+ All Categories
Home > Healthcare > Pleno modul 2 blok 5 b

Pleno modul 2 blok 5 b

Date post: 14-Apr-2017
Category:
Upload: monica-fermanda
View: 286 times
Download: 2 times
Share this document with a friend
80
PLENO MODUL 2 BLOK 5B KELOMPOK 1 PRODI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2015
Transcript
Page 1: Pleno modul 2 blok 5 b

PLENO MODUL 2 BLOK 5B

KELOMPOK 1

PRODI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2015

Page 2: Pleno modul 2 blok 5 b

BD. LUSIANA EL SINTA BUSTAMI, S.ST, M.KEB

-Monica Fermanda

-Nissa Prima Sari-Novela Delfita-Yumni Hasyifah Adzhani-Novi Aulia Driza-Rahmiza Eka Putri-Marzatia Yulika- Riska Wulandari-Lailathul Husna

Page 3: Pleno modul 2 blok 5 b

MODUL II  SKENARIO 2 : BERSAMA TERASA RINGAN

 Bidan Wina, seorang bidan PTT yang baru melaksanakan tugas di desa sangat terpencil yaitu Desa Rejosari. Selama tiga bulan bertugas disana, ia merasakan banyak masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Salah satu kasus yang membuat ia terpukul adalah ketika terlambat mengirim seorang ibu yang akan bersalin ke Rumah sakit karena sulitnya mendapatkan kendaraan untuk transportasi. Ia menyampaikan permasalahan tersebut pada rapat di tingkat desa, untuk mencari cara agar kejadian itu tidak terulang lagi. Berdasarkan rapat dengan kepala desa beserta perangkatnya, LSM serta pihak terkait lain dihasilkan keputusan bahwa kepala desa akan membuat surat kepada Pemerintah Daerah Kabupaten untuk meminta bantuan mobil ambulance desa, sedangkan biaya operasional dimintakan oleh kepala desa pada masyarakat dalam bentuk iuran bulanan melalui surat edaran. Surat ini segera mendapatkan tanggapan yang positif dari pemerintah Kabupaten, sehingga dalam waktu dua bulan, desa tersebut mendapatkan bantuan mobil ambulance.

Page 4: Pleno modul 2 blok 5 b

Bidan Wina merasa senang sekali karena hal ini sesuai dengan UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan Pasal 18 Pemerintah bertanggung jawab memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan dan Pasal 49 bahwa Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bertanggung jawab atas penyelenggaraan upaya kesehatan. Meskipun berada di daerah sangat terpencil, semangat dan kerja sama masyarakat Desa Rejo sari sangat kuat. Mereka bersedia untuk membayar iuran bulanan untuk operasional ambulance. Selain itu masyarakat juga membentuk koperasi simpan pinjam untuk persiapan setiap kebutuhan ibu hamil, bersalin dan nifas di desa tersebut.Bidan Wina melibatkan dukun dan kader kesehatan yang ada di Wilayah kerjanya untuk membantu ia dalam memantau setiap keadaan ibu dan anak di Desa Rejo Sari melalui pertemuan rutin dengan dukun dan kader kesehatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan Bidan Wina dengan melibatkan dukun kader adalah dengan melaksanakan program P4K. Bidan Wina merasa betah berada di Desa Rejo Sari karena mendapatkan dukungan dari semua pihak.Bagaimanakah saudara menjelaskan apa yang dialami Bidan Wina?

Page 5: Pleno modul 2 blok 5 b

I. TERMINOLOGI1. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT

(LSM) Organisasi sukarela membantu

masyarakat umum. Organisasi non pemerintah yg

beraviliasi dgn lembaga pemerintah2. Biaya operasional Biaya yg dikeluarkan utk beroperasional

suatu kegiatan, ex : ambulance3. Kader kesehatan Org yg dipilih masy, dilatih utk

mengatasi atau membantu nakes

Page 6: Pleno modul 2 blok 5 b

II. IDENTIFIKASI MASALAH1. Mengapa byk masalah kesehatan di tempat Bd Wina

bekerja?2. Apa saja masalah kesehatan yg dtemui Bd Wina

didaerahnya ?3. Bgmn cara agar kejadian tsb tdk terulang lagi?4. Bgmn peran pemerintah dlm mendorong peran aktif

masy?5. Mgp masy membentuk koperasi simpan pinjam?6. Bgmn koperasi simpan pinjam dpt dijadikan persiapan

kebutuhan hamil, bersalin dan nifas?7. Mgpa Bd melibatkan dukun dan kader utk

membantunya dlm memantau keadaan ibu dan anak?8. Apa peran kader dan dukun dlm pelaksanaan program

P4K?9. Mgpa semua pihak memberikan dukungan kpn Bd

Wina?10. Bgmn Bd Wina mendpt dukungan dari semua pihak?

