+ All Categories
Home > Documents > BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Date post: 17-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 9 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
55
Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine) Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2018/2019 hal 1 BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP 1. PENDAHULUAN Blok elektif dilaksanakan pada tahun ke 3 semester 6 dengan waktu keseluruhan selama 6 minggu. Pada blok ini mahasiswa dapat memilih dua topik yang diminati dari empat topik yang disediakan dalam blok ini, yaitu Entrepreneurship, Leadership, Alternative Medicine, dan Occupational Health. Masing-masing topik akan diselesaikan selama 3 minggu yang terdiri dari 2 minggu aktif dan 1 minggu ujian. Pada modul ini selanjutnya hanya membahas topik tentang Leadership. Blok ini akan dipelajari dengan menggunakan metode kuliah dan kegiatan mandiri/ kunjungan lapangan. 2. TUJUAN BLOK Setelah menyelesaikan blok leadership ini, mahasiswa akan mampu: Mendefinisikan pemimpin dan kepemimpinan Membedakan pemimpin formal, informal dan mengetahui etika profesi Pemimpin Memahami Pembentukan tim dan kaderisasi Mengetahui Teori kepemimpinan Mengetahui Pendekatan kepemimpinan Mengidentifikasi Tipe-tipe kepemimpinan Mengetahui Peranan pemimpin dan staf dalam manajemen Menerapkan Koordinasi Memahami Wewenang dan pendelegasian wewenang Melakukan Komunikasi dalam kepemimpinan Memahami Motivasi dalam kepemimpinan Memganalisa Konflik dan pengelolaan konflik Memahami Keputusan dan pengambilan keputusan 3. TOPIK YANG RELEVAN Definisi pemimpin dan kepemimpinan Pemimpin formal, informal dan etika profesi Pemimpin Pembentukan tim dan kaderisasi Teori kepemimpinan Pendekatan kepemimpinan Tipe-tipe kepemimpinan Koordinasi Peranan pemimpin dan staf dalam manajemen Wewenang dan pendelegasian wewenang Komunikasi dalam kepemimpinan Motivasi dalam kepemimpinan Konflik dan pengelolaan konflik
Transcript
Page 1: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2018/2019 hal 1

BLOK ELEKTIF

TOPIK LEADERSHIP

1. PENDAHULUAN

Blok elektif dilaksanakan pada tahun ke 3 semester 6 dengan waktu keseluruhan

selama 6 minggu. Pada blok ini mahasiswa dapat memilih dua topik yang diminati dari

empat topik yang disediakan dalam blok ini, yaitu Entrepreneurship, Leadership,

Alternative Medicine, dan Occupational Health. Masing-masing topik akan diselesaikan

selama 3 minggu yang terdiri dari 2 minggu aktif dan 1 minggu ujian. Pada modul ini

selanjutnya hanya membahas topik tentang Leadership.

Blok ini akan dipelajari dengan menggunakan metode kuliah dan kegiatan mandiri/

kunjungan lapangan.

2. TUJUAN BLOK

Setelah menyelesaikan blok leadership ini, mahasiswa akan mampu:

Mendefinisikan pemimpin dan kepemimpinan

Membedakan pemimpin formal, informal dan mengetahui etika profesi Pemimpin

Memahami Pembentukan tim dan kaderisasi

Mengetahui Teori kepemimpinan

Mengetahui Pendekatan kepemimpinan

Mengidentifikasi Tipe-tipe kepemimpinan

Mengetahui Peranan pemimpin dan staf dalam manajemen

Menerapkan Koordinasi

Memahami Wewenang dan pendelegasian wewenang

Melakukan Komunikasi dalam kepemimpinan

Memahami Motivasi dalam kepemimpinan

Memganalisa Konflik dan pengelolaan konflik

Memahami Keputusan dan pengambilan keputusan

3. TOPIK YANG RELEVAN

Definisi pemimpin dan kepemimpinan

Pemimpin formal, informal dan etika profesi Pemimpin

Pembentukan tim dan kaderisasi

Teori kepemimpinan

Pendekatan kepemimpinan

Tipe-tipe kepemimpinan

Koordinasi

Peranan pemimpin dan staf dalam manajemen

Wewenang dan pendelegasian wewenang

Komunikasi dalam kepemimpinan

Motivasi dalam kepemimpinan

Konflik dan pengelolaan konflik

Page 2: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2018/2019 hal 2

Keputusan dan pengambilan keputusan

4. TOPIC TREE

5. STRATEGI PEMBELAJARAN

5.1 Kuliah

Materi Kuliah Durasi Dosen

Definisi pemimpin dan

kepemimpinan

2 x 50 menit Dr.dr.H. Syamsul Arifin, M.Pd

Teori dan Pendekatan kepemimpinan 2 x 50 menit dr.H. Adenan, M.Kes

Pemimpin formal, informal dan etika

profesi Pemimpin

2 x 50 menit Fuazie Rahman, SKM, MPH

Koordinasi 2 x 50 menit Dr.dr.H. Syamsul Arifin, M.Pd

Komunikasi dalam kepemimpinan 2 x 50 menit dr.H. Adenan, M.Kes

Motivasi dalam kepemimpinan 2 x 50 menit Fuazie Rahman, SKM, MPH

Keputusan dan pengambilan

keputusan

2 x 50 menit dr.H. Adenan, M.Kes

5.2 Kunjungan lapangan :

1. melakukan pengamatan terhadap peran pemimpin dan staf dalam sebuah

organisasi

2. melakukan pengamatan terhadap tipe-tipe kepemimpinan

5.3 Diskusi :

a. Pertemuan pertama tentang konflik

b. Pertemuan kedua tentang wewenang dan pendelegasian wewenang

Leadership

Pendekatan

Kepemimpinan

Pengambilan

keputusan

Teori

kepemimpinan

pendelegasian

dan koordinasi

Tipe-tipe

kepemimpinan

Kaderisasi

dan

Motivasi

Konflik

Komunikasi

Page 3: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2018/2019 hal 3

5.4 Tugas Mandiri

Berupa tugas berupa tugas baca tentang topik Pembentukan tim dan kaderisasi,

selanjutnya membuat analisis dengan menjawab 5W + 1 H tentang kelompok yang

anda bentuk dalam menjalani kepaniteraaan klinik nanti.

6 PENILAIAN

6.1 Bentuk ujian

Untuk kuliah dan tutorial : ujian tulis

Untuk Kunjungan lapangan : penyusunan laporan kunjungan

6.2 Bentuk soal

Untuk kuliah dan tutorial : MCQ atau vignette

Untuk Kunjungan lapangan : presentase dan laporan

6.3 Komponen penilaian

1. Sumatif (memiliki prosentase dalam nilai akhir) terdiri atas:

a. Ujian tulis : 50 %

b. Presentase dan laporan : 40 %

c. Mandiri : 10 %

2. Formatif (tidak memiliki prosentase dalam nilai akhir namun dapat menjadi

prasyarat mengikuti ujian tulis), terdiri atas :

a. Kunjungan lapangan : menjadi prasyarat mengikuti ujian tulis. Apabila

tidak ikut serta dalam kunjungan lapangan tanpa alasan jelas tidak

diperkenankan mengikuti ujian tulis.

b. Etika : menjadi prasyarat mengikuti ujian tulis blok

d. Standar Penilaian

6.3.1.1.1 Mahasiswa harus lulus untuk setiap komponen penilaian, dengan

ketentuan sebagai berikut:

6.3.1.1.1.1 Nilai Bawah Lulus Ujian Tulis : 65

6.3.1.1.1.2 Nilai Bawah Lulus presentasi dan laporan : 70

6.3.1.1.2 Remediasi dilakukan jika mahasiswa tidak memenuhi nilai bawah lulus

ujian baik ujian tulis maupun laporan kunjungan. Remediasi hanya dilakukan

untuk komponen penilaian yang belum memenuhi nilai bawah lulus ujian dan

dilakukan pada akhir semester bersama-sama remediasi untuk blok lainnya pada

semester yang sama.

6.3.1.1.3 Penilaian akhir merupakan gabungan dari semua komponen penilaian di

atas dengan menggunakan PAP (criterion reference) dengan rentang penilaian

sebagai berikut:

Page 4: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2018/2019 hal 4

Taraf Penguasaan

Kemampuan Nilai (angka) Nilai (huruf) Bobot

80% - 100%

75% - 79%

70% - 74%

65% - 69%

60% - 64%

55% - 59%

50% - 54%

0% - 49%

80 – 100

75 – 79

70 – 74

65 – 69

60 – 64

55 – 59

50 – 54

00 – 49

A

B+

B

C+

C

D+

D

E

4

3,5

3

2,5

2

1,5

1

0

e.Cetak biru soal

No Departemen Jumlah

soal

1 Definisi pemimpin dan kepemimpinan 6

2 Pembentukan tim dan kaderisasi 6

3 Teori kepemimpinan 8

4 Pemimpin formal, informal dan etika profesi

Pemimpin

8

5 Koordinasi 7

6 Pendekatan kepemimpinan 10

7 Motivasi dalam kepemimpinan 7

8 Tipe-tipe kepemimpinan 10

9 Wewenang dan pendelegasian wewenang 8

10 Komunikasi dalam kepemimpinan 10

11 Konflik dan pengelolaan konflik 10

12 Keputusan dan pengambilan keputusan 10

TOTAL 100

7 TIM BLOK

Koordinator : Dr. dr. H. Syamsul Arifin, M.Pd

8 NARASUMBER

8.1 Dr. dr. H. Syamsul Arifin, M.Pd

8.2 dr.H. Adenan, M.Kes

8.3 Fauzie Rahman, SKM, M.Kes

Page 5: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi FK ULM TA 2018/2019 hal 5

9 REFERENSI

1. Arifin, Syamsul .Leadership (Seni dan Ilmu Kepemimpinan). Penerbit Mitra

Wacana Media, Jakarta. 2012

2. Kenneth N. Wexley dan Gary A.Yuki, Perilaku Organisasi dan Psikologi

Personalia, Jakarta: Bina Aksara,hlm. 189. 1988

3. Gumilar, Gumgum. Komunikasi dan Kepemimpinan Dalam Organisasi.

Disampaikan dalam Training Leadership yang diselenggarakan oleh Himpunan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unikom Bandung. Selasa, 8 April 2008

4. Siagian, S.P.1994. Teori dan Praktek Kepemimpinan .Jakarta : Rineka Cipta

5. Rivai, V. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

6. Gumilar G. Kepemimpinan dalam organisasi. Diajukan pada Penalaran dan

Keilmuan Keorganisasian Manajemen Informatika, selasa 22 Juni 2004, Bandung:

Universitas Komputer Indonesia, 2004.

7. Sarros JC & Butchatsky O. Leadership, Australia's Top CEOs: Finding out what

makes them the best. Sydney: Harper Business, 1996.

8. Winardi, 2000 Kepemimpinan dalam manajemen. PT Rineka Cipta. Jakarta.

9. Wursanto. Dasar-dasar ilmu Organisasi. Yogyakarta; Andi Yogyakarta, 2003

10. Salusu J. Pengambilan Keputusan Stratejik. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia,1996.

11. Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Managemen. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.

