+ All Categories
Home > Education > Karya ilmiah pak kiyat

Karya ilmiah pak kiyat

Date post: 15-Apr-2017
Category:
Upload: tum-tum-rizla
View: 157 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk individual sekaligus mahluk sosial. Oleh karena itu, manusia harus bergaul dan berhubungan dengan manusia lain. Sebagai mahluk sosial, manusia serimg memerlukan orang lain untuk memahami apa yang sedang dipikirkan, apa yang dirasakan, dan apa yang diinginkan, pemahaman terhadap pikiran, kehendak dan perasaan orang lain dapat dilakukan dengan menyimak. Banyak pilihan yang menganggap bahwa menyimak merupakan keterampilan yang paling penting diantara keterampilan-keterampilan lain. Melalui aktivitas ini, siswa memperoleh kosakata yang gramatika, disamping tentunya pengucapan yang baik ( Azis dan Alwasilah, 1996 : 82 ). Selanjutnya, Astuti ( 2002 : 3 ) menyatakan bahwa ” keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan
Transcript
Page 1: Karya ilmiah pak kiyat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahluk individual sekaligus mahluk sosial. Oleh

karena itu, manusia harus bergaul dan berhubungan dengan manusia lain. Sebagai

mahluk sosial, manusia serimg memerlukan orang lain untuk memahami apa yang

sedang dipikirkan, apa yang dirasakan, dan apa yang diinginkan, pemahaman

terhadap pikiran, kehendak dan perasaan orang lain dapat dilakukan dengan

menyimak.

Banyak pilihan yang menganggap bahwa menyimak merupakan

keterampilan yang paling penting diantara keterampilan-keterampilan lain.

Melalui aktivitas ini, siswa memperoleh kosakata yang gramatika, disamping

tentunya pengucapan yang baik ( Azis dan Alwasilah, 1996 : 82 ).

Selanjutnya, Astuti ( 2002 : 3 ) menyatakan bahwa ” keterampilan

menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting

dipelajari untuk menunjang kemampuan berbahasa yang baik. Kemampuan

menyimak yang baik bisa memperlancar komunikasi karena komunikasi tidak

akan berjalan dengan lancar jika pesan yang sedang diberikan atau diterima tidak

dimengerti ”.

Dan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menyimak

sangatlah perlu diberikan kepada siswa. Dengan menguasai keterampilan

menyimak, maka siswa dapat memperoleh informasi dari bahan simakan. Namun

Page 2: Karya ilmiah pak kiyat

dalam pencapaian harapan tersebut, banyak hambatan atau kendala dalam

pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah pada umumnya. Seperti kenyataan yang

dihadapi bahwasanya kemampuan siswa dalam menyimak, khususnya

mengungkapkan kembali isi berita sangat kurang.

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimak khususnya

mengungkapkan kembali isi cerita, tentu saja menjadi persoalan bagi peneliti.

Karena disamping harapan kurikulum tidak terpenuhi, juga sangat berpengaruh

pada penentuan nilai akhir pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

Rendahnya penguasaan siswa dalam keterampilan menyimak diduga berasal

dari faktor siswa dan guru. Dari siswa, disebabkan oleh beberapa faktor antara

lain mereka tidak memeiliki keberanian dalam mengungkapkan kembali isi berita,

kosakata yang digunakan masih kurang, kurangnya motivasi dan aksi siswa dalam

pembelajaran menyimak. Sedangkan dari faktor guru sebagai akibat dari belum

efektifnya strategi pengajaran yang digunakan. Dalam proses belajar mengajar

sebelumnya, peneliti hanya menggunakan teknik dikte (imla) pada pengajaran

mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak, sehingga siswa

cenderung merasa bosan dalam menerima pelajaran menyimak.

Untuk mengatasi rendahnya kemampuan siswa mengungkapkan kembali isi

cerita dalam pengajaran menyimak, maka perlu mencari upaya pemecahanya.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencoba menggunakan media audio

berupa tape recorder. Alasan peneliti menggunakan media audio ini dengan

pertimbangan media mudah diperoleh dan dapat menunjang peneliti dalam

pengajaran menyimak.

Page 3: Karya ilmiah pak kiyat

Harapan peneliti dalam penelitian tindakan dengan mengunakan media

audio (tape recorder), kemampuan mengungkapkan kembali isi cerita dalam

pengajaran menyimak dapat meningkat.

Untuk menguji efektivitas media audio, khususnya tape-recorder ini, maka

peneliti akan mengkaji dalam suatu penelitian tindakan kelas dengan formulasi

judul yaitu ”Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas VI SD Negeri 2

Sukajaya Melalui Penggunaan Media Audio (Tape-Recorder)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang , maka masalah penelitian yang akan ditindaki

adalah apakah kemampuan menyimak siswa dapat ditingkatkan melalui

penggunaan media audio (Tape Recorder).

1.3 Cara Memecahkan Masalah

Salah satu alternatif pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan

menyimak siswa, yakni dengan mengunakan media audio (tape recorder) untuk

memperdengarkan cerita dongeng yang berjudul “ Jumpa Artis Cilik” melalui

langkah berikut:

a. Siswa menyimak cerita;

b. Siswa menjawab pertanyaan bahan simakan

c. Siswa menentukan ide pokok;

d. Siswa menceritakan kembali;

e. e.Siswa menyimpulkan isi cerita.

Page 4: Karya ilmiah pak kiyat

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah ”Ingin mengetahui sejauhmana kemampuan

menyimak siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan media audio (Tape

Recorder).

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas mempunyai manfaat bagi siswa, guru, dan

sekolah. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut :

Bagi Siswa

Penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat bagi siswa kelas VI SDN 2

Sukajaya Kecamatan Bayung Lencirmengungkapkan kembali isi cerita.

Bagi Guru

Manfaat penelitian tindakan ini bagi guru adalah :

Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengunakan media

pengajaran. Dengan dilaksanakan penelitian tindakan kelas ini, guru bahasa

Indonesia dapat menguasai model pembelajaran menyimak dengan

menggunakan media pengajaran berupa media audio (tape recorder). Guru

akan terbiasa melakukan penelitian kecil yang sangat bermanfaat untuk

meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru dan juga demi perbaikan

pembelajaran serta karirnya di masa yang akan datang.