Page 7: Pleno modul 2 blok 5 b

III. HIPOTESA1. Kondisi desa yg sgt terpencil dan Bd Wina

masalah kes yg ada sblmnya, kekurangantahuan masy, gaya hidup pd saat Bd blm ada didaerah tsb. Masalah pemerataan, krgnya saran transportasi dan daerah yg sulit dijangkau, pemikiran masy brdsrkan budaya setempat, krg fasilitas utk kes

2. Transportasi, ktdktahuan masy tntg kes dan kebersihan penyakit infeksi dari kebiasaan masy dan terbatas fasilitas. Dari kebersihan byk masalah yg timbul didaerah Yg endemis thd penyakit. Susah aksespenanganan sulit, ktdktahuan masy. Pd pengambilan keputusan yg pnjng pd daerah dgn budaya yg masih kental shg terlambat utk penanganan.

Page 8: Pleno modul 2 blok 5 b

3. Membuat program utk memberi edukasi pd masy dgn membangun hub dgn perangkat desa, ex: rapat dgn kepala desa. Meningkatkan pel. Kes kemungkinan dirujuk lebih sedikit dan meningkatkan fasilitas yg memadai

4. Mendukung setiap prgram dan memfasilitasi kesehatan dgn menambah nakes di daerah tsb. Pemberian penghargaan kpd masy/daerah, memberi surat edaran agar masy mengetahui dan menjalani ketetapan yg diatur pemerintah, mengadakan lomba tk masy berperan aktif

5. Karena utk membentuk dana cadangan, krn komplikasi tdk tahu kpn terjadishg terpenuhinya kebutuhan masy dari dana yg berasal dari masy dan utk masy. Dana sukarela agar tdk dulit utk akses bank shg tdk terhambat memberi pendidikan kpd masy tntg ke koperasian.

6. sda

Page 9: Pleno modul 2 blok 5 b

7. Sesuai tugas Bd sbg pengelola bd berpartisipasi dlm tim yg meningkatkan eran kader dan dukun, dukun dan kader dekat dgn masy shg tahu byk masalah yg muncul di masy krn persepsi masy bahwa biaya persalinan dgn dukun lebih murah

8. Utk mendapatkan info tntg riwayat kes yg ada di masy, memberi motivasi dlm menghadapi persalinan smpai nifasagar program P4K dpt berjalan di masy. Peran kader utk menggerakkan masy berprilaku hidup bersih juga mengadapi kes dan melakukan pnyuluhan kpd dukun utk membujuk ibu utk mendptkan pelayanan ke nakes. P4K bidan sbg fasilitator suami keluarga masy yg berperan dan bisa dibantu oleh kader tntg masalah2 kesehatan. Dukun utk memberi rasa aman dan nyaman. Krn masy sudah menerima dan percaya tntg kes masy di desa shg masy mendukung

Page 10: Pleno modul 2 blok 5 b

9. Sda10. Pendekatan dgn pemuka masy

dilingkungan sosbud, advokasi pendekatan dgn organisasi yg ada didaerah tsb agar program dpt berjalan utk meningkatkan kes didaerah tsb

Page 11: Pleno modul 2 blok 5 b

IV. SKEMALandasan

hukum

Masalah kesehatan

masy

Himbauan dan reward

Upaya pemerintah

an

Peran aktif masy

Koperasi simpan pinjam

Utk kebutuhan bumil dan

nifas Program P4K

Bekerjasama dgn dukun

n kader

Faktor : masy,lingk,pengetahuan,sosek,pelkes

Dukungan dari semua

pihak

Memperhatikan sosbud,adat,kebiasaan

masy

Pendekatan dan penkes

Membuat program utk meningktkan

nakes

Bidan PTTMusyawara

h dg perangkat

desa

Page 12: Pleno modul 2 blok 5 b

V. LEARNING OBJECTIVE1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep peran

serta masyarakat (defenisi,tujuan,bentuk, manfaat,tahap)

2. Mahasiswa mampu menjelaskan landasan hukum dalam penyelenggaraan kesehatan yang dilakukan oleh peran serta masyarakat

3. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mendorong terciptanya peran serta masyarakat

4. Peran dan tanggung jawab dan upaya pemerintah dalam penyelenggaraan kesehatan yang dilakukan oleh peran serta masyarakat