Page 6: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 6

10 JADWAL KEGIATAN

Minggu 1 (5 s.d 9 November 2018)

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

08.00-08.50 Kuliah

Kuliah :

Pemimpin formal,

informal dan etika

profesi Pemimpin

Tugas Mandiri

Pembentukan Tim

dan Kaderisasi

09.00-09.50 Pengantar Topik Kuliah:

Teori dan Pendekatan

Kepemimpinan

Kuliah :

Koordinasi 10.00-10.50 Kuliah

Definisi Pemimpin

dan kepemimpinan 11.00-11.50

12.00-12.50 Diskusi skenario 1

13.00-13.50

14.00-14.50

15.00-15.50

Minggu 2 ( 12 s.d 16 November 2018)

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

08.00-08.50

09.00-09.50 Kuliah Pakar

Skenario 1

(Fauzie Rahman,

SKM, MPH)

Kuliah

Komunikasi dalam

kepemimpinan

Kuliah :

Motivasi dalam

kepemimpinan

Kuliah

Pengambilan

Keputusan

Kunjungan

Lapangan 10.00-10.50

11.00-11.50

12.00-12.50 Diskusi

skenario 2

13.00-13.50

14.00-14.50

15.00-15.50

16.00-16.50

Page 7: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 7

Minggu 3 (19 – 23 November 2018)

SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

08.00-08.50

LIBUR NASIONAL

Pengumpulan

Tugas mandiri

dan Laporan

Revisi

Ujian Tulis 09.00-09.50 Kuliah Pakar

Skenario 2

(dr.H.Adenan,

M.Kes)

Presentasi Laporan

Kunjungan

10.00-10.50

11.00-11.50

12.00-12.50

13.00-13.50

14.00-14.50

15.00-15.50

16.00-16.50

Page 8: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 8

11. EVALUASI TOPIK

Topik dikatakan berhasil apabila:

a. Kehadiran mahasiswa

Kuliah : minimal 80%

Kunjungan lapangan : 100%

b. Kehadiran narasumber : 100%

c. Tingkat kelulusan mahasiswa : 100%

d. Kualitas kelulusan mahasiswa : Nilai Blok 100% memenuhi NBL

Page 9: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 9

FORMAT LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN KEPEMIMPINAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 TUJUAN PENULISAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GAMBARAN UMUM SUMBERDAYA MANUSIA

3.1 Jumlah SDM

3.2 Jenis Kelamin SDM

3.3 Pendidikan SDM

3.4 Golongan Umur SDM

3.5. Masa Kerja SDM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 TEMUAN LAPANGAN

4.2 PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

5.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA:

LAMPIRAN: dokumentasi saat kunjungan lapangan

Page 10: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 10

Lampiran : Bahan Diskusi

Kasus I

Sebuah RSUD dengan 236 tempat tidur dan BOR 65%, sejak dua tahun yang lalu di

pimpin oleh seorang dokter senior. Dalam menjalankan fungsi manajerialnya banyak

sekali dipengaruhi oleh karakter kepribadiannya yang bersifat keras kepala dan kurang

kooperatif. Komunikasinya dengan para dokter rumah sakit tidak berjalan dengan baik.

Komunikasi dan kerjasamanya dengan Pemerintah Daerah terutama Kepala Dinkes dan

Walokota tidak berjalan dengan baik. Akibatnya setelah satu tahun menjabat mulai

timbul konflik, baik intern dan ekstern.

Kasus 2

Seorang dokter baru yang dipercaya memimpin sebuah sebuah puskesmas yang pada satu

tahun terakhir terlihat tanda-tanda semangat kerja yang menurun, tugas-tugas banyak yang

tertunda, pada jam-jam tertentu banyak karyawan yang tidak ada di tempat, sehingga

sering ,muuncul masalah antara keluarga pasien dengan pihak pusk`esmas. Di bagian

administrasi banyak karyawan yang mengeluh masalah gaji yang tidak cukup. Para

karyawan akan melaksanakan tugas bila ada perintah dari atasan. Setelah mengkaji hal-hal

di atas, salah satu teknik yang diambil pimpinan baru tersebut dengan memberikan

wewenang/pendelegasian wewenang tugas dan tanggung jawab kepada bawahannya sesuai

dengan bidangnya masing-masing.

Page 11: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 11

BLOK ELEKTIF

TOPIK ALTERNATIVE MEDICINE

Page 12: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 12

BLOK ELEKTIF

TOPIK ALTERNATIVE MEDICINE

1. Pendahuluan

Blok alternative medicine akan dilaksanakan pada fase II semester VII. Blok ini

akan diselenggarakan selama 3 minggu, yang terdiri dari 2 minggu digunakan untuk

pembelajaran dan 1 minggu digunakan untuk ujian. Mahasiswa akan belajar mengenai

pengobatan alternatif yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama

penduduk Kalimantan Selatan. Pengobatan ini meliputi pengobatan menggunakan herbal

(tanaman) dan menggunakan akupunktur/acupressure. Berbagai penyakit yang dapat

disembuhkan dengan pengobatan herbal dan akupunktur/accuprssure, termasuk masalah

yang mungkin muncul akibatnya. Kemandirian dan keaktifan mahasiswa dalam belajar dan

pencarian informasi terbaru perlu ditekankan untuk menunjang kedinamisan pelaksanaan

kegiatan dalam blok secara keseluruhan.

Selain pemahaman terhadap materi-materi terkait, juga diperlukan praktek untuk

mendukung teori yang diajarkan berupa praktikum baik yang terkait dengan pengobatan

menggunakan herbal maupun akupunktur/acupressure.

Mahasiswa juga akan mempelajari sikap profesionalisme yang terkait dengan topik

di atas. Oleh karena itu, pada blok ini akan digunakan strategi pembelajaran berupa metode

kuliah dan praktikum.

2. Tujuan Blok

Pada akhir blok, mahasiswa kedokteran diharapkan akan mampu:

1. Mengetahui penggunaan bahan-bahan dan metode alternatif yang dapat digunakan

untuk pengobatan

2. Mengetahui undang-undang yang mengatur tentang obat tradisional

3. Mengetahui tahap-tahap pengembangan obat tradisional

4. Mengetahui kandungan tanaman yang berkhasiat obat

5. Mampu melakukan pengekstraksian dan pengujian tanaman yang akan digunakan untuk

pengobatan

6. Mampu melakukan pengujian kualitatif kandungan tanaman berkhasiat obat

7. Mengetahui prinsip terapi acupressure/akupunktur

8. Mengetahu titik-titik acupressure yang digunakan untuk aplikasi kasus dokter umum

9. Mampu melakukan acupressure untuk kasus-kasus sederhana

3. Topik yang Relevan

Farmakologi

Topik 1. Pengantar Obat Tradisional

Topik 2. Undang-undang obat tradisional

Topik 3. Pengembangan obat tradisional

Topik 4. Ekstraksi

Topik 5. Penapisan Fitokimia & kromatografi

Page 13: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 13

Akupunktur/acupressure

Topik 1. Falsafah acupressure/akupunktur

Topik 2. Pengenalan Meridien

Topik 3. Fisiologi accupressure/akupunktur

Topik 4. Teknik Accupressure

Topik 5. Pengenalan titik-titik pada aplikasi kasus dokter umum

4. Topik Tree

5. Metode Pembelajaran

1. Kuliah

Kuliah akan diberikan oleh dosen yang berkompeten dengan waktu maksimal 3 x

50 menit/kali pertemuan. Pada saat kuliah diharapkan terjadi pembicaraan 2 arah

antara mahasiswa dan dosen. Dosen diharapkan menggunakan metode-metode

perkuliahan efektif yang telah diperoleh pada waktu pelatihan, sehingga dosen

tidak mendominasi kelas. Pendalaman materi akan diperoleh mahasiswa melalui

tutorial dan belajar mandiri. Adapun materi kuliah yang akan diberikan meliputi :

Farmakologi

Pengantar Obat Tradisional (1 x 50 menit)

Undang-undang obat tradisional (2 x 50 menit)

Pengembangan obat tradisional (2 x 50 menit)

Ekstraksi (3 x 50 menit)

Penapisan Fitokimia & kromatografi (2 x 50 menit)

Akupunktur/acupressure

Falsafah acupressure/akupunktur (2 x 50 menit)

Pengenalan Meridien (2 x 50 menit)

Fisiologi accupressure/akupunktur (1 x 50 menit)

Teknik accupressure (1 x 50 menit)

Pengenalan titik-titik pada aplikasi kasus dokter umum (2 x 50 menit)

2. Praktikum

Pada blok ini akan dilakukan kegiatan praktikum yang bertujuan :

(1) memperkuat teori yang diberikan dan atau (2) melatih keterampilan untuk

pengembangan obat herbal dan accupressur. Praktikum akan dilangsungkan di

laboratorium terkait dengan waktu maksimal 3 x 50 menit/kali praktikum melalui

ALTERNATIVE

MEDICINE

Accupressure/akupunktur

Herbal medicine

Page 14: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 14

praktek langsung maupun demonstrasi. Materi praktikum yang harus diikuti

mahasiswa meliputi :

a. Farmakologi

- Ekstraksi (3 x 50 menit)

- Penapisan fitokimia (3 x 50 menit)

- Pembuatan Obat Tradisional I (3 x 50 menit)

- Pembuatan Obat Tradisional II (3 x 50 menit)

b. Acupressure

- Praktikum I (3 x 50 menit)

- Praktikum II (3 x 50 menit)

3. Mandiri

Strategi pembelajaran lainnya yang digunakan pada blok ini adalah belajar mandiri.

Tujuan belajar mandiri yaitu memperdalam materi yang diberikan pada saat

perkuliahan, mencari penjelasan untuk menjawab sasaran belajar yang ditetapkan

pada saat tutorial, mempelajari materi-materi yang tidak diberikan pada saat

perkuliahan namun terkait dengan tujuan blok serta mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh dosen. Untuk belajar mandiri disediakan waktu 50-150 menit per

kegiatan. Belajar mandiri dapat dilakukan di perpustakaan, di ruang internet, di

rumah dan tempat lain baik secara perorangan maupun kelompok.

5. Sistem Penilaian

A. Bentuk ujian

Ujian teori dalam bentuk ujian tulis.

B. Bentuk soal

Soal ujian teori dibuat dengan tipe Multiple Choice Question (MCQ). Soal dibuat

berdasarkan cetak biru yang telah ditetapkan dengan mengacu pada standar

pembuatan soal.

C. Penilaian

a. Formatif, yang merupakan prasyarat ujian:

Kehadiran di perkuliahan : 80%

Kehadiran praktikum : 100%

Etika pada praktikum : sufficient (berbasis checklist)

Etika pada perkuliahan : sufficient (berbasis checklist)

b. Sumatif :

Ujian tulis berupa soal MCQ (vignette & nonvignette: pilihan ganda dengan

satu jawaban benar) : 60%

Praktikum : 30%

Mandiri : 10%

c. Standar Penilaian

Standar penilaian menggunakan PAP/criterion-reference dengan nilai patokan

berdasarkan aturan institusi.

Page 15: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 15

Tabel 1. Standar penilaian yang digunakan pada blok elektif

Nilai Angka Nilai Huruf Konversi IP

≥ 80 A 4

75,00 - 79,99 B+ 3,5

70,00 - 74,99 B 3

65,00 - 69,99 C+ 2,5

60,00 - 64,99 C 2

55,00 - 59,99 D+ 1,5

50,00 - 54,99 D 1

<50,00 E 0

d. Remediasi:

Jika nilai ujian tulis berada di bawah nilai lulus (NBL) 65 maka mahasiswa

diberikan kesempatan untuk memperbaiki nilai ujian tulis dan keterampilan yang

dilakukan di minggu terakhir blok.

Apabila setelah remediasi I, nilai akhir blok masih berada di bawah nilai batas

lulus blok, maka akan dilakukan remedial II untuk ujian tulis. Setelah dilakukan

remediasi II maka nilai maksimal blok yang akan diperoleh adalah C.

Apabila setelah remediasi II, nilai akhir blok masih berada di bawah nilai batas

lulus blok, maka mahasiswa diwajikan mengulang blok.

e. Cetak biru soal ujian

Tabel 2. Cetak biru soal ujian tulis blok elektif

Sasaran belajar

Bagian

Farmakologi Accupressure/

Akupunktur

Mengetahui penggunaan bahan-bahan dan

metode alternatif yang dapat digunakan untuk

pengobatan

4 4

Mengetahui undang-undang yang mengatur

tentang obat tradisional 8

Mengetahui metode ekstraksi obat tradisional 16

Mengetahui kandungan tanaman yang

berkhasiat obat 8

Mengetahui golongan kandungan dan cara

pengujian obat tradisional 12

Mengetahui prinsip terapi

acupressure/akupunktur 12

Mengetahui titik-titik acupressure yang

digunakan untuk aplikasi kasus dokter umum 12

T O T A L = 75 43 32

7. Tim Topik

Sekretaris : Dr. Isnaini, S.Si., Apt., M.Si

Page 16: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 16

8. Daftar Kontributor blok

Bagian Farmakologi/farmasi

Bagian Akupunktur/accupressure

9. Narasumber:

Narasumber yang akan memberikan kuliah pada blok ini disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Daftar nama dosen pemberi materi kuliah

NO BAGIAN DOSEN MATERI KULIAH

1 Farmakologi Dr. Isnaini, S.Si., Apt., M.Si Pengantar Obat Tradisional

Pengembangan Obat

Tradisional

Undang-undang Obat

Tradisional

Penapisan Fitokimia &

Kromatografi

Metode Ekstraksi

2 Accupressure/

Akupunktur

Dr Pagan Pambudi, SpS Falsafah

acupressure/akupunktur

Pengenalan Meridien

Fisiologi

acupressure/akupunktur

Teknik Accupuressure

Pengenalan titik-titik pada

aplikasi dokter umum

10. Referensi

Blok ini ditunjang oleh referensi sebagai berikut :

1. Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI, Jakarta

2. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI, Jakarta

3. Depkes RI. 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI, Jakarta

4. Gunawan, D., dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid I. Penebar

Swadaya. Jakarta

5. Dewoto, H.R. 2007. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka.

Majalah Kedokteran Indonesia 57 (7) : 205 - 211

6. Stein, A. 2005. Accupressure guide to aleviate Headache, Neck and Join paint, anxiety

attack and Other Ailments. Authorhouse

7. Focks, C. 2008. Atlas of Acupuncture 1st edition. Munchen-Churchil-livingstone

8. Gala, D. Be Your Own Doctor with Acupressure. Ahmadabad. Navnet Publication.

9. Saputra, K. Indrawati A. 2009. Akupunktur Indonesia. Surabaya. Airlangga University

Press

10. White A, Cumming M, Filshie J, 2008. An Introduction to Western Medical

Acupuncture. New York. Churchil-Livingstone

Page 17: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 17

11. JADUAL KEGIATAN BLOK ELEKTIF (ALTERNATIVE MEDICINE)

Minggu I (12 - 16 Nopember 2018)

Jam SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

08.00-09.00

09.00-10.00 Kuliah:

Pengantar Obat

Tradisional

Kuliah:

Undang-undang obat

tradisional

Kuliah:

Ekstraksi

10.00-11.00

11.00-12.00

12.00-13.00 Kuliah: Pengembangan Obat

Tradisional

Praktikum

Ekstraksi

13.00-14.00 Kuliah:

Falsafah

acupressure/Akupunktur

Kuliah:

Pengenalan titik-titik

accupressur pada

aplikasi kasus dokter

umum

14.00-15.00

15.00-16.00 Kuliah:

Fisiologi acupressure

16.00-17.00

17.00-18.00

Page 18: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 18

Minggu II (12 – 16 Nopember 2018)

Jam SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

08.00-09.00

09.00-10.00 Kuliah: Penapisan fitokimia &

kromatografi Praktikum

Penapisan fitokimia

Praktikum

Akupunktur II 10.00-11.00

11.00-12.00

12.00-13.00

13.00-14.00 Kuliah:

Pengenalan Meridien

Praktikum

Akupunktur I

14.00-15.00

15.00-16.00 Kuliah:

Teknik acupressure

16.00-17.00

17.00-18.00

Minggu III (19 – 23 Nopember 2018)

Jam SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

08.00-09.00

LIBUR

BERSAMA

09.00-10.00 Praktikum:

Pembuatan Obat

Tradisional I

Praktikum:

Pembuatan Obat

Tradisional II

Ujian Blok 10.00-11.00

11.00-12.00

12.00-13.00

13.00-14.00

14.00-15.00

15.00-16.00

16.00-17.00

17.00-18.00

Page 19: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 19

12. Evaluasi Blok

Blok dinyatakan berhasil apabila memenuhi kriteria seperti pada tabel 3

Tabel 3. Indikator keberhasilan blok

Indikator Alat ukur Target

Kehadiran mahasiswa DHMD Kuliah > 80%

Praktikum : 100%

Kehadiran tutor dan

instruktur

Daftar hadir dosen 100%

Tingkat kelulusan DPNA 100%

Kualitas kelulusan DPNA IP Blok >2,75

Page 20: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 20

EKSTRAKSI

Nita Fujiarti, SFarm, Apt, MPH

Alam memberikan kepada kita bahan alam yang terdapat di darat dan di laut berupa

tumbuhan, hewan dan mineral yang jika diidentifikasi dan menentukan sistematikanya

akan diperoleh bahan alam yang dapat berkhasiat sebagai obat. Jika bahan alam yang

berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh

bahan yang siap pakai atau simplisia.

Simplisia (obat gubal), merupakan bahan alamiah yang digunakan sebagai obat

yang belum mengalami perubahan apapun kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang

dikeringkan. Ada beberapa jenis simplisia, yaitu:

1. Simplisia Nabati adalah tanaman atau bagian tanaman yang telah dikeringkan. Bagian

yang dibuat simplisia bisa seluruh tanaman atau hanya sebagian. Yang dimaksudkan

sebagian bisa berupa batang, kulit batang, akar, daun, umbi, bunga, buah atau biji

tanaman.

2. Simplisia Hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat

yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

3. Simplisia Mineral adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah

atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

Tahapan Pengolahan Simplisia:

1. Pemanenan

Penentuan saat panen suatu tanaman obat hendaknya selalu diingat akan kuantitas

dan kualitas simplisia. Hal ini mengingat jumlah zat berkhasiat dalam tanaman tidak selalu

konstan sepanjang tahun atau selama siklus hidupnya, tetapi selalu berubah dipengaruhi

oleh perubahan lingkungan. Misalnya tanaman Kelembak (Rheum Officinale) tidak

mengandung derivate antrakinon dalam musim dingin, melainkan antranol, yang diubah

menjadi antrakinon pada musim panas. Umur tanaman umumnya juga merupakan faktor

penting dalam akumulasi bahan yang diinginkan.

Beberapa penentuan (pedoman) yang harus diperhatikan saat panen:

a. Biji (semen) dipanen pada saat buah sudah tua atau buah mengering, misalnya biji

kedawung.

b. Buah (fructus) dikumpulkan pada saat buah sudah masak atau sudah tua tetapi belum

masak, misalnya Iada (misalnya pada pemanenan lada, kalau dilakukan pada saat buah

sudah tua tetapi belum masak akan dihasilkan lada hitam (Piperis nigri Fructus); tetapi

kalau sudah masak akan dihasilkan lada putih (Piperis aIbi Fructus).

c. Daun (folia) dikumpulkan pada saat tumbuhan menjelang berbunga atau sedang

berbunga tetapi belum berbuah atau sewaktu proses fotosintesa maksimal yaitu

sebelum pembentukan buah, misalnya tanaman Saga (Abrus praecatorius).

d. Bunga (flores/flos) dipanen pada saat masih kuncup (misalnya cengkeh atau melati)

atau tepat mekar (misalnya bunga mawar, bunga srigading).

e. Kulit batang (cortex) diambil dari tanaman atau tumbuhan yang telah tua atau umun

yang tepat, sebaiknya pada musim kemarau sehingga kulit kayu mudah dikelupas.

f. Umbi Iapis (bulbus) dipanen pada waktu umbi mencapai besar optimum, yaitu pada

waktu bagian atas tanaman sudah mulai mengering (misalnya bawang putih dan

bawang merah).

g. Rimpang atau “empon-empon (rhizome) dipanen pada waktu pertumbuhan maksimal

dan bagian di atas tanah sudah mulai mengering, yaitu pada permulaan musim

kemarau.

Page 21: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 21

2. Pengumpulan

Pada tahapan ini simplisia langsung diangkut dari tempat panen dan diletakkan di

tempat yang terlindung matahari langsung, serta harus diperhatikan pengaruh kontaminan

dan mikroorganisme.

3. Sortasi basah

Sortasi basah merupakan tahap awal pemisahan atau pemilahan simplisia dengan

bahan pengotor (impurity) yang terbawa saat pemanenan.

4. Pencucian

Pencucian dilakukan menggunakan air mengalir untuk menghilangkan debu serta

pengotor yang melekat, kemudian sesudah dicuci, bahan diangin-anginkan untuk

mengurangi air yang menempel.

5. Pengeringan

Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera

dikeringkan. Tujuan utama proses pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk

menjamin dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya

proses atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.

Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran udara

(ventilasi). Sumber suhu dapat berasal dari sinar matahari atau panas buatan.

Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau

komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan

aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida,

umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 60oC.

Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan, hendaknya simplisia

jangan ditumpuk terlalu tebal dan sebelum dikeringkan simplisia yang berukuran besar

dirajang agar ukuran menjadi lebih kecil, sehingga proses penguapan dapat berlangsung

dengan cepat. Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia

menjadi lebih menarik. Misalnya pada pengeringan Temulawak, suhu awal pengeringan

dengan panas buatan antara 50o-55oC. Pengeringan simplisia, dapat dilakukan

menggunakan: Almari pengering, Oven maupun dibawah sinar matahari.

6. Sortasi kering

Sortasi kering merupakan tahapan kedua pemisahan atau pemilahan simplisia

dengan bahan pengotor (impurity).

7. Pengawetan

Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau

cemaran mikroba dengan penambahan kloroform, eter atau pemberian bahan atau

penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan

kesehatan.

8. Pengemasan

Pengemasan simplisia dilakukan untuk mempertahankan mutu simplisia dalam

penyimpanan.

Setelah diperoleh simpisia, proses selanjutnya ialah penyarian isi atau kandungan

zat aktif dari simplisia melalui proses yang disebut ekstraksi. Ekstraksi atau penyarian

Page 22: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 22

merupakan peristiwa perubahan massa zat aktif yang berada di dalam sel, ditarik oleh

cairan penyari sehingga zat aktif larut di dalam cairan penyari. Pada umumnya penyarian

akan bertambah baik bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan penyari

semakin luas.

Istilah ekstraksi hanya digunakan untuk penyarian zat-zat dari bahan asal dengan

menggunakan cairan penyari/penarik/pelarut. Cairan penyari yang dipergunakan disebut

menstrum, ampasnya disebut marc atau faeces, cairan yang dipisahkan disebut

macerate/liquid/colatura/solution atau perkolat.

Tujuan utama dari proses ekstraksi adalah untuk mendapatkan zat-zat yang

berkhasiat sebanyak mungkin, supaya lebih mudah digunakan daripada simplisia asal.

Begitu juga penyimpanan dan tujuan pengobatannya terjamin sebab pada umumnya

simplisia terdapat dalam keadaan tercampur yang memerlukan cara-cara penyarian dan

cairan-cairan penyari tertentu.

Syarat cairan penyari:

• Sifat cairan penyari yaitu harus dapat melarutkan senyawa yang diinginkan, “like

dissolved like”

• Mudah dihilangkan/dipisahkan/diuapkan

• Inert

• Tidak beracun

• Tidak mudah terbakar

• Pelarut dimurnikan dengan destilasi berulangkali

Macam-macam cairan penyari:

1. Air

Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang luas, pada suhu

kamar adalah pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat misalnya: garam-garam

alkaloida, glikosida, asam tumbuh-tumbuhan, zat warna dan garam-garam mineral.

Kelemahan penggunaan pelarut air, yaitu tidak bisa bertahan lama karena merupakan

media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan jamur.

2. Etanol

Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu, umumnya pelarut yang baik

untuk alkaloida, glikosida, dammar-damar, minyak atsiri. Tetapi tidak cocok untuk

melarutkan jenis-jenis gom, gula dan albumin.

3. Glycerinum (Gliserin)

Terutama digunakan sebagai cairan penambah pada cairan menstrum, untuk

penarikan simplisia yang mengandung zat samak. Gliserin adalah pelarut yang baik

untuk tannin-tanin dan hasil-hasil oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut

dalam gliserin. Karena cairan ini tidak atsiri, tidak sesuai untuk pembuatan ekstrak

kering.

4. Eter

Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat untuk pembuatan

sediaan obat dalam atau sediaan yang nantinya disimpan lama.

Page 23: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 23

5. Hexane

Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak tanah kasar. Pelarut

yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-minyak.

6. Aceton

Tidak dipergunakan untuk sediaan obat dalam, dengan bau yang tidak enak dan

sukar hilang dari sediaan. Pelarut yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak

atsiri dan damar.

7. Cholorform

Tidak dipergunakan untuk sediaan obat dalam, karena efek farmakologinya.

Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida, damar, minyak lemak dan minyak atsiri.

Metode penyarian merupakan salah satu bagian dari isolasi bahan alam. Metode

dasar penyarian adalah maserasi, perkolasi, dan sokletasi serta infundasi. Pemilihan

terhadap metode tersebut disesuaikan dengan kepentingan dalam memperoleh sari yang

baik. Berdasarkan cairan penyarinya, metode penyarian dapat dibedakan:

a. Dengan pelarut organik, yaitu metode: Perkolasi, Maserasi, Sokletasi

b. Dengan pelarut air, yaitu metode: Infundasi, Dekoksi, Hidrodestilasi

Metode penyarian:

1. Maserasi

Maserasi adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara merendam simplisia

tersebut dalam cairan penyari pada suhu 15-25oC. Maserasi juga merupakan proses

pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.