Page 5: Karya ilmiah pak kiyat

Bagi Sekolah

Penelitian ini akan memberikan sumbangan yang berharga bagi sekolah

dalam meningkatkan kualitas pembelajaran menyimak pada khususnya, dan

pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya.

Page 6: Karya ilmiah pak kiyat

BAB II

KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Teoretis

2.1.1 Pengertian Menyimak

Kegiatan menyimak tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan berbicara

sebagai suatu jalinan komunikasi. Pada dasarnya, komunikasi dapat

berlangsung secara lisan dan tulis. Komunikasi lisan mencakup aktivitas

menyimak dan berbicara, sementara komunikasi tulis mencakup kegiatan

membaca dan menulis.

Tarigan (dalam Ardiana, 2002 : 5) mengambarkan kedudukan dan hubungan

antara menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam jalinan

keterampilan berbahasa dalam tebel berikut.

Tabel 1. Hubungan antara menyimak, membaca dan menulis

Menyimak

Langsung

Apresiatif

Reseptif

fugsional

Komunikasi tatap muka

Berbicara

Langsung

Produktif

Page 7: Karya ilmiah pak kiyat

Eksprektif

Keterampilan Berbahasa

Tak langsung

Produktif

Ekspresif

Menulis

Komunikasi tidak tatap muka

Tak langsung

Apresiasif

Fungsional

Membaca

Pada dasarnya, terdapat perbedaan antara mendengar dan menyimak.

`Mendengar` berarti sesuatu yang dilakukan dengan tidak sengaja. Hal ini

berbeda dengar `mendengarkan` yang sudah mengarah pada usaha yang

sungguh-sungguh dengan memperhatikan baik-baik apa yang didengar.

Dalam `mendengarkan`, faktor kesengajaan dan perhatian merupakan faktor

penting (kamidjan, dalam Ardiana, 2002 : 6). Sementara itu, menyimak

adalah menangkap pesan dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-

baiknya. Jadi, menyimak merupakan penerimaan pesan, gagasan, perasaan,

dan pikiran sesorang. Tanggapan atas menyimak merupakan respon

terhadap pembicara. Jika hal itu terjadi, berarti telah terjalin komunikasi

antara pembicara dan penyima

Page 8: Karya ilmiah pak kiyat

Oleh sebab itu, dapatlah dikatakan bahwa `mendengar` merupakan

kegiatan pasif, sedangkan `mendengarkan` dan `menyimak` merupakan

kegiatan aktif yang melibatkan unsur-unsur kejiwaan. Jika ditinjau dari segi

tingkat pemaknaan, `mendengarkan` lebih tinggi dari pada `mendengar`,

sedangkan `menyimak` lebih tinggi dari pada `mendengarkan`

Lebih lanjut, Kamidjan dalam Ardiana (2001: 4) menjelaskan bahwa

menyimak ialah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan

dengan sungguh-sungguh, penuh, perhatian, pemahaman, apresiasif yang

dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan

secara nonverba.

Akan tetapi, patut diperhatikan pula bahwa kegiatan menyimak yang

dimaksudkan diatas merupakan kegiatan menyimak yang dimaksudkan di

atas merupakan kegiatan menyimak yang dimaksudkan di atas merupakan

kegiatan menyimak lisan, bukan tulis. Dalam kegiatan menyimak (lisan) ini,

selain aspek-aspek suprasegmental, seperi : (1) tekanan atau keras

lembutnya suara, (2) jeda atau panjang pendeknya suara, (3) nada atau

tinggi rendahnya suara, (4) intonasi atau naik turunnya suara, dan (5) ritme

atau irama dalam suara (sabarati, 1992: 147). Hal ini perlu diperhatikan

karena keterampilan menyimak merupakn keterampilan menangkan pesan

dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-baiknya, baik pesan yang

tersirat maupun pesan yang tersurat yang terkandung dalam bunyi bahasa

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

menyimak merupakan penerimaan pesan gagasan, perasaan, dan fikiran

Page 9: Karya ilmiah pak kiyat

sesoorang. Tanggapan atas penyimak lisan merupakan respon terhadap

pembicaraan. Jika hal itu terjadi, berarti terjadi komunikasi antara dan

penyimak.

2.1.2 Tujuan Menyimak

Salah satu aktivitas penyimak ialah pesan yang disampaikan sumber

pembicara. Pemahaman yang dilakukan penyimak meliputi dua aspek, yaitu

(a) pemahaman pesan dan tanggapan pembicara, (b) tanggapan pemyimak

terhadap pesan sesuai dengan kehendak pembicara (Depdikbud,1985 : 21 –

24). Berdasarkan aspek tersebut dapat dirinci lebih jauh tentang tujuan

menyimak, antara lain :

Menyimak untuk mendapatkan fakta

Menyimak untuk menganalisis fakta

Menyimak untuk mengevaluasi fakta

Menyimak untuk mendapatkan inspirasi

Menyimak untuk mendapatkan hiburan, dan

Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara. Berikut ini

peneliti akan menguraikan dai masing – masing itu.

Berikut ini peneliti akan menguraikan dari masing-masing itu.

Menyimak untuk mendapatkan fakta

Untuk mendapatkan fakta, kita dapat melakukan dengan berbagai cara,.

Salah satu cara ialah dengan menyimak. Sarana yang diperguanakan dalam

menyimak untuk mendapatkan fakta di antaranya dapat dilakukan melalui

Page 10: Karya ilmiah pak kiyat

audio, radio, televisi, tape recorder dan pertemuan secara nasional untuk

mendapatkan informasi pertanian.

1) Menyimak untuk menganalisis fakta

Yang dimaksud dengan menganalisis fakta ialah menguraiakan

fakta atas unsur-unsur pemahaman secara menyeluruh. Tujuan utama

analisa fakta ialah untuk memahami makna dari segi yang paling

kecil. Dengan demikian, kita sebagai penyimak daoat memahami

setiap aspek fakta, sehingga fakta tersebut dapat dipahami dengan

baik. Pemahaman makna fakta dilakukan dengan secermat-cermatnya

melalui makna setiap kata frase, kalimat dan wacana. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Akan

tetapi, sebagai penyimak, harus menyadari bahwa tidaklah mungkin

akan menganalisis semua fakta yang terhadap oleh indera pendengar

dan yang masuk dalam otak manusia.

