohula dalam

    proses pengajaran untuk mencapai tujuan, sebelum kegitan belajar mengajar yang

    sesungguhnya dilaksanakan. Mohamad Ali menjelaskan bahwa pengembangan

    program ini merupakan suatu sistem yang semua komponen pengajaran harus saling

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    27/34

    68

    terkait secara fungsional untuk pencapaian tujuan. Komponen-komponen pengajaran

    yang dimaksudkan adalah, sebagai berikut: 1) Perumusan tujuan instruksional yang

    hendak dicapai itu sendiri, 3) Penetapan bahan ajar yang akan dipelajari, 4)

    Perumusan kegiatan belajar mengajar yang akan ditempuh, 5) Penetapan metode dan

    media atau alat-alat yang sesuai, 6) Penetapan cara penilaian yang akan dilakukan, 7)

    Penentuan waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan program pengajaran tersebut.

    Sebelum seorang guru menetapkan suatu program pengajaran, terlebih dahulu

    harus mempelajari dan menguasai GBPP (Garis-Garis Besar Program Pengajaran)

    untuk suatu atau berbagai bidang studi dalam kurikulum yang berlaku pada kelas

    yang menjadi tanggung jawabnya. Dan guru juga harus menetapkan sejumlah satuan

    bahasan yang dimuat dalam GBPP ke dalam satuan-satuan pelajaran yang merupakan

    salah satu bentuk sistem penyampaian.

    Penetapan langkah Kegiatan Belajar Mengajar di SMP Negeri 2 Tolangohula

    merupakan usaha menentukan langkah yang hendak ditempuh guru dalam

    mengembangkan interaksinya dengan peserta didik. Kegiatan belajar peserta didik

    adalah kegiatan mereka dalam mempelajari bahan pelajaran dan kegiatan mengajar

    adalah kegiatan guru dalam menjelaskan atau menyampaikan bahan pelajaran kepada

    peserta didik, sekalipun demikian, dengan menetapkan kegiatan belajar tersebut, guru

    tidak boleh lupa untuk mempetimbangkan betul karakteristik dan kemampuan belajar

    peserta didik usia sekolah menengah pertama.

    Adapun dalam kemandirian pengembangan program pengajaran guru di SMP

    Negeri 2 Tolangohula memperhatikan beberapa langkah sebagai berikut:

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    28/34

    69

    1) Tujuan Pembelajaran

    Tujuan Pembelajaran adalah hasil yang diharapkan setelah proses

    pembelajaran selesai. Hasil belajar harus dikembangkan mengacu pada kompetensi

    dasar dan dijabarkan dalam indikator-indikator. Ada tiga aspek pokok yang perlu

    diperhatikan dalam mengembangkan hasil belajar yaitu aspek kognitif, afektif dan

    psikomotor.

    2) Indikator

    Indikator adalah kompetensi yang lebih spesifik. Indikator merupakan

    penjabaran dari tujuan pembelajaran. Di dalam Silabus Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan (KTSP) sudah dicantumkan indikator minimal dari setiap hasil belajar

    pada setiap mata pelajaran. Indikator ini diharapkan menjadi rambu bagi guru dalam

    membelajarkan suatu hasil belajar. Guru bisa mengembangkan lagi indikator baru

    yang dipandang perlu. Guru tinggal memasukkan indikator yang sudah diidentifikasi

    dan tertuang dalam jaringan hasil belajar atau jaringan indikator. Urutan penulisan

    indikator dalam Silabus bukan merupakan urutan penyajian dalam pembelajaran.

    Artinya guru dapat menyesuaikan prioritas mana yang lebih penting sesuai dengan

    kondisi dan situasi.

    3) Alat dan Sumber

    a. Alat

    Alat atau sarana apa saja yang digunakan guru untuk memudahkan siswa

    mencapai suatu kompetensi. Alat ini bisa berupa buku cerita, puzzle, leggo, atau pun

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    29/34

    70

    bisa langsung dengan audio visual, naskah Braille, alat bantu dengar, kartu huruf

    warna-warni.

    b. Sumber

    Adalah semua sumber belajar di sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh guru

    untuk memperoleh bahan pembelajaran. Sumber belajar bisa berupa bahan cetakan

    (buku, majalah, surat kabar), narasumber (manusia), lingkungan sekitar, dan

    sebagainya.

