+ All Categories
Home > Documents > Cestoda Blok 19

Cestoda Blok 19

Date post: 18-Oct-2015
Category:
Upload: rizka-nurul-firdaus
View: 74 times
Download: 6 times
Share this document with a friend
Description:
ok

of 31

Transcript
  • CESTODATRI WULANDARI

  • CESTODASpesies penting :Taeniidae (T. solium, T. saginata, E. granulosus)Diphyllobothriidae (D. latum)Dilepididae (D. caninum)Hymenolepididae (H. nana ; H. diminuta)

  • PENDAHULUANMORFOLOGI Dewasa : Skolex; Proglottid (imatur, matur, gravid) Strobila Telur : bulat, bddg tebal dg garis radier, berisi onkosfereSIKLUS HIDUPKompleks : butuh HP dan HDManusia : HD (D. latum, T. saginata, D. caninum, H. diminuta)HD dan HP (T. solium, H. nana).

  • 1. Excretory canal2. Testes3. Uterus4. Genital pore5. Vas deferens6. Vagina7. Ovaries8. Yolk glands

  • Taenia solium Taenia saginataSkolex dg 4 batil isap ; rostelum berkaitIdentifikasi : proglottid gravid dg 7-13 cabang utama lateralHP : babiSkolex dg 4 batil isap ; tanpa rostelum Identifikasi : proglottid gravid dg 15-20 cabang utama lateralHP : sapi

  • Siklus Hidup T. solium

  • EpidemiologiMenyebabkan sistiserkosis dan taeniasis pd manusiaManusia dapat terinfeksi melalui : Telur cacing di feses (kontaminasi tanah/air) termakanMakan daging babi tidak matang yg mengandung sistiserkus autoinfeksi

  • KlinikTaeniasisAsimptomIritasi ringan pada tpt perlekatan (gejala abdominal ringan : abdominal discomfort, diare/konstipasi)Eosinofilia ringanBy T. solium, T. saginataSistiserkosisAdanya larva (sistiserkus) di organ-organGejala tgt organ yg terkena (ggn SSP, mata, muscular pseudohipertrofi,dl)By T. solium

  • Diagnosis SistiserkosisSC Pembedahan nodul ; Otot Radiograf ; Mata Tampak sistiserkusSerologis Gejala ggn neurologis dg sistiserkus di tpt lain

    Pengobatan/TreatmentCacing dewasa : praziquantel; niklosamidPengobatan segera setl diagnosis ditegakkan (autoinfeksi!).Sistiserkosis :Sistiserkosis mata pembedahan.Sistiserkosis kulit / otot : praziquantel; metrifonatSistiserkosis otak (rasemosa) : praziquantel, antikonvulsan, corticosteroids, pembedahan pd kasus-kasus tertentu.

  • PencegahanWaspada thd cara-cara infeksiMenjaga sanitasi dan personal hygiene Tdk makan sayuran mentah dg pupuk limbahMemasak daging babi dan produk lain dg benar (> 65oC; asam / garam tidak efektif)

  • Echinococcus granulosus

  • Siklus Hidup

  • EpidemiologiAda 3 spesies yang mengifeksi manusia (E. granulosus, E. multilokularis, dan E. vogelli)Hospes definitif pada anjing, sdgkan manusia sebagai hospes perantara (hydatid disease)Manusia terinfeksi dari makan telur cacing

  • Hidatidosis Infeksi melalui tertelannya telur cacing di feses anjing atau Canidae lainLarva ada di dalam jaringan60% di hepar, 20% di paru-paru, 3 % di otak (Multiceps (senurosis) lebih sering di otak)Gejala: tergantung lokasi desakan sista yang membesar (seperti tumor)reaksi alergi cairan yang keluarPengobatan: tindakan bedah (tidak dianjurkan untuk E. multilokularis), mebendazole, prazikuantel

  • Patologi Gejala KlinisTelur termakan menetas : onkosfere penetrasi mukosa usus scr hematogenous jaringan / organ lain terutama hepar berkembang dan membentuk sista berdinding epithel germinatif yg mampu menghasilkan protoscolices (calon skoleks) dan diselubungi membran nonseluler sista hidatida. Bentuk dan perkembangan sista dari ketiga spesies berbedaSista hidatida nekrosis jaringan sekitar. Gejala klinis tgt dari lokasi sista. Biasanya asimtom kecuali bila berukuran cukup besar (hepar : ruptur duktus biliverus atau pembuluh darah kecil; paru : batuk, nafas pendek atau nyeri dada; otak : bisa serius)Sista hidatida pecah krn trauma atau bedah syok anafilaktik atau menyebar ke organ lain dan terbentuk sista baru.

  • Treatment dan prevensiTreatment meliputi pembedahan untuk mengambil sista atau inaktivasi hydatid sand dengan injeksi 10% formalin dan segera diambil. Pemberian dosis tinggi Mebendazole dilaporkan sukses mengatasi hidatidosis (pasien yang tidak mungkin dibedah). Prevensi dengan mencegah kontak dengan anjing terinfeksi dan eliminasi infeksi pada anjing.

