+ All Categories
Home > Documents > REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity...

REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity...

Date post: 24-Jan-2021
Category:
Upload: others
View: 9 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
45
REVIEW M DI WILAYAH KER PT. PLN (PERSERO SELATAN SEKT KERAMAS MONITORING BIODIVER RJA PT. PLN (PERSERO) IN O) PEMBANGKITAN SUMATER TOR PENGENDALIAN PEMBAN SAN PUSAT LISTRIK INDRALAY MARET 2018 RSITY NDRALAYA RA BAGIAN NGKITAN AYA
Transcript
Page 1: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

REVIEW MONITORING BIODIVERSITYDI WILAYAH KERJA PT. PLN (PERSERO) INDRALAYA

PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIANSELATAN SEKTOR PENGENDALIAN PEMBANGKITAN

KERAMASAN PUSAT LISTRIK INDRALAYAMARET 2018

REVIEW MONITORING BIODIVERSITYDI WILAYAH KERJA PT. PLN (PERSERO) INDRALAYA

PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIANSELATAN SEKTOR PENGENDALIAN PEMBANGKITAN

KERAMASAN PUSAT LISTRIK INDRALAYAMARET 2018

REVIEW MONITORING BIODIVERSITYDI WILAYAH KERJA PT. PLN (PERSERO) INDRALAYA

PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIANSELATAN SEKTOR PENGENDALIAN PEMBANGKITAN

KERAMASAN PUSAT LISTRIK INDRALAYAMARET 2018

Page 2: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam pengelolaan suatu kawasan secara lestari terjadi pencapaian

keseimbangan antara fungsi, produksi, lingkungan dan sosial, ketiga fungsi tersebut

akan berjalan dengan baik apabila masing-masing fungsi dapat terlaksana secara

sinergis dan berkelanjutan, ketika salah satu dari ketiga jenis tersebut terganggu

maka keseimbangan ekosistemnya akan menjadi terganggu. Dalam konteks ini

konservasi keanekaragaman hayati (biodiversity) merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari pengertian konservasi sumberdaya alam hayati. Selain itu, dengan

ratifikasi konservasi keanekaragaman hayati (Biodiversity Convention) oleh Pemerintah

Indonesia melalui Undang-undang No.5 Tahun 1994, konservasi keanekaragaman

hayati telah menjadi komitmen nasional yang membutuhkan dukungan seluruh lapisan

masyarakat dan pihak perusahaan, sebagai wujud ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

PT PLN (Persero) Indralaya merupakan perusahaan penyedia jasa kelistrikan

yang terletak di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Sebagai implementasi terkait

kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan sebagaimana tercantum dalam

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, maka perusahaan wajib melakukan perlindungan terhadap

lingkungan sebagai upaya konservasi di wilayah kerja tempat kegiatan beroperasi.

Salah satu upaya dalam melakukan perlindungan lingkungan hidup, adalah

keanekaragaman hayati / biodiversitas. Cara yang paling efektif menjaga

keanekaragaman hayati di suatu ekosistem adalah melestarikan komunitas hayati

secara utuh. PT. PLN (Persero) Indralaya juga sudah mulai melakukannya seperti

yang diamanatkan dalm Undang-undang No.32. Tahun 2009, beberapa kegiatan yang

telah dilakukan adalah seperti melakukan revegetasi pada lahan yang terdapat di

dalam wilayah kegiatan. Yang dijadikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) oleh

perusahaan. Adanya ruang tebuka hijau tidak hanya berfungsi untuk mengurangi

dampak pencemaran udara tetapi juga dapat menyediakan habitat bagi satwaliar yang

terdapat disekitar wilayah tersebut, selain itu juga program lainnya melakukan kegiatan

konservasi jenis Ikan yang dilindungi seperti ikan belida.

Page 3: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

2

Berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan seperti yang tersebut diatas, dan pada

tahun 2015 pernah dilakukan studi terhadap keanekaragaman hayati (Biodiversity)

pada area sekitar wilayah kegiatan tersebut. Maka dalam tiga tahun berjalan setelah

studi biodiversity penting untuk diadakannya review kembali melalui kegiatan

monitoring tentang keanekaragaman flora-fauna di sekitar kawasan tersebut sebagai

antisipasi dampak dari berbagai kegiatan yang terus berkembang dalam areal

perusahaan dengan memonitoring kelangsungan hidup dan keberadaan flora-fauna

terutama satwa yang dilindungi apakah ada tren perubahan kenaikan atau penurunan

keaneragaman flora maupun faunanya, hal ini sangat diperlukan sekali dalam hal

perlindungan keanekaragaman hayati, karena kegiatan survey monitoring biodiversity

merupakan langkah awal melihat perubahan yang terjadi dalam suatu kawasan

terhadap biodiversity sehingga perusahaan dapat menentukan prioritas konservasi

terhadap keanekaragaman hayati dalam suatu kawasan, oleh karena itu salah satu

kegiatan yang perlu dilakukan oleh pihak perusahaan adalah melakukan pemantauan

keberadaan flora dan fauna di sekitar kawasan yang dikelola atau kawasan

operasional kerja perusahaan.

Kondisi biodiversitas suatu daerah merupakan indikator yang bisa dipergunakan

untuk menentukan kualitas suatu lingkungan yang juga digunakan dalam program

penilaian peringkat kerja perusahaan bidang keanekaragaman hayati, kondisi

biodiversitas sendiri bisa dilihat dari keterwakilan spesies-spesies yang ada di lokasi

tersebut seperti jenis mamalia, ikan, burung, herpetofauna, dan jenis-jenis lainnya,

Dengan demikian, hasil dari kegiatan monitoring ini dapat membantu pihak PLN

Indralaya melihat tren perubahan biodiversity yang terjadi di lingkungan perusahaan

dan dapat memberikan rekomendasi mengenai langkah-langkah strategi konservasi

dalam upaya pelestarian serta membantu menyajikan dokumen mengenai profil

keanekaragaman hayati suatu kawasan serta bagi perusahaan memberikan kontribusi

nyata dalam hal konservasi untuk menentukan kebijakan pembangunan dan

pengembangan operasional diareal perusahaan.

1.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan review monitoring biodiversity ini mencakup survey inventarisasi flora-

fauna, di dalam dan di sekitar kawasan PT. PLN (persero) sektor Indralaya. Kabupaten

Ogan Ilir, Survei Monitoring biodiversity meliputi inventarisasi jenis-jenis fauna yang

Page 4: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

3

termasuk dalam kelompok mamalia, aves, nekton, herpetofauna (reptil dan amfibi), dan

kelompok serangga diwakili kupu-kupu dan capung. serta struktur komposisi vegetasi

yang dapat ditemukan di kawasan, kemudian melihat tren perubahan yang terjadi

apakah perubahan penurunan atau kenaikan dari nilai keanekaragaman.

Keseluruhan data yang diperoleh berupa hasil identifikasi fauna dan komposisi

vegetasi tumbuhan di lokasi akan di analisis keanekaragamannya dan status

konservasi, sedangkan untuk flora struktur komposisinya.Inventarisasi melalui metode-

ekologi yang telah ditetapkan mengacu pada pedoman panduan pengumpulan data

keanekaragaman flora dan fauna (LIPI, 2004).

1.3. Tujuan Utama Kegiatan

1. Mengumpulkan data keanekaragaman hayati terkini dan melihat tren perubahan

yang terjadi dengan membandingkan data sebelumnya mengenai komposisi,

keanekaragaman, dan menentukan keberadaan spesies flora-fauna yang berada

dalam kawasan tersebut terutama jenis flora-fauna yang dilindungi yang

ditemukan di dalam kawasan.

2. Memberikan rekomendasi terkait hasil review monitoring sehubungan dengan aksi

perusahaan dalam memberikan perlindungan dan pengelolaan keanekaragaman

hayati flora dan fauna khususnya yang terdapat dalam kawasan.

1.4.Manfaat Kegiatan

Studi kajian ini diharapkan menjadi sebagai data dasar (database) terkini yang

up to date yang ilmiah bagi pihak PT. PLN (Persero) Inderalaya khususnya tentang

potensi keanekaragaman hayati sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

terkait dengan pengelolaan dan perlindungan keanekaragaman hayati di dalam dan di

sekitar kawasan PT. PLN (Persero) Inderalaya.

Page 5: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

4

1.5. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam

Hayati dan Ekosistemnya.

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan UnitedNations

Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa

mengenai Keanekaragaman Hayati).

3. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 tahun 2009 tentang

Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati Di Daerah.

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

6. Keppres No. 32 tahun 1990, tentang Pengelolaan kawasan lindung, yang

dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi biogeofisik wilayah yang

mempunyai karakteristik dan keunikan masing-masing.

7. Permen LH No.03 Tahun 2014 tentang Program penilaian peringkat kerja

perusahaan (Proper).

Page 6: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

5

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keadaan Umum Wilayah

a. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kecamatan Indralaya merupakan bagian wilayah dari Kabupaten Ogan Ilir yang

terbentuk melalui Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 merupakan hasil pemekaran

dari Kabupaten Ogan Komering Ilir. Secara geografis terletak diantara 3o 02' sampai 30048' Lintang Selatan dan diantara 1040 20' samp ai 104o48' Bujur Timur, dengan luas

wilayah 52,36 Km2 atau 5,236 Ha dan mempunyai ketinggian tempat rata-rata 8 meter

di atas permukaan laut.

Batas wilayah administrasi Kecamatan Indralaya sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Indralaya Utara

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Indralaya Selatan

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Indralaya Utara

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Pemulutan Barat

b. Kondisi Tanah pada Kabupaten Ogan ilir

Jenis tanah didominasi oleh jenis tanah Alluvial dan jenis tanah Podsolik.Jenis

Tanah alluvial terdapat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan yang tersebar di seluruh

wilayah kecamatan dengan warna tanah kelabu atau kecoklatan, keadaan tanahnya

liat, berpasir dan lembab apabila musim kering akan menjadi keras. Tanah alluvial

memiliki susunan humus yang kaya bahan organik yang berasal dari endapan

limpasan air sungai. Tanah podsolik terdapat di daratan yang tidak mengalami

penggenangan pada musim hujan, tingkat kesuburan lebih rendah dibandingkan

dengan jenis tanah alluvial (Bapsi, 2008).

Tabel 2.1. Rincian turunan jenis tanah yang ada di beberapa wilayah lokasi.

1. Alluvial HidromorfEndapan Liat

Meliputi Wilayah Kecamatan Pemulutan, PemulutanBarat,Pemulutan Selatan, Tanjung Batu, Tanjung Raja, SungaiPinang, Rantau Panjang, Rantau Alai, kandis, Indralaya,Indralaya Utara dan Kecamatan Indralaya Selatan

2. Assosiasi Gley Humus danOrganosol

meliputi Wilayah Kecamatan Tanjung Raja, RantauPanjang, Rantau Alai, Kandis, Indralaya, Indralaya Utaradan Kecamatan Indralaya Selatan

Page 7: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

6

c. Iklim dan Curah Hujan

Kecamatan Indralaya yang merupakan bagian dari Kabupaten Ogan Ilir adalah

daerah yang mempunyai iklim Tropis Basah (Tipe B) dengan musim kemarau berkisar

antara bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim hujan berkisar

antara bulan November sampai dengan bulan April. Curah hujan di suatu wilayah

(tempat) dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografi, dan perputaran/pertemuan arus

udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun

pengamat. Pada tahun 2006 (dari 3 kecamatan yang memiliki alat pendeteksi hujan),

rata-rata curah hujan per tahun berkisar antara 161,60 mm sampai 201,50 mm dan

rata-rata hari hujan berkisar antara 6,25 sampai 9,75 hari per tahunnya.

d. Topografi

Topografi Kecamatan Indralaya merupakan hamparan dataran rendah berawa

yang luas. Wilayah daratan mencapai 65 % dan rawa 35 %.

e. Hidrologis

Kecamatan Indralaya dialiri oleh anak-anak sungai yang sangat kecil yaitu anak

Sungai Ogan yang mengalir mulai dari Kecamatan Muara Kuang, Tanjung Raja,

Rantau Alai, Indralaya dan Pemulutan, dan bermuara di Sungai Musi di Kertapati,

Palembang yang lebih dikenal dengan muara ogan. Sungai kecil antara lain sungai

Kelekar, Sungai Komring, sungai Rambang dan sungai Randu, semua sungai kecil ini

bermuara di sungai Ogan serta sungai Keramasan yang bermuara di sungai Musi.

(Sumber: http://www.oganilirkab.go.id).

f. Flora dan Fauna

Flora dan fauna yang terdapat di daerah ini berupa tanaman dan hewan tropis.