5. Mahasiswa mampu menjelaskan program yang mendukung KIA yang dilakukan Peran serta masyarakat

6. Mahasiswa mampu menjelaskan pembinaan dukun dan kadar

Page 13: Pleno modul 2 blok 5 b

KONSEP PERAN SERTA MASYARAKAT

Page 14: Pleno modul 2 blok 5 b

• Peran serta masyarakat (PSM) merupakan keikutsertaan individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam setiap menggerakan upaya kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab sendiri, keluarga dan masyarakatnya

• Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat lingkungannya ( Dep Kes RI, 1997, hal 5 )

Page 15: Pleno modul 2 blok 5 b

Tujuan Peran Serta MasyarakatTujuan program peran serta masyarakat (tanpa dibagi menjadi umum & khusus) adalah meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai; meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi non pemerintah dan masyarakat; memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan kemitraan dengan masyarakat.

Page 16: Pleno modul 2 blok 5 b

Tujuan umum • Untuk meningkatkan jumlah dan

mutu upaya masyarakat di bidang kesehatan.

Page 17: Pleno modul 2 blok 5 b

Tujuan Khusus • Meningkatkan kemampuan

pemimpin/pemuka masyarakat dalam menggerakkan upaya kesehatan.

• Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam menyelenggarakan upaya kesehatan

• Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali, menghimpun dan mengelola dana/sarana masyarakat untuk kesehatan.

Page 18: Pleno modul 2 blok 5 b

Bentuk PSM1. Polindes

Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah serta kelengkapan dari PKMD di kelola oleh bidan dibawah pengawasan dokter PKM setempat yang dipergunakan untuk memberi pelayanan KIA-KB sesuai dengan kewenangan bidan yaitu kasus dan norma dan resiko sedang 

Page 19: Pleno modul 2 blok 5 b

2. Tabulin            Merupakan tabungan untuk membantu bumil dan keluarganya pada saat menghadapi persalinan 

3. Dasolin            Adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur juga ibu yang mempunyai balita dianjurkan menabung yeng kegunaan untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi 

Page 20: Pleno modul 2 blok 5 b

Manfaat PSMPSM dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, baik untuk masyarakat itu sendiri maupun pihak provider. Dengan adanya PSM upaya kesehatan bisa diterima dan dijangkau oleh masyarakat baik secara fisik maupun ekonomis. Mampu mengembangkan sikap positif serta motifasi masyarakat untuk hidup sehat sehingga akan tercapai kepuasan masyarakat dalam kesehatan.manfaat bagi provider dengan adanya PSM ialah membantu upaya perluasan jangkauan pelayanan kesehatan. PSM merupakan wadah dan jalur kontrol terhadap upaya yankes yang dilakukan pemerintah.

Page 21: Pleno modul 2 blok 5 b

Tahap-tahap dalam membuat program PSM

1. Pertemuan / pendekatan tingkat desamerupakan kegiatan awal dari pembinaan PSM ditingkat desa.tujuan :- dikenalnya masalah secara umum - dikenalnya program-program kesehatan sebagai peningkatan derajat kesehatan masyarakat.- diperoleh dukungan pemuka masyarakat- tersusunnya kelompok kerja untuk survey mawas diri dan ditemukannya jadwal survey

Page 22: Pleno modul 2 blok 5 b

2. Survey mawas dirimerupakan pengenalan, pengumpulan, dan pengkajian masalah kesehatan oleh sekelompok masyarakat setempat.tujuan : agar masyarakat mengenal, mengumpulkan, dan mengkaji masalah kesehatannya sendiri sehingga timbul niat dan kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan sendiri.pelaksanaan survey :- membuat persiapan survey- mengumpulkan informasi-mengolah informasi

Page 23: Pleno modul 2 blok 5 b

3. Musyawarah masyarakat desa (MMD)pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil survey diri yang merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil survey dengan bermusyawarah sehingga menjadi keputusan bersama.tujuan :- untuk mengenal masalah- memperoleh kesepakatan untuk penanggulangan masalah- menyusun rencana kerja

Page 24: Pleno modul 2 blok 5 b

4. Pelatihan kader kesehatan desamerupakan kegiatan dalam rangka mempersiapkan kader kesehatan agar mau dan mampu berperan serta dalam mengembangkan program kesehatan di desanya.

5. Pelaksanaan kegiatan di lapanganpada pelaksanaan dilakukan advokasi kepada penentu kebijakan,toma-toga dan komponen masyarakat lainnya yang mempunyai pengaruh dalam keberhasilan kegiatan. Selanjutnya dilakukan KIE dan KIP konseling, melakukan pemberdayaan institusi masyarakat dan akhirnya dilakukan program kegiatan.