  • Diphyllobothrium latumEPIDEMIOLOGIManusia terinfeksi dari makan ikan kurang matang yg mengandung larva pleroserkoid atau minum air yang mengandung larva proserkoid distribusi prevalensi berkaitan dg kebiasaan makan ikan kurang matang (Skandinavia, Finlandia, Alaska dan Kanada)

  • Penularan Diphyllobothriasis

  • Penularan Sparganosis

  • SparganosisSparganosis adalah infeksi larva berbagai spesies cacing pita diphyllobothroid (Diphyllobothrium latum). Sparganosis dilaporkan secara sporadis di seluruh dunia, terutama di negara-negara di Asia.

  • Penularan sparganosisSparganosis terjadi melalui 3 cara:

    Infeksi melalui minum air terkontaminasi copepods yang mengandung larva procercoid Larva menembus dinding usus dan migrasi ke otot atau subkutan dan berkembang menjadi larva Sparganum

    Infeksi melalui makan daging kurang matang (babi, ular) yang terinfeksi pleroserkoid. Larva plerocercoid (sparganum) di usus akan melepas strobila, meninggalkan usus melalui dinding usus dan menuju ke jaringan untuk kembali berkembang ke bentuk sparganum.

    Infeksi dapat juga terjadi karena menapelkan daging katak atau ular yang mengandung pleroserkoid pada luka terbuka atau konjungtiva untuk pengobatan.

  • Gejala Klinis Sparganosis

    Tergantung Jaringan yg terkena: dinding usus, payudara, skrotum, epididymis, ureter, kantung kemih, rongga perut, jantung, paru-paru, otak, subcutan atau mata. Stadium awal (migrasi) asimtomatik, Di tempat akhir radang di jaringan sekitar. Contoh:Ocular sparganosis radang berat dengan edema periorbital kebutaan. Cerebral sparganosis gangguan CNS. Proliferative sparganosis (S. proliferum)tumor pada sc di leher menyebar ke seluruh tubuh. Dapat berlangsung 5-25 tahun dan biasanya fatal.

  • TerapiPraziquantel dg total dosis 120 - 150 mg/kg BB diberikan selama 2 hari, dengan tingkat keberhasilan rendah.

    Operasi (mengambil sparganum)Cerebral sparganosis tidak efektif dengan praziquantel.

    Tidak ada tindakan yg efektif sparganum proliferum yg sudah menyebar.

  • PrevensiDaerah endemik (Asia: Cina, Jepang, Taiwan, Vietnam, Amerika: Florida, Venezuela, Paraguay). Dilarang minum air mentah yang mungkin mengandung copepodsPenyediaan air bersih. Pencegahan penggunaan hewan yang potensial terinfeksi untuk pengobatan.

  • Hymenolepis nana Siklus Hidup

  • EPIDEMIOLOGIPerkiraan 20 juta orang terinfeksi, terutama anak-anak.Penularan melalui menelan telur cacing ( dapat menyebabkan hiperinfeksi) atau menelan kutu beras (Tenebrio molitor) yang mengandung larva.

    KLINIK Telur yg tertelan onchosphere masuk ke mukosa usus larva (sistiserkoid) cacing dewasa (hymenolepiasis)Gejala Klinis: ringan: asimtomatik; berat: nyeri perut, diare, anoreksi, gejala tidak spesifik lainnya.

    TREATMENT DAN PREVENSI Praziquantel 25 mg/kg BB single oral doseNiklosamid, Nitazoxanide.

  • Hymenolepis diminutaMorfologi hampir sama dengan H. nana, ukuran lebih besar.Parasitik pada tikus, zoonotik bagi manusia.Dalam siklus hidup membutuhkan hospes intermedier arthropoda (kumbang tepung). Penularan: tertelannya kumbang tepung terinfeksi (sistiserkoid).

    KLINIK: hampir sama dengan H. nana, tidak ada hiperinfeksi.

    PENCEGAHAN: pengendalian tikus, mengkonsumsi tepung/ sereal matang, melindungi sereal siap konsumsi dari insekta atau tikus.

  • Diphyllidium caninumDipylidium caninum adalah parasit pada anjing-kucing, tersebar di seluruh dunia, pinjal sebagai hospes perantara.Hidupnya tergantung pada keberadaan pinjal dan anjing-kucing, kemampuan survive di luar tubuh sambil menunggu ditelan oleh pinjal.

  • Diphyllidium caninum Siklus hidup

  • MorfologiDipylidium caninum dewasa Bentuk: seperti pita, 40-50 cm. Tubuh: scolex, leher dan strobila. Scolex : mempunyai duri untuk melekat, tiap proglotid mengandung organ reproduksi. Identifikasi Dipylidium caninum berdasarkan segmen yang keluar melalui anus. Dipylidium caninum mempunyai porus genitalis yg terletak di lateral tiap segmen, dg dua proglotid tiap segmen. Segmen seperti biji mentimun, dan terlihat sangat aktif ketika keluar bersama feses.

  • Infeksi pada manusiaEpidemiologi:Terbanyak terjadi pada anak-anak, termasuk bayi. Pola infeksi : kemungkinan melalui kontak antara anak-anak dengan hewan peliharaan yang mengandung pinjal (menelan pinjal anjing/ kucing)Gejala Klinis: Asimtomatik - nyeri abdomen, diare, iritabilitas dan pruritus ani. Treatment Pengendalian:Praziquantel: single dose 5-10 mg/kg BB, NiklosamidePengobatan cacing dan kontrol pinjal pada anjing-kucing secara periodik.


Recommended