Tanaman hutan yang ada antara lain: akasia, terentang, gelam, pelawan dan

petanang. Tanaman perkebunan yang terkenal adalah karet, tebu, jeruk, Di samping

itu terdapat buah-buahan seperti rambutan, nangka, jeruk, semangka, singkong,

pepaya, dan pisang. Tanaman pangan yang terdapat di daerah ini adalah padi,

palawija, dan sayur-sayuran. Hewan peliharaan yang ada adalah sapi, kerbau,

kambing, domba, ayam dan itik. Binatang yang terdapat di daerah ini kebanyakan

binatang liar, antara lain babi hutan, ular, kera ekor panjang, dan biawak.

Page 8: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

7

2.2. Tinjauan Umum Keanekaragaman Hayati (Biodiversity)

Sumatera Selatan merupakan wilayah yang memiliki sumberdaya alam hayati

yang tinggi dan tersebar di seluruh pelosok wilayahnya. Di lain sisi, kemajuan

pembangunan nasional terus berlanjut menuju era industrialisasi, sementara itu

pemantauan mutu lingkungan memerlukan perhatian khusus sebagai dampak dari sisi

lain pembangunan nasional, meskipun Indonesia telah menganut azas pemanfaatan

secara lestari namun kerusakan lingkungan akibat pembangunan tidak dapat

dihindarkan.

Manfaat Mempelajari Kenekargaman Hayati:

1. Dengan mengetahui adanya keanekaragamaan gen merupakan modal dasar untuk

melakukan rekayasa genetika dan hibridisasi (kawin silang) untuk mendapatkan

bibit unggul yang diharapkan.

2. Dengan mengetahui adanya keanekaragaman jenis dapat menuntun kita untuk

mencari alternatif dari bahan makanan, bahan sandang, dan papan, juga dapat

menuntun kita memilih hewan-hewan unggul yang dapat dibudidayakan.

3. Dengan mengetahui adanya keanekaragaman ekosistem kita dapat

mengembangkan sumber daya hayati yang cocok dengan ekosistem tertentu

sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian dan peternakan yang pada gilirannya

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Penyebab utama penurunan keanekaragaman hayati pada suatu bentang alam

adalah kegiatan konversi hutan ke sistem pertanian yang intensif dan cenderung

monokultur. Keanekaragaman hayati memiliki peran yang penting untuk menjaga

keberlangsungan suatu ekosistem, hanya saja tekanan ekonomi seringkali mengurangi

tingkat penghargaan manusia terhadap peran keanekaragaman hayati. Untuk

mengimbangi tersebut, perlu adanya suatu upaya inventarisasi data awal biologi yang

nantinya dapat berkontribusi terhadap konservasi keanekaragaman hayati.

2.3. Ekosistem dan Potensi Hutan

Menurut Soerianegara & Indrawan (1978) hutan adalah masyarakat tetumbuhan

yang dikuasai atau didominasi oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan

yang berbeda dengan keadaan di luar hutan. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu

yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan

keberadaannya sebagai hutan tetap (Keputusan Menteri Kehutanan RI, No.70/Kpts-

Page 9: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

8

II/2001). Vegetasi yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuhan yang tumbuh

bersama-sama pada satu tempat di mana antara individu-individu penyusunnya

terdapat interaksi yang erat, baik di antara tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-

hewan yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi

tidak hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu

kesatuan di mana individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut

sebagai suatu komunitas tumbuh-tumbuhan (Soerianegara & Indrawan, 1978).

Semak adalah hutan yang telah terdegrasi karena penebangan, bekas

kebakaran atau bekas perladangan yang telah mengalami suksesi. Tumbuhan yang

dominan adalah tumbuhan rendah, herba, pohon pionir dan tumbuhan berkayu tingkat

rendah lainnya. Tajuk hutan terbuka atau tidak ditemukan pohon yang berdiameter

besar.

Belukar adalah bentuk suksesi hutan sekunder setelah penebangan atau

kerusakan lainnya menjadi komunitas vegetasi yang dominasi oleh pohon-pohon

pionir, jarang ditemukan pohon komersial berukuran besar serta penutupan tajuknya

terbuka (terfragmentasi). Sedangkan perladangan dan sawah adalah areal budidaya

tanaman pangan, sawah dan kebun masyarakat serta pemukiman penduduk. Pohon-

pohon menjadi organisme dominan di hutan tropis, bentuk kehidupan pohon

berpengaruh pada fisiognomi umum, produksi dasar dan lingkaran keseluruhan dari

komunitas. Banyak ciri-ciri pohon tropis berbeda dengan daerah lain mengingat

terdapat ciri-ciri tertentu dan kebiasaan bercabang, dedaunan, buah-buahan dan

sistem akar yang jarang dan tidak pernah dijumpai di bagian bumi lain (Longman &

Jenik, 1987). Untuk keperluan inventarisasi, pohon dibedakan menjadi stadium

seedling, sapling, pole, dan pohon dewasa. Soerianegara & Indrawan (1978)

membedakan sebagai berikut:

a. Seedling (semai) yaitu permudaan mulai kecambah sampai setinggi 1,5 m.

b. Sapling (pancang, sapihan) yaitu permudaan yang tingginya 1,5 m dan lebih

sampai pohon-pohon muda yang berdiameter kurang dari 10 cm.

c. Pole (tiang) yaitu pohon-pohon muda yang berdiameter 10 - 35 cm.

d. Pohon dewasa yaitu pohon yang berdiameter lebih dari 35 cm yang diukur 1,3

meter dari permukaan tanah.

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa

jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan

bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun

Page 10: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

9

vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu

sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977). Vegetasi di suatu

tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor

lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu

berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Analisis vegetasi adalah suatu cara

mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi

dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk

pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi

diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting

dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh

informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.

Vegetasi yang Ada di sekitar lokasi monitoring dalam kawasan PT.PLN Indralaya

merupakan merupakan tipe vegetasi di hutan dataran rendah yang berawa hal ini

dapat terlihat banyaknya ditemukan jenis tanaman rawa seperti gelam (Melalleuca

leucadendron) dan rumput rawa yang lainnya dibelakang kawasan PT.PLN Indralaya.

Potensi hutan dicirikan keanekaragaman vegetasi karena merupakan

sumberdaya paling dominan dari komponen hutan, memiliki multifungsi, dan mudah

digunakan. Secara umum ada dua fungsi utama vegetasi hutan alam yaitu fungsi

material dan ekologis. Fungsi material menunjuk pada penyedia barang atau bahan

yang diperlukan manusia untuk berbagai keperluannya, sedangkan fungsi ekologis

menunjuk pada regulator kondisi alam yang memungkinkan sumberdaya lainnya

tumbuh dan berkembang di dalamnya. Teknologi pemanfaatan vegetasi dalam fungsi

material semakin baik sehingga meningkatkan nilai ekonomi hasil hutan dan menjadi

sumber devisa andalan bagi negara-negara yang memiliki hutan. (Yuslim, 2004). Multi

manfaat vegetasi tersebut meningkatkan kecenderungan eksploitasi hutan secara

berlebihan yang dilakukan secara legal maupun ilegal oleh negara-negara pemilik

hutan. Fenomena ini yang menyebabkan semakin menurunnya keanekaragaman

hayati dan meluasnya lahan gundul di bumi ini. Hilangnya vegetasi penutup lahan yang

semakin banyak akan mempengaruhi kondisi ekologis yaitu terganggunya proses

alamiah vital seperti siklus material (siklus hidrologi, karbondioksida, dan lain-lain) yang

dapat menyebabkan perubahan iklim mikro dan makro dan pada gilirannya

mempengaruhi kehidupan spesies lainnya termasuk manusia. Oleh karena itu

pemanfaatan vegetasi hutan alam sebagai sumber devisa dan pendapatan masyarakat

merupakan pertarungan antara ekonomi dan ekologi. Indonesia yang memiliki hutan

Page 11: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

10

alam yang luas telah memilih alternatif ekonomi dalam pengelolaan hutannya sehingga

perubahan ekologis semakin terasa. Pendekatan ekologis dalam pemeliharaan

kawasan hutan di Indonesia sukar dilakukan karena hutan masih merupakan sumber

devisa andalan dan sumber pendapatan masyarakatnya. Karena itu diperlukan strategi

pengelolaan hutan yang bernilai ekonomi tinggi dan berwawasan lingkungan

(berkelanjutan).

Metode penilaian terhadap kanaekaragaman hayati (biodiversity) perlu dilakukan

untuk mengidentifikasi informasi-informasi yang nantinya diperlukan pihak-pihak yang

diuntungkan dari keanekaragaman hayati, Terkadang ketidak tersediaan data

inventarisasi keanekaragaman hayati yang ada di lokasi menjadi kendala utama dalam

rangka monitoring lingkungan di suatu. Kawasan. Ketiadaan data umumnya

disebabkan oleh tidak adanya database mengenai biodiversity suatu wilayah yang

telah dikembangkan menjadi suatu kawasan sehingga untuk itu perlu dilakukan survey

melalui metode-metode ekologi terhadap suatu untuk menginventarisasi potensi

sumberdaya hayati yang ada meliputi flora dan fauna serta jenis-jenis bioindikator dari

taxa tertentu yang cukup mudah ditemukan dan memiliki korelasi yang cukup kuat

terhadap tingkat perubahan lahan (kuncoro, 2006). Taxa yang direkomendasikan

antara lain: makrozoobenthos, pohon, kelelawar, diurnal primata, burung, mamalia

kecil, serangga dan kumbang yang diamati dengan metode yang berbeda per tipe

taxa-nya.

Vitalnya peran biodiversitas bagi ekosistem hutan didemonstrasikan dengan baik

oleh Klein (1989) yang menguji peran kumbang pupuk (Coleoptera : Scarabinae)

terhadap dekomposisi kotoran hewan pada habitat yang berbeda (hutan alami, hutan

terfragmentasi dan padang rumput (bekas tebangan hutan) di Sentral Amazon.

Terungkap bahwa laju penguraian kotoran hewan menurun sekitar 60 % dari hutan

alami ke padang rumput. Meskipun kelimpahan kumbang pupuk pada ketiga habitat

tersebut tidak berbeda nyata namun terjadi penurunan sekitar 80 % jumlah spesies

kumbang pupuk pada padang rumput. Hal ini menegaskan bahwa setiap spesies

kumbang pupuk memegang peran fungsional yang melengkapi atau berbeda dengan

peran spesies lainnya yang berarti semakin tinggi biodiversitas kumbang pupuk (dan

serangga) lainnya maka kestabilan ekosistem hutan semakin mantap.

Page 12: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

11

BAB. III. METODE STUDI

3.1. Alat dan bahanAlat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, kamera Prosumer dan

DLSR (Canon SX 50 HS dan Canon 1100D), GPS (Global Positioning System),

thermometer, teropong binokuler (Nikon 10x25, Busnell 10x20) monokuler infrared,

kompas, klino meter, rol meter, Camera trap, tripod, jangka sorong, parang, gunting

tanaman, alat tulis, blangko pengamatan, buku identifikasi, spidol,sarung tangan karet,

cangkul, hand counter, koran, botol film, tali, kantong plastik, berbagai peralatan

perangkap jebak diantaranya jala kabut (miss net), perangkap tikus, insecting net,

Sasag kayu herbarium,dan alat-alat lainnya. Bahan-bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah, spesimen beberapa jenis flora dan fauna untuk identifikasi,

alkohol 70%, formalin 10% yang digunakan sebagai pengawet spesimen dari lokasi

studi.

3.2.Lokasi Kegiatan Survei

Survei untuk inventarisasi keanekaragaman hayati flora-fauna telah dilakukan

pada bulan Maret 2018 di kawasan PT.PLN (Persero) Indralaya, kabupaten Ogan Ilir.

Wilayah studi yang akan dikaji disesuaikan dengan luas keseluruhan dari ± 5 Ha,

Detail kondisi lokasi dan koordinat titik-titik jalur bisa dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Detail kondisi lokasi dan koordinat titik-titik jalur di lokasi survey

Jalur / Lokasi Koordinat Tipe Vegetasi PengamatanJalur 1 / semak belukarMerupakan kawasan yangberupa semak belukarbeberapa pohon yangbersifat alami khasdataran rendah /rawa dandidominasi tanamantingkai semak danpancang.

LS : 03° 12’22.97”BT: 104°39’27.04”

Page 13: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

12

Jalur 2 / RTH berupabeberapa jenis tanamanyang sengaja ditanam(kebun campuran) ataudibudidayakan sepertimahoni dan beberapajenis tanaman herba.