    4) Kemampuan Awal Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

    Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang efektif, guru kelas perlu merujuk

    pada hasil asesmen peserta didik berkebutuhan khusus yang ada kelasnya. Data ini

    dapat diperoleh dari tim asesmen pada program individual peserta didik berkebutuhan

    khusus.

    5) Langkah Pembelajaran

    Langkah Pembelajaran diklasifikasi dalam kegiatan awal, kegiatan inti dan

    kegiatan akhir. Kegiatan awal berisi kegiatan yang berfungsi untuk menyiapkan anak

    mengikuti pembelajaran, misalnya memberikan apersepsi, menarik perhatian siswa

    dan menciptakan situasi yang kondusif untuk belajar. Kegiatan initi adalah kegiatan

    proses belajar mengajar yang mengacu pada materi pelajaran. Di dalam kegiatan inti

    guru dituntut unrtuk mempersiapkan pengelolaan kelas dengan baik agar

    pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Untuk menghadapi peserta

    didikberkebutuhan khusus, guru dapat merancang materi pembelajaran dengan model

    Task Analisys (analisa tugas). Yaitu memenggal tugas-tugas/materi pembelajaran

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    30/34

    71

    secara lebih sederhana, sehingga peserta didik berkebutuhan khusus dapat mengikuti

    proses pembelajaran dengan baik. Kegiatan akhir adalah penilaian hasil belajar.

    Untuk penilaian, guru memilih alat evaluasi sesuai dengan jenis materi yang

    dipelajari. Penilaian yang dapat dikembangkan oleh guru adalah penilaian berbasis

    kelas yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pada penilaian ini, guru

    perlu melihat kemampuan awal peserta didik, usaha belajar peserta didik dan progress

    kemajuan yang dicapai. Jadi penilaian disini bersifat komprehensif dan perlu

    memperhatikan kemajuan masing-masing peserta didik secara individual.

    6) Evaluasi/Penilaian

    Penilaian adalah cara yang digunakan guru untuk menilai ketercapaian suatu

    kompetensi. Penilaian ini harus spesifik sesuai dengan hasil belajar yang diukur,

    contohnya kemampuan menceritakan pengalaman yang menarik dinilai dengan tes

    performansi, kemampuan membiasakan diri menjaga kebersihan dinilai

    dengan pengamatan perilaku kebersihan peserta didik. Untuk mengetahui lebih lanjut

    tentang evaluasi, guru harus mempelajari buku pedoman penilaian yang dicetak

    tersendiri secara lebih spesifik.

    Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan, yang harus direncanakan

    oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Perencanaan program belajar

    mencakup kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan isi / materi

    pelajaran yang harus dipelajari, merumuskan kegiatan belajar dan merumuskan

    sumber belajar/media pembelajaran yang akan digunakan serta merumuskan evaluasi

    belajar. Fungsi perencanaan program belajar adalah sebagai pedoman kegiatan guru

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    31/34

    72

    dalam mengajar dan pedoman siswa dalam kegiatan belajar yang disusun secara

    sistematis dan sistemik. Perencanaan program belajar harus berdasarkan pada

    pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan, materi, kegiatan

    belajar dan evaluasi.

    Rencana pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka

    pendek yang dilakukan oleh guru untuk dapat memperkirakan berbagai tindakan yang

    akan dilakukan di kelas atau di luar kelas. Perencanaan pembelajaran tersebut perlu

    dilakukan agar guru dapat mengkoordinasikan berbagai komponen pembelajaran

    yang berorientasi (berbasis) pada pembentukan kompetensi siswa, yakni kompetensi

    dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas (PBK).

    Kompetensi dasar berfungsi untuk memberikan makna terhadap kompetensi dasar.

    Indikator hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketercapaian

    kompetensi. Sedangkan PBK sebagai alat untuk mengukur pembentukan kompetensi

    serta menentukan tindakan yang harus dilakukan jika kompetensi standar belum

    tercapai.