2) Menyimak untuk mengevaluasi fakta

Evaluasi fakta dapat dilakukan dilakukan dengan pertanyaan-

pertanyaan berikut : (a) Bernilaikah fakta-fakta itu?, (b) salahkah

fakta-fakta itu?, (c) Adakah fakta-fakta tersebut dengan pengetahuan

dan pengalaman penyimak.

Jika fakta-fakta yang diterima oleh penyimak dirasakan bernilai,

akurat dan relevansinya dengan pengetahuan dan pengalaman

penyimak, fakta-fakta tersebut dapat diguakan untuk menambah

pengetahuan. Jika fakta-fakta itu tidak sesuai, fakta-fakta tersebut

Page 11: Karya ilmiah pak kiyat

perlu kita tolak atau hilangkan. Jadi fungsi utama penyimak

mengevaluasi fakta adalah untuk memutuskan apakah fakta-fakta

tersebut akan diterima atau ditolaknya.

3) Menyimak untuk mendapatkan inspiras

Istilah inspirasi sering digunakan sebagai alasan seorang untuk

melakukan kegiatan menyimak. Inspirasi biasanya dapat diperoleh

melalui kegiatan menyimak ceramah, televisi, pertemuan-pertemuan

ilmiah, pertemuan seni, diskusi, debat dan sebagainya.

Seorang pembicara yang inspiratif ialah pembicara yang selalu

berusaha mendorong, memotivasi, menyentuh emosi, memberikan

semangat dan membangkitkan kegairahan penyimak untuk

mendapatkan inspirasi. Pada akhirnya, penyimak tergugah emosinya

terhadap hal-hal yang disampaikan pembicara.

4) Menyimak untuk mendapatkan hiburan

Hiburan dapat diperoleh melalui menyimak, seperti menyimak

lagu-lagu dari radio, televisi, rekaman tape recorder, rekaman Video

Compact Disk (VCD), atau dapat juga melalui menyimak ceramah

atau pidato.

Radio merupakan hiburan yang paling murah bagi sebagian

masyarakat Indonesia. Selain radio, sarana hiburan yang lain ialah

tape recorder dan televisi. Kehebatan sarana hiburan tape-recorder

ialah dapat menyajikan suara yang bisa disimak. Selain itu kita

memilih materi/bahan simakan kepada siswa berupa berita-berita

Page 12: Karya ilmiah pak kiyat

ataupun informasi lainnya yang kita rekam dari RRI atau televisi.

Selanjutnya, kehebatan sarana hiburan televisi ialah selain menyajikan

suara yang bisa disimak, sarana itu juga menyajikan gambar karena

televisi merupakan gabungan antara audio dan audio visual.

5) Menyimak untuk memperbaki kemampuan bicara

Kosakata hasil simakan seseorang akan berpengaruh terhadap

kemampuan berbicaranya. Semakin banyak kosakata yang kita kuasai

melalui menyimak, akan semakin tinggi pula kemampuan kita

berbicara. Berkaitan dengan tujuan menyimak untuk memperbaiki

kemampuan berbicara, seorang pembicara diharapkan dapat :

Mengorganisasikan bahan pembicara

Menyampaikan bahan

Memikat perhatian penyimak

Mengarahkan

Mengunakan alat-alat bantu, seperti mik, alat peraga, dan

sebagainya

Memulai dan mengakhiri pembicaraan (Sutari dkk, 1998: 27)

Dalam hal ini, penyimak yang bertujuan memperbaiki

keterampilan berbicaranya diharapkan dapat memahami keenam

komponen itu pada saat menyimak.

Page 13: Karya ilmiah pak kiyat

2.1.3 Jenis-jenis Menyimak

Secara garis besar, Tarigan (1983 : 22) membagi jenis menyimak itu

menjadi 2 macam, yaitu (1) menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif.

Kedua jenis menyimak itu sangat berbeda. Perbedaan itu tampak dalam cara

melakukan kegiatan menyimak.

Menyimak ekstensif lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara

umum, misalnya, orang tua dan anak-anak menyimak tayangan sinetron dari

sebuah televisi, berita radio dan sebagainya. Menyimak intensif merupakan

kegiatan menyimak yang dlakkan dengan sungguh-sungguh dan dengan

tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendak.

Dengan kata lain, menyimak intensif lebih menekankan kemampuan

memahami bahan simakan. Misalnya, dalam menyimak pelajaran di

sekolah, guru biasanya menuntut agar siswa memahami penjelasannya.

Selanjutnya untuk mengukur daya serap siswa, guru memberikan

pertanyaan-pertanyaan. Berikut ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan

menyimak intensif, yaitu :

Menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman.

Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi pikiran dan

perasaan yang tinggi

Menyimak intensif pada dasarnya memahami bahasa formal, dan

Menyimak intensif memerlukan reproduksi materi yang simak

Unsur-unsur Dasar Menyimak

Page 14: Karya ilmiah pak kiyat

Kegiatan menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks

karena sangat bergantung kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang

dimaksud dengan unsur dasar ialah unsur pokok yang menyebabkan

terjadinya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur merupakan satu

kesatuan yang tak terpisahkan dari unsur yang lai

Unsur-unsur dasar menyimak ialah ; (1) pembicara, (2) penyimak, (3)

bahan simakan, dan (4) bahan lisan yang digunakan.

Pembicara

Yang dimaksud dengan pembicara ialah orang yang menyampaikan

pesan berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi

lisan, pembicara adalah nara sumber pembawa pesan, sedang lawan bicara

ialah orang yang menerima pesan (penyimak)

Dengan aktivitasnya, seorang penyimak sering melakukan kegiatan

menulis dengan mencatat hal-hal penting selama melakukan kegiatan

menyimak. Catatan tersebut merupakan pokok-pokok pesan yang

disampaikan pembicara kepada penyimak.