LS : 03° 12’22.97”BT: 104°39’27.04”

Sumber : Dokumentasi PPLH, Unsri Maret 2018

Gambar 3.1. Peta lokasi pengamatan flora dan fauna di kawasan PT.PLN Indralaya

PETAK 1PETAK 2

Page 14: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

13

3.3. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data untuk penelitian inventarisasi flora dan

fauna ini dilakukan dua cara yaitu pengumpulan data sekunder dengan melakukan

metode survei yaitu melalui wawancara, dan pengumpulan data primer tentang

inventarisasi flora dan fauna melalui survei langsung di lapangan dengan melakukan

inventarisasi melalui metodeekologi yang telah ditetapkan yang mengacu pada

Pedoman panduan pengumpulan data keanekaragaman flora dan fauna, (LIPI, 2004),

dan Metode Sampling Bioekologi (Fachrul, 2007).

3.3.1. Pengumpulan Vegetasi /Flora

Pengamatan vegetasi dilakukan berdasarkan azas keterwakilan yang ditinjau

dari kondisi tutupan lahan yang ada. Pada lokasi pengamatan akan dibuat minimal 1

titik sampling. Dasar pengambilan sampel disekitar lokasi kegiatan adala h keberadaan

jenis vegetasi di sekitar kawasan tersebut dan pada lokasi tertentu juga akan dilakukan

pengamatan tanpa plot, dimana hanya dilakukan sensus jenis vegetasi yang ada.

Pengambilan / pengumpulan data vegetasi di areal dengan jumlah jenis serta

tingkat pertumbuhan yang majemuk (heterogen), diperoleh dengan menggunakan

teknik plot kuadrat sampling; dengan ukuran 20 x 20 m (untuk strata pohon), 10 x 10 m

(untuk strata tiang), 5 x 5 m (untuk strata pancang) dan 2 x 2 m (untuk strata semai,

tumbuhan bawah dan liana). Bentuk unit contoh pengamatan vegetasi seperti

disajikan pada Gambar 3.2. Adapun penempatan kuadrat tersebut ditentukan secara

sistematikrandom sampling. Pengamatan terhadap tanaman budidaya, rumput dan

semak belukar dilakukan dengan inventarisasi (sensus jenis), pengamatan langsung

dan wawancara tentang jenis yang tumbuh liar dan/atau yang dibudidayakan. Hasil

wawancara yang didapat dimaksudkan sebagai data pendukung dari hasil untuk

mengetahui nama lokal dari satwa liar, dan keberadaannya.

Page 15: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

14

Gambar 3.2.. Bentuk Unit ContohPengamatanVegetasi; A (petak 2x2 m2),B (petak 5x5 m2),C. (petak 10x10 m2) dan D petak (20x20 m2).

3.3.2. Pengumpulan Data Fauna

Pengumpulan data satwaliar dengan metode observasi langsung atau VES

(Visual Ecounter Survey). Observasi langsung dengan berjalan secara perlahan

kemudian berhenti di suatu tempat yang dianggap sebagai titik ideal untuk

pengamatan satwa. Berdasarkan jenis vegetasi, pengamatan satwa dilakukan pada

beberapa titik di lokasi pemantauan yang mewakili 2 tipe vegetasi yaitu: kawasan RTH

(Ruang terbuka hijau), dan kawasan semak belukar. Kawasan RTH merupakan area

kerja PT. PLN yang terletak di bagian dalam kawasan dan memiliki vegetasi berupa

tumbuhan yang telah ditanam sebelumnya oleh perusahaan sebagai penghijauan,

sedangkan kawasan semak belukar merupakan area kerja yang terletak dibagian

belakang (luar) dan memiliki vegetasi hasil suksesi alami (Tabel 3.1.Tipe vegetasi di

lokasi pengamatan). Pengamatan dilaksanakan pada pagi, siang dan malam hari.

Selain itu menggunakan metode VES juga menggunakan metode tidak langsung

seperti melihat jejak atau kotoran, menggunakan perangkap hidup seperti

menggunakan jaring kabut (missnet), perangkap tikus dan camera trap. Keseluruhan

data yang diperoleh dicatat dan ditabulasikan pada lembar/sheet data yang sudah

dipersiapkan/dibuat sebelumnya. Kemudian data yang ada pada lembar/sheet tersebut

dianalisa secara deskriptif kuantitatif.

Arah lintasanpengamatanA

C

D

B

A

B

C

D

100 m20 m

10 m

10 m

Page 16: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

15

3.4. Analisis Data

3.4.1. Analisis Data Vegetasi / Flora

Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi Relatif , Dominansi Relatif (DR) dan Indek Nilai

Penting (INP) dianalisa menggunakan rumus Dumbois – Muller (1974). Data yang

perlu diketahui dari ekosistem hutan untuk mendapatkan gambaran struktur dan fungsi

vegetasi adalah : Indeks Nilai Penting yang dibatasi sebagai :

INP = KR + FR + DR

Nilai penting suatu jenis berkisar antara 0 dan 300 % nilai penting ini

memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh atau peranan suatu jenis ekosistem

dalam komunitas. Indeks Nilai Penting merupakan penjumlahan dari nilai kerapatan

relatif jenis –i (Kri), Frekuensi relatif jenis-i (Fri) dan Dominansi relatif jenis-i (Dri) yang

masing-masing diperoleh dari :

Kerapatan (K) = Jumlah individu suatu jenisTotal luas unit contoh

Kerapatan Relatif(KR) = Kerapatan suatu jenis x 100%Kerapatan seluruh jenis

Frekuensi (F) = Jumlah plot ditemukan suatu jenisJumlah total unit contoh

Frekuensi Relatif(FR) = Frekuensi suatu jenis x 100%Total frekuensi seluruh jenis

Dominansi (D) = Luas bidang dasar suatu jenisTotal luas unit contoh

Dominansi Relatif(DR) =

Dominansi suatu jenisx 100%Total dominansi seluruh jenis

Selanjutnya akan dihitung besarnya INP (Indek Nilai Penting) setiap strata per

lokasi sampling. Dimana : INP untuk tingkat pohon dan tiang = KR + FR + DR dan INP

untuk tingkat pancang, semai, tumbuhan bawah dan liana = KR + FR. Indeks

keanekaragaman jenis (H’) per lokasi sampling dihitung dengan menggunakan rumus

menurut Shannon – Wiener sebagai berikut :

H’ = - ∑ pi Ln (pi)Dengan catatan : pi = n/Nn = jumlah individu suatu jenisN = jumlah total INP seluruh jenis

Page 17: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

16

Data vegetasi yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif, dan nilai

pentingnya sehingga dapat disimpulkan kualitas lingkungan vegetasi di lokasi kegiatan

dan sekitarnya. Demikian halnya dengan status kelangkaan/konservasinya.

3.4.2. Analisa Data FaunaData yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menelaah adanya jenis-

jenis yang dilindungi, endemisitas atau nilai lain bagi masyarakat sekitarnya.

Parameter yang ditelaah terdiri dari:

a) Keanekaragaman Jenis dan Indeks Nilai Penting

Untuk mengetahui keanekaragaman jenis satwa liar di lokasi kegiatan

dansekitarnya, diperlukan pemahaman pengenalan jenis/spesies berdasarkanhasil

identifikasi. Identifikasi jenis satwa liar dapat dibantu dengan buku identifikasi satwa liar

: mamalia, burung dan reptilia dan menghitung jumlah jenis dan individunya.

b) Status Konservasi dan Kelangkaan

Status konservasi berdasarkan berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999 dan

berdasarkan untuk jenis-jenis yang secara global terancam punah mengacu pada

IUCN Red List 2017 of Threatened Jenis www.iucn.org (otoritas daftar merah IUCN

untuk burung). Kategori rangking IUCN didasarkan atas kemungkinan suatu jenis

tersebut punah di alam dalam kurun waktu tertentu.

Adapun kategori tersebut dan dan singkatannya digunakan dalam teks berikut.

Jenis klasifikasi Terancam adalah:

1. Sebuah jenis yang sangat ekstrim atau kritis untuk terancam punah dalam

waktu dekat (Critically Endangered – CR, atau Kritis)

2. Jenis yang memiliki resiko sangat tinggi untuk terancam (Endangered – EN,atau Terancam)

3. Jenis yang memiliki resiko tinggi terancam punah di alam (Vulnerable – VU,atau Rentan).

Jenis yang memiliki nilai keterancaman yang lebih rendah digolongkan dalam

kategori “mendekati terancam punah” atau Near Threatened (NT). Jenis yang memiliki

data sangat minim tetapi tidak memiliki cukup informasi untuk dinilai apakah memiliki

resiko kepunahan digolongkan dalam kategori “kurang data” atau Data Deficient (DD).

Page 18: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

17

Selain kriteria menurut IUCN diatas, Daftar jenis yang dilindungi oleh Pemerintah

Republik Indonesia (PI) seperti UU.No.5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya

alam dan ekosistem dan Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan

jenis tumbuhan dan satwa yang mengacu pada Noerdjito dan Maryanto (2001). Untuk

kriteria-kriteria diatas, maka daftar jenis secara global terancam punah dalam IUCN

Redlist.

Page 19: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

18

BAB IV. HASIL STUDI DAN EVALUASI MONITORING

4.1.Keanekaragaman Hayati Flora

Komponen biologi biota darat terdiri dari flora dan fauna terestrial, salah satu

komponen yang penting untuk dikaji dalam rona awal lingkungan hidup adalah

mengkaji keberadaan keanekaragaman jenis flora dan fauna. Disuatu wilayah studi.

Studi tentang keanekaragaman jenis flora (vegetasi) dapat menggambarkan stabilitas

dari suatu ekosistem yang mendukung kehidupan satwa liar baik sebagai habitat,

tempat berlindung dan berbiak, maupun sumber makanannya. Vegetasi merupakan

kumpulan populasi tumbuhan yang menempati suatu habitat tertentu. Bentuk vegetasi

merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor lingkungan seperti tanah, air, iklim dan

genetik. Setiap bentuk vegetasi umumnya terdiri dari banyak spesies tumbuhan

dengan berbagai bentuk dan struktur serta jumlah populasinya.

4.1.1. Struktur – Komposisi dan keanekaragaman flora

Penentuan lokasi titik sampling di kawasan PT.PLN Indralaya berdasarkan arah

yang masih memiliki tutupan lahan Berdasarkan lokasi pengamatan, maka dibuat jalur

transek berplot (kuadran) berbentuk zig-zag dengan panjang transek 100 m untuk

kawasan yang memiliki tutupan vegetasi yang masih rapat. Kawasan dipilih

dikarenakan masih memiliki tutupan vegetasi yang baik (dilihatdaricitrasatelitgoogle

earth). Kemudian menurut Manuriet.al. (2011) menyatakan bahwa pohon

dikelompokkan berdasarkan tingkat pertumbuhannya dan diukur pada sub plot yang

berbeda pula. (1) Semai (DBH < 2cm) diukur dalam sub plot A ukuran 2m x 2m. (2)

Pancang (2 cm < DBH < 10 cm) diukur dalam sub plot B ukuran 5m x 5 m. (3) Tiang

(10 < DBH < 20) diukur dalam sub plot C ukuran 10m x 10m. (4) Pohon (DBH > 35)

diukur dalam sub plot D ukuran 20m x 20m.

Gambar 4.1. Sketsa penempatan petak berplot

Page 20: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

19

Struktur dan komposisi vegetasi sangat diperlukan dalam analisis vegetasi

seperti dapat mengetahui berapa kerapatan tumbuhan per individu, frekuensi,

dominansi, indeks nilai penting serta indeks keanekaragaman (H’) pada suatu kawasan

pengamatan. Menurut Sundarapandian dan Swamy (2000), indeks nilai penting

merupakan salah satu parameter yang dapat memberikan gambaran tentang peranan

jenis yang bersangkutan dalam komunitasnya atau pada lokasi pengamatan. Berikut

indeks nilai penting hasil perhitungan pada tiap-tiap tingkatan pertumbuhan yang

disajikan pada tabel 4.1. berikut ini.

Tabel 4.1. Indeks nilai penting (INP) Kategori Pohon

No Jenis Vegetasi Tingkat Pohon Nama Lokal INP PohonPetak 1 Petak 2

1 Acacia auriculiformis Akasia 126,15 -2 Acacia mangium Akasia mangium 114,64 42,463 Alstonia scholaris Pulai 59,21 -4 Artocarpus communis Sukun - 64,125 Cocos nucifera var.eburnea Kelapa gading 81,026 Swietenia mahagoni (L.)Jacq. Mahoni - 62,367 Leucaena leucocephala (Lam.) Petai cina - 50,04

Σ (Jumlah) 300 300

Data yang didapat menunjukkan struktur dan komposisi tumbuhan yang nilainya

bervariasi pada setiap jenis karena adanya perbedaan karakter masing-masing pohon.

berbeda setiap jenis pohon juga mempengaruhi perbedaan struktur dan komposisi

masing-masing jenis. Dari tabel 4.1.Indeks nilai penting dari tiap jenis pohon pada

petak plot masih sama dengan jenis pohon yang ditemukan pada studi biodiversity

pada tahun 2015. Menunjukkan bahwa tidak da perubahan komposisi jenis jika kita

bandingkan pada saat ini, dimana masih terdapat variasi yang mencolok mengenai INP

dari 7 jenis pohon yang ditemukan. Pada Petak 1 pohon akasia jelas mendominasi di

kawasan ini terlihat jenis Acacia auriculiformis (akasia daun kecil) dengan nilai penting

126,15 dan Acacia mangium (akasia daun besar) dengan nilai penting 114,64.