2. Perkolasi

Perkolasi merupakan cara penyarian menggunakan alat (perkolator) yang

simplisianya terendam dalam cairan penyari, dimana zat-zatnya terlarut dan larutan

tersebut akan menetes secara beraturan keluar dan diulangi dengan beberapa kali

penyarian.

Keuntungan dari metode perkolasi ialah preparat yang didapat dalam bentuk pekat

dan berarti penghematan menstrum. Secara umum perkolasi dipergunakan untuk

pembuatan ekstrak cair yang simplisianya mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan

atau rusak oleh pemanasan.

3. Sokletasi

Sokletasi merupakan penyarian berkesinambungan menggunakan alat yang disebut

Soxlet. Penyarian berkesinambungan menggabungkan dua proses. Uap cairan penyari naik

ke atas melalui pipa samping. Kemudian diembunkan kembali oleh pendingin balik. Cairan

turun ke labu melalui tabung yang berisi serbuk simplisia. Cairan penyari sambil turun

melarutkan zat aktif serbuk simplisia. Karena adanya sifon setelah pelarut mencapai

permukaan sifon, seluruh cairan akan kembali ke labu. Cara ini lebih menguntungkan

karena uap panas tidak melalui serbuk simplisia, tetapi melalui pipa samping. Keuntungan

lainnya adalah cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh

hasil yang lebih pekat. Serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni, sehingga

dapat menyari zat aktif lebih banyak. Penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan

tanpa menambah volume cairan penyari. Sedangkan kerugian dari metode Sokletasi adalah

Page 24: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 24

larutan dipanaskan terus menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan pemanasan kurang

cocok.

4. Infundasi

Infundasi adalah proses penyarian simplisia nabati menggunakan cairan penyari

pada suhu 90oC selama 15 menit. Cara penyariannya ialah dengan mencampurkan

simplisia sesuai dengan derajat halusnya dengan air secukupnya di dalam panci infus.

Panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90oC sambil

sesekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya

melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki. Infus Daun Sena dan

simplisia yang mengandung minyak atsiri, diserkai setelah din gin dan tidak boleh diperas.

Asam jawa sebelum dibuat infus dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga

memperoleh massa seperti bubur, buah Adas Manis dan buah Adas harus dipecah terlebih

dahulu. Infus yang tidak mengandung bahan berkhasiat keras dibuat dengan menggunakan

10% simplisia.

UNDANG-UNDANG OBAT TRADISIONAL

Obat tradisional (OT) adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan,

hewan, mineral, sediaan galenik (sarian) atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara

turun temurun telah digunakan untuk pengobatan. Sumber obat tradisional lebih banyak

berasal dari tumbuhan, maka obat tradisional sering diidentikkan dengan tanaman obat

(herbal medicine).

Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS), menyebutkan obat tradisional

merupakan bahan atau ramuan bahan tumbuhan, hewan, mineral, termasuk biota laut atau

sediaan galenik yang telah digunakan secara turun temurun dan telah uji pra klinik/klinik

seperti obat herbal terstandar dan fitofarmaka untuk menjembatani pengembangan obat

tradisional kearah pemanfaatan dalam pelayanan kesehatan formal dan pemanfaatan

sumber daya alam Indonesia.

Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara

dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris

yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat.

Pada Sistem Kesehatan nasional (SKN) disebutkan bahwa pengembangan dan

peningkatan obat tradisional ditujukan agar diperoleh obat tradisional yang bermutu tinggi,

aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah dan dimanfaatkan secara luas, baik

untuk pengobatan sendiri oleh masyarakat maupun digunakan dalam pelayanan kesehatan

formal.

Obat tradisional telah diterima secara luas di Negara-negara yang tergolong

berpenghasilan rendah sampai sedang. Bahkan di beberapa Negara berkembang obat

tradisional telah dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan terutama dalam pelayanan

kesehatan strata pertama. Sementara itu menurut data World Health Organitation (WHO)

di banyak negara maju (60%) penggunaan obat tradisional makin populer.

Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya bangsa

dan banyak dimanfaatkan masyarakat sejak berabad-abad yang lalu, namun demikian pada

umumnya efektivitas dan keamanannya belum sepenuhnya didukung oleh penelitian yang

memadai. Mengingat hal tersebut dan menyadari bahwa Indonesia sebagai mega-senter

Page 25: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 25

tanaman obat di dunia, maka perlu disusun suatu kebijakan untuk obat tradisional yang

dapat menjadi acuan semua pihak yang terkait didalamnya.

Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS) berdasarkan KepMenKes RI.

No:381/Menkes/SK/III/2007 adalah dokumen resmi yang berisi pernyataan komitmen

semua pihak yang menetapkan tujuan dan sasaran nasional di bidang obat tradisional

beserta prioritas, strategi dan peran berbagai pihak dalam penerapan komponen-komponen

pokok kebijakan untuk pencapaian tujuan pembangunan nasional khususnya di bidang

kesehatan.

Tujuan KOTRANAS adalah:

1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam (SDA) & ramuan tradisional secara

berkelanjutan untuk digunakan sebagai OT dalam upaya peningkatan pelayanan

kesehatan.

2. Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia secara lintas sektor agar mempunyai

daya saing sebagai sumber ekonomi masyarakat dan devisa negara yang berkelanjutan.

3. Tersedianya OT yang terjamin mutu khasiat dan keamanannya, teruji secara ilmiah dan

dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam pelayanan

kesehatan formal.

4. Menjadikan OT sebagai komoditi unggul yang memberikan multi manfaat yaitu

meningkatkan ekonomi masyarakat, memberikan peluang kesempatan kerja dan

mengurangi kemiskinan

Ruang Lingkup KOTRANAS adalah:

Ruang lingkup KOTRANAS meliputi pembangunan di bidang OT untuk

mendukung pembangunan kesehatan dan ekonomi dalam upaya mendapatkan sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas.

Pemanfaatan dan pengembangan obat tradisional di berbagai daerah di Indonesia

yang merupakan warisan turun temurun berdasarkan pengalaman/empirik selanjutnya

berkembang melalui pembuktian ilmiah melalui uji pra-klinik dan uji klinik. Obat

tradisional yang didasarkan pada pendekatan “warisan turun temurun” dan pendekatan

empirik disebut jamu, sedangkan yang berdasarkan pendekatan ilmiah melalui uji pra-

klinik disebut obat herbal terstandar dan yang telah melalui uji klinik disebut fitofarmaka.

POKOK-POKOK DAN LANGKAH-LANGKAH KEBIJAKAN

Upaya pengembangan OT merupakan rangkaian kegiatan panjang, bidang yang

luas dengan permasalahan yang kompleks serta melibatkan banyak pihak. Sementara itu

sumber daya untuk itu sangat terbatas. Sehingga upaya pengembangannya harus dilakukan

dengan langkah-langkah terpadu dan komprehensif, melibatkan semua sector dan program

terkait. Maka diperlukan adanya pokok-pokok dan langkah-langkah kebijakan yang jelas

dan merupakan komitmen semua pihak yang terkait hal-hal sebagai berikut:

a. Budidaya dan Konservasi sumber daya obat tradisional

Sasaran:

Tersedianya secara berkesinambungan bahan baku OT yang memenuhi standar

mutu yang dapat dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat

Langkah kebijakan:

1. Peningkatan pengembangan lintas program untuk penetapan komoditas dan

pengembangan tumbuhan obat unggulan.

Page 26: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 26

2. Peningkatan SDM dengan pendidikan dan pelatihan untuk menyediakan SDM

kompeten dalam penyediaan bahan alam untuk bahan baku OT.

3. Peningkatan produksi mutu dan daya saing komoditas tumbuhan unggulan melalui

Good Agriculture Practices(GAP), Good Agriculture Collecting Practices (GACP)

& (SOP) masing2 komoditas.

4. Pelaksanaan survei dan evaluasi secara menyeluruh tumbuhan obat yang dapat

dimanfaatkan.

5. Pemetaan kesesuaian lahan, yang menunjukkan daerah-daerah potensial untuk

pengembangan tumbuhan obat.

6. Pelaksanaan konservasi untuk mencegah kepunahan akibat eksplotasi berlebihan

maupun biopiracy melalui regulasi, penelitian dan pengembangan.

7. Pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan budidaya dan konservasi SDA.

8. Pembentukan Bank Plasma Nutfah/sumber genetik tumbuhan obat.

b. Keamanan dan Khasiat Obat Tradisional

Sasaran:

OT yang beredar memenuhi persyaratan keamanan dan khasiat.

Langkah kebijakan:

1. Pengembangan inventarisasi data uji praklinik.

2. Penapisan berdasarkan data uji praklinik dan data ekonomi.

3. Pengembangan uji klinik terhadap tumbuhan obat /ramuan hasil penapisan.

4. Pembentukan forum komunikasi lintas sektor dan program antara pemerintah pusat,

propinsi, kabupaten kota dan institusi terkait.

c. Mutu Obat Tradisional

Sasaran:

OT dan bahan OT yg beredar memenuhi persyaratan mutu.

Langkah kebijakan:

1. Penyusunan spesifikasi tumbuhan obat.

2. Penyusunan spesifikasi dan standar bahan baku/revisi Materia Medika Indonesia.

3. Penyusunan spesifikasi dan standar sediaan galenik.

4. Penyusunan dan penerapan sistem mutu untuk penanganan pasca panen dan

pengolahan produk.

5. Penyusunan Farmakope OT Indonesia.

d. Aksesibilitas

Sasaran:

Sarana pelayanan kesehatan dan masyarakat dapat memperoleh OT yang telah

memenuhi keamanan dan mutu serta terbukti khasiatnya sesuai kebutuhan dengan

harga yang terjangkau.

Langkah kebijakan:

1. Pengembangan industri OT dalam negeri.

2. Pengupayaan akses khusus (Special Acces) OT yang dilindungi paten dan/atau

belum diproduksi untuk penanganan penyakit, karena obat konvensional yang ada

belum terbukti efektif.

3. Pengembangan, perlindungan dan pelestarian ramuan tradisional yang terbukti

bermanfaat dengan memperhatikan hak-hak masyarakat asli/masyarakat lokal

sebagai pemilik ramuan tersebut.

Page 27: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 27

4. Pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA) dalam upaya pemeliharaan kesehatan,

pencegahan penyakit dan pengobatan penyakit yg sederhana.

e. Penggunaan yang tepat

Sasaran:

Penggunaan OT dalam jumlah, jenis, bentuk sediaan, dosis, indikasi dan komposisi

yang tepat disertai informasi yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan.

Langkah kebijakan:

1. Penyediaan informasi OT yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan.

2. Pendidikan dan pemberdayakan masyarakat untuk penggunaan OT secara tepat dan

benar.

3. Penyusunan peraturan untuk menunjang penerapan berbagai langkah kebijakan

penggunaan OT yang tepat.

4. Pelaksanaan komunikasi, informasi dan edukasi untuk menunjang penggunaan OT

yang tepat.

f. Pengawasan

Sasaran:

Masyarakat terlindungi dari OT yang tidak memenuhi persyaratan.

Langkah Kebijakan:

1. Pelaksanaan penilaian dan pendaftaran OT.

2. Pelaksanaan perizinan dan sertifikasi sarana produksi.

3. Pengujian mutu dengan laboratorium yang terakreditasi.

4. Pemantauan penandaan dan promosi OT.

5. Peningkatan surveilan dan vijilan pasca pemasaran OT yang diintregasikan dengan

obat.

6. Penilaian kembali terhadap OT yang beredar.

7. Peningkatan sarana dan prasarana pengawasan OT serta pengembangan tenaga

dalam jumlah dan mutu sesuai dengan standar kompentensi.

8. Peningkatan kerjasama regional maupun internasional di bidang pengawasan.

9. Pengawasan untuk mencegah peredaran OT berbahan kimia & selundupan.

10. Pengembangan Peran Serta Masyarakat (PSM) untuk melindungi dirinya sendiri

terhadap OT sub standar melalui KIE.

g. Penelitian dan pengembangan

Sasaran:

Peningkatan penelitian di bidang OT untuk menunjang penerapan KOTRANAS.

Langkah kebijakan:

1. Pelaksanaan identifikasi penelitian yang relevan dan penyusunan prioritas dengan

mekanisme kerja yang erat antara penyelenggara upaya Pengembangan OT dan

pelayanan kesehatan formal dengan penyelenggara penelitian dan pengembangan.

2. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi penyelenggaraan penelitian termasuk

penetapan penelitian antar berbagai lembaga penelitian.