    3. Kemandirian Guru dalam Inovasi Pembelajaran

    Inovasi yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran di SMP Negeri 2

    Tolangohula umumnya terkait dengan strategi yang digunakan, adapun untuk

    pelaksanaan stategi pembelajaran guru memberikan variasi saat proses kegiatan

    belajar mengajar berlangsung dengan Variasi yang dilakukan yaitu perubahan suara

    kari keras menjadi lemah, tinggi menjadi rendah, cepat menjadi lambat, gembira

    menjadi sedih., kemudian memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    32/34

    73

    penting, dengan mengeluarkan pernyataan “perhatikan ini dengan baik - baik” juga

    dengan Adanya desenyapan yang tiba-tiba dan disengaja selagi menerangkan

    sesuatu,.dengan menatap dinding tanpa komentar.

    Inovasi pembelajaran akan susah dicapai jika guru tidak hebat dalam segala

    kondisi dan cuaca. Kehebatan itu sampai pada titik menghinoptis siswa sehingga

    siswa belajar dengan senang, riang, dan gembira lalu isi pelajaran dapat dicerna dan

    diproduksi siswa. Betapa hebatnya guru, jika siswa dengan lontaran sedikit saja,

    siswa dapat mengembangkan gagasan yang lebih besar.

    Dalam situasi yang bagaimanapun variasi itu memegang peranan yang sangat

    penting. Ia mampu membuat hidup menjadi lebih semangat, bergairah, dinamis dan

    penuh harapan. Bayangkan jika hidup ini tanpa variasi, pasti akan sangat

    membosankan.

    Dalam kegiatan pembelajaran, variasi sangat-sangat diperlukan. Variasi dalam

    kegiatan pembelajaran merupakan beragam cara/gaya yang dilakukan guru dalam

    menyampaikan materi ajar agar tidak monoton. Berkaitan dengan keterampilan guru

    dalam memberikan variasi Soetomo (1993) mengemukakan bahwa mengadakan

    variasi dalam proses pembelajaran dapat diartikan sebagai perubahan cara/gaya

    penyampaian yang satu kepada cara/gaya penyampaian yang lain dengan tujuan

    menghilangkan kebosanan/kejenuhan siswa saat belajar sehingga menjadi aktif

    berpartisipasi dalam belajarnya.

    Hal senada dikemukakan oleh Hamid Darmadi (2010): variasi dalam kegiatan

    pembelajaran merujuk pada tindakan dan perbuatan guru yang disengaja ataupun

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    33/34

    74

    secara spontan dengan maksud meningkatkan perhatian siswa selama pelajaran

    berlangsung.

    Dari pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa keterampilan

    mengadakan variasi adalah penyampaian materi ajar dengan berbagai cara/gaya yang

    dilakukan guru yang bertujuan untuk menghilangkan kebosanan/kejenuhan siswa

    sehingga siswa menjadi aktif dan berpartisipasi dalam belajarnya.

    Dengan memahami tujuan dan manfaat yang diperoleh dari mengadakan

    variasi dalam proses pembelajaran, maka diharapkan seorang guru harus memiliki

    dan menerapkan keterampilan dasar mengajar tersebut pada setiap kegiatan

    pembelajaran yang dilakukannya. Hasilnya, bukan saja siswa yang mendapatkan

    kepuasan dalam belajar tetapi gurupun mendapatkan kepuasan dalam mengajar.

    Adapun manfaat diterapkan variasi pembelajaran oleh guru di SMP Negeri 2

    Tolangohula yaitu: 1) menarik perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang

    disajikan. 2) Menjaga kelestarian proses pembelajaran baik secara fisik maupun

    metal. 3) Membangkitkan motivasi belajar siswa selama proses pembelajaran, 4)

    Mengatasi situasi dan mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran, 5)

    Memberikan kemungkinan layanan belajar secara individual.

    Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus

    pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk

    menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan

    wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam

    menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas

  • 8/17/2019 bab 4 hasni

    34/34

    75

    atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan.

    Dengan variasi metode diharapkan dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa.


Recommended