Kawasan ini merupakan kawasan rawa yang mengering yang dibiarkan begitu saja

tanpa adanya revegetasi sehingga jenis-jenis pohon yang adaptif bisa lebih bertahan

hidup yang sebagian kawasan masih berupa rawa-rawa yang mengering terlihat dalam

petak 1 hanya ada 1 jenis pohon selain dari akasia yaitu pohon pulai, beberapa jenis

pohon lagi berada diluar petak 1 yaitu jenis pohon gelam (Melaleuca leucadendron).

Sehingga tidak begitu banyak jenis yang ditemukan pada kawasan ini kecuali yang

bisa beradaptasi dengan kawasan rawa, salah satunya jenis pohon akasia yang

Page 21: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

20

mempunyai sifat daya adaptasi yang tinggi serta dapat bertahan hidup pada lahan

semak belukar dan kebun budidaya masyarakat.

Pada plot Petak 2 memiliki 5 jenis pohon dengan nilai INP tertinggi pada jenis

Cocos nucifera var.eburnea (kelapa gading) yaitu 81,02. Tipe vegetasi dikawasan ini

berada di bagian dalam kawasan PLN Indralaya yang termasuk kebun campuran dan

tanaman budidaya yang sengaja ditanam sehingga dilihat dari komposisi pohon yang

ditemukan beberapa jenis pohon seperti Artocarpus communis (sukun), Cocos nucifera

var. Eburnea (kelapa gading) dan Swietenia mahagoni (mahoni) merupakan jenis yang

sengaja ditanam dan dimanfaatkan sebagai tanaman budidaya dan peneduh atau

pelindung.

Tabel 4.2. Indeks nilai penting (INP) Kategori Tiang dan Pancang.

No Jenis Vegetasi Nama Lokal INP Tiang INP PancangPetak1 Petak 2 Petak1 Petak 2

1 Acacia mangium Akasia mangium 205,51 34,05 21,55 -2 Hibiscus tiliaceus L. Waru 64,19 - - -3 Mangifera sp. Mangga - 24,61 - -4 Swietenia mahagoni Mahoni - 218,49 - 47,655 Trema orientalis Anggrung - 22,86 -6 Clibadium sp. Putihan - - 26,28 -7 Leucaena leucocephala Petai cina - 15,48 -8 Fabaceae (Sp 1) - - - 194,17 -9 Microcos paniculata Drewak - - 25,29 -

10 Cassia sp. Casia - - 17,23 -11 Melaleuca luecadendron Gelam 25,30 - - -12 Samanea saman Trembesi - - - 179,7013 Psidium guajava Jambu biji - - - 72,65

Σ (Jumlah) 300 300 300 300

Pada kategori tingkatan tiang dan pancang juga hampir sama dengan studi

biodiversity tahun 2015 dimana pada petak 1 didominasi oleh jenis akasia daun lebar

(Acacia mangium) yang merupakan jenis pionir di daerah hutan semak belukar serta

kebun campuran sedangkan pada petak 2 didominasi oleh jenis tanaman yang sengaja

ditanam yaitu mahoni (Sweitenia mahagoni). Sedangkan pada tingkatan pancang pada

petak 1 didominasi oleh jenis tanaman yang berasal dari famili Fabaceae dengan nilai

penting 194,17. Pada petak 2 didominasi oleh jenis tanaman budidaya seperti trembesi

(Samanea saman) dan mahoni (Swetenia mahagoni) dengan nilai penting 106,33 dan

100.

Page 22: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

21

Tabel 4.3. Indeks nilai penting (INP) Kategori Semai (Tumbuhan Bawah)

No Jenis Vegetasi Nama Lokal INP SemaiPetak 1 Petak 2

1. Acacia mangium Akasia mangium 6,08 -2. Alocasiam acrorrhizavaiegata Talas 3,50 -3. Asplenium pellucidum Pakuan 6,83 -4. Aystasia intrusa Rumput gandarusa 7,84 -5. Chromolaena odorata Rumput merdeka 22,71 -6. Cleome viscose (L.) Mamang - 16,987. Cyclosorus gongylodes Paku kadal 10,89 -8. Cyperus difformis (L.) Jebungan - 17,749. Cyperus flavidus Rerumput 4,98 -

10. Cyperus iria (L.) Menderong - 22,2811. Cyperus polystanchyos Teki-tekian - 4,2212. Cyperus sphacelatus Rerumput 3,97 -13. Digitaria adscendens Ceker ayam - 15,2514. Dracaena fragrans Sri gading 12,18 -15. Echinochloa crusgalli (L.) Rumput bebek 3,78 -16. Eleusiene indica Rumput belulang 12,55 4,4317. Fimbristylis schoenoides Teki-tekian - 21,9618. Imperata cylindrica (L.) Ilalang 51,26 23,2619. Leucaenaglauca Petai cina 4,25 7,3520. Melastoma affine Seduduk 11,07 -21. Mikania micrantha Mikania 5,26 -22. Mimosa invisa Baret 4,80 4,2223. Mimosa pudica Putri malu 3,97 15,2524. Nephrolepis falcata Paku sepat 4,06 -25. Paspalum conjugatum Jukut pahit - 17,6326. Passiflora edulis Markisa 4,80 -27. Passiflora foetida (L.) Rambusa 4,24 -28. Pennisetum polystachion Rumput kenop - 4,4329. Stachytarpheta indica Jerong lelaki - 10,2730. Stachytarpheta jamaicensis Pecut kuda - 4,2231. Tetracera indica Seripit 4,06 -32. Typhonium trilobatum(L.) Keladi tikus 3,41 -33. Uraria lagopodioides (L.) Ekor kucing 3,23 -34. Vernonia cinerea (L.) Sawi langit - 10,49

Σ (Jumlah) 200 200

Pada kategori tingkat semai komposisi jenis yang ditemukan cukup beragam

dibandingkan dengan tingkatan lainnya, total ditemukan sekitar 34 jenis tumbuhan

pada tingkat semai dan yang paling dominan dijumpai adalah dari jenis Ilalang

(Imperata cylindrica), hal ini cukup wajar dengan kondisi kawasan yang sebagian

Page 23: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

22

merupakan kawasan hutan rawa yang mengering sehingga jenis ilalang cepat adaptif

dengan kondisi kawasan tersebut.

Apabila dilihat dari struktur pertumbuhan yang normal pada hutan alam, indeks

keanekaragaman jenis tingkatsemai > tingkat pancang > tingkat tiang > tingkat pohon,

sehingga regenerasi jenis tumbuhan dapat berjalan dengan baik. Bila pertumbuhannya

tidak mengikuti polatersebut atau terjadi gangguan pada salah satu tingkat, maka

hutan tersebut bisa dikatakan sedang mengalami suksesi (Resosoedarmo, et

all.,1992). Jenis-jenis yang mendominasi atau yang berperan dalam komunitas di

tutupan lahan di lokasi pengamatan (nilai INP ≥ 10%), pada tabel diatas (pohon, tiang,

dan pancang) menyebabkan tingkat keanekaragaman tumbuhan menurun. Dari tabel

dan gambar diatas dapat dilihat nilai penting tipe vegetasi alami yang dijumpai pada

lokasi transek di wilayah studi sebenarnya juga ditumbuhi oleh jenis-jenis tumbuhan

pada tingkat pohon dan tiang yang merupakan jenis pionir di daerah hutan semak

belukar Sedangkan pada kelompok tingkat pancang yang berukuran DBH ≤10 cm nilai

pentingnya didominasi oleh jenis Mahang (Macaranga spp). Tinjau belukar (Ixonanthes

petiolaris) dan jenis mahoni (Swetenia mahagoni) Jenis tinjau belukar yang juga

merupakan tumbuhan pionir pada ekosistem semak belukar yang biasanya muncul

ketika setelah terjadi kebakaran hutan atau pembukaan lahan untuk kebun campuran.

Tabel 4.4. Indeks Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Lokasi Pengamatan

No Indeks kenakeragaman (H') Petak 1 Petak 21 Kategori Pohon 1,05 1,592 Kategori Tiang 0,52 0,883 Kategori Pancang 1,21 0,654 Kategori Semai 2,74 2,61

Indeks keanekaragaman (diversity index) merupakan ukuran matematis bagi

keanekaragaman spesies dalam suatu komunitas. Indeks keanekaragaman

memberikan informasi yang lebih baik tentang komposisi komunitas dibandingkan

dengan kekayaan spesies yang dihitung secara sederhana (seperti jumlah spesies

yang ada) serta telah memperhitungkan kelimpahan relatif dari spesies-spesies yang

berbeda. Indeks keanekaragaman memadukan kekayaan dan kemerataan spesies

kedalam satu nilai. Keanekaragaman jenis pada tingkat pohon di sekitar lokasi

termasuk kategori diversitas tingkat sedang yaitu H’ = 1,05 sampai 1,59. menunjukkan

tingkat pohon di dalam kawasan masih sedikit beragam walaupun tidak terlalu tinggi.

Sedangkan Indeks keanekaragaman pada tingkat tiang termasuk rendah H’<1

yang berkisar 0,52-0,88 menunjukkan tingkat tiang di dalam kawasan tidak terlalu

Page 24: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

23

beragam. Pada tingkat pancang indeks keanekaragamannya termasuk rendah sampai

sedang berkisar 0,65 pada plot petak 2 sampai dengan 1,21 pada plot petak 1),

sedangkan pada tingkat semai indeks keanekaragamannya sedang H’ > 1, yaitu

berkisar 2,61 – 2,74. Hal ini menandakan pada tingkat semai dilokasi pengamatan di

kawasan PT.PLN Indralaya didominasi oleh tumbuhan bawah yang kondisi

komunitasnya masih cukup stabil terbukti ditemukan setidaknya 34 jenis di dua lokasi

plot petak pengamatan. Pada tingkat semai / herba nilai pentingnya masih di dominasi

oleh jenis alang-alang (Imperata cylindrica), rumput merdeka (Chromolaena odorata)

dan kelompok rerumputan seperti rumput belulang juga (Cyperus Iria) mendominasi.

Secara keseluruhan pada lokasi studi untuk tumbuhan bawahnya di dominasi oleh

jenis rerumputan dan ilalang, disebabkan karena jenis tersebut merupakan habitat

yang cocok di lingkungan sekitar lokasi semak belukar dan bisa beradaptasi dengan

baik terhadap faktor lingkungan yang ekstrim. apalagi tipe vegetasinya ditinjau tingkat

kerapatan jenis pohonnya tidak terlalu tinggi seperti di hutan alami maupun hutan

sekunder sehingga intensitas cahaya matahari mampu langsung menembus ke lantai

hutan sehingga tumbuhan bawah yang bertipe pionir bisa tumbuh dan berkembang

dengan cepat.

Bagaimanapun, keberadaan berbagai jenis tumbuhan di wilayah studi ini sangat

penting. Ditinjau dari aspek ekologis, keberadaan vegetasi ini tidak hanya sebagai

habitat dan sumber makanan bagi satwa liar tetapi juga dapat berperan sebagai

pelindung dari cahaya matahari dan penghasil oksigen. Berbagai jenis tumbuhan baik

yang ditanam di sekitar lokasi kegiatan, maupun vegetasi yang tumbuh di pekarangan

dan vegetasi yang relatif tumbuh alami di lokasi di dalam kawasan tersebut, masih

mampu memberikan habitat dan sumber makanan bagi beberapa satwa liar seperti

berbagai jenis burung, primata, mamalia, reptil, serta serangga. Untuk itu perlu adanya

pengelolaan oleh pihak perusahaan agar kawasan dapat berfungsi sebagai habitat

dan pelindung satwa dapat terjaga dengan baik.

4.1.2. Vegetasi Pekarangan / Budidaya Di luar Petak

Selain menggunakan metode petak berplot (kuadran), pengamatan lainnya

dengan menggunakan metode observasi atau mengamati langsung kondisi di sekitar

jalan menuju masing-masing lokasi plot petak contoh maupun di sekitar petak di

lingkungan pemukiman sekitarnya. Pengamatan ini berguna untuk data tambahan

flora yang tidak termasuk ke dalam petak pengamatan. Data-data tumbuhan diluar

Page 25: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

24

petak pengamatan disajikan pada Tabel 4.5. kebanyakan adalah jenis tanaman yang

berfungsi sebagai pelindung atau peneduh dan sebagian lagi adalah pohon yang

sengaja ditanam adalah pohon yang mempunyai buah seperti pohon ceri, mangga.