3. Peningkatan kerjasama internasional di bidang penelitian dan pengembangan OT.

4. Pembinaan penyelenggaraan penelitian yang relevan dan diperlukan dalam

pengembangan OT mulai dari teknologi konvensioanl sampai dengan teknologi

terkini.

Page 28: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 28

5. Peningkatan pembagian hasil (benefit sharing) atas perolehan HKI terhadap

kearifan lokal.

6. Perlu adanya regulasi pertukaran SDA OT dan pemanfaatan hasil penelitian dan

pengembagan OT di tingkat nasional & regional.

h. Industrilisasi OT

Sasaran:

Pengembangan industry OT sebagai bagian integral dari pertumbuhan ekonomi

nasional.

Langkah Kebijakan:

1. Pembentukan aliansi strategis dalam pengembangan OT.

2. Penciptaan iklim yang kondusif bagi investasi di bidang industri OT melalui

pemberian insensif kebijakan perpajakan dan perbankan serta kepastian proses

perizinan.

3. Penyiapan peraturan yang tepat untuk menjamin perkembangan dunia usaha OT.

4. Peningkatan promosi OT melalui pameran dan ekspo di tingkat nasional dan

internasional

i. Dokumentasi & Data base

Sasaran:

Tersedianya database yang terkini dan lengkap guna menunjang OT.

Langkah kebijakan:

1. Pengumpulan dan pengolahan data yang meliputi berbagai jenis data yang

berkaitan dengan pengembangan OT.

2. Pengkajian dan analisis data ilmiah dan empiris mengenai khasiat dan keamanan

OT.

3. Pembuatan Bank data yang mencakup seluruh aspek OT Indonesia.

4. Pertukaran informasi secara elektronik dan bentuk cetakan.

5. Pelayanan informasi termasuk informasi dan konsultasi usaha.

j. Pengembangan SDM

Sasaran:

Tersedianya SDM yang menunjang pencapaian tujuan KONTRANAS.

Langkah kebijakan:

1. Pengintregasian KONTRANAS dan berbagai aspek obat tradisional ke dalam

kurikulum pendidikan dan pelatihan tenaga terkait terutama pada pendidikan

kedokteran.

2. Pengintegrasian kedalam kurikulum pendidikan berkelanjutan organisasi profesi

terkait.

3. Peningkatan kerjasama nasional dan internasional untuk pengembangan SDM.

k. Pemantauan & Evaluasi

Evaluasi kebijakan:

Informasi tentang penyelenggaraan melaporkan luaran(output), mengukur dampak

(outcome), mengevaluasi pengaru (impact) pada kelompok sasaran, memberikan

rekomendasi dan penyempurnaan kebijakan

Page 29: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 29

Sasaran:

Menunjang penerapan Kotranas melalui pembentukan mekanisme pematauan dan

evaluasi kinerja serta dampak kebijakan guna mengetahui hambatan dan penerapan

strategi yang efektif.

Langkah Kebijakan:

1. Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala paling lama setiap 5 tahun.

2. Pelaksanaan dan indikator pemantauan mengikuti pedoman yang ditetapkan dan

dapat bekerjasama dengan pihak lain.

3. Pemanfatan hasil pemantauan dan evaluasi untuk tindak lanjut berupa penyesuaian

kebijakan.

KOTRANAS yang telah ditetapkan ini diharapkan mampu sebagai:

a. Pedoman dan arah dalam bertindak dari berbagai pemangku kepentingan di bidang

OT nasional.

b. Pelaksanaannya memerlukan pengorganisasian, penggerakan, pemanantauan,

pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

c. Keberhasilan tergantung pada moral, etika, dedikasi, kompetensi, intregritas, kerja

keras dan ketulusan segenap pemangku kepentingan di bidang OT.

Beberapa kebijakan pemerintah terkait pengaturan OT di Indonesia yang mendukung

pelaksanaan KOTRANAS adalah sebagai berikut:

1. Kepmenkes RI. No: 661/MENKES/SK/VII/1994 Tentang Persyaratan Obat

Tradisional.

2. Kepmenkes RI. No: 659/MENKES/SK/X/1991 Tentang Cara Pembuatan Obat

Tradisional Yang Baik (CPOTB).

3. Peraturan Kepala BPOM RI. No: HK.00.05.4.1380 Tentang Pedoman Cara

Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB).

4. Permenkes RI. No: 246/MENKES/PER/V/1990 Tentang Izin Usaha Industri Obat

Tradisional Dan Pendaftaran Obat Tradisional

5. Kep.Kepala BPOM RI No: HK.00.05.4.2411 Tentang Ketentuan Pokok

Pengelompokan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia.

Page 30: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 30

AKUPRESUR SEDERHANA UNTUK DOKTER

dr Pagan Pambudi, M.Kes., SpS

SEJARAH PENGOBATAN AKUPUNKTUR DAN AKUPRESUR

Pengobatan dengan menggunakan jarum atau tekanan pada titik-titik tertentu

(akupunktur dan akupresur telah dikenal manusia sejak lama. Teks pertama tentang

akupunktur Huang Di Nei Jing telah ada sejak 100-200 tahun sebelum masehi yang

berisikan cara-cara pengobatan dengan menggunakan tanaman dan jarum. Wang Wei-Yi

(987–1067) membuat patung perungu yang menjelaskan dengan detail titik-titik

akupunktur dan pada era dinasti Ming terbit buku kompendium akupunktur dan moksibusi

yang telah menjabarkan 361 titik akupunktur yang masih digunakan hingga saat ini. Pada

tahun 1680 Willem Ten Rhijne seorang dokter VOC adalah dokter barat pertama yang

menulis tentang akupunktur dan pada tahun 1912 Sir Williams Oseler menulis pada buku

Osler’s Textbook of Medicine bahwa akupunktur adalah pilihan terbaik untuk nyeri

pinggang. Pada tahun 1971 james reston seorang reporter senior koran new york Times

menjalani operasi usus buntu di Cina dan mengalami komplikasi ileus paralitik yang

membaik dengan terapi akupunktur dan menuliskan pengalamannya pada kolom khusus di

new York Times ang meningkatkna rasa keingintahuan dokter-dokter di barat untuk

mempelajari akupunktur dan mencoba mencari penjelasan ilmiah untuk terapi ini. Pada

tahun 1979 akupunktur diakui oleh WHO sebagai salah satu bentuk pengobatan tradiional

yang bermanfaat untuk pengobatan penyakit-penyakit seperti migrain, stroke, nyeri

punggung, paralisis fasialis dll.

Di Indonesia akupunktur dan akupresur mulai dikenal bersamaan dengan masuknya

perantau cina. Pada tahun 1963 Departemen Kesehatan Indonesia atas instruksi menteri

kesehatan saat itu Prof. Dr. Satrio membentuk tim riset Ilmu pengobatan Tradisional Timur

termasuk akupunktur maka sejak saat itu praktik akupunktur secara resmi dillakukan di

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Akupunktur dan akupresur telah semakin

diakui keberadaannya sebagai salah satu bentuk layanan kesehatan di Indonesia dengan

diterbitkannyaa permenkes yang mengatur pelayanan akupunktur dan pengobatan

tradisional lain serta pengaturan tentang proses perijinannya sesuai dengan Kepmenkes Ri

no 1076/Menkes/SK/VII/2003 tanggal 24 Juli tahun 2003.

MEKANISME KERJA AKUPUNKTUR DAN AKUPRESUR

Sejak jaman dahulu kala dimana ada bagian tubuh yang terasa sakit kita menggosok

atau memijatnya untuk mengurangi keluhan, jika kita memperhatikan refleks natural ini

maka evolusi perkembangan akupresur dapat dimengerti. Sejak ribuan tahun yang lalu

orang mengamati bahwa keluhan tertentu dapat disembuhkan atau dikurangi dengan

menekan titik-titik tertentu pada tubuh. Observasi yang berlangsung lama ini melahirkan

suatu hipotesa bahwa terdapat kaitan antara organ dalam tubuh dengan permukaan tubuh

yang pada akhirnya membawa kepada teori meridian dan titik-titik akupunktur yang

berlaku sampai saat ini.

Page 31: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 31

Mekanisme kerja akupunktur dalam mengobati gejala penyakit yang dijelaskan

menurut patofisologi pengobatan tradisional Cina sudah ketinggalan jaman dan seringkali

tidak tepat dalam menjelaskan suatu fenomena penyakit. Sebagai contoh influenza yang

telah diketahui dengan baik disebabkan oleh visrus menurut teori pengobatan tradisional

cina disebabkan oleh paru yang terserang angin panas. Stroke menurut TCM disebabkan

oleh angin dari organ hati yang naik dan menyumbat ke atas suatu hal yang sulit diterima

oleh seorang dokter yang telah belajar anatomi dan fisiologi barat. Ttik-titik akupunktur

terletak dalam 12 meredian suatu saluran imajiner yang menurut TCM menghubungkan

antara permukaan tubuh dengan organ secara anatomis tidak pernah ada. Namun demikian

fakta empiris menunjukkan akupunktur bermanfaat untuk mengobati berbagai macam

gangguan medis membuat para ahli kedokteran barat mencoba mencari mekanisme kerja

akupunktur yang pada akhirnya bermuara pada 5 mekanisme yaitu: 1) sentral, 2)

segmental. 3) ekstrasegmental 4) lokal dan 5)myofascial trigger point.

Efek lokal

Akupunktur/akupresur merangsang otot dan saraf pada daerah yang distimulasi

menyebabkan keluarnya berbagai mediator kimia salah satunya adalah calcitonin genere

related peptide (CGRP) yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah di daerah tersebut

sehingga merangsang proses penyembuhan.

Efek segmental

Selain memberikan efek lokal, rangsangan dari titik akupresur juga naik ke level medula

spinalis sesuai dengan dermatom dan myotom daerah yang dimanipulasi dan menekan

aktivitas kornu dorsalis sehingga aktivitas sensorik terhadap nyeri berkurang. Sebagai

contoh, nyeri pada lutut mempunyai segmen medula spinalis yang sama dengan titik-titik

lokal dekat lutut seperti Dubi (ST-33), dan rangsangan pda titik tersebut terbukti dapat

mengurangi nyeri pada lutut.

Efek Ekstrasegmental

Potensial aksi dari titik akupunktur atau akupresur dari kornu dorsalis berlanjut ke atas

sampai level batang otak. Terdapat mekanisme penghambatan nyeri pada level ini yaitu

pada sistem periaquaductal gray area yang merupakan neuron-neuron serotonin yang

memiliki banyak reseptor opioid. Aksi potensial akupunktur akan mengaktifkan sistem ini

dan meningkatkan endorphin yang merupakan morfin endogen dalam tubuh sehingga

menimbulkan analgesia secara umum tidak tergantung lokasi titik. Efek ekstrasegmental

biasanya tidak cukup kuat analgesianya namun cukup membantu.

Page 32: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 32

Gambar 2.1. Mekanisme kerja akupunktur

Efek Sentral

Setelah melewati batang otak, aksi potensial dari titik akupunktur/akupresur akan

diteruskan ke seluruh bagian otak termasuk hipothalamus dan sistem limbik. Dari kedua

sistem ini akupunktur mempunyai efek yang luas terhadap emosi dan berbagai organ

melalui Hypothalamus-pituitary axis (HPA Axis). Pada banyak pasien, akupunktur dapat

menenangkan dan meningkatkan perasaan lebih baik, sehat dan lebih termotivasi. Pasien

mungkin masih merasa nyeri namun tidak lagi mempersoalkan rasa nyeri tersebut.

Myofascial Trigger point

Cedera otot karena olah raga atau aktivitas sehari-hari seperti mengangkat benda yang

berat sering menimbulkan daerah kecil yang nyeri tekan dan lambat menyembuh. Daerah

ini disebut dengan Myofascial trigger point yang mekanisme terjadinya belum dimengerti

benar. Penjaruman di daerah ini dengan tehnik dry needling dapat memperbaiki aliran

darah dan segera menghilangkan nyeri

Page 33: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 33

Gambar 2.2. Jalur nosiseptif, setiap kotak menunjukkan lokasi modulasi nyeri nosiseptif

Mekanisme lain yang belum diketahui

Fisiologi manusia menurut kedokteran barat hingga saat ini masih belum dapat

menjelaskan semua fenomena. Mekanisme nyeri kronis hingga saat ini sepenuhnya

diketahui dan selalu menjadi tema dalam pertemuan-pertemuan ilmiah kedokteran dalam

20 tahun terakhir tanpa perkembangan yang berarti. Sementara banyak fakta empiris yang

membuktikan bahwa akupunktur efektif untuk meredakan nyeri bahkan melalui titik yang

tidak bisa dijelaskan menurut teori segmental maupun ekstrasegmental misalnya nyeri sakit

gigi yang berkurang dengan pemijatan titik ST-44 Chongyang yang ada di ujung kaki. Hal

ini menimbulkan pertanyaan sekaligus tantangan bagi para ilmuwan yang tertarik dibidang

ini untuk menggali mekanisme lain dari akupunktur dan akupresur.