6. Monitoring dan evaluasi

Page 25: Pleno modul 2 blok 5 b

LANDASAN HUKUM DALAM PENYELENGGARAAN KESEHATAN

OLEH PSM

Page 26: Pleno modul 2 blok 5 b

UU No.2 Tahun 1992 Tentang kesehatan

• Pasal 5 : Setiap orang berkewajiban utk ikut serta dlm memelihara & meningkatkan derajat kes perorangan, keluarga, & lingkungannya.

• Pasal 8 : Pemerintah bertugas menggerakkan PSM dlm menyelengarakan & pembiayaan kes, dgn memperhatikan fungsi sosial sehingga yan kes bagi masyarakat yg krg mampu ttp terjamin.

Page 27: Pleno modul 2 blok 5 b

Pasal 71 :• masyarakat memiliki kesempatan utk berperan serta dlm

penyelengaraan upaya kes beserta sumber dayanya.• pemerintah membina, mendorong, & menggerakan swadaya

masyarakat yg bergerak di bidang kes agar dpt lbh berdaya guna dan berhasil guna.

• ketentuan mengenai syarat & tatacara PSM di bdng kes ditetapkan dgn peraturan pemerintah.

Pasal 72 :• PSM utk memberikan pertimbangan dlm ikut menentukan

aturan pemerintahan pd penyelengaraan kes dpt dilakukan melalui badan pertimbangan kes nas yg berpatokan pd tokoh masyarakat.

• Ketentuan mengenai pembentukan, tugas pokok, fungsi & tata cara kerja badan pertimbangan kes nas ditetapkan dgn kepresidenan.

Page 28: Pleno modul 2 blok 5 b

UU RI No. 25 tahun 2009 pasal 39 tentang peran serta masyarakat

• PSM dlm penyelenggaraan yan publik dimulai sejak penyusunan standar pelayanan sampai dg evaluasi & pemberian penghargaan.

• PSM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan dlm bentuk kerjasama,pemenuhan hak & kewajiban masyarakat,serta peran aktif dlm penyusunan kebijakan pelayanan publik.

• Masyarakat dpt membentuk lembaga pengawasan pelayanan publik.

• Tata cara pengikutsertaan masyarakat dlm penyelengaraan pelayanan publik diatur lebih lanjut dlm peraturan pemerintah.

Page 29: Pleno modul 2 blok 5 b

FAKTOR YANG MENDORONG TERCIPTANYA PERAN SERTA

MASYARAKAT

Page 30: Pleno modul 2 blok 5 b

• Manfaat kegiatan yang dilakukanJika kegiatan yang dilakukan memberikan

manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi lebih besar.

• Adanya kesempatanKesediaan juga dipengaruhi oleh adanya

kesempatan atau ajakan untuk berperan serta dan masyarakat melihat memangg ada hal – hal yang berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan.

Page 31: Pleno modul 2 blok 5 b

• Memiliki keterampilanJika yang dilaksanakan membutuhkan

keterampilan tertentu dan orang mempunyai keterampilan sesuai dengan keterampilan tersebut maka orang tertarik untuk berperan serta.

• Rasa memilikiRasa memiliki sesuatu akan tumbuh jika

sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikutsertakan jika rasa memiliki ini bisa ditumbuhkembangkan dengan baik maka peran serta akan dapat di lestarikan.

Page 32: Pleno modul 2 blok 5 b

• Faktor tokoh masyarakatJika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa tokoh – tokoh masyarakat atau pimpinan kader yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik pula berperan serta ( Depkes RI, 1997 ).

Page 33: Pleno modul 2 blok 5 b

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DAN UPAYA PEMERINTAH DALAM

PENYELENGGARAAN KESEHATAN

Page 34: Pleno modul 2 blok 5 b

• Tugas dan Tanggungjawab pemerintah pada dasarnya adalah mengatur, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan serta menggerakkan PSM

• Upaya kesehatan dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan melalui pendekatan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan

Page 35: Pleno modul 2 blok 5 b

Peran pemerintahSebagai regulator : • menyiapkan arah untuk

menyeimbangkan penyelenggaraan pembangunan melalui penerbitan peraturan-peraturan

• Pemerintah memberikan acuan dasar kepada masyarakat sebagai instrume untuk mengatur segala kegiatan pelaksanaan pemberdayaan

Page 36: Pleno modul 2 blok 5 b

Sebagai dinamisator :• Menggerakkan partisipasi masyarakat

jika terjadi kendala-kendala dalam proses pembangunan (kesehatan) untuk mendorong dan memelihara dinamika pembangunan kesehatan daerah