Jenis-jenis tanaman yang banyak di tanam sebagai tanaman budidaya

(perkebunan) dan juga sebagai tanaman pekarangan diantaranya adalah mangga,

pepaya, nangka, pinang, rambutan dan singkong. Jenis-jenis vegetasi budidaya atau

pekarangan di wilayah studi dapat dilihat pada Tabel 4.5.Tabel 4.5. Jenis-Jenis Tanaman Pekarangan/Budidaya di sekitar Kawasan

dan PemukimanNo. Nama latin Nama Lokal Keterangan

Estimasi perkiraan1 Cocos nucifera Kelapa +++2 Mangifera indica Mangga +++3 Manihot Uttilisma Ubi kayu +++4 Manikara kauki Sawo kecik +5 Artocarpus comunnis Sukun ++6 Nephellium lappaceum Rambutan ++7 Prunus avium Ceri +8 Persea americana Alpukat +9 Swetenia mahagoni Mahoni +

10 Psidium guajava Jambu biji +11 Carica papaya Pepaya ++12 Mimusops elengi Tanjung +++13 Zingiber officinale Jahe ++14 Musa spp. Pisang-pisangan +++15 Phyllanthus acidus Ciremai +16 Bambusa spp. Bambu +17 Anona muricata Srikaya*) +18 Areca cathecu Pinang ++19 Artocarpus integra Nangka ++20 Artocarpus elastica Terap*) +21 Hibiscus rosasinensis Bunga sepatu*) +22 Leucaena glauca Petai cina ++23 Morinda aurantifolia Mengkudu*) +24 Palmae spp. Palem hias*) +25 Parkia speciosa Petai besar*) ++26 Piper nigrum Sirih +27 Pithecellobium lobatum Jengkol*) +28 Delonix regia Flamboyan +29 Hisbiscus tilliaceus Waru ++30 Malilkara zapota sawo +31 Ficus elastica Karet +++32 Citrus sp. Jeruk *) +33 Samanea saman Trembesi ++34 Szygium spp. Jambu-jambuan ++35. Bambusa multiplex Bambu cina ++

Estimasi Perjumpaan : + = sedikit, ++ = sedang dan +++ = tinggi.*) = Berdasarkan InformasiSumber: Data Primer Tim Biologi Maret 2018

Page 26: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

25

Jenis-jenis tanaman budidaya yang ditemukan di dalam pekarangan penduduk

sekitar wilayah studi menunjukkan keanekaragaman yang cuku pberagam setidaknya

disekitar pemukiman teramati sedikitnya 35 jenis tanaman. Secara umum, jenis-jenis

tanaman pekarangan/budidaya tersebut ditanam mempunyai fungsi sebagai pelindung

dan tanaman hias/estetika, tanaman pagar dan peneduh, selain itu juga sering

ditemukan tanaman hias serta ada juga beberapa tumbuhan yang dijadikan obat

tradisional. Adanya beragam jenis tanaman di sekitar perkarangan rumah penduduk

menunjukkan kepedulian mereka terhadap pentingnya nilai estetika lingkungan serta

pentingnya tanaman obat untuk kesehatan mereka. Selain itu juga terdapat beberapa

jenis tanaman yang berfungsi sebagai sumber makanan terutama buah-buahan.

Selain menggunakan metode transek, pengamatan lainnya juga dengan

menggunakan metode observasi atau mengamati langsung kondisi disekitaran jalan

menuju masing-masing transek maupun di luar transek. Pengamatan ini berguna untuk

data tambahan flora yang tidak termasuk ke dalam transek. Data-data tumbuhan diluar

transek disajikan dalam bentuk tingkatan famili pada tabel dibawah berikut ini.

Tabel 4.6. Data jenis tumbuhan berdasarkan tingkat famili diluar transekNo. Nama Famili No Nama Famili

1 Acanthaceae 24 Euphorbiaceae2 Amaranthaceae 25 Gleicheniaceae3 Anacardiaceae 26 Lamiaceae4 Annonaceae 27 Lauraceae5 Apocynaceae 28 Leeaceae6 Araceae 29 Liliaceae7 Aspleniaceae 30 Magnoliaceae8 Asteraceae 31 Melastomataceae9 Bombacaceae 32 Meliaceae

10 Boraginaceae 33 Moraceae11 Cannaceae 34 Myristicaceae12 Caricaceae 35 Myrtaceae13 Fabaceae 36 Nephrolepidaceae14 Clusiaceae 37 Oxalidaceae15 Commelinaceae 38 Pandanaceae16 Cyperaceae 39 Passifloraceae17 Clusiaceae 40 Phyllanthaceae18 Dilleniaceae 41 Piperaceae19 Poaceae 42 Sapotaceae20 Rosaceae 43 Solanaceae21 Rubiaceae 44 Theaceae22 Rutaceae 45 Rosaceae23 Sapindaceae 46 Zingiberaceae

Page 27: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

26

Dari Tabel 4.6. diatas dapat dilihat bahwa ditemukan paling tidak 46 famili yang

tersebar di dalam kawasan dan diluar sekitar kawasan. Famili yang paling banyak

ditemui yaitu dari famili pada tingkat tumbuhan bawah seperti Cyperaceae,

Euphobiaceae, Magnoliaceae dan Melastomaceae serta famili Poaceae. Beberapa dari

famili Melastomataceae dan famili lainnya memang sering dijumpai didaerah tropis

baik dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Sedangkan famili yang paling sedikit

ditemui yaitu dari famili Acanthaceae, Amaranthaceae, Anacardiaceae, Annonaceae,

Apocynaceae dan beberapa famili lainnya.

4.1.3. Daftar Jenis flora Bernilai Guna dan Konservasi Tinggi

Tidak ditemukan jenis-jenis pohon yang dilindungi di dalam maupun diluar sekitar

kawasan berdasarkan Lampiran SK Menteri Pertanian No.54/Kpts/Um/2/1972 tentang

pohon pohon di dalam kawasan hutan yang dilindungi. hal ini disebabkan karena

kawasan bukan merupakan kawasan hutan atau kawasan lindung tetapi berada

dilingkungan perkotaan sehingga tidak ditemui jenis-jenis pohon yang dilindungi,

namun beberapa jenis tanaman atau pohon yang dilindungi bisa untuk dikembangkan

dan dikonservasi beberapa jenis pohon yang dilindungi atau tanaman yang dilindungi

yang disarankan adalah jenis pohon yang bisa beradaptasi di kawasan hutan dataran

rendah ataupun rawa hal ini juga terkait dengan jenis tanah di wilayah Indralaya yang

didominasi oleh beberapa jenis tanah diantaranya jenis tanah rawa, tanah alluvial

hidromorf endapan liat berasosisasi dengan gley humus dan jenis tanah podsolik yang

kesuburannya sedikit lebih rendah maka juga perlu untuk memperkaya kawasan

dengan tanaman yang bersifat adaptif dan penyerap CO2 seperti Trembesi (Samanea

saman) dan Mahoni (Swetenia mahagoni), serta juga perlu memperkaya kawasan

dengan jenis tanaman-tanaman lokal yang khas seperti duku (Nephelium lappaceum),

Jeruk kuek (Citrus sp.) dan kemang (Mangifera kemanga) jenis tanaman lokal lainnya.

Page 28: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

27

4.2. Evaluasi Monitoring Keanakeragaman Flora

Data yang didapat menunjukkan struktur dan komposisi tumbuhan yang

nilainya bervariasi pada setiap jenis karena adanya perbedaan karakter masing-

masing tingkatan jenis. Menurut Kimmins (1987), variasi struktur dan komposisi

tumbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi antara lain oleh lokasi pengamatan,

fenologi tumbuhan, dispersal dan natalitas. Keberhasilannya menjadi individu baru

dipengaruhi oleh fertilitas dan fekunditas yang berbeda setiap jenis sehingga terdapat

perbedaan struktur dan komposisi masing-masing jenis.

Nilai indeks keanekaragaman (H’) dari tiap jenis pada tingkatan pohon,tiang,

pancang dan semai yang terdapat pada Tabel diatas jika dibandingkan dengan studi

baseline biodiversity padaperiode April 2015, menunjukkan terjadi perubahan

mengenai nilai H’. Berikut perbandingan nilai indeks keanekaragaman pada petak

contoh 1 dan petak contoh 2 pada setiap tingkatan berdasarkan periode

pemantauannya.

Gambar4.2.Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat pohon

0

0,5

1

1,5

2

H'

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Pohon

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

27

4.2. Evaluasi Monitoring Keanakeragaman Flora

Data yang didapat menunjukkan struktur dan komposisi tumbuhan yang

nilainya bervariasi pada setiap jenis karena adanya perbedaan karakter masing-

masing tingkatan jenis. Menurut Kimmins (1987), variasi struktur dan komposisi

tumbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi antara lain oleh lokasi pengamatan,

fenologi tumbuhan, dispersal dan natalitas. Keberhasilannya menjadi individu baru

dipengaruhi oleh fertilitas dan fekunditas yang berbeda setiap jenis sehingga terdapat

perbedaan struktur dan komposisi masing-masing jenis.

Nilai indeks keanekaragaman (H’) dari tiap jenis pada tingkatan pohon,tiang,

pancang dan semai yang terdapat pada Tabel diatas jika dibandingkan dengan studi

baseline biodiversity padaperiode April 2015, menunjukkan terjadi perubahan

mengenai nilai H’. Berikut perbandingan nilai indeks keanekaragaman pada petak

contoh 1 dan petak contoh 2 pada setiap tingkatan berdasarkan periode

pemantauannya.

Gambar4.2.Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat pohon

Pemantauan 2015 Pemantauan 2018

1,04 1,05

1,57 1,59

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Pohon

Petak 1 Petak 2

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

27

4.2. Evaluasi Monitoring Keanakeragaman Flora

Data yang didapat menunjukkan struktur dan komposisi tumbuhan yang

nilainya bervariasi pada setiap jenis karena adanya perbedaan karakter masing-

masing tingkatan jenis. Menurut Kimmins (1987), variasi struktur dan komposisi

tumbuhan dalam suatu komunitas dipengaruhi antara lain oleh lokasi pengamatan,

fenologi tumbuhan, dispersal dan natalitas. Keberhasilannya menjadi individu baru

dipengaruhi oleh fertilitas dan fekunditas yang berbeda setiap jenis sehingga terdapat

perbedaan struktur dan komposisi masing-masing jenis.

Nilai indeks keanekaragaman (H’) dari tiap jenis pada tingkatan pohon,tiang,

pancang dan semai yang terdapat pada Tabel diatas jika dibandingkan dengan studi

baseline biodiversity padaperiode April 2015, menunjukkan terjadi perubahan

mengenai nilai H’. Berikut perbandingan nilai indeks keanekaragaman pada petak

contoh 1 dan petak contoh 2 pada setiap tingkatan berdasarkan periode

pemantauannya.

Gambar4.2.Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat pohon

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Pohon

Page 29: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

28

Gambar 4.3. Grafik Tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat Tiang

Gambar4.4.Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat Pancang

Gambar 4.5.Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat semai

00,20,40,60,8

1

H'

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Tiang

0

0,5

1

1,5

H'

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Pancang

2,4

2,5

2,6

2,7

2,8

H'

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Semai

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

28

Gambar 4.3. Grafik Tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat Tiang

Gambar4.4.Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat Pancang

Gambar 4.5.Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat semai

Petak 1 Petak 2

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Tiang

Pemantauan 2015 Pemantauan 2018

Petak 1 Petak 2

1,19

0,62

1,21

0,65

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Pancang

Pemantauan 2015 Pemantauan 2018

Petak 1 Petak 2

2,8

2,57

2,74

2,61

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Semai

Pemantauan 2015 Pemantauan 2018

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

28

Gambar 4.3. Grafik Tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat Tiang

Gambar4.4.Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat Pancang

Gambar 4.5.Grafik tren perubahan Indeks keanekaragaman flora tingkat semai

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Tiang

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Pancang

Indeks Keanekaragaman Flora Tingkat Semai

Page 30: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

29

Nilai indeks keanekaragaman pada petak contoh 1 dan 2 untuk masing-masing

tingkatan tidak jauh berbeda pada periode pemantauan sebelumnya. Sama halnya

dengan nilai INP, perubahan terjadi dikarena aktivitas normal dari tanaman. Untuk

indeks keanekaragaman tingkat pohon terdapat perbedaan yang sedikit lebih besar

daripada tingkat yang lainnya. Perbedaan ini dikarenakan di dalam petak contoh

terdapat jenis tumbuhan akasia yang mengalami pertumbuhan relatif cepat di banding

pohon lain yang terdapat pada petak contoh yang sama. Penambahan diameter

batang dan jumlah individunya yang lebih banyak mempengaruhi nilai dominansi (luas

basal area) sehingga mempengaruhi nilai indeks keanekaragamannya juga untuk jenis

Akasia.