Page 34: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 34

FILSAFAT PENGOBATAN AKUPUNKTUR YIN YANG DAN HUKUM LIMA

UNSUR

Filsafat Yin dan Yang

Dasar dari pengobatan tradisional cina adalah filsafat yin dan yang dan hukum lima

unsur. Segala aspek di dunia selalu mempunyai unsur yin dan yang dalam derajat rasio

yang selalu dinamis. Yin dan yang mempunyai pengertian bahw segala sesuatu di dunia

bersifat saling berlawanan, saling seimbang dan saling tidak mutlak. Tabel berikut

merupakan contoh Yin dan yang dalam berbagi aspek.

Tabel 2.1. Yin dan yang

Yin Yang

Dada Punggung

Dingin Panas

Organ padat (Zang) Organ berongga (Fu)

Malam Siang

Dalam Luar

lambat Cepat

Aplikasi teori Yin dan Yang dalam patofisologi penyakit

Pada pandangan kedokteran modern , Yin dan Yang diartikan sebagai homeostasis

yang merupakan kesatuan antara sistem imun, sistem endokrin dan sistem saraf. Yang

menguasai fungsi tubuh yang sifatnya cepat dan menguasai bagian kepala dan leher yaitu

sistem saraf dan sistem otonom yang diperlukan untuk pergerakan, proses berpikir dan

pergerakan organ. Yin bersifat lambat dengan durasi lama menguasai sistem organ, sistem

imun dan sistem endokrin. Timbulnya suatu penyakit dalam pandangan TCM disebabkan

ketidakseimbangan Yin dan Yang akibat adanya suatu patogen, baik patogen dari dalam

maupun dari luar.

Hukum Lima Unsur.

Teori yin dan yang saja tidak cukup untuk menjelaskan patofisologi penyakit secara TCM

maka untuk melengkapinya ditambahkan dengan hukum lima unsur. Menurut filosofi cina

kuno terdapat 5 unsur yang mempengaruhi semua aspek kehidupan termasuk dalam

fisiologi tubuh manusia. Unsur tersebut adalah kayu, api, tanah, logam dan air yang

mempunyai hubungan saling menghidupi dan saling membatasi. sebagaimana terlihat

pada grafik berikut:

Page 35: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 35

Gambar 3.1. Hubungan lima unsur dalam PTC. Kayu menghidupi api, api menghidupi

tanah, tanah menghidupi logam, logam menghidupi air, air menghidupi kayu.

Hubungan saling membatasi: api membatasi logam, logam membatasi kayu,

kayu membatasi tanah, tanah membatasi air

Bila terjadi disharmoni energi terjadilah hubungan menindas dan menghina, contoh unsur

api yang terlalu kuat dia kan menindas logam dan menghina air.

Tabel 2.2. Pembagian organ menurut Hukum lima unsur

Organ padat

(zang)

Organ berongga

(Fu)

Unsur

Jantung Usus kecil Api

Paru Usus besar Logam

Limpa Lambung Tanah

Ginjal Kandung kencing Air

Hati Kandung empedu Kayu

Pericard Tiga pemanas Api

Hubungan lima unsur digunakan dalam mendiagnosa dan mengobati berbagai penyakit,

sebagai contoh: Pasien dengan sindroma down dibawa oleh orang tuanya karena sulit tidur

dan marah-marah. Bila dilihat dari 5 unsur pasien dengan sindroma down berarti secara

genetik dia lemah, berarti unsur ginjal (air) lemah akibatnya tidak ada yang membatasi api

(jantung), energi jantung yang berlebihan tergambar dari gejala sulit tidur dan marah-

marah. Sehingga manipulasi pada pasien ini adalah memanipulasi titik-titik pada meredian

jantung dan pericard untuk menenangkan misalnya titik PC-6 dan HT-7 dan memperkuat

ginjal misalnya dengan memanipulasi titik KI-1, dan KI-3. Hal ini menjelaskan pada

pengobatan akupunktur atau akupresur, satu penyakit dapat mempunyai titik terapi pada

beberapa meridian yang berbeda

Api

Tanah

Logamair

Kayu

Page 36: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 36

SISTEM ORGAN DAN PATOFISOLOGI PENYAKIT

Pada pengobatan tradisional Cina, sistem organ tidak serumit pada kedokteran

modern, terdapat organ padat yang disebut orang Zang yang bersifat Yin, organ berongga

yang disebut organ Fu yang bersifat Yang dan organ istimewa, Setiap organ Zang

berpasangan dengan organ Fu. Tabel berikut menunjukkan pembagian organ menurut PTC

Tabel 3.1. pembagian organ menurut PTC

Organ padat (zang) Organ berongga (Fu) Organ istimewa

Jantung Usus kecil Otak

Paru Usus besar Tulang

Limpa Lambung Kandung empedu

Ginjal Kandung kencing Pembuluh darah

Hati Kandung empedu

Pericard Tiga pemanas

Fungsi organ dalam PTC agak sedikit berbeda bila dibandingkan dengan fungsi organ

dalam kedokteran barat meskipun juga terdapat banyak kesamaan. Fungsi organ menurut

PTC tidak hanya mempengaruhi fisologis sesuai fungsi organ tersebut menurut kedokteran

barat akan tetapi juga mempengaruhi emosi, proses berpikir dan dipengaruhi juga oleh

lingkungan. Setiap organ mempunyai hubungan dengan organ lain berdasarkan teori lima

unsur. Berikut fungsi organ menurut PTC:

Jantung: menguasai darah, mengontrol pembuluh darah, tempat semangat, mengontrol

keringat, tergambar pada lidah

Pericard: sebagai pelindung jantung, fungsinya pada PTC mirip jantung

Paru: Mengatur pernafasan dan energi, bersama-sama jantung mengontrol pembuluh

darah, mengatur keseimbangan cairan, mengatur suara, mengontrol kulit, keringat dan

rambut tubuh

Limpa: Limpa pada pengertian TCM meliputi lien dan pankreas ia berfungsi mengatur

transformasi dan transportasi makanan, mengontrol darah, mengontrol otot dan keempat

ekstremitas, mempengaruhi proses berpikir.

Ginjal: menyimpan jing (material genetik), mengatur reproduksi, memproduksi sumsum,

mengisi otak dan mengatur tulang, bermanifestasi pada rambut kepala, mengatur lubang

kencing dan kemaluan.

Hati: menyimpan darah, mengontrol tendon, emosi marah, mengatur aliran qi (energi)

Kandung empedu: mengontrol aliran empedu, mengontrol tendon dan mempengaruhi

kemampuan mengambil keputusan

Page 37: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 37

Fungsi organ Fu, hampir mirip dengan fungsi organ-organ tersebut dalam kedokteran barat

hanya jauh lebih sederhana.

Tabel 3.2. Lima unsur pada pembagian organ

Organ Zang Organ Fu Unsur Emosi Jaringan Tercermin di

Paru Usus besar Logam Sedih Kulit Bulu tubuh

Jantung Usus Kecil Api Gembira Pembuluh

darah

Wajah

Hati Gall

bladder

Kayu Marah tendon Mata

Ginjal Baldder Air Cemas Tulang Rambut

kepala

Limpa Lambung Tanah Berpikir Otot Bibir

PATOFISOLOGI PENYAKIT

Penyebab penyakit menurut PTC sangat sederhana terdiri dari enam faktor eksogen,

7 faktor emosi, Faktor perilaku, Musibah, Stagnasi darah dan lendir, Faktor keturunan

Tabel 3.3. Faktor Eksogen

Faktor

eksogen Ciri khas

Bagian tubuh yang

diserang Penyakit

Angin Akut, perubahan

cepat

Tubuh bagian atas Nyeri kepala,

kejang, stroke,

urtikaria,

Dingin Kontraksi, stagnasi Semua bagian tubuh Nyeri tulang,

banyak kencing,

gangguan

pencernaan

Panas Demam, cepat haus,

air seni jarang

Semua bagian tubuh

Kering Mulut kering, haus,

kulit pecah-pecah,

batuk dengan riak

lengket

Terutama Saluran nafas Batuk,

tonsilofaringitis

Lembab Berat, kenal

,pengeluran cairan,

sekret

Semua bagian tubuh Leukore, otorea,

kepala terasa berat

Api Demam tinggi, haus,

Gusi bengkak,

gelisah, sulit tidur

Semua bagian tubuh Stomatitis,

konstipasi, ulkus

Page 38: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 38

Tabel 3.4. Faktor endogen

Emosi Organ

Gembira Jantung

Marah Hati

Sedih dan Murung paru

Takut dan terkejut Ginjal

Cemas Limpa

Tabel 3.3. Organ dan penyakit terkait

Organ Penyakit terkait

Paru Alergi, penyakit saluran nafas

Jantung Keluhan kardiovaskular, bicara berlebihan, tertawa berlebihan

Hati Nyeri kepala, hipertensi, epilepsi, stroke, disfungsi ereksi, dismenore

Ginjal Keluhan tulang dan sendi, keluhan telinga, gangguan tumbuh kembang

saraf, gangguan reproduksi, seks, nyeri pinggang

Limpa Gangguan otot, perdarahan spontan, gangguan pencernaan

Faktor perilaku

Faktor perilaku yang dapat menyebabkan penyakit antara lain, salah diet, lelah dan

stress, kurang latihan, merokok, narkoba, pekerjaan tertenttu dan lain-lain

Faktor Musibah

Faktor musibah yang dimaksud di sini adalah kecelakaan, digigit binatang.

Cairan lendir dan stagnasi darah

Cairan lendir yang dimaksud disini adalah cairan tubuh yang disebabkan oleh

disfungsi organ. Contoh retensi lendir dalam paru akan menyebabkan penyakit dengan

dahak. Stagnasi darah disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah manifestasinya tergantung

organ yang terkena, misalnya stagnasi darah di paru dapat menyebabkan sesak nafas dan

batuk darah.

Faktor keturunan

Pada PTC faktor keturunan akibat jing qi yang tidak baik dari kedua orang tua juga

dianggap sebagai penyebab suatu penyakit.

Tabel. 3.4. Sindroma Organ

organ Berlebihan Defisiensi

Paru Batuk kering kuat, hidung berair,

bersin-bersin

Nafas lemah, batuk riak putih dan

encer, suara lemah, sistem imun lemah,

sesak nafas

Jantung Jantung berdebar-debar, nadi cepat

kuat, sulit tidur, gelisah, tertawa

Jantung berdebar, nadi lemah, mudah

lelah, tidak bersemangat

Page 39: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 39

belebihan

Limpa Nyeri ulu hati, nafsu makan

berlebihan

Tidak suka makan, perut kembung,

kelemahan otot, perdarahan spontan,

impotensi

Hati

dan

empedu

Mudah marah, nyeri kepala, stroke,

kejang, nyeri haid, hipertensi

Depresi, melankolia, impotensi,

Ginjal Tidak ada sindroma ginjal berlebihan Nyeri pinggang, nyeri tulang dan sendi,

impotensi, infertilitas, rambut memutih,

kurang pendengaran, gangguan tumbuh

kembang saraf, banyak kencing, libido

menurun,

Contoh kasus:

Nyeri kepala tipe tegang dan hipertensi

Seorang wanita datang dengan keluhan nyeri kepala,

Nyeri kepala dirasakan pada kepala bagian belakang, sudah 2 minggu sudah diberi obat

sebentar hilang lalu kambuh lagi. Selain itu ibu ini juga sering mengeluh gatal-gatal pada

kulit yang menurut dokter sebelumnya karena alergi dan sering berdebar-debar.Pada

wawancara selanjutnya diketahui wanita ini sedih karena anak kesayangannya meninggal

karena sakit. Pasien diketahui juga suka makan asin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan: T:

190/110, nadi 100 x permenit kuat, tegang pada oto trapezius.