Penyimak

Penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak memiliki pengetahuan

dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan kegiatan

menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak

yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak

seperti itu akan selalu mendapatkan pesan pembicara secara tepat. Hal

Page 15: Karya ilmiah pak kiyat

tersebut akan lebih sempurna jika ia di tinjau oleh pengetahuan dan

pengalamann

Bahan Simakan

Bahan simakan merupakan unsur terpenting dalam komunikasi lisan ,

terutama dalam menyimak. Yang dimaksud dengan bahan simakan ialah

pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan simakan itu

dapat berupa konsep, gagasan, atau informasi. Jika pembicara tidak dapat

menyampaikan bahan simakan dengan baik, pesan itu dapat diserap oleh

penyimak yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam komunikasi.

Bahasa Lisan yang Digunakan

Bahasa lisan (primer) merupakan media yang dipakai untuk

menyimak pembicara menyampaikan gagasan dengan bahasa lisan. Bahasa

lisan merupakan tuturan yang disampaikan pembicara dan ditangkap

penyimak melalui alat pendengaran. Untuk menyampaikan gagasan,

pembicara dapat memilih kata-kata, kalimat, lagu, gaya yang paling tepat

untuk mewadahi gagasan, agar ia dapat menyampaikan gagasan.

Faktor – Faktor Menyimak

(Martini:2005) www.digilib.upi.edu/pasca/available/etd/etd-1205105-

094801 diakses 12 Desember 2008 menyatakan bahwa Menyimak

merupakan salah satu keterampilan berbahasa diantara empat keterampilan

bahasa lain seperti menulis, membaca, dan berbicara. Kegiatan menyimak

berperan penting dalam pengembangan kemampuan berbahasa seseorang

terutama para siswa. Namun, pembelajaran menyimak bukan semata-mata

Page 16: Karya ilmiah pak kiyat

penyajian materi dengan mendengarkan segala sesuatu informasi, melainkan

ada proses pemahaman yang harus dikembangkan.

Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda

dengan mendengar atau mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan

(1994:27), ”Pada kegiatan mendengar mungkin sipendengar tidak memhami

apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah unsur kesengajaan,

tetapi belum diikuti unsur pemahaman karena itu belum menjadi tujuan”.

Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai

usaha memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak

ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsur

utama dalam setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat

dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.

Menurut pendapat Rose (1991:108) bahwa faktor – faktor yang

penting dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa

menuliskan butur – butir penting bahan simakan terutama yang

berhubungan dengan bahan simakan.

Pendapat lain menurut Tarigan (1994:62), komponen / faktor – faktor

dalam menyimak adalah sebagai berikut :

Membedakan antar bunyi fonemis

Mengingat kembali kata-kata

mengidentifikasi tata bahasa dari sekelompok kata.

Page 17: Karya ilmiah pak kiyat

mengidentifikasi bagian – bagain pragmatik, ekspresi, dan

seperangkat penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara

mencari arti / makna.

menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda – tanda para

linguistik (intonasi) dan non linguistik (situasi yang sesuai dengan objek

supaya terbangun makna, menggunakan pengetahuan awal )yang kita tahu

tentang isi dan bentuk dan konteks yang telah siap dikatakan untuk

meperkirakan dan kemudian menjelaskan makna

1) Mengulang kata – kata penting dan ide – ide penting.

Menurut pendapat Michael (1991:108) faktor – faktor yang penting

dalam keterampilan menyimak dalam kelas adalah siswa menuliskan butir –

butir penting dalam simakan terutama yang berhubungan dengan simakan.

Untuk dapat mengajarkan menyimak sampai pada pemahaman, guru perlu

menyusun bahan simakan. Penyusunan materi menyimak pun tidak asal

mendapatkan materi saja, tetapi ada beberapa yang harus diperhatikan guru

dalam penyusunan materi ini diantaranya : 1. Sasaran kegiatan, 2. Sasaran

kompetensi siswa, 3. Metode pembelajaran dan 4. faktor keberhasilan

menyimak.

2.2 Pengertian Media

Kata `media` berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata `medium` yang secara harfiah berarti `perantara atau pengantar`. Dengan

demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

Page 18: Karya ilmiah pak kiyat

pesan. Menurut Djamarah dkk (1995 : 136), media adalah sumber belajar, maka

secara luas media juga dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa

yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Dalam proses belajar mengajar, kehadiran media mempunyai arti cukup

penting, karena dalam kegiatan tersebut, ketidak jelasan bahan yang disampaikan

dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan

yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan

media. Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila

penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan

untuk menggunakan media. Manakalah diabaikan, maka media bukan lagi sebagai

penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Untuk itu, guru

harus seselektif mungkin memilih media pengajaran yang sesuai dengan bahan

ajar. Prinsip pemilihan media pengajaran Sudirman (dalam Djamarah dkk, 1995 :

143) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang

dibaginya kedalam tiga kategori sebagai berikut :

a) Tujuan Pemilihan

Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan

tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk

pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersifat umum, ataukah

sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong? Lebih spesifik lagi, apakah

untuk pengajaran kelompok atau pengajaran imdividual, apakah untuk

sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMU, tuna rungu, tuna netra,

Page 19: Karya ilmiah pak kiyat

masyarakat pedesaan, ataukah masyarakat perkotaan. Tujuan pemilihan ini

berkaitan dengan kemampuan berbagai media.

Berdasarkan prinsip pertama dari pemilihan media pengajaran, yakni

tujuan pemilihan media pengajaran, peneliti memilih media audio berupa

tape-recorder untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN Huidu

mengungkapkan kembali isi cerita. Media tersebut dipilih oleh peneliti

dengan pertimbangan bahwa media ini mudah diperoleh dan sangat tepat

digunakan dalam pembelajaran menyimak.

b) Karakteristik Media Pengajaran

Setiap media mempunyai karateristik tertentu, baik dilihat dari segi

keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya.

Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan

dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan

pemilihan media pengajaran. Di samping itu memberikan kemungkinan

pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media pengajaran secara

bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media

tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap

spekulatif.

c) Alternatif Pilihan

Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari

berbagai alternativ pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang

akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat

Page 20: Karya ilmiah pak kiyat

diperbandingkan. Sedangkan apabila media pengajaran itu hanya ada satu,

maka guru tidak bisa memilih tetapi mengunakan apa adanya.