Pada Gambar 4.3.dan Gambar 4.4. untuk tingkatan tiang dan pancang

menunjukan sedikit sekali perbedaan jika kita bandingkan datanya pada periode studi

baseline data keanekaragaman hayati, akan tetapi jenis trembesi (Albizia saman) pada

tingkat pancang mengalami penambahan diameter batang yang cukup besar. Hal ini

karena trembesi juga merupakan salah satu tanaman yang mengalami pertumbuhan

yang cepat sama seperti akasia. Berdasarkan beberapa penelitian, trembesi juga

merupakan jenis tumbuhan penyerap karbon tinggi sehingga sangat cocok ditanam di

area PT. PLN. Indralaya.

Pada petak 1 yang terletak di area belakang PT. PLN. Indralaya untuk tingkatan

semai, jenis Imperata cylindrica mengalami pertambahan jumlah individu dikarenakan

area terbuka dan tidak ternaungi (bebas dari tajuk pohon) serta tanah yang basah

akibat musim hujan menyebabkan jenis yang adaptif lebih cepat tumbuh dan

berkembang.

Perubahan nilai H’ pada masing-masing tingkatan berdasarkan periode

pemantauannya yang terjadi bukan diakibatkan adanya aktivitas dari PT. PLN seperti

pembukaan lahan atau kegiatan lainnya. Perubahan yang terjadi karena tumbuhan

mengalami fertilitas, fekunditas, natalitas maupun mortalitas. Perubahan yang terjadi

tidak signifikan, hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan dari tanaman seperti

bertambahnya diameter batang, tinggi tanaman dan hilang atau bertambahnya jumlah

individu di dalam petak pengamatan.

Page 31: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

30

4.3. Keanekaragaman fauna dan Evaluasi Tingkat KeanekaragamanPengamatan satwaliar periode Maret 2018 ini merupakan studi lanjutan dari studi

baseline data yang dilakukan pada tahun 2016 sebelumnya. Pengamatan satwaliar di

wilayah PLN Indralaya meliputi kelas Aves, Herpetofauna, Mammalia dan beberapa

taksa tambahan lainnya. Satwaliar yang terdata pada pemantauan ini akan

ditabulasikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999, kemudian

dikelompokan status konservasinya berdasarkan Redlist IUCN. Adapun hasil

pemantauan satwaliar periode 2018 adalah seperti yang tersaji pada tabel berikut;

4.3.1. Kelas AvesBerdasarkan hasil studi yang telah dilakukan didapatkan kurang lebih 22 jenis

burung yang terdapat di lokasi pengamatan. Daftar jenis burung yang teridentifikasi

pada lokasi pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.7. Berikut ini:

Tabel 4.7. Jenis burung di sekitar wilayah kerja PT PLN (Persero) Indralaya

No Nama Indonesia Nama IlmiahStatus

Perlindungan LokasiSatwaPP IUCN

1 Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster TD LC RTH & SB2 Merbah Cerucuk Pycnonotus goiavier TD LC RTH & SB3 Perkutut Jawa Geopelia striata TD LC RTH & SB4 Tekukur Biasa Spilopelia chinensis TD LC RTH & SB5 Burung Madu Kelapa Anthreptes malacensis DL LC RTH6 Burung Gereja Passer montanus TD LC RTH7 Bondol Peking Lonchura punctulata TD LC SB8 Layang – Layang api Hirundo rustica TD LC RTH & SB9 Cinenen Kelabu Orthotomus ruficeps TD LC SB10 Kareo Padi Amaurornis phoenicurus TD LC SB11 Cekakak Sungai Todiramphus chloris DL LC SB12 Caladi Tilik Dendrocopos moluccensis TD LC SB13 Cabai Jawa Dicaeum trochileum TD LC RTH14 Sikatan Bubik Muscicapa dauurica TD LC SB15 Burung Madu Sriganti Nectarinia jugularis DL LC RTH16 Bentet Kelabu Lanius schach TD LC RTH & SB17 Kekep Babi Artamus leucorynchus TD LC RTH & SB18 Cekakak Belukar Halcyon smyrnensis DL LC SB19 Cabai Merah Dicaeum cruentatum TD LC RTH20 Bubut Alang-Alang Centropus bengalensis TD LC SB21 Perenjak Jawa Prinia familiaris TD LC RTH & SB22 Takur ungkut-ungkut Megalaima haemacephala TD LC SB

22 Jenis Burung

Page 32: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

31

Keterangan: PP = Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan danSatwa

IUCN = International Union For Conservation Of Nature ; LC= least concern, VU=VulnerablRTH = Ruang terbuka hijau PT. PLN IndralayaSB = Semak Belukar (belakang PT.PLN Indralaya)TD = Tidak DilindungiDL = Dilindungi

Pada periode studi monitoring maret 2018, jenis burung (Aves) yang didapatkan

sebanyak 22 jenis. Sebagian besar jenis burung yang terdata merupakan jenis yang

juga ditemui pada pemantauan sebelumnya, hanya jenis burung bubut alang-alang

(Centropus bengalensis), dan takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala) yang

merupakan jenis yang baru terdata pada pemantauan periode ini.

Secara umum jenis burung yang teridentifikasi kebanyakan merupakan burung

yang biasa dijumpai di pekarangan rumah atau areal perkebunan, seperti; Cucak

Kutilang, burung gereja, Bondol Peking, dan layang-layang. Namun beberapa juga

ditemukan burung yang merupakan jens dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah

No 7 tahun 1999. Pada periode pemantauan ini, setidaknya ditemukan 4 jenis burung

yang dilindungi, burung tersebut yaitu; Burung Madu-kelapa, Cekakak Sungai, Burung

Madu-sriganti, dan Cekakak Belukar.

Indeks keanekaragaan 2,35 pada vegetasi RTH berbanding 2,38 pada vegetasi

semak belukar. Indeks keanekaragaman tersebut mengalami perubahan dari

pemantauan sebelumnya, namun perubahan keanekaragaman tidak terjadi secara

signifikan karena secara keanekaragaman masih termasuk dalam kategori

keanekaragaman tingkat sedang. Keanekaragaman jenis burung pada pemantauan

2018 dan pemantauan sebelumnya dapat dilihat pada gambar berikut ;

Gambar 4.6. Tren Indeks keanekaragaman burung di RTH dan semak belukar

2,33

-0,5

0,5

1,5

2,5

3,5

Keanekaragaman Burung2016 dan 2018

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

31

Keterangan: PP = Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan danSatwa

IUCN = International Union For Conservation Of Nature ; LC= least concern, VU=VulnerablRTH = Ruang terbuka hijau PT. PLN IndralayaSB = Semak Belukar (belakang PT.PLN Indralaya)TD = Tidak DilindungiDL = Dilindungi

Pada periode studi monitoring maret 2018, jenis burung (Aves) yang didapatkan

sebanyak 22 jenis. Sebagian besar jenis burung yang terdata merupakan jenis yang

juga ditemui pada pemantauan sebelumnya, hanya jenis burung bubut alang-alang

(Centropus bengalensis), dan takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala) yang

merupakan jenis yang baru terdata pada pemantauan periode ini.

Secara umum jenis burung yang teridentifikasi kebanyakan merupakan burung

yang biasa dijumpai di pekarangan rumah atau areal perkebunan, seperti; Cucak

Kutilang, burung gereja, Bondol Peking, dan layang-layang. Namun beberapa juga

ditemukan burung yang merupakan jens dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah

No 7 tahun 1999. Pada periode pemantauan ini, setidaknya ditemukan 4 jenis burung

yang dilindungi, burung tersebut yaitu; Burung Madu-kelapa, Cekakak Sungai, Burung

Madu-sriganti, dan Cekakak Belukar.

Indeks keanekaragaan 2,35 pada vegetasi RTH berbanding 2,38 pada vegetasi

semak belukar. Indeks keanekaragaman tersebut mengalami perubahan dari

pemantauan sebelumnya, namun perubahan keanekaragaman tidak terjadi secara

signifikan karena secara keanekaragaman masih termasuk dalam kategori

keanekaragaman tingkat sedang. Keanekaragaman jenis burung pada pemantauan

2018 dan pemantauan sebelumnya dapat dilihat pada gambar berikut ;

Gambar 4.6. Tren Indeks keanekaragaman burung di RTH dan semak belukar

2,33 2,542,35 2,38

RTH SB

Keanekaragaman Burung2016 dan 2018

Pemantauan 2016 Pemantauan 2018

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

31

Keterangan: PP = Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan danSatwa

IUCN = International Union For Conservation Of Nature ; LC= least concern, VU=VulnerablRTH = Ruang terbuka hijau PT. PLN IndralayaSB = Semak Belukar (belakang PT.PLN Indralaya)TD = Tidak DilindungiDL = Dilindungi

Pada periode studi monitoring maret 2018, jenis burung (Aves) yang didapatkan

sebanyak 22 jenis. Sebagian besar jenis burung yang terdata merupakan jenis yang

juga ditemui pada pemantauan sebelumnya, hanya jenis burung bubut alang-alang

(Centropus bengalensis), dan takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala) yang

merupakan jenis yang baru terdata pada pemantauan periode ini.

Secara umum jenis burung yang teridentifikasi kebanyakan merupakan burung

yang biasa dijumpai di pekarangan rumah atau areal perkebunan, seperti; Cucak

Kutilang, burung gereja, Bondol Peking, dan layang-layang. Namun beberapa juga

ditemukan burung yang merupakan jens dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah

No 7 tahun 1999. Pada periode pemantauan ini, setidaknya ditemukan 4 jenis burung

yang dilindungi, burung tersebut yaitu; Burung Madu-kelapa, Cekakak Sungai, Burung

Madu-sriganti, dan Cekakak Belukar.

Indeks keanekaragaan 2,35 pada vegetasi RTH berbanding 2,38 pada vegetasi

semak belukar. Indeks keanekaragaman tersebut mengalami perubahan dari

pemantauan sebelumnya, namun perubahan keanekaragaman tidak terjadi secara

signifikan karena secara keanekaragaman masih termasuk dalam kategori

keanekaragaman tingkat sedang. Keanekaragaman jenis burung pada pemantauan

2018 dan pemantauan sebelumnya dapat dilihat pada gambar berikut ;

Gambar 4.6. Tren Indeks keanekaragaman burung di RTH dan semak belukar

Page 33: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

32

Dari gambar 4.6. terlihat ada perubahan kenaikan nilai indeks keanekaragaman jenis

burung (aves) walaupun tidak signifikan, pada RTH terjadi kenaikan keanekaragaman

dari 2,33 menjadi 2,54 sedangkan di semak belukar belakang PT.PLN Indralaya dari

2,35 menjadi 2,38.

4.3.2 Kelas HerpetofaunaBerdasarkan hasil pemantauan periode maret 2018, terdapat 8 jenis Herpetofauna

yang terdapat di lokasi studi, terdiri dari 4 jenis amfibi dan 4 jenis reptil. Daftar jenis

Herpetofauna yang teridentifikasi pada lokasi pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.8

Berikut ini:

Tabel 4.8. Jenis Herpetofauna di sekitar wilayah kerja PT PLN (Persero) Indralaya

No Nama Nama IlmiahStatus

perlindunganLokasiSatwa

PP IUCN1 Kodok buduk Bufo melanostictus TD LC RTH & SB2 Katak sawah Fejervarya cancrivora TD LC RTH & SB3 Katak tegalan Fejervarya limnocharis TD LC RTH & SB4 Kongkang gading Hylarana erythraea TD LC RTH & SB5 Cicak kayu Hemidactylus frenatus TD LC RTH & SB6 Kadal kebun Eutrophis multifasciata TD LC RTH & SB7 Kadal Rumput Takydromus sexlineatus TD LC SB8 Biawak air asia Varanus salvator TD LC SB

8 Jenis herpetofaunaKeterangan: PP = Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa

IUCN = International Union For Conservation Of Nature ( LC = Least concern)TD = Tidak DilindungiRTH = Ruang terbuka hijau PT. PLNSB = Semak Belukar

Sebagian besar jenis herpetofauna yang ditemukan pada pemantauan 2018,

merupakan jenis yang telah terdata pada pemantauan sebelumnya. Hanya jenis kadal

rumput (Takydromus sexlineatus) yang merupakan jenis yang baru terdata pada

pemantauan ini. Jenis tersebut merupakan jenis yang umum di jumpai, dimana jenis-

jenis ini hidup tempat terbuka, berada dekat dengan hunian manusia, dan cenderung

bisa menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Keberadaan herpetofauna di

kawasan ini menandakan bahwa kawasan ini dapat dijadikan sebagai habitat

herpetofauna.