Pembahasan

Masalah yang ada: Nyeri kepala, gatal-gatal, hipertensi, nadi cepat dan kuat

Organ yang terlibat:

Nyeri kepala hati berlebihan (unsur kayu)

Mudah marah hati berlebihan (unsur kayu)

Hipertensi hati berlebihan (unsur kayu)

Sedih paru defisien (unsur kayu)

Gatal-gatal Paru defisien (unsur logam)

Berdebar-debar, nadi kuat Jantung berlebihan

Analisis berdasarkan hukum lima unsur

Sedih melukai paru sehingga paru mengalami defisien, akibatnya tidak ada yang

membatasi hati (logam membatasi kayu) menyebabkan hati berlebihan termanifestasi pada

sifat suka marah, nyeri kepala dan hipertensi. Pasien juga suka asin sehingga melukai

ginjal dan mengurangi pembatasan pada jantung dengan manifestasi berdebar-debar.

Penyebab penyakit pada kasus ini:

Penyebab endogen: emosi sedih

Perilaku yang salah: suka asin

Page 40: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 40

TEORI MEREDIAN

Meridian adalah suatu sistem saluran yang membujur dan melintang yang berfungsi

mengalirkan QI (energi) dan daarah, menghubungkan atas dan bawah, kiri dan kanan,

muka belakang, organ dalam dengan permukaan kulit, tendon, otot dan tulang. Secara

ilmu anatomi fisik secara fisik saluran ini tidak ada. Terdapat 12 meridian umum dan 8

meridian istimewa, pada pokok bahasan ini hanya dibahas 12 meridian umum, meredian

ren dan du yaitu:

1. Meridian Paru (LU)

2. Usus besar (LI)

3. Lambung (ST)

4. Limpa (SP)

5. Jantung (HT)

6. Usus Kecil (SI)

7. Kandung kemih (BL)

8. Ginjal (KI)

9. Pericard (PC)

10. Tiga pemanas (TE)

11. Kandung empedu (GB)

12. Liver (Liv)

Meredian Paru

Keluar dari titik Zang fu (LU 1) naik sampai klavikula turun

menyusuri aspek volar bagian lateral lengan atas mencapai

fossa cubiti aspek volar bagan lateral lengan bawah menuju

pergelangan tangan dan berakhir di bagian lateral tepi atas

ujung jari.

Titik yang penting pada meredian ini adalah: LU 5. LU 6,

LU 7, LU 9 (lokasi dapat dilihat pada atlas)

Meridian Pericard

Berasal dari dada, berjalan ditengah sisi volar fosa cubiti

selanjutnya berjalan di antara tendon palmaris longus dan

fleksor carpi radialis ke telapak tangan dan ke jari tengah

tangan sampai titik Zhongchong PC 9. Titik yang penting pada

akupresur untuk meredian ini adalah PC 6 neiguan, dan PC 8

Page 41: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 41

Meridian jantung

Berasal dari jantung, muncul keluar dari aksila pada titik

HT-1 Jiquan berjalan pada sisi medial aspek volar lengan

atas menuju siku bertemu pada titik HT-3 selanjutnya

berjalan di sisi medial bagian volar lengan bawah sampai di

pergelangan tangan erdapat titik meredian HT-7 shenmen

kemudian mengikuti sisi medial lengan bagian volar sampai

tepi medial batas kuku atas pada jari kelingking pada titik

HT-9.

Titik akupresur yang penting pada meredian ini adalah: titik

HT-3 , 5,6,7 dan 9

Sebagai review perlu diingat 3 meredian Shao yin tangan

yaitu meredian paru, pericard dan jantung keluar dari dada berjalan pada sisi volar lengan

secara berurutan dari lateral ke medial menurut posisi anatomis

Meredian Usus Besar

Dimulai dari lateral batas atas pangkal kuku (Titik LI-1)

berjalan pada sisi lateral bagian dorsal lengan, bertemu

dengan titik LI-4 Hegu, selanjutnya berjalan disisi radial

lengan bawah sampai kebahu, berjalan sepanjang sisi

anterior acromion naik ke vertebra cervicalis VII, turun ke

fossa clavicular lalu turun ke bawah menuju organ usus

besar. Dari Fossa clavicular ini bercabang ke atas menuju

leher, menembus pipi, masuk ke gusi rahang bawah erjalan

mengelilingi bibir atas lalu menyilang meredian kanan

menyilang ke kiri bertemu titik LI 20 Yingxiang pada lipat

nasolabial kiri dan sebaliknya.

Titik akupresur yang tepat pada meredian ini adalah LI 4,

LI 5, LI-7, LI 11, LI 18 dan LI 20

Meridian Sanjiao (Triple energizer)

Berasal dari ujung jari manis Guangchong TE-1 berjalan ke atas di

antara tulang metakarpal 4 dan 5, berjalan sepanjang sis dorsal

lengan bawah di antara tulang radius dan ulna, menuju ke atas

menembus olecranon, berjalan sisi tengah ari bagian dorsal lengan

atas menembus darah bahu bertemu dengan meredian kandung

empedu, masuk ke fossa supraclavicular bercabang di dada

berhubungan dengan pericard, menuju ke bawah berhubungan

dengan jiao atas, tengah, dan bawah. Dari dada muncul cabang ke

atas naik melalui leher , berjalan dibelakang telinga menuju

bagian dahi turun menuju pipi dn infra orbital.

Titik akupresus yang penting pada meredian ini adalah SJ-

6,14,21,23

Page 42: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 42

Meridian usus Kecil

Dimulai dari titik SI 1 Shaoze berjalan sepanjang sisi ulnar

dorsum manus sampai pergelangan tangan dan melewati

processus styloideus dari ulna, naik pada sisi ulnar lengan sisi

posterior menuu sendi bahu berputar sekitar skapula , turun ke

fossa supraclvicular berhubungan dengan jantung lalu turun

berhubungana dengan usus kecil.

Titik akupresur yang penting pada meredian ini adalah SI 3, SI 4,

SI 9, SI 18 dan SI 19.

Sebagai review, 3 meredian Shao yang tangan berjalan pada sisi

dorsal lengan berturut-turut dari sisi radial ke ulnar adalah

meredian usus besar, triple energizer dan usus kecil

Meridian Limpa

Berawal dari titik Yinbai SP-1 pada ujung ibu jari kaki berjalan

sepanjang sisi medial kaki melewati pertemuan metatarsal I dengan

falangeal naik melewati depan maleolus medialis berjalan di samping

tibia, Pada 8 cun proksimal maleolus menyilang meredian hati berjalan

di anteromedial lutut dan paha masuk ke abdomen dan organ limpa

melewati diafragma dan menuju ke daerah sub lingual. Titik penting

pada meridian limpa pada akupresur adalah SP 3, 4,6,9 10,15

Meridian Ginjal

Dimulai dari plantar pedis KI -1 Yongquan muncul dari

tuberositas os naviculare berjalan dibelakang maleolus medialis

masuk ke tumit naik sepajang sisi medial kaki hingga paha

menuju ke kolumna vertebralis bertemu dengan GV-1 Changqiang

berhubungan dengan kandung kemih, muncul kembali dari ginjal

menembus diafragma masuk ke paru berjalan sepanjang

tenggorok dan berakhir di lidah.

Titik-titk akupresusr yang penting pada meredian ginjal adalah KI

1, KI 3 dan KI 5

Page 43: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 43

Meredian Hati

Berawal dari dorsal ibu jari titik LR-1 Dadun erjalan sepanjang

dorsum pedis, menembus daerah 1 cun di depan maleolus medialis

berjalan ke atas sepanjang sisi medial dari lutut, medial paha sampai

pubis, melingkar sekitar genitalia eksterna menuju perut bawah,

selanjutnya melingkari lambung dan berhubungan dengan hati dan

kandung empedu. Dari sini dilanjutkan menembus diafragma

bercabang pada daerah kosta dan hypochondrium berjalan ke atas

menuju sisi posterior tenggorokan ke nasofarng, ke otak, berjalan dan

muncul di dahi, berhubungan dengan meridian du di vertex.

Organ yang dipengaruhi oleh meridian hati adalah: mata, kandung

empedu, lambung, tenggorokan dan hidung.

Gangguan terkait meridian hati: gangguan menstruasi, impotensi,

gangguan saluran cerna, hipertensi, stroke dan epilepsi.

Titik-titik penting pada meredian hati yang penting adalah: LR-3,

LR-6, LR-8

Perlu diingat, 3 meridian Yin kaki berada pada sis medial kaki

berturut-turut dari lateral ke medial adalah hati, limpa dan ginjal.

Meridian Lambung

Perjalanan meridian lambung melalaui hidung, gusi rahang atas,

sulcus nasolabialis, tenggorokan, lambung, paha medial, lutut, tibia

bagian lateral, dorsum pedis dan berakhir pada ujung jari kaki II.

Titik akupresur yang penting pada Meridian lambung adalah; ST 1,2,

3, 4, 6, 17,21,29, 34,35,36, 41,42,44

Indikasi manipulasi titik pada meridian lambung adalah: sakit gigi,

gangguan pencernaan dan paralisis facialis

Page 44: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 44

Meridian Kandung kemih

Dimulai dari canthus internus, melalui kepala, berhubungan

dengan otak, turun sepanjang leher

posterior dan punggung, daerah

lumbosacaral, tungkai bagian posterior dan

berakhir pada ujung jari kelingking. Titik-

titik meridian kandung kemih pada

punggung sejajar dengan vertebra adalah

titik shu belakang dari tiap organ yang

mempunyai indikasi untuk mengobati kelainan pada organ yang

bersangkutan.

Titik-titik yang penting pada meridian kandung kemih adalah,

BL-1 semua titik shu, BL-10, BL-40, BL-57, BL-60, BL36 dan

BL 37. Titik-titik pada meridian BL sering diambil untuk

mengatasi gangguan organ yang bersangkutan, nyeri kepala, dan

nyeri punggung bawah dan kelemahan pada ekstremitas inferior.

Meridian kandung empedu

Dimulai dari canthus eksternus, perjalanan meridian empedu banyak

berada di daerah kepala lateral, belakang telinga, bahu, sisi lateral

tubuh dan tungkai dan berakhir pada sisi lateral jari kaki ke IV.

Titik-titik yang penting pada meridian kandung empedu adalah: GB-

1, 2, 20, 21,34,37,40

Titik-titik pada meridian kandung empedu sering digunakan untuk

mengobati nyeri kepala, migrain, vertigo, kelainan sisi lateral tungkai

bawah.

Meridian Du

Dimulai perut bawah, perineum naik pada garis tengah tubuh bagian dorsal, terus ke

puncak kepala melewati dahi turun sampai ke pertengahan bibir.

Titik yang penting pada meridian Du adalah, Du-14,20,26

Page 45: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 45

Meridian Ren

Berawal dari perut bagian bawah berjalan ke garis tengah tubuh bagian depan hingga ke

wajah.

Titik-titik yang penting pada meridian ini adalah: CV 1,2,3,4,5, 6, 9, 12,17, 22

MENENTUKAN LOKASI TITIK AKUPRESUR

Penentuan titik akupunktur atau akuprressure sangat penting katena manipulasi pada titik

yang tepat akan memberikan efek terapi yang baik. Telah dibuktikan bahwa titik-titik

akupunktur mempunyai sifat elektrik yang berbeda dengan bagian lain dalam tubuh. Untuk

melokalisir titik akupunktur/akupressure diperlukan pengenalan lokasi-lokasi anatomi yang

khas seperti penonjolan tulang. lipatan-ipatan kulit dan lubang-lubang tertentu dan lain-lain

yang secara umum sudah diketahui oleh dokter atau mahasiswa kedokteran yang telah

melewati pelajaran anatomi.

Yang perlu diperhatikan disini adalah satuan pengukuran jarak dengan menggunakan

istilah cun. Cun (inchi cina) adalah ukuran relatif berdasarkan panjang ruas jari pasien ,

jadi 1 cun antara pasien satu dan pasien lainnya dapat berbeda jika diukur dalam satuan

centimeter. Gambar berikut menunjukkan cara pengukuran dengan menggunakan satuan

cun.