Sudjana (1991 : 104 ) mengemukakan prinsip-prinsip pemilihan dan

penggunaan media sebagai berikut :

Menentukan Jenis media dengan alat tepat; artinya sebaiknya guru

memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan

dan bahan pelajaran yang akan di ajarkan.

Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya,

perlu diperlukan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat

kematangan / kemampuan anak didik.

Menyajikan media dengan tepat; artinya teknik metode penggunaan

media dalam pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan

metode, waktu, dan sarana yang ada.

Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan

situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu

mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses

belajar mengajar terus menerus memperlihatkan atau menjelaskan

sesuatu dengan media pengajaran.

2.3 Jenis-jenis Media Pengajaran

Khususnya untuk pengajaran bahasa, subyakto (1992: 206) mengatakan

bahwa ”Media dalam pengajaran bahasa ialah segala alat yang dapat digunakan

oleh guru dan pelajar untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditentukan.” Alat

Page 21: Karya ilmiah pak kiyat

atau media ini dapat terdiri dari yang komersial (diperjualbelikan) atau yang dapat

dibuat sendiri. Media juga dapat dibagi menjadi media yang didengar atau audio

(auditory), media yang dilihat (visual), dan media yang didengarkan dan dilihat

(audio-visual).

Sudirman, dkk. (1992: 206-207) menguraikan lebih jelas media auditf,

media visual, dan media audiovisual sebagai berikut :

Media auditif/audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan

suara saja, seperti radio, tape-recorder/casette recorder, piringan audio. Media ini

tidak cocok untuk orang yang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media

visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai),

slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, cetakan.

Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. Jenis media ini seperti film bingkai suara (sound slide) film rangkai

suara, cetak suara, film suara dan videocassette.

Selanjutnya, Erdmenger (dalam Subyakto, 1993: 206) memberikan

beberapa sudut pandang untuk memeriksa atau menggambarkan alat/media

pengajaran bahasa, yakni :

Ciri informasi yang disampaikan melalui alat (yakni informasi linguistik

dan non-linguistik); Jalur informasi (auditorym, visual, audio-visual);Fase-fase

dalam proses pembelajaran dan testing (apakah fase-fase digunakan untuk

penyajian, pengulangan, pemanfaatan materi, atau testing).

Page 22: Karya ilmiah pak kiyat

Fungsi didaktis (pendidikan), yakni apakah alat itu dipakai untuk memberi

motivasi kepada pelajar, menyampaikan pesan, atau mendorong penggunaan

bahasa dengan bebas. Kemungkinan-kemungkinan untuk membantu, melengkapi,

atau menggantikan guru; Penggunaan alat oleh individu-individu atau lebih orang

kelompok-kelompok. Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian tindakan

kelas ini, peneliti ingin menggunakan media auditif, yaitu tape-recorder untuk

meningkatkan kemampuan siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung

Lencir mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak.

Tape Recorder sebagai Salah Satu Media audio yang dapat di gunakan

dalam Pembelajaran Mengungkapkan Kembali Isi Cerita pada Pengajaran

Menyimak. Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan

berbahasa Indonesia yang terkait dengan keterampilan berbicara, guru perlu

melatih kemampuan siswa dengan berbagai peristiwa komunikasi, menyimak

cerita, berita, dan dialog melalui berbagi media, baik visual, audio atau audio-

visual.

Tape-recorder merupakan salah satu media audio yang dapat digunakan

dalam pengajaran keterampilan menyimak. Cerita, fragmen, drama ataupun berita

dapat diperdengarkan dengan menggunakan jenis media ini. Untuk memilih bahan

simakan berupa isi berita dalam pelajaran menyimak, guru dapat menyelesaikan

materi yang diberikan dengan tingkat kemampuan penyimak (siswa) yang

diajarkan. Dengan kata lain, cerita yang disajikan kepada siswa SD berbeda

dengan siswa SLTP. Materi-materi berupa cerita yang diberikan kepada siswa

terlebih dahulu direkam oleh guru.

Page 23: Karya ilmiah pak kiyat

Selanjutnya, dalam proses kegiatan pembelajaran keterampilan menyimak,

media audio berupa tape-recorder sangat tepat digunakan untuk meningkatkan

kemampuan menyimak siswa. Karena melalui media ini, guru dapat merekam

cerita-cerita yang diperoleh berupa masalah-masalah ekonomi, sosial, olah raga,

budaya, pendidikan, moral, agama, yang selanjutnya dapat disajikan kepada

siswa. Dalam kegiatan ini, siswa diminta untuk mendengarkan informasi penting

yang diperolehdari bahan simakan. Hal ini sepadan dengan apa yang dikatakan

oleh Ardian, dkk (2002: 24), di mana mereka mengatakan bahwa cerita-cerita

yang diperdengarkan kepada siswa dapat bersumber dari surat kabar, radio, dan

televisi.

Setelah guru memperdengarkan bahan simakan berupa isi cerita beberapa

kali, selanjutnya guru meminta siswa untuk mengungkapkan kembali isi cerita

yang didengarkan dengan kata-kata sendiri baik secara lisan maupun tertulis.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritik maka hipotesis penelitian tindakan ini dapat

dirumuskan yakni ;

”Jika menggunakan media audio (tape-recorder), maka kemampuan

menyimak siswa dalam mengungkapkan kembali isi cerita akan meningkat”.

Indikator Kerja

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitiian adalah apabila

kemampuan mengungkapkan kembali isi cerita dalam pengajaran menyimak

siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir rata – rata mencapai

Page 24: Karya ilmiah pak kiyat

angka 85 atau mencapai 85% secara klasikal dan hasil belajar siswa secara

individual mencapai nilai 7,5 atau 75% ke atas.

Page 25: Karya ilmiah pak kiyat

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

3.1.1 Penetapan Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan

guru kelas VI. Fokus penelitian adalah siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya

Kecamatan Bayung Lencir dengan jumlah siswa 28 orang terdiri dari 12

orang laki-laki dan 16 orang perempuan.