Page 34: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

33

Gambar 4.7. Tren Indeks keanekaragaman herpetofauna di RTH dan semak belukar

Secara umum herpetofauna pada studi ini ditemukan pada vegetasi RTH dan juga

semak belukar. Adapun herpetofauna biasanya ditemukan pada lokasi yang dekat

dengan air, baik di RTH maupun di semak belukar. Pada lokasi RTH adanya aliran

drainase dan kolam ikan menjadi tempat bagi herpetofauna seperti jenis kodok untuk

berkembang biak dengan meletakan telur-telurnya. Pada lokasi semak belukar, adanya

rawa yang tergenang air dimanfaatkan herpetofauna menjadi habitat.

Jenis herpetofauna yang teridentifikasi merupakan jenis yang tidak dilindungi

berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999. Berdasarkan status

perlindungan IUCN, semua jenis yang ada merupakan jenis yang beresiko rendah

(Least Concern). Indeks keanekaragaman jenis herpetofauna di vegetasi RTH (1,76)

dan semak belukar (2) keduanya termasuk dalam kategori sedang.

Dari gambar 4.7. terlihat adanya sedikit tren penurunan dari nilai indeks

keanekaragaman walaupun tidak signifikan baik itu di RTH maupun di semak belukar

terlihat pada studi baseline 2016 Nilai Indeks keanekaragaman pada RTH dari 2,01

menjasi 1,76 pada periode pemantauan 2018 sedangkan di semak belukar 2,05

menjadi 2 namun secara keseluruhan semuanya masih masuk dalam kategori sedang.

2,01

00,5

11,5

22,5

33,5

Keanekaragaman Hepertofauna2016 dan 2018

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

33

Gambar 4.7. Tren Indeks keanekaragaman herpetofauna di RTH dan semak belukar

Secara umum herpetofauna pada studi ini ditemukan pada vegetasi RTH dan juga

semak belukar. Adapun herpetofauna biasanya ditemukan pada lokasi yang dekat

dengan air, baik di RTH maupun di semak belukar. Pada lokasi RTH adanya aliran

drainase dan kolam ikan menjadi tempat bagi herpetofauna seperti jenis kodok untuk

berkembang biak dengan meletakan telur-telurnya. Pada lokasi semak belukar, adanya

rawa yang tergenang air dimanfaatkan herpetofauna menjadi habitat.

Jenis herpetofauna yang teridentifikasi merupakan jenis yang tidak dilindungi

berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999. Berdasarkan status

perlindungan IUCN, semua jenis yang ada merupakan jenis yang beresiko rendah

(Least Concern). Indeks keanekaragaman jenis herpetofauna di vegetasi RTH (1,76)

dan semak belukar (2) keduanya termasuk dalam kategori sedang.

Dari gambar 4.7. terlihat adanya sedikit tren penurunan dari nilai indeks

keanekaragaman walaupun tidak signifikan baik itu di RTH maupun di semak belukar

terlihat pada studi baseline 2016 Nilai Indeks keanekaragaman pada RTH dari 2,01

menjasi 1,76 pada periode pemantauan 2018 sedangkan di semak belukar 2,05

menjadi 2 namun secara keseluruhan semuanya masih masuk dalam kategori sedang.

2,051,76

2

RTH SB

Keanekaragaman Hepertofauna2016 dan 2018

Pemantauan 2016 Pemantauan 2018

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

33

Gambar 4.7. Tren Indeks keanekaragaman herpetofauna di RTH dan semak belukar

Secara umum herpetofauna pada studi ini ditemukan pada vegetasi RTH dan juga

semak belukar. Adapun herpetofauna biasanya ditemukan pada lokasi yang dekat

dengan air, baik di RTH maupun di semak belukar. Pada lokasi RTH adanya aliran

drainase dan kolam ikan menjadi tempat bagi herpetofauna seperti jenis kodok untuk

berkembang biak dengan meletakan telur-telurnya. Pada lokasi semak belukar, adanya

rawa yang tergenang air dimanfaatkan herpetofauna menjadi habitat.

Jenis herpetofauna yang teridentifikasi merupakan jenis yang tidak dilindungi

berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999. Berdasarkan status

perlindungan IUCN, semua jenis yang ada merupakan jenis yang beresiko rendah

(Least Concern). Indeks keanekaragaman jenis herpetofauna di vegetasi RTH (1,76)

dan semak belukar (2) keduanya termasuk dalam kategori sedang.

Dari gambar 4.7. terlihat adanya sedikit tren penurunan dari nilai indeks

keanekaragaman walaupun tidak signifikan baik itu di RTH maupun di semak belukar

terlihat pada studi baseline 2016 Nilai Indeks keanekaragaman pada RTH dari 2,01

menjasi 1,76 pada periode pemantauan 2018 sedangkan di semak belukar 2,05

menjadi 2 namun secara keseluruhan semuanya masih masuk dalam kategori sedang.

2

Page 35: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

34

4.3.3. Kelas MamaliaBerdasarkan hasil pemantauan periode 2018, terdapat 6 jenis mamalia yang

terdapat di lokasi studi. Daftar jenis mamalia yang teridentifikasi pada lokasi

pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.9. Berikut ini:

Tabel 4.9 Jenis Mamalia di sekitar wilayah kerja PT PLN (Persero) Indralaya

No Nama Nama IlmiahStatus Perlindungan Lokasi

SatwaPP IUCN1 Tikus pohon Rattus tiomanicus TD LC SB2 Codot besar Cynopterus titthaecheilus TD LC RTH & SB3 Codot Cynopterus horsfieldii TD LC RTH & SB4 Bajing Callosciurus notatus TD LC SB5 Kera Ekor Panjang Macaca Fascicularis TD LC RTH & SB6 Babi Sus Scrofa TD LC SB

7 Jenis mamaliaKeterangan: PP = Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa

IUCN = International Union For Conservation Of Nature(LC= least concern, EN=Endangered)TD = Tidak DilindungiDL = DiindungiRTH = Ruang terbuka hijau PT. PLNSB = Semak Belukar

* = Hasil Wawancara

Kelompok mamalia yang terdapat di wilayah studi meliputi mamalia kecil dan besar.

Adapun sebagian besar mamalia tersebut bersarang di semak belukar, namun adanya

vegetasi RTH sering dijadikan tempat bermain, mencari makan dan melakukan

aktivitas lainnya. Jenis kera ekor panjang (Macaca Fascicularis), biasanya datang ke

RTH pada waktu sore hari, Sedangkan jenis codot yang aktif dimalam hari teramati

setelah terperangkap oleh jaring di sekitar area RTH.

Jenis-jenis dari kelompok mamalia yang dapat dijumpai secara langsung pada

umumnya adalah hewan terseterial dan arboreal. Hewan arboreal seperti lutung dan

bajing memanfaatkan pohon yang terdapat di RTH maupun semak belukar sebagai

tempat beraktivitas. Menurut Payne et al. (2000) & Kiswosuwarno et al. (2008), primata

dapat bertahan hidup dalam kondisi habitat alami maupun telah terdegredasi, terutama

jenis bajing kelapa dan lutung yang sewaktu saat dapat menjadi hama bagi

perkebunan.

Dari hasil pengamatan untuk hewan arboreal yang paling banyak dijumpai adalah

bajing kelapa (Callosciurus notatus) dan hewan terestrial yang paling banyak

dilaporkan dari famili Muriidae seperti tikus pohon (Rattus tiomanicus). Berdasarkan

PP No 7 tahun 1999, tidak ditemukan jenis mamalia yang dilindungi pada lokasi

pengamatan. Selain itu mengacu pada IUCN redlist, semua jenis mamalia yang

Page 36: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

35

ditemui merupakan jenis hewan dengan tingkat konservasi beresiko rendah (Least

concern) .

Gambar 4.7. Tren Indeks keanekaragaman mamalia di RTH dan semak belukar

Adapun indeks keanekaragaman mamalia yang terdapat di RTH dan semak belukar

1,07 – 1,43. Indeks keanekaragaman tersebut mengalami perubahan dari pemantauan

sebelumnya sedikit mengalami penurunan pada lokasi semak belukar dari 1,58

menjadi 1,43, sedangkan di RTH sedikit mengalami kenaikan nilai Keanekaragaman

dari 1,05 menjadi 1,07. namun secara umum perubahan tidak terjadi secara signifikan

karena kategori indeks keanekaragaman baik di RTH maupun di semak belukar

termasuk kategori sedang (rendah <1; sedang 1-3, tinggi >3).

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

35

ditemui merupakan jenis hewan dengan tingkat konservasi beresiko rendah (Least

concern) .

Gambar 4.7. Tren Indeks keanekaragaman mamalia di RTH dan semak belukar

Adapun indeks keanekaragaman mamalia yang terdapat di RTH dan semak belukar

1,07 – 1,43. Indeks keanekaragaman tersebut mengalami perubahan dari pemantauan

sebelumnya sedikit mengalami penurunan pada lokasi semak belukar dari 1,58

menjadi 1,43, sedangkan di RTH sedikit mengalami kenaikan nilai Keanekaragaman

dari 1,05 menjadi 1,07. namun secara umum perubahan tidak terjadi secara signifikan

karena kategori indeks keanekaragaman baik di RTH maupun di semak belukar

termasuk kategori sedang (rendah <1; sedang 1-3, tinggi >3).

RTH SB

Keanekaragaman Mamalia2016 dan 2018

Pemantauan 2016 Pemantauan 2018

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

35

ditemui merupakan jenis hewan dengan tingkat konservasi beresiko rendah (Least

concern) .

Gambar 4.7. Tren Indeks keanekaragaman mamalia di RTH dan semak belukar

Adapun indeks keanekaragaman mamalia yang terdapat di RTH dan semak belukar

1,07 – 1,43. Indeks keanekaragaman tersebut mengalami perubahan dari pemantauan

sebelumnya sedikit mengalami penurunan pada lokasi semak belukar dari 1,58

menjadi 1,43, sedangkan di RTH sedikit mengalami kenaikan nilai Keanekaragaman

dari 1,05 menjadi 1,07. namun secara umum perubahan tidak terjadi secara signifikan

karena kategori indeks keanekaragaman baik di RTH maupun di semak belukar

termasuk kategori sedang (rendah <1; sedang 1-3, tinggi >3).

Page 37: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

36

4.4.4. Informasi keanekaragaman SeranggaJenis CapungCapung (Odonata) berperan bagi keberlangsungan ekosistem, salah satunya menjadi

predator bagi beberapa hama. Capung juga dapat dijadikan sebagai bioindikator

kualitas perairan. Beberapa Famili nimfa capung dikelompokan kedalam kategori

serangga air yang sensitif terhadap pencemaran. Capung termasuk serangga air yang

sangat sensitif terhadap perubahan kandungan zat di dalam air. Sehingga perubahan

jumlah nimfa capung dapat dijadikan sebagai indikator baik buruknya perairan.

Tabel 4.9. Jenis capung di sekitar wilayah kerja PT PLN (Persero) Indralaya

No Nama Indonesia Nama IlmiahStatus

perlindunganPP IUCN

1 Capung kuning Crocothemis servilia TD LC

2 Capung tengger biru Diplacodes trivialis TD LC

3 Capung tengger jala tunggal Neurothemis ramburii TD LC

4 Capung sambar hijau Orthetrum sabina TD LC

5 Capung sambar perut putih Pothamarcha congener TD -

6 - Ceriagrion cerinorubellum TD LC

7 - Rhyothemis phyllis TD LC

8 jenis capungKeterangan: PP = Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan

Jenis Tumbuhan dan Satwa (TD= Tidak Dilindungi)IUCN = International Union For Conservation of Nature ( LC = Least concern)RTH = Ruang terbuka hijau PT. PLNSB = Semak Belukar

Jenis Kupu-KupuCapung (Odonata) berperan bagi keberlangsungan ekosistem, salah satunya

menjadi predator bagi beberapa hama. Capung juga dapat dijadikan sebagai

bioindikator kualitas perairan. Beberapa Famili nimfa capung dikelompokan kedalam

kategori serangga air yang sensitif terhadap pencemaran. Capung termasuk serangga

air yang sangat sensitif terhadap perubahan kandungan zat di dalam air. Sehingga

perubahan jumlah nimfa capung dapat dijadikan sebagai indikator baik buruknya

perairan.

Untuk informasi tambahan selama pemantauan maret 2018 ditemukan 7 jenis

capung dan 19 jenis kupu-kupu didalam kawasan PT.PLN Indralaya, jenis-jenis

tersebut sebagian besar sama dengan studi baseline data pada tahun 2015.