• Pemerintah berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan secara interaktif dan efektif kepada masyarakat (biasanya melalui tim penyuluhan maupun badan teretentu utk memberi pelatihan

Page 37: Pleno modul 2 blok 5 b

Sebagai Fasilitator :• Menciptakan kondisi yang kondusif

bagi pelaksanaan pembangunan kesehatan untuk menjembatani berbagai kepentingan masyarakat dalam mengoptimalkan pembangunan kesehatan daerah

• Pemerintah bergerak dalam bidang pendampingan melalui pelatihan, pendidikan, meningkatkan keterampilan dan pemberian bantuan kepada masyarakat yang diberdayakan

Page 38: Pleno modul 2 blok 5 b

PROGRAM YANG MENDUKUNG KIA YANG

DILAKUKAN PSM

Page 39: Pleno modul 2 blok 5 b

PolindesPondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB didesa (Depkes RI, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desa setempat.

Page 40: Pleno modul 2 blok 5 b

€Tujuan PolindesUmum : memperluas jangkauan peningkatan mutu dan mendekatkan pelayanan KIA/KB oleh Bidan.Khusus :

• Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan Sebagai tempat pertolongan persalinan

• Sebagai tempat pelayanan kesehatan lain

• Sebagai tempat untuk konsultasi/pendidikan kesehatan

Page 41: Pleno modul 2 blok 5 b

Fungsi Polindes• Ada tenaga bidan yang bekerja penuh

sebagai pengelola polindes• Tersedianya sarana untuk melaksanakan

tugas dan fungsi bidan– IUD kit– Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil– Timbangan berat badan ibu dan pengukur

tinggi badan– Infus set dan cairan dextrose 5%, nacl 0,9%– Obat-obatan sederhana dan uterotonika– Buku-buku pedoman kia, kb, dan pedoman

kesehatan

Page 42: Pleno modul 2 blok 5 b

• Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain:– Penyediaan air bersih–  Ventilasi cukup– Penerangan cukup– Tersedia sarana pembuangan air limbah– Lingkungan pekarangan bersih– Ukuran minimal 3x4 meter persegi

• Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah dijangkau oleh kendaraan roda empat.

• Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan post partum(minimal satu tempat tidur)

Page 43: Pleno modul 2 blok 5 b

Kegiatan di Polindes• Memeriksa kehamilan, termasuk

memberikan imunisasi TT pada ibu hamil dan mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan.Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang.

• Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.

• Memberikan pelayanan kesehatan neonatal,bayi,anak balita dan anak prasekolah serta imunisasi dasar pada bayi.

Page 44: Pleno modul 2 blok 5 b

• Memberikan pelayanan KB.Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang berisiko tinggi baik ibu maupun bayinya.

• Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader.

• Merujuk kelainan kefasilitas kesehatan yang lebih mampu.

• Melatih dan membina dukun bayi maupun kader.• Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu

hamil dan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB.

• Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.

Page 45: Pleno modul 2 blok 5 b

Pos Obat Desa• Pos Obat Desa adalah salah satu

bentuk peran serta masyarakat berupa upaya pengobatan sederhana bersumber daya masyarakat.

• Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana.

Page 46: Pleno modul 2 blok 5 b

Umum :• meningkatkan keamampuan

masyarakat untuk menolong sendiri dibidang kesehatan melalui penyediaan obat obatan dan pengobatan sendiri sebagai pertolongan pertama secara aman dan tepat.

Page 47: Pleno modul 2 blok 5 b

Khusus:• Meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang obat dan upaya pengobatan sederhana terhadap penyakit ringan didaerah setempat, terutama di daerah yang jauh dari pusat kesehatan

• Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, melalui penyediaan obat dan pengobatan sendiri sebagai pertolongan peratama secara aman dan tepat.

• Tersedianya obat yang bermutu dengan harga terjangkau bagi masyarakat.

Page 48: Pleno modul 2 blok 5 b

Dana upaya kesehatan masyarakat (DUKM)

Merupakan upaya dari, oleh, dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas gotong royong dan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan mereka melalui perhimpunan dana secara pra upaya guna menjamin terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang meliputi upaaya promotif, preventif, kuratif dan rehabiltatif.

Page 49: Pleno modul 2 blok 5 b

Pada dasarnya mencakup 3 hal pokok :

• adanya kesepakatan untuk mengumpulkan dan adengan prinsip gotong royong.