Siswa kelas VI dijadikan sebagai fokus penelitian karena kemampuan

mereka dalam mengungkapkan cerita tergolong rendah. Pekerjaan mereka

sebagian besar adalah petani. Hal ini dibuktikan hampir semua siswa

menerima Beasiswa Keluarga Miskin (BKM).

3.1.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir merupakan salah satu

sekolah sekian banyak Sekolah Dasar di Kabupaten Musi Banyuasin. SDN 2

Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir jaraknya dari pusat kota Musi

Banyuasin ± 205 km sedangkan dari pusat Kota Sekayu jaraknya + 4 km.

Tempat dibangunnya sekolah tersebut, yaitu Desa Mekar Jaya. Alat

tranportasi yang digunakan menuju kelokasi tersebut adalah motor. Lokasi

sekolah ini sangat strategi karena cukup jauh dari pusat kota, dan

memungkinkan terciptanya kondisi belajar mengajar yang kondusif serta

mudah di jangkau oleh siswa dan guru.

Page 26: Karya ilmiah pak kiyat

SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir terdiri dari beberapa

ruang, yakni 1 (satu) ruang dewan guru, 1 (satu) ruang perpustakaan, dan 7

(tujuh) ruang belajar. Ruangan belajar terdiri dari 1 ruang kelas 1, 1 ruang

kelas II, 2 ruang kelas III, 1 ruang kelas IV, 1 ruang kelas V, dan 1 ruang

kelas VI. Fasilitas ruang SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir sudah

memadai bagi siswa dan guru. Ruang dewan guru yang tersedia dapat

menampung 8 orang guru kelas dan 9 guru honor. Sedangkan ruang kelas

dapat menampung siswa sampai 35 orang perkelas.

3.2 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 (dua) siklus,

dengan prosedur-prosedur, yakni : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3)

Observasi, ( 4) refleksi dalam setiap siklus. Untuk lebih jelasnya, prosedur

penelitian tindakan kelas untuk pelaksanaan siklus pertama dapat diuraikan pada

tahap-tahap sebagai berikut.

3.2.1 Tahap Persiapan

Adapun kegiatan yang dilaksanakan selama tahap perencanaan ini

diuraikan sebagai berikut.

Menghubungi Kepala Sekolah untuk memperoleh izin melaksanakan

kegiatan penelitian.

Mendiskusikan kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan bersama

guru mitra dan Kepala Sekolah.

Page 27: Karya ilmiah pak kiyat

Melakukan observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran

yang dilaksanakan peneliti serta bagaimana keadaan siswa dikelas

ketika media audio (tape-recorder) digunakan dalam pengajaran

mengungkapkan kembali isi cerita.

Merancang alat evaluasi unutuk melihat apakah kemampuan siswa

kelas VI SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir Tahun Pelajaran

2015/2016 mengungkapkan kembali isi cerita. Alat evaluasi yang

digunakan dalam tindakan ini berupa test mengungkapkan kembalim

isi cerita. Alat evaluasi ini diberikan setelah siswa mendengar cerita

melalui tape-recorder.

3.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Sebagaimana tealah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam

penelitian tindakan ini dilaksanakan dua siklus dalam tahapan-tahapan

sesuai dengan skenario pembelajaran sebagai berikut.

Peneliti menyediakan kaset yang berisi materi yang telah direkam

serta media tape-recorder

Peneliti memutar isi cerita yang ada pada kaset melalui tape-recorder

sebanyak 3 kali.

Peneliti mengundang siswa satu persatu untuk mengungkapkan isi

cerita menjawab pertanyaan menungkapkan ide pokok, dan memberi

simpulan tersebut secara lisan.

Page 28: Karya ilmiah pak kiyat

3.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi

1. Tahap Pemantauan

Pada tahap ini dilaksanakan proses pelaksanaan pemantauan

(observasi) dilaksanakan oleh guru kelas VI (guru mitra) dengan

melihat perangkat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti dan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

2. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dilaksanakan setelah proses belajar mengajar

(pemberian materi berupa cerita melalui tape-recorde). Dalam tahap

ini, siswa diberikan kesempatan mengungkapkan kembali isi cerita

secara lisan.

3.2.4 Tahap Analisis dan Refleksi

1. Tahap Analisis

Data yang terkumpul dari hasil penelitian selanjutnya dianalisis.

Dengan kata lain pada tahap ini, peneliti menganalisis siswa dalam

mengungkapkan kembali isi cerita. Aspek-aspek yang dianalisis

meliputi ketepatan menjawab pertanyaan, menemukan ide pokok,

menceritakan kembali dan menyimpulkan isi cerita. Hasil analisis

tersebut diceklis dan diberikan skor 0 sampai 100%.

2. Tahap Refleksi

Refleksi dalam penelitian ini dilaksanakan pada setiap akhir siklus

oleh peneliti dan guru kelas VI. Refleksi ini dimaksudkan untuk

Page 29: Karya ilmiah pak kiyat

memperbaiki dan meningkatkan hasil yang dicapai pada siklus

sebelumnya.

Page 30: Karya ilmiah pak kiyat

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian mendeskripsikan hal – hal yang akan di analisis pada siklus

I, tentang ; bagaimana kemampuan menyimak siswa melalui penggunaan media

audio dalam hal, menjawab pertanyaan, mengemukakan ide pokok,

menceriterakan kembali serta memberi simpulan. Hal – hal tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut ;

Tabel 2

Hasil pengamatan siklus I

Data tentang hasil pengamatan pada siklus I dapat digambarkan sebagai berikut ;

Dari 28 orang siswa yang dapat menjawab semua pertanyaan sebanyak 1 orang

(3,57 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 4 pertanyaan sebanyak 5 orang

(17,86 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 3 pertanyaan sebanyak 6 orang

(21,43 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 2 pertanyaan sebanyak 11 orang

(39,29 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 1 pertanyaan sebanyak 2 orang

(7,14 %), dari 28 siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan sebanyak 3 orang

(10,71 %).

Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 3 orang

(10,71%), dari 28 siswa yang tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 9

orang (32,14 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat menemukan ide pokok

sebanyak 16 orang (57,14 %).