Page 38: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

37

Tabel 4.10. Jenis capung di sekitar wilayah kerja PT PLN (Persero) Indralaya

No Jenis kupu-kupu Status perlindunganPP IUCN

1 Amathusia phidippus TD LC2 Athyma nefte TD LC3 Appias libhytea TD LC4 Cupha erymantis TD LC5 Eurema sari TD LC6 Eurema hecabe TD LC7 Graphium agamemnon TD LC8 Graphium doson TD LC9 Graphium sarpedon TD LC

10 Hypolimnas bolina TD LC11 Junonia almana TD LC12 Junonia orithya TD LC13 Leptosia nina TD LC14 Mycalesis mineus TD LC15 Neptis hylas TD LC16 Papilio demoleus TD LC17 Papilio memnon TD LC18 Papilio polytes TD LC19 Zizina otis TD LC

19 Jenis kupu-kupu

4.5. Daftar Jenis Fauna Bernilai Konservasi Tinggi

Terdapat 7 jenis yang bernilai konservasi tinggi. Adapun rinciannya adalah 6

jenis dilindungi oleh Undang-undang Republik Indonesia dan 2 jenis masuk dalam

Appendix II CITES.

Tabel 4.12. Jenis fauna bernilai konservasi tinggi yang tercatat dalam kawasan

No Nama Ilmiah Nama Indonesia

IUCN

GoI

CITES

Rp/Ex

Mamalia1. Trachypithecus cristata*) Lutung kelabu NT PI II

Burung2 Tyto alba Serak Jawa II3 Halcyon chloris Cekakak sungai PI4 Nectarinia jungularis Burung madu sriganti PI5 Halycon symrnsis Cekakak belukar PI6 Anthreptes malacensis Burung-madu kelapa PI

Nekton7. Chitala lopis Ikan belida PI

Keterangan PI : Status perlindungan Indonesia, Apendiks I adalah daftar seluruh spesies tumbuhan dansatwa liar yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional. Apendiks II adalah daftarspesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam punah bila perdagangan terus berlanjuttanpa adanya pengaturan. Status IUCN: EN (Endangered), NT (Near Threatened).*). Berdasarkaninformasi.

Page 39: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

38

Ada 6 jenis fauna yang dilindungi Undang-undang Republik Indonesia selama

survei berlangsung (lihat tabel 3) yaitu seperti pada kelompok Aves dari Alcedinidae

seperti jenis cekakak sungai (Halcyon chloris), Cekakak belukar (Halycon symrnsis),

serta dari kelompok burung madu terkait fungsinya sebagai penyerbuk dan pemencar

biji sehingga jenis ini merupakan salah satu kelompok aves yang dilindungi adapun

jenisnya adalah burung madu kelapa (Anthreptes malacensis) dan burung madu

sriganti (Nectarinia jungularis). Dari kelompok mamalia ada jenis yang dilindungi yaitu

lutung kelabu (Trachypithecus cristata) berdasarkan status IUCN kedua jenis ini status

konservasinya Near Thereatened.

Hutan merupakan sumber daya hayati yang dapat diperbaharui. meskipun

demikian tidak berarti bahwa hutan dibiarkan begitu saja tanpa pengelolaan yang baik.

Sebaliknya, hutan harus dikelola dengan baik dengan memperhatikan aspek-aspek

yang ada untuk menuju pada suatu pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Keanekaragaman jenis tumbuhan yang tinggi dengan berbagai tipe habitat pada suatu

lokasi akan mendukung keanekaragaman jenis satwa liar, hal ini disebabkan karena

masing-masing satwa liar memiliki relung ekologi (niche) dan kesesuaian pakan alami

yang berbeda pada suatu habitat. Masih adanya jenis fauna yang dilindungi disekitar

kawsan PT.PLN Indrlaya menandakan bahwa Kawasan vegetasi hijaunya masih

mampu menjadi habitat yang baik bagi jenis fauna yang dilindungi tersebut baik untuk

sumber pakan maupun tempat perlindungan sementara.

Page 40: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

39

V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan Hasil Studi

Selama survey di kawasan Wilayah kerja di PT.PLN Indralaya maka didapatkan

beberapa kesimpulan yang terkait dengan studi kegiatan ini yaitu :

1. Untuk evaluasi keanekaragaman hayati flora, terjadi perubahan nilai H’ yang

fluktuatif pada masing-masing tingkatan berdasarkan periode pemantauannya ada

yang sedikit mengalmai kenaikan seperti pada tingkat pohon dan pancang, secara

keseluruhan perubahan keanekaragaman yang terjadi tidak signifikan, yang terjadi

bukan diakibatkan adanya aktivitas dari PT. PLN seperti pembukaan lahan atau

kegiatan lainnya. Perubahan yang terjadi secara alami karena tumbuhan

mengalami fertilitas, fekunditas, natalitas maupun mortalitas.

2. Untuk Keanekaragaman hayati fauna khususnya satwa liar terjadi peningkatan

jumlah jenis dibandingkan pada studi baseline data 2015 sebanyak 43 jenis, dan

2018 tercatat total 47 jenis. Tingkat keanekaragaman masing-masing kelas

berfluktuatif jika dibandingkan dengan studi baseline data 2015 ada yang

mengalmai kenaikan maupun penurunan namun tidak signifikan dan secara

keseluruhan masih tergolong ke dalam keanekaragaman tingkat sedang

3. Status keanekaragaman hayati flora dan fauna yang bernilai konservasi tinggi.

Pada flora tidak ditemukan adanya jenis yang dilindungi sedangkan untuk fauna

ditemukan adanya 6 jenis dilindungi oleh Undang-undang Republik Indonesia dan

2 jenis masuk dalam Appendix II CITES.

4. Masih adanya jenis fauna yang dilindungi disekitar kawsan PT.PLN Indrlaya

menandakan bahwa Kawasan vegetasi hijaunya masih mampu menjadi habitat

yang baik bagi jenis fauna yang dilindungi tersebut baik untuk sumber pakan

maupun tempat perlindungan sementara yang perlu dipertahankan bahkan

ditingkatkan.

Page 41: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

40

5.2. Rekomendasi Hasil Studi

Berdasarkan atas hasil studi di kawasan wilayah kerja PT.PLN Indralaya maka

dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Karena masih banyak lahan kosong terutama lahan dibagian belakang

kawasan PT.PLN Indralaya mempunyai potensi dibidang keanekaragaman

hayati yang bisa dimanfatkan menjadi lahan kawasan konservasi taman kehati

untuk pohon-pohon khas sumatera selatan dan juga penangkaran kupu-kupu

khas dataran rendah mengingat jenis kupu dan sumber pakan banyak

ditemukan di sekitar kawasan PT.PLN Indralaya yang dalam pengembangan

bisa bekerjasama dengan Jurusan Biologi FMIPA Unsri.

2. Disarankan penataan kembali melalui revegetasi yang terencana dengan

menambahkan jenis pohon penghijauan untuk pelindung dan penyerap karbon

seperti trembesi dan pohon yang berbuah tampui, ceri dan jambu-jambuan

sebagai sumber pakan untuk fauna khususnya burung yang dilindungi serta

memperkaya kawasan hijau dengan jenis tanaman-tanaman lokal yang khas

seperti duku (Nephelium lappaceum), Jeruk kuek (Citrus sp.) dan kemang

(Mangifera kemanga).

3. Terkait dengan kegiatan konservasi penangkaran jenis ikan yang dilindungi

salah satunya jenis ikan Belida (Chitala lopis) Disarankan juga kepada pihak

PT.PLN Indralaya, untuk bekerjasama dengan tenaga ahli untuk

mengembangkan pembiakan ikan belida yang lebih spesifik dan

memanfaatkan lahan sekitar perairan rawa untuk membuat kolam sesuai

habitat aslinya.

Page 42: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

41

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra HS. 1990. Pengelolaan satwa liar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Jilid I,IPB, Bogor

BAPSI. 2008. Masterplan Kawasan Kampus Unsri Indralaya. Penerbit Unsri Press

Birdlife International. 2001. Threatened birds of Asia: The Birdlife International RedData Book. Cambridge, UK: Birdlife International.

BirdLife International. 2014. Species factsheet. Downloaded fromhttp://www.birdlife.org visited 7 Oktober 2014

Cox, M.J., van Dijk, P.P. Nabhitabhata, J. & Tirakhupt, K. 2010. A photographic guideto snakes and other reptiles of Peninsular Malaysia, Singapore and Thailand. NewHolland Publisher, UK.

Das, I. 2012. A naturalist’s guide to the snakes of South-East Asia. John BeaufoyPublishing, UK.

Das, I. 2010. A field guide to the reptiles of South-East Asia. New Holland Publisher,UK.

Fachrul, M. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Cetakan Pertama. Bumi Aksara.Jakarta.

Francis, C.M. 2008. A field guide to the mammals of South-East Asia. New HollandPublisher, UK.

Holmes, D. & Nash, S. 1999. Burung-burung di Sumatera dan Kalimantan. PuslitbangBiologi LIPI-Birdlife International Indonesia Programme.

Iskandar, D.T. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Puslitbang Biologi-LIPI.

Iqbal, M. 2011. Ikan-ikan di hutan rawa gambut Merang-Kepayang dan sekitarnya.Merang REDD Pilot Project, Palembang.

Iqbal, M. & Setijono, D. 2011. Burung-burung di hutan rawa gambut Merang-Kepayangdan sekitarnya. Merang REDD Pilot Project, Palembang.

Kimmins, J.P. 1987. Forest Ecology. New York: Macmillan Publishing Co.

Krebs CJ. 1989. Ecology Methodology : The Exprimental Analysis of Distribution andAbudance. New York: Harper and Row Publishers.

Page 43: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

42

Kuncoro SA, van Noordwijk M, Martini E, Saipothong P, Areskoug V, Ekadinata A, danO’Connor T. 2006. Rapid Agrobiodiversity Appraisal (RABA) in The Contex ofEnvironmental Service Rewards. Bogor, Indonesia.

Kotellat M and A.J Whitten, S.N. Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwaterfishes of western Indonesia and Sulawesi. Singapore: Periplus Editions Limited.271 p.

Mackinnon, J., K. Phillips & Balen, B. V. 1998. Burung-burung di Sumatera,Kalimantan, Jawa dan Bali. Birdlife International Indonesia. Programme PuslitbangBiologi LIPI, Bogor.

Mckay, J.L. 2006. Reptil dan Amphibi di Bali. Krieger Publishing Company, Bali.

Noerdjito M. & Maryanto I. 2001. Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Museum Zoologicum Bogoriense, LIPI, The NatureConservancy and USAID, Cibinong, Indonesia.

Noerdjito W A dan Maryanto I. 2002. Metode survey dan Pemantauan populasi satwa.Pusat Penelitian Biologi-LIPI. 30+v hal.

Odum EP. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Tjahjono Samingan, Penerjemah; Yogyakarta :Edisi Ke-3. Universitas Gadjah Mada. Terjemahan dari : Fundamental ofEcology

Payne, J, Francis, C. M., Phillips, K. Dan Kartikasari, S N. 2000. Panduan LapanganMamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak, dan Brunei Darusalam. WCS-International programme.

Prijono, SN, Peggie, D, Mulyadi. 2004. Pedoman Panduan Pengumpulan DataKeanekaragaman Fauna. Pusat Penelitian Biologi. LIPI. Cibinong, Bogor.

Soerianegara, Ishemat dan Indrawan, Andry. 1980. Ekologi Hutan Indonesia.Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.Bogor.

Sundarapandian, S.M. and P.S. Swamy. 2000. Forest ecosystem structure andcomposition along an altitudinal gradient in the Western Ghats, South India.Journal of Tropical ForestScience 12(1):104-123.

Talvi, T., 2002. Insects as a Tool in Environmental Monitoring in The Vidumae NaturReserve, Ectonia. USA.

www.cites.org. Dikunjungi 4 April 2018.www.iucn.org. Dikunjungi 4 April 2018.www.oganilirkab.go.id.Dikunjungi 20 maret 2018.

Page 44: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

43

Lampiran 1. Beberapa foto fauna di kawasan PT. PLN. Indralaya.

Gbr.1. Monyet ekor panjang dan kelelawar pemakan buah codot krawar

Gbr.2. Jenis Burung yang dominan burung gereja dan burung kutilang

Gbr.3. Jenis burung Bondol peking dan burung madu kelapa

Gbr.4. Tikus rumah dan kadal kebun

Page 45: REVIEW MONITORING BIODIVERSITY - UIKSBS ULPL... · 2020. 6. 4. · Review Monitoring Biodiversity di Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1.

Review Monitoring Biodiversity di Wilayah KerjaPT. PLN (Persero) Pusat Listrik Indralaya

44

Lampiran 2. Beberapa foto flora di kawasan PT. PLN. Indralaya.

Gbr.5. pohon Leucaena leucocephala dan Acacia mangium

Gbr.6. Pohon Hevea brasiliensis dan mangifera indica

Gb.7. Glodokan tiang dan trembesi

Gbr. 8. Tumbuhan bawah Paspalum conjugatum dan Pennisetum polystachion


Recommended