• Adanya upaya pengembangan bukti pemeliharaan kesehatan

• Adanya system pengolahan dana

Page 50: Pleno modul 2 blok 5 b

Umum :Meningkatkan derajat jesehatan melalui supaya pemeliharaan kesehatan perorang, keluarga dan masyarakat yang bersifat paripurna dan terjamin, kesunambungan dan mutunya. 

Khusus :• Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang

paripurna, berhasil guna dan berdaya guna bagi individu, keluarga dan masyarakat.

• Tersedianya pembiayaan pra upaya yang dihimpun atas azas gotong royong

• Pengelolaan dana dan penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dikelola oleh organisasi atau badan hokum yang ditunjuk oleh masyarakat

Page 51: Pleno modul 2 blok 5 b

Komponen Dana Sehat• Ada pserta dana sehat• Ada pelaksana pemeliharaan

kesehatan• Ada organisasi atau badan hokum

yang menyekenggarakan program dana sehat

• Ada vembina dana sehat yang terdiri dari unsure petugas vemerintah tokoh masyarakat dan wakil anggota

Page 52: Pleno modul 2 blok 5 b

Kebijakan operasional• Tumbuhkan dulu kesadaran bahwa

kesehatan itu perlu biaya yang berkesinambungan

• Dimulai dari kelompok kecil• Lahir dari aktifitas setempat• Paket pelayanan yang disesuaikan• Pengembangan yang bertahap

Page 53: Pleno modul 2 blok 5 b

DASOLINDasolin adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur, juga ibu yang mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi

Page 54: Pleno modul 2 blok 5 b

• Ciri khas Dasolin adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk uang atau modal dan benda yang dikelola oleh masyarakat untuk kepentingan dan kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.

Page 55: Pleno modul 2 blok 5 b

Tujuan Dasolin :• Menurunkan angka kematian ibu

dan bayi• Meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat terutama ibu hamil• Memotivasi masyarakat, untuk

menyisihkan sebagian dananya untuk ditabung, yang kegunaannya untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi.

Page 56: Pleno modul 2 blok 5 b

• Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang bermutu, berhasil guna dan berdaya guna.

• Tersedianya dana yang dihimpun secara pra upaya atu azas gotong royong

• Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan efektif oleh lembaga organisasi masyarakat yang melindungi kepentingan peserta

Page 57: Pleno modul 2 blok 5 b

Ciri  penyelenggaraan :• Secara gotong royong• Penyelenggaraan Dasolin

dilaksanakan usaha bersama, azas kekeluargaan diantara peserta.

• Secara musyawarah mufakat• Setiap putusan penyelenggaraan

Dasolin didasarkan atas musyawarah anggotanya.

Page 58: Pleno modul 2 blok 5 b

• Secara manajemen terbuka• Karena Dasolin adalah upaya

masyarakat secara gotong royong, maka manajemen dilakukan adalah secara terbuka.

• Dasolin dalam kegiatan ekonomi• Penyelenggaraan Dasolin akan

lestari bila dikaitkan dengan upaya ekonomi misalnya keterkaitan usaha koperasi.

Page 59: Pleno modul 2 blok 5 b

PEMBINAAN DUKUN DAN KADER

Page 60: Pleno modul 2 blok 5 b

PEMBINAAN DUKUNSupervise / pembinaan

adalah bimbingan teknis yang terus menerus dan berkesinambungan untuk mencapai suatu tujuan.

 Pembinaan menjangkau 2 aspek :

• Pembinaan ketrampilan dukun bayi.• Pembinaan hasil kegiatan yang

dilaksanan oleh dukun bayi.

Page 61: Pleno modul 2 blok 5 b

TUJUAN PEMBINAAN DUKUN BAYI

Pokok dari pelatihan dukun adalah untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sebenarnya sudah di lakukan oleh dukun, seperti memberikan saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan, sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat di kurangi atau di cegah sedini mungkin.

Page 62: Pleno modul 2 blok 5 b

LANGKAH PEMBINAAN DUKUN BAYIa. Fase I : Pendaftaran Dukun

– Semua dukun yang berpraktek didaftar dan diberikan tanda terdaftar.

– Dilakukan assesment mengenai pengetahuan/ ketrampilan dan sikap mereka dalam penanganan kehamilan dan persalinan.

b. Fase II : Pelatihan– Dilakukan pelatihan sesuai dengan hasil assessment.– Diberikan sertifikat.– Diberikan penataan kembali tugas dan

wewenang bidan dalam pelayanan kesehatan ibu.– Yang tidak dapat sertifikat tidak diperkenankan praktek.

c. Fase III : Pelatihan oleh tenaga terlatih.– Persalinan hanya boleh dilakukan oleh tenaga terlatih.– Pendidikan bidan desa diprioritaskan pada anak dan

keluarga dukun.