Page 31: Karya ilmiah pak kiyat

Dari 28 orang yang sangat baik dalam menceritakan kembali sebanyak 4 orang

(14,29 %), dari 28 siswa yang baik dalam menceritakan kembali sebanyak 7 orang

(25 %), dari 28 siswa yang cukup dalam menceritakan kembali sebanyak 17 orang

(60,71 %).

Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 4 orang

(14,29 %), dari 28 siswa yang tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 9

orang (32,14 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat dalam menyimpulkan isi

cerita sebanyak 15 orang (53,57%).

Memperhatikan hasil pengamatan pada siklus I nampaknya belum

memperoleh hasil yang diharapkan. Oleh karena itu hasil pengamatan dilanjutkan

ke siklus berikutnya. Adapun hal – hal yang perlu ditindaki adalah ;

Menjawab pertanyaan ; soal nomor 2, 3, 4, 5

Menentukan ide pokok

Membuat simpulan

Tabel 3

Hasil pengamatan siklus II

Analisis Tabel Hasil Pengamatan Pada Siklus II

Data tentang hasil pengamatan pada siklus II dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari 28 orang siswa yang dapat menjawab semua pertanyaan sebanyak 14 orang

(50 %), dari 28 siswa yang dapat menjawab 4 pertanyaan sebanyak 10 orang

(35,71 %), dan dari 28 siswa yang dapat menjawab 3 pertanyaan sebanyak 4

orang (14,29 %).

Page 32: Karya ilmiah pak kiyat

Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 16 orang

(57,14 %), dari 28 siswa yang tepat dalam menemukan ide pokok sebanyak 10

orang (35,71 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat menemukan ide pokok

sebanyak 2 orang (7,14 %).

Dari 28 orang yang sangat baik dalam menceritakan kembali sebanyak 21 orang

(75 %), dari 28 siswa yang baik dalam menceritakan kembali sebanyak 5 orang

(17,85 %), dari 28 siswa yang cukup dalam menceritakan kembali sebanyak 2

orang (7,14 %).

Dari 28 siswa yang sangat tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 18 orang

(64,29 %), dari 28 siswa yang tepat dalam menyimpulkan isi cerita sebanyak 7

orang (25 %), dan dari 28 siswa yang tidak tepat dalam menyimpulkan isi cerita

sebanyak 3 orang (10,71 %).

Berdasarkan tabel di atas maka dikatakan bahwa kegiatan belajar pada siklus II

telah memenuhi ketuntasan. Hal ini dibuktikan dari 4 aspek yang diamati sudah

memperoleh nilai di atas 75 %.

Dengan memperhatikan data hasil pengamatan pada siklus I dan data hasil

pengamatan pada siklus II disimpulkan bahwa tape-recorder sebagai media audio

dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas VI SDN 2 Sukajaya

Kecamatan Bayung Lencir mengungkapkan kembali isi cerita.

4.2 Pembahasan

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus

dikembangkan oleh guru kepada siswa. Keterampilan ini sangat erat kaitannya

Page 33: Karya ilmiah pak kiyat

dengan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya seperti keterampilan

berbicara dan membaca. Salah satu contoh pengajaran keterampilan menyimak

dipadukan dengan keterampilan berbicara, yakni mengungkapkan kembali isi

cerita.

Pada tahap awal tindakan peneliti mengalami berbagai kesulitan dalam

proses pembelajaran, khususnya dalam mengungkapkan kembali isi cerita. Hal ini

disebabkan siswa belum mengungkapkan kembali isi cerita yang disimaknya,

sehingga dalam proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, peneliti, banyak

melakukan intervensi. Pada saat diberikan kesempatan untuk mengungkapkan

kembali isi cerita sebagian siswa belum mampu.

Untuk mengatasi masalah ini ditempuh hal-hal berikut ;

1. Memperbaiki aspek-aspek yang berhubung dengan perangkat pembelajaran.

Memberikan motivasi kepada siswa sehingga mereka dapat mengungkapkan

kembali isi cerita dengan baik dan lancar. Dalam pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar, peneliti berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar

yang mantap. Langkah-langkah ini diupayakan semaksimal mungkin agar

dapat mengatasi kelemahan-kelemahan sebelumnya sehingga realisasinya

akan nampak pada siklus berikutnya.

Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan ,pada hasil siklus II

menunjukan adanya perubahan, yaitu peningkatan kemampuan siswa

mengungkapkan kembali isi cerita serta pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

semakin efektif. Hal ini terlihat pada tabel data yang menunjukan bahwa siswa

dapat mengungkapkan kembali isi cerita dengan baik, artinya 28 orang yang

Page 34: Karya ilmiah pak kiyat

dikenai tindakan sebanyak 26 siswa (92,85 %), yang memperoleh nilai 6,5 ke atas,

serhingga telah memperoleh hasil yang diharapkan.Memperhatikan data tentang

hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas ini perlu dilaksanakan, sebab penelitian ini dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam proses belajar mengajar, khususnya pada keterampilan

menyimak. Hal ini dilihat dari hasil pelaksanaan siklus II, umumnya siswa sudah

mampu menungkapkan kembali hasil simakannya melalui tape-recorder.

Page 35: Karya ilmiah pak kiyat

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya maka

peneliti dapat menarik simpulan sebagai berikut :

Kemampuan siswa dalam mengungkapkan isi cerita pada siklus I sebesar

(63,39 %) dengan nilai rata-rata 6,34. Sedangkan pada siklus II kemampuan siswa

mengungkapkan isi cerita meningkat menjadi (91,96 %) dengan nilai rata-rata

sebesar 9,19

Melalui penggunaan tape-recorder, kemampuan menyimak siswa kelas VI

SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir mengungkapkan kembali isi cerita

dapat ditingkatkan dan dioptimalkan.

5.2 Saran

Dari hasil simpulan , peneliti dapat memberikan beberapa saran berikut :

Dalam pembelajaran menyimak, hendaknya guru dapat mengintegrasikan atau

dipadukan dengan keterampilan-keterampilan lain seperti keterampilan berbicara

dan keterampilan membaca.

Penelitian ini baru sekitar penggunaan audio tape rekorder untuk

meningkatkan kemampuan menyimak, untuk itu peneliti lain dapat meninjaunya

dari segi yang lain.