Page 46: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 46

Gambar 5.1. mengukur cun dengan jari: A= 1 cun, D = 1,5 cun, E=2 cun dan F=3 cun

Contoh melokalisir titik akupresur

Titik LU-1 Zhongfu berada pada ruang intercosta 1, 6 cun dari garis tengah, cara

melokalisir titik ini lihat gambar sebagai berikut:

Gambar 5.2. Contoh cara melokalisir titik akupresur

Page 47: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 47

Gambar 5.2. Cun merupakan ukuran relatif: jarak antar prcessus mastoideus=9 cun, lebar

dahi=9 cun, glabella ke batas rambut = 3 cun, dari batas rambut atas sampai

occiput = 12 cun, ociput ke vertebra cervicalis & = 3 cun, jarak fossa

suprasternal sampai proc xiphoideus = 9 cun, proc xiphoideus ke umbilicus

=8 cun, umbilicus ke simphisis pubis = 5 cun, axila ke fossa cubiti = 9 cun,

fossa cubiti sampai wrist = 12 cun, trocahnter sampai lutut 19 cun, genu

sampai maleolus lateralis 16 cun, lipat glutea sampai lipat poplitea =14 cun

PEMILIHAN TITIK

Terdapat berbagai cara menentukan titik akupunktur, yang akan dibahas disini adalah

berdasarkan analisa sindroma organ dan resep menurut literatur. Secara umum pemilihan

titik terdapat dua jenis titik yaitu titik simptomatis yang dapat berupa titik-titik lokal

didaerah yang nyeri atau titik yang telah diketahui berkhasiat meredakan keluhan tertentu

walaupun lokasinya jauh dari tempat keluhan dan titik kausatif yang bersifat memperbaiki

kelainan dasar organ yang menyebabkan keluhan tersebut. Pilihan titik juga dapat

berdasarkan pengelompokan titik-titik tersebut sebagaimana pada tabel 5.1

Contoh:

Kasus Dispepsia karena defisiensi limpa (menurut PTC)

Titik Simptomatis lokal adalah CV-12 Zhongwan, lokasinya di epigastrium, titik

simptomatis lain adalah ST-36 suzanli yang terletak pada tibia proksimal yang merupakan

titik perintah untuk keluhan ambung dan abdomen

Page 48: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 48

Titik kausatifnya dapat dipakai Sp4 Dadun, Sp 6 Sanyinjiao.

Terdapat ratusan titik akupunktur/akupresur yang terus berkembang jumlahnya, namun

yang harus diingat adalah titik titik utama pada tabel berikut ini.

Tabel 5.1. Titik-titik akupunktur utama

Tabel 5.2. Titik perintah

Daerah Titik

Lambung dan abdomen ST-36

Jantung dan dada PC-6

Kepala dan leher belakang LU-7

Pinggang bawah BL-40

Wajah dan mulut LI-4

Pingsan dan syok DU-26

Untuk pemula yang harus diperhatikan adalah titik Mu depan (front Mu), titik Shu

belakang (Backshu), titik Yuan dan titik perintah.

Titik Mu depan, shu belakang dan titik yuan selain bermakna terapi juga berguna dalam

membantu diagnosis. Bila titik-titik tersebut ditekan menimbulkan nyeri berarti terdapat

gangguan pada organ yang diwakili titik yang bersangkutan. Contoh: Pada pasien dengan

batu ginjal atau nefritis sering kali kita dapatkan nyeri ketok punggung (flank pain) pada

daerah tersebut terletak titik shu belakang ginjal (BL-23 shenshu). Titik mu depan

digunakan pada terapi gangguan organ yang bersifat akut terutama untuk organ yang,

sedangkan titik shu belakang digunakan untuk terapi penyakit yang bersifat kronis dan

melibatkan organ yin. Titik yuan organ yin dapat dipakai untuk menguatkan qi organ yang

bersangkutan sedangkan titik yuan organ yang dapat digunakan untuk mengusir patogen

yang menyebabkan penyakit atau mengurangi kondisi ekses.

Page 49: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 49

TEKNIK AKUPRESUR

Untuk mendapatkan efek akupresur yang diharapkan, tempat pemijatan harus tepat dengan

tehnik pemijatan yang benar. Beberapa petunjuk yang dapat digunakan agar dapat

menetukan lokasi akupresur yang tepat adalah:

1. Memperhatikan dengan cermat atlas titik akupunktur dan akupresur

2. Titik yang tepat biasanya nyeri atau sensitif pada pemijatan

3. Titik yang tepat biasanya agak berbeda dengan daerah sekitarnya terlihat agak

pucat, agak bengkak dan agak sedikit hangat

4. Beberapa ahli menggunakan alat untuk mendeteksi titik-titik ini karena titik

akupunktur dan akupressur mempunyai tahanan yang lebih kecil dibanding daerah

sekitar, namun tehnik ini kurang praktis karena memerlukan waktu yang lama.

Pemijatan biasanya dengan menggunakan ibu jari atau jari yang lain atau dengan

menggunakan alat bantu, Bila menggunakan jari perhatikan jari harus bersih dan kuku

terpotong dengan baik agar tidak melukai pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan

saat melakukan akupresur:

1. Ruangan yang nyaman

2. Posisi pasien yang rileks dan memudahkan terapis untuk melakukan akupresur

dapat duduk atau berbaring

3. Jangan melakukan akupresur bila pasien sangat lemah, sesak nafas berat,

takikardia, tekanan darah sangat tinggi atau sangat rendah

4. Pasien sebaiknya makan dahulu bila lapar dan akupresur dikerjakan 1-2 jam

sesudah makan.

5. Sebaiknya tidak dilakukan setelelah mandi air panas dalam 11/2 jam

6. Tidak boleh dilakukan pada daerah dengan sikatrik atau luka

7. Tidak boleh dilakukan didaerah fraktur atau cidera lain

8. Bila diduga ada kerusakan vertebra, akupresur tidak boleh dilakukan pada daerah

tersebut

9. Hati-hati pada ibu hamil, hindari titik-titik LI-4, Sp-6, ST-36

10. Lama pemijatan tergantung dari penyakit dan usia pasien

11. Derajat tekanan juga disesuaikan dengan penyakit dan keadaan umum pasien.

Pemijatan dilakukan dengan pedoman sebagai berikut:

Pemijatan ringan, biasanya dengan menggunakan telapak jari (gambar 7.2) dilakukan bila:

1. Pasien pertama kali datang dan tidak tahan nyeri

2. Daerah yang dipijat nyeri akut

3. Ada inflamasi disekitar titik akupresur

4. Otot didaerah akupresur lemah dan atrofi

Pemijatan kuat, dengan ujung jari dilakukan bila

1. Penyakit kronis

Page 50: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 50

2. Kondisi pasien cukup baik

3. Pasien tidak lelah

Setidaknya tiap titik dipijat selama satu menit dengan tehnik “pumping” memijat dan

melepas, durasi pemijatan disesuaikan dengan umur (tabel 5.3).

Tabel 5.3. Lama Pemijatan Dan Usia Pasien

Usia Durasi

Bayi baru lahir 1-3 menit

3-6 bulan 1-4 menit

6-12 bulan 1-5 menit

1-3 tahun 3-7 menit

3-12 tahun 5-10 menit

Dewasa 5-15 menit atau lebih lama

B

Gambar 7.2. Posisi jari saat melakukan akupresur, A bila mealkukan tekanan yang

ringan, B bila tekanan kuat

AKUPRESUR UNTUK KASUS-KASUS SEDERHANA DALAM PRAKTEK

SEHARI HARI

8.1. Migrain dan Nyeri kepala

Kepala bagian depan

Titik yang digunakan berturut-turut: BL-2, Yintang, GB 14, LI-4, ST-36, Liv-3 masing-

masing 1 menit kecuali LI-4 2 menit

Kepala bagian belakang

Titik yang digunakan berturut-turut: LI-4, ST-3, GB-20, GV-16, ST-36, masing-masing 1

menit kecuali GV-16 dan LI-4, 2 menit

Kepala bagian samping

Page 51: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 51

Titik-titik yang digunakan berturut-turut: GB-20, Taiyang, ST-3, TE-5, ST-36, GB, 34

masing-masing 1 menit kecuali GB-34

Kepala atas

Titik-titik yang digunakan berturut-turut: GV-20, ST-3, ST-36, Liv-3, masing-masing satu

menit kecuali GV-20 2 menit

8.2. Sakit Gigi

Titik-titik yang digunakan: LI-4, ST-6, ST-3, selama masing-masing 1 menit kecuali LI-4

8.3. Nyeri dan kaku leher

Titik-titik yang digunakan; GB-20, BL-10, GB-21, LI-4, GV-16 semua 1 menit kecuali LI-

4 dan GV-16

8.4. Nyeri dan Kaku Pada Bahu

Titik-titik yang digunakan: GB 21, TE-15, TE-14, LI-15, LI-14, LI-11, BL-57 selama 1

menit

8.5. Nyeri pinggang bawah

Titik-titik yang digunakan: BL-23-25, BL27-34, BL-48, BL-54

masing-masing 2 menit kecuali BL-48 dan 54 selama 1 menit

Gambar 8.1. Titik-titik yang digunakan pada nyeri kepala dan sakit gigi: A: BL-2, B.

yintang, C. GB-14, ST-3, E. Taiyang, F. ST-6, G. GV-20, H. GV-16, I.

GB-20, J. ST-36, J. GB-34, K. LI-4, L. TE-5, M. LIV-3, N. ST-36, arah

panah merah adalah arah pemijatan.

Page 52: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 52

Gambar 8.2 Titik-titik yang digunakan pada nyeri leher dan bahu: A = GB-20, B = BL-10.

C = GV-16, D=GB-21, E=TE-15, F=TE-14, G=LI-15, H=LI-14, I-LI-11,

J=LI-4

Gambar 8.3. Titik akupresur pada nyeri pinggang bawah

8.6. Osteoarthritis genu

Titik-titik yang digunakan adalah: ST-35 , Titik lokal di patela medial , SP-9, B-54

masing-masing selama 1 menit

Gambar 8.4. Titik akupresur pada osteoarthritis genu

Page 53: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 53

8.7. Hipertensi

Titik-titik yang digunakan: PC-6, ST-36, KI-3, TE-15, semua dipijat searah dengan aliran

qi merdian titik tersebut selama 1 menit kecuali PC-6 selama 3 menit.

8.6. Dispepsia

Titik-titik yang digunakan: CV-12, CV-6, P6, ST 36, SP-4, semua satu menit kecuali P 6 =

3 menit dan CV-12 = 2 menit

Gambar 8.5. Titik-titik yang dipergunakan pada hipertensi, searah jarum jam PC-6

neiguan, ST-36 suzanli, TE-15 dan KI-3 Taixi

Gambar 8.6. Titik akupresur pada dispepsia

Page 54: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 54

8.7 Dismenorea

Titik-titik yang digunakan: CV-6 (1 menit) , Sp-12, Sp-13, B27-34, (2 menit) BL-48, ST-

36, Sp-6, Liv-3 (1 menit)

8.10. Asma Bronkial:

Titik-titik yang digunakan: LU-1, BL-13, ST-36, semua satu menit keculai BL-13 dua

menit

Gambar 8.7. Titik akupresur pada dismenorea

Gambar 8.8. Titik akupresur pada asma

Page 55: BLOK ELEKTIF TOPIK LEADERSHIP - pspd.ulm.ac.id

Blok Elektif (Leadership – Alternative Medicine)

Kurikulum Berbasis Kompetensi Fakultas Kedokteran ULM TA 2018/2019 hal 55

PENUTUP

Bahan yang diberikan pada buku blok ini sesungguhnya hanyalah suatu introduksi

dari ilmu akupunktur/akupresur yang masih sangat luas untuk digali dan dipelajari lebih

lanjut. Satu hal yang harus dipegang oleh calon dokter yang mempelajar ilmu pengobatan

alternatif adalah untuk mengambil sisi-sisi yang bermanfaat dari tehnik-tehnik pengobatan

alternatif ini dengan tidak melupakan/ mempertentangkan antara ilmu kedokteran modern

yang menjadi standar pendidikan dokter di Indonesia. Perpaduan antara pengobatan

modern barat dengan pengobatan timur justru sering meningkatkan keberhasilan terapi.

Sebagai contoh melakukan akupresur pada pasien hipertensi tidak harus dilakukan dengan

menghentikan obat antihipertensi melainkan memberikan keduanya secara simultan hal ini

merupakan nilai lebih seorang dokter dibanding seorang pengobat tradisional. Semoga

buku blok akupresur ini yang sederhana ini dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Stein, A. 2005. Accupressure guide to aleviate Headache, Neck and Join paint, anxiety

attack and Other Ailments. Authorhouse

Focks, C. 2008. Atlas of Acupuncture 1st edition. Munchen-Churchil-livingstone

Gala, D. Be Your Own Doctor with Acupressure. Ahmadabad. Navnet Publication.

Saputra, K. Indrawati A. 2009. Akupunktur Indonesia. Surabaya. Airlangga University

Press

White A, Cumming M, Filshie J, 2008. An Introduction to Western Medical Acupuncture.

New York. Churchil-Livingstone


Recommended