Page 63: Pleno modul 2 blok 5 b

UPAYA PEMBINAAN DUKUN BAYIBeberapa upaya yang dapat dilakukan bidan di

antaranya adalah sebagai berikut:

• Melakukan pendekatan dengan para tokoh masyarakat setempat.

• Melakukan pendekatan dengan para dukun.• Memberikan pengertian kepada para dukun tentang

pentingnya persalinan yang bersih dan aman.• Memberi pengetahuan kepada dukun tentang komplikasi-

komplikasi kehamilan dan bahaya proses persalinan.• Membina kemitraan dengan dukun dengan memegang

asas saling menguntungkan.• Menganjurkan dan mengajak dukun merujuk kasus-kasus

resiko tinggi kehamilan kepada tenaga kesehatan.

Page 64: Pleno modul 2 blok 5 b

Pelaksana supervisi / bimbingan / pembinaan:

– Dokter– Bidan – Perawat kesehatan– Petugas imunisasi– Petugas gizi

Page 65: Pleno modul 2 blok 5 b

Tempat pelasanaan pembinaan dukun bayi:

• Posyandu pada hari buka oleh petugas / pembina posyandu

• Perkumpulan dukun bayi dilaksankan di puskesmas.

Page 66: Pleno modul 2 blok 5 b

Waktu pelaksanaan pembinaan dukun bayi:

• Saat kunjungan supervisi petugas puskesmas di posyandu di desa tempat tinggal dukun.

• Pertemuan rutin yang telah disepakati• Waktu-waktu lain saat petugas bertemu

dengan dukun bayi• Saat mendampingi dukun bayi waktu

menolong persalinan.

Page 67: Pleno modul 2 blok 5 b

KLASIFIKASI PEMBINAAN DUKUN BAYI1. Promosi Bidan Siaga.2. Pengenalan Tanda Bahaya kehamilan, persalinan, nifas,

dan Rujukana.       Pengenalan golongan resiko tinggib.      Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilanc.       Pengenalan tanda-tanda bahaya pada persalinand.      Pengenalan tanda-tanda kelainan pada nifas

3. Pengenalan Dini Tetanus Neonatorum, BBLR, dan RujukanTetanus neonatorum

4. Penyuluhan Gizi dan KB Penyuluhan gizi

• Gizi pada ibu hamil.• Gizi pada bayi

Penyuluhan KB.5.    Pencatatan kelahiran dan kematian

Page 68: Pleno modul 2 blok 5 b

 HAMBATAN DALAM PEMBINAAN DUKUN

a.       Sikap dukun yang kurang kooperatifb.      Kultur yang kuatc.       Sosial ekonomid.      Tingkat pendidikan.

Page 69: Pleno modul 2 blok 5 b

• Kader kesehatan adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.

PEMBINAAN KADER

Page 70: Pleno modul 2 blok 5 b

Adapun kegiatan yang bisa dilakukan kader meliputi :

• Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah: − Melaksanan pendaftaran. − Melaksanakan penimbangan bayi

dan balita. − Melaksanakan pencatatan hasil

penimbangan− Memberikan penyuluhan. − Memberi dan membantu pelayanan. − Merujuk.

Page 71: Pleno modul 2 blok 5 b

• Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah:

1. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulangan diare.

2. Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan Posyandu. 3. Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang

sesuai dengan permasalahan yang ada: ⁻ pemberantasan penyakit menular. ⁻ Penyehatan rumah. ⁻ Pembersihan sarang nyamuk. ⁻ Pembuangan sampah. ⁻ Penyediaan sarana air bersih. ⁻ Menyediakan sarana jamban keluarga. ⁻ Pembuatan sarana pembuangan air limbah. ⁻ Pemberian pertolongan pertama pada penyakit. ⁻ P3K ⁻ Dana sehat. ⁻ Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan

kesehatan.

Page 72: Pleno modul 2 blok 5 b

• Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan: ⁻ Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan

melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMD, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.

⁻ Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga dan percontohan.

- Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotong royong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain.

- Memberikan pelayanan yaitu :• Membagi obat • Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan • Mengawasi pendatang didesanya dan melapor • Memberikan pertolongan pemantauan penyakit • Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan

lainnya

Page 73: Pleno modul 2 blok 5 b

⁻ Melakukan pencatatan, yaitu: • KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb • KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan

sebagainya • Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan

jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan • Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita

yang ditimbang dan yang naik timbangan • Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang

ditemukan dan dirujuk ⁻ Melakukan pembinaan mengenai laima program

keterpaduan KB-kesehatan dan upanya kesehatan lainnya. ⁻ Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk

berjumlah 10-20KK atau diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang upanya kesehatan dilaksanakan.