Page 36: Karya ilmiah pak kiyat

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, 2002. Menyimak. Jakarta : Depdikbud

Ardiana, Leo Idra, dkk. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompotensi Guru

Mata Pembelajaran Bahasa Indonesia, Menyimak. Jakarta : Direktorat SLTP

Dirjen Dikdasmen Depdikbud.

Azies, Alwasilah, 1996. Pokok-Pokok Keterampilan Dasar Mengajar. Surabaya :

FBS UNESA.

Depdikbud, 1985. Menyimak dan Pengajarannya. Jakarta : Universitas Terbuka.

Djamarah, Syaiful Bahri, Zain Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :

Rineke Cipta.

Kamidjan, 2001. Teori Menyimak. Surabaya : FBS UNESA.

Martini Iskandar. 2005. Language.

(ONLINE) www.digilib.upi.edu/pasca/ available /etd/ etd-1205105-094801.

Diakses 12 Desember 2008.

Sabari, dkk. 1992. Bahasa Indonesia, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi.

Subyakto, Sri Utara. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudirman, dkk. 1992 Ilmu Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 1991. Evaluasi Hasil Belajar Konstruksi dan Analisa. Bandung.

Sutari, Ice, KY, dkk. 1998. Menyimak. Jakarta : Depdikbud

Page 37: Karya ilmiah pak kiyat

Lampiran 1

CURRICULUM VITAE

Identitas

1. Nama : Sulastri Nangili

2. Tempat, tanggal lahir : Yosonegoro, 7 januari 1982

3. Nim : 151206481

4. Angkatan : 2006 / 2007

5. jurusan :

6. Program Studi :

7. Status Perekawinan : Kawin

8. Tempat Penelitian : SDN 2 Sukajaya Kecamatan Bayung Lencir

9. Jenis Kelamin : Perempuan

10. Agama : Islam

11. Alamat : Desa Yosonegoro Kecamatan Limboto

barat Kabupaten gorontalo

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar Negeri Inpres Yosonegoro tahun 1994

Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Limboto tahun 1997

Sekolah Menengah atas Negeri 2 Limboto tahun 2000

Page 38: Karya ilmiah pak kiyat

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : VI / 1

Waktu : 2 x 35 Menit

Standar Kompetensi : Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan.

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tokoh, latar, tema / amanat dari cerita

anak yang dibacakan.

Indikator : Siswa mampu menyimpulkan cerita yang didengar.

Tujuan Pembelajaran

-Siswa mampu menyimpulkan cerita anak yang didengar.

2. Materi Pembelajaran

-Cerita anak

3. Metode Pembelajaran

– Tanya jawab

– Demonstrasi

– Pemberian tugas

4. Langkah-Iangkah kegiatan pembelajaran

a. Kegiatan Awal

-Siswa diberikan tanya jawab tentang cerita.

b. Kegiatan Inti

Page 39: Karya ilmiah pak kiyat

– Guru memutar isi cerita dengan menggunakan tape-recorder sebanyak tiga

kali

– Siswa mendengarkan cerita tersebut.

– Guru menunjuk siswa satu persatu untuk satu persatu untuk

mengungkapkan isi cerita secara lisan.

– Secara bergantian siswa mengungkapkan isi cerita seeaI’a lisan.

c. Kegiatan Akhir

Dengan bimbingan guru, siswa dapat membuat rangkuman materi

5. Sumber Belajar

– Cerita anak

– Tape-Recorder

– Kaset

– Buku Bahasa Indonesia Kelas VI SD Penerbit : Erlangga

6. Penilaian

a. Tehnik: Penugasan

b. Soal :

Siapa nama artis cilik dalam cerita itu ?

Mengapa anak-anak menyukai artis cilik dalam cerita itu ?

Siapa yang melempar cicak plastik kepada artis cilik itu ?

Mengapa anak itu melempar cicak plastik kepada artis cilik itu ?

Siapa yang mendampingi artis cilik itu menyanyi di alun-alun kota ?

Jawab:

Dela

Page 40: Karya ilmiah pak kiyat

Karena suaranya bagus dan gaya menyanyinya sangat menarik.

Heni

Karena Heni ingin bersalaman dan berkenalan langsung dengan artis

kesayangannya.

Ayahnya

Mengetahui

Kepala Sekolah

Hj. ROHANA TANGAHU

NIP. 130 395 496

Limboto Barat, Desember 2008

Mahasiswa

SULASTRI NANGILI

NIM. 151206481

Lampiran 3

Cerita anak

Jumpa Artis Cilik

Dela adalah seorang artis cilik. Suara Dela bagus. Gaya menyanyinya menarik.

Oleh karena itu, banyak anak-anak yang menyukainya.

Minggu lalu, Dela menyanyi di alun-alun kota. Penontonnya sangat banyak.

Dalam acara itu, ia didampingi oleh ayahnya.

Para penonton bertepuk tangan setelah Dela selasai menyanyikan lagu pertama.

Pada saat akan menyanyikan lagu berikutnya, tiba-tiba ia menjerit, "Hi, cicak !

Page 41: Karya ilmiah pak kiyat

Ayah, tolong ….!" Dela kaget karena ada cicak di bajunya. Ayahnya segera

memeriksa baju Dela. Oh, ternyata cicak mainan. Hm …. berarti, ada yang usil.

Karena masih terkejut, Dela belum mau tampil di panggung.

"Ayo, siapa tadi yang melempar cicak plastik ini? Kalau tidak ada yang mengaku,

Dela tidak mau menyanyi," kata Ayah Dela.

Seorang gadis cilik sebaya Dela, tiba-tiba naik ke panggung. Ia pun mendekati,

Dela.

"Maaf, ya, Dela! Aku menyesal. Habis, aku ingin bersalaman denganmu!" ujarnya

lirih.

Dela mengangguk sambil tersenyum, Dela berkata , ‘"tapi lain kali jangan begitu,

ya! Oh ya, siapa namamu?" tanya Dela sambil mengulurkan tangan.

Gadis cilik itu lalu menjabat erat dengan Dela.

"Saya Heni." Jawab gadis cilik itu.

Ah, betapa senangnya Heni dapat berkenalan langsung dengan artis

kesayangannya.


Recommended