⁻ Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan.

⁻ Melakukan pertemuan kelompok.

Page 74: Pleno modul 2 blok 5 b

Pembentukan Kader• Dalam pembentukan kader ini dibutuhkan kerjasama tim

dan pelatihan kader. Pelatihan kader diberikan kepada para calon kader. Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara tersebut. Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap posyandu. Persiapan dari pelatihan kader ini adalah:

1.      calon kader yang kan dilatih2.      waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama3.      tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup

luas4.      adanya perlengkapan yang memadai5.      pendanaan yang cukup6.      adanya tempat praktik ( lahan praktik bagi kader )

Page 75: Pleno modul 2 blok 5 b

• Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sector. Camat otomatis bertanggung jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas. Pelaksanaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu melaksanakan. Adapun pelatihannya oleh tenaga kesehatan, petugas KB (PLKB), pertanian, agama, pkk, dan sector lain.

• Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, simulasi, demonstrasi, pemainan peran, penugasan, dan praktik lapangan.

• Jenis materi yang disampaikan adalah:1.      pengantar tentang posyandu2.      persiapan posyandu3.      kesehatan ibu dan anak4.      keluarga berencana5.      imunisasi6.      gizi7.      penangulangan diare8.      pencatatan dan pelaporan

Page 76: Pleno modul 2 blok 5 b

• Pembinaan atau pelatihan dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan lebih lama lagi. Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan kader.

• Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah : 1. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga

kesehatan (promosi bidan siaga)2. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan

dan nifas serta rujukannya.3. Penyuluhan gzi dan keluarga berencana4. Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu5. Promosi tabulin, donor darah berjalan,ambulan

desa,suami siaga,satgas gerakan sayang ibu.

Page 77: Pleno modul 2 blok 5 b

• Dr. Ida Bagus, mempunyai pendapat lain mengenai persaratan bagi seorang kader antara lain: ⁻ Berasal dari masyarakat setempat. ⁻ Tinggal di desa tersebut. ⁻ Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang

lama. ⁻ Diterima oleh masyarakat setempat. ⁻ Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat

disamping mencari nafkah lain. ⁻ Sebaiknya yang bisa baca tulis.

• Jadi, kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai krebilitas yang baik dimana perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan tetap, pandai baca tulis, serta sanggup membina masayrakat sekitarnya.

Page 78: Pleno modul 2 blok 5 b
Page 79: Pleno modul 2 blok 5 b

SILMI : landasan hukum uu no 23 tahun 1992Sudah di ganti uu no 36 tahun 2009 BAB XVI pasal 174 ayat

1 dan 2

SITI : tambahan : prinsip PSM dlm kes dan ciri2 p : sudah dilakukan pendekatan kpd kpala desa dan sudah dilakukan analisa permasalahan kpd masy.Yang harus dilakukan bidan kalau masy ttp apatis?J : - mengevaluasi program : manfaat- memperbaiki program dan metode yg sudah ada-butuh kerajinan bidan dan pendekatan bidan ke masy-memberikan reward utk masy

DISKUSI

Page 80: Pleno modul 2 blok 5 b

RIZKA : bagaimana bentuk/ kondisi PSM skrng ?apa tindakan yg hrs kita atau pemerintah lakukan agar kondisi PSM mnjdi lebih baik?

J : kondisi skrng : -tdk semua desa menjalankan program,trgntg kebutuhan desa-pengaruh perkembangan zaman,kesibukan masy,ilmu pengetahuan yg tinggi ex: posyandu yg mulai hilang.

p : - kesadaran tinggi apakah PSM akan hilang?J :imunisasi = krna kesadaran datang imunisasi sendiri = peran masy:

mensukseskan imunisasi: tergantung tempat nya,suatu daerah sudah terpenuhi dn kesadaran sudah tinggi UKBM bisa hilang atau ada UKBM baru

J : - evaluasi program dan membuat program baru ex : GSI = 1996,masy kurng partisipasidilakukan evalusidesa siaga yg dikombinasikan dgn GSI utk meningkatkan kesehatan ibu dan anak

SILMI : tdk setuju dgn PSM yg sudah hilang.bidan melakukan survey mawas diri hasilnya dilakukan musyawarahtindakan : mengemas dgn program yg lebih menarik

Ex ; lomba balita sehat